Susi Nurasiah-Fst PDF
Susi Nurasiah-Fst PDF
SUSI NURASIAH
Oleh:
SUSI NURASIAH
101092123410
Skripsi
Dapat ditenma sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian
pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri SyarifI-Iidayatullah Jakarta.
embimbing I Pembimbing II
--
\~
Ir. Muhandis Natadiwirya, l\1M, M.Si Ir. Achmad Tjahja Nugraha, M.P
Mengetahui,
-
dJ--1~
r DR. 'opiansyah Jaya Putra, M. Sis
NIP. 150 3 I 7 956
Ir. Mudatsir Najamuddin, MM
NIP. 150 317 958
PENGESAHAN UJIAN
Tim Penguji,
Penguji I
f
d-Yi~'J)
(Ir. Mudatsir Najamuddin, M!Vl }
NIP. 150 317 958
-
(Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si) (Ir. Achmad Tjahja Nugraha, M.P)
Mengetahui,
Dekan
/
~DR. Syopiansy h Jaya Putra, M.Sis
l\.TTD l t:f\ '11 '7 net.::
PERNYATAAN
Susi Nurasiah
101092123410
RINGKASAN
rahmat-Nya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Shalawat dan salam selalu
dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, seluruh keluarga serta sahabat-
bantuan dan dukungan baik secara moral maupun materil berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada :
I. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, sebagai Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi.
Pertanian I Agribisnis.
3. Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si, sebagai dosen pembimbing I yang telah
4 Ir. Achmad Tjahja Nugraha, M.P, sebagai dosen pembimbing II yang telah
5. Pak Undang, Pak Maryanto dan !bu Risda se11a seluruh prmpman dan
6. Ayahanda Ubik Baihaki dan lbunda Hunainy, yang saya cintai yamg telah
8. Sri, Riko dan Khairil Anwar sebagai teman satu bimbingan yang selalu
skripsi ini.
9. Nova, Fitri, Hera, Gandhi, Zubaedah, Tari, Mas Kaswid, Wildan dan semua
merupakan teman yang seialu setia clalam suka maupun duka dan semoga
l 0. !bu Rizki dan Pak Gunacli yang telah banyak membantu sehingga tugas akhir
I I. Mozaik Komputer dan anak-anak kost yang selalu memberikan bantuan yang
12. Semua pihak yang tidak mungkin dapat disebutkan satu per satu, yang telah
yang sesuai atas segala bantuan dan jasa yang telah mereka berikan kepada
peneliti selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR LAMPIRAN. IX
BAB I. PENDAHULUAN. . J
J. l. Latar Belakang .
2. J Landasan Teori 9
2. J. I Pernasaran 9
Reformasi . :io
Reformasi . 31
Reformasi 32
Reformasi . 33
4.5. Kegiatan Usaha Pusat Koperasi Pertanian Gema
Reformasi 33
5. I. 3. Proses Produksi . 45
Kernasan 53
Keuntungan ............................................ . 54
6.1. Kesimpulan. 61
6.2. Saran 62
LAMP TRAN 66
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Ekspor Emping Melinjo Berdasarkan Negara Tujuan
Tabel 4.4. Sebaran Jenis Kelamin Pengrajin Emping Melinjo ..... ................. 36
Tabel 4.8. Sebaran Jumlah Anggota Keluarga Pengrajian Emping Melinjo ...... 38
Tabel 4.9. Sebaran Luas Laban yang Dikuasai Pengrajin Emping Melinjo ... 38
Tab el 4. J0. Jen is Emping Melinjo yang Dihasilkan Pengrajin Emping Melinjo .. 39
Tabel 4.11. Jenis Emping Melinjo yang Laku Dipasarkan ........... ............ 40
Tabel 5.1. Harga Emping Melinjo pada Saat Musim Panen Raya dan
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
LL Latar Belakang
Si stern agribisnis memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas dari sekedar
primer seperti industri pupuk, obat-obatan, bibit/benih, ala! dan mesin pertanian,
dan lain-lain; subsistem usahatani (011:/cmu agrih11si11ess), atau yang lebih dikenal
kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan,
baik dalam bentuk yang siap dimasak atau siap untuk disaji atau siap untuk
peranan yang strategis. Koperasi dapat berperan dalam proses pra usahatani
(2002), luas areal tanaman melinjo yang ada di Kabupat•on Pandeglang adalah
sebesar 3 157 hektar. dengan perincian luas areal tanaman muda sebesar 618
hektar, tanaman produksi sebesar 2.470 hektar, tanarnan tua sebesar 69 hektar dan
luas bairn areal tanaman melinjo sebesar 4.137 hektar dengan jumlah petani
Pandeglang
seternpat. Pada tahun 2004, tercatat 7.077 unit usaha pembuatan emping melinjo
yang ada di Kabupaten Pandeglang dengan nilai produksi sebesar Rp. 44,7 milyar.
lndustri ini hanya merupakan usaha sampingan bagi masyarakat sekitar, akan
sehari-hari. Jumlah unit usaha yang ada tersebut sebagian besar berbentuk industri
kecil clan industri rumah tangga dengan tenaga kerja yang digunakan masih
atau masih ada ikatan persaudaraan. Secara total industri ini mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 13 .34 7 orang pada tahun 2003 dan meningkat menjadi
Pancleglang merupakan salah satu procluk olahan dari melinjo yang banyak
diminati oleh konsumen dalam negeri maupun konsumen luar negeri. Khusus
untuk konsumsi dalam negeri, konsumen emping melinjo ini biasanya berasal dari
berbagai negara Eropa, Timur Tengah, clan Amerika Serikat, ini merupakan bukti
jika em ping rnelinjo telah banyak digernari oleh rnasyarakat dunia (Tabel I. I).
usaha empimg melinjo dapat lebih efisien. Hal ini dikarenakan adanya skala usaha
yang lebih besar yang menyebabkan besarnya pula pemupukan modal. Koperasi
sekunder ini dapat berfungsi dalam hal penyediaan bahan baku melinjo dan
memperhatikan pengernasan, kualitas se11a rasa dari ernping rnelinjo, maka Pusat
se11a pengemasan yang lebih baik dan lebih mengandung unsur estetika serta
kesehatan.
5
Koperasi sebagai salah satu badan usaha tumbuh dan berkembang dalam
Propinsi Banten Tahun 2005". Komoditi emping melinjo sebagai salah satu
sebagai sektor penanian serta pemerintah claerah berusaha keras untuk menarik
investor agar mau menanamkan moclalnya dalam industri emping melinjo. Peran
relatif kecil terjadi peningkatan dalam ha! jumlah unit usaha maupun nilai
produksi. Jumlah unit usaha meningkat dari 7.076 unit usaha pada tahun 2003
menjadi 7.077 unit usaha pada tahun 2004, dengan nilai produksi yang meningkat
dari Rp. 44,6 milyar pad a tahun 2003 menjadi Rp. 44, 7 milyar pada tahun 2004
sena peningkatan nilai bahan baku dari Rp. 29,6 milyar pada tahun 2002 menjadi
menghadapi berbagai kendala dan perrnasalahan, baik dalam hal produksi rnaupun
pemasaran. Dalarn hal produksi, Pusat Koperasi Penanian Gema Reforrnasi Desa
6
produksi yang bisa dicapai. Sampai saat ini Pusat Koperasi Pertanian Gema
em ping melinjo sebanyak 2 J ton per bulannya, padahal setiap hari pengrajin rata-
rata dapat memproduksi 3,6 kilogram emping melinjo kering dengan jumlah
bahan bairn sebanyak 8 kilogram, dengan hari efektif bagi pengrajin setiap
bulannya 26 hari kerja maka dengan jumlah pengrajin sebanyak 1.550 orang
Menes Banten dapat memproduksi emping melinjo sebanyak 145,08 ton untuk
setiap bulannya. Lebih parah lagi, jumlah emping melinjo yang terjual dalam satu
bulan rata-rata berada jauh di bawah jumlah emping melinjo yang dihasilkan
tidak laku te1jual sehingga keulltungan yang diperoleh koperasi akan berkurang
berikut
penelitian?
pen1asaran ?
pe1nasaran ?
7
adalah .
pen1asaran.
pen1asaran.
l. Bagi petani dan len1baga peinasaran yang terlibat sebagai bahan infonnasi
emping rnelinjo.
2. Bagi peneliti sebagai penerapan ilmu atau teori yang telah didapat selarna
dan Waktu Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data,
Metocle Pengolahan dan Analisis Data. Bab IV : Sejarah clan Perkembangan Pusat
Pandeglang Banten, Visi, Misi clan Tujuan Pusat Koperasi Pe11anian Gema
dan Keadaan Pusat Koperasi Pertanian Gema Refor111asi Desa Menes Kecamatan
Pengraj in. Bab V lndustri Kecil Emping Mel111jo di Desa Menes, Sistem
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pemasaran
karena dapat menciptakan tambahan nilai tempat, nilai waktu, nilai bentuk dan
nilai hak milik melalui proses keseimbangan permintaan dan pemasaran oleh
Menurnt Kotler ( 1997 9), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial
dimana individu dan kelompok 111e111peroleh apa yang mereka butuhkan dan
dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Menurnt Kotler dan Armstrong
mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik konsumen
ban.1 dengan menjanjikan nilai yang unggul dan 111e111pertahankan konsumen saat
melandasi pemasaran Agar terjac\i pertukaran maka lima kondisi berikut harus
dipenuhi, yaitu (I) sekurang-kurangnya ada dua pihak, (2) masing-masing pihak
mempunyai sesuatu yang bernilai bagi pihak lain, (3) masing-masing pihak
mampu berkomunikasi dan mengirim suatu produk kepada pihak lain, (4) masing-
masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran pihak lain, (5) masing-
kepada konsumen.
konsumen membeli.
•:• Pertimbangan barang : berapa besar nilai per unit barang tersebut, besar dan
biaya.
perusahaan dan perorangan yang memiliki hak kepemilikan atas produk atau
tergantung dari jenis barang yang akan dipasarkan. Sernakin banyak tingkat
12
• Saluran no! tingkat; pada saluran no! tingkat di mana dari produsen produk
• Saluran satu tingkat; pada saluran satu tingkat di mana jalur pemasaran produk
• Saluran tingkat dua; pada saluran tingkat dua memiliki jalur pernasaran
• Saluran tiga tingkat; pada saturan tiga tingkat merniliki saluran pemasaran
l'vlenurut Limbong dan Sitorus ( 1987:20), ada tiga kelompok yang secara
langsung terlibat dalam penyaluran barang atau jasa mulai dari tingkat produsen
sampai tingkat konsumen, yaitu (I) pihak produsen, (2) lembaga perantara, (3)
pelayanan dalam hubungannya dengan pembelian dan penjualan barang dan jasa
dari produsen dan konsumen, yaitu pedagang besar ( whose!ler) dan pedagang
Banyaknya lembaga yang terlibat dalam suatu pemasaran dipengaruhi oleh jarak
13
dari produsen ke konsumen, sifat komoditas, skala produksi dan kekuatan modal
yang dimilki. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen akan
yang cepat rusak membutuhkan saluran pemasaran yang relatif pendek agar dapat
segera diolah atau dikonsumsi. Skala produksi yang sernakin kecil menyebabkan
pedagang perantara.
Produsen Pedagang
Besar Konsumen
Akhir
Pedag<~
Pengec~
Selanjutnya, pos-pos atau biaya-biaya lain yang juga termasuk sebagai biaya
I 984 22)
14
nilai fisik suatu barang pada tingkat lembaga pemasaran yang berbeda, sehingga
perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima
oleh produsen. Marjin tataniaga juga dinyatakan sebagai nilai dari jasa-jasa
pelaksanaan kegiatan sejak tingkat produsen sampai tingkat konsumen. Dahl dan
perlakuan yang diberikan kepada produk dalam berbagai saluran pemasaran akan
yang rnengarnbil peran terhadap hasil akhir dan penyaluran suatu komoditas,
rnaka konsurnen akan sernakin banyak membayar perbedaan harga yang terjadi
untuk produk dengan harga yang akan diterima produsen. Pada dasarnya, setiap
lembaga yang terlibat atau melibatkan dalam suatu saluran pemasaran komoditas
juga merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perbedaan pada biaya dan
marjin keuntungan yang harus dibayar dan yang didapatkan oleh lembaga
pemasaran.
15
termasuk tumbuhan berbiji. Tumbuhan ini menghasilkan bunga dan biji yang bisa
lainnya, kulit luar yang berwarna merah (bila sudah tua), adalah kulit biji. Itulah
sebagai berikut :
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Gym11ospermae
Kelas Gnetinae
Ordo Gnetales
Famili Gnetaceae
Genus Gnetum
Emping melinjo merupakan produk makanan olahan yang terbuat dari biji
digoreng terlebih dahulu. Jeni~ emping melinjo yang diperdagangkan ada tiga
macam. Jenis pe11ama Loce K (Loce Kecil), yaitu terdiri dari satu biji melinjo,
dengan garis tengah kurang dari 3 cm atau biasa disebut ceprek (keceprek). Jenis
kedua adalah G.2 (Gandeng dua), terdiri dari dua atau tiga biji melinjo dengan
garis tengah kurang lebih 6 cm. Jenis yang ketiga adalah Loce B (Loce Besar),
terdiri dari enarn sampai delapan biji melinjo dengan garis tengah kurang lebih 1O
-·~ / 0 •• ;.~_ .. _ 1 ("\f"\'1.0\
·16
ketebalan diseluruh permukaan sama, wama putih bening, bentuk bulat, tidak
2. Kualitas II dengan ciri-ciri bentuk lebih tebal daripada kualitas I, warna putih
3. Kualitas III dengan ciri-ciri bentuk tebal, ketebalan dan sisinya kurang merata,
Perbedaan rnutu ernping bukan saja berbeda dalarn hal penarnpilan fisik
juga berbeda dalarn rasa. Ernping rnelinjo super rnernpunyai rasa yang lebih gurih
dibandingkan kualitas yang Jain. Perbedaan kualitas disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu mutu, jenis bahan baku dan peralatan yang dipakai serta keterampilan teknis
pengraJ1n.
bakar dan sebagai bahan pembuat bahan pembuat kertas. Kulit batang melinjo
mengandung serat yang baik untuk bahan tali, pucuk daun dan buahnya untuk
sayur, batok melinjo dapat dimanfaatkan untuk pupuk, buah melinjo yang sudah
tua dikupas kemudian dipukul sarnpai pipih lalu dikeringkan untuk menghasilkan
emping melinjo.
standar mutu te1tentu. Emping melinjo digolongkan atas satu jenis mutu dengan
17
Keterangan
lain-lain.
Emping tidak utuh emping yang satu per tiga bagian atau lebih dari
maksimum 50 kilogram setiap peti. Pada bagian luar peti ditulis dengan bahan cat
yang tidak mudah luntur, antara lain : nama barang, nama atau kode pemsahaan,
nomor lot, nomor pendaftaran pada Departemen Kesehatan RI, berat kotor, berat
Menumt Undang (2004: 11) jenis emping melinjo yang dihasilkan Pusat
dapat dibedakan menjadi emping goblak (terbuat dari 20 s/d 30 biji melinjo,
menghasilkan setiap satu buah emping berdiameter 15 s/d 25 cm), emping banci
(terbuat dari 10 s/d 15 biji melinjo, menghasilkan setiap satu buah emping
18
menghasilkan setiap satu buah em ping berdiameter 6 s/d I 0 cm), em ping satu
(terbuat dari I s/d 2 buah biji melinjo, menghasilkan setiap satu buah emping
berdiameter 2 s/d 4 cm), emping benggol (terbuat dari 3 s/d 5 buah biji melinjo,
dikenal masyarakat luas. Sifat tanaman melinjo yang tidak membutuhkan kondisi
Tanaman melinjo menghasilkan biji melinjo yang merupakan bahan baku utama
bulat dari biji melinjo yang sudah tua. Pembuatan emping melinjo melalui proses
yang sederhana dan secara keseluruhan dikerjakan oleh tenaga kerja manusia.
sering timbul dalam mengolah emping melinjo adalah masalah bahan bairn yang
sifatnya musiman, mudah rusak dan tidak tahan lama. Industri kecil emping
menimbulkan kegunaan temp at, bentuk dan waktu pada barang dan jasa.
memainkan peran yang penting. Saat ini banyak orang pemasaran yang
iklan).
memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Kemasan dasar adalah bungkus
langsung dari suatu produk. Kemasan tambahan ial ah bahan yang melindungi
kemasan dasar dan dibuang bila produk tersebut akan digunakan. Kemasan
d. Peluang inovasi. Cara pengemasan yang inovatif dapat memberi manfaat yang
seharusnya dan berfungsi bagi suatu produk tertentu. Apakah fungsi-fi.mgsi suatu
kemasan itu harus melindungi produk sebaik mungkin, menyajikan cara membuka
yang baru, menggambarkan mutu tertentu dari produk atau perusahaan, atau
fungsi yang lain lagi. Disamping itu, konsep kemasan harus didasarkan juga pada
elemen-elemen seperti ukuran, bentuk, bahan warna, teks dan tanda merek.
seperti : uji perekayasaan untuk menjamin bahan kemasan mampu bertahan dalam
kondisi normal ; uji visual untuk meyakinkan bahwa segala. bentuk tulisan dapat
dibaca dengan warna yang seimbang ; uji penyalur untuk melihat apakah penyalur
bahwa kemasan cukup menarik dan mudah ditangani ; dan terakhir uji konsumen
konsumen dengan harga yang diterima produsen, dan dapat juga dinyatakn nilai
dari jasa-jasa pelaksanaan kegi«tan tataniaga sejak dari tingkat produsen hingga
tinglrnt konsum~n yl\l1g terdil'i dari komponen bi11yn pe111ns11rnn dnn ko111ponen
proses penyampaian barang dalam ha! ini adalah emping melinjo, mulai dari
produsen.
menyebabkan perbedaan harga jual antara lembaga yang :iatu dengan lembaga
yang lain sampai tingkat konsumen akhir. Semakin banyak lembaga yang terlibat
dalam penyaluran suatu komoditi dari titik produsen hingga konsumen, maka
efisiensinya sistem pemasaran, namun ha! ini masih memerlukan penelitian lebih
yang tinggi akibat biaya pemasaran yang tinggi dikatakan tidak efisien karena
22
Sitorus, 1987:32).
bentuk kornoditas.
rnurahnya dan rnarnpu rnengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga
yang dibavar konsumen akhir kPn::irl::i ~Prn11!l ... ;1,.,..,1,.. ., ...... ,~ :1...... __ ___..__ -1 '
23
produksi dan pemasaran barang. Jalur pemasaran yang efisien terjadi apabila rasio
marj in total relatif lebih tinggi dibandingkan jalur lainnya. Efisiensi pemasaran
juga dapat dilihat dari kecilnya biaya pemasaran pada masing-masing lembaga
ernping melinjo, baik industri maupun lembaga perantara tadi rnelakukan kegiatan
yang dapat memperlancar produk sampai ke tangan konsurnen. Pada Gambar 2.2
~~-I_n_d_u_st_r_i/~~~~-L--e-n_1_b_a_g._a_P_e_r_a_n_ta_1_·a~~4-'-~[,~l-(_o_n_su~m-e_n~~
_ Produsen _ L
(Pedagang Pengumpul Desai Agen,
Grosir, dan Pengecer)
l
Analisis Pemasaran
L Saluran Pemasaran
2. Marjin Pemasaran
3. Media Pengepakan
1
Efisiensi Pemasaran
METODE PENELITIAN
suatu proses produksi sampai menghasilkan produk. Biaya ini meliputi biaya
2. Biaya tetap; biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi
oleh besarnya produksi, sedangkan biaya tidak tetap besarnya berubah, sesuai
besarnya produksi.
fungsi pemasaran.
dan pengecer.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
serta Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta dan Pandeglang. Data primer diperoleh
Data yang digunakan adalah data pnmer maupun data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan, baik melalui
pengecer luar daerah 4 responden dan pengecer lokal sebanyak 5 responden yang
saluran pernasaran.
Analisis rnarjin pernasaran terdiri dari analisis pernasaran dan analisis rasio
Rumus di atas dipakai untuk mengolah data primer dalam bab pembahasan
II
MT=l: Mi
i=l
rumus :
melinjo yang dihasilkan Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes
yang memakai kemasan dengan produk emping melinjo yang tidak memakai
Tuskana, U. Aha, U Supendi), Ketua (Drs. E. Aap Aptadi), Wakil Ketua (Drs.
Awai tahun l 999, krisis moneter datang melanda masyarakat. Pada saat itu
pula Koppas INTI mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) memilih Drs.
Tuskana.
Koperasi Serba Usaha (KSU) Hikmat Reformasi, Koperasi Serba Usaha Menes
Bangkit, Koperasi Serba Usaha Kebon Jemk dan Koperasi Serba Usaha Menes
emping dari enam kecamatan, yaitu Kecamatan Menes, Bojong, Saketi, Pagelaran,
31
Komplek Pasar Rakyat Kebon Jeruk Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten
Pandeglang.
pernupukkan modal yang lebih besar, selain itu juga untuk rnengantisipasi
fluktuasi bahan bairn rnelinjo yang dibutuhkan industri emping melinjo yang ada
di Kabupaten Pandeglang.
usaha penyediaan bahan baku melinjo yang dibutuhkan serta pemasaran emping
melinjo. Pada tanggal 8 Februari 1999, Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi
4.2. Visi, Misi dan Tujuan Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi
taraf hidup para petani dan pengrajin emping rnelinjo. Misi Pusat Koperasi
Pandeglang Banten adalah untuk meningkatkan upah pekerja dari Rp. 1000/kg
32
umumnya.
masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
pengembangan Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes meli puti :
kabupaten serta jalan desa dengan kondisi jalan beraspal sehingga transportasi
dapat berjalan lancar, pengangkuatan bahan baku dan hasil produksi dapat
berjalan lancar.
3. Waserda
selain emping juga menju~l keceprek (rasa gurih, manis, pedas, mocca,
strawberry, pala dan cokelat), tas kulit Baduy, sate bandeng, baju Baduy, opak
persen telah berkecimpung dalam usaha emping melinjo selama 5-15 tahun,
I. 5-15 26 86,70
2. I 5-25 4 13,30
3. > 25 0 0.00
I
Jumlah 30 100,00
I. SD 12 40.00
2. SLTP 15 50.00
3. SLTA 3 10.00
Jumlah 30 100.00
dilakukan oleh pengrajin dan ibu-ibu rumah tangga. Kegiatan usaha emp111g
secara turun temurun dan merupakan usaha pokok atau sebagai sumber mata
I. 15-20 8 26.70
2. 21-30 12 40.00
3. 31-40 10 33.30
Jumlah 30 100.00
Pengrajin emping melinjo pada saat ini yang masih aktif bemsia 15-40
tahun, untuk menjadi pengrajin emping melinjo dibutuhkan tenaga fisik yang
tangan. Tabel 4.3 menjelaskan ilahwa sebagian pengrajin emping melinjo sekitar
12 orang atau 40 persen berada pada selang usia antara 21 sampai 30 tahun. Hal
ini dikarenakan pada usia tersebut tenaga dan fisik pengrajin emping relatif kuat
36
tangga memiliki waktu Juang yang cukup banyak karena mereka sudah tidak
I. Pria 14 46.70
2. Wanita 16 53.30
J umlah 30 100.00
Pada Tabel 4.4 para pengrajin emping melinjo di Pusat Koperasi Pertanian
dari 30 responden sebanyak 16 orang atau 53,3 persen wanita, ha! ini dikarenakan
kaum wanita lebih memliki waktu luang dan tidak mempunyai kerja sampingan.
I. Petani 6 20.00
2. Pedagang 15 50.00
Jumlah 30 100.00
buruh industri rumah tangga, sebanyak 30 persen atau berjumlah 9 orang dan
Jumlah 30 100.00
atau 70 persen sebesar Rp. 100.000 sampai Rp. 500.000, 23,3 persen atau
berjumlah 7 orang kurang dari Rp. 100.000 dan 6, 7 persen atau berjumlah 2 orang
3. 5-6 2 6.70
Jumlah 30 100,00
Sumber: Data Primer d10lah, 2005
satu sama lain yaitu sebanyak 22 orang atau 73, 7 persen mempunyai jumlah
anggota keluarga 3-4 orang, sebanyak 6 orang atau 20 persen mempunyai jumlah
anggota keluarga 1-2 orang da!l sebanyak 2 orang atau 6,7 persen mempunyai
Tabel 4.9. Sebaran Luas Lahan yang Dilmasai Pengrajin Emping Melinjo
I. <1000 m2 28 93,30
2. 1000-2500 m2 2 6,70
Jumlah 30 100,00
'
Sumber : Data Pruner diolnh, 2005.
39
Pandeglang Banten kurang dari 1000 m' sebanyak 93,3 persen atau berjumlah 28
orang dan sebanyak 2 orang atau 6, 7 persen I 000 sampai 2500 m'.
l. Remaja 2 6.70
2. Banci 4 13.30
3. Satu 18 60.00
4. Benggol 6 20.00
Jumlah 30 100.00
Pandeglang Banten adalah jenis emping satu paling banyak dibandingkan dengan
I. Kualitas I 13 43.30
2. Kualitas II 17 56.70
Ju ml ah 30 100.00
2. RumahMakan 4 13.30
Jumlah 30 100.00
Untuk tingkat pemasaran emping melinjo yang paling laku adalah untuk
mmah tangga sebanyak 53,3 persen atau berjumlah 16 orang, pasar swalayan 8
orang atau 26, 7 persen, mmah makan 13,3 persen atau be1jumlah 4 orang dan
2. Manis I 3.30
3. Pedas I 3.30
Jumlah 30 100.00
Rasa yang paling disukai dari produk emping mdinjo adalah asin dan
gurih sebanyak 93,3 persen atau berjumlah 28 orang, sedangkan rasa manis dan
Pandeglang secara umum tergolong ke dalam industri kecil dan kerajinan rumah
Perindustrian dan Pasar Kabupaten Pandeglang terdapat hanya 3 unit usaha yang
memiliki surat ijin untuk usaha dan selebihnya tidak memiliki surat ij in
Pada saat ini industri kecil emping melinjo belum menerapkan manajemen
usaha yang modern, hal ini dikarenakan adanya pemisahan antara manajemen
peralatan yang sangat sederhana, disamping itu pula untuk rnemperlancar proses
produksi masih didominasi oleh tenaga kerja manusia. Berkenaan itu, maka
Bahan baku merupakan faktor utama dan penting bagi kelangsungan hidup
pertanian memilki sifat musiman, sehingga suatu saat produk pertanian akan
melimpah dan pada saat lain akan kekurangan bahkan akan sulit untuk di
dapatkan.
Bahan baku utama industri emping melinjo adalah biji melinjo. Biji
melinjo sebagai salah satu produk pertanian memilki sifat produksi musiman.
Pohon melinjo dalam satu tahun memiliki masa panen sebanyak dua kali. Panen
raya berkisar pada bulan Juli, Oktober dan Januari, sedangkan panen biasa bulan
April. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan untuk para pengusaha emping
melinjo, dikarenakan para pengusaha hanya bisa beke1ja secara efektif selama 4-6
bulan.
perlakuan yang khusus agar dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup
lama. Penyimpanan yang baik untuk biji melinjo dapat bertahan selama 3-4
bulan.
Menes disuplai dari berbagai sumber. Bagi pengrajin yang berskala kecil, melinjo
biasanya didapat dari hasil tanaman melinjo milik pengrajin sendiri, sedangkan
pengrajin yang mempunyai skala usaha yang cukup besar memperoleh bij i
melinjo dengan cara membeli dari para pengecer biji melinjo atau dari masyarakat
usaha yang besar memperoleh biji melinjo dari pedagang pengumpul biji melinjo.
44
melinjo di Desa Menes sangat berfluktuasi. Pada musim panen raya harga bij i
melinjo berkisar antara Rp. 4.000 - Rp. 4.500 per kilogr<tm, sedangkan pada
musim biasa harga tertinggi dapat mencapai Rp. 7.000 - Rp. 7.500 per kilogram.
Fluktuasi harga bahan baku bi.ii melinjo sangat berpengaruh terhadap fluktuasi
harga emping melinjo, karena sebagian besar biaya produksi emping melinjo
adalah biaya bahan baku. Perincian harga emping melinjo pada saat musim panen
raya dan musim panen biasa dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini.
Tabel 5.1. Harga Emping melinjo Pada Saat Mnsim Panen Raya dan
Musim Panen Biasa (Harga Termasuk Kemasan)
No. Harga Pada Musim Panen Raya Harga Pada Mnsim Panen Biasa
memipihkan biji melinjo yang terbuat dari batu kali/kayu berbentuk segi
empat.
45
2. Ancak atau ajang; merupakan tempat untuk menjemur emping melinjo yang
masih basah yang terbuat dari anyaman bambu berukuran sekitar 75 cm x 110
cm.
3. Palu atau martil; terbuat dari besi atau baja dengan garis tengah bi dang 6 - 8
6. Serokan; terbuat dari seng dengan pegangan terbuat dari kayu berguna untuk
7. Susuk; terbuat dari seng digunakan untuk mengambil emping basah dari batu
landasan.
Pembuatan emping melinjo adalah merubah bentuk fisik biji melinjo yang
berbentuk bulat panjang (kapsu1) menjadi bentuk pudar pipih. Proses pengolahan
emping melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes masih
bersifat konvensional. Proses pengolahan ini dimulai biji melinjo yang kulit
menggunakan wajan yang diisi pasir halus. Penggunaan pasir dilakukan agar
pemanasan biji melinjo dapat merata dan rasa yang dihasilkan gurih apabila
mengeluarkan minyak dan cangkang serta kulit arinya mudah dilepaskan dari
46
lepas dari biji melinjo dan emping yang dihasilkan akan pecah-pecah. Pemanasan
yang berlebihan akan menyebabkan emping yang dihasilkan akan berwarna coklat
yang terlihat seperii gosong. Pemanasan yang baik adalah berkisar antara empat
sampai lima menit serta pemanasan terhadap biji melinjo tidak dilakukan secara
sekaligus tetapi secara bertahap dimana setiap pemanasan ti.dak lebih dari 40 atau
dengan palu maupun batu kecil kemudian biji melinjo yang sudah dilepas
dibersihkan dipukul satu persatu, satu sampai tiga kali pukulan dengan
menggunakan palu secara hati-hati sehingga biji melinjo menjadi pipih. Untuk
menghasilkan emping melinjo dengan kualitas yang baik dan bentuk yang bagus
dipisahkan satu persatu dengan menggunakan susuk yang disusun kembali di atas
tempat yang cukup untuk mendapat sinar matahari. Pengeringan hams optimal
agar emping tidak cepat berjamur dan tahan lama. Proses pemanasan dilakukan
Gambar 5. I.
47
Biji Melinjo
pengrajin emping melinjo sebagai produsen sampai pedagang pengecer lokal yang
ada di daerah Pasar Labuan, Pasar Menes dan Pasar Penziarahan Caringin.
Pedagang pengecer luar dnernh bernda di pasar Cikarnn~1 Bekasi dan Jakarta
sampai pada konsumen akhir. Adapun pada penelitian dikaji mengenai saluran
48
yaitu Pedagang Pengumpul Desa (PPD), Pengecer Loka.l dan Pengecer Luar
Daerah. Secara umum terdapat empat saluran pemasaran emping melinjo yang
I Pengrajin II . I
I
PPD
I
0
0 Pengecer
Luar Daerah
·-
4 .
Keterangan :
• Angka 1 sampai 4 menunjukkan tingkat saluran pemasaran, yaitu :
I. Saluran Satu Pengrajin 7 Pedagang Pengumpul Desa 7 Pengecer
Lokal 7 Konsumen
2. Saluran Dua Pengrajin 7 Pengecer Lokal 7 Konsumen
3. Saluran Tiga Pengrajin 7 Pedagang Pengumpul Desa 7 Pengecer Luar
Daerah 7 Konsumen
49
emping melinjo yang dihasilkan pengrajin ini dijual secara tunai kepada pedagang
pengumpul desa, sehingga pengrajin akan lebih cepat mendapatkan uang tunai
oleh pengrajin yang masih berskala keciL Pengrajin menjual emping ke pedagang
desa. Pedagang pengumpul desa ini berasal dari Desa Menes sendiri maupun desa
tetangga. Harga yang diterima oleh para pengrajin emping melinjo tersebut
berdasarkan harga pasaran dan kualitas emping yang dihasilkan. Pada kondisi ini
pengrajin tidak bisa menentukan harga jual dari produk yang mereka hasilkan.
pengumpul desa. Pedagang pengecer lokal datang dari Pasar Labuan, Pasar Menes
pengecer lokal yang terdapat di Pasar Labuan, Pasar Penziarahan Caringin dan
Pasar Menes. Terdapat pula pengrajin yang menjual emping melinjo langsung ke
jika barang yang mereka titipkan telah habis terjual. Selanjutnya pihak
emping melinjo, hal ini dikarenakan pengrajin tidak dapat membeli persediaan
bahan baku (kurangnya modal kerja) untuk melakukan produksi kembali. Namun
yang mereka titipkan relatif cepat habis dan harga yang diterima pengrajin lebih
yang mempunyai jumlah produksi cukup besar dan produk yang mereka hasilkan
secara tunai di tempat dimana rnereka tinggal, selain itu pula terdapat pengrajin
langsung emping melinjo jika pennintaan emping melinjo cukup tinggi dan
disirnpan dalarn jangka waktu yang lama tanpa diturnbuhi jarnur. Setelah
untuk memisahkan emprng yang mempunyai kualitas yang baik dan buruk.
ukuran 10 kg dan 20 kg. Emping melinjo kemudian dijual ke pengecer luar daerah
yaitu daerah Bekasi, Pasar Cikarang dan Jakarta. Sistem pembayaran yang
dilakukan oleh pengecer luar daerah adalah tunai, namun terdapat pula yang
Hal tersebut dapat saja dilakukan jika pedagang pengumpul desa dan pengecer
52
langsung emping melinjo ke konsumen lokal maupun konsumen luar daerah yang
emping, maka bentuk fisik kemasan akan dirnbah dan ditingkatkan sehingga
menjadi menarik. Disamping kualitas dan rasa emping, kemasan juga mernpakan
suatu aspek yang hams dijaga. Kemasan yang baik, tidak saja bentuknya yang
menarik, tetapi juga mengandung unsur estetika dan kesehatan juga sekaligus
Menes terdiri dari dua jenis, yaitu jenis emping melinjo yang memakai kemasan
dan jenis emping melinjo yang tidak memakai kemasan. Kedua jenis emping
J. Barga
harga emping melinjo yang tidak memakai kemasan adalah Rp. 12.617,95/kg
Emping melinjo yang memakai kemasan lebih tahan lama dan tidak cepat
3. Sortir
Penyortiran pada emping yang memakai kemasan lebih bersih dan menarik,
4. Kemasan
plastik, kardus, kertas semen, sedangkan emping melinjo yang tidak memakai
Seperti telah dijelaskan pada awal Bab V harga emping melinjo setelah memakai
kemasan baik pada musim panen raya maupun pad a musim panen biasa jauh lebih
tidak memakai kemasan rata-rata Rp. 13.000/kg, sedangkan harga emping melinjo
setelah memakai kemasan rata-rata Rp. 24.000/kg - Rp. 28.000/kg untuk emping
yang berkualitas ekspor dan Rp. 22.000/kg - Rp. 24.000/kg untuk emping yang
meningkat Rp. 4.000/kg atau Rp. 7.000/kg, seperti terlihat pada Tabel 5.1.
pemasaran yang terlibat dalam jalur tataniaga tersebut. Marjin ini dapat pula
ditunjukkan oleh selisih harga pembelian dengan harga penjualan pada Jembaga
yang bersangkutan.
55
Biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan bakar, biaya tenaga
kerja luar keluarga, biaya tenaga kerja keluarga dan biaya penyusutan.
Keuntungan pengrajin pada saluran pemasaran satu sebesar Rp. I.697,84/kg yang
melinjo sebanyak 500 kilogram per hari dan harus mengeluarkan biaya sebesar
Rp. 763, 78/kg yang dipergunakan untuk mengupah tenaga kerja sebanyak 3 orang
Pedagang Pengumpul Desa. Penyusutan ini terjadi karena kadar kekeringan yang
tidak optimal serta emping meJinjo yang berkualitas jelek seperti emping gosong
lokal sebesar Rp. 898,00/kg. Pengecer Iokal memperoleh keuntungan yang paling
kecil karena pengecer lokal tidak bisa menetapkan harga yang tinggi, sedangkan
dan mereka tidak bisa menetapkan harga tinggi karena pengecer lokal jumlahnya
sangat banyak. Total biaya pemasaran pada saluran satu sebesar Rp. 865,78/kg
56
komponen biaya yang paling besar dimiliki oleh Pedagang Pengumpul Desa yaitu
sebesar Rp. 763 ,78/kg dimana alokasi terbesar terjadi pad a bi a ya penyusutan
sebes:ii· 5 persen yaitu Rp. 715,78/kg serta biaya tenaga kerja Rp. 48,00/kg. Dalam
saluran satu pengecer lokal harus mengeluarkan biaya transportasi Rp. 25,00/kg.
Rp. 15,00/kg.
Pada saluran satu marjin terbesar dimiliki oleh pengrajin emping melinjo
yaitu sebesar 9,98 persen, disusul oleh Pedagang Pengumpul Desa sebesar 9,96
persen dan pengecer lokal 5,90 persen. Besarnya marjin pemasaran pada pengrajin
pemasaran pada saluran satu sebesar Rp. 4.382,05/kg atau 25,7 persen dari harga
jual pengecer lokal. Perincian sebaran marjin emping melinjo di Pusat Koperasi
pertanian Gema Reformasi Desa Menes dapat dilihat secara Jebih detail pada
Lampiran 2.
57
digunakan untuk biaya transponasi. Pada saluran dua pengrajin yang mendatangi
Rp. 15.857,14/kg kepada pengecer lokaL Keuntungan pengrajin pada saluran dua
Total biaya yang dikeluarkan pengecer lokal sebesar Rp. 77,00/kg dengan
adalah biaya sewa kios sebesar Rp. 52,00/kg. Saluran pemasaran dua mempunyai
total marjin Rp. 5.214,30/kg. Dalam saluran pemasaran dua, emping melinjo
mempunyai harga jual tertinggi dibandingkan dengan saluran lain· yaitu sebesar
Rp. 18.500/kg. Hal ini disebabkan kualitas yang lebih baik jika dibandingkan
Emping melinjo yang dijual Pedagang Pengumpul Desa pada saluran tiga
sudah dikemas dengan menggunakan kertas semen. Total biaya yang harus
dipergunakan unti1k mengupah tenaga kerja dnn kertns semen sebagai kemasan.
kapasitas 1 ton dengan biaya trnnsportasi Rp. 215.000/kg sehingga biaya yang
harus dikeluarkan sebesar Rp. 215,00/kg. Pada saluran tiga Pedagang Pengumpul
pengecer luar daerah Rp. 2. 181, 10/kg. Pengecer luar daerah rnernpunyai
keuntungan yang paling besar karena pengecer luar daerah rnenetapkan harga
yang tinggi, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran sangat kecil.
Pengecer luar daerah hanya memperjualbelikan emping melinjo 20-30 kg per hari
yang tinggi.
produksi yang dikeluarkan cukup besar. Total biaya pada saluran pemasaran tiga
Pengumpul Desa yaitu sebesar Rp. 1.010,78/kg dirnana alokasi terbesar pada
biaya penyusutan sebesar 5 persen sebesar Rp. 715, 78/kg serta biaya transportasi
Rp. 215,00/kg. Dalam saluran tiga Pedagang Pengumpul Desa yang datang pada
pengecer luar daerah, dengan demikian pengecer luar daerah tidak rnengeluarkan
biaya transpo1tasi.
Total biaya pada saluran tiga paling besar jika dibandingkan dengan
lembaga lainnya yaitu sebesar Rp. 1.329,68/kg, begitu pula ·dengan total
'.
.) Keuntungan 2000,00
4. Ma1jin 15000,00
yang datang merupakan konsumen yang sudah memesan terlebih dahulu emping
melinjo. Pada saluran empat tidak terdapatnya biaya pemasaran. Total biaya yang
dikeluarkan pengrajin adalah total biaya produksi sebesar Rp. 13.000/kg dengan
harga jual Rp. 15.000/kg sehingga keuntungan yang diperoleh pengrajin sebesar
Rp. 2.000/kg. Tidak adanya peran lembaga pemasaran pada saluran empat
6.1. Kesimpulau
Konsumen
empat yaitu sebesar Rp. 2.000/kg karena tidak adanya peran lembaga
6.2. Saran
rnelinjo yang dihasilkannya dan tidak hanya menjualnya secara langsung. Hal
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aris Firmansyah, 2003. Analisis Strategi Pemasaran Emping Melinjo Pada Pusat
Koperasi Pertanian (PUSKOPTAN) Pengembangan Banten. [Skripsi].
Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, 2003
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang, 2002. Luas Areal Tanaman Melinjo
di Kabupaten Pandeglang (Pandeglang, 2002)
Dahl, Dale C. and Jerome W Hammond, 1977. Market and Price Analysis. Mc
Grow Hill Inc. United States
Dwi Arie Isdiyanto, 2002. Analisis Saluran Pemasaran Ayam Kampung (Gallus
domesticus) di Jakarta Se!atan, Propinsi DK! Jakarta. [Skripsi]. Bogor :
Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, 2002
Dwi Ria Safitri, 2003. Analisis Efisiensi Pemasaran Pupuk Urea (Studi Kasus :
Pemasaran PUSRI Daerah Jawa Timur). [Skripsi]. Bogor : Institut
Pertanian Bogor, Fakultas Pe1tanian, 2003
Juwita, Tarigan, 2002. Analisis Pemasaran Jeruk Siam Medan di Desa Payung
Kecamatan Payung Kabupaten Karo, Sumatera Utara. [Skripsi]. Bogor :
Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, 2002
Limbong W.H. & P. Sitorus. 1987. Pengantar Tata Niaga Pertanian. Jurusan
Ilmu-ilmu Sosek Pertanian. Fakultas Pertanian, IPB Bogor
Profil Desa, 2004. Dajtar lsian Data Dasar Projil Desa Menes Kecamatan Menes
Kabupaten Pandeglang (Banten : Profil Desa, 2004)
Sutanto, Hatta, l 994. Budidaya Melin.Jo dan Usaha l'roduksi Emping Me/injo.
Kanisius, Y ogyakarta
PENGAWASAN
WAKILKETUA INTERN
,;, , . I
.,
SEKRETARIS (' BENDAHARA
I I
I I
g
~an
Bagian U111un1
Administrasi/
Akunting
Bagian
Pembelian
Bagian
Persediaan
Bagian
Produksi
Bagian Penjualan/
Pernasaran
I
Pembelian di Koord Pembelian Persediaan
,J_, Persediaan
I
Pemasak Pengrajin
I
Koord
I
Show
I
Penjualan
Kecamatan di Tangkil Emping Kp. Menes Emping Pengrajin Room Curah/
Menes Kecamatan Lain Kee. Menes Kee. Lain Pasar
I
I
I I Ko ordinator I Koordinator I
Kecamatan Kelompok
Menes Pengrajin
I I I I I I I
ELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK
iRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN
.
:O:NGRAJIN DI KECAMAT AN LAINNY A (SELAIN KECAMATAN MENES) DI WILAYAH KABUP ATEN PANDEGLANG
68
Lampiran 2.
Sebaran Marj in Pemasaran Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian
Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes
Kabnpaten Pandeglang Banten
~rangan :
t1garajin pada saluran pe111asaran satu, tiga clan e1npat tidak 1ne1npunyai biaya transportasi. Hal ini
•arenakan le1nbaga pe1nasaran yang 1nelakukan kegiatan pe1nasaranhnenyalurkan etnping 1neliitjo adalah
:lagang pengu1npl1l desa, sehingga yang 1nengeluarkan biaya transportasi bukannya pengrajin tetapi le1nbaga
.._ . ~-.
tnasaran lainnya.
11grajin pada saluran pernasaran dua 111e1npunyai biaya transporlasi karena dala111 n1enyalurkan e1nping
~lirtjC: pengrajin 1nendatangi langsung pengecer lokal, sehingga han1s n1engeluarkan biaya sebesar Rp.
ll,00/kg ym1g dipcl'g1mnlrnn umuk tnmsponnsi.
69
Lampiran 3.
Komponen Biaya Produksi, !liaya dan Marjin Saluran lPemasaran Tingkat
Satu Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi
Desa Menes (Rp.000)
Lampiran 4.
Komponen Biaya Produksi, Biaya dan Marjin Saluran Pemasaran Tinglrnt
Dua Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi
Desa Menes (Rp.000) ·t,.,
Lampiran 5.
Komponen Biaya Produksi, Biaya dan Marjin Saluran F'emasaran Tinglrnt
Tiga Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi
Desa Menes (Rp.000) '\.,
Lampiran 6
Komponen Biaya Produksi, Biaya dan Marj in Pemasaran Tingkat Empat
Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi
Desa Menes (Rp. 000)
Lampiran 7.
Data Jumlah Unit Usaha dan Jumlah Tenaga Kerja Usaha Emping Melinjo
di Kecamatan Menes Tahun 2002-1.004
Tahun
No. Uraian
2002 20113 2004
I. Jumlah Unit Usaha 959 959 960
2. · Jumlah Tenaga Kerja 1.936 1.936 1.942
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pandeglang, 2005
' ~ ..
73
Lampiran 8.
Data Nilai Bahan Balm dan Nilai Produksi Usaha Emping Melinjo di
Kecamatan Menes Tahun 2002-2004
·1---.
Tahun
No. Uraian
2002 2003 2004
1. Nilai Bahan Baku (Rp.000) 6.150.900 6.150.900 6.150.900
2. Nilai Produksi (Ro.000) 8.602.500 8.602.500 8.602.500
Sumber : Dinas Penndustnan, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pandeglang, 2005
Lampiran 9.
Banyaknya Tanaman yang Menghasilkan dan Produks.i Buah Melinjo di
Kecamatan Menes Tahun 2000-2003
Tahun
No. Uraian
2000 2001 2002 2003
1. Produksi (Kwintal) 242 107 - 4.735
2. Banyaknya Tanaman 905 2.612 - 7.005
Sumber : Dmas Pertaman Kabupaten Pandeglang, 2005
. -.
74
Lampiran 10.
Banyaknya Bahan Balm dan Nilai Bahan Balm yang Dipakai Perusahaan
lndnstri Mennrut Jenis Produksi di Kabupaten Pandeglang Tahun 2000-2003
Tahun
No. Uraian
2000 2001 2002 2003
I. Produksi (Ton) 4.923,49 4.923,50 316.307,00 4.968,40
2. Nilai (Ro.000) 29.450.946,00 29.665.321,00 44.282.930,00 29.810.946,00
Sumber : Dinas Pertaman Kabupaten Pandeglang, 2005
Lampiran 11.
Banyaknya Produksi dan Nilai Produk~i pada Perusahaan lndustri
Menumt Jenis Produksi di Kabupaten Pandeglang 1['ahun 2000-2003
Tahun
No. Uraian
2000 2001 2002 2003
I. Produksi (Ton) 2.952,20 2.952,20 3.000,20 2.976,19
2. Nilai (Rp.000) 44.282.930,00 46.707.076,00 47.466.488,00 44.642.930,00
Sumber : Dmas Pertaman Kabupaten Pandeglang, 2005
,:(.,. •,
Cap
t.• ..
\t Il I
I
© cf)>.')(
>
'L-~---
... / ),
.,
"' "
"
..
•. -'
"0> -'
~
=
-- - . .
....... _______ _
I
c,
J
@§
0g'-
0·~ :c
,J.· ,j i ·"
I.
''
-- ----- .......... ,,
. "' '
•l(C<·
"--" . ..
"\.·-·
DEPARiTEMEN KOPERASI
PENGUSAH/\ KECIL DAN MENENGAH REPUBU~ INDONESIA
., ·~- '..,· :,
'1.'.
, l I J , .,I,'._,
.;·.I. r 1t !I
I 'I f I l} ;/ l I
'"
;,:•
I .~ I ' ' I
j'i~ . I
i ~·:.·
I ;_ -
:,.
•
"
' p l ~
j ,., .,
'''·" _, .
. -:::-:
:.·.1 i-:..:-i,·:_:u: .. 1
\ l ·.'i,'{•'-';' l j 1. : j._-, _ '' \ ' ·1 · 1!• I
j
I ~- [ · " ' " '
'
{)fi.·t~i f- f;'rt.:.1n~i:1n
1
ERTAMf.\ l'j!.'!T'IQC'=·.'.'1h/.;;:1n f'C.:1 nl.l.ir-i11r, l(cq:•C'l.i1!£.j [;[/'Ii'\ id ..
FClf\l•J(..)SJ ~:.ec~rri~1t;1r1 l·Jr:·n~::~ d.l ~::i1t11.1p.:1tf.:-ri fJ~11·1cJr::,qJtir1n •.111 1.•il.
~·.r:·l•1ri iut11·,-.-r di! c·liut 1.~_q1t'' iP·l (;[:fJI-) f.iJ:r£1l<1•i/1:.;1 ·,:o1i -,·~:1
1
{•":'
,·1lc1111 1 1lll".1201pi.1! kc·du1Juh;1n di i.11111ri1.nq K;:~dul ornbcinci L1~·~-t1 /·!·::111.·~-·
E fl t l Pr di•·.,-d1J..J•,t11r1·1.1
!l1·11<1,·111 r"il- t '-•t i't·r1d1r.i.:o) Ji,tq1.·__ •J 1\~.J •.. t:Li,t(_!,!JIJ•clfl
---·--·-- .
N'.' 000469
GCLONGAN
I
'IUP,\TJ KEPAL\ DM'RAH_TINGKAT II PA1'DEGLANG
, ..
'i,.
l
Lampiran 16.
Jumlah Unit Usaha yang Memiliki Snrat Izin Usaha
No. Nam a No. Ijin & Tgl Lokasi Pernsahaan Jen is Jenis Jumlah Kapasitas
Perusahaan/Pemilik Pendaftaran Perusahaan Produksi TK Produksi/thn
1. PD. Sari Jaia/ 503/150-indagpas Kp. Bojong Canar lndustri Emping 187 30 ton
H. Jasari B. Sanjaya 21 Feb 2003 Ds. Cipicung kerupuk dan melinjo
Kee. Menes seJemsnya
2. Yayasan YPC Budi 503/ I 50-indagpas Kp. Pabuaran lndustri Emping 2 3,6 ton
Asih/ 16 Agustus 2003 Ke!. Pagadungan kerupuk dan melinjo
Ahmad Sahrani Kee Karang Tanjung Seje11IS!1ya
3. PD. Mekar Sri Sakti/ 503/284-indilgpas Kp. Kadu Hapa Industri Emping 2 4,5 ton
Upi Jupri 21 Juli 2004 Ds. Babakan Lor pembuatan melinjo
Kee. Cikedal en1p1ng
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pandeglang, 2005