A. Pendahuluan
Auguste Comte, seorang pemikir fenomenal dari Prancis
yang hidup pada abad 18 M, merupakan sosok yang dikenal sebagai
“Bapak” Sosiologi. Karyanya yag berjudul “Course of Positive
Philosophy”, disebut-sebut sebagai pengantar awal yang
menjelaskan pengertian tentang masyarakat secara sistematis dan
ilmiah. Menurut Johnson bahwa buku ini mencerminkan suatu
komitmen yang kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam menjelaskan
fenomena-fenomena sosial dalam masyarakat (society). (Lawang,
1986)
Lebih jauh Comte menegaskan bahwa masyarakat harus
dipelajari secara ilmiah dan mendalam sebagai suatu keseluruhan
dan kesatuan sistem. Pandangan yang bersifat “systemic” dari
comte ini pada perkembangannya dipertegas oleh Herbert Spencer
dengan pendekatan “organic analogy”nya. Pada dasarnya ia melihat
masyarakat sebagi suatu organisme dimana elemen-elemennya
saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu struktur yang bekerja untuk memenuhi fungsi-
fungsi tertentu dalam rangka kelangsungan hidupnya.
Di lain fihak, sekelompok tokoh-tokoh lainnya yang sering
disebut sebagai kaum “individualist” percaya bahwa, tidak mungkin
untuk mengerti hakekat keteraturan sosial tanpa mempelajari secara
mendalam interaksi perorangan antara individu-individu yang
terlibat didalamnya (partisipating individual). John Stuart Mills
misalnya mengatakan bahwa sebagai suatu kumpulan dari individu,
suatu masyarakat atau kolektiva sosial tidak mungkin muncul
sebagai suatu fenomena baru yang bebas dari fenomena individu. Di
dalam suatu kumpulan massa seorang individu tidak akan berubah
menjadi unsur yang lain sebagaimana hidrogen dan oxigen akan
berubah menjadi air. Di samping itu Max Weber mengatakan bahwa
untuk mengerti keteraturan sosial kita harus mencoba
menginterpretasikan tindakan sosial dari individu, karena pada
hakekatnya keteraturan sosial adalah hasil dari tindakan individu.
(Berry, 1982)
Perbedaan faham dari para “founding father” sosiologi
tersebut terus diwarisi hingga kini. Saat ini kita mengenal berbagai
aliran pemikiran (School of Thought) di dalam ilmu sosiologi Yakni:
Structural functionalism, Conflict approac, Social exchange theory,
Symbolict interactionism, dsb. Kelompok aliran pemikiran diatas
berkisar dari yang sangat bersifat “collectivistic” seperti kaum
struktural fungsional sampai kepada kelompok yang sangat
“individualistic” yakni kelompok interaksionalisme simbolik.
Secara historis, sebenarnya sosiologi adalah sebuah disiplin
ilmu-pengetahuan yang lahir atas adanya keingin-tahuan masyarakat
Eropa Barat pada masa itu terhadap dirinya sendiri, terhadap
eksistensi dan hakekat masyarakat Eropa. Karena sejak abad 15/16
M sampai abad 18 M, masyarakat Eropa Barat mengalami sebuah
proses perubahan sosial yang sungguh luar biasa dan belum pernah
terjadi pada abad-abad sebelumnya. Kondisi ini tidak lain dipicu
adanya “Revolusi Intelektual” yang didendangkan oleh gerakan
“Renaisance dan Humanism”. Gerakan tersebut secara drastis
merubah tatanan masyarakat Eropa. Eropa, sebelum Renaisance dan
Humanism (age of enligment) mengalami masa-masa kegelapan
(abad kegelapan) yang dicirikan dengan: struktur masyarakat yang
stagnan, takhayul berkembang, intelektualitas mengalami kebuntuan
dan jauh dari peradaban, (Saunders, 1994)
Dengan munculnya gerakan Renaisance dan Humanisme
tersebut, maka berubahlah masyarakat Eropa Barat menjadi sebuah
tatanan struktur modern yang mapan dan progressif dengan ritme
perubahan yang setiap detiknya semakin cepat dan tidak terduga.
Norma, nilai dan pola-pola hubungan mengalami banyak
pergeseran. Dari sini muncul kesadaran kolektif dari masyarakat
Eropa untuk lebih memahami tentang dirinya, tentang apa dan
bagaimana menjelaskan situasi yang terjadi pada masyarakat Eropa
tersebut. Sosiologi - yang dikembangkan Comte - dianggap sebagai
sebuah disiplin keilmuan yang mampu menjelaskan berbagai
fenomena dari situasi kondisi masyarakat Eropa tersebut. Sehingga
wajar bila kehadiran sosiologi mendapat sambutan yang luar biasa
dari masyarakat Eropa Barat pada sekitar abad 18 dan 19 M.
Gambar 1. Proses kelahiran sosiologi.
Age of darkness
(abad kegelapan)
Revolusi Industri
Renaissance& Humanisme
SOSIOLOGI
Paradigma