NIM : 1818070
Kelas : 3C
Efektif adalah cara mencapai suatu tujuan dengan pemilihan cara yang benar dari
beberapa alternatif, kemudian menginplementasikan pekerjaan dengan tepat dengan waktu
yang cepat. Efisien adalah cara untuk mencapai suatu tujuan dengan penggunaan sumber
daya yang minimal namun hasilnya maksimal. Contoh kegiatannya:
Laboratorium uji Politeknik AKA Bogor memerlukan larutan asam sulfat pro analis
(kemurnian tinggi) dalam skala yang besar untuk keperluan analisis langsung dilab. Larutan
asam sulfat yang diinginkan adalah larutan yang memiliki kualitas terbaik. Sesuai
pengalaman analis dilab, larutan asam sulfat pro analis terbaik bisa dibeli di PT. Kimia Sejati
yang lokasinya berada di Yogyakarta padahal di Kota Bogor juga banyak distributor bahan
kimia yang menjual larutan asam sulfat pro analis tetapi kualitasnya tidak sebagus yang di
Yogyakarta. Jika pihak laboratorium uji Politeknik AKA Bogor ingin mendapatkan larutan
asam sulfat pro analis kualitas terbaik dengan cara yang efektif, maka pihak lab harus pergi
ke Yogyakarta secara langsung. Meskipun harus mengeluarkan biaya yang sangat besar,
tetapi tujuan untuk memperoleh larutan tersebut terlaksana.
Jika pihak lab ingin mendapatkan larutan tersebut dengan cara efisien, pihak lab bisa
saja membeli larutan asam sulfat di daerah Bogor karena tidak perlu mengeluarkan sumber
daya seperti biaya, waktu, dan tenaga yang cukup besar. Namun, pihak lab hanya bisa
mendapatkan jenis larutan yang sama tetapi kualitasnya bukan yang terbaik.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal atau menempuh jalan yang efektif dan
efisien, akhirnya pihak lab memilih memesan larutan asam sulfat pro analis dari PT. Kimia
Sejati yang berada di Yogyakarta secara online. Pihak lab tidak perlu mengeluarkan biaya
dan waktu yang besar tetapi masih bisa mendapatkan larutan asam sulfat pro analis dengan
kualitas nomor satu.
2. Mengapa pada akhirnya manajemen dengan sistem POAC yang digunakan dan paling
terkenal?
Keempat fungsi manajemen tersebut dalam manajemen modern tidak berjalan linear,
namun spiral. Hal ini memungkinkan organisasi akan bergerak terus-menerus dan tidak
berhenti pada satu tahap. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa siklus manajemen yang
dilakukan oleh suatu organisasi adalah merencanakan, mengorganisasi staf dan sumber daya
yang ada, melaksanakan program kerja, dan mengendalikan (pengawasan) jalannya
pekerjaan.
Manajer Atas
Human Skill
25%
Conceptual Skill
50%
Technical Skill
25%
Manajer atas harus memiliki keterampilan konseptual yang lebih tinggi dibandingkan
keterampilan yang berhubungan dengan orang lain dan keterampilan teknis. Manajer atas
adalah penentu dalam memanage sebuah perusahaan. Jadi harus menguasai matang konsep
yang akan dilaksanakan. Keterampilan konseptual adalah kemampuan manajer untuk melihat
keseluruhan organisasi sebagai suatu entitas yang lengkap. Keterampilan konseptual ini
meliputi pemahaman tentang kerjasama setiap unit kerja dalam organisasi beserta
pemahaman tentang ketergantungan satu unit kerja dengan unit kerja lainnya, perubahan pada
suatu unit kerja juga akan mempengaruhi unit kerja atau bagian lainnya. Keterampilan ini
meliputi pemahaman tentang hubungan antar institusi, industri, dan masyarakat serta
pemahaman tentang pengaruh faktor-faktor politik, sosial dan kondisi ekonomi suatu negara
terhadap bisnis perusahaannya. Dengan pemahaman-pemahaman tersebut, seorang manajer
atas atau Top Management dapat memahami kondisi bisnis secara keseluruhan dan
mengambil tindakan yang tepat untuk kesuksesan organisasinya. Keterampilan konseptual ini
juga sering disebut dengan keterampilan analisis ataupun keterampilan perseptual. Manajer
atas juga harus memiliki keterampilan yang berhubungan dengan orang lain dan keterampilan
teknis masing-masing sebesar 25%. Dari kedua keterampilan ini mampu digunakan untuk
menyusun semua regulasi yang terikat dengan sumber daya perusahaan dan mampu
berkomunikasi yang baik dengan manajer dibawahnya adalah kunci dari pencapaian tujuan
perusahaan.
Manajer Menengah
Conceptual Skill
Human Skill 30%
35%
Technical Skill
35%
Conceptual
Skill
20%
Human Skill
40%
Technical Skill
40%
Manajer lini pertama tidak terlalu memerlukan persentase konseptual yang tinggi
karena telah dicover oleh manajer-manajer yang diatasanya. Manajer lini pertama harus
memiliki keterampilan yang berhubungan dengan orang lain dan keterampilan teknis yang
tinggi karena memegang kendali langsung. Ia akan banyak berhubungan langsung dengan
para karyawan yang akan menjalankan tugasnya sehingga dituntut untuk mengetahui latar
belakang setiap karyawannya, dengan begitu segala anomali yang dapat menghambat kerja
karyawan bisa dicarikan solusinya untuk selanjutnya karyawan akan bekerja dengan efektif
dan efisien sehingga tujuan perusahaan mudah tercapai. Sama halnya dengan keterampilan
teknis, karena manajer lini banyak berhubungan langsung dengan karyawan otomatis harus
memiliki keterampilan teknis agar bisa langsung meluruskan jika pekerjaan karyawan
mengalami masalah (trouble shooting).