Anda di halaman 1dari 11

ZAMAN PERADABAN MESOLITIKUM, NEOLITIKUM, MEGALITIKUM, PALEOLITIKUM

September 28, 2012 · by antikqastarin · Bookmark the permalink. ·

ZAMAN PALEOLITIKUM
Sejak kira-kira dua setengah tahun yang lalu umat manusia sudah berkembang kearah makhluk yang berbudaya.
Bukti-bukti yang ditemukan dibeberapa tempat, misalnya di dekat danau Turkana, di Kenya, dan di Etiopia Selatan
dan Jurang Olduvai, yang masih berupa peralatan dari batu yang amat kasar, menandai permulaan zaman
Paleolitikum Tua. Pada masa ini mulai muncul peralatan dari batu yang lebih dikenal dengan tradisi peralatan
Oldowan. Karakteristik tradisi alat ini adalah bahwa ia merupakan alat penetak untuk segala keperluan, cara
pembuatannya dengan menggunakan system benturan, yaitu memukuli bahan baku dengan batu lain atau
memukulkan bahan baku tersebut pada batu besar untuk melepaskan kepingan-kepingannya. Meskipun dalam segi
hasil alat penetak ini masih amat kasar, tapi tradisi alat oldowan ini merupakan kemajuan teknologi yang penting
bagi Hominida Purba. Mereka bisa lebih mudah mencari bahan-bahan makanan disaat alam mulai berubah. Tradisi
oldowan ini juga menandai salah satu waktu bahwa sesuatu jenis makhluk beradaptasi secara cultural dan tidak
secara fisik kepada kondisi lingkungan. Alat – alat oldowan ini banyak ditemukan di tepi danau atau sungai di
tengah-tengah padang rumput, dan ditemukan masih dalam situs yang sangat kecil, dan juga bahwa nereka hidup
dalam kelompok-kelompok kecil yang masih berpindah-berpindah tempat. Adapun alat-alat zaman Peleolitikum
Tua, termasuk tradisi peralatan oldowan banyak terdapat di jurang olduvai. Dalam perkembangan penetek oldowan
berubah menjadi lebih canggih dan berkembang menjadi kapak genggam acheulean. Dalam periode ini mulailah
terjadi diversivikasi kebudayaan peralatan, Homo Erectus tidak hanya membuat kapak genggam tapi juga
menciptakan alat penyerut dan alat-alat kepingan, dan semua alat ini terbuat dari batu api. Keuntungan utama dari
kemunculan alat ini adalah semakin banyak sumber daya alam yang dapat didayagunakan dalam waktu yang lebih
singkat, dengan tenaga yang lebih sedikit, dan dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Dalam zaman Acheulean
yang lebih mudah, di dunia barat dikembangkan dua tehnik pembuatan peralatan , yang menghasilkan kapak yang
lebih tipis dan lebih canggih dengan bagian mata yang lebih lurus dan lebih tajam. Metode tongkat memanfaatkan
pemukul dari tulang atau tanduk rusa untuk memukul tepi gumpala batu api, sedangkan metode bidang pukulan
berfungsi untuk membuat kapak yang lebih tajam dan lebih tipis. Peradaban Homo Erectus semakin berkembang
dengan ditemukannya penggunaan api, karena bisa dipastikan dengan kemampuan mereka menggunakan api
memungkinkan mereka untuk berpindah ke daerah-daerah yang lebih dingin. Transisi kebudayaan Hominida antara
Homo Erectus dan Homo Sapiens tidak banyak brubah dari pendahulu mereka. Homo Sapiens Primitif tetap
menggunakan tradisi peralatan acheulean sampai beberapa ribu tahun. Akan tetapi menjelang dua ratus ribu tahun
yang lalu orang mulai menggunakan teknik Levalloision untuk membuat peralatan.

http://sejahar.wordpress.com/2011/03/03/zaman-paleolitikum/
http://belajarsenimenyenangkan.blogspot.com/2012_03_01_archive.html
http://livia-rosamond.blogspot.com/2011/09/perkembangan-warna-untuk-seni-rupa.html
Zaman batu tengah (Mesolitikum)
Zaman batu tengah diperkirakan berlangsung 20.000 tahun yang lalu, yaitu selama kala holosen. Dalam zaman ini,
alat-alat yang dihasilkan sudah lebih baik karena alat dari batu sudah mulai diupam dan dihaluskan pada bagian
tertentu yang diperlukan. Hasil budayanya, antara lain sebagai berikut.
Abris sous roche
Abris sous roche adalah gua atau ceruk di dalam batu karang untuk berlindung, digunakan sebagai tempat  tinggal
manusia zaman prasejarah.  Pendukung kebudayaan ini adalah manusia papua  melanesoid.
Sampah dapur (Kjokenmoddinger)
Sampah dapur ini berwujud kulit siput dan kerang yang menumpuk membentuk bukit selama ribuan tahun sehingga
sudah menjadi posil. Pendukung  kebudayaan ini adalah  manusia papua melanesoid
Kapak Sumatra (Pepble)
Kapak sumetra terbuat dari batu kali yang di pecah berjenis kapak genggam yang sudah di gosok, walaupun belum
halus. Banyak ditemukan di daerah pantai Sumatra timur laut, Antara langsa (Aceh) dan Medan (Sumatra Utara).
Batu pipisan
Batu pipisan berpungsi untuk menggiling makanan dan menghaluskan cat merah (Diperkirakan berkaitan dengan
upacara kepercayaan). Batu pipisan terdiri atas batu penggiling dan landasannya
http://an2o4ih-senbud.blogspot.com/2011/02/karya-seni-rupa-zaman-batu.html
http://kulturartonline.wordpress.com/2011/06/19/aliran-seni-lukis-indonesia/
Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Zaman batu muda diperkirakan berlangsung kira-kira tahun 2000 SM. Perkembangan kebudayaan pada zaman ini
sudah sangat maju. Dalam zaman ini, alat yang dihasilkan sudah bagus. Meskipun masih terbuat dari batu, tetapi
pada semua bagiannya telah dihaluskan dan persebarannya telah merata di seluruh Indonesia. Menurut Dr. R.
Soekmono, Kebudayaan ini lah yang menjadi dasar kebudayaan Indonesia sekarang. Dalam zaman ini, terjadi
perubahan pola hidup masyarakat, dari tradisi food gatering ke food producing. Manusia yang hidup pada zaman ini
adalah bangsa Proto Melayu. Seperti suku Nias, suku Toraja, suku Sasak dan
Suku Dayak.
Peralatan yang dihasilkan zaman batu muda, antara lain :

Kapak lonjong
Kapak dengan penampang berbentuk lonjong atau bulat telur. Kapak lonjong terbuat dari batu kali yang berwarna
kehitaman. Persebarannya melalui jalur timur, yaitu Jepang, Formosa, Filipina, Minahasa, Maluku, dan Papua. Dua
bentuk kapak lonjong Yaitu kapak besar (Walzanbeil) dan kapak kecil (kleinbeil).
Kapak persegi
sssssssKapak dengan penampang lintangnya berbentuk persegi  panjang atau trapesium. Kapak persegi terdiri atas
berbagi ukuran, basar (beliung atau pacul), dan kecil (tarah). Persebarannya melalui jalur barat yaitu dari tenggara
semenanjung Malaka,Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Benda-benda lain yang dihasilkan dari zaman batu muda, Antara lain  :
Tembikar
Banyak ditemukan pada lapisan KJokkenmoddiger di Sumatra dan pantai Selatan Jawa. Periuk belaga yang berisi
tulang-tulang manusia banyak di temukan di Sumbawa.
Pakaian
Tembikar yang bermotif tenunan membuktikan bahwa masyarakat prasejarah sudah
mengenal pakaian ini terbut dari kulit kayu.
Perhiasan
Bahan baku yang di gunakan adalah Kalsedon dan batu indah, berwujud gelang, kalung, dan anting
http://www.new-age.co.uk/welsh-burial-chambers.htm
http://leejohnbarnes.blogspot.com/2011_02_01_archive.html
http://www.metmuseum.org/toah/hd/ecyc/hd_ecyc.htm
http://banies35.blogspot.com/2011_04_
01_archive.html

http://www.gaptekupdate.com/2011/09/10-kota-besar-yang-lenyap-dari-peradaban.
 
Zaman Batu Besar (Megalitikum)
Kebudayaan zaman batu besar berkembang di Indonesia sezaman dengan zaman neolitikum dan zaman logam.
Disebut zaman batu besar karena banyak peninggalan yang terbut dari batu-batu besar, antara lain :
Menhir (tugu Batu)
Menhir terbut dari batu besar yang di dirikan menjulang ke atas, berpungsi sebagai media pemujaan terhadap roh
nenek moyang. Ditemukan di Pasemah (antar Palembang-Bengkulu)
Dolmen (Meja batu)
Dolmen merupakan meja batu berkaki menhir, berpungsi untuk meletakkan sesajian dan pemujaan kepada nenek
moyang serta sebagi tempat menguburkan mayat.
Sarkofagus (Keranda)
Berbentuk palung atau lesung, namun mempunyai tutup
Kubur batu (Peti mayat)
Kubur batu terdiri atas Empat dinding papan batu yang disatukan/lepas satu sama lain.
Banyak ditemukan di Pasemah, Wonosari, Cepu, dan Cirebon.
Punden berundak (Bagunan batu bertingkat)
Punden berundak berpungsi untuk pemujaan roh nenek mkoyang banyak ditemukan di Lebak Cileduk (Banten
selatan), Leles (Garut) dan kuningan.
Waruga (Kubur batu)
Waruga terbuat dari batu besar utuh yang berbentuk kubus atau bulat. Banyak ditemukan di  Sulawesi utara dan
tengah.
Arca
Patung yang terbuat dari batu besar berbentuk hewan atau manusia yang melambangkan nenek moyang, di temukan
di Pasemah dan Lembah Beda (Sulawesi Tengah)
http://herydotus.wordpress.com/2012/02/01/zaman-batu-besar-megalitikum/
http://travel.detik.com/read/2012/05/22/161703/1921981/1025/pagaralam-satu-lagi-calon-situs-warisan-budaya-
unesco

http://trianatanti.blogspot.com/
http://versesofuniverse.blogspot.com/2012/02/tellem-dogon-dan-kunjungan-alien-di.html

Anda mungkin juga menyukai