PROPOSAL
OLEH
ALIP FITAYAH
144802719
KUPANG
2019- 2020
1
LEMBARAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar serjana keperawatan atau keserjanaan
lain di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain kecuali yang
secara tertulis diacuh dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
AlipFitayah
Nim 144802719
ii
LEMBARAN PERSETUJUAN
OLEH:
ALIP FITAYAH
N I M : 144802719
Pembimbing II Pembimbing I
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
OLEH:
ALIP FITAYAH
N I M : 144802719
Stevanus Mendes Kiik, S.kep,Ns, M.Kep., Sp. Kom Juandri S. Tussi, S.Kep, Ns, M. T
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
mengalami banyak hambatan dan rintangan namun berkat bimbingan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung akhirnya penulis dapat
Oleh karena itu lewat kesempatan ini penulis dengan tulus hati menyampaikan
1. Bapak Guten Selan, STH, selaku Ketua Yayasan Maranatha Group Wilayah
NTT.
2. Bapak Stefanus Mendes Kiik, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp, Kom, selaku Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maranatha Kupang
3. Ibu Irlin F Riti, S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing selama dilakukannya
proposal penelitian di Prodi Keperawatan Maranatha Kupang.
4. Bapak Rihsan Al Bahari, S.Kep. Ns selaku pembimbing pendamping yang
bersedia membimbing dan member arahan dalam penyelesaian proposal ini.
5. Segenap Dosen STIKES Maranatha Prodi S1 Keperawatan Kupang yang telah
memberikan ilmu, bimbingan, motivasi, dan arahan selama dalam proses
perkuliahan.
v
6. Orang tua dan keluarga besar tercinta yang selalu memberi doa, dukungan dan
motivasi yang tiada henti selama penyusunan proposal dan selama menempuh
pendidikan ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa Stikes Maranatha Kupang yang telah membantu
memberikan semangat dalam menyelesaikan proposal ini.
8. Dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga
Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua.
Penulis menyadari penyusunan proposal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun
PENULIS
(Alip Fitayah)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMA PERNYATAAN.................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR........................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian.............................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................. 8
1.5 Keaslian Penelitian…………………………………………………… 9
BAB II : TINJUAN PUSTAKA............................................................................ 11
2.1 Konsep Perawat ….....……................................................................... 11
2.2 Konsep penyakit menular..……………………………………….. 13
2.3 Konsep sikap....................................................................................... 17
2.4 Konsep Perilaku…………………………………………………….. 20
2.5 Konsep Kepatuhan…………………………………………………… 22
2.6 Konsep APD…………………………………………………………. 25
2.7 Kerangka Teori……………………………………………………….. 37
BAB III : METODE PENELITIAN...................................................................... 38
3.1 Kerangka Konsep…………………………………………………….. 38
3.2 Hipotesis Penelitian………………………………………………….. 39
3.3 Desain Penelitian...............................................................………….. 39
3.4 Definisi Operasional…………………………………………………. 39
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................... 42
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………… 43
3.7 Instrumen Penelitian………………………………………………….. 43
3.8 Etika Penelitian……………………………………………………….. 45
3.9 Prosedur Penelitian………………………………………………...... 46
3.10 Tekhnik Analisis................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 50
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. DefinisiOperasional…………………………………….…… 37
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
memberikan nilai negatif terhadap semua komponen yang terlibat dalam proses
2015). Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada setiap orang adalah upaya
Rumah Sakit mempunyai risiko lebih tinggi dibanding pekerja industri lain
untuk terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja
pemulihan bagi tenaga kerja. Rumah sakit harus menjamin kesehatan dan
2016)
1
2
angka Penyakit Akibat Kerja (PAK) secara global menurut data WHO dari 35
juta pekerja kesehatan, 3 juta terpajan patogen darah (2 juta terpajan virus HBV;
0,9 juta terpajan virus HBC; dan 170,000 terpajan virus HIV/AIDS. Selain itu,
sekitar 3,7 juta kasus tertusuk jarum atau perlukaan lain oleh benda tajam yang
hampir 60% dari seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan salah satu
profesi yang sering terkena penyakit akibat kerja karena perawat tenaga
perawat maupun dokter apabila selama melakukan interaksi dengan pasien tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan, masker, kaca
kamar operasi (46%), kamar bersalin (37%), ruang rawat inap (11%), ruang
Strategi pencegahan dan kontrol infeksi yang diterapkan oleh perawat dan
Diri (APD) yang dipakai saat bekerja yang sesuai dengan indikasi alat
pelindung diri apa yang sebaiknya mereka gunakan saat bekerja. APD adalah
pakaian atau peralatan khusus yang dipakai oleh pekerja medis untuk
melindungi diri dari agen infeksius. APD ini digunakan/dipakai memiliki dua
petugas medis itu sendiri. APD bertujuan untuk melindungi dari kontak dengan
darah, semua jenis cairan tubuh, sekret dan selaput lendir. (Chrysmadani, 2018)
Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting untuk dipakai oleh seorang
perawat dalam melaksanakan tugas, alat pelindung diri digunakan oleh petugas
memiliki dua fungsi yaitu untuk kepentingan perawat dan sekaligus untuk
pengetahuan dan sikap perawat dalam penggunaan APD agar terhindar dari
risiko penularan penyakit baik dari pasien ke perawat maupun sesama pasien.
Perawat mempunyai risiko yang tinggi untuk menerima pejanan penyakit akibat
penggunaan APD, sikap perawat masih negatif atau kurang baik dalam
4
manusia yang taat terhadap aturan, perintah, prosedur, dan disiplin. mengingat
fungsi APD memiliki peran yang penting dalam upaya mengeliminir transmisi
agent penyakit infeksi baik dari lingkungan rumah sakit, dari pasien ke perawat
maupun dari pasien ke pasien lainnya maupun infeksi yang terjadi pada pasien
itu sendiri. penggunaan APD secara benar harus didukung oleh pengetahuan,
sikap dan perilaku yang baik, dari segi pengetahuan perawat harus bisa
memahami potensi risiko bahaya infeksi dan pintu masuk dari transmisi agent
infeksi tersebut sehingga dapat memilih jenis dan bahan APD yang sesuai
dengan potensi bahaya yang ada. Sikap perawat harus didukung dengan
perilaku yang baik terkait dengan penggunaan APD seperti kepatuhan dalam
ditujukkan dengan sikap positif sebanyak 46.70% dan sikap negatif sebanyak
penggunaan APD perawat tidak signifikan antara perilaku yang baik dan kurang
tidak tepat dalam penggunaan APD. Tindakan yang tidak tepat yaitu perawat
saat memberikan injeksi dan 4 masker tidak dilepas saat di ruang perawat, serta
Berdasarkan uji simultan adalah 84,1%, sangat kuat bahwa kepatuhan perawat
menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu : sikap, lama kerja, pengawasan,
ketersediaan APD, teman sejawat, persepsi dan hanya 15,9% saja faktor lain di
luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang bisa mempengaruhi
staff Tata usaha RST Wirasakti mengatakan bahwa data pasien dengan penyakit
menular baik itu rawat jalan dan rawat inap di RST wirasakti kupang pada
tahun 2018-2019 tercatat untuk HIV sebanyak 130 pasien, TBC sebanyak 138
pasien dan Hepatitis sebanyak 112 pasien. Data yang diambil dari laporan
panitia Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) RST Wirasakti kupang rawat
inap dan ruang operasi RST wirasakti Kupang tercatat 9 kecelakaan kerja yang
kerja yaitu: 1 orang perawat tertusuk jarum suntik pasien HIV/AIDS, 2 orang
6
darah pasien Hepatitis B serta 4 perawat terpapar dengan pasien TBC. Dalam
laporan tersebut ditambahkan bahwa saat bekerja perawat tidak memakai APD
penelitian di Rumah Sakit TK. III Wirasakti Kupang dengan judul “Pengaruh
Kupang”.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Perawat Dengan Pasien Penyakit
Kupang.
Kupang.
Wirasakti Kupang.
tim PPI.
8
1. Bagi Peneliti
sebelumnya, tetapi penelitian yang hampir serupa pernah dilakukan oleh peneliti
Tabel 1.1.
Penelitian terdahulu
tindakan pencegahan
infeksi di ruang ICU.
3 Putri Perilaku Perawat Pendekatan Hasil penelitian ini
Wulandini Dalam Penggunaan yang Pengetahuan perawat
Alat Pelindung dilakukan ini mengenai APD yakni
Diri (Apd) Di Irna dalam baik sebesar 77.3% (34
Medikal Rsud penelitian ini orang), Sikap perawat
Pekanbaru 2016 adalah mengenai APD yakni
pendekatan positif sebesar 61.4%
kuantitatif (27 orang), Tindakan
dengan perawat dalam
metode menggunaan APD
deskriptif yakni baik sebesar
analitik untuk 63.6%(28 orang).
menjelaskan
gambaran
perilaku
perawat
mengenai
penggunaan
Alat Pelidung
Diri.
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti
a. Peran pelaksana
11
12
1. Fungsi independen
2. Fungsi dependen
3. Peran interdependen
tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi struktur, bagian, organ atau
bukan hanya berupa kelainan yang terlihat dari luar saja, tetapi juga suatu
keadaan terganggu dari keteraturan fungsi dari tubuh. Dari kedua pengertian
bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada didalam keadaan yang tidak
Nederlandse Tel).
c. Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja,
dapat ditularkan (berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik
Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain
ditentukan oleh tiga faktor, yakni faktor Agen atau penyebab penyakit Agen
(Darmawan, 2016)
dari :
dijumpai berbagai manifestasi klinik, mulai dari gejala klinik yang tidak
berlangsung jinak (mild) atau dapat pula dengan gejala sisa yang berat
yang tidak menampakan secara jelas dan nyata dalam bentuk gejala
klinis yang jelas sehingga tidak dapat di diagnosa tanpa cara tertentu
menjadi wabah atau endemis pada daerah tertentu. Ada beberapa cara
tetesan-tetesan halus yang terhambur dari manusia yang sakit seperti ludah,
perantara. Perantara tersebut bisa dari golongan bakteri, serangga, serta bisa
(Darmawan, 2016)
17
lain:
(Darmawan, 2016)
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu
18
sikap merupakan faktor internal tapi tidak semua faktor internal adalah sikap
(Wawan., 2012)
faktor penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu
bersikap positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan
2018).
tidak pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua yang berasal dari
luar tidak semuanya dilayani olah manusia, tetapi manusia memilih mana
yang perlu dilayani dan mana yang tidak perlu dilayani.Jadi semua
karena itu, dengan melihat sikap pada objek tertentu, sedikit banyak
benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
tingkat ini.
sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari
manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung, maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar.
mempengaruhi perilaku, yaitu faktor endogen atau berasal dari dalam diri
individu seperti jenis ras, jenis kelamin, sifat fisik, sifat kepribadian, bakat
pembawaan dan intelegensi serta faktor eksogen atau yang berasal dari luar
21
kebudayaan.
(Notoadmojo, 2018) membagi perilaku manusia dalam tiga domain yang dia
sebut dengan 3 ranah atau kawasan yang dimodifikasi untuk pengukuran hasil
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek, yang tidak dapat dilihat langsung, tetapi
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
2) Mekanisme (mechanism)
3) Adopsi (adoption)
hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara
Pengukuran praktik (overt behavior) juga dapat diukur dari hasil perilaku
2018)
berhubungan langsung dengan klien dan bahan infeksius diruang rawat, Perawat
(Simanjuntak, 2016).
23
Sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu
pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek, dan keadaan.
Menurut Sukidjo sikap perawat adalah keadaan mental dan saraf dan kesiapan
terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan
Setelah orang mengetahui stimulus atau obyek proses selanjutnya akan menilai
kepercayaan dan sikap terhadap sesuatu yang pada giliranya akan mempengarui
baik yang dapat diamati langsung, maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Sikap perawat harus didukung dengan perilaku yang baik, sikap perawat dalam
perawat. Hal ini didasari oleh perawat yang menyikapi sesuatu secara positif
akan mendukung semua kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan dan akan
(Ramadhan, 2017).
24
diet, atau melakuian perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi atau
yang berarti disiplin dan taat, patuh adalah suka menurut perintah atau aturan,
Menurut Niven (2002) seperti dikutip oleh (Fauzia et al., 2015), faktor-
1. Pendidikan
2. Akomodasi
Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-
Adalah suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada klien
penjelasan tetntang kondisinya saat ini, apa penyebabnya dan apa yang
6. Pengetahuan
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut
Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang
pemberian diet.
7. Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari
daripada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini
dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin matang dan patuh dalam
pemberian diet.
8. Dukungan Keluarga
atau lebih, adanya ikatan persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam
2.6.1 Pengertian
penggunaan alat pelindung diri untuk melindungi kulit dan selaput lendir dari
pajanan semua cairan tubuh dari kontak langsung dengan pasien (Rohani, 2016)
alat pelindung diri (APD) menjadi sangat penting untuk melindungi petugas
dan pasien lain. Kesadaran petugas untuk meggunakan alat pelindung diri
Alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan yang bersih (tidak steril
tepat.Gaun bedah dan kain penutup hanya dapat mencegah infeksi luka kalau
kering.Apabila basah, kain besifat seperti spons mengisap bakteri dari kulit atau
harus meyadari keuntungan dan keterbatsan APD khusus dan peranannya dalam
Menurut Rohani dan Setio (2017) jenis – jenis Alat pelindung diri meliputi
sarung tangan, masker, pelindung mata (perisai muka dan kaca mata), kap,
gaun, apron, dan barang lainnya. Penahan yang sangat efektif terbuat dari kain
yang diolah atau bahan sintesis yang tidak tembus air atau cairan lain (darah
atau cairan tubuh). Bahan-bahan tahan cairan ini tidak tersedia secara luas
karena mahal.Di beberapa Negara, kain katun yang enteng adalah bahan yang
sering dipakai untuk pakian bedah (masker, kap, gaun, dan duk).Sayangnya,
kain katun yang enteng tidak memberikan perlindungan yang efektif terhadap
pencemaran. Sebaliknya, kain dril dan kanvas yang berat terlalu rapat untuk
ditembus uap (tidak dapat disterilkan), sangat sukar dicuci dan memerlukan
waktu lebih lama untuk dikeringkan. Kalau memakai kain, sebaliknya warana
putih atau terang agar kotoran dan pencemaran mudah terlihat. (Rohani dan
Setyo, 2015)
1. Sarung Tangan
29
atau permukaan yang tercemar, menyentuh kulit yang tidak utuh, dan
yaitu gunakan sarung tangan yang berbeda untuk setiap pasien, segera lepas
sarung tangan apabila telah selesai dengan satu pasien dang anti dengan
sarung tangan yang lain apabila menangani pasien lain. Hindari jamahan
tercemar.
2. Ambil sarung tangan dari tempatnya lalu letakan pada tempat yang
masukan semua jari pada bagian jari dan tarik sampai ke pergelanagn
tangan, biarkan sarung tangan sampai tangan yang lain memakai sarung
tangan juga.
lipatan dan ibu jari disebelah luar sarung tangan yang belum terpasang
sarung tangan paling luar tangan yang tidak dominan, tarik hingga sarun
2. Letakan sarung tangan yang sudah terlepas di kepalan tangan kedua, lalu
lepaskan sarung tangan kedua dengan cara memasuka satu jari dibawah
didalamnya.
4. Cuci tangan.
32
2. Kap / Topi
Kap dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit dan
pasien dan melindungi petugas dari percikan darah, cairan tubuh, dan bahan
berbahaya lainnya.
3. Masker
bawah, rahang, dan semua rambut / bulu wajah (kumis, jambang, dan
petugas kesehatan atau petugas bedah bicara, batuk, atau bersin dan juga
menahan percikan cairan/lendir yang keluar dari lubang hidung maupun dari
Masker jika tidak terbuat dari bahan tahan cairan, bagaimanapun juga
untuk beberapa alasan saat merawat pasien isolasi, saat membantu prosedur
1. Melindungi kulit petugas dari bahan infksius yang berasal dari pasien
TB)
2) Pegang masker pada dua tali atau ikatan bagian atas pada bagian atas
3) Ikat dua tali bagian bawah pas eratnya dengan masker sampai ke
bawah dagu.
4) Dengan lkembut jepikan pita metal bagian atad pada batang hidung.
34
4. Pelindung Mata
Pelindung mata dapat melindungi petugas bila terjadi percikan darah atau
cairan tubuh lainnya yang tercemar dan dari bahan bebahaya, termasuk
meskipun kacamata pribadi dan lensa kontak tidak dianggap sebagai APD
yang cukup.
5. Perisai Wajah
35
dan kulit jika keutuhan kulit hilang (misalnya karena jerawat atau dematitis)
Perisai wajah sekali pakai atau bukan yang sekali pakai dapat dipakai
dapat melindungi daerah wajah yang lebih luas dari pada mata, perisai
6. Gaun Penutup
tangan dan tubuh petugas kesehatan yang terbuka dan mencegah pakian
terkena darah, cairan tubuh, dan materi berpotensi infeksi lainnya. jas dokter
dan jas laboratorium yang dipakai sebagai identas diri tidak termasuk APD,
menutup tangan, bagian depan tubuh, dari leher sampai pertengahan paha
(atau lebih rendah). Setelah selesai gaun harus segera di lepas dari luar
36
ruangan, bagian dalam baju menjadi bagian luar, gulung, baru kemudian
7. Apron / Celemek
Apron yang terbuat dari karet atau plastik adalah suatu pembatas tahan
melakukan tindakan medis ketika darah dan ciran tumbuh akan tumpah
Apron membuat cairan tubuh pasien tidak mengenai baju dan kulit
bersih diatas gaun penutup tidak hanya mencegah operator bedah dan
petugas lainnya dari paparan darah atau caairan tubuh, tetapi juga mencegah
pasien.
37
8. Alas Kaki
Alas kaki dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan benda tajam,
berat, atau cairan yang menetes jatuh ke kaki. Untuk alsan ini sandal atau
sepatu yang terbuat dari bahan yang empuk / kain tidak dapat
digunakan.Sepatu bot dari karet atau kulit lebih melindungi, tapi harus
selalu bersih dan bebas darin pencemarandarah atau tumpahan cairan tubuh
Alat pelindung diri dugunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir
petugas dari resiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, secret, atau
ekskreta kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien.Jenis tindakan yang
tangan, masker dan gaun pelindung. Tidak semua alat pelindung diri harus
dipakai, tetapi tergantung pada jenis tindakn yang akan dikerjakan. Karena itu
peranannya dalam mencegah infeksi agar dapat digunakan secar efektif dan
resiko terhadap timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja telah diatur
menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang, alat–
diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk, memakai alat-alat
secara cuma-cuma, semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga
orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-
BAB 3
METODE PENELITIAN
:
Kepatuhan
Perilaku Perawat
Sikap
Penggunaan APD:
Sarung Tangan
Masker
40
41
Alat Pelindung Diri (APD) Pada Perawat Dengan Pasien Penyakit Menular
Kupang.
penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) dan variabel terikat
(dependent). Yang termasuk variable bebas adalah sikap dan perilaku perawat
Tabel. 3.1 Variabel penelitian Defenisi Operasional, Parameter, Alat Ukur, Skala dan Skoring
pasien
3. Adopsi atau tindakan dalam
menggunakan APD selama
memberikan perawatan kepada
pasien
Kepatuha Sikap dan tindakan sikap dan tindakan perawat dalam Checklist Ordinal Ya =2
n perawat yang menggunakan APD Lembar Tidak = 1
Perawat ditunjukan dalam 1. Menggunakan Sarung tangan. Observasi
Dalam menggunakan Alat 2. menggunakan Masker. Patuh= 50-
Mengguna Pelindung Diri 3. Menggunakan Nurse Cap 100%
kan Alat 4. Menggunakan pelindung mata Tidak patuh=
Pelindung <50%
Diri
44
3.5.1 Populasi
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu
ini adalah semua perawat yang bekerja di ruangan Kartika, Bogenvile dan
Tehnik sampling dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Total sampling
populasi.
a. Kriteria inklusi
44
45
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah perawat yang sedang cuti
1. Lokasi penelitian
2. Waktu Penelitian
Wirasakti Kupang
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data
kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung,
yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau
berbentuk angka. Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah jumlah
observasi
1. Data Demografi
APD di RS Tk III Wirasakti Kupang yang terdiri dari usia, jenis kelamin,
yang terdiri dari 5 pertanyaan dan di isi dengan cara menuliskan isian dan
tidak setuju.
tanda (√) pada tabel observasi kepatuhan perawat dalam penggunaan Alat
sebanyak 5 kali dalam setiap tindakan yang benar diberikan angka (2) dan
yang tidak benar diberikan angka (1) selanjutnya skor tersebut dibagi dalam
dua ketegori patuh dan tidak patuh berdasarkan jumlah tindakan pada masing-
jika jika responden melakuan tindakan benar (3-5) dan tidak patuh jika
responden melakukan tindakan benar (3-5) dan tidak patuh jika jika responden
5 kali.
menolak diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormati
haknya.
3. Kerahasiaan (confidentially)
oleh peneliti. Hanya kelompok tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil
penelitian
Pada tahap ini, sebagai langkah awal peneliti adalah mengurus surat ijin
responden.
penggunaan APD.
pengolahan data.
a. Editing
memastikan bahwa data yang diperoleh yaitu Kuesioner semua telah terisi,
b. Coding
c. Entry Data
SPSS.
d. Cleaning
biasanya terjadi pada tahap pengkodean maupun dalam mendata kode dan
Keterangan :
P : Presentase
1. Patuh: 50 -100%
53
PENGARUH SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KEPATUHAN
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PERAWAT
DENGAN PASIEN PENYAKIT MENULAR DI RS Tk III WIRASAKTI
KUPANG
A. Sikap
Pada pernyataan dibawah ini berilah tanda ceklist () pada salah satu jawaban
pertanyaan yang sesuai menurut bapakk /ibu.
Jawab
(diisi oleh responden)
No Pernyataan Sangat
Sangat Tidak
setuju tidak
setuju setuju
setuju
1 Saya menggunakan APD utuk melindungi diri dari
semua potensi bahaya sewaktu bekerja
2 saya menggunakan APD yang disediakan oleh
rumah sakit
3 Saya menggunakan APD sesuai SOP yang dibuat
oleh Rumah Sakit
4 Saya menggunakan sarung tangan untuk
melindungi tangan dari bahaya bahan kimia
5 Saya menggunakan sarung tangan ketika
melakukan prosedur tindakan infasif
6 Saya tidak menggunakan sarung tangan ketika
melakukan pengoplosan obat
7 Saya menggunakan sarung tangan ketika diawasi
oleh perawat senior
8 Masker yang saya gunakan untuk melindungi dari
bahan infeksi yang ditransmisikan melalui udara
9 Saya menyimpan masker di saku untuk digunakan
lagi
10 Pelindung kepala yang saya gunakan berfungsi
melindungi kepala saya dari bahaya bahan
infeksius dan paparan bahan kimia
11 Saya tidak menggunakan penutup kepala ketika
melakukan tindakan invasive
12 Saya menggunakan kaca matapelindung/ face
shield berfungsi untuk melindungi mata dari
bahaya bahan infeksius dan paparan bahan kimia
13 Saya tidak menggunakan kaca mata pelindung
ketika melakukan tindakan keperawatan.
14 Saya akan menggunakan jarum suntik sesuai SOP
yang dibuat Rumah sakit untuk menghindari
resiko tertusuk jarum
15 Saya akan menyimpan jarum suntik setelah
digunakan sesuai SOP yang dibuat RS untuk
menghindari resiko tertusuki jarum
No Observasi
Tindakan yang Kaca mata
Sarung Pelindung
dilakukan perawat Masker pelindung
Tangan kepala
/face shield
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1
2
3
4
5
YAYASAN MARANATHA NUSA TENGGARA TIMUR
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
Jln. Kamp. Bajawa Nasipanaf-Baumata Barat-Kab. Kupang-NTT