Anda di halaman 1dari 24

https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.

php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN

Dampak Psikologis dalam Memberikan Perawatan dan Layanan Kesehatan Pasien


COVID-19 pada Tenaga Profesional Kesehatan

Lilin Rosyanti1*, Indriono Hadi2


1
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia: lilin6rosyanti@gmail.com
2
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
*(Korespondensi e-mail: lilin6rosyanti@gmail.com)

ABSTRAK
Stres dan kecemasan adalah reaksi terhadap situasi yang mengancam dan tak terduga
seperti dalam wabah pandemi koronavirus. Petugas kesehatan adalah yang paling rentan
terhadap hal tersebut. Reaksi terkait stres meliputi perubahan konsentrasi, lekas marah,
cemas, susah tidur, berkurangnya produktivitas, dan konflik antarpribadi, dalam kasus
selanjutnya, mereka akan mengalami kondisi kejiwaan yang lebih parah, pemisahan dari
keluarga, situasi abnormal, peningkatan paparan, ketakutan akan penularan COVID-19,
perasaan gagal dalam menangani prognosis yang buruk, fasilitas teknis yang tidak
memadai, APD, alat dan peralatan, untuk membantu merawat pasien. Petugas kesehatan
mengalami kesulitan mempertahankan kondisi kesehatan fisik dan mental yang berisiko
mengalami gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, stres berat, dan kelelahan.
Faktor risiko lain yang diidentifikasi adalah perasaan tidak didukung, kekhawatiran tentang
kesehatan pribadi, takut membawa infeksi dan menularkannya kepada anggota keluarga
atau orang lain, diisolasi, perasaan tidak pasti, stigmatisasi sosial, beban kerja yang
berlebihan, dan merasa tidak aman ketika memberikan layanan perawatan dan kesehatan
pada pasien COVID-19.
Kata kunci: COVID-19, Depresi, Kecemasan, Koronavirus, Stress, Tenaga kesehatan

Abstract
Stress and anxiety are reactions to threatening and unpredictable situations such as in a
coronavirus pandemic outbreak. Health workers are the most vulnerable to this. Stress-
related reactions include changes in concentration, irritability, anxiety, insomnia, reduced
productivity, and interpersonal conflict, in subsequent cases, they will experience more
severe psychiatric conditions, separation from family, abnormal situation, increased
exposure, increased exposure exposure, fear of transmission of COVID-19, feeling of
failure in handling a poor prognosis, inadequate technical facilities, PPE, tools and
equipment, to help treat patients. Health workers have difficulty maintaining physical and
mental health conditions that are at risk of experiencing psychological disorders such as
depression, anxiety, severe stress, and fatigue. Other risk factors identified are feelings of
being unsupported, concerns about personal health, fear of bringing infections and
transmitting them to family members or others, isolated, feeling uncertain, social
stigmatization, excessive workload, and feeling insecure when providing care and health
in COVID -19 patients
Keywords: Anxiety, Coronavirus, COVID-19, Depression, Health workers, Stress

107
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

PENDAHULUAN dinyatakan oleh WHO sebagai kondisi


darurat (PHEIC: Public Health Emergency
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
from International Concern) karena telah
(WHO), penyakit yang disebabkan virus
menyebar ke 18 negara dengan 4 negara
terus muncul dan menjadi masalah serius
melaporkan transmisi ke manusia (Cascella
bagi kesehatan masyarakat. Dalam dua
et al., 2020).
puluh tahun terakhir, epidemi virus seperti
Severe Acute Respiratory Syndrome Awalnya, virus baru disebut 2019-
coronavirus (SARS-CoV) pada tahun 2002- nCoV, Selanjutnya, para ahli dari Komite
2003, dan influenza H1N1 pada 2009. Internasional Taksonomi Virus (ICTV:
Kemudian, Middle East Respiratory International Committee on Virus
Syndrome corona virus (MERS-CoV) Taxonomy) menyebutnya virus SARS-
pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi CoV-2 karena sangat mirip dengan
pada tahun 2012. Terbaru adalah kasus penyebab wabah SARS (SARS-CoVs).
epidemi dengan infeksi pernapasan terjadi di CoVs telah menjadi patogen utama dari
Wuhan, daerah metropolitan terbesar di wabah penyakit pernapasan. Mereka adalah
provinsi Hubei Cina, pertama kali family besar virus RNA untai tunggal (+
dilaporkan ke WHO, pada 31 Desember ssRNA) yang dapat diisolasi pada spesies
2019. Karena tidak dapat mengidentifikasi hewan yang berbeda. virus ini dapat
agen penyebab, kasus pertama menyerang spesies lain dan manusia, mulai
diklasifikasikan sebagai "pneumonia dengan dari flu biasa hingga yang lebih parah
etiologi yang tidak diketahui." Pusat seperti MERS dan SARS, virus yang
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit terakhir ini kemungkinan berasal dari
(CDC: Chinese Disease Control and kelelawar dan kemudian pindah ke inang
Prevention) menyelenggarakan program mamalia lainnya, musang untuk SARS-
investigasi wabah yang intensif. Etiologi CoV, dan unta dromedaris untuk MERS-
penyakit tersebut di hubungkan dengan virus CoV, sebelum pindah ke manusia (Cascella
baru milik family coronavirus (CoV) et al., 2020; Perlman & Netland, 2009).
(Cascella, Rajnik, Cuomo, Dulebohn, & Di PENYEBAB
Napoli, 2020).
CoV adalah virus RNA positif dengan
Pada 11 Februari 2020, Direktur penampilan seperti mahkota. coronam
Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom adalah istilah Latin untuk kata mahkota yang
Ghebreyesus, mengumumkan bahwa terlihat pada pemeriksaan mikroskop karena
penyakit yang disebabkan oleh CoV baru ini adanya peningkatan glikoprotein. Subfamili
adalah "COVID-19," yang merupakan Orthocorona virinae dari keluarga
singkatan dari "penyakit coronavirus 2019". Coronaviridae, digolongkan menjadi empat
Dalam dua puluh tahun terakhir, dua gen CoV: Alpha coronavirus, Beta
epidemi CoVs telah terjadi. SARS-CoV coronavirus, Delta coronavirus, dan Gamma
memicu epidemi skala besar dimulai di coronavirus. Selanjutnya, genus betaCoV
Tiongkok, melibatkan 24 negara dengan membelah menjadi lima sub-genera atau
8000 kasus dan 800 kematian, kemudian garis keturunan. Karakterisasi genomik
MERS-CoV yang dimulai di Arab Saudi menunjukkan bahwa kelelawar dan tikus
sekitar 2.500 kasus dan 800 kematian dan adalah sumber gen alphaCoVs dan
masih menyebabkan kasus sporadis. betaCoVs. Sebaliknya, spesies burung
COVID-19 merupakan Virus baru yang mewakili sumber gen deltaCoVs dan
sangat menular dan telah menyebar dengan gammaCoVs. (Chan, To, Tse, Jin, & Yuen,
cepat secara global. Pada pertemuan tanggal 2013).
30 Januari 2020, sesuai dengan Peraturan
Kesehatan Internasional (IHR; International Anggota keluarga besar virus dapat
Health Regulations 2005), wabah tersebut menyebabkan penyakit pernapasan, enterik,

108
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

hati, dan neurologis pada berbagai spesies dari populasi adalah pembawa CoV yang
hewan, termasuk unta, sapi, kucing, dan sehat dan virus ini bertanggung jawab atas
kelelawar. (Chan et al., 2013; Chen, Liu, & sekitar 5%-10% infeksi pernapasan akut (Y.
Guo, 2020) Secara umum, menunjukkan 2% Chen et al., 2020).

Gambar 1. Representasi skematis dari siklus replikasi SARS-CoV-2 yang menunjukkan situs
aksi terapi potensial; ER, retikulum endoplasma (Stahlmann & Lode, 2020)
CoV pada manusia pada umumnya : mengurangi replikasi spesies virus. suhu
HCoV-OC43, dan HCoV-HKU1 (betaCoVs inaktivasi SARS-CoV-2 dapat di non
dari garis keturunan A); HCoV-229E, dan aktifkan pada sekitar 27°C. Sebaliknya,
HCoV-NL63 (alphaCoVs), yang dapat dapat menahan dingin bahkan di bawah 0 °
menyebabkan pilek dan infeksi pernafasan C. Virus ini dapat secara efektif di non
atas yang dapat sembuh sendiri pada aktifkan oleh pelarut lipid termasuk eter
individu yang imunokompeten. Pada subjek (75%), etanol, desinfektan yang
yang mengalami gangguan kekebalan dan mengandung klor, asam peroksiasetat, dan
orang tua, infeksi saluran pernapasan bagian kloroform kecuali klorheksidin (Chan et al.,
bawah dapat terjadi. CoV manusia lainnya: 2020; Y. Chen et al., 2020; Li et al., 2020).
SARS-CoV, SARS-CoV-2, dan MERS- Dalam istilah genetik, Chan et al. telah
CoV (betaCoVs dari garis keturunan B dan membuktikan bahwa genom HCoV baru,
C) yang menyebabkan epidemi dengan yang diisolasi dari pasien cluster dengan
tingkat keparahan klinis bervariasi dengan pneumonia atipikal setelah mengunjungi
manifestasi pernapasan dan ekstra- Wuhan, memiliki 89 % identitas nukleotida
pernapasan. Mengenai SARS-CoV, MERS- yang sama dengan kelelawar SARS-like-
CoV, angka kematian masing-masing CoVZXC21 dan 82 % dengan gen manusia
hingga 10% dan 35%. Dengan demikian, SARS-CoV. Sehingga dengan alasan
SARS-CoV-2 termasuk dalam kategori tersebut virus baru tersebut bernama
betaCoVs yang memiliki bentuk bulat atau SARS-CoV-2. Genom RNA untai tunggal-
elips dan sering pleomorfik, dan diameter nya mengandung 29891 nukleotida, yang
sekitar 60-140 nm. Seperti CoV lainnya, mengkode 9860 asam amino, terdapat
sangat sensitif terhadap sinar ultraviolet dan beberapa dalam SARS-CoV-2. Meskipun
panas, sehingga suhu tinggi akan

109
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

asal-usul SARS-CoV-2 tidak sepenuhnya menjadi perantara antara kelelawar dan


dipahami, analisis genom menunjukkan manusia. Karena mutasi pada strain asli bisa
bahwa SARS-CoV-2 berevolusi dari strain secara langsung memicu virulensi terhadap
yang ditemukan pada kelelawar. Prosesnya manusia, walapupun tampa ada perantara
belum diketahui dengan jelas sehingga (Chan et al., 2020; Y. Chen et al., 2020).

Gambar 2. Genom dan struktur SARS-CoV-2. (Touma, 2020)


Transmisi aerosol juga dimungkinkan dalam
PENULARAN
kasus paparan yang berkepanjangan
Kasus pertama penyakit COVID-19 terhadap peningkatan konsentrasi aerosol di
terkait dengan paparan langsung yang terjadi ruang tertutup. Analisis data yang terkait
dalam lingkungan Pasar Makanan Laut dengan penyebaran SARS-CoV-2 di Cina
Huanan di Wuhan, penularan dari hewan ke menunjukkan bahwa kontak erat antara
manusia dianggap sebagai mekanisme individu diperlukan. Individu pra dan tanpa
utama. Namun kasus selanjutnya, tidak gejala dapat berkontribusi hingga 80 % dari
terkait dengan mekanisme paparan ini. Oleh transmisi COVID-19. Penyebarannya
karena itu, disimpulkan bahwa virus juga terbatas pada anggota keluarga, profesional
dapat ditularkan dari manusia ke manusia, kesehatan, dan kontak dekat lainnya dengan
dan orang yang memiliki gejala adalah siapapun (6 kaki, 1,8 meter). Mengenai
sumber penyebaran COVID-19 yang paling jumlah durasi kontaminasi pada benda dan
sering. Karena kemungkinan penularan permukaan, sebuah penelitian menunjukkan
sebelum gejala terjadi, dengan demikian bahwa SARS-CoV-2 dapat ditemukan pada
individu yang tetap tanpa gejala dapat plastik 2-3 hari, stainless steel 2-3 hari,
menularkan virus, isolasi adalah cara terbaik kardus hingga 1 hari, tembaga hingga 4 jam.
untuk menahan epidemi ini (Guo et al., Selain itu, kontaminasi lebih tinggi di unit
2020). perawatan intensif (ICU) daripada bangsal
Seperti halnya gangguan patogen umum dan SARS-Cov-2 dapat ditemukan di
pernapasan lainnya, termasuk flu dan lantai, mouse komputer, tong sampah, dan
rhinovirus, penularan diyakini terjadi pegangan tangan serta di udara hingga 4
melalui tetesan pernapasan dengan (partikel meter dari pasien (Guo et al., 2020).
berdiameter 5-10 m) dari batuk dan bersin.

110
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

Gambar 3. Asal, penularan, dan infeksi COVID-19 (Hamed, 2020)


ke membran sel dan kemudian memasuki
Virus yang menyebabkan COVID-19
sel.
(SARS-COV-2) diperkirakan berasal dari
kelelawar dan kemudian menyebar ke Berdasarkan data dari kasus pertama
manusia melalui kontaminasi daging yang di Wuhan dan investigasi yang dilakukan
dijual di pasar daging China dengan limbah oleh CDC, waktu inkubasi umumnya bisa
hewan liar. Sindrom coronavirus disebabkan dalam 3 - 7 hari (median 5,1 hari, mirip
oleh spike glikoprotein, yang terdapat pada dengan SARS dan hingga 2 minggu sebagai
virus yang memasuki sel inang. Spike waktu terlama dari infeksi hingga gejala
memiliki dua subunit: satu subunit, S1, adalah 12,5 hari (95 % CI, 9,2 hingga 18).
berikatan dengan reseptor pada permukaan Data ini juga menunjukkan bahwa epidemi
sel inang; subunit lainnya, S2, melebur virus ini meningkat setiap dua lipat setiap
dengan membran sel. Reseptor membran sel tujuh hari, sedangkan angka reproduksi
adalah bentuk enzim pengonversi dasar (R0 - R tidak ada) adalah 2.2. Dengan
angiotensin (ACE-2). Secara singkat, kata lain, rata-rata, setiap pasien menularkan
subunit S1 dari spike berikatan dengan infeksi ke 2,2 orang. Estimasi R0 dari
enzim ACE-2 pada permukaan membran sel, epidemi SARS-CoV pada tahun 2002-2003
host transmembrane serine protease adalah sekitar 3. Harus ditekankan bahwa
(TMPRSS2) mengaktifkan spike dan informasi ini adalah hasil dari laporan
memotong ACE-2, dan TMPRSS2 bekerja pertama. Studi lebih lanjut diperlukan untuk
pada subunit S2, memfasilitasi fusi dari virus memahami mekanisme penularan, waktu

111
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

inkubasi dan perjalanan klinis, dan lamanya DAMPAK PSIKOLOGIS


infektivitas (Cascella et al., 2020; Lauer et Stress sebagai Respon terhadap Pandemi
al., 2020; Li et al., 2020). COVID-19
MANAJEMEN PERAWATAN SARS-CoV-2 (COVID-19), sejak
Tidak ada pengobatan antivirus wabahnya di Wuhan, berdampak secara
khusus yang direkomendasikan untuk global ke seluruh dunia. Organisasi
COVID-19, dan belum adanya vaksin. Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan
Pengobatannya simtomatik, dan terapi ke-Daruratan Internasional pada 30 Januari
oksigen merupakan langkah pertama untuk 2020 diikuti dengan peryataan sebagai
mengatasi gangguan pernapasan. Non- 'pandemi' pada 11 Maret 2020. Saat ini
invasif (NIV) dan ventilasi mekanik invasif belum ada pengobatan atau vaksin tersedia
(IMV) diperlukan dalam kasus kegagalan untuk COVID-19, masih dalam proses untuk
pernapasan yang refrakter terhadap terapi pengembangan vaksin. Jumlah orang yang
oksigen. Perawatan intensif diperlukan terinfeksi dan mereka yang meninggal
untuk menangani bentuk penyakit yang meningkat dari hari ke hari (Lu, Stratton, &
berat. Pengobatan ARDS, Gattinoni et al. Tang, 2020; Sohrabi et al., 2020).
menyarankan, ARDS (yang diinduksi Kesusahan dan kecemasan adalah
COVID-19 memiliki ciri tersendiri). Aspek reaksi normal terhadap situasi yang
sangat penting dan mendasar yang mengancam dan tidak terduga seperti
berdampak negatif melalui pendekatan pandemi coronavirus. Kemungkinan reaksi
terapeutik pada tahap awal pandemi, IMV yang berhubungan dengan stres sebagai
awal dipostulatkan sebagai strategi yang respons terhadap pandemi coronavirus dapat
lebih baik untuk mengatasi pneumonia
mencakup perubahan konsentrasi,
COVID-19, mekanika pernapasan ARDS iritabilitas, kecemasan, insomnia,
dengan ciri/khas menunjukkan penurunan berkurangnya produktivitas, dan konflik
paru-paru (ketidak mampuan dalam antarpribadi, tetapi khususnya berlaku untuk
meregangkan dan memperluas paru-paru) kelompok yang langsung terkena dampak
tetapi pada covid-19 kepatuhan paru yang (misalnya tenaga profesional kesehatan).
baik dapat ditunjukkan. Sehingga NIV Selain ancaman oleh virus itu sendiri, tidak
memiliki peran kunci dalam terapi ada keraguan bahwa tindakan karantina,
(Gattinoni et al., 2020). yang dilakukan di banyak negara, memiliki
Langkah-langkah untuk peningkatan efek psikologis negatif, semakin
kesehatan telah diterapkan secara darurat meningkatkan gejala stres. Tingkat
oleh sebagian besar negara yang terkena keparahan gejala sebagian tergantung pada
dampak, membatasi kebebasan pribadi durasi dan luas karantina, perasaan kesepian,
(karantina yang diberlakukan, isolasi wajib ketakutan terinfeksi, informasi yang
terhadap kasus-kasus yang dicuriga, memadai, dan stigma, pada kelompok yang
didiagnosis, pelacakan kontak dan lebih rentan termasuk gangguan kejiwaan,
pemantauan) memaksakan restrukturisasi petugas kesehatan, dan orang dengan status
sistem kesehatan, termasuk relokasi yang sosial ekonomi rendah (S. Brooks, Amlôt,
cepat dari para profesional kesehatan Rubin, & Greenberg, 2020).
memberikan bantuan perawatan ke dalam Ketidakpastian umum, ancaman
unit rumah sakit COVID-19 yang kesehatan individu, serta tindakan karantina
direstrukturisasi atau ke kota-kota yang dapat memperburuk kondisi yang sudah ada
berbeda (Tanne et al., 2020). sebelumnya seperti depresi, kecemasan, dan
gangguan stres pasca-trauma. Selain itu,
risiko penularan penyakit dapat
meningkatkan ketakutan kontaminasi pada

112
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif sosial dan psikologis dapat secara signifikan
dan hipokondria, atau individu dengan meningkatkan kesejahteraan petugas
riwayat ide paranoid. Meskipun tindakan kesehatan selama wabah COVID-19
karantina melindungi terhadap penyebaran (Qiongni Chen, Mining Liang, Yamin Li,
virus corona, mereka memerlukan isolasi Jincai Guo, Dongxue Fei, Ling Wang, Li He,
dan kesepian yang menimbulkan tekanan Caihua Sheng, Yiwen Cai, Xiaojuan Li, et
psikososial utama dan mungkin dapat al., 2020; Greenberg, Docherty,
memicu atau memperburuk penyakit mental Gnanapragasam, & Wessely, 2020; Vinkers
(Vahia et al., 2020). et al., 2020).
Ketahanan Profesional Kesehatan yang Gangguan Psikologis Tenaga Kesehatan
Bekerja pada Masa Pendemi COVID-19 telah menyebabkan krisis
Harus diakui bahwa banyak petugas kesehatan global dengan meningkatnya
kesehatan berada di garis depan wabah jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal
koronavirus. Perlu memperhatikan setiap hari. Berbagai negara telah mencoba
profesional kesehatan yang bekerja di unit mengendalikan penyebarannya dengan
gawat darurat atau perawatan intensif menerapkan prinsip-prinsip dasar
dengan beban kerja yang lebih berat dan pengelompokan dan pengujian sosial.
lebih stres daripada biasanya karena yang Profesional kesehatan telah menjadi pekerja
dirawat adalah pasien covid-19 (Q. Chen et garis depan secara global dalam menghadapi
al., 2020; Chew et al., 2020; Li et al., 2020; persiapan dan pengelolaan pandemi ini (El-
Tan et al., 2020). Hage et al., 2020; Iqbal & Chaudhuri, 2020).
Tenaga profesional kesehatan akan Krisis kesehatan berskala besar,
mengalami kondisi kejiwaan yang lebih memicu restrukturisasi dan reorganisasi
berat, terjadi pemisahan dari keluarga, pemberian layanan kesehatan untuk
situasi yang tidak biasa, peningkatan mendukung layanan darurat, unit perawatan
paparan terhadap virus corona, ketakutan intensif medis dan unit perawatan
penularan, dan perasaan gagal dalam berkelanjutan. Para profesional kesehatan
menghadapi prognosis yang buruk dan mengerahkan semua sumber dayanya untuk
sarana teknis yang tidak memadai untuk memberikan bantuan darurat dalam iklim
membantu pasien. Bagi petugas layanan ketidakpastian yang umum. Kekhawatiran
kesehatan, akan sulit untuk tetap sehat secara tentang kesehatan mental, penyesuaian
mental dalam situasi yang berkembang pesat psikologis, dan pemulihan pekerja
ini, dan mengurangi risiko depresi, perawatan kesehatan yang merawat pasien
kecemasan, atau kelelahan. Selain itu, dengan COVID-19 mulai muncul.
mereka secara khusus menghadapi risiko Karakteristik penyakit dari pandemi
yang meningkat untuk 'cedera moral' ketika COVID-19, meningkatkan suasana
berhadapan dengan tantangan etis pandemi kewaspadaan dan ketidakpastian umum,
coronavirus, seperti bekerja dalam kondisi terutama di kalangan profesional kesehatan,
dengan sumber daya yang tidak karena berbagai penyebab seperti
mencukupi/memadai, situasi triase, penyebaran dan penularan cepat COVID-
perawatan paliatif yang tidak memadai dan 19, keparahan gejala yang ditimbulkannya
tidak mampu mendukung keluarga pasien dalam suatu segmen, orang yang terinfeksi,
terminal. Beberapa sumber daya tersedia kurangnya pengetahuan tentang penyakit,
untuk petugas kesehatan dan beberapa dan kematian di kalangan profesional
strategi yang direkomendasikan, meliputi kesehatan (El-Hage et al., 2020).
dukungan tim, pemantauan stres, mengurus
Stres juga dapat disebabkan oleh
diri sendiri, beristirahat secara teratur, dan faktor-faktor organisasi, seperti menipisnya
berhubungan dengan orang lain. Data dari peralatan perlindungan pribadi,
Cina telah menunjukkan bahwa intervensi

113
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

kekhawatiran tentang tidak mampu kesehatan sangat rentan mengalami


memberikan perawatan yang kompeten jika kelelahan fisik, ketakutan, gangguan emosi,
digunakan ke tempat baru, kekhawatiran stigmatisasi, insomnia, depresi dan
tentang perubahan informasi yang cepat, kecemasan, kesulitan, penggunaan narkoba,
kurangnya akses ke informasi dan gejala stres pasca-trauma dan bahkan bunuh
komunikasi terkini, kurangnya obat-obatan diri (Kang et al., 2020; Lai et al., 2020; Ying
tertentu, kekurangan ventilator dan tempat Liu, Gayle, Wilder-Smith, & Rocklöv, 2020;
tidur unit perawatan intensif yang diperlukan Lu et al., 2020; Pfefferbaum & North, 2020).
untuk merawat lonjakan pasien yang sakit Petugas layanan kesehatan bersiap
kritis, dan perubahan signifikan dalam sedia melakukan hal sebaliknya dari
kehidupan sosial dan keluarga mereka program pemerintah untuk karantina
sehari-hari. Faktor risiko lebih lanjut telah
mandiri. Mereka akan pergi ke klinik dan
diidentifikasi, termasuk perasaan tidak rumah sakit, menempatkan diri mereka pada
didukung secara memadai, kekhawatiran risiko tinggi dari COVID-19. Data dari
tentang kesehatan diri, takut membawa Komisi Kesehatan Nasional China
infeksi rumah ke anggota keluarga atau menunjukkan lebih dari 3300 petugas
orang lain, dan tidak memiliki akses cepat kesehatan telah terinfeksi pada awal Maret
untuk pengujian melalui kesehatan kerja jika dan pada akhir Februari 22 telah meninggal.
diperlukan, diisolasi, perasaan Di Italia, 20% dari petugas layanan
ketidakpastian dan stigmatisasi sosial, beban kesehatan yang terinfeksi terinfeksi, dan
kerja yang berlebihan, dan keterikatan yang beberapa meninggal, di indonesia bulan
tidak aman (El-Hage et al., 2020; Iqbal & april, sekitar 44 tenaga medis yang
Chaudhuri, 2020). meninggal. Laporan dari staf medis
Para profesional perawatan kesehatan, menggambarkan kelelahan fisik dan mental,
terutama mereka yang berada di garis depan, perasaan tersiksa, keputusan triase yang
berisiko lebih tinggi terinfeksi, bekerja di sulit, dan adanya rasa sakit kehilangan
bawah tekanan ekstrem, terpapar stres pasien dan kolega, di samping risiko infeksi
tinggi, waktu kerja yang lama, beban kerja (Anmella et al., 2020; S. Brooks et al., 2020;
yang berlebihan, kadang-kadang tanpa S. K. Brooks et al., 2020)
pelatihan yang tepat dan peralatan Sumber Stress: Penggunaan APD
perlindungan pribadi yang memadai, dan
bahkan kemungkinan lebih didiskriminasi. Seiring pandemi yang semakin cepat,
Mereka juga menghadapi situasi yang belum akses ke alat pelindung diri (APD) untuk
pernah terjadi sebelumnya, seperti petugas kesehatan adalah masalah utama.
mengalokasikan sumber daya yang kurang Staf medis diprioritaskan di banyak negara,
untuk pasien yang sama-sama tetapi terjadi kekurangan APD sebagai
membutuhkan, menyediakan perawatan fasilitas yang paling penting. Beberapa staf
dengan sumber daya yang terbatas atau tidak medis sedang dalam proses menunggu
memadai dan kurangnya obat-obatan peralatan APD yang sesuai standar,
tertentu, dengan ketidakseimbangan antara sementara sudah ada pasien yang dirawat
kebutuhan mereka sendiri dan kebutuhan telah terinfeksi covid-19, dengan peralatan
pasien (Greenberg, Docherty, yang tidak memenuhi persyaratan.
Gnanapragasam, & Wessely, 2020; Kang et Bersamaan dengan kekhawatiran akan
al., 2020). keselamatan pribadi mereka, petugas
kesehatan cemas tentang menularkan infeksi
Dampak darurat kemanusiaan yang kepada keluarga mereka. Petugas kesehatan
kompleks pada kesehatan mental adalah yang menjalani tugasnya untuk merawat
beragam, dengan potensi konsekuensi pasien dengan usia lanjut usia atau anak-
jangka panjang yang jauh melampaui anak kecil, juga mereka dipengaruhi adanya
resolusi aktual darurat. Para profesional kebijkan pemerintah dengan penutupan

114
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

sekolah, kebijakan jarak sosial, dan dan dengan prosedur praktik yang baik
gangguan ketersediaan makanan dan hal-hal untuk mengelola penyakit menular dapat
penting lainnya. Yang paling utama sebagai meminimalkan risiko penularan virus dari
sumber stress adalah semakin banyak pasien ke petugas kesehatan. Meskipun
profesional kesehatan yang terinfeksi demikian, beberapa petugas kesehatan tetap
COVID-19 (The, 2020). terinfeksi SARS-CoV-2, penyebab
utamanya adalah kurangnya APD dan
Ketika pandemi ini meluas ke seluruh
kurangnya penyediaan pelatihan untuk
dunia, sistem perawatan kesehatan berada di
pencegahan dan pengendalian infeksi.
bawah tekanan yang luar biasa. Untuk alasan
Namun, dalam kasus petugas kesehatan
yang sama, strategi yang diadopsi secara
menerapkan pengunaan APD yang tepat dan
global adalah 'meratakan kurva' untuk
prosedur yang memadai, penting untuk
menghindari beban berlebih pada sistem
mempertimbangkan situasi lain terjadinya
layanan kesehatan dan mencegah
penularan potensial, seperti kontak di antara
keruntuhannya yang telah dilaksanakan
rekan kerja dan kontak di luar rumah sakit.
dalam bentuk jarak sosial dan penguncian.
Risiko potensial terjadinya penularan antar
Dalam situasi mengerikan dan
petugas kesehatan ketika mereka tidak
ketidakpastian, point penting adalah tidak
merawat pasien penting untuk diperhatikan
hanya merawat yang terinfeksi tetapi juga
(Belingheri, Paladino, & Riva, 2020;
sama pentingnya adalah memastikan
Greenberg et al., 2020).
profesional kesehatan yang terlibat dalam
perawatan pasien memiliki lingkungan kerja Sumber Stress: Penularan COVID-19
yang aman. Perlindungan HCP sangat Profesional kesehatan, terutama yang
penting karena risiko menginfeksi anggota bekerja di rumah sakit yang merawat pasien
tim lain, pasien, dan anggota keluarga. Saat COVID-19 baik yang dikonfirmasi positif
ini 5,7% dari tenaga kerja NHS dalam atau dicurigai, rentan terhadap risiko tinggi
keadaan sakit atau sendirian dengan semakin infeksi dan masalah kesehatan mental.
berkurangnya tenaga kerja yang dihasilkan; Mereka mungkin juga mengalami ketakutan
yang lebih memprihatinkan adalah jumlah akan penularan dan penyebaran virus ke
kematian petugas kesehatan, dengan keluarga, teman, atau kolega mereka.
etnisitas saat ini dipertanyakan sebagai Petugas kesehatan di rumah sakit Beijing
faktor risiko. Mencegah penyebaran infeksi yang dikarantina, bekerja di klinis berisiko
di antara tenaga medis dan ke pasien tinggi seperti unit SARS, atau memiliki
tergantung pada pelatihan yang tepat dan keluarga atau teman yang terinfeksi SARS,
penggunaan alat pelindung diri (APD) - memiliki gejala stres pasca-trauma yang
sungkup muka, respirator, kacamata,
jauh lebih besar daripada mereka yang tidak
pelindung wajah, baju dan celemek. Karena memiliki pengalaman ini. Profesional
ketidakseimbangan antara permintaan dan kesehatan yang bekerja di unit dan rumah
penawaran, kekurangan APD di negara sakit SARS selama wabah SARS juga
paling maju (Wang, Zhang, & He, 2020; melaporkan depresi, kecemasan, ketakutan,
Wax & Christian, 2020). dan frustrasi (Wu et al., 2009; Xiang, Yang,
WHO telah merekomendasikan bahwa et al., 2020).
petugas kesehatan harus menggunakan alat Kegiatan tim medis seperti diskusi
pelindung diri (APD) yang tepat, seperti kasus klinis, serah terima klinis antara
masker medis, baju, sarung tangan dan petugas kesehatan, dan istirahat makan siang
pelindung mata Dalam beberapa kasus, adalah contoh situasi petugas kesehatan
seperti dalam prosedur aerosol, WHO telah dapat menularkan infeksi satu sama lain.
merekomendasikan penggunaan masker Selain itu, petugas kesehatan biasanya
respirator FFP2 Kepatuhan yang ketat bekerja di ruang terbatas sehingga tidak
terhadap tindakan yang direkomendasikan memungkinkan untuk memastikan

115
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

pengaturan jarak sosial minimal 1 m, seperti dilindungi di tempat kerja mereka dalam
yang direkomendasikan. Untuk alasan ini, krisis ini dan mereka memiliki lingkungan
penting untuk menjaga tindakan pencegahan kerja yang aman. Sejumlah tenaga medis
yang tepat jika terjadi kontak dekat dengan telah kehilangan nyawa/kematian mereka
rekan kerja, bahkan jika tidak ada pasien di dalam krisis COVID-19, yang
ruangan itu. Sangat penting untuk mempengaruhi kesehatan mental dan moral
menghindari makan bersama dan menjaga para tenaga medis (Greenberg et al., 2020).
jarak sosial selama makan, serta selama Kasus Gangguan Psikologis
pertemuan. Perlu mempertimbangkan risiko
penularan di luar rumah sakit. Setelah Sebuah Kasus “ seorang dokter umum,
bekerja, petugas kesehatan memiliki kontak tanpa riwayat somatik atau psikiatrik
dengan orang lain dan mereka memiliki mengalami "psikosis reaktif " dalam
risiko infeksi yang sama dengan populasi keadaan stres akibat COVID-19. Selalu
umum. Petugas kesehatan berpotensi berbicara tentang ide-ide khayalan bencana
terinfeksi karena pajanan mereka pada mengenai situasi pandemi saat ini, terjadi
pasien COVID-19 selama shift kerja, delusi diri, pengawasan dan penganiayaan,
sehingga petugas kesehatan mengalami dengan adanya sikap afektif dan perilaku
kondisi yang rentan memicu gangguan yang beresiko. Pemeriksaan fisik dan semua
psikologis, mereka harus menerapkan penyelidikan tambahan lebih lanjut tidak
langkah-langkah pencegahan dan menemukan penyebab lain. Kemudian
perlindungan yang memadai, tidak hanya diberikan pengobatan olanzapine 10 mg
dalam konteks rumah sakit tetapi juga dalam untuk perbaikan psikopatologis yang
konteks lain. Dengan cara ini, mereka dapat signifikan kemudian dikeluarkan dengan
melindungi diri mereka sendiri dan keluarga, indikasi mempertahankan pengobatan,
kerabat dan teman mereka terhadap risiko merupakan kasus penyakit mental berat
tertular penyakit (Anmella et al., 2020; yang dilaporkan pertama kali pada seorang
Belingheri et al., 2020). profesional perawatan kesehatan tanpa
riwayat psikiatrik sebelumnya karena wabah
Adanya kekhawatiran secara langsung COVID-19 (Anmella et al., 2020). Sekitar
terhadap risiko infeksi dan pengembangan 85% dari pasien yang mengalami gangguan
komplikasi yang diakibatkannya, dan psikotik akan mengembangkan penyakit
ketakutan tidak langsung menyebarkan virus psikotik serius berat dalam jangka panjang.
ke keluarga mereka, teman-teman. atau Kasus ini mewakili adanya potensi
kolega, akan mengarah pada peningkatan konsekuensi kesehatan mental yang serius
tindakan isolasi dengan hasil psikologis pada profesional kesehatan selama krisis
yang lebih buruk. Semua tekanan ini dapat
COVID-19 dan menekankan perlunya
berkontribusi tidak hanya mengurangi menerapkan langkah-langkah mendesak
efisiensi kerja tetapi juga meningkatkan untuk menjaga kesehatan mental staf selama
risiko kesalahan medis dan menyebabkan pandemi (Anmella et al., 2020).
cedera moral dan/atau masalah kesehatan
mental (Belingheri et al., 2020; Greenberg et STRATEGI PENANGANAN
al., 2020). GANGGUAN PSIKOLOGIS
Poin utama yang perlu diperhatikan Peningkatan Risiko Cedera Moral
adalah bahwa 95% responden adalah mereka Hal penting yang harus menjadi
yang memiliki kontak langsung dengan perhatian; tenaga kesehatan menghadapi
pasien dalam kegiatan sehari-hari dan peningkatan risiko cedera moral dan
demikian juga dengan staf garis depan masalah kesehatan mental saat menghadapi
utama. Mereka adalah orang-orang yang tantangan pandemi covid-19; Manajer
berada pada risiko konstan. Sangat penting layanan kesehatan perlu secara proaktif
bahwa tim medis profesional didukung dan mengambil langkah-langkah untuk

116
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

melindungi kesejahteraan mental staf tenaga COVID-9. Perlunya sebuah pendekatan


kesehatan; Manajer harus jujur tentang yang bertahap. Selanjutnya karena kesulitan-
situasi yang akan dihadapi staf; Staf dapat kesulitan ini berasal dari pengalaman yang
didukung dengan memperkuat tim dan dialami tenaga kesehatan di garis dapan,
memberikan kontak rutin untuk membahas akan berpotensi traumatis, maka perlu
keputusan dan memantau kesejahteraan pemberian intervensi yang menggemakan
secara berkala; Setelah krisis mulai surut, prinsip-prinsip utama perawatan trauma
staf secara aktif dipantau, didukung, dan, (Billings et al., 2020; Greenberg et al., 2020;
jika perlu, diberikan perawatan berbasis McKinley et al., 2020; Organization, 2020;
evidance base (Billings et al., 2020; Sweeney & Taggart, 2018).
DePierro, Lowe, & Katz, 2020; McKinley et Kedua, perhatian khusus harus
al., 2020; Sweeney & Taggart, 2018).
diberikan pada kesehatan mental “personel
Tenaga kesehatan ada dua populasi esensial” non-medis, termasuk pegawai
rentan yang harus diperhatikan. Pertama, pemerintah, administrator layanan kesehatan
tingginya tingkat gangguan stres pasca- dan staf pendukung, dan pekerja pengiriman
trauma; post-traumatic stress disorder makanan. Kekhawatiran ini muncul dari
(PTSD), depresi klinis, dan penggunaan pengalaman. Responden non-tradisional
alkohol berulang di antara petugas (mis. Konstruksi, pembersihan, pekerja ;
kesehatan, yang berada di garis depan dalam pegawai kota; dan sukarelawan) secara
merawat pasien pandemi COVID-19. konsisten memiliki tingkat PTSD kronis
Kekhawatiran muncul seputar cedera moral yang lebih tinggi daripada responden lain
di kalangan petugas kesehatan untuk mereka (misalnya polisi). Stresor, tingkat yang lebih
mengambil keputusan dalam mentukan tinggi dari diagnosis psikiatrik dan
pilihan untuk proses perawatan, termasuk dukungan sosial yang lebih rendah.
pengunaan ventilator. Cedera moral telah Kelompok ini sebagian besar tidak memiliki
dikaitkan dengan peningkatan risiko pengalaman tanggap bencana dan mereka
gangguan kejiwaan dan ide bunuh diri. tetap melakukan tugas pekerjaan mereka
Dalam sebuah survei, terjadi konflik dengan baik, seringkali bukan karena pilihan
identitas yang dihadapi oleh responden: tetapi karena kebutuhan ekonomi (DePierro
ketika mereka dilatih untuk melayani dan et al., 2020; Pietrzak et al., 2014; Xiang,
melindungi orang lain, banyak yang merasa Zhao, et al., 2020).
bahwa mereka gagal dalam misi ini karena Dukungan
begitu banyak orang terbunuh dan sangat
sedikit yang diselamatkan masih di tahap di Potensi konsekuensi kesehatan mental
Ground Zero (Bryan, Bryan, Roberge, yang serius pada profesional perawatan
Leifker, & Rozek, 2018; Victoria kesehatan selama krisis COVID-19, dapat
Williamson, Murphy, & Greenberg, 2020). menghadirkan risiko yang meningkat untuk
konsekuensi kesehatan mental dibandingkan
Cedera moral yang dialami dengan populasi umum, dan menekankan
menyebabkan staf tenaga kesehatan pada perlunya menerapkan langkah-langkah
garis depan cenderung mengembangkan penting untuk menjaga kesehatan mental
pikiran negatif, mengenai diri mereka tenaga medis selama pandemi. Namun,
sendiri atau orang lain, disertai dengan strategi dukungan yang berpusat pada
emosi negatif yang kuat (misalnya rasa kesehatan mental sering diabaikan dan tidak
bersalah), yang dari waktu ke waktu dapat terkoordinasi dengan baik, terdapat
mengakibatkan kesulitan kesehatan mental kontroversi untuk mencari pendekatan yang
termasuk gangguan PTSD. Munculnya paling efektif. Memprioritas kesehatan
kesulitan seperti itu akan dipengaruhi mental pada profesional perawatan
apakah 'mereka tenaga kesehatan didukung, kesehatan sangat penting selain perawatan
sebelum, selama, dan setelah insiden wabah medis karena infeksi covid-19. Staf yang

117
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

terlatih harus mengidentifikasi profesional dorongan, seperti menyediakan tempat


kesehatan yang berisiko untuk untuk beristirahat dengan makanan dan
mengembangkan simptomatologi gangguan persediaan, mengisi kembali peralatan
psikologis, kejiwaan dan merujuk mereka pelindung, bala bantuan tim medis, dan
secara tepat ke spesialis untuk diagnosis dan memperkuat pasukan keamanan untuk
intervensi. Tim kerja Healthcare harus mempertahankan tatanan perawatan medis.
didukung penuh untuk memberikan kontak Kemudian, untuk setiap rumah sakit, penting
rutin membahas keputusan, begitu krisis untuk membantu mengatasi ketegangan dan
mulai menurun, perlu pemantauan aktif, mengurangi risiko menderita kecemasan dan
dukungan, dan tersedianya perawatan depresi staf medis. Oleh karena itu, budaya
berbasis evidance base (Qiongni Chen, yang berorientasi pada peduli kemanusiaan
Mining Liang, Yamin Li, Jincai Guo, lebih memperhatikan kesehatan mental
Dongxue Fei, Ling Wang, Li He, Caihua tenaga kesehatan dipromosikan untuk
Sheng, Yiwen Cai, Xiaojuan Li, et al., 2020; kemajuan rumah sakit di masa depan. Untuk
Greenberg et al., 2020; Pfefferbaum & masalah psikologis, organisasi konsultasi
North, 2020). psikologis yang komprehensif telah
terbentuk yang secara teratur melakukan
Penyebab kegelisahan dari tenaga
manajemen kesehatan mental untuk tenaga
kesehatan, diketahui secara universal,
kesehatan untuk waktu yang lama. Bagi
COVID-19 sangat menular dan menyebar
mereka yang menderita gangguan stres
dengan cepat, petugas kesehatan garis depan
pasca-trauma (PTSD) disediakan perawatan
menanggung beban kerja yang meningkat
tindak lanjut yang tepat (Friedman, Gelaye,
secara signifikan. Kontak langsung dengan
Sanchez, & Williams, 2020; Jiang et al.,
pasien yang dikonfirmasi positif,
2020; Kickbusch & Leung, 2020; Tang, Liu,
kekurangan peralatan pelindung, pasien
Fang, Xiang, & Min, 2019).
yang diduga menyembunyikan riwayat
medis, semua ini dapat meningkatkan risiko Semua petugas layanan kesehatan
terinfeksi untuk mereka. Selain itu, mereka harus siap menghadapi dilema moral yang
takut membawa virus ke keluarga dan akan mereka hadapi selama pandemi covid-
ketidakmampuan ketika berhadapan dengan 19, perlunya mempersiapkan staf dengan
pasien kritis. Semakin banyak rintangan baik untuk pekerjaan dan tantangan untuk
yang mereka alami, Ketegangan yang ada, mengurangi risiko masalah kesehatan
pada gilirannya, dapat menciptakan mental. Petugas layanan kesehatan
kecemasan dan depresi, wabah COVID-19 sebaiknya diberikan jaminan dan penilaian
di Wuhan, tenaga profesional kesehatan secara jujur tentang apa yang akan mereka
berjuang melawan penyakit di garis depan, hadapi. Ketika situasi wabah COVID-19
merawat, mengobati dan melindungi makin berkembang, para pemimpin tim
kesehatan masyarakat. Situasi spesifik ini harus membantu staf memahami keputusan
menimbulkan tekanan besar pada mereka, secara moral yang dibuat, yang dicapai
yang menyebabkan tingkat tekanan dengan menggunakan diskusi berdasarkan
psikologis yang tinggi (Y. Liu, Zhang, forum staf layanan kesehatan dari semua
Hennessy, Zhao, & Ji, 2019; Tempest, latar belakang untuk membahas tantangan
Carter, Beck, & Rubin, 2017; C. Wang et al., emosional dan sosial dalam merawat pasien
2020). (S. K. Brooks, Dunn, Amlôt, Rubin, &
Greenberg, 2018; Qiongni Chen, Mining
Salah satu strategi adalah menekankan
Liang, Yamin Li, Jincai Guo, Dongxue Fei,
pentingnya kontrol penularan, dan
Ling Wang, Li He, Caihua Sheng, Yiwen
mengeluarkan sejumlah dokumen yang
Cai, & Xiaojuan Li, 2020; Huang, Yang, &
menyerukan perhatian pada kesehatan
Pescosolido, 2019).
mental dan fisik staf tenaga kesehatan,
perlunnya serangkaian dukungan dan

118
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

Pada umumnya dukungan dari sesama kedepannya melampaui puncak awal kasus
teman kolega dan manajer akan melindungi Covid-19, sehingga diperlukan dukungan
kesehatan mental para tenaga kesehatan. psikologis untuk staf tenaga medis (S.
Anggota staf yang terus-menerus Brooks et al., 2020; Chiolero, 2020).
menghindari pertemuan atau sangat tertekan Selain itu, staf tenaga medis yang
memerlukan diskusi dan dukungan dari berada di garis depan dapat mencari
orang yang berpengalaman seperti dukungan dari sumber non-formal yang
pemimpin tim mereka, teman sebaya yang berada dalam sistem mereka yang lebih luas;
terlatih, atau dukungan spritual. Adanya misalnya, selama epidemi Ebola 2014, staf
dukungan rutin (seperti program dukungan) tenaga medis melaporkan agama, moral,
yang tersedia untuk staf layanan kesehatan dukungan komunitas, keluarga sebagai
mencakup pengarahan tentang moral,
faktor pelindung (Flanagan, Chadwick,
kesadaran tentang penyebab penyakit mental Goodrich, Ford, & Wickens, 2020; Flowers
dan apa yang harus diwaspadai (Billings et et al., 2018; Raven, Wurie, & Witter, 2018).
al., 2020; DePierro et al., 2020; McKinley et
al., 2020; Sweeney & Taggart, 2018). Menjamin Kelengkapan APD
Pandemi Covid-19 memberi tekanan, Menjaga dan memenuhi kelengkapan
pada ketentuan Kesehatan dan Perawatan APD tim perawatan covid-19, adalah salah
Sosial, dengan staf garis depan rumah sakit satu cara menurunkan gangguan psikologis
dari berbagai peran dan tim menghadapi yang mereka alami. Pedoman UK PPE yang
tantangan praktis dan emosional yang luas. diterbitkan 02 April merekomendasikan
Para akademisi dan profesional kesehatan penggunaan baju bukan celemek, pelindung
memberikan dukungan psikologis untuk staf mata wajib dan panduan tentang penggunaan
garis depan, untuk mengatasi kesulitan masker FFP3 dengan pembaruan pada 09
selama fase awal wabah tetapi juga selama April 2020. Pengarahan media setiap hari
berbulan-bulan, sampai bertahun-tahun, menekankan bahwa jutaan APD disediakan
kedepannya. Layanan kesehatan mental dan untuk petugas kesehatan. Adanya penekanan
badan profesional psikologi di Inggris telah pada risiko kontaminasi dari patogen yang
mengeluarkan panduan untuk memenuhi terbawa udara. Perlunya pedoman yang
kebutuhan ini. Suatu upaya telah dilakukan bertahap sesuai dengan tingkat paparan
untuk menerjemahkan serangkaian panduan dengan tingkat perlindungan maksimal yang
ini ke dalam ketentuan klinis melalui jalur terdiri dari perlindungan seluruh tubuh dan
Homerton Covid Psychological Support pemakaian topeng respirator N95, (mis.
(HCPS) yang baru saja didirikan yang FFP3) (England, 2020; Holland, Zaloga, &
disampaikan oleh Talk Changes (Hackney & Friderici, 2020; Iqbal & Chaudhuri, 2020).
City IAPT) (C. L. Cole et al., 2020; Sull, Peraturan utama (Perlengkapan
Harland, & Moore, 2015). Selama 'periode Pelindung Diri di Tempat Kerja, Peraturan
peningkatan stres dan ketidakpastian wabah 1992) seputar penggunaan APD dalam krisis
Covid-19, lebih penting bagi staf tenaga ini tergantung pada (i) penilaian yang tepat
kesehatan untuk menjaga diri mereka untuk menilai kesesuaian dan tujuan (ii)
sendiri', kesulitan yang dihadapi oleh staf penyediaan instruksi tentang penggunaan
garis depan dianggap sebagai reaksi yang aman (iii) memastikan cara
emosional sementara dan normal terhadap penggunaan yang benar oleh tim profesional
keadaan yang sangat sulit, yang cenderung kesehatan. Ada banyak kekhawatiran
mereda seiring waktu dengan akan terjadi mengenai ketersediaan APD yang kurang
proses adaptasi dengan berbagai faktor memadai untuk staf garis depan. Pedoman
ketahanan. Meskipun akan menjadi masalah pengunaan APD tersebut di anggap tidak
bagi sebagian tenaga kesehatan, Karena memberikan perlindungan, ketersediaan
sangat beresiko terhadap kesejahteraan sumber daya untuk pedoman implementasi
mental staf, yang akan terus dialami

119
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

dan pelatihan yang diberikan. Dalam sebuah yang utama dibutuhkan dalam situasi wabah
survei, 2/3 dari responden menyatakan covid-19, adalah para tenaga kesehatan
kelengkapan APD yang belum memadai profesional tidak sakit. Sebuah survei oleh
dan sekitar 50% tidak menerima pelatihan. Royal College of Physicians melaporkan
Sebuah survei (snapshot lebih dari 24 jam) sekitar 18 % responden tidak bekerja baik
yang dilakukan oleh Royal College of karena sakit atau terisolasi. Angka
Physicians pada minggu pertama bulan April menunjukkan 5,7 % dokter di rumah sakit
mengungkapkan 78 % responden dapat sakit, absen karena Covid-19 (S. Brooks et
mengakses APD. Sebuah survei serupa oleh al., 2020; Ferguson et al., 2020; Greenberg
Royal College of Surgeons pada minggu et al., 2020).
kedua April menunjukkan bahwa 1/3 ahli Intervensi Psikologis
bedah dan peserta pelatihan mereka
menyatakan tidak memiliki pasokan APD Sebuah intervensi psikologis
yang memadai dan sekitar 57 % menyatakan dikembangkan, terdiri dari tiga bidang
bahwa ada kekurangan APD di 30 hari yaitu: pertama, membentuk tim medis
terakhir sebelum survei (England, 2020; psikologis, yang menyediakan kursus online
Holland et al., 2020; Horton, 2020; Iqbal & untuk memandu tenaga profesional
Chaudhuri, 2020; Sayburn, 2020). kesehatan dalam menangani masalah
psikologis yang umum dialami; kedua,
Adanya Panduan General Medical adanya tim hotline bantuan psikologis, yang
Council (GMC) tentang pedoman memberikan bimbingan dan pengawasan
keselamatan pasien. Pelatihan diadakan untuk menyelesaikan masalah psikologis;
untuk pengunaan APD, yang berkaitan dan yang ketiga, tim intervensi psikologis,
dengan kesejahteraan/perlindungan tim yang menyediakan berbagai kegiatan
profesional kesehatan, perlindungan pasien kelompok untuk melepaskan stres,
rawat inap, pengaturan rawat jalan, dan kecemasan dan depresi. Adanya Beberapa
mempertahankan standar praktik selama hambatan dalam pelaksanaan layanan
pandemi (Adams & Walls, 2020; Iqbal & intervensi psikologis, karena tenaga
Chaudhuri, 2020). Dewan Medis profesional kesehatan enggan untuk
Keperawatan; Medical Nursing Council berpartisipasi dalam intervensi psikologi
(NMC) dengan jelas mengungkapkan kelompok atau individu yang diberikan
keprihatinan tentang kurangnya kepada mereka. Selain itu, tenaga
ketersediaan dan penggunaan APD dan profesional kesehatan secara individu
menjabarkan prinsip-prinsip utama dalam menunjukkan rangsangan, lekas
pernyataan Kode dan Standar, Royal marah/emosi, keengganan untuk
College of Nursing juga mengungkapkan
beristirahat, dan timbulnya gejala dan tanda
kekhawatiran yang sedang berlangsung adanya tekanan psikologis, walaupun
tentang kekurangan APD (Iqbal & mengalami gangguan psikologis, tetapi
Chaudhuri, 2020; Livingston, Desai, & mereka menolak bantuan psikologis dan
Berkwits, 2020). menyatakan bahwa mereka tidak memiliki
Rekomendasi WHO "menggunakan masalah (Qiongni Chen, Mining Liang,
setiap APD, alat/bahan, yang dapat Yamin Li, Jincai Guo, Dongxue Fei, Ling
menekan penularan virus" yang berarti Wang, Li He, Caihua Sheng, Yiwen Cai, &
mengisolasi kasus, melacak kontak dan Xiaojuan Li, 2020).
evaluasi. Masalah lain adalah test Dalam sebuah survei, wawancara
kemampuan, stamina tenaga profesional selama 30 menit dengan 13 tenaga kesehatan
yang berada di garis depan pada perawatan profesional di Rumah Sakit Xiangya,
untuk COVID-19. Sangat penting dari sudut beberapa alasan adanya penolakan bantuan
pandang kesehatan, keselamatan dan dari psikologis; Pertama, terinfeksi bukanlah
sudut pandang tenaga kesehatan karena kekhawatiran langsung bagi tenaga

120
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

kesehatan, mereka tidak terlalu khawatir membantu tenaga kesehatan mengurangi


ketika mereka mulai bekerja. Kedua, stres. Terahir, konselor psikologis secara
mereka tidak ingin keluarga mereka teratur mengunjungi tempat istirahat untuk
khawatir tentang mereka dan takut mendengarkan kesulitan atau cerita yang
membawa virus ke rumah mereka. Ketiga, ditemui oleh tenaga kesehatan di tempat
tenaga kesehatan tidak tahu bagaimana kerja, dan memberikan dukungan yang
menangani pasien ketika pasien tidak mau sesuai. Ahirnya Lebih dari 100 tenaga
dikarantina di rumah sakit atau tidak mau kesehatan garis depan dapat beristirahat di
bekerja sama dengan tindakan medis karena tempat istirahat yang disediakan, dan
panik atau kurangnya pengetahuan pasien. sebagian besar dari mereka melaporkan
Keempat; tenaga kesehatan khawatir tentang merasa senang dan betah dengan intervensi
kekurangan peralatan pelindung APD dan ini (Qiongni Chen, Mining Liang, Yamin Li,
perasaan tidak mampu ketika dihadapkan Jincai Guo, Dongxue Fei, Ling Wang, Li He,
dengan pasien yang sakit kritis. Banyak Caihua Sheng, Yiwen Cai, & Xiaojuan Li,
tenaga kesehatan mengatakan bahwa mereka 2020; Li et al., 2020; V. Williamson,
tidak memerlukan seorang psikolog, tetapi Stevelink, & Greenberg, 2018).
membutuhkan lebih banyak istirahat tanpa Intervensi Psikologis berdasarkan Kasus
gangguan dan persediaan APD yang cukup SARS Sebelumya
(Qiongni Chen, Mining Liang, Yamin Li,
Jincai Guo, Dongxue Fei, Ling Wang, Li He, Beberapa metode yang digunakan
Caihua Sheng, Yiwen Cai, & Xiaojuan Li, dalam wabah SARS dapat membantu untuk
2020; Li et al., 2020). respons psikologis dalam menghadapi
wabah covid-19; Pertama, membentuk tim
Langkah-langkah intervensi kesehatan mental dari multidisiplin di
psikologis disesuaikan dengan kebutuhan tingkat regional dan nasional (psikiater,
tenaga profesional kesehatan; Pertama, perawat psikiatris, psikolog klinis, dan
rumah sakit menyediakan tempat istirahat pekerja kesehatan mental lainnya) yang akan
khusus tenaga kesehatan untuk sementara memberikan dukungan kesehatan mental
waktu mereka dapat mengisolasi diri dari kepada pasien dan petugas kesehatan.
keluarga mencegah penularan. Rumah sakit Disediakan perawatan psikiatris khusus,
a menjamin makanan dan persediaan sehari- layanan dan fasilitas kesehatan mental untuk
hari, dan membantu tenaga kesehatan pasien dengan gangguan mental
merekam video rutinitas mereka di rumah komorbiditas. Kedua, adanya komunikasi
sakit untuk dibagikan kepada keluarga yang jelas tentang informasi yang
mereka dan meringankan kekhawatiran terbaru/terupdate yang teratur dan akurat
anggota keluarga. Kedua, di adakan
tentang wabah covid-19, yang harus
pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan kepada petugas kesehatan dan
tentang penyakit dan langkah-langkah pasien untuk mengatasi perasaan
perlindungan, pelatihan pra-kerja diatur ketidakpastian dan ketakutan mereka.
untuk mengatasi identifikasi dan respons Informasi tentang rencana perawatan,
terhadap masalah psikologis pada pasien laporan perkembangan, dan pembaruan
dengan COVID-19, selain itu disediakan staf status kesehatan harus diberikan kepada
keamanan rumah sakit yang akan membantu pasien dan keluarga mereka (Maunder et al.,
menangani pasien yang tidak kooperatif. 2003; Xiang, Yang, et al., 2020; Xiang,
Ketiga, rumah sakit mengembangkan aturan Zhao, et al., 2020).
tentang penggunaan dan pengelolaan
peralatan pelindung APD, untuk Ketiga, layanan yang aman harus
mengurangi kekhawatiran. Keempat, adanya dibentuk untuk memberikan konseling
kegiatan pelatihan bagaimana tenaga psikologis menggunakan perangkat dan
kesehatan mengisi waktu luang dan cara aplikasi elektronik (seperti smartphone dan
bersantai pada saat pengunaan APD, untuk WeChat) untuk pasien dan tenaga kesehatan

121
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

yang terkena dampak, serta keluarga mereka bahwa tenaga kesehatan klinis menunjukkan
dan anggota masyarakat. Keempat, pasien ketahanan psikologis yang lebih rendah,
yang diduga yang didiagnosis dengan terutama jika waktu merawat pasien lebih
pneumonia covid-19, dan profesional lama, disebabkanadanya kecenderungan
kesehatan yang bekerja di rumah sakit yang ragu dalam dukungan sosial, sehingga
merawat pasien yang terinfeksi harus sangat penting bagi pemimpin tenaga
menerima skrining klinis reguler untuk kesehatan di garis depan mempromosikan
depresi, kecemasan, dan bunuh diri dari tim penyerapan dan upaya organisasi untuk
petugas kesehatan mental. Perlunya meningkatkan keberadaan layanan
perawatan kejiwaan yang tepat waktu harus psikologis (S. Brooks, Amlôt, Rubin, &
disediakan bagi mereka yang mengalami Greenberg, 2020; Sull, Harland, & Moore,
masalah kesehatan mental berat. Sebagian 2015.
besar pasien dan petugas kesehatan, akan Perlunnya dukungan psikologis,
menunjukan respons emosional dan perilaku seperti model (HCPS), penting
yang merupakan bagian dari respons adaptif memperhatikan ketentuan psikologis dalam
terhadap stres yang luar biasa. Perlunya kerangka dukungan yang lebih luas dan
teknik psikoterapi seperti yang didasarkan mengikuti program tersebut untuk
pada model adaptasi stres. Jika diperlukan mengatasi masalah praktis melalui upaya
pengunaan obat-obatan psikotropika, untuk organisasi dan kepemimpinan yang efektif
komorbiditas kejiwaan yang parah, perlu (S. K. Brooks, Dunn, Amlôt, Rubin, &
memperhatikan prinsip pengobatan Greenberg, 2018; Chen et al., 2020; Huang,
farmakologis dasar untuk mencegah dan Yang, & Pescosolido, 2019).
mengurangi efek berbahaya dari interaksi
dengan wabah covid-19 dan perawatannya
(Maunder et al., 2003; Xiang, Yang, et al.,
2020; Xiang, Zhao, et al., 2020).
Intervensi Psikologis Homerton Covid
Psychological Support (HCPS)
Tenaga kesehatan profesional, yang
bekerja di garis depan cenderung
menunjukkan ketahanan dan menggunakan
strategi koping mereka sendiri. Tetapi
strategi koping tidak banyak membantu dan
dapat menimbulkan risiko munculnya
kesulitan kesehatan mental atau
memperburuk kondisi mental yang sudah
ada. Oleh karena itu, intervensi psikologis
harus bertujuan untuk mengatasi kesulitan
kesehatan mental yang muncul karena Gambar 4. Peran Dukungan Psikologis Homerton
trauma atau pengalaman menyedihkan, Covid (Psikologis Homerton Covid Psychological
sebagai 'tekanan psikologis terbentuk dari Support ; HCPS), sebagai bagian dari terapi
tindakan, atau kurangnya tindakan, yang psikologis.
melanggar kode moral atau etika seseorang', Tenaga kesehatan dapat memperoleh
Untuk petugas kesehatan, termasuk tidak dukungan psikologis dari sesama anggota
dapat memberikan perawatan yang dapat tim di garda depan, serta sumber lain dari
menyelamatkan jiwa, seperti ventilasi, sistem mereka. Banyak rumah sakit saat ini
karena kurangnya sumber daya yang memiliki struktur pendukung untuk tenaga
tersedia, menjadi prioritas oleh para kesehatan yang terkena dampak gangguan
ahli. Sebuah penelitian menunjukkan emosional yang berhubungan dengan peran

122
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

mereka. Kelompok pendukung teman sebagai jalur perawatan baru untuk tenaga
sebaya juga bermanfaat bagi kesejahteraan pelayanan kesehatan di garda depan
psikologis dan emosional perawat dan pelayanan wabah covid-19 yang memenuhi
dokter. Dukungan kasih sayang di antara syarat disebut sebagai 'pekerja garis depan'
tenaga kesehatan, menjadi target intervensi termasuk, dokter, perawat, bidan, paramedis,
terbukti efektif meningkatkan kesejahteraan pekerja sosial, pekerja perawatan dan
emosional dan psikologis staf. Perlunnya sukarelawan, petugas kebersihan,
pengawasan dan kepemimpinan yang efektif administrator, dan personel
untuk mendukung kesejahteraan staf keamanan. Adanya rujukan mandiri, setelah
(Flanagan, Chadwick, Goodrich, Ford, & rujukan, tindakan standar IAPT (MDS)
Wickens, 2020; Flowers et al., 2018; Raven, untuk mengukur tingkat kesusahan yang
Wurie, & Witter, 2018). terkait dengan gejala kesehatan mental, serta
gangguan fungsi (C. L. Cole et al., 2020;
Homerton Covid Psychological
Greenberg, Docherty, Gnanapragasam, &
Support, pedoman tersebut telah dirancang
Wessely, 2020).

Gambar 5. Jalur HCPS untuk tenaga kesehatan yang berada di garis depan yang
mengalami kesulitan, atau gangguan kesehatan mental. Beberapa kasus
langsung dari fase 1 ke 3 karena memiliki masalah kesehatan mental yang sudah
ada atau gejala yang parah
HCPS dirancang berdasarkan Ebola kesehatan mental dan melakukan penilaian
Psychological Support Service (EPSS) yang risiko. Kemudian akan mengkaji dan
ditemukan sebelumnya, yang dirancang dan memfasilitasi bagaimana responden
disampaikan oleh South London and menerapkan strategi yang dimilikinya dan
Maudsley (SLAM) (C. Cole et al., 2020; faktor ketahanan, kemudian memberikan
Waterman, Cole, Greenberg, Rubin, & saran tambahan untuk mengatasi maslah
Beck, 2019). yang sedang dihadapi, disebut 'rencana
kesejahteraan psikologis', yang dapat
Fase 1
dilakukan tenaga kesehatan secara mandiri,
Adanya ketentuan 'penyaringan dan kemudian akan ditinjau oleh praktisi (S. K.
pertolongan pertama psikologis' yang Brooks et al., 2020; C. Cole et al., 2020).
diberikan selama fase akut atau 'aktif'
Fase 2
wabah. Informasi diterima melalui portal
online. Selama sesi yang dilakukan jarak Fase 2 terdiri dari intervensi berbasis
jauh, praktisi akan menyaring gejala CBT, difasilitasi dalam bentuk format
123
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

kelompok oleh seorang praktisi melalui diperlukan pertemuan secara langsung


teknologi konferensi video atau di Rumah (Brewin et al., 2010; C. L. Cole et al., 2020).
Sakit dengan mengikuti aturan untuk KESIMPULAN DAN SARAN
menjaga jarak. Sesi ini membahas topik
yang sama dengan EPSS: 'strategi koping Petugas kesehatan adalah yang paling
sederhana berdasarkan pendekatan perilaku, rentan terhadap hal tersebut. Reaksi terkait
kognitif yang dapat digunakan tenaga stres meliputi perubahan konsentrasi, lekas
kesehatan sebagai swadaya' sehingga semua marah, cemas, susah tidur, berkurangnya
kesulitan yang dialami dapat diatasi; produktivitas, dan konflik antarpribadi.
termasuk stres, kecemasan, koping yang Petugas kesehatan akan mengalami
tidak membantu, berkabung dan kesedihan, kondisi kejiwaan yang lebih parah,
suasana hati yang buruk dan masalah pemisahan dari keluarga, situasi abnormal,
tidur. Penting perlunya dukungan teman peningkatan paparan, ketakutan akan
sebaya dengan intervensi EPSS, penularan COVID-19, perasaan gagal dalam
memperkuat intervensi kelompok. Selain menangani prognosis yang buruk, fasilitas
intervensi berorientasi CBT, HCPS juga teknis yang tidak memadai, APD, alat dan
memberikan intervensi didasarkan pada peralatan, untuk membantu merawat pasien.
'welas asih' memiliki tujuan untuk Petugas kesehatan mengalami kesulitan
perawatan diri dan welas asih di antara mempertahankan kondisi kesehatan fisik
tenaga kesehatan sebagai penyangga jika dan mental yang berisiko mengalami
mengalami kesulitan kesehatan mental, yang gangguan psikologis seperti depresi,
difasilitasi dua praktisi psikologis dari tim kecemasan, stres berat, dan kelelahan.
HCPS (C. Cole et al., 2020; Waterman et al.,
2019). Perlunya intervensi dan pendekatan
yang akan mendukun perasaan,
Fase 3 kekhawatiran tentang kesehatan pribadi,
Dalam Fase 3, melakukan pendekatan katakutan membawa infeksi dan
'penyaringan dan perawatan' tenaga menularkannya kepada anggota keluarga
kesehatan yang telah melaui fase 1 dan 2 atau orang lain, diisolasi, perasaan tidak
namun masih memiliki kesulitan, akan pasti, stigmatisasi sosial, beban kerja yang
dinilai dan diberikan intervensi yang berlebihan, dan merasa tidak aman ketika
direkomendasikan oleh NICE untuk memberikan layanan perawatan dan
kesulitan kesehatan mental lanjut seperti kesehatan pada pasien COVID-19, sebagai
PTSD. Beberapa orang yang diskrining dukungan pada mereka yang berada digarda
selama fase 1 dan memiliki kesulitan depan dalam merawat dan mengobati pasien
kesehatan mental yang sudah ada atau DAFTAR PUSTAKA
sedang mengalami gejala yang parah,
berdasarkan hasil wawancara akan langsung Adams, J. G., & Walls, R. M. (2020).
masuk ke fase 3. Sangat penting karena Supporting the health care workforce
beberapa responden terkena dampak krisis, during the COVID-19 global
harus segera diberikan intervensi psikologis. epidemic. Jama, 323(15), 1439-1440.
Intervensi fase 3 ini akan diberikan oleh https://doi.org/10.1001/jama.2020.397
praktisi spesialis IAPT. Intervensi dapat 2
diberikan oleh Talk Changes (City & Anmella, G., Fico, G., Roca, A., Gómez, M.,
Hackney IAPT) atau oleh layanan lokal yang Vázquez, M., Murru, A., . . . Vieta, E.
terkait dengan tempat tinggal tenaga (2020). Unravelling potential severe
kesehatan. Terapi ini dapat terus diberikan psychiatric repercussions on
dari jarak jauh (melalui telepon atau online), healthcare professionals during the
meskipun sebaiknya fase selanjutnya COVID-19 crisis. Journal of affective
disorders, 273, 422-424.

124
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.05.0 N., & Rubin, G. J. (2020). The


61 psychological impact of quarantine
Belingheri, M., Paladino, M. E., & Riva, M. and how to reduce it: rapid review of
A. (2020). Beyond the assistance: the evidence. Lancet (London,
additional exposure situations to England), 395(10227), 912-920.
COVID-19 for healthcare workers. https://doi.org/10.1016/S0140-
The Journal of hospital infection, 6736(20)30460-8
S0195-6701(0120)30132-30138. Bryan, C. J., Bryan, A. O., Roberge, E.,
https://doi.org/10.1016/j.jhin.2020.03. Leifker, F. R., & Rozek, D. C. (2018).
033 Moral injury, posttraumatic stress
Billings, J., Kember, T., Greene, T., Grey, disorder, and suicidal behavior among
N., El-Leithy, S., Lee, D., . . . Brewin, National Guard personnel.
C. (2020). Guidance for planners of the Psychological trauma: theory,
psychological response to stress research, practice, and policy, 10(1),
experienced by hospital staff 36.
associated with COVID: early https://doi.org/10.1037/tra0000290
interventions. Cascella, M., Rajnik, M., Cuomo, A.,
https://doi.org/10.1093/occmed/kqaa0 Dulebohn, S. C., & Di Napoli, R.
98 (2020). Features, Evaluation and
Brewin, C. R., Fuchkan, N., Huntley, Z., Treatment Coronavirus (COVID-19)
Robertson, M., Thompson, M., Scragg, StatPearls. Treasure Island (FL):
P., . . . Ehlers, A. (2010). Outreach and StatPearls Publishing, Copyright ©
screening following the 2005 London 2020, StatPearls Publishing LLC.
bombings: usage and outcomes. Google Scholar
Psychological Medicine, 40(12), 2049- Chan, J. F.-W., Kok, K.-H., Zhu, Z., Chu, H.,
2057. To, K. K.-W., Yuan, S., & Yuen, K.-Y.
https://doi.org/10.1017/S0033291710 (2020). Genomic characterization of
000206 the 2019 novel human-pathogenic
Brooks, S., Amlôt, R., Rubin, G. J., & coronavirus isolated from a patient
Greenberg, N. (2020). Psychological with atypical pneumonia after visiting
resilience and post-traumatic growth in Wuhan. Emerging microbes &
disaster-exposed organisations: infections, 9(1), 221-236.
overview of the literature. BMJ Mil https://doi.org/10.1080/22221751.202
Health, 166(1), 52-56. 0.1719902
https://doi.org/10.1136/jramc-2017- Chan, J. F.-W., To, K. K.-W., Tse, H., Jin,
000876 D.-Y., & Yuen, K.-Y. (2013).
Brooks, S. K., Dunn, R., Amlôt, R., Rubin, Interspecies transmission and
G. J., & Greenberg, N. (2018). A emergence of novel viruses: lessons
systematic, thematic review of social from bats and birds. Trends in
and occupational factors associated microbiology, 21(10), 544-555.
with psychological outcomes in https://doi.org/10.1016/j.tim.2013.05.
healthcare employees during an 005
infectious disease outbreak. Journal of Chen, Q., Liang, M., Li, Y., Guo, J., Fei, D.,
occupational and environmental Wang, L., . . . Li, X. (2020). Mental
medicine, 60(3), 248-257. health care for medical staff in China
https://doi.org/10.1097/JOM.0000000 during the COVID-19 outbreak. The
000001235 Lancet Psychiatry, 7(4), e15-e16.
Brooks, S. K., Webster, R. K., Smith, L. E., https://doi.org/10.1016/S2215-
Woodland, L., Wessely, S., Greenberg, 0366(20)30078-X

125
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

Chen, Y., Liu, Q., & Guo, D. (2020). https://doi.org/10.1016/j.encep.2020.0


Emerging coronaviruses: Genome 4.008
structure, replication, and England, P. H. (2020). Recommended PPE
pathogenesis. Journal of Medical for healthcare workers by secondary
Virology, 92(4), 418-423. care inpatient clinical setting, NHS and
https://doi.org/10.1002/jmv.25681 independent sector: PHE London.
Chew, N. W. S., Lee, G. K. H., Tan, B. Y. Q., Google Scholar
Jing, M., Goh, Y., Ngiam, N. J. H., . . . Ferguson, N., Laydon, D., Nedjati Gilani, G.,
Sharma, V. K. (2020). A multinational, Imai, N., Ainslie, K., Baguelin, M., . . .
multicentre study on the psychological Cuomo-Dannenburg, G. (2020).
outcomes and associated physical Report 9: Impact of non-
symptoms amongst healthcare workers pharmaceutical interventions (NPIs) to
during COVID-19 outbreak. Brain, reduce COVID19 mortality and
behavior, and immunity, S0889- healthcare demand. Google Scholar
1591(0820)30523-30527.
Flanagan, E., Chadwick, R., Goodrich, J.,
https://doi.org/10.1016/j.bbi.2020.04.
Ford, C., & Wickens, R. (2020).
049
Reflection for all healthcare staff: a
Chiolero, A. (2020). Covid-19: a digital national evaluation of Schwartz
epidemic. BMJ, 368, m764. rounds. Journal of Interprofessional
https://doi.org/10.1136/bmj.m764 Care, 34(1), 140-142.
Cole, C., Waterman, S., Stott, J., Saunders, https://doi.org/10.1080/13561820.201
R., Buckman, J., Pilling, S., & 9.1636008
Wheatley, J. (2020). Adapting IAPT Flowers, S., Bradfield, C., Potter, R., Waites,
services to support frontline NHS staff B., Neal, A., Simmons, J., & Stott, N.
during the Covid-19 pandemic: the (2018). 'Taking care, giving care'
Homerton Covid Psychological rounds: An intervention to support
Support (HCPS) pathway. the compassionate care amongst
Cognitive Behaviour Therapist, 1-25. healthcare staff. Clinical Psychology
https://doi.org/10.1017/S1754470X20 Forum, 23-30. Google Scholar
000148
Friedman, L. E., Gelaye, B., Sanchez, S. E.,
DePierro, J., Lowe, S., & Katz, C. (2020). & Williams, M. A. (2020). Association
Lessons learned from 9/11: Mental of social support and antepartum
health perspectives on the COVID-19 depression among pregnant women.
pandemic. Psychiatry research, 288, Journal of affective disorders, 264,
113024-113024. 201-205.
https://doi.org/10.1016/j.psychres.202 https://doi.org/10.1016/j.jad.2019.12.0
0.113024 17
El-Hage, W., Hingray, C., Lemogne, C., Gattinoni, L., Coppola, S., Cressoni, M.,
Yrondi, A., Brunault, P., Bienvenu, T., Busana, M., Rossi, S., & Chiumello, D.
. . . Aouizerate, B. (2020). Health (2020). COVID-19 Does Not Lead to a
professionals facing the coronavirus "Typical" Acute Respiratory Distress
disease 2019 (COVID-19) pandemic: Syndrome. American journal of
What are the mental health risks? [Les respiratory and critical care medicine,
professionnels de santé face à la 201(10), 1299-1300.
pandémie de la maladie à coronavirus https://doi.org/10.1164/rccm.202003-
(COVID-19) : quels risques pour leur 0817LE
santé mentale ?]. L'Encephale, S0013-
Greenberg, N., Docherty, M.,
7006(0020)30076-30072.
Gnanapragasam, S., & Wessely, S.
(2020). Managing mental health

126
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

challenges faced by healthcare workers https://doi.org/10.1016/j.psychres.202


during covid-19 pandemic. BMJ, 368, 0.112903
m1211. Kang, L., Li, Y., Hu, S., Chen, M., Yang, C.,
https://doi.org/10.1136/bmj.m1211 Yang, B. X., . . . Liu, Z. (2020). The
Guo, Z. D., Wang, Z. Y., Zhang, S. F., Li, X., mental health of medical workers in
Li, L., Li, C., . . . Chen, W. (2020). Wuhan, China dealing with the 2019
Aerosol and Surface Distribution of novel coronavirus. The lancet.
Severe Acute Respiratory Syndrome Psychiatry, 7(3), e14-e14.
Coronavirus 2 in Hospital Wards, https://doi.org/10.1016/S2215-
Wuhan, China, 2020. Emerging 0366(20)30047-X
infectious diseases, 26(7). Kickbusch, I., & Leung, G. (2020). Response
https://doi.org/10.3201/eid2607.20088 to the emerging novel coronavirus
5 outbreak. BMJ, 368, m406.
Holland, M., Zaloga, D. J., & Friderici, C. S. https://doi.org/10.1136/bmj.m406
(2020). COVID-19 Personal Protective Lai, J., Ma, S., Wang, Y., Cai, Z., Hu, J., Wei,
Equipment (PPE) for the emergency N., . . . Hu, S. (2020). Factors
physician. Visual journal of emergency Associated With Mental Health
medicine, 19, 100740. Outcomes Among Health Care
https://doi.org/10.1016/j.visj.2020.100 Workers Exposed to Coronavirus
740 Disease 2019. JAMA network open,
Horton, R. (2020). Offline: COVID-19 and 3(3), e203976-e203976.
the NHS-"a national scandal". Lancet https://doi.org/10.1001/jamanetworko
(London, England), 395(10229), 1022. pen.2020.3976
https://doi.org/10.1016/S0140- Lauer, S. A., Grantz, K. H., Bi, Q., Jones, F.
6736(20)30727-3 K., Zheng, Q., Meredith, H. R., . . .
Huang, D., Yang, L. H., & Pescosolido, B. A. Lessler, J. (2020). The Incubation
(2019). Understanding the public's Period of Coronavirus Disease 2019
profile of mental health literacy in (COVID-19) From Publicly Reported
China: a nationwide study. BMC Confirmed Cases: Estimation and
psychiatry, 19(1), 20-20. Application. Ann Intern Med, 172(9),
https://doi.org/10.1186/s12888-018- 577-582.
1980-8 https://doi.org/10.7326/M20-0504
Iqbal, M. R., & Chaudhuri, A. (2020). Li, Q., Guan, X., Wu, P., Wang, X., Zhou, L.,
COVID-19: Results of a national Tong, Y., . . . Cowling, B. J. (2020).
survey of United Kingdom healthcare Early Transmission Dynamics in
professionals' perceptions of current Wuhan, China, of Novel Coronavirus-
management strategy - A cross- Infected Pneumonia. 382(13), 1199-
sectional questionnaire study. 1207.
International journal of surgery https://doi.org/10.1056/NEJMoa20013
(London, England), 79, 156-161. 16
https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2020.05. Liu, Y., Gayle, A. A., Wilder-Smith, A., &
042 Rocklöv, J. (2020). The reproductive
Jiang, X., Deng, L., Zhu, Y., Ji, H., Tao, L., number of COVID-19 is higher
Liu, L., . . . Ji, W. (2020). compared to SARS coronavirus.
Psychological crisis intervention Journal of travel medicine, 27(2),
during the outbreak period of new taaa021.
coronavirus pneumonia from https://doi.org/10.1093/jtm/taaa021
experience in Shanghai. Psychiatry Liu, Y., Zhang, J., Hennessy, D. A., Zhao, S.,
research, 286, 112903-112903. & Ji, H. (2019). Psychological strains,

127
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

depressive symptoms, and suicidal https://doi.org/10.1056/NEJMp20080


ideation among medical and non- 17
medical staff in urban china. Journal of Pietrzak, R. H., Feder, A., Singh, R.,
affective disorders, 245, 22-27. Schechter, C. B., Bromet, E. J., Katz,
https://doi.org/10.1016/j.jad.2018.10.1 C., . . . Crane, M. (2014). Trajectories
11 of PTSD risk and resilience in World
Livingston, E., Desai, A., & Berkwits, M. Trade Center responders: an 8-year
(2020). Sourcing personal protective prospective cohort study.
equipment during the COVID-19 Psychological Medicine, 44(1), 205-
pandemic. Jama, 323(19), 1912-1914. 219.
https://doi.org/10.1001/jama.2020.531 https://doi.org/10.1017/S0033291713
7 000597
Lu, H., Stratton, C. W., & Tang, Y.-W. Raven, J., Wurie, H., & Witter, S. (2018).
(2020). Outbreak of pneumonia of Health workers' experiences of coping
unknown etiology in Wuhan, China: with the Ebola epidemic in Sierra
The mystery and the miracle. Journal Leone's health system: a qualitative
of Medical Virology, 92(4), 401-402. study. BMC health services research,
https://doi.org/10.1002/jmv.25678 18(1), 251.
Maunder, R., Hunter, J., Vincent, L., https://doi.org/10.1186/s12913-018-
Bennett, J., Peladeau, N., Leszcz, M., . 3072-3
. . Mazzulli, T. (2003). The immediate Sayburn, A. (2020). Covid-19: PHE
psychological and occupational impact upgrades PPE advice for all patient
of the 2003 SARS outbreak in a contacts with risk of infection: British
teaching hospital. Canadian Medical Medical Journal Publishing Group.
Association Journal, 168(10), 1245- https://doi.org/10.1136/bmj.m1391
1251. Google Scholar Sohrabi, C., Alsafi, Z., O'Neill, N., Khan, M.,
McKinley, N., McCain, R. S., Convie, L., Kerwan, A., Al-Jabir, A., . . . Agha, R.
Clarke, M., Dempster, M., Campbell, (2020). World Health Organization
W. J., & Kirk, S. J. (2020). Resilience, declares global emergency: A review
burnout and coping mechanisms in UK of the 2019 novel coronavirus
doctors: a cross-sectional study. BMJ (COVID-19). International journal of
open, 10(1), e031765-e031765. surgery (London, England), 76, 71-76.
https://doi.org/10.1136/bmjopen- https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2020.02.
2019-031765 034
Organization, W. H. (2020). Mental health Stahlmann, R., & Lode, H. (2020).
and psychosocial considerations Medication for COVID-19-an
during the COVID-19 outbreak, 18 Overview of Approaches Currently
March 2020: World Health Under Study. Deutsches Arzteblatt
Organization. Google Scholar international, 117(13), 213-219.
Perlman, S., & Netland, J. (2009). https://doi.org/10.3238/arztebl.2020.0
Coronaviruses post-SARS: update on 213
replication and pathogenesis. Nature Sull, A., Harland, N., & Moore, A. (2015).
reviews. Microbiology, 7(6), 439-450. Resilience of health-care workers in
https://doi.org/10.1038/nrmicro2147 the UK; a cross-sectional survey.
Pfefferbaum, B., & North, C. S. (2020). Journal of occupational medicine and
Mental Health and the Covid-19 toxicology (London, England), 10, 20-
Pandemic. The New England journal 20.
of medicine. https://doi.org/10.1186/s12995-015-
0061-x

128
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

Sweeney, A., & Taggart, D. (2018). (Mis) Vahia, I. V., Blazer, D. G., Smith, G. S.,
understanding trauma-informed Karp, J. F., Steffens, D. C., Forester, B.
approaches in mental health: Taylor & P., . . . Reynolds, C. F. (2020). COVID-
Francis. 19, mental health and aging: A need for
https://doi.org/10.1080/09638237.201 new knowledge to bridge science and
8.1520973 service. The American Journal of
Tan, B. Y. Q., Chew, N. W. S., Lee, G. K. H., Geriatric Psychiatry.
Jing, M., Goh, Y., Yeo, L. L. L., . . . https://doi.org/10.1016/j.jagp.2020.03.
Sharma, V. K. (2020). Psychological 007
Impact of the COVID-19 Pandemic on Vinkers, C. H., van Amelsvoort, T., Bisson,
Health Care Workers in Singapore. J. I., Branchi, I., Cryan, J. F.,
Annals of internal medicine, M20- Domschke, K., . . . van der Wee, N. J.
1083. A. (2020). Stress resilience during the
https://doi.org/10.7326/M20-1083 coronavirus pandemic. European
Tang, C., Liu, C., Fang, P., Xiang, Y., & Min, neuropsychopharmacology : the
R. (2019). Work-Related Accumulated journal of the European College of
Fatigue among Doctors in Tertiary Neuropsychopharmacology, 35, 12-
Hospitals: A Cross-Sectional Survey in 16.
Six Provinces of China. International https://doi.org/10.1016/j.euroneuro.20
journal of environmental research and 20.05.003
public health, 16(17), 3049. Wang, C., Pan, R., Wan, X., Tan, Y., Xu, L.,
https://doi.org/10.3390/ijerph1617304 & Ho, C. S. (2020). Immediate
9 Psychological Responses and
Tanne, J. H., Hayasaki, E., Zastrow, M., Associated Factors during the Initial
Pulla, P., Smith, P., & Rada, A. G. Stage of the 2019 Coronavirus Disease
(2020). Covid-19: how doctors and (COVID-19) Epidemic among the
healthcare systems are tackling General Population in China. 17(5).
coronavirus worldwide. BMJ, 368, https://doi.org/10.3390/ijerph1705172
m1090. 9
https://doi.org/10.1136/bmj.m1090 Wang, X., Zhang, X., & He, J. (2020).
Tempest, E. L., Carter, B., Beck, C. R., & Challenges to the system of reserve
Rubin, G. J. (2017). Secondary medical supplies for public health
stressors are associated with probable emergencies: reflections on the
psychological morbidity after outbreak of the severe acute respiratory
flooding: a cross-sectional analysis. syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-
Eur J Public Health, 27(6), 1042-1047. 2) epidemic in China. Biosci Trends,
https://doi.org/10.1093/eurpub/ckx182 14(1), 3-8.
The, L. (2020). COVID-19: protecting https://doi.org/10.5582/bst.2020.0104
health-care workers. Lancet (London, 3
England), 395(10228), 922. Waterman, S., Cole, C. L., Greenberg, N.,
https://doi.org/10.1016/S0140- Rubin, G. J., & Beck, A. (2019). A
6736(20)30644-9 qualitative study assessing the
Touma, M. (2020). COVID-19: molecular feasibility of implementing a group
diagnostics overview. Journal of cognitive-behavioural therapy-based
molecular medicine (Berlin, intervention in Sierra Leone. BJPsych
Germany), 1-8. international, 16(2), 31-34.
https://doi.org/10.1007/s00109-020- https://doi.org/10.1192/bji.2018.7
01931-w Wax, R. S., & Christian, M. D. (2020).
Practical recommendations for critical

129
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

care and anesthesiology teams caring epidemic on hospital employees in


for novel coronavirus (2019-nCoV) China: exposure, risk perception, and
patients. Canadian Journal of altruistic acceptance of risk. Can J
Anesthesia/Journal canadien Psychiatry, 54(5), 302-311.
d'anesthésie, 1-9. https://doi.org/10.1177/070674370905
https://doi.org/10.1007/s12630-020- 400504
01591-x Xiang, Y.-T., Yang, Y., Li, W., Zhang, L.,
Williamson, V., Murphy, D., & Greenberg, Zhang, Q., Cheung, T., & Ng, C. H.
N. (2020). COVID-19 and experiences (2020). Timely mental health care for
of moral injury in front-line key the 2019 novel coronavirus outbreak is
workers. Occupational medicine urgently needed. The lancet.
(Oxford, England), kqaa052. Psychiatry, 7(3), 228-229.
https://doi.org/10.1093/occmed/kqaa0 https://doi.org/10.1016/S2215-
52 0366(20)30046-8
Williamson, V., Stevelink, S. A. M., & Xiang, Y.-T., Zhao, Y.-J., Liu, Z.-H., Li, X.-
Greenberg, N. (2018). Occupational H., Zhao, N., Cheung, T., & Ng, C. H.
moral injury and mental health: (2020). The COVID-19 outbreak and
systematic review and meta-analysis. psychiatric hospitals in China:
Br J Psychiatry, 212(6), 339-346. managing challenges through mental
https://doi.org/10.1192/bjp.2018.55 health service reform. International
Wu, P., Fang, Y., Guan, Z., Fan, B., Kong, J., journal of biological sciences, 16(10),
Yao, Z., . . . Hoven, C. W. (2009). The 1741-1744.
psychological impact of the SARS https://doi.org/10.7150/ijbs.45072

UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kepada ibu Direktur dan Seluruh Civitas Akademika Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Kendari, atas dukungan dan suport dalam menyusun literatur review ini.
INFORMASI TAMBAHAN
Lisensi
Hakcipta © Rosyanti, Lilin & Hadi, Indriono. Artikel akses terbuka ini dapat disebarkan seluas-luasnya
sesuai aturan Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License dengan catatan tetap
menyebutkan penulis dan penerbit sebagaimana mestinya.
Catatan Penerbit
Polekkes Kemenkes Kendari menyatakan tetap netral sehubungan dengan klaim dari perspektif atau
buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun.
Pendanaan
Penulis tidak menerima pendanaan yang sifatnya spesifik untuk kajian ini.
Artikel DOI
https://doi.org/10.36990/hijp.vi.191

130

Anda mungkin juga menyukai