Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PELANGGARAN HAK PATEN APPLE VERSUS SAMSUNG


HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Disusun Oleh :
DIKA ARIEF GINANJAR
C1A.160003

ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena Rahmat dan Karunia-
Nya kami bisa menyusun makalah berjudul “Pelanggaran Hak Paten Apple Versus
Samsung” ini dengan tepat waktu, guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Hak Kekayaan Intelektual, Fakultas Hukum, Universitas Subang
Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat hambatan dan
tantangan namun dengan dukungan dari berbagai pihak, tantangan tersebut dapat
teratasi. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah ikut
membantu dalam penyelesaian makalah ini.Untuk itu kami sampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya. Kami sadar
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik segi penyusunan maupun isinya.
Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaanmakalah
selanjutnya.Akhir kata, harapan kami makalah ini bisa memberikan manfaat untuk
pembaca dan kita sekalian.

Subang, 28 Agustus 2020

 Dika Arief Ginanjar,

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan Makalah.................................................................................. 2

BAB II ISI PEMBAHASAN


A. Landasan Teori................................................................................... 3
1. Pengertian Hak Paten .................................................................... 3
2. Definisi Paten ................................................................................ 4
3. Sejarah Hak Paten ......................................................................... 6
4. Pelanggaran dan Sanksi................................................................. 11
B. Analisis Kasus.................................................................................... 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................... 18
B. Saran................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, teknologi mempunyai peranan yang sangat
signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengaruh perkembangan teknologi dalam
abad ke-21 ini, sangatpesat. Perkembangan ini tidak hanya  di bidang teknologi
tinggi, seperti komputer, lektro, telekomunikasi dan bioteknologi tetapi juga
dibidang mekanik, kimia ataulainnya. Bahkan sejalan dengan itu semua, semakin
tinggi kesadaran masyarakat dalammeningkatkan pendayagunaan teknologi yang
sederhana, seperti contohnyaenggunaan handphone yang banyak dimiliki oleh
semua kalangan. Negara yangmenguasai dunia saat ini adalah negara yang
menguasai teknologi. Seperti halnyaAmerika Serikat, Jerman, Perancis, Rusia dan
China merupakan contoh nyata negara=yang sangat maju dalam bidang teknologi
yang mampu memberikan pengaruh baginegara-negara lain. Negara-negara
tersebut melindungi teknologinya secara ketat. Salahsatunya dengan pengaturan
hak paten, dimana hal ini merupakan sebuah sistemperlindungan terhadap karya-
karya para intelektual di bidang teknologi canggih.
Hak paten dapat diberikan terhadap karya atau ide penemuan (invention) di
bidang=teknologi setelah dapat menghasilkan suatu produk ataupun hanya
merupakan suatuproses saja, yang kemudian bila didayagunakan akan
mendapatkan manfaat ekonomi. Inilah yang akan mendapatkan perlindungan
hukum. Paten dalam pengertian hukumadalah hak khusus yang diberikan
berdasarkan undang-undang oleh pemerintah kepadaorang atau badan hukum
yang mendapatkan suatu penemuan (invention) di bidangteknologi. Berdasarkan
hak tersebut, maka si penemu untuk dalam jangka waktutertentu dapat
melaksanakan sendiri penemunya tersebut ataupun melarang orang
lainmenggunakan suatu cara mengerjakan atau membuat barang tersebut
(methodeproses). Paten tersebut diberikan atas dasar permintaan. Dengan
demikian, unsur yangterpenting dari paten ini adalah orang yang berhak
memperoleh paten, yakni penemuatau yang menerima lebih lanjut hak penemu

1
tersebut. Isu hak paten yang pernah menjadi pusat pembicaraan di Amerika
Serikat akhir-akhir iniadalah terkait penjiplakan Samsung terhadap Apple yang
cukup menyedot perhatianmasyarakat internasional. Ketika produk kedua
perusahaan terkemuka ini sedangdiminati oleh masyarakat di seluruh dunia,
muncul sebuah perseteruan terkaitpenjiplakan hak paten desain produk yang
berakhir di pengadilan Amerika Serikat. Pertarungan hukum ini, tidak hanya
pembuktian terhadap eksistensi dan kekuatanperusahaan mereka di dunia
telekomunikasi tetapi juga masa depan produkmasing-masing perusahaan. 

B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang, Makalah Pelanggaran Hak Paten Apple Versus
Samsung  dapat dirumuskan: 
1. Apa pengertian Hak Paten?
2. Apa definisi Hak Paten?
3. Bagaimana sejarah Hak Paten?
4. Bagaimana sanksi dan pelanggaran Hak Paten?
5. Bagaimana analisis dari contoh kasus Apple vs Samsung ini?

C. Tujuan Makalah 
Berdasarkan rumusan masalah, Makalah Pelanggaran Hak Paten Apple
Versus Samsung memiliki tujuan:
1. Mengetahui pengertian hak paten.
2. Mengetahui definisi hak paten.
3. Mengetahui sejarah hak paten.
4. Mengetahui sanksi dan pelanggaran hak paten.
5. Mengetahui hasil analisis kasus Apple vs Samsung.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori  
1. Pengertian Hak Paten
Paten adalah bagian dari Hak Kekayaan Intelektual, yang dalam
kerangka ini termasuk dalam kategori hak kekayaan perindustrian
(Industrial Property Right). Hak Kekayaan Intelektual itu sendiri
merupakan bagian dari benda yaitu benda tidak berwujud (benda
immateril). Pengertian benda secara yuridis adalah segala sesuatu yang
dapat menjadi objek hak. Sedangkan yang dapat menjadi objek hak itu
tidah hanya benda berwujud tetapi juga benda tidak berwujud.
a. Pengertian paten menurut Octroiiwet 1910 adalah :
“Paten ialah hak khusus yang diberi kepada seseorang atas
permohonannya kepada orang itu yang menciptakan sebuah produk
baru cara kerja baru atau perbaikan baru dari produk atau dari cara
kerja”.(Art.1.Octroiiwet 1910, Nederland, S.1910-313. )
b. WIPO memberikan pengertian paten sebagai berikut :
“A Patent is legally enforceable rights granted by virtue of a law
to a person to exclude, for a limited time, others from certain acts in
relation to describe new invention; the privilege is granted by a
government authority as a matter of rights to the person who is
entitled to apply for it and who fulfils the prescribed condition.” 
Dari pengertian tersebut dapat dilihat unsur penting paten, yakni
bahwa paten adalah hak yang diberikan pemerintah dan bersifat
eksklusif. Perbuatan-perbuatan yang merupakan hak eksklusif
pemegang hak paten adalah produksi (manufacturing), penggunaan
(using), penjualan (selling) barang yang dipatenkan, dan perbuatan
yang berkaitan dengan penjualan barang itu seperti mengimpor, dan
menyimpan (stocking). (Djumhana dan R Djubaedillah. 200. Hak

3
Kekayaan Intelektual Sejarah, Teori, dan Prakteknya di Indonesia.
Bandung : Citra Aditya Bakti, hal 116).
c. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S
Poerwadarminta pengertian paten adalah :
 “Kata Paten berasal dari bahasa Eropa (paten/octroi) yang
mempunyai arti suatu perniagaan atau ijin dari pemerintah yang
menyatakan bahwa orang atau perusahaan boleh membuat barang
pendapatannya sendiri (orang lain tidak boleh membuatnya)”. (W.J.S.
Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN.
Balai Pustaka, hal 1012.)
2. Definisi Paten
Paten merupakan suatu hak khusus berdasarkan Undang-Undang
diberikan kepada si pendapat/si penemu (uitvinder) atau menurut hukum
pihak yang berhak memperolehnya,(UU Paten Indonesia menyebutnya
dengan istilah Inventor dan istilah temuan disebut sebagai Invensi) atas
permintaannya yang diajukannya kepada pihak penguasa, bagi temuan
baru di bidang teknologi, perbaikan atas temuan yang sudah ada, cara
kerja baru, atau menemukan suatu perbaikan baru dalam cara kerja,
untuk selama jangka waktu tertentu yang dapat diterapkan dalam bidang
industri.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa paten diberikan bagi ide
dalam bidang teknologi dan teknologi pada dasarnya adalah berupa ide
(immateril) yang dapat diterapkan dalam proses industri. Teknologi pada
dasarnya lahir dari karsa intelektual, sebagai karya intelektual manusia.
Karena kelahirannya telah melibatkan tenaga, waktu, dan biaya
(berapapun besarnya misalnya dalam kegiatan penelitian), maka
teknologi memiliki nilai atau sesuatu yang bernilai ekonomi, yang dapat
menjadi objek harta kekayaan (property). Dalam ilmu hukum, yang
secara luas dianut oleh bangsa-bangsa lain, hak atas daya pikir intelektual
dalam bidang teknologi tersebut diakui sebagai hak kekayaan yang
sifatnya tidak berwujud. Hak seperti inilah yang dikenal sebagai “Paten”.

4
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001, terdapat 2 jenis
paten yaitu paten biasa dan paten sederhana. Paten biasa adalah paten
yang melalui penelitian atau pengembangan yang mendalam dengan
lebih dari satu klaim. Paten sederhana adalah paten yang tidak
membutuhkan penelitian atau pengembangan yang mendalam dan hanya
memuat satu klaim. Namun, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001
secara tersirat mengenalkan jenis-jenis paten yang lain, yaitu paten
proses dan paten produk. Paten proses adalah paten yang diberikan
terhadap proses, sedangkan paten produk adalah paten yang diberikan
terhadap produk.
Menurut literature, masih ada jenis-jenis paten yang lain saat ini,
antara lain :
a. Paten yang Berdiri Sendiri (Independent Patent)
b. Paten yang berdiri sendiri tidak bergantung pada paten lain.
c. Paten yang Terkait dengan Paten Lainnya (Dependent Patent)
Keterkaitan antar paten dapat terjadi jika ada hubungan antara lisensi
biasa maupun lisensi wajib dengan paten yang lainnya dan kedua
paten itu dalam bidang yang berkaitan. Bila kedua paten itu dalam
bidang yang sama, penyelesaiannya diusahakan dengan saling
memberikan lisensi atau lisensi timbal balik (cross license).
d. Paten Tambahan (Patent of Addition) atau Paten Perbaikan (Patent of
Improvement)
Paten ini merupakan perbaikan, penambahan atau tambahan dari
temuan yang asli. Bila dilihat dari segi paten pokoknya, kedua jenis
paten ini hanya merupakan pelengkap sehingga disebut pula paten
pelengkap (patent of accessory). Di Indonesia tidak dikenal paten
pelengkap.
e. Paten Impor (Patent of Importation), Paten Konfirmasi atau Paten
Revalidasi (Patent of Revalidation)
Paten ini bersifat khusus karena telah dikenal diluar negeri dan
negara yang memberikan paten lagi hanya mengonfirmasi,

5
memperkuatnya, atau mengesahkannya lagi supaya berlaku di wilayah
negara yang memberikan paten lagi (revalidasi). (Djumhana dan R
Djubaedillah. 2003. Hak Kekayaan Intelektual Sejarah, Teori, dan
Prakteknya di Indonesia. Bandung : Citra Aditya Bakti, hal 121-122)
3. Sejarah Hak Paten
Akar sejarah paten sudah cukup tua. Pada awalnya memang
sekedar perlindungan yang bersifat monopolistik di Eropa dan
memperoleh wujud yang jelas pada abad ke-14. Perlindungan tersebut
pada awalnya diberikan sebagai hak istimewa kepada mereka yang
mendirikan usaha industri baru dengan teknologi yang diimpor. Dengan
perlindungan tersebut, pengusaha industri yang bersangkutan diberi hak
untuk dalam jangka waktu tertentu menggunakan teknologi yang
diimpornya. Hak tersebut diberi dalam bentuk Surat Paten.
Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pengusaha
pengimpor teknologi yang baru, agar benar-benar dapat terlebih dahulu
menguasai seluk-beluk dan cara penggunaan teknologi yang
bersangkutan. Dengan demikian, tujuan pemberian paten tersebut pada
awalnya memang bukan pemberian perlindungan kepada penemu, tetapi
lebih pada rangsangan untuk pendirian industri baru dan pengalihan
teknologi. (Bambang Kesowo. 1995. Pengantar Umum Mengenai Hak
Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di Indonesia. Yogyakarta : Fakultas
Hukum Gadjah Mada, hal 15-16
Dilihat dari sejarahnya, paten bukanlah hal baru untuk orang
Indonesia. Sampai tahun 1945 tidak kurang dari 18.000 paten telah
diberikan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Kolonial Belanda,
Octroiiwet 1910.
Setelah kemerdekaan, pemberian paten tidaklah sebanyak seperti
tahun-tahun sebelumnya. Baru pada tahun 70-an dengan semakin
meningkatnya pembangunan ekonomi, tumbuh kesadaran baru di
kalangan pemerintah untuk memperbaharui dan melengkapi keseluruhan
peraturan di bidang HaKI termasuk paten. Alasan diadakannya

6
pembaharuan adalah karena semakin menungkatnya investasi yang
dilakukan oleh Negara-negara maju di Indonesia. Tidak dapat disangkal
lagi, ada hubungan yang sangat erat antara tersedianya perangkat
peraturan di bidang HaKI dengan masuknya investor asing ke sebuah
negara. Jika perlindungan HaKI sangat baik yang ditandai dengan
tersedianya perangkat peraturan yang lengkap di bidang HaKI serta
penegakan hukum yang memuaskan, para investor pun akan tertarik
untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Kalau dilihat dari perkembangan peraturan perundang-undangan
paten, Inggris mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan
undang-undang paten di banyak negara di dunia. Sebab di negara Inggris
pertumbuhan paten sangat baik. Kemungkinan pengaruh ini sebagai
akibat kedudukan negara Inggris sebagai negara induk penjajah, yang
sampai pertengahan abad ke-20 dan satu dua abad sebelumnya,
mempunyai banyak wilayah jajahan yang membawa pengaruh hukum
pula ke wilayah koloninya tersebut.
Di Indonesia DPR mengesahkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1989 tentang Paten pada tahun 1989. Indang-Undang ini kemudian
mengalami perubahan sehingga menjadi Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1997. Pada tahun 2001, pemerintah kembali memperbaharui
Undang-Undang Paten dengan mengesahkan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2001. Tujuan diadakannya perubahan-perubahan tersebut adalah
untuk menyesuaikan perlindungan HaKI di Indonesia dengan standar
internasional yang terdapat dalam Perjanjian TRIP’s
Mengenai pengertian dari paten menurut Pasal 1 angka 1 Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2001, ialah :
“Paten ialah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada
Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya”.

7
Ada beberapa unsur penting yang dapat disimpulkan dari defenisi
tersebut, yaitu :
a. Hak eksklusif
Hak eksklusif berarti bahwa hak yang bersifat khusus.
Kekhususannya terletak pada control hak yang hanya ada di tangan
pemegang paten. Konsekuensinya, pihak yang tidak berhak tidak
boleh menjalankan hak eksklusif tersebut. Hak eksklusif yang melekat
pada pemegang paten diatur di dalam Pasal 16 Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2001 yang meliputi hak-hak sebagai berikut :
1) Paten produk :
Membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan,
menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau
diserahkan produk yang diberi paten.
2) Paten proses :
Menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk
membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana dimaksudkan
dalam huruf a.
Paten produk adalah paten yang berkaitan dengan alat, mesin,
komposisi, formula, product by process, sistem, dan lain-lain.
Sedangkan paten proses mencakup proses, metode atau
penggunaan.
b. Negara
Negara adalah satu-satunya pihak yang berhak memberikan
paten kepada para Inventor. Biasanya tugas ini didelegasikan kepada
sebuah kantor khusus yang menangani permohonan pendaftaran,
pengumuman, pemeriksaan dan pemberian sertifikat paten. Di
Indonesia, tugas ini ditangani oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual yang berada di bawah Departemen Kehakiman dan HAM.
c. Invensi di bidang teknologi
Paten adalah cabang Hak Kekayaan Intelektual yang khusus
melindungi Invensi di bidang teknologi. Contoh-contoh teknologi

8
yang dapat dilindungi paten adalah : teknologi mesin, listrik, obat-
obatan, dan lain-lain.

d. Selama jangka waktu tertentu


Paten diberikan tidak untuk selamanya dan hanya berlaku dalam
jangka waktu yang terbatas. Oleh karena itu, hak eksklusif yang
diberikan kepada pemegang paten hanya bersifat terbatas. Setelah paten
tersebut habis masa perlindungannya, statusnya berubah menjadi public
domain atau menjadi milik umum. Setiap orang dapat memproduksi
atau membuat Invensi yang telah berakhir perlindungan patennya.
e. Invensi harus dilaksanakan
Invensi di bidang teknologi yang telah dilindungi oleh paten
harus dilaksanakan. Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2001 mengatur bahwa baik paten produk maupun paten proses
wajib dilaksanakan di wilayah Indonesia. Tujuan ketentuan ini adalah
untuk menunjang alih teknologi, penyerapan investasi dan penyediaan
lapangan pekerjaan. Pengecualian diberikan terhadap Invensi di
bidang tertentu yang memerlukan modal dan investasi yang besar
untuk melaksanakan paten seperti yang dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(1) tersebut. Jika Invensi sulit dilaksanakan, pemegang paten dapat
mengajukan kelonggaran kepada instansi terkait yang berwenang.
Untuk itu, pemegang paten harus mengajukan alasan yang kuat
dengan disertai bukti bahwa Invensinya sulit dilaksanakan di
Indonesia. Salah satu contoh Invensi yang termasuk dalam kategori
tersebut adalah Invensi di bidang farmasi. Ijin untuk mendapatkan
kelonggaran dalam melaksanakan paten dapat diajukan kepada
Departemen Kesehatan (Penjelasan Pasal 17 ayat (2).
f. Invensi dapat dilaksanakan oleh pihak lain dengan persetujuan
pemegang paten
Selain dilaksanakan sendiri oleh pemegang paten, sebuah
Invensi yang telah dilindungi paten dapat dilaksanakan oleh orang lain

9
melalui perjanjian lisensi. Kecuali diperjanjikan lain, selama
perjanjian lisensi pemegang paten dapat tetap melaksanakan paten
tersebut (Pasal 69 ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001).
Berdasarkan PP Nomor 34 Tahun 1991 tanggal 11 Juni 1991,
sebagai penjabaran Undang-Undang Paten, ada 4 pengertian yang
perlu diketahui dalam kaitannya dengan paten, yaitu :
a. Deskripsi atau uraian penemuan adalah penjelasan tertulis megenai
cara melaksanakan suatu penemuan sehingga dapat dimengerti oleh
seseorang yang ahli di bidang penemuan tersebut.
b. Abstraksi adalah uraian singkat mengenai suatu penemuan yang
merupakan ringkasan dari pokok – pokok penjelasan deksripsi,
klaim, ataupun gambar.
c. Klaim adalah uraian tertulis mengenai inti penemuan atau bagian –
bagian tertentu dari suatu penemuan yang memuat tanda – tanda,
symbol – symbol, angka, bagan, atau diagram yang menjelaskan
bagian – bagian dari penemuan.
d. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu
kegiatan pemecahan masalah yang spesiifik di bidang teknologi,
dapat berupa produk atau proses penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses. Sedangkan inventor adalah
seorang ang secara sendiri atau beberapa orang yang secara
bersama – sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam
kegiatan yang menghasilkan invensi.
Dari pengertian menurut Undang-Undang dan pengertian-
pengertian lainnya diatas, dapat disimpulkan bahwa paten adalah
merupakan hak bagi seseorang yang telah mendapatkan penemuan
baru atau cara kerja baru dan perbaikannya yang kesemua istilah itu
tercakup dalam satu kata “invensi” dalam bidang teknologi yang
diberikan oleh pemerintah, dan kepada pemegang haknya
diperkenankan untuk menggunakannya sendiri atau atas ijinnya
mengalihkan penggunaan hak itu kepada orang lain.

10
4. Pelanggaran dan Sanksi
a. Tindak Pidana dalam hal Paten-Produk
Sengaja dan tanpa hak membuat , menggunakan, menjual,
mengimpor, menyewakan, menyerahkan atau menyedia -kan untuk
dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi paten (Pasal
130 jo Pasal Pasal 16 Ayat (1) huruf a). 
Pasal 130 jo Pasal 16 ayat (1) huruf a : “ Barang siapa dengan
sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang paten dengan
melakukan salah satu tindakan sebagaimana dimaksud pasal 16
dipidana dengan penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)” 
Adapun ketentuan pasal 16 undang-undang ini memberikan
perlindungan hukum pemegang paten secara administrative. Namun
pelanggaran atas norma Pasal 16 ini tidak diancam administrative,
akan tetapi diberikan sanksi pidana oleh pasal 130, sehingga
pelanggaran norma-norma Pasal 16 menjadi tindak pidana. Rumusan
Pasal 16 tersebut :
(1)Pemegang hak paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan
paten yang dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa
persetujuannya
a. dalam hal paten produk : membuat, menggunakan, menyediakan
untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang
diberikan paten;
b. dalam hal paten proses : menggunkan proses produksinya yang
diberi paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya
sebagaimana dimaksud huruf a.

11
(2)Dalam hal paten proses, larangan terhadap pihak lain yang tanpa
persetujuannya melakukan impor sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya berlaku terhadap impor produk yang semata-mata
dihasilkan dari pengguna paten- proses yang dimilikinya.
(3)Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) apabila pemakaian paten tersebut untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, percobaan atau analisis sepanjang tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang paten.
Apabila dirinci rumusan pasal 130 UU No 14 Tahun 2001
Tentang Paten, tindak pidana yang dimaksud terdiri atas unsur-unsur  :
Unsur Subjektif :
Kesalahan : Dengan Sengaja
Unsur – Unsure Objektif :
Melawan Hukum : Tanpa Hak  (Tanpa Persetujuan)
Sifat melawan hukum terletak pada dua hal yaitu : 1. paten
bukan miliknya akan tetapi milik orang lain.
Jaksa harus dapat membuktikan bahwa produk yang diberi paten
yang dijual terdakwa atau digunakan dan lain-lain adalah bukan
haknya melainkan hak orang lain. (lihat Pasal 20 UU Paten) perbuatan
(dalam hal paten – produk) yakni :
a) Membuat
b) Menggunakan
c) Menjual
d) Mengimpor
e) Menyewakan
f) Menyerahkan
g) Menyediakan untuk dijual
h) Menyediakan untuk disewakan
i) Menyediakan untuk diserahkan
Objek : Produk yang diberi paten

12
Objek tindak pidana pasal 130 jo pasal 16 ayat (1) huruf a
menyatu dengan objek perbuatan. Objek tindak pidana adalah produk
yang diberi paten, produk yang diberi paten adalah produk yang
dikeluarkan oleh pemegang paten baik inventor maupun pihak yang
menerima hak dari inventor.
Perhatikan penjelasan pasal 16 ayat (1) terdapat perluasan arti
produk.
“yang dimaksud dengan produk mencakup alat mesin,
komposisi, formula, product by process, system dan lain-lain” contoh :
alat tulis, penghapus, komposisi obat, dan tinta”
c. Tindak Pidana dalam hal Paten –Proses sengaja dan tanpa hak 
menggunkan proses produksi yang diberi paten untuk
memproduksi barang.( Pasal 130 jo Pasal 16 ayat (1) huruf b)
Pasal  130 merumuskan
“Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak dalam hal paten
proses menggunkan proses produksi yang diberi paten untuk membuat
barang dan tindakan lainnya sebagaimana yang dimaksud pasal 16
ayat (1) huruf b dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat ) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).”
Tindak Pidana dalam hal paten- produk sengaja dan tanpa hak,
membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan,
menyerahkan dan menyediakan produk yang diberi  Paten Sederhana 
(Pasal 131 jo Pasal 16 Ayat (1) huruf a)
Rumusan pasal 131 UU NO 14 Tahun 2001 tentang Paten “
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang
paten sederhana dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana
dimaksud dapalm pasal 16 dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 250.000.000,00
(dua ratus lima puluh juta rupiah)”

13
B. Analisis Kasus
15 April 2011,Apple mengajukan tuntutan hukum kepada Samsung ke
Pengadilan ,Apple mengklaim bahwa Samsung secara sengaja menjiplak desain
iPhone dan iPad, berikut kemasannya di produk smartphone Galaxy dan tablet
Galaxy Tab.
Samsung segera melempar tuntutan balik beberapa hari setelahnya Samsung
menyiapkan presentasi grafisnya sendiri untuk melawan tuduhan Apple dan
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut pernah membuat mock-up ponsel
dengan full-touch interface sebelum iPhone memasuki pasar.
Kasus ini diajukan di Pengadilan Federal San Jose, California, Amerika
Serikat Senin tanggal 30 Juli 2011 .
Paten yang dilanggar olehSamsung Electronics Ltd. Co antara lain:
1. Bounce Back (Paten Apple Nomor 381)
2. Single Scroll, Pinch To Zoom (Paten Apple Nomor 915),
3. Tap To Zoom (Paten Apple Nomor 163)
4. Iphone Front (Paten Apple Nomor D'677)
5. Iphone Back (Paten Apple Nomor D'087)
6. Iphone Home Screen (Paten Apple Nomor D'305)
Apple akhirnya memenangi hak paten slide-to-unlock atas Samsung setelah
menjalani proses pengadilan selama empat tahun. Dengan kemenangan tersebut,
perusahaan besutan Steve Jobs tersebut berhak mendapat royalti US$ 120 juta
atau sekitar Rp 1,6 triliun.
Mahkamah Agung Amerika Serikat menyatakan tidak menerima pengajuan
banding atas kasus yang telah diperkarakan sejak 2014 tersebut. Kasus ini
memperebutkan hak paten atas slide-to-unlock dan tautan cepat. Samsung
dinyatakan telah melanggar kedua hak paten tersebut.
Keputusan tersebut sempat dibatalkan setelah dua tahun ditetapkan, tapi
kembali dipulihkan setahun setelahnya. Samsung kemudian mengajukan banding
ke Mahkamah Agung dan berakhir dengan kemenangan Apple.
Samsung tentu merasa tidak puas dengan hasil persidangan tersebut.
Perusahaan asal Korea Selatan itu menyatakan argumen pihaknya cukup kuat

14
untuk mengajukan banding. "Argumen kami didukung banyak pihak yang
meyakini bahwa pengadilan harus menerima pengajuan banding atas kasus ini
untuk mengembalikan standar yang adil pada inovasi dan mencegah
penyalahgunaan sistem paten," ujar perwakilan Samsung, seperti dikutip laman
The Verge. Adapun pihak Apple tidak memberikan jawaban saat dimintai
keterangan terkait dengan kasus tersebut.
Kasus ini bukanlah akhir persaingan antara Samsung dan Apple. Putusan ini
hanyalah akhir sebuah kasus di antara dua perusahaan teknologi tersebut.
Keduanya hingga kini belum menyelesaikan kasus hukum yang lebih besar, yaitu
kasus banding atas putusan hakim yang mengharuskan Samsung membayar US$ 1
miliar (sekitar Rp 13 triliun) untuk beberapa pelanggaran hak paten lain.
Paten terhadap software adalah salah satu paten yang menjadi topik
perdebatan hangat. Biasanya suatu program komputer hanya dilindungi dengan
Hak Cipta, akan tetapi untuk lebih memonopoli ide yang terkandung di dalamnya
maka diperkenalkan konsep paten terhadap software. Konsep paten software
dianggap berbahaya karena paten jenis ini biasanya mengklaim kepemilikan
terhadap algoritma atau langkah-langkah yang dieksekusi oleh komputer. Padahal
algoritma adalah setara generalnya dengan rumus matematika dan terdapat
algoritma yang spesifik untuk suatu problem programming tertentu. Hal ini
akhirnya dapat menghambat kebebasan memakai algoritma dan menjurus kepada
persaingan tidak sehat. Bayangkan, untuk menggunakan rumus matematik harus
meminta ijin atau membayar royality kepada orang lain.
Di Amerika sendiri paten software ditolak oleh banyak orang (khususnya
para pakar, akademisi, di bidang ilmu komputer) dikarenakan akan menghambat
inovasi. (Referensi Donald Knuth) Ketakutan atas pelanggaran HaKI, khususnya
paten software ini, membuat larinya perusahaan dan programmer dari Amerika.
Mereka pergi ke negara yang tidak mengakui paten software untuk melakukan
penelitian, eksplorasi, dan mengembangkan inovasi-inovasi baru. Dalam hal ini
pihak negara Amerika yang dirugikan. Itulah sebabnya banyak para peneliti dan
akademisi software di Amerika anti terhadap paten software ini.

15
Bila ditelusuri lebih jauh, tiru-meniru desain gadget, seperti kasus apple dan
samsung ini, bahkan sampai dengan beberapa aplikasi yang ada di dalam gadget
merupakan hal yang jamak terjadi. Hal ini dimungkinkan oleh
adanya engineer yang berpindah tempat kerja, kemajuan teknologi, bahkan
mungkin juga ada usaha sengaja dengan membeli gadget lawan untuk kemudian
dibongkar dan dibangun ulang sesuai dengan keinginan suatu perusahaan tertentu.
Usaha-usaha seperti ini banyak sekali dilakukan perusahaa China.
Jadi,  jika dilihat dari kasus di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya
HaKI khususnya pada bagian software dan alat telekomunikasi mempunyai
beberapa keuntungan dan kerugian. Di satu sisi HaKI dapat memberikan
keuntungan kepada pemilik karya kreatif dengan memberikan perlindungan
terhadap karya-karya mereka, tetapi di sisi lain dapat merugikan banyak pihak
yang ingin berinovasi dengan mengembangkan karya-karya cipta tersebut untuk
menjadi lebih baik atau mungkin lebih canggih lagi, karena seperti yang telah
disebutkan dalam kasus diatas. Hak paten atas software merupakan pematenan
terhadap algoritma, yang berarti setiap rumus dasar dari pembuatan tekhnologi
baru untuk software telah dipatenkan dan jika digunakan untuk penelitian dan
pengembangan inovasi baru terhadap gadget-gadget baru, kemungkinan akan
terjadi masalah karena adanya gugatan atau tuntutan dari pihak yang telah mema-
tenkan algoritma tersebut. Oleh karenanya, ini dapat menjadi pelajaran bagi
negara berkembang seperti Indonesia untuk lebih memahami dan mengolah
pengadaan peraturan HaKI di Indonesia, agar inovasi-inovasi dari para kaum
muda-mudi yang masih belajar teknologi ini tidak terhambat karena takut dituntut
oleh pihak yang merasa rancangan yang telah dipatenkannya telah dipergunakan
semena-mena.
Terkait masalah diatas, dapat kita ketahui bahwa sebuah perusahaan akan
bekerja keras dan berjuang demi kemenangan atas hal hak paten. Mengapa
demikian? Ini dikarenakan hak paten yang ada di kehidupan perindustrian tidak
lepas dari harga diri perusahaan serta memenangkan hal itu akan memperoleh
uang sesuai dengan pengajuan perusahaan yang bersengketa. Perlu adanya
penetapan serta pendaftaran hak paten ini adalah menjauhkan masalah

16
persengketaan seperti yang dialami kedua perusahaan industri elektronika
tersebut. Selain itu juga perlu adanya pem-publikasi-kan hak paten suatu karya
tersebut supaya khalayak mengetahui hasil penciptaan suatu karya dengan sang
penciptnya supaya tidak ada peng-klaim-an suatu hasil karya orang lain. Jika
sudah terjadi hal seperti pada berita diatas, maka hukum lah yang akan
menyelesaikannya. Memungkinkan adanya penyelesaian secara kekeluargaan,
namun jika kedua perusahaan sama besar ambisi dan egonya maka sangat sulit hal
ini dilakukan. Maka perlunya seseorang penemu suatu karya mengetahui apa itu
hak paten, dan apa saja yang terkait dengan hal hak paten namun orang awam pun
perlu mengetahuinya.
Perlu dipahami perbedaan hak cipta yang di bahas dan sekarang mengenai
hak paten. Perbedaan ini terletak dengan objek yang menjadi hak, hak cipta objek
yang dijadikan hukum adalah segala hasil cipta seseorang baik itu di bidang
teknologi, bahasa, budaya dan sebagainya. Sedangkan hak paten objek utamanya
adalah hasil karya seseorang hanya berhubungan dengan teknologi saja.

17
BAB III
PENUTUP
                                
A. Kesimpulan
Atas kasus yang terjadi antara Apple dan Samsung, ada pelajaran yang
dapat dipetik dari kasus ini yaitu masyarakat internasional harus dapat menghargai
dan melindungi ketetapan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang telah mengikat
dalam aturan hukum. Jika individu atau masyarakat melakukan plagiat, atau juga
menjiplak hasil tiruan dari sebuah produk teknologi, maka sanksi hukum akan
segera menjerat subjek yang melakukan pelanggaran tersebut. Betapa pentingnya
pendaftaran paten oleh individu maupun perusahaan, Hal ini dapat menunjukkan
citra baik suatu perusahaan yang kemudian akan berdampak pada keuntungan
secara financial. Maka dari itu, dari kasus tersebut Pemerintah Indonesia dapat
memperoleh beberapa pelajaran penting tentang perlindungan Paten.
B. Saran
Setiap individu ataupun masyarakat menemukan atau menciptakan suatu
invensi, membuat merek, sebaiknya didaftarkan agar diperoleh hak eksklusif dari
negara untuk dapat dimanfaatkan jika terjadi sengketa atau pelanggaran atas hak
tersebut di kemudian hari.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://kabar24.bisnis.com/read/20140504/16/224482/sengketa-hak-paten-apple-
vs-samsung-masuki-babak-baru
https://abarifbudiyanto.wordpress.com/2016/04/24/hak-paten-permasalahan-
apple-vs-samsung/
http://bisnis.liputan6.com/read/2045005/curi-hak-paten-samsung-harus-bayar-
denda-rp-13-t-ke-apple
https://purwokowicaksono26.wordpress.com/2015/03/30/analisa-kasus-hki/
http://tekno.kompas.com/read/2012/07/30/10281377/Cerita.di.Balik.Perseteruan.
Apple.dan.Samsung
http://industri.bisnis.com/read/20120912/101/95078/apple-vs-samsung-inilah-
kronologi-perseteruan-keduanya-2011-2012
http://www.unikgaul.com/2012/08/7-pa...#ixzz24x0HGoC2
http://etikainidanitu.blogspot.co.id/2013/04/studi-kasus-hak-paten-milik-
samsung.html

19

Anda mungkin juga menyukai