Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S.

R DENGAN GASTRITIS AKUT


DI KELURAHAN PAAL IV LINGKUNGAN V, KECAMATAN TIKALA
KOTA MANADO

OLEH :

ROLLY MAXI KALIGIS S.KEP


1904039

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH MANADO
2020
Konsep Keluarga

1. Konsep Keluarga
a. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil
dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997)
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.
b. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri atas (Harnilawati, 2013):
1) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun
melalui garis keturunan ayah.
2) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun
melalui garis keturunan ibu.
3) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah dari istri.
4) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah dari suami.
5) Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
dari keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
Ciri-ciri struktur keluarga:
1) Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
2) Ada keterbatasan, dimana setiap anggota keluarga memiliki kebebasan
tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi
dan tugas masing-masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko (2012) membagi


struktur keluarga menjadi empat elemen, yaitu komunikasi, peran
keluarga, nilai dan norma keluarga, dan kekuatan keluarga.
1) Struktur komunikasi keluarga.
Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara
emosional, komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi sirkular.
Komunikasi emosional memungkinkan setiap individu dalam keluarga
dapat mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, atau marah
diantara para anggota keluarga. Pada komunikasi verbal anggota
keluarga dapat mengungkapkan apa yang diinginkan melalui kata-kata
yang diikuti dengan bahasa non verbal seperti gerakan tubuh.
Komunikasi sirkular mencakup sesuatu yang melingkar dua arah
dalam keluarga, misalnya pada saat istri marah pada suami, maka
suami akan mengklarifikasi kepada istri apa yang membuat istri marah.
2) Struktur peran keluarga.
Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun
informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.
3) Struktur nilai dan norma keluarga.
Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik
atau bermanfaat bagi dirinya. Norma adalah peran-peran yang
dilakukan manusia, berasal dari nilai budaya terkait. Norma mengarah
kepada nilai yang dianut masyarakat, dimana norma-norma dipelajari
sejak kecil. Nilai merupakan prilaku motivasi diekspresikan melalui
perasaan, tindakan dan pengetahuan. Nilai memberikan makna
kehidupan dan meningkatkan harga diri. Nilai merupakan suatu sistem,
sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan
anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga merupakan suatu
pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola prilaku yang baik menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
4) Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual maupun
potensial dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi
perilaku orang lain berubah kearah positif. Tipe struktur kekuatan
dalam keluarga antara lain: hak untuk mengontrol seperti orang tua
terhadap anak (legitimate power/outhority), seseorang yang ditiru
(referent power), pendapat, ahli dan lain-lain (resource or expert
power), pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima
(reward power), pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya
(coercive power), pengaruh yang dilalui dengan persuasi
(informational power), pengaruh yang diberikan melalui manipulasi
dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual (affective power).

c. Tugas Keluarga
Suharto (2007) membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu:
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3) Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
yang terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan
baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
d. Tahap Perkembangan Keluarga
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga yang meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara
anggotanya disepanjang waktu.
Tahap perkembangan tersebut disertai dengan fungsi dan tugas perawat
pada setiap tahapan perkembangan (Harnilawati, 2013).
1) Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami)
dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan
keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga
baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian
peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta
beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya
makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya.
Tugas perkembangan:
a) Membina hubungan intim dan memuaskan.
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.
2) Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing
family).
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan:
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana
orang tua berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu
menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat
sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat
tercapai.
3) Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan:
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga
maupun dengan masyarakat.
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4) Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan
berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya
keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk.
Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat
sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda
dengan anak.
Tugas perkembangan:
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
5) Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang
dewasa.
Tugas perkembangan:
a) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang
tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul
konflik orang tua dan remaja.
6) Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching
center family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini
tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan:
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Membantu orang tua memasuki masa tua.
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7) Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada
beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut,
perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan:
a) Mempertahankan kesehatan.
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak- anak.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
d) Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain
sebagainya.
8) Tahap VIII keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal
dan keduanya meninggal.
Tugas Perkembangan:
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
c) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e) Melakukan life review.
f) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas
utama keluarga pada tahap ini.

e. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga antara lain (Suprajitno, 2004)
1) Fungsi biologis, kebutuhan meliputi:
a) Sandang, Pangan dan papan
b) Hubungan seksual suami istri
c) Reproduksi atau pengembangan keturunan
2) Fungsi ekonomi: Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban
menafkahi  keluarganya (istri dan anaknya)
3) Fungsi pendidikan: keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya atau
mediator sosial budaya bagi anak)
4) Fungsi sosialisasi: Keluarga merupakan penyamaan  bagi masyarakat
masa depan dan lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang
sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang
5) Fungsi perlindungan: Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota
keluarga dari gangguan, ancaman   atau  kondisi  yang  menimbulkan 
ketidaknyamanan   (fisik, psikologis) para anggotanya
6) Fungsi rekreasi: Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang
memberi kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semangat
bagi anggotanya        
7) Fungsi agama (religius): keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-
nilai agama kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang
benar.
2. Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian
Pengkajian dimaksudkan untuk mendapatkan data yang dilakukan
secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Sumber data
pengkajian dapat dilakukan dengan metode wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, atau melalui data sekunder seperti data di puskesmas,
desa, bidan, hasil pemeriksaan laboratorium, dan lain sebagainya. Adapun
data yang harus dikaji dalam keluarga yaitu (Widyanto, 2014):
1) Identitas Umum Keluarga
Pengkajian data umum keluarga meliputi:
a) Nama Kepala Keluarga (KK)
b) Umur dan Jenis Kelamin KK
c) Pendidikan KK
d) Pekerjaan KK
e) Alamat
f) Komposisi keluarga yang berisi mengenai riwayat anggota
keluarga
g) Genogram/ Silsilah keluarga
Data genogram berisi silsilah keluarga yang minimal terdiri dari
tiga generasi disajikan dalam bentuk bagan dengan menggunakan
symbol-simbol atau sesuai format pengkajian yang dipakai.
h) Tipe Keluarga
Data ini menjelaskan mengenai tipe keluarga saat ini berdasarkan
tipe pembagian keluarga tradisional dan non tradisional.
i) Suku bangsa
Data ini menjelaskan mengenai suku bangsa anggota keluarga serta
budaya yang terkait dengan kesehatan. Suku bangsa yang
dimaksud seperti jawa, sunda, batak, dan lain sebagainya.
j) Agama
Data ini menjelaskan mengenai agama yang dianut masing-masing
anggota keluarga serta aturan agama yang dianut keluarga terkait
dengan kesehatan.
k) Status social ekonomi
Data ini emnjelaskan mengenai pen dapatan KK maupun anggota
keluarga yang sudah bekerja, kebutuhan sehari-hari serta kekayaan
atau barang-barang yang dimiliki keluarga.
l) Aktivitas rekreasi keluarga
Data ini menjelaskan mengenai kebiasan keluarga dalam rekreasi
atau refreshing. Rekreasi tidak harus ke tempat wisata, namun
menonton TV, mendengarkan radio juga merupakan aktivitas
rekreasi keluarga.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a) Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Data ini ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti. Misalnya
anak tertua Tn. K berusia 2 tahun maka keluarga tersebut masuk
dalam tahap perkembangan anak usia pra sekolah.
b) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Data ini menjelaskan mengenai tugas dan tahap perkembangan
keluarga saat ini yang belum terpenuhi dan mengapa belum
terpenuhi.
c) Riwayat keluarga Inti
Data ini menjelaskan mengenai penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, status imunisasi,
sumber kesehatan yang biasa digunakan serta pengalamanya
menggunakan pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga Sebelumnya
Data ini menjelaskan riwayat kesehatan dari pihak suami dan istri.
3) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik Rumah
Data ini menjelaskan mengenai luas rumah, tipe, jumlah ruangan,
jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, penempatan perabot rumah
tangga, jenis WC, serta jarak WC ke sumber air. Data karakteristik
rumah disajikan dalam bentuk denah.
b) Karakteristik Tetangga dan Komunitas Setempat
Data ini menjelaskan mengenai lingkungan fisik setempat,
kebiasaan, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas Geografis keluarga
Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
d) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga berkumpul,
sejauh mana keterlibatan keluarga dalam pertemuan dengan
masyarakat.
e) System Pendukung Keluarga
Data ini menjelaskan mengenai jumlah anggota yang sehat,
fasilitas keluarga, dukungan keluarga dan masyarakat sekitar
terkait dengan kesehatan, dan lain sebagainya.
4) Struktur Keluarga
a) Pola Komunikasi Keluarga
Data ini menjelaskan mengenai cara komunikasi sengan keluarga
serta frekuensinya.
b) Struktur Kekuatan Keluarga
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga untuk
merubah perilaku antara anggota keluarga.
c) Struktur Peran
Data ini menjelaskan mengenai peran anggota keluarga dalam
keluarga dan masyarakat yang terbagi menjadi peran formal dan
peran informal.
d) Nilai/Norma Keluarga
Data ini menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut
keluarga terkait dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Perasaan memiliki, dukungan, kehangatan kasih saying, sling
menghargai, dan sebagainya.
b) Fungsi Sosialisasi
Interaksi dan hubungan dengan anggota keluarga, proses mendidik
anak, disipli, norma, budaya, perilaku.
c) Fungsi Perawatan Kesehatan
Sejauh mana keluarga mengetahui fakta kesehatan meliputi
pengertian, tanda dan gejala, penyebab, serta persepsi keluarga
tentang masalah kesehatan yang dialami keluarga.
d) Fungsi Reproduksi
Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak, hubungan seksual
suami istri, masalah yang muncul jika ada.
e) Fungsi ekonomi
Kemampuan keluarga memenuhi sandang, pangan, papan,
menabung, kemampuan peningkatan status kesehatan.
6) Stress dan Koping Keluarga
a) Stressor Jangka Pendek
Stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu tidak lebih dari 6 bulan.
b) Stresor Jangka Panjang
Stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan.
c) Kemampuan Keluarga Merespon Stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi atau stresor yang ada saat ini.
d) Strategi Koping yang Digunakan
Hal yang perlu dikaji adalah strategi koping atau pemecahan
masalah seperti apa yang digunakan keluarga dalam menghadapi
stresor yang terjadi.
e) Strategi Koping Disfungsional
Data ini menjelaskan koping disfungsional yang digunakan ketika
keluarga menghadapi masalah misalnya marah-marah, merusak
alat rumah tangga, pelarian dengan melakukan aktivitas yang tidak
bermanfaat, dan lain sebagainya.
7) Pemeriksaan fisik
Semua anggota keluarga diperiksa secara lengkap seperti prosedur
pemeriksaan fisik di tempat pelayanan kesehatan. Seperti dilakukan
inspeksi, palpasi, perkusi, maupun auskultasi dari ujung kepala sampai
ujung kaki.
8) Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan atau sarana pelayanan kesehatan yang ada.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan data yang diperoleh
pada pengkajian. Proses perumusan diagnosis diawali dengan melakukan
analisis data, penentuan diagnosis, kemudian penentuan prioritas
diagnosis. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan data hasil
pengkajian menjadi data subjektif (DS) dan data objektif (DO). Pernyataan
langsung dari keluarga termasuk dalam DS, sedangkan data yang diambil
dengan observasi, data sekunder, atau data selain pernyataan langsung dari
keluarga termasuk dalam DO.
Rumusan masalah berdasarkan NANDA dan etiologi berdasarkan
hasil pengkajian dari tugas perawatan keluarga yang terdiri dari 5 tugas
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada. Tipologi diagnosis keperawatan keluarga
dapat berupa kasus aktual, risiko dan potensial (sejahtera atau weliness).
Khusus untuk diagnosis keperawatan potensial boleh menggunakan atau
tidak menggunakan etiologi dalam penulisan diagnosisnya. Adapun
penjelasan tipologi sari diagnosis keperawatan keluarga:
1) Aktual (deficit atau gangguan kesehatan)
Diagnosis aktual diangkat jika dari pengkajian didapatkan data
mengenai tanda dan gejala gangguan kesehatan.
Contoh:
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kekurangefektifan keluarga dalam membantu
memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga yang sakit
2) Resiko (ancaman kesehatan)
Diagnosis resiko diangkat jika sudah ada data yang menunjang namun
belum terjadi gangguan.
Contoh:
Risiko terjadi konflik pada keluarga berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi
3) Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Contoh:
Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi
c. Penentuan Prioritas
Dalam satu keluarga, perawat dapat menemukan lebih dari satu
diagnosis keperawatan keluarga. Dalam setiap diagnosis, terdapat 4
kriteria yang akan menentukan prioritas diagnosis. Setiap kriteria memiliki
bobotnya masing-masing. Kriteria tersebut terdiri dari:
1) Sifat masalah
2) Kemungkinan masalah untuk dirubah
3) Potensial dicegah
4) Menonjolnya masalah
Setiap kriteria memiliki 3 skala yang memiliki skor masing-masing.
penentuan skala dari setiap kriteria ditentukan dengan mempertimbangkan
komponen pembenaran atau rasional sesuai dengan kondisi terkini yang
ada dalam keluarga.

Kriteria Penentuan Prioritas Diagnosis


Kriteria Skor Bobot Pembenaran
Sifat Masalah Aktual bobot tinggi karena memerlukan
tindakan yang segera, potensial bobot
a.    Aktual 3 1 sedikit karena perilaku keluarga dalam
b.    Resiko 2 transisi dari tingkat kesejahteraan
c.    Potensial 1 tertentu ke tingkat kesejahteraan yang
lebih tinggi
Kemungkinan Pengetahuan dan tekhnologi untuk
masalah dapat menangani masalah, sumber daya
diubah keluarga, perawat dan masyarakat.

a.    Mudah 3 2
b.    Sebagian 2
c.    Tidak dapat 1
diubah
Potensi Beratnya penyakit, prognosa penyakit
Masalah atau kemungkinan untuk mencegah,
untuk lamanya masalah, adanya kelompok
Dicegah resiko tinggi atau rawan.

a.    Tinggi 3 1
b.    Sedang 2
c.    Rendah 1
Menonjolnya Persepsi keluarga melihat masalah. Jika
masalah keluarga menyadari masalah dan merasa
perlu ditangani segera skornya tinggi.
a. Masalah 2 1
Berat harus
segera
ditangani
b. Ada masalah 1
tetapi tidak
perlu
ditangani
c. Masalah 0
Tidak
dirasakan

Berdasarkan tabel diatas, untuk menentukan prioritas terhadap


diagnosis keperawatan keluarga yang ditemukan daapat dihitung dengan
menggunakan cara sebagai berikut:

1) Menentukan skor setiap criteria


Misalnya pada criteria sifat masalah dengan pertimbangan pembenaran
ditentukanlah skala potensial yang memiliki skor 1.
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skor X bobot
Rumus :
Angka Tertinggi
Misalnya untuk kriteria potensial dicegah memiliki skala tinggi
yang berarti skornya adalah 3. Kriteria potensial memiliki bobot 1 dan
skor tertinggi adalah 3. Maka jika dimasukkan ke dalam rumus dapat
dituliskan:
3X1
=1
3
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria
Misalnya telah ditentukan diagnosis yang diangkat adalah dx.Y. hasil
perhitungan kriteria sifat, kemungkinan untuk diubah, potensial
dicegah, dan menonjolnya masalah secara berturut-turut adalah 1, ½, 1,
dan ½. Maka jumlah skor untuk semua kriteria adalah 1+ ½ + 1 + ½
sama dengan 3. Sehingga skor untuk diagnosis dx. Y adalah 3.
Kemudian skor tersebut dibandingkan dengan perhitungan diagnosis
yang lain. Diagnosis yang memiliki nilai paling tinggi merupakan
diagnosis prioritas yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keluarga.

d. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang
meliputi tujuan jangka panjang (tujuan umum), tujuan jangka pendek
(tujuan khusus), kriteria dan standar serta intervensi. Kriteria dan standar
merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus atau tujuan jangka
pendek yang ditetapkan. Tujuan jangka panjang mengacu pada problem,
sedangkan tujuan jangka pendek mengacu pada etiologi.
e. Implementasi
Pada kegiatan implementasi, terlebih dahulu perawat perlu melakukan
kontrak sebelumnya agar keluarga lebih siap fisik maupun psikologis
dalam menerima asuhan keperawatan. Kontrak meliputi waktu
pelaksanaan, materi, siapa yang melaksanakan, siapa anggota keluarga
yang perlu mendapat pelayanan, serta peralatan yang dibutuhka jika ada.
Kegiatan selanjutnya adalah implementasi sesuai dengan rencana
keperawatan yang talah disusun berdasarkan diagnosis yang diangka.
Implementasi keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah
ini:
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
a) Memberikan informasi
b) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara:
a) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit, dengan cara:
a) Mendemonstrasikan cara perawatan
b) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
c) Mengawasi keluarga melakukan tindakan keperawatan
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara:
a) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada, dengan cara:
a) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga
b) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Contoh Tabel Implementasi


No Diagnosa Keperawatan Pukul Tindakan Keparawatan Paraf

f. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai keberhasilan
rencana tindakan yang telah dilaksanakan. Apabila tidak/belum berhasil
perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan rumah ke
keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga yang telah disepakati bersama.
Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1) Evaluasi berjalan (formatif)
Evaluasi yang dikerjakan dalam bentuk pengisian catatan
perkembangan berorientasi pada masalah yang dialami klien. Format
yang digunakan dalam evaluasi formatif adalah SOAP.
2) Evaluasi akhir (sumatif)
Evaluasi yang dikerjakan dengan membandingkan antara tindakan
yang telah dikerjakan dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika terjadi
kesenjangan, maka proses keperawatan dapat ditinjau kembali untuk
mendapatkan dataguna memodifikasi perencanaan. Format yang
digunakan dalam evaluasi sumatif adalah SOAPIER.
Penjelasan Evaluasi Sumatif dan Formatif
E S Data Subjektif Perkembangan keadaan yang didasarkan
V pada apa yang dirasakan, dikeluhkan, dan
E A dikemukakan klien.
O Data objektif Perkembangan yang dapat diamati dan
V L
diukur oleh perawat atau petugas
A U
kesehatan lain.
L A
A Analisis Penilaian dari kedua jenis data (DS
U S
maupun DO), apakah kearah perbaikan
A I
atau kemunduran.
S P Perencanaan Rencana penanganan klien yang
I F didasarkan pada hasil analisis yang berisi
O lanjutan perencanaan sebelumnya jika
S R masih ada keadaan atau masalah yang
U M belum teratasi.
R A
M T
A I
T F
I Implementasi Tindakan yang dilakukan berdasarkan
I
rencana.
F
E Evaluasi Penilaian tentang sejauh mana rencana
tindakan dan evaluasi telah dilaksanakan
dan sejauh mana maslah klien teratasi.
R Reassessment Jika hasil evaluasi menunjukkan maslah
belum teratasi, maka pengkajian ulang
perlu dilakukan melalui proses
pengumpulan DS dan DO serta proses
analisisnya.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )
MUHAMMADIYAH MANADO
TERAKREDITASI BAN-PT
Alamat : Jl. Sasuit Tubun Nomor 9 Kel. Istiqlal. Kec.
Wenang. Manado- Sulawesi Utara
Telp/fax : 0431-850372
Web : http//stikesmuhmanado.ac.id
Email : stikesmuhammadiyahmdo@yahoo.com,
info@stikesmuhmanado.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Tn. S.R
Umur : 31 Tahun
Agama : Kristen protestan
Suku : Minahasa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kelurahan Paal IV, Lingkungan IV

b. Komposisi Keluarga
Status
L/ Hub. Pendidika
No Nama Umur Pekerjaan Imunisas
P Klg n
i
1. Ny. S.M P 24 th Istri IRT SMA Lengkap
2. An. P.R L 3 th Anak - - Lengkap
c. Genogram:

Keterangan :

Laki-laki Garis Keturunan Meniggal

Perempuan Serumah Pasien

d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga:
Tipe keluarga Tn. S.R adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga
terdiri dari ayah, ibu dan anak.
b) Masalah yang terjadi dgn type tersebut:
Tidak ada
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa:
Keluarga Tn. S.R berasal dari suku Minahasa . Dalam kehidupan
sehari-hari keluarga lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat
Minahasa. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
Indonesia .
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan:
Tidak ada.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Seluruh anggota Keluarga Tn. S.R menganut agama Kristen protestan
dan taat menjalankan ibadah digeraja kolom ,kaum bapa serta berdoa
agar Tn. S.R sembuh dari penyakit yang diderita.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari Kepala Keluarga (Tn.
S.R).
b) Penghasilan: ± Rp. 3.000.000 per bulan
c) Upaya lain: Tidak ada
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Barang yang dimiliki 1 buah TV 17 inch, 1 Kipas angin. Pada ruang
tamu terdapat 1 set kursi plastik dan lemari pada ruang tengah dan
ruang dapur terdapat 1 kompor gas. Tn. S.R juga memiliki alat
transportasi yang digunakan sehari-hari yaitu sebuah sepeda motor.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
Makan + Minum = ± Rp. 1.200.000/bulan
Bayar listrik = ± Rp. 150.000/bulan
Pendidikan = ± Rp. 500.000/bulan
Tabungan = Rp. 1.000.000/bulan
Lain-lain = Rp. 150.000/bulan
f) Aktivitas Rekreasi Keluarga:
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan
menonton TV bersama di rumah, sedangkan rekreasi di luar rumah
kadang-kadang berolahraga (lari pagi).

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Pada saat ini keluarga Tn. S.R sedang berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak yang masih tumbung kembang.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Tidak ada
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Keluarga mengatakan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan saat ini hanya Tn. S.R
b) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Keadaan Tindakan
No Nama Umur BB Masalah kesehatan
Kesehatan Yang telah dilakukan
1. Tn. S.R 31 thn 60Kg Kurang baik Tn. S.R mengatakan 1. Pergi ke Dokter
nyeri ulu hati bila Praktek Dan
terlambat makan, PUSKESMAS
pusing, mual kadang 2. Kadang beli obat
muntah. Biasa merokok sendiri di opotek.
sehari 1 bungkus, setiap
pagi minum kopi dan
makan 2 kali sehari.
2. Ny. S.M 24 thn 62 Kg Baik Tidak ada Tidak ada
3. An. P.R 3 thn 12 Kg Baik Tidak ada Tidak ada

c) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Dokter Praktek DAN PUSKESMAS
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
Keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit sebelumnya

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah: ± 10 x 5 M2

b) Type rumah: Semi Permanen

c) Kepemilikan: Milik Sendiri


d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: Terdapat 2
kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga dan 1 dapur.

e) Ventilasi/Jendela: Terdapat 3 buah jendela


dan setiap jendela terdapat ventilasi udara

f) Pemanfaatan ruangan:

g) Septic tank: Ada letak : > 10


M dari sumber air (sumur)

h) Sumber air minum: Sumur Pompa

i) Kamar mandi/WC: Terdapat 1 kamar mandi


dan 1 WC

j) Sampah: Ada limbah RT :


Ada

k) Kebersihan lingkungan: Cukup Bersih

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


a) Kebiasaan : Berkumpul bersama tetangga
b) Aturan/kesepakatan : Tidak ada
c) Budaya : Tidak Ada
c. Mobilitas Geografis Keluarga/ mulai kapan tinggal:
Keluarga mulai tinggal di PaalIV lingkungan 5 dari tahun 2015 jadi
sudah sekitar 5 tahun. Tn. S.R bekerja sebagai Karyawan swasta dari
2013, berangkat kerja jam 07.00 pagi pulang kerja jam 17.00 sore.
Sedangkan istri dan anak tetap dirumah
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar. Tn.S.R
termasuk masyarakat yang disenangi disekitar lingkungan. Keluarga
juga aktif berkumpul dengan keluarga besar di kampung sekali setahun
ketika hari raya natal dan tahun baru.
e. System Pendudukung Keluarga
Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan
dari keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber keuangan, dimana
keluarga sering diberi subsidi oleh orang tua suami.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga:
Keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Tn.
S.R berbicara lembut dengan istri maupun anak-anaknya dan begitupun
sebaliknya.
b. Struktur Kekuatan Keluarga KK siapa:
Dalam keluarga Tn. S.R yang berperan dalam mengambil keputusan.
Setiap keputusan yang diambil oleh Tn. S.R sebagai kepala keluarga
selalu dimusyawarakan dengan Ny. S.M dan anggota keluarga yang lain.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-
masing Tn S.R mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak-anak.
Ny. S.M mengurus rumah tangga, menjaga dan mendidik anak-anaknya.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai yang dianut oleh keluarga adalah keterbukaan dan harus
melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota
keluarga yang sakit keluarga membawanya ke dokter praktek, kadang
keluarga hanya membeli obat di apotek.
FUNGSI KELUARGA
e. Fungsi afektif
Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan anak-anak
lebih diutamakan.
f. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga:
Keluarga hidup dengan rukun, jika ada masalah dapat diselesaikan dengan baik.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
Keluarga mengatakan aktif bersosialisasi dengan anggota keluarga
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
Kepala keluarga (Tn. S.R)
d) Kegiatan keluarga waktu senggang:
Menonton TV, bermain dengan anak-anak, kadang berolahrga.
e) Partisipasi dalam kegiatan social:
Tn. S.R sering membantu dalam kegiatan social berupa kerja bakti.
g. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya:
Ny. S.M mengatakan bahwa Tn. S.R sering kambuh maagnya, dan bila kambuh
maagnya Ny. S.M membeli obat di apotek.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Tn. S.R tidak langsung di bawa
ke dokter atau unit layanan kesehatan lainnya untuk berobat, nanti kalau tidak
sembuh baru di bawa ke dokter praktek.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Dalam merawat Tn. S.R anggota keluarga hanya memberikan obat yang di beli
di apotek seperti obat Promag. Keluarga tidak mengetahui kenapa Tn. S.R sering
sakit ulu hati

Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 1


d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Keluarga sering membersihkan rumahnya, setiap pagi dan sore Ny. S.M
membersihkan rumah dan pekarangan rumah.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas ataupun
rumah sakit, walaupun jarak dengan rumah tidak terlalu jauh. Keluarga lebih
sering pergi ke dokter praktek jika ada anggota keluarga yang sakit.
h. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak:
Ny. S.M mengatakan ia masih ingin menambah anak lagi, Ny. S.M berharap
semoga ia mendapat anak perempuan.
b) Akseptor: Ya, yang digunakan : lamanya
c) Akseptor: Belum, alasannya:
d) Keterangan lain:
i. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan:
Kepala keluarga bekerja sebagai buruh bangunan dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat:

V. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek:
Tn. S.R mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati
b. Stressor jangka panjang:
Tn. S.R merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut dibawa ke rumah
sakit, Karena saat ini ada pandemic Covid-19.

c. Respon keluarga terhada stressor:


Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang sakit.
Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 2
d. Strategi koping:
Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah.
e. Strategi adaptasi disfungsional:
Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada masalah dicari
pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga
VI. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi:
Keluarga selalu memberikan makanan dan minuman yang bergizi, pasien makan
2x1sehari yaitu makan siang dan malam pagi hanya kopi dan rokok, porsi makan sedikit
Upaya lain :
Tidak ada
VII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Identitas
Nama : Tn. S.R
Umur : 31 Tahun
L/P :L
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini
Tn. R.M mengatakan ia sering merasa nyeri ulu hati jika terlambat makan, merasa
pusing, mual, kadang muntah.
P : terlambat makan
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : Abdomen bagian atas
S : 5-6 (sedang)
T : Sewaktu-waktu
c. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tn. S.R mengatakan sebelumnya tidak merasakan apa-apa.
d. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg, N: 90x/m, R: 22x/m, SB : 36,3 oC
Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 3
e. System Cardio Vascular : tidak ada nyeri dada bentuk dada simestris
f. System Respirasi : tidak ada sesak napas suara nafas vesikuler
g. System Gastrointestinal (GI Tract):adanya nyeri tekan didaerah epigastrium skla
nyeri 5
h. System Persyarafan : pengelihatan baik, berbicara lancar tidak telor
i. System Muskuloskeletal : keadan kedua tangan dan kaki baik bisa bergerak
normal pasien dapat berjalan seperti biasa.
j. System Genitalia : Baik tidak ada penyakit kelamin atau menular

VIII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya:
Harapan keluarga kiranya Tn. S . R cepat sembuh.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada:
Bila berobat ke dokter, puskesmas dan rumah sakit selalu dilayani dengan baik

PEDOMAN PENJAJAKAN II

1. Masalah kesehatan keluarga

Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 4


Tn. S.R mengeluh nyeri ulu hati jika terlambat makan, sering merasa pusing, mual
kadang muntah, biasa merokok sehari 1 bungkus, setiap pagi minum kopi dan makan 2
kali sehari.
2. Apa yang bapak/ibu lakukan dengan adanya masalah tersebut
Membeli obat di apotek
3. Bagaimana cara bapak/ibu memberikan perawatan terhadap anggota keluarga dengan
masalah tersebut diatas atau apa upaya penanggulangan yang dilakukan keluarga
Membiasakan hidup sehat, mengurangi kebiasaan buruk (merokok dan minum kopi
setiap pagi) dan makan tepat waktu.
4. Bagaimana cara bapak/ibu menata lingkungan yang dapat meningkatkan keberhasilan
penyelesaian masalah
Membiasakan selalu membersihkan rumah, pekarangan, alat-alat memasak, makan,
minum selalu dibersihkan dengan baik, anggota keluarga selalu makan makanan yang
bergizi.
5. Apakah bapak/ibu memanfaatkan sarana/fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat untuk
mengatasi masalah tersebut diatas
Ya, tetapi jarang ke puskesmas dan rumah sakit, paling sering hanya pergi ke dokter
praktek.

ANALISA DATA DAN


PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Peningkatan asam Nyeri Akut

Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 5


- Pasien mengeluh nyeri ulu hati lambung
jika terlambat makan, pusing,
mual, kadang muntah Iritasi mukosa lambung
DO :
- Pasien tampak meringis
Peradangan mukosa
- P : Terlambat makan
lambung
- Q : Ditusuk – tusuk
- R : Abdomen atas
Nyeri
- S : 5 – 6 (sedang)
- T : Sewaktu – waktu
- TD : 120/70 mmHg
- HR : 90 x/m
- RR : 22 x/m
- SB : 36,3 0C
DS : Ketidakmampuan Defisit Pengetahuan
- Pasien mengatakan hanya keluarga mengenal
minum kopi setiap pagi dan masalah
makan hanya 2 kali sehari
- Pasien mengatakan jika nyeri
kambuh pasein hanya membeli
obat di apotek.
- Pasien mengatakan merasa takut
untuk pergi ke sarana pelayanan
kesehatan karena ada pandemic
covid-19.

DO :
- Pasien tampak kurang Resiko Ketidak
memahami tentang penyakit Ketidakmampuan seimbangan nutrisi kurang
yang diderita saat ini. keluarga mengenal dari kebutuhan tubuh
DS: masalah
Pasien mengatakan jarang sarapan

Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 6


pagi, cukup kopi dan rokok sudah
terasa kenyang

DO:
sakit ulu hati, mual dan muntah
tampak lemah

SKORING MASALAH
a. Diagnosa Keperawatan 1 :

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : Aktual 3/3 X 1 = 1 Tn. S.R sakit maag dan
memerlukan tindakan segera
untuk mencegah komplikasi.
2 Kemungkinan masalah Fasilitas kesehatan (puskesmas)
diubah : Mudah 2/2 X 1 = 2 dapat dijangkau dengan mudah
sehingga keluarga dapat
memanfaatkan
3 Potensial masalah untuk 2/3 X 1 = Gastritis atau maag dapat
dicegah : Cukup 2/3 diobati dan dicegah bila keluarga
mengetahui.
4 Menonjolnya masalah 1/2 X 1 = ½ Ada masalah, namun keluarga
: menganggap tidak perlu segera
Ada, tetapi tidak harus ditangani
segera diatasi
Total 4 1/6

b. Diagnosa Keperawatan 2 :

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : ancaman 2/3 X 1 = 2/3 Masalah bersifat ancaman karena
belum terjadi
2 Kemungkinan masalah 2/2 X 1 = 1 Masalah dapat diubah dengan
diubah : Mudah mudah dengan cara memberikan
penyuluhan tentang penyakit
yang dialami Tn. S.R

Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 7


3 Potensial masalah 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum berat tetapi bila
untuk dicegah : Cukup dibiarkan dapat menjadi aktual.
4 Menonjolnya masalah : 1/2 X 1 = ½ Ada masalah namun keluarga
Ada, tetapi tidak harus menganggap tidak perlu segera
segera diatasi ditangani
Total 2 5/6

C. Diagnosa Keperawatan 3 :

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : ancaman 2/3 X 1 = 2/3 Masalah bersifat ancaman karena
belum terjadi
2 Kemungkinan masalah Masalah dapat diubah dengan
diubah : Mudah 2/2 X 1 = 1 mudah dengan cara memberikan
penyuluhan tentang penyakit
yang
dialami Tn. H
3 Potensial masalah 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum berat tetapi bila
untuk dicegah : Cukup dibiarkan dapat menjadi aktual.
4 Menonjolnya masalah : 1/2 X 1 = ½ Ada masalah namun keluarga
Ada, tetapi tidak harus menganggap tidak perlu segera
segera diatasi ditangani
Total 2 5/6

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosis Keperawatan Skor

Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis (infalamasi


1. 4 1/6
mukosa lambung)

2. Deficit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi


2 5/6
3. Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan

Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 8


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa
No SLKI SIKI
Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan EDUKASI MANAJEMEN NYERI
pencedera fisiologis keperawatan pada keluarga Observasi
(inflamasi mukosa maka tingkat nyeri meurun - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
lambung) dengan kriteria hasil : Terapeutik
- Keluhan nyeri menurun - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
(5) - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Meringis menurun (5) - Berikan kesempatan bertanya
- Frekuensi nadi membaik Edukasi
(5) - Jelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2. Deficit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan EDUKASI PROSES PENYAKIT
b.d kurang terpapar keperawatan pada keluarga Observasi
informasi maka tingkat pengetahuan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
meningkat dengan kriteria
Terapetik
hasil :
Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 1
- Perilaku sesuai anjuran - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
meningkat (5) - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Perilaku sesuai dengan - Berikan kesempatan untuk bertanya
dengan pengetahuan
Edukasi
meningkat (5)
- Jelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit
- Pertanyaan tentang
- Jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit
masalah yang dihadapi
- Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
menurun (5)
- Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
- Persepsi yang keliru
- Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang dirasakan
terhadap masalah (5)
- Menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat (5)
- Perilaku mambaik (5)

3 Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan EDUKASI PROSES PENYAKIT


kurangnya asupan
keperawatan pada keluarga Observasi
makanan
maka status nutrisi membaik - Identifikasi status nutrisi
dengan kriteria hasil:
Terapetik
Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 2
- Keluhan nyeri abdomen - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
menuru (5) - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Peresaan cepat kenyang
menurun(5)
Edukasi
Frekuensi makan membaik
- Ajarkan diet yang diprogramkan
(5)

Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 3


DAFTAR PUSTAKA

Harnilawati (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta: Pustaka As


Salam
Harmoko. (2012 ). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Suharto, (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkurtural. Jakarta : EGC
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik asuhan
keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
Suprajitno, (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Widyanto, F. (2014). Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta:
Nuha Medika

Pengkajian Keluargas Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Manado Tahun 2020 1

Anda mungkin juga menyukai