Anda di halaman 1dari 72

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

HIPERTENSI DI KELURAHAN SUSUKAN KECAMATAN


CIRACAS – JAKARTA TIMUR

DISUSUN OLEH :

Fitri Yurika Vika


Lestari Herminingsih
Nur Rosyidah
Resti Sri Wahyuningsih
Sri Widyarti
Titis Kinasih
Widayanti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JAYAKARTA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Hanya oleh karunia Tuhan Yang Maha Esa, kami bisa menyelesaikan pembuatan
makalah ini, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Nya.

Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas dari dosen bidang studi
Keperawatan Gerontik dengan judul makalah “Asuhan Keperawatan pada
Keluarga dengan Hipertensi”. Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar
yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas dalam Bab
tersebut yang dirangkai dengan peta konsep. Selanjutnya, pembaca akan masuk
pada inti pembahasan dan diakhiri dengan penutup berupa kesimpulan dan saran.
Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai fenomena dan
permasalahan yang mereka temui sehari-hari dalam hidup bermasyarakat.

Kami juga berterima kasih atas dukungan dosen pembimbing dan teman, sehingga
makalah ini dapat kami buat berdasarkan pembelajaran yang sudah kami lewati.
Semoga makalah ini dapat disimpan dengan baik, agar dapat terus dipelajari, dan
dapat memberikan wawasan baru bagi yang membacanya.

Kami mengharapkan saran dan kritik atau penilaian tentang cara kami menyusun
dan membuat makalah ini. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang
punya dan Maha Kuasa. Kami juga berterima kasih pada pihak yang membantu
pembuatan dan penyusunan makalah ini. Termasuk yang membantu mencetak
makalah ini.

Jakarta, 18 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
C. Manfaat Penulisan................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................4
A. Konsep Tahap Perkembangan Keluarga...........................................................4
B. Konsep Penyakit Hipertensi..............................................................................14
BAB III KASUS.............................................................................................................30
A. Pengkajian..........................................................................................................30
B. Analisa Data........................................................................................................37
C. Penapisan masalah.............................................................................................39
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan......................................................................42
E. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga............................................................43
F. Catatan Perkembangan.....................................................................................49
BAB V PEMBAHASAN...............................................................................................57
A. Pengkajian Keperawatan...................................................................................57
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................................58
C. Intervensi Keperawatan.....................................................................................59
D. Implementasi Keperawatan...............................................................................60
E. Evaluasi Keperawatan.......................................................................................61
BAB V PENUTUP..........................................................................................................63
A. Kesimpulan.........................................................................................................63
B. Saran...................................................................................................................64

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana ketika tekanan
darah sistolik (jantung berdetak) 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik (jantung berelaksasi) 90 mmHg. Sedangkan tekanan darah orang
dewasa normal adalah ketika tekanan darah sistolik 120 mmHg dan tekanan
darah diastolik 80 mmHg menurut World Health Organization (WHO) (2015).

World Health Organization (WHO) (2015) menyatakan jumlah penderita


hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah
sekitar 29% pada tahun 2025 mendatang. Dimana negara berkembang memiliki
penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju hanya 35%. (Widiyani,
2013).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia tahun 2018


prevalensi hipertensi pada umur ≥ 18 tahun mengalami peningkatan dari tahun
2013 sebanyak 25,8% menjadi 34,1 %. Menurut provinsi DKI Jakarta
merupakan urutan ke-7 dari 33 provinsi di Indonesia sebesar 8.8% penderita
hipertensi berdasarkan diagnosis dokter atau minum obat antihipertensi, dari data
tersebut terdapat terdapat 32.3% penderita hipertensi yang rutin minum obat dan
54.4% penderita hipertensi tidak rutin minum obat dan 13.3% penderita hipertensi
tidak minum obat anti hipertensi. Penderita hipertensi yang tidak rutin minum
obat dan yang tidak minum obat antihipertensi sebagian besar beralasan merasa
sudah sehat (59.8%).

Prevalensi Hipertensi berdasarkan jenis kelamin lebih banyak Perempuan


sebanyak 36.9% sedangkan laki laki sebanyak 31.3 %. Prevalensi penyakit
hipertensi di Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus Hipertensi
tertinggi yang di diagnosis dokter adalah usia 75 tahun keatas (69,5%) dan
terendah pada kelompok usia 18-24 tahun yaitu sebesar 13,2%. Berdasarkan

1
tempat tinggal Prevalensi Hipertensi di perkotaan lebih tinggi yaitu sebesar 34.4
% sedangkan di perdesaan sebesar 33.7%.

Faktor resiko penyebab hipertensi di bagi menjadi 2 kelompok yaitu tidak dapat di
rubah dan dapat di rubah. Faktor resiko yang tidak dapat di rubah antara lain: usia,
jenis kelamin, dan genetik atau faktor keturunan. Sedangkan faktor yang dapat di
rubah antara lain: merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih, kurang
gerak, obesitas, konsumsi alkohol dan stresMenurut Kemenkes (2017).

Hipertensi merupakan penyebab no 1 dari 8 kematian yang ada diseluruh dunia,


Kondisi tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus dapat menyebabkan
jantung seseorang bekerja lebih keras, kondisi ini akan mengakibatkan
terjadinya kerusakan pada pembuluh darah, jantung, ginjal, otak, dan mata
(Ratna, 2010).

Berdasarkan data yang ditemukan di RW 05 Kelurahan Susukan Kecamatan


Ciracas tersebut terdapat 306 orang lansia dimana 133 (43%) diantaranya
menderita penyakit 3 bulan terakir yaitu penyakit Hipertensi sebagai penyakit
yang tertinggi sebanyak 66 orang( 41%), terdapat salah satu anggota keluarga di
RW tersebut yang menderita hipertensi dengan tekanan darah 160/100 mmHg
sehingga menyebabkan Nyeri di bagian punggung dan saat terlalu lelah
beraktifitas pasien merasa pusing dan nyeri punggung bertampahsehingga di
butuhkan peranan dan dukungan dari orang sekitar sangat di butuhkan dalam
upaya perawatan, penyembuhan dan pencegahan komplikasi/ anggota keluarga
yang memiliki faktor resiko hipertensi. Sehingga penulis tertatik mengambil
kasus dengan “Asuhan Keperawatan keluarga pada Pasien dengan Hipertensi Ny.
S di RT 09 RW 05 Kelurahan Susukan Kecamatan Ciracas.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan Hipertensi
2. Tujuan Khusus
a) Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan Hipertensi
b) Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan
Hipertensi

2
c) Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. S
dengan Hipertensi
d) Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan Hipertensi
e) Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan Hipertensi
f) Penulis mampu menganalisa pada Ny. S dengan Hipertensi

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Mendapat pengetahuan dan pengalaman serta dapat memaparkan standar
asuhan keperawatan untuk perkembangan praktik keperawatan dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan dalam memberikan
asuhan keperawatan khususnya pada pasien Hipertensi
2. Bagi profesi keperawatan
Mendapatkan pengetahuan dan dapat menambah informasi tentang asuhan
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari untuk memandirikan
pasien sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus
pasien Post Stoke di lapangan dan dalam teori.
3. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang
asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan gangguan rasa nyaman
nyeri yang hasilnya dapat digunakan sebagai acuan bagi praktik mahasiswa.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Tahap Perkembangan Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011 ). BKKBN (1999) dalam
Sudiharto (2012) menyatakan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang
dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada tuhan,
memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya. Sedangkan menurut Wall, (1986) dalam
Friedman (2010) menyatakan bahwa keluarga adalah sebuah kelompok yang
mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki
hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau
dapat juga tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka
menganggap dirinya sebagai keluarga.

2. Ciri-Ciri Keluarga
Setiadi (2008) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk
d. perhitungan garis keturunan.
e. Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.
f. Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga.

4
3. Tipe Keluarga
Mubarak (2011) membagi tipe keluarga menjadi :
a. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek- nenek,
paman-bibi).
b. Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka
pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :
1) Tradisional Nuclear Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu
rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2) Reconstituted Nuclear Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah
dengan anak- anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun
hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
3) Niddle Age/Aging Couple Suami sebagai pencari uang, istri di
rumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan
rumah karena sekolah/perkawinan/ meniti karier.
4) Dyadic Nuclear Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai
anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
5) Single Parent Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar
rumah.
6) Dual Carrier Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa
anak.

5
7) Commuter Married Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
8) Single Adult Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk kawin.
9) Three Generation Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah.
10) Institusional Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal
dalam suatu panti- panti.
11) Comunal Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.
12) Group Marriage Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan
keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah
kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
13) Unmaried Parent and Child Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan
tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
14) Cohibing Couple Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa kawin.
15) Gay and Lesbian Family Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan
yang berjenis kelamin sama.

4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari : pola dan proses komunikasi, strukrur peran,
struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma (Mubarak dkk, 2011)
menggambarkan sebagai berikut :
a. Struktur komunikasi Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi
apabila : jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki
kekuatan.
b. Struktur peran Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku
yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur
peran bisa bersifat formal atau informal.

6
c. Struktur kekuatan Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol atau mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain :
legitimate power (hak), referent power (ditiru), expert power (keahlian),
reward power (hadiah), coercive power (paksa) dan affective power.
d. Struktur nilai dan norma Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang
mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah
pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosil tertentu berarti disini
adalah lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.

5. Fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010), yaitu :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun
untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif
merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting.Peran utama
orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini berhubungan
dengan persepsi keluarga dan kepedulian terhadap kebutuhan
sosioemosional semua anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan
dalam keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak – anak tentang cara
menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa seperti peran
yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status sosial atau pemberian status
adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak
berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat ini
tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat yaitu
menyediakan angagota baru untuk masyarakat.
d. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan,
pakaian, tempat tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan perlindungan

7
terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan adalah fungsi keluarga
yang paling relafan bagi perawat keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang
cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui
proses pengambilan keputusan.

6. Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) adalah :


a. Tahap 1 : Keluarga pemula Perkawinan dari sepasang insan menandai
bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi
dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua).
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur
30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak
pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya
berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai
mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran
mengasyikkan yang telah dipercaya kepada mereka. Peran tersebut pada
mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
2) Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah

8
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia
2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga
mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami - ayah, istri –
ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari. Keluarga menjadi
lebih majemuk dan berbeda. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,
privasi, keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan
hubungan keluarga di akhir tahap ini. Adapun tugas perkembangan
keluarga yaitu :
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
4) Meningkatkan komunikasi terbuka
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7
tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga
berumur 19 atau 20 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

9
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika
anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak
panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau
berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari
bagi orangtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll

10
3) Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan “ Life Review”

7. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan Ada 5 pokok tugas keluarga dalam
bidang kesehatan menurut Friedman (1998) dalam Dion & Betan (2013) adalah
sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga, Keluarga perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tua. Sejauh mana keluarga
mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab yang mempengaruhinya, serta
persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat, sebelum keluarga dapat membuat
keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan yang dialaminya,
perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat
menfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan
perawatannya).
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.
4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
yangbertanggung jawab, sumber keuangan dan financial, fasilitas
fisik,psikososial).
5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang
sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

11
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
3) Pentingnya hiegine sanitasi.
4) Upaya pencegahan penyakit.
5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.
6) Kekompakan antar anggota kelompok.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keberadaan fasilitas keluarga.
2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan.
3) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
4) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

8. Peran Perawat Keluarga


Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah sebagai
berikut :
a. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada
keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
b. Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehatan
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif. Pelayanan keperawatan yang bersinambungan diberikan
untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan
kesehatan.
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak
pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah
kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi
“entry point” bagi perawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
keluarga secara komprehensif.

12
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga
melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko
tinggi maupun yang tidak.Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan
terlebih dahulu atau secara mendadak, sehingga perawat mengetahui apakah
keluarga menerapkan asuhan yang diberikan oleh perawat.

e. Sebagai pembela (advokat)


Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hakhak
keluarga klien.Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta
memodifikasi system pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak
dan kebutuhan keluarga.Pemahaman yang baik oleh keluarga terhadap hak
dan kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas perawat untuk
memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat
untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi sehari-hari serta dapat membantu jalan keluar dalam mengatasi
masalah.
g. Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai masalah-masalah
kesehatan yang dialami oleh angota keluarga. Masalah kesehatan yang
muncul didalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang
dipraktikkan keluarga.
i. Prinsip perawatan kesehatan keluarga
Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu
diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
1) Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
2) Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
3) Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.

13
4) Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5) Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
6) Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
7) Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
8) Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
9) Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan dirumah.
10) Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi. Keluarga-
keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara lain
adalah :

B. Konsep Penyakit Hipertensi


1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu penigkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu
periode. Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg ( Matheos, 2018 ).

2. Klasifikasi Hipertensi
Tabel 2.1 Definisi dan Klasifikasi Tekanan Darah

No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


1. Normal <120 <80
2. Prahipertensi 120-139 80-89
3. Stadium 1 140-159 90-99

14
4. Stadium 2 >160 >100
Sumber: Brunner & Suddarth (2017)

3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan:
1) Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang memepengaruhi yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktifitas, saraf
simpatis sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na+ Ca intraseluler.
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok, alkohol, dan
polisitemia.
2) Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu: ppenggunaan esterogen, penyakit ginjal, sindrom cushing
dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. Hipertensi pada usia
lanjut dibedakan atas:
 Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
 Hipertensi sistolik terisosialisasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari
160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya


perubahan-perubahan pada:

 Elastisitas dinding aorta menurun


 Katub jantung menebal dan menjadi buku
 Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunya kontraksi dan volumenya.
 Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya
efktifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
 Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:

15
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala yang
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu: mengeluh sakit kepala,


pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis,
kesadaran menurun (Brunner & Suddarth, 2017).

5. Faktor-faktor Resiko Hipertensi


Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah
oleh penderita hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah sebagai
berikut :
a. Faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah
1) Riwayat keluarga
Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu, pada seseorang
dengan riwayat keluarga, beberapa gen berinteraksi dengan yang
lainnya dan juga lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah
naik dari waktu ke waktu. Klien dengan orang tua yang memiliki
hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia
muda.
2) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa
hipertensi meningkat dengan usia 50-60 % klien yang berumur lebih
dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
Diantara orang dewasa, pembacaan tekanan darah sistolik lebih dari
pada tekanan darah diastolic karena merupakan predictor yang lebih
baik untuk kemungkinan kejadian dimasa depan seperti penyakit
jantung koroner, stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal.
3) Jenis kelamin

16
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita sampai
kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hamper sama
antara usia 55 sampai 74 tahun, wanita beresiko lebih besar.
4) Etnis
Peningkatan pravelensi hipertensi diantara orang berkulit hitam tidaklah
jelas, akan tetapi penigkatannya dikaitkan dengan kadar rennin yang
lebih rendah, sensitivitas yang lebih besar terhadap vasopressin,
tinginya asupan garam, dan tinggi stress lingkungan.

b. Faktor-faktor resiko yang dapat diubah


1) Diabetes mellitus
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien diabetes
mellitus karena diabetes mempercepat aterosklerosis dan menyebabkan
hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar.
2) Stress
Stress meningkat resistensi vaskuler perifer dan curah jantung serta
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Stress adalah permasalahan
persepsi, interpretasi orang terhadap kejadian yang menciptakan banyak
stressor dan respon stress.
3) Obesitas
Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan meningkatnya jumlah
lemak disekitar diafragma, pinggang dan perut, dihubungkan dengan
pengembangan hipertensi. Kombinasi obesitas dengan faktor-faktor lain
dapat ditandai dengan sindrom metabolis, yang juga meningkatkan resiko
hipertensi.
4) Nutrisi
Kelebihan mengosumsi garam bias menjadi pencetus hipertensi pada
individu. Diet tinggi garam menyebabkan pelepasan hormone natriuretik
yang berlebihan, yang mungkin secara tidak langsung menigkatkan
tekanan darah. Muatan natrium juga menstimulasi mekanisme vaseoresor
didalam system saraf pusat. Penelitan juga menunjukkan bahwa asupan

17
diet rendah kalsim, kalium, dan magnesium dapat berkontribusi dalam
pengembangan hipertensi.
5) Penyalahgunaan obat
Merokok sigaret, mengosumsi banyak alcohol, dan beberapa penggunaan
obat terlarang merupakan faktor-faktor resiko hipertensi. pada dosis
tertentu nikotin dalam rokok sigaret serta obat seperti kokain dapat
menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung.

6. Komplikasi
Hipertensi yang tidak ditanggulangi dalam jangka panjang akan menyebabkan
kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari
arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ tubuh
menurut Wijaya & Putri (2013), sebagai berikut :
a. Jantung
Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat,
otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut
dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga
banyaknya cairang yang tetahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang
dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal
jantung.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila tidak
diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
c. Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dapat
menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal akibat lambat
laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh
yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
d. Mata

18
Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat
menimbulkan kebutaan.
7. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap
program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan dan
kualitas hidup sehubungan dengan terapi (Brunner & Suddart, 2015).
a. Terapi nonfamakologis Wijaya & Putri (2013), menjelaskan bahwa
penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari berbagai macam cara
modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi.
Penatalaksanaan hipertensi dengan non farmakologis terdiri dari berbagai
macam cara modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
1) Mempertahankan berat badan ideal Radmarsarry, (2007) dalam Wijaya &
Putri (2013), mengatasi obesitas juga dapat dilakukan dengan melakukan
diet rendah kolesterol namun kaya dengan serat dan protein, dan jika
berhasil menurunkan berat badan 2,5 – 5 kg maka tekanan darah diastolik
dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg.
2) Kurangi asupan natrium Radmarsarry (2007) dalam Wijaya & Putri
(2013), pengurangan konsumsi garam menjadi ½ sendok the/hari dapat
menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan diastolic
sebanyak 2,5 mmHg.
3) Batasi konsumsi alkohol Radmarsarry (2007) dalam Wijaya & Putri
(2013), konsumsi alkohol harus dibatasi karena konsumsi alcohol
berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.Para peminum berat
mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar dari pada
mereka yang tidak meminum berakohol.
4) Diet yang mengandung kalium dan kalsium Kaplan, (2006) dalam
Wijaya & Putri (2013), Pertahankan asupan diet potassium ( >90 mmol
(3500 mg)/hari) dengan cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur
seperti : pisang, alpukat, papaya, jeruk, apel kacang-kangan, kentang dan
diet rendah lemak dengan cara mengurangi asupan lemak jenuh dan

19
lemat total. Sedangkan menurut Radmarsarry (2007) dalam Wijaya &
Putri (2013), kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan
meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersama urin.Dengan
mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3-5 kali dalam sehari, seseorang
bisa mencapai asupan potassium yang cukup.
5) Menghindari merokok Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013),
merokok memang tidak berhubungan secara langsung dengan timbulnya
hipertensi, tetapi merokok dapat menimbulkan resiko komplikasi pada
pasien hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke, maka perlu
dihindari rokok karena dapat memperberat hipertensi.

6) Penurunan Stress
Sheps (2005) dalam Wijaya & Putri ( 2013), stress memang tidak
menyebabkan hipertensi yang menetap namun jika episode stress sering
terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara yang sangat tinggi.
7) Terapi pijat
Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013), pada prinsipnya pijat
yang dikukan pada penderita hipertensi adalah untuk memperlancar
aliran energy dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi dan
komplikasinya dapat diminalisir, ketika semua jalur energi tidak
terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko hipertensi
dapat ditekan.
b. Terapi farmakologis
Penatalaksanaan farmakologis menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan
penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara megeluarkan cairan berlebih dalam tubuh
sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin) Obat-obatan
jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk menghambat aktifitas saraf
simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, propanolol dan atenolol)

20
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami gangguan
pernafasan seperti asma bronkhial.
4) Vasodilator (Prasosin, Hidralisin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.
5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril) Fungsi
utama adalah untuk menghambat pembentukan zat angiotensin II dengan
efek samping penderita hipertensi akan mengalami batuk kering, pusing,
sakit kepala dan lemas.

6) Penghambat angiotensin II (Valsartan)


Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika jenis obat-obat penghambat
reseptor angiotensin II diberikan karena akan menghalangi penempelan
zat angiotensin II pada resptor.
7) Angiotensin kalsium (Diltiasem dan Verapamil)
Kontraksi jantung (kontraktilitas) akan terhambat

8. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi


a. Pengkajian
I. Data Umum
1) Nama KK
2) Usia
3) Pendidikan
4) Pekerjaan
5) Alamat dan telpon
6) Komposisi keluarga ( dalam satu rumah, dalam satu kk )
7) Genogram
8) Tipe keluarga
9) Suku

21
10) Agama
11) Status Sosial Ekonomi KeluargaAktivitas Rekreasi Keluarga
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tahap perkembangan setiap anggota keluarga
3) Riwayat keluarga inti
4) Riwayat keluarga sebelumnya
III. Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
2) Denah rumah
3) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
4) Mobilitas geografis keluarga
5) Perkumpulan keluarga dan intraksi masyarakat
6) System pendukung keluarga
IV. Struktur Keluarga
1) Pola komunitas keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai dan norma budaya
V. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi fungsi peralatan keluarga
4) Keyakinan, nilai, dan perilaku kesehatan
5) Definisi dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit
6) Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa
7) Nutrisi
8) Kebiasaan tidur dan istirahat
9) Pola Aktivitas fisik
10) Praktek penggunaan obat dan merokok
11) Peran keluarga dalam praktek perawatan diri
12) Tindakan pencegahan secara medis

22
13) Terapi komplementer dan alternative
14) Riwayat kesehatan keluarga
15) Perasaan dan persepsi terhadap pelayanan kesehatan
16) Pelayanan kesehatan darurat
17) Sumber pembayaran
18) Logistic untuk mendapatkan perawatan
VI. Stress dan koping keluarga
1) Stress jangka pendek
2) Stress jangka panjang
3) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
4) Startegi koping yang digunakan
5) Strategi adaptasi disfungsional

Penapis Masalah
(Menurut Bailon dan Maglaya, 1978)

NO KRITERIA PERITUNGAN SCORE PEMBENARAN

1 Sifat masalah
tidak /ancaman
kesehatan

2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah
sebagian 

3 Potensial  
masalah untuk
dicegah cukup

23
4 Menonjolnya
masalah-
masalah berat
harus segera
ditangani

24
Rencana asuhan keperawatan keluarga (NANDA NIC-NOC 2013) dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
1. Penurunan curah Definisi : NIC
jantung Definisi : ketidakadekuatan darah Cardiac Care
ketidakadekuatan yang dipompa oleh • Evaluasi adanya
darah yang dipompa jantung untuk memenuhi nyeri dada
oleh jantung untuk kebutuhan metabolik (intensitas, lokasi,
memenuhi tubuh durasi)
kebutuhan NOC • Catat adanya
metabolik tubuh  Cardiac Pump disritmia jantung -
effectiveness Catat adanya tanda
 Circulation Status dan gejala
 Vital Sign Status penurunan cardiac
Kriteria Hasil : putput
 Tanda vital dalam • Monitor status
rentang normal kardiovaskuler
(Tekanan darah, • Monitor status
Nadi, Respirasi). pernafasan yang
 Dapat mentoleransi menandakan gagal
aktivitas, tidak ada jantung
kelelahan • Monitor abdomen
 Tidak ada edema sebagai indicator
paru, perifer dan penurunan perfusi
tidak ada asites • Monitor balance
 Tidak ada penurunan cairan
kesadaran • Monitor adanya
perubahan tekanan
darah
• Monitor respon
pasien terhadap efek

25
pengobatan
antiaritmia
• Atur periode latihan
dan istirahat untuk
menghindari
kelelahan
• Monitor toleransi
aktivitas pasien
• Monitor adanya
dyspneu, fatigue,
tekipneu dan
ortopneu
• Anjurkan untuk
menurunkan stress
Vital Sign
Monitoring
• Monitor TD, nadi,
suhu dan RR
• Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
• Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
• Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
• Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
• Monitor kualitas

26
dari nadi
• Monitor adanya
pulsus paradoksus
• Monitor adanya
pulsus alterans
• Monitor jumlah dan
irama jantung
• Monitor bunyi
jantung
2. Intoleransi aktivitas NOC NIC
Definisi :  Energy conservation Activity Therapy
Ketidakcukupan  Activity tolerance • Kolaborasikan
energi psikologis  Self Care : ADLs dengan tenaga
atau fisiologis untuk Kriteria Hasil : rehabilitasi Medik
melanjutkan atau  Berpartisipasi dalam dalam
menyelesaikan aktivitas fisik tanpa merencanakan
aktivitas kehidupan disertai peningkatan program terapi yang
sehari-hari yang tekanan darah, nadi, tepat
harus atau yang dan RR • Bantu klien untuk
ingin dilakukan  Mampu melakukan mengidentifikasi
aktivitas sehari-hari aktivitas yang
(ADLs) secara mampu dilakukan
mandiri • Bantu untuk
 Tanda tanda vital memilih aktivitas
normal konsisten yang
 Energy psikomotor sesuai dengan
 Level kelemahan kemampuan fisik,
 Mampu berpindah : psikologi dan social
dengan atau tanpa • Bantu untuk
bantuan alat mengidentifikasi
 Status kardio dan mendapatkan
pulmunari adekuat sumber yang
 Sirkulasi status baik diperlukan untuk

27
 Status respirasi : aktivitas yang
pertukaran gas dan diinginkan
ventilasi adekuat • Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek
• Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
• Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu
luang
• Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
• Sediakan penguatan
positif bagi yang
aktif beraktivitas
• Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
• Monitor respon
fisik, emosi, social
dan spiritual.
3. Nyeri Akut NOC NIC Fluid
Definisi :  Electrolit and acid management

28
Pengalaman sensori base balance • timbang
dan emosional yang  Fluid balance popok/pembalut jika
tidak menyenangkan  Hydration diperlukan
yang muncul akibat Kriteria Hasil : • Pertahankan catatan
kerusakan jaringan  Terbebas dari edema, intake dan output
NOC  Pain Level efusi, anaskara yang akurat
 Pain Control   Bunyi nafas bersih, • Pasang urin kateter
Comfort level tidak ada jika diperlukan
Kriteria Hasil : dyspneu/ortopneu • Monitor hasil Hb
NIC Pain  Terbebas dari distensi yang sesuai dengan
Management - vena jugularis, reflek retensi cairan (BUN,
Lakukan pengkajian hepatojugular (+) Hmt, osmolalitas
nyeri secara  Memelihara tekanan urin) Monitor status
komprehensif vena sentral, tekanan hemodinamik
termasuk lokasi, kapiler paru, output termasuk
karakteristik, durasi, jantung dan vital sign CVP,MAP,PAP, dan
frekuensi, kualitas dalam batas normal PCWP
dan faktor  Terbebas dari • Monitor vital sign
presipitasi kelelahan, kecemasan • Monitor indikasi
yang aktual atau atau kebingungan retensi/kelebihan
potensial atau  Menjelaskan cairan (cracles, CVP,
digambarka dalam indikator kelebihan edema, distensi vena
hal kerusakan cairan leher, asites)
sedemikian rupa • Kaji lokasi dan luas
(internatioal edema
association for the • Monitor masukan
study of pain) : makanan / cairan dan
awitan yang tiba- hitung intake kalori
tiba atau lambat dari • Monitor status nutrisi
intensitas ringan • Kolaborasi pemberian
hingga berat dengan diuretik sesuai
akhir yang dapat interuksi

29
diantisipasi atau • Batasi masukan
diprediksi dan cairan pada keadaan
berlangsung <6 hiponatrermi dilusi
bulan. dengan serum
Na<130 mEq/l
• Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
memburuk

30
BAB III
KASUS
A. Pengkajian
1. Data Umum
Keluarga Ny. S (67 tahun) di RT 09 RW 05 Kelurahan Susukan Kecamatan
Ciracas beranggotakan An.R (19 tahun). Ny. S sebagai keala keluarga dan
sudah tidak bekerja lagi.
a. Genogram

Keterangan :

Ny. S adalah anak pertama dari 8 bersaudara. Ny.S memiliki 4 anak


perempuan Ny. A, Ny. C, Ny. A, An. R. Ketiga anak Ny. S sudah menikah.
Kedua anak Ny. S sudah tidak tinggal dengan Ny.S, hanya Ny. A dan An. R
yang tinggal bersama Ny. S.

b. Tipe keluarga
Keluarga Ny. S yang terdiri dari keluarga Ekstended yang terdiri dari anak,
menantu dan cucu.
c. Suku
Keluarga Ny. S bersuku betawi
d. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga NY. S adalah agama islam
e. Status Sosial Ekonomi Keluarga

31
Ny. S sudah tidak bekerja, yang bekerja di keluarga Ny. S yaitu menantu
Ny. S yang bekerja sebagai PHL Dinas kebersihan.
d. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Ny.S mengatakan biasa mengisi wkatu luang dirumah saja dengan
menonton tv dan mengobrol bersama anaknya, serta mengobrol dengan
tetangga sekitar. Ny. S mengatakan jarang sekali pergi ke tempat hiburan.

2. Riwayat dan tahap Perkembangan keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah pada tahap keluarga usia
lanjut, yang dimana Ny. S berumur (67 tahun), dan anak Ny. S yang
berumur (19 tahun) yang saat ini belum bekerja. Ny. Telah mengalami
penurunan kemampuan fisik, mempertahankan ikatan keluarga antara
generasi ke generasi.
b. Riwayat keluarga inti

Riwayat keluarga ini adalah berawal dari pertemuan yang awalnya tidak
saling mengenal, kenalan dan menjalin hubungan dan selanjutnya
memutuskan untuk menikah dan mempunyai anak.
c. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Ny. S mengatakan keluarga tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan dirumah sakit. Dari riwayat kesehatan keluarga Ny.
S didapatkan bahwa Ny. S memiliki riwayat hipertensi.

3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah pada Ny. S adalah permanen, Ny. S dan keluarga
tinggal dan menempati rumah degan luas pekarangan yang cukup luas dan
cukup untuk masuk kendaraan. Rumah Ny. S mempunyai 1 ruang tamu,
terdapat 2 kamar tidur, dan tak jauh dibelakang terdapat dapr dan kamar
mandi. Pada rumah Ny. S terdapat ventilasi udara yang cukup bagus, air
bersumber dari sumur.

32
Denah rumah

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Ny. S memiliki banyak tetangga, yang kebanyakan asli dari daerah jakarta
dan sudah menetap lama di jakarta. Namun terdapat juga tetangga yang
berasal dari luar daerah, namun hubungan antar keluarga terjalin baik dan
harmonis.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga sebagai penduduk yang menetap tinggal di wilayah rumahnya.
Anggota keluarga tinggal dalam komunitas dan lingkungan sekitar rumah
yang sama. Keluarga Ny. S menetap karena Alm. Suami Ny. S berasal dari
wilayah tersebut dan sudah menetap sejak lama.
d. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Ny. S sebagai warga biasa di lingkungannya dan tidak
mempunyai peran khusus seperti menjadi pengurus R. Keluarga Ny. S
sering mengadakan pengajian di rumahnya.
e. Sistem pendukung Keluarga
Sistem pendukung didalam keluarga ny. S sudah tidak bisa menjalankan
perannya sebagai kepala keluarga sebagai pencari nafkah karena faktor
usia. Ny. S mengatakan jika salah satu anggota keluarga terkena masalah,
anggota keluarga lainnya membantu dan memberi dukungan.

33
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Pola interaksi di dalam keluarga berlangsung dengan baik. Pola komunikasi
dengan keluarga secara lansgung, bersifat terbuka dan tutur kata yang
sopan dan \setiap saat dapat berinteraksi satu sama lain dengan anggota
keluarga.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Bagi Ny. S semangat hidup dan kekuatan keluarganya jika ia selalu
bersama anak dan cucunya. Pengambilan keputusan dialam keluarga
diputuskan secara bersama.
c. Struktur Peran (Formal dan Informal)
Ny. S sebagai kepala keluarga, tetapi sudah tidak dapat memberi nafkah
untuk anaknya. Ny. S sebagai ibu dan nenek, menajdi ibu rumah tangga
dan ennek yang baik dan benar dalam mengurus anak dan cucunya.
Sementara anak terakhir Ny. S yaitu An. R belum bekerja.
d. Nilai dan Norma Budaya
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga merupakan nilai dan norma
yang berlaku pula di masyarakat yang dianutnya dalam lingkungan sekitar
dengan menyesuaikan permasalahan apa yang terjadi pada keluarga.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Ny. S slaing menghargai dan menyayangi satu sama lain, apabila
ada anggota keluarga yang kesulitan, mereka slaing membantu. Keluarga
Ny. S merasa bangga bila anggota keluarganya mencapai suatu
keberhasilan. Jika kehilangan salah satu anggota kelurga, maka semua
anggota keluarga akan merasa sangat sedih dan merasa kehilangan.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi antar anggota keluarga baik, keluarga Ny. S menekankan
pentignya bersosialisasi dengan orang lain.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

34
- Keyakinan, Nilai, dan Perilaku Kesehatan
Di keluarga Ny. S terdapat perasaan saling menghargai dan saling
meiliki serta saling meghormati antar sesama anggota keluarga, apabila
ada anggota keluarga yang melakukan kesalahan akan langsung ditegur
atau diingatkan. Apabila ada anggota keluarga yang sakit akan segera
diobati.
- Definisi Dan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Sehat-Sakit
Ny. S belum mampu sepenuhnya mengenal masalah kesehatan yang
dialaminya. Ny. S tidak mengetahui sepenuhnya tentang masalah atau
Penyakit hipertensi.
- Status Kesehatan Keluarga Dan Kerenatan Terhadap Sakit Yang Dirasa
Ny. S sering menatakan tidak bisa berjalan jauh
Ny. S mengatakan jika kepalanya pusing, Ny. S langsung meminum
obat amlodipin atau panadol untuk menghilangkan pusing
Ny. S terlihat bingung ketika ditanya apa itu hipertensi
d. Nutrisi
Keluarga Ny. S nias amakan 3 kali sehari. Ny. S tidak terlalu banyak
mengkonsumsi garam, yang dikonsumsi Ny. S yaitu sayur0sayuran
dibandingkan dengan daging atau ayam.
e. Kebiasaaan Tidur dan Istirahat
Keluarga Ny. S biasa tidur 6-8 jam sehari, Ny. S tidur siang 1-2 jam sehari
f. Pola Aktivitas Kelompok
Keluarga Ny. S jarang melakukan aktivitas fisik seperti olahraga secara
teratur, karena Ny. S sudah tidak kuat berdiri lama. An. R lebih suka berada
di kamar dan bermain game.
g. Praktik Penggunaan Obat dan Merokok
Ny. S sering mengkonsumsi obat-obatan jika merasakan pusing dan nyeri
tengkuk. An. R merokok sehari dapat menghabiskan 4-5 batang dalam
sehari.
h. Peran Keluarga Dalam Praktik Perawatan Diri
Keluarga Ny. S emlakukan perawatan diri secara mandir. Keluarga Ny S
biasa mandi 2 kali sehari pagi dan sore hari.

35
i. Tindakan Pencegahan Secara Medis
Keluarga Ny. S tidak pernah melakukan pencegahan secara medis, seperti
pemeriksaan kesehatan secara teratur di posyandu lansia ataupun
puskesmas.
j. Terapi Komplementer dan Alternatif
Ny. S sering melakukan terapi tradisional, seperti membuat jus mentimun
untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
k. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ny. S mengatakan orang tuanya memiliki riwayat penyakit yang sama
dengan Ny. S yaitu Hipertensi.
l. Perasaan dan Persepsi Terhadap Pelayanan Kesehatan
Ny. S mengatakan tidak dapat melakukan pemeriksaan kesehatan teratur,
karena Ny. S sudah tidak dapat berjalan jauh, keluarga Ny. S jarang
melakukan pemeriksaan kesehatan di posyandu ataupun puskesmas.
m. Pelayanan Kesehatan Darurat
Tidak ditemukan pelayanan kesehatan darurat
n. Sumber Pembayaran
Keuarga Ny. S memiliki asuransi kesehatan (BPJS)
o. Logistik Untuk Medapatkan Perawatan
Keluarga Ny. S biasanya menggunakan kendaraan pribadi untuk smapai ke
pelayanan kesehatan klinik/ rumah sakit.

6. Stress dan Koping keluarga


a. Stressor Jangka Pendek
Ny. S mengatakan masalah yang membebaninya adalah cemas, yang
memikirkan anak terkahirnya yaitu An. R.
b. Stresor Jangka Panjang
Ny. S mengatakan yang membebaninya adalah > 6 bulan yang lalu Ny. S
sering merasa pusing.
c. Kemamuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah

36
Keluarga merespon masalah dengan dibicarakan bersama dan penuh
kesabaran namun dalam penyelesaian di pasrahkan kembali pada Allah.

d. Srategi Koping dan Keluarga


Keluarga mengatakan jika ada masalah kelurga lebih suka berunding
bersama anggota keluarga yang lainnya terlebih dahulu, setelah itu baru
mencari pokok maslaah yang sedang dihadapi. Keluarga Ny. S berusaha
menyelesaikan maslaah dengan ahti yang tenag dan tidak stress.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Bila keluarga sedang menghadapi masalah kesehatan merak acenderung
mengesampingkan sebelum maslah tersebut parah.

7. Harapan keluarga
Harapan keluarga dengan kedatangan mahasiswa perawat saat ini dapat
menambah informasi tentang penyakitnya sehingga kesehatan keluarga
khususnya Ny. R dapat dan mengalami peningkatan baik.

8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Ny. S : Tanda-tanda vital: TD = 160/100 mmHg, N = 93
x/menit, RR= 19 x/menit, S = 36.2 0C. BB/TB : BB = 73 kg, TB = 160 cm.
Kepala: tidak ada benjolan, kulit kepala bersih, tidak ada lesi, rambut putih
berubah. Mata: Ananemis, sklera ikterik, pupil isokor, tidak ada kelainan pada
mata. Telinga: Tidak kelainan pada telinga, tidak ada penumpukan serumen,
telinga bersih, tidak menggunakan aat bantu dengar. Hidung: Tidak ada
kelainan penciuman, tidak terdapat sekret, hidung bersih. Mulut dan Gigi:
mukosa bibir lembab, tidak ada kelainan menelan, tidak ada caries gigi. Leher:
Tidak ada benjolan, reflek menelan (+). Dada/Thorax: RR=24x/menit,
pergerakan dinding dada simetris, BJ 1-2 terdengar jelas. Abdomen: Tidak ada
kelainan, acites (-), kembung (-), bising usus 8 x/menit. Ekstremitas: kekuatan
otot 5555 5555 tidak terdapat kelainan pada ektremistas atas dan bawah.
5555 5555 Kulit: turgor kulit baik, elastisitas baik, tidak bersisik.

37
Pemeriksaan An. R : Tanda-tanda vital: TD = 110/70 mmHg, N = 81
x/menit, RR= 19 x/menit, S = 36.2 0C. BB/TB : BB = 62 kg, TB = 165 cm.
Kepala: tidak ada benjolan, kulit kepala bersih, tidak ada lesi, rambut putih
berubah. Mata: Ananemis, sklera ikterik, pupil isokor, tidak ada kelainan pada
mata. Telinga: Tidak kelainan pada telinga, tidak ada penumpukan serumen,
telinga bersih, tidak menggunakan aat bantu dengar. Hidung: Tidak ada
kelainan penciuman, tidak terdapat sekret, hidung bersih. Mulut dan Gigi:
mukosa bibir kering, tidak ada kelainan menelan, tidak ada caries gigi. Leher:
Tidak ada benjolan, reflek menelan (+). Dada/Thorax: RR=24x/menit,
pergerakan dinding dada simetris, BJ 1-2 terdengar jelas. Abdomen: Tidak ada
kelainan, acites (-), kembung (-), bising usus 8 x/menit. Ekstremitas: kekuatan
otot 5555 5555 tidak terdapat kelainan pada ektremistas atas dan bawah.
5555 5555 Kulit: turgor kulit baik, elastisitas baik, tidak bersisik.

B. Analisa Data
N Data penunjang Diagnosa
o Keperawatan
1. DS: Nyeri Kronis Pada
Ny. S mengatakan sering nyeri tengkuk Keluarga Ny. S
Ny. S mengatakan sering merasa pusing Khusunya Ny. S

Ny. S mengatakan nyeri hilang timbul Dengan Hipertensi

Ny. S mengatakan skala nyeri 4


Ny. S mengatakan memiliki riwayat hipertensi sejak 3
tahun yang lalu
Ny. S mengatakan tidak mengetahui apa itu hipertensi /
darah tinggi
Ny. S mengatakan penyebab hipertensi yaitu makan
asin
Ny. S mengatakan tidak mengetahui tanda-dan gejala
hipertensi
Ny. S mengatakan tidak mengetahui komplikasi
hipertensi
Ny. S mengatakan tidak mengetahui pencegahan serta
cara perawatan hipertensi

38
DO:
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital: TD = 160/100
mmHg, N= 93x/menit RR= 19x/menit, S= 36.2 C
Ny. S tampak memegangi are tengkuk
Wajah Ny. S terlihat meringis
2. DS: Ketidakefektifan
Ny. S mengatakan memiliki riwayat asam urat sejak 1 pemeliharaan
tahun yang lalu kesehatan keluarga
Ny. S mengatakan pernah mengalami nyeri persendian Ny. S khususnya Ny. S
Ny. S mengatakan penyebab dari asam urat yaitu makan dengan asam urat
kacang-kacangan
Ny. S mengatakan tidak mengetahui tanda dan gejala
asam urat
Ny. S mengatakan mengatakan tidak mengetahui
komplikasi dari asam urat
Klien mengatakan tidak mengetahui pencegahan dan
perawatan asam urat
DO:
Keluarga tidak melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin
Hasil pemeriksaan asam urat : 6.4 gr/dl
3. DS: Perilaku kesehatan
An. R mengatakan bahwa dirinya merokok cenderung beresiko
An. R mengatakan merokok sehari bisa menghabiskan pada keluarga Ny. S
4-5 batang sehari khusunya Ny. S
Ny. S mengatakan An.R sering tidur malam terus dengan masalah

karena bermain game dikamar merokok (kenakalan

AN. R mengatakan mengetahui bahaya rokok namun remaja)

An. R tetap merokok


DO:
Badan An. R ercium bau rokok

39
C. Penapisan masalah
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat Masalah : 3/3 x 1 Sifat masalah aktual Ny. S
 Aktual 3 1 =1 mengatakan darah tinggi
 Risiko 2 membuatnya merasakan nyeri

 Potensial 1 pada bagian tengkuk, sakit


kepala. Nyeri tengkuk klien
diraskaan saat klien merasa
kelelahan dan banyak pikiran
2. Kemungkinan Kemungkinan masalah dapat
masalah dapat dirubah adalah sebagian
dirubah: pengetahuan Ny. S kurang terkait
 Mudah 2 2 1/2 x 2 dengan penyebab nyeri yang
 Sebagian 1 =1 dialaminya. Sumber informasil

 Tidak dapat 0 yang keluarga tahu tentang cara


mengatasi nyeri kurang. Ny. S
memiliki semangat yang tinggi
untuk kondisinya.
3. Potensial masalah Potensi masalah untuk dicegah
untuk dicegah : cukup, karena keluarga Ny. S
 Tinggi 3 1 2/3 x 1 sakit dan keluarga Ny. S langsung
 Cukup 2 = 0.6 diberikan obat di apotik

 Rendah 1
4. Menonjolnya Keluarga menyadari terdapat
masalah: masalah kesehatan yang dialami
 Masalah harus 2 1 1/2 x 1 oleh Ny. S berkaitan dengan
segera = 0.5 hipertensi. Ny. S ingin mengatasi
ditangani masalah yang sedang dialami.
 Ada masalah, 1 Salah satu cara saat Ny. S sedang
tetapi tidak nyeri tengkuk adalah dengan
perlu harus minum obat apotik/ obat warung
segera serta istirahat.
ditangani
 Masalah tidak 0

40
dirasakan
Total Nilai 2 7/6

Diagnosa keperawatan : Nyeri Kronis Pada Keluarga Ny. S Khusunya Ny. S


Dengan Hipertensi

1. Sifat Masalah : Sifat masalah aktual Ny. S pernah


 Aktual 3 1 3/3 x 1 / sudah mengalami peningkatan
 Risiko 2 =1 asam urat, Ny. S pernah

 Potensial 1 mengalami nyeri sendi. Ny. S


tidak pernah melakukan
pemeriksaan kesehatan secara
rutin.
2. Kemungkinan Kemungkinan masalah dapat
masalah dapat dirubah adalah sebagian
dirubah: pengetahuan Ny. S terkait faktor
 Mudah 2 2 1/2 x 2 resiko terjadi, gejala asam
 Sebagian 1 =1 uratyang berulang kurang. Namun

 Tidak dapat 0 memiliki semangat yang tinggi


untuk menurunkan kadar asam
urat.
3. Potensial masalah Potensi masalah untuk dicegah
untuk dicegah : cukup, masalah yang dialami Ny.
 Tinggi 3 1 2/3 x 1 S belum lama, Ny. S merasakan
 Cukup 2 = 0.6 nyeri pada persendian dan belum

 Rendah 1 terjai pembengkakan.


4. Menonjolnya Keluarga menyadari terdapat
masalah: masalah kesehatan yang dialami
 Masalah harus 2 1 1/2 x 1 oleh Ny. S. Ny. S terkadang
segera = 0.5 merasakan nyeri pada persendian
ditangani tetapi Ny. S bukan menganggap
 Ada masalah, 1 asam urat penyakit yang serius
tetapi tidak sehingga hanya dibutuhkan
perlu harus istirahat yang cukup.
segera
ditangani

41
 Masalah tidak 0
dirasakan
Total Nilai 2 7/6

Diagnosa keperawatan : Pemeliharaan kesehatan pada keluarga Ny. S khususnya


Ny. S dengan asam urat

1. Sifat Masalah : sifat masalah resiko. An. R


 Aktual 3 1 2/3 x 1 mengatakan bahwa dirinya
 Risiko 2 = 0.6 merokok, An. R mengatakan

 Potensial 1 merokok dalam sehari


menghabiskan 405 batang sehari
2. Kemungkinan Kemungkinan masalah dapat
masalah dapat dirubah sebagian. An. R sulit
dirubah: untuk berhenti merokok, An. R
 Mudah 2 2 1/2 x 2 mengetahui bahaya rokok namun
 Sebagian 1 =1 masih tetap merokok.

 Tidak dapat 0
3. Potensial masalah Potensi masalah untuk dicegah
untuk dicegah : rendah, karena keluarga
 Tinggi 3 1 1/3 x 1 mengatakan (A. ) baik-baik saja
 Cukup 2 = 0.3 (sehat), Ny. S mengatakan An. R

 Rendah 1 jarang melakukan olahraga hanya


bermain game saja didalam kamar
4. Menonjolnya Keluarga Ny. S tidak mengetahui
masalah: masalah kesehatan yang dialami
 Masalah harus 2 1 1/2 x 1 oleh An. R berkaitan dengan
segera = 0.5 rokok.
ditangani
 Ada masalah, 1
tetapi tidak
perlu harus
segera
ditangani
 Masalah tidak 0
dirasakan

42
Total Nilai 2 1/2

Diagnosa keperawatan : Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada keluarga Ny.


S khususnya Ny. S dengan masalah merokok (kenakalan
remaja)

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan


No Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
1. Nyeri kronis pada keluarga Ny. S khususnya Ny. S dengan 2 7/6
hipertensi
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Ny. S 2 7/6
khususnya Ny. S dengan asam urat
3. Perilaku cenderung beresiko pada keluarga Ny. S khususnya An. 2 1/2
R dengan masalah merokok (kenakalan remaja)

43
E. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
No Data pengkajian Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Data pendukung Nyeri kronis pada keluarga Setelah dilakukan intervensi keperawatan Keluarga mampu mengenal masalah
masalah keluarga Ny. S khususnya Ny. S 1. Keluarga mampu mengenal masalah: (5602) pengajaran : proses penyakit
dalam hipertensi dengan Hipertensi (1602) pengetahuan tentang proses (5606): individu
- Nyeri tengkuk penyakit: hipertensi (pengertian, (5604): pengajaran kelompok
- Pusing penyebab, tanda dan gejala)

- Skala nyeri 4
2. Kemampuan memutuskan tidakan Kemampuan memutuskan tindakan
- Frekuensi nyeri
keyakinankeluarga untuk meingkatkan keyakinan keluarga untuk
- hilang timbul
atau memperbaiki kesehatan meningkatkan atau memperbaiki
- riwayat hipertensi
(1704) kepercayaan mengenai kesadaran: kesehatan
sejak 3 tahun
ancaman yang dirasakan (5250) dukungan pengambilan
yang lalu
(2202) kemampuan melakukan dalam keputusan
- hasil pemeriksaan
berpartisipasi dalam memutuskan
fisik
perawatan kesehatan
TTV: TD=
160/100 mmHg
3. Keluarga mampu merawat anggota Keluarga mampu merawata keluarga
N= 93x/menit
keluarga yang sakit (1400) manajemen nyeri
RR= 19x/menit
(1605) kontrol nyeri (1380) kompres hangat
S= 36 C
(6040) terapi relaksasi

44
4. Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan untuk mencegah, mengurangi, lingkungan untuk mengembalikan
atau mengontrol ancaman kesehatan fungsi psikososial dan memfasilitasi
(1928) kontrol resiko hipertensi perubahan gaya hidup
(6482) manajemen lingkungan :
kenyamanan
(4350) : manajemen perilaku

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas Keluarga mampu memanfaatkan


kesehatan fasilitas kesehatan
(1806) pengetahuan tentang sumber- (7910) konsultasi
sumber kesehatan (8100) rujukan
(1603) perilaku mencari pelayanan (7400) bantuan sistem kesehatan
kesehatan
(2605) partisipasi keluarga dalam
perawatan keluarga
2. Data pendukung Ketidakefektifan Setelah dilakukan intervensi keperawatan, Keluarga mampu mengenal masalah
masalah keluarga pemeliharan kesehatan pada keluarga mampu : (5602) pendidikan kesehatan: proses
dengan asam urat keluarga Ny. S khususnya 1. Mengenal masalah penyakit
- memiliki riwayat Ny. S dengan Asam urat (1803) pengetahuan: proses penyakit

45
asam urat sejak 1 asam urat: pengetian penyebab, tanda &
tahun yang lalu gejala
- ny. S pernah
mengalami nyeri 2. Kemampuan memutuskan tindakan Kemamuan memutuskan tindakan
persendia keyakinan keluarga untuk meningkatkan keyakinan keluarga untuk
- keluarga tidak atau memperbaiki kesehatan meningkatkan atau memperbaiki
melakukan (1704) kepercayaan mengenai kesehatan: kesehatan
pemeriksaan ancaman yang dirasakan (5250) dukungan pengambilan
kesehatan secara kesehatan
rutin
- hasil pemeriksaan 3. Keluarga mampu merawat anggota Keluarga mampu merawat anggota

asam urat : 6.4 keluarga yang sakit keluarga yang sakit dan memberikan

gr/dl (1803) pengetahuan: proses penyakit dukungan dalam meingkatka status


(1622) perilaku kepatuhan: diet dengan kesehatan
tepat (1100) manajemen nutrisi yang tepat:
(1605) kontrol nyeri Diit asam urat
(1400) manajemne nyeri: kompres
hangat
(7130) proses pemeliharaan kesehatan

4. Keluarga mampu meodifikasi lingkungan Keluarga mampu memodifikasi

46
untuk mencegah, mengurangi, atau lingkungan untuk mengembalikan
mengontrol ancaman kesehatan fungsi psikososia dan memfasilitasi
(0902) komunikasi perubahan gaya hidup
(0906) pengambilan keputusan (6482) manajemn lingkungan:
(0907) proses informasi kenyamanan
(4350) manajemen perilaku

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas Keluarga mampu memanfaatkan


pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan
(1806) pengetahuan tenatnag sumber- (7910) konsultasi
sumber kesehatan (8100) rujukan
(1603) perilaku mencari pelayanan (7400) bantuan sistem kesehatan
kesehatan
(2605) partisipasi keluarga dalam
perawatan keluarga
3. Perilaku cenderung Setelah dilakuakn intervensi keperawatan, Pendidikan kesehatan mengenal
beresiko pada keluarga mampu proses penyakit dari rokok
keluarga Ny. S 1. Mengenal masalah kesehatan - Jelaskan pengertian PHBS, rokok
khususnya Ny. S (1803) pendidikan kesehatan: keluarga - Jelaskan penyebab, tanda dan
dengan masalah mampu meningkatkan pengetahuan gejala, kandungan rokok dan jenis-
merokok (kenakalan mengenal phbs (rokok) jenis rokok

47
remaja)
2. Keluarga mampu memutuskan untuk (5230) peningkatan koping
merawat anggota keluarga yang sakit - Jelaskan akibat / bahaya rokok jika
(1606) partisipasi dalam keputusan tidak ditangan
perawatan kesehatan: mampu - Berikan video terkait rokok
menyebutkan akibat tidak ditangani
bahaya rokok

3. Keluarga mampu merawat anggota (4490) dukungan untuk menghentikan


keluarga yang sakit merokok
(1209) meningkatkan motivasi keluarga - Jelaskan akibat yang
untuk mengatasi rokok dan kesadaran An. ditimbulkan dari rokok
R untuk berhenti merokok - Demonstrasikan cara
membuat obat tradisional
untuk membantu berhenti
merokok

4. Keluarga mampu memodifikasi (6486) manajemen lingkungan


lingkungan keamanan rumah (lingkungan rumah
Keamanan lingkungan rumah, keluarga dari bahaya sakit akibat rokok)
mampu meningkatkan kemanan lingkungan

48
rumah dari resiko mengalami sakit

5. Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan (7910) konsultasi


(1603) keluarga mampu memanfaatkan - Lakukan konsultasi ke pihak
fasilitas kesehatan untuk mengatasi pelayanan kesehatan terdekat
berhenti merokok dengan konsultasi ke untuk pencapaian target yang
pelayanan puskesmas diinginkan

49
F. Catatan Perkembangan
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Nyeri kronis Dengan menggunakan laptop Subjektif
pada keluarga Tgl: 5-04-2019 Ny. S mengatakan :
Ny.S khususnya Jam: 15.30 WIB  Hipertensi adalah tekanan darah
Ny. S dengan lebih darin140/90 mmHg
Hipertensi TUK 1  Penyebab dari hipertensi adalah
1. Mendiskusikan dengan keluarga mengkonsumsi garam yang
tentang pengertian, penyebab, faktor- berlebih, kurang olahraga,
faktor yang mempengaruhi, tanda dan kegemukan, stress
gejala, klasifikasi hipertensi  Tanda dan gejala hipertensi
2. Memberi kesempatan kepada adalah nyeri tengkuk, nyeri
keluarga untuk menanyakan kembali dada, sakit kepala
hal-hal yang kurang dipahami  Hipertensi jika tidak ditangani
3. Memotivasi keluarga untuk dapat menyebabkan gagal
mengulangi kembali penjelasan yang ginjal, stroke dan penyakit
diberikan jantung
4. Meberikan penguatan postif dengan  Pencegahan hipertensi adalah
cara memuji mengurangi konsumsi garam,
menurunkan berat badan bagi
TUK 2 yang kegemukan, olahraga
1. Mendisukasikan dengan keluarga  Melakukan tehnik relaksasi
tentang dampak hipertensi hipnotis 5 jari
2. Memberikan kesempatan pada
 Saya senang jadi tahu apa itu
keluarga untuk menanyakan kembali
hipertensi
hal-hal yang kurang dipahami
 Masalah hipertensi ternyata
3. Memotivasi keluarga untuk
berbahaya dan harus diperikasa
mengulangi kembali penjelasan yang
juga
diberikan
4. Meberikan penguatan postif dengan
Objektif
cara memuji
 Ny. S berpartisipasi aktif
selama diskusi
 Keluarga Ny. S dapat
menyebutkan pengertian,

50
TUK 3 penyebab, gejala, dampak,
1. Mendiskusikan dengan keluarga pencegaham dan cara mengatasi
tentang diit hipertensi hipertensi
2. Mendiskusikan dengan keluarga  Ny. S terlihat menyimak
tentang kompres hangat untuk dengan seksama
mengurangi nyeri
3. Memberikan kesempatan pada Analisis
keluarga untuk menanyakan kembali  Keluarga mampu mengenal
hal-hal yang kurang dipahami masalah hipertensi
4. Memberikan penguatan postif dengan  Keluarga dapat mengambil
cara memuji keputusan untuk merawat
anggota keluarga dengan
Nyeri kronis Tgl: 8-04-2019 hipertensi
pada keluarga Jam : 15.00 WIB  Keluarga dapat merawat
Ny.S khususnya TUK 3 anggota keluarga dengan
Ny. S dengan 1. Mendiskusikan dengan keluarga hipertensi
Hipertensi tentang tehnik relaksasi: hipnotis 5
jari Planning
2. Memberi kesempatan pada keluarga  Pertahankan intervensi pada
untuk menanyakan kembali hal-hal TUK 3 mengenai tehnik
yang kurang dipahami relaksasi: hipnotis 5 jari untuk
3. Memotivasi keluarga untuk mengurangi nyeri
mengulang kembali yang kurang
dipahami
4. Memberikan penguatan yang positif
dengan cara memuji

TUK 4
1. Mendiskusikan dengan keluarga cara
melakukan aktivitas untuk mencegah
hipertensi
2. Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk menanyakan kembali
hal-hal yang kurang dipahami
3. Memotivasi keluaga untuk

51
mengulang kembali hal-hal yang
kurang dipahami
4. Memberi penguatan yang positif
dengan cara memuji

TUK 5
1. Menginforasikan pengobatan dan
pendidikan kesehatan yang dapat
diperolah keluarga di fasilitas
kesehatan
2. Memotivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali hasil diskusi
3. Memberi reinforcement positif atas
hasil yang dicapainya
4. Memotivasi keluarga untuk
membawa anggota kelurgnya yang
sakitt ke fasilitas kesehatan

Ketidakefektifan Dengan menggunakan lembar balik Subjektif


pemeliharaan leaflet, peraga rebusan daun seledri dan Ny. S mengatakan :
kesehatan asam urat Masalah peningkatan asam urat
keluarga Ny. S Tgl : 11-04-2019 perlu diatasi
khusunya Ny. S Jam: 14.00 WIB Asam urat adalah peningkatan
dengan Asam asam urat didalam darah
Urat TUK 1 Tanda dan gejala asam urat adalah
1. mendiskusikan dengan keluarga nyeri pada sendi
tentang pengertian, penyebab, tanda Asam urat dapat menyebabkan
dan gejala asam urat nyeri pada jantung
2. memberikan kesempatan kepada Makanan yang harus dikurang
keluarga untuk menyakan kembali seperti makanan berlemak,
hal-hal yang kurang dipahami jeroan
3. memotivasi keluarga untuk Masalah asam urat harus ditangani
mengulangi penjelasan yang
Mau mengkonsumsi air rebusan
diberikan
daun salam
4. Memberikan informant positif dengan

52
cara memuji Jika minum rebusan daun seledri,
kepala terasa pusing
TUK 2
1. Mendisuksiakn dengan keluarga Objektif
dampak dari Asam urat Ny. S terlihat menyimak dengan
2. Memberikan kesempatan kepada seksama
keluarga untuk menanyakan kembali Ny. S berpartisipasi aktif selama
hal-hal yang kurang dipahami diskusi
3. Memotivasi keluarga untuk Ny. S dapat menyebutkan
mengulangi kembali penjelasan yang pengertian, penyebab, tanda dan
diberikan gejala, serta cara perawatan
4. Memberikan pernyataan yang positif asam urat
dengan cara memuji

Analisis
TUK 3 Keluarga mampu mengenal
1. Mendiskusikan dengan keluarga cara masalah asam urat
perawatan asam urat dengan terapi Keluarga dapat merawat anggota
non farmakologi (rebusan daun salam keluarga yang sakit
dan daun seledri)
Keluarga dapat merawat anggota
2. Mendiskusikan dengan keluarga cara
keluarga dengan asam urat
perawatan untuk mengurangi rasa
nyeri dengan kompres hangat atau
Planning
dingin
Pertahankan intervensi dan
3. Mendikusikan dengan keluarga
lanjutkan internsi TUK 3-5
tentang diit asam urat
asam urat
4. Memberi kesempatan kepada
keluarga untuk menyakan kembali
hal-hal yang kurang dipahami
5. Memotivasi keluarga untuk
mengulangi kembali hal-hal yang
Subjektif
kurang dipahami
Ny. S mengatakan :
6. Memberikan pernyataan yang postif
Baru megetahui diit asam urat
dengan cara memuji
Baru mengetahui tentang senam
Ketidakefektifan
ergonomik untuk asam urat
pemeliharaan TUK 3
Lingkungan yang bersih juga dapat

53
kesehatan Tgl: 12-04-2019 mencegah timbulnya penyaki
keluarga Ny. S Jam: 11.00 WIB Lebih sering berobat ke klinik
khusunya Ny. S 1. Mendiskusikan dengan keluarga cara karena lebih dekat
dengan Asam perawatan asam urat dengan terapi Di fasilitas pelayanan kesehatan
Urat non farmakologi dapat memperoleh informasi
2. Memberikan kesempatan kepada kesehatan
keluarga untuk menanyakan kembali
hal-hal yang kurang dipahami Objektif
3. Memotivasi keluarga untuk megulang Ny. S terlihat menyimak dengan
kembali hal-hal yang kurang seksama
dipahami Ny. S dapat berpartisipasi aktif
4. Memberi pernyataan yang positif selama kegiatan
dengan cara memuji Ny. S mengetahui diit asam urat
TUK 4 Ny. S dapat melakukan beberapa
1. Mendiskusikan dengan keluarga cara
gerakan dari senam ergonomik
melakukan aktivitas asam urat
Keluarga dapat menata lingkungan
2. Memberi kesempatan kepada
rumah
keluarga untuk menanyakan kembali
Keluarga dapat menyebutkan
hal-hal yang kurang dipahami
pelayanan dilingkungan rumah
3. Memotivasi keluarga untuk
serta manfaatnya
mengulang kembali hal-hal yang
kurang dimengerti
Analisis
4. Memberi penguatan postif dengan
Keluarga dapat merawat anggota
cara memuji
keluarga dengan asam urat
Keluarga dapat memodifikasi
TUK 5
lingkungan
1. Menginformasikan pengobatan dan
Keluarga dapat memanfaatkan
pendidikan kesehatan yang dapat
fasilitas pelayanan kesehatan
diperoleh keluarga di fasilitas
kesehatan
Planning
2. Memotivasi keluarga untuk megulang
Lakukan pengontrolan kadar asam
kembali hasil diskusi
urat secara rutin
3. Memberikan reinforcement positif
Motivasi keluarga untuk
atau hasil yang dicapainya
melakukan kunjungan ke
4. Memotivasi keluarga untuk
pelayanan kesehatan secara

54
membawa anggota keluarganya yang rutin
sakit ke fasilitas kesehatan Pertahankan informasi yang telah
diberikan
Perilaku Dengan menggunakan laptop dan leaflet
cenderung Tgl : 13-04-2019
beresiko pada Jam: 15.00 WIB
keluarga Ny. S
khususnya An. TUK 1
R dengan 1. Mendiskusikan dengan keluarga
masalah pengertian, penyebab, tanda dan
merokok gejala, kandungan rokok, dan jenis
(kenakalan rokok
remaja) 2. Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk menanyakan kembali
hal yang kurang dipahami
3. Memotivasi kembali keluarga untuk
mengulangi kembali penjelasan yang
diberikan
4. Memberikan reinforcement positif
dengan cara memuji

TUK 2
1. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang dampak dan akibat rokok
2. Memberi kesempatan kepada
keluarga untuk mengulangi kembali
penjelasan yang diberikan
3. Memberikan reinforcement postif
dengan cara memuji

TUK 3
1. Medniskusikan dengan keluarga cara
berhenti merokok dan keuntungan
tidak merokok
2. Memberi kesempatan kepada

55
keluarga untuk menanyakan kembali
penjelasan yang diberikan
3. Memotivasi keluarga untuk
mengulangi kembali penejelassan
yang diberikan
4. Memberikan penguatan positif
dengan cara memuji

Dengan menggunakan laptop dan leaflet


Tgl : 14-04-2019
Perilaku Jam: 15.00 WIB
cenderung
beresiko pada TUK 3
keluarga Ny. S 1. Mendiskusikan kembali cara berhenti
khususnya An. merokok dengan bertahap
R dengan 2. Menjelaskan cara berhenti merokok
masalah dengan seketika
merokok 3. Memberi kesempatan kepada
(kenakalan keluarga untuk menyebutkan cara
remaja) berhenti merokok
4. Menanyakan kembali hal-hal yang
kurang dipahami
5. Memotivasi keluarga untuk
mengulang kembali penjelasan yang
diberikan
6. Memberi penguatan yang positif
dengan cara memuji

TUK 4
1. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang modifikasi lingkungan
2. Memberi kesempata kepada keluarga
3. Memotivasi keluarga untuk
mengulang kembali penjelasan yang

56
diberikan
4. Memberikan reinforcement postif

TUK 5
1. Menginformasikan pengobatan dan
pendidikan kesehatan yang dapat
diperoleh dengan konsultasi ke
fasilitas kesehatan
2. Memotivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali hasil diskusi
3. Memberikan reinformcemet positif

57
BAB V
PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan
Menurut Anggraini (2008), penyebab hipertensi tidak diketahui secara pasti,
akan tetapi hipertensi ini disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor yang tidak dapat
dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin dan etnis,
sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stress, obesitas dan nutrisi.

Hal ini sama dengan penyebab hipertensi yang dialami oleh Ny.S. Berdasarkan
pengkajian yang penulis lakukan pada keluarga Ny.S penyebab hipertensi yang
dialami oleh Ny.S dikarenakan suka mengkonsumsi makan makanan asin,
selain itu pada Ny.S stressor meningkat disebabkan kesendirian dirumah
sepeninggalan suaminya dan Ny.S selalu memikirkan masa depan anaknya
yang putus sekolah. Penyebab hipertensi yang dialami oleh Ny.S termasuk
dalam faktor yang dapat dimodifikasi.

Tanda dan gejala yang dirasakan seseorang yang mengalami hipertensi


menurut Knight (2006) yang digambarkan itu adalah sakit kepala, pusing,
gugup, dan palpitasi. Hasil dari pengkajian pada Ny. S didapatkan keluhan
ataupun tanda gejala yang dirasakan sesuai dengan teori. Ny.S mengatakan
kalau kepalanya sering pusing, tengkuk lehernya terkadang nyeri.Klasifikasi
hipertensi menurut Saefulloh (2008) dibagi menjadi 4 kategori yaitu ringan,
sedang, berat, dan sangat berat. Pada tekanan darah Ny. S yaitu 160/100 mmhg
termasuk dalam kategori hipertensi sedang.

Penulis melakukan pengkajian pada keluarga Ny.S selama 3 hari, hal ini
dikarenakan penulis menyesuaikan waktu dengan keluarga untuk bertemu dan
melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga. Dalam melakukan
pengkajian ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi saat
mengumpulkan data. Faktor pendukung dalam pengkajian yaitu adanya
kerjasama dari pihak puskesmas sehingga memudahkan dalam melakukan

58
pengkajian dan juga sikap keluarga yang kooperatif, terbuka, dan percaya
dengan penulis dalam menceritakan masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga. Faktor Penghambat yaitu keterbatasan waktu dalam melakukan
pengkajian dan juga pemeriksaan fisik pada anggota keluarga Ny. S.

Solusinya diperlukannya pengetahuan dan keterampilan dari penulis yang


cukup selaku perawat kesehatan masyarakat dalam hal pengumpulan data
sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh, membuat jadwal bertemu
ataupun kontrak sesuai dengan kesepakatan keluarga, dan dapat juga diatasi
dengan cara melakukan pengkajian dengan melalui wawancara dengan
menggunakan istilah – istilah kata yang dimengerti oleh keluarga.

B. Diagnosa Keperawatan
Pada kasus keluarga Ny.S penulis menemukan 3 masalah kesehatan yaitu nyeri

kronis pada keluarga Ny. S khususnya Ny. S dengan hipertensi (Skor 2 7/6),

ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Ny. S khususnya Ny. S

dengan asam urat (Skor 2 7/6), perilaku cenderung beresiko pada keluarga Ny.

S khususnya An. R dengan masalah merokok (Skor 2 1/2).

Pada kasus Ny. S untuk masalah kesehatan hipertensi diagnosa yang muncul

sama yaitu nyeri kronis, masalah ini timbul karena sebagian besar hipertensi

sistolik yang dijumpai pada lasia disebabkan karena kekauan aorta dan

pembuluh darah arteri membesar yang tanda dan gejalanya timbul tekanan

darah 160/110 mmhg dan masuk kedalam hipertensi sedang.

Faktor pendukung yaitu klien yang kooperatif dalam menyampaikan informasi

kesehatan yang dilakukan sehingga data fokus dapat dijadikan sebagai data

59
dalam penegakan diagnosa dan membenarkan serta menyetujui terdapat

masalah kesehatan dalam keluarga.

C. Intervensi Keperawatan

Pada kasus ini, kelompok menegakkan prioritas utama nyeri kronis pada penyakit

hipertensi yang diderita. Menurut Penelitian Setyawan, D., & Kusuma, M. A. B.

(2014) nyeri pada penyakit hipertensi dapat ditangani dengan penatalaksanaan

nonfarmakologis, salah satunya yaitu dengan menggunakan kompres hangat.

Pemberian kompres hangat pada leher mempengaruhi penurunan intensitas nyeri

kepala pada pasien hipertensi.

Pada kasus ini perawat menetapkan rencana keperawatan dalam usaha kesehatan yang

dialami keluarga Ny. S adapun tindakan yang di tetapkan adalah dengan cara

merencanakan untuk mengadakan penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi. Kriteria

evaluasi yang penulis tetapkan adalah dengan cara menilai respon verbal dari keluarga

dan juga mendemonstrasikan ulang dari hal – hal yang telah diajarkan oleh penulis

setelah melaksanakan penyuluhan kesehatan. Secara teori perencanaan pada perawat

adalah promotif dan preventif dan hal itu direncanakan dalam perencanaan yang ada

dalam kasus dengan melakukan penyuluhan kesehatan pada keluarga. Faktor

pendukung yaitu perawat tidak menemukan hambatan dalam merencanakan asuhan

keperawatan keluarga sehingga perencaan diharapkan dapat terlaksana dengan baik.

Perencanaan yang disusun untuk Ny. S yaitu TUK 1 keluarga mampu

mengenal masalah hipertensi pada anggota keluarga dengan cara menyebutkan

pengertian, penyabab, tanda gejala hipertensi; TUK 2 keluarga mampu

mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan hipertensi

60
dengan cara menyebutkan akibat lanjut dari hipertensi, dan memutuskan untuk

merawat anggota keluarga dengan hipertensi; TUK 3 keluarga mampu merawat

anggota keluarga dengan cara menjelaskan cara pencegahan anggota keluarga

dengan hipertensi, menjelaskan cara perawatan anggota keluarga dengan

hipertensi, mengajarkan diit bagi penderita hipertensi, mendemonstrasikan cara

kompres hangat pada daerah tengkuk leher yang nyeri, mendemonstraksikan

cara hipnotis 5 jari untuk mengurangi nyeri; TUK 4 keluarga mampu

memodifikasi lingkungan tepat bagi penderita hipertensi dengan cara

menyebutkan serta mampu melakukan cara memodifikasi lingkungan untuk

perawatan hipertensi; TUK 5 keluarga mampu memanfaatkan pelayanan

kesehatan dengan cara menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan.

Faktor pendukung pada saat perencanaan adalah keluarga sangat kooperatif

dan mau bertanya ketika keluarga tidak paham saat dijelaskan, dan perawat

bersama dengan keluarga menyusun perencanaan sehingga waktunya dapat

disesuaikan dengan keluarga.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tahapan keempat dari proses keperawatan, pada tahap ini

adalah menggambarkan tindak lanjut dari rencana keperawatan yang akan

diberikan. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan perawat mengacu kepada

rencana keperawatan yang telah direncanakan.

Implementasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan nyeri kronis pada

keluarga Ny.S khususnya pada Ny S dengan hipertensi dilaksanakan selama 3

hari yaitu pada tanggal 05 dan 08 April 2019 di rumah Ny.S.

61
Menurut Nugroho (2008), aktivitas fisik seperti senam pada usia lanjut yang

dilakukan secara rutin akan meningkatkan kebugaran fisik, sehingga secara

tidak langsung senam dapat meningkatkan fungsi jantung dan menurunkan

tekanan darah serta mengurangi resiko penumpukan lemak pada dinding

pembuluh darah sehingga akan melatih otot jantung dalam berkontraksi

sehingga kemampuan pemompaannya selalu terjaga.

Ditemukan beberapa faktor yang mendukung dan menghambat untuk

melaksanakan tindakan keperawatan. Adapun faktor – faktor tersebut adalah :

Faktor Pendukung adanya antusias dan perhatian keluarga dalam hal ini

mendengarkan penyuluha kesehatan, adanya rasa ingin tahu klien terhadap cara

– cara pencegahan penyakit hipertensi, seeta adanya keinginan keluarga untuk

mengikiti anjuran perawat dalam hal mengatasi masalah kesehatan yang ada.

Faktor Penghambat Rendahnya tingkat pengetahuan keluarga untuk memahami

masalah hipertensi, tidak tersedianya format pendokumentasian untuk menulis

hasil pengukuran tekanan darah. Solusinya yaitu penyuluhan kesehatan secara

jelas dan dapat dimengerti, sehingga keluarga dapat mengatasi masalah

kesehatan yang ditemui pada keluarga Ny. S dan juga penulis membuat catatan

tersendiri untuk mendokumentasikan hasil pemeriksaan darah sebelum dan

sesudah melakukan cara perawatan dengan obat tradisional dan senam

hipertensi khususnya untuk Ny. S

E. Evaluasi Keperawatan
Pada tahap ini perawat menilai tingkat keberhasilan dari tindakan keperawatan

yang telah dilakukan tentang penyakit Hipertensi. Evaluasi hasil ini akan

memberikan arah apakah rencana tindakan dihentikan, dimodifikasi atau

62
dilanjutkan. Evaluasi hasil ini dicatat dan dapat dilihat pada catatan

perkembangan yang meliputi aspek SOAP. Tujuan keperawatan dalam waktu 2

kali pertemuan masalah nyeri kronis pada keluarga Ny.S khususnya pada Ny.S

dengan hipertensi teratasi secara verbal, afektif dan psikomotor.

Evaluasi pada Ny. S, yaitu keluarga mampu menyebutkan pengertian,

penyebab, tanda gejala, komplikasi, cara perawatan hipertensi dirumah, cara

pencegahan hipertensi, lingkungan yang baik untuk penderita hipertensi.

Respon psikomotor keluarga mampu mendemonstrasikan cara membuat obat

tradisional menggunakan daun salam dan daun selsedri serta melakukan

kompres hangat. Respon afektif pada kasus tidak dapat dievaluasi dikarenakan

keterbatasan waktu praktik sehingga tidak dapat mengetahui perkembangan

pada Ny. S.

Pada tahap pelaksanaan evaluasi perawat menilai proses pelaksanaan asuhan

keperawatan seluruhnya terselesaikan dengan hasil evaluasi yang diharapkan.

Faktor Pendukung Adanya antusias dari keluarga untuk mendengarkan

penyuluhan dan dari petugas kesehatan sehingga keluarga dapat mengikuti

anjuran penulis dalam hal ini mengatasi masalah kesehatan hipertensi.

Faktor penghambat yaitu tingkat pengetahuan keluarga yang rendah dan

kurangnya sumber daya yang ada pada keluarga untuk mengatasi masalah

kesehatan yang ada. Solusi penulis lebih aktif dalam memberikan pertanyaan

63
untuk mengevaluasi dan juga memberikan leaflet kepada keluarga agar dapat

mengingat apa yang telah diajarkan oleh penulis.

64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang ditemukan di RW 05 Kelurahan Susukan Kecamatan
Ciracas tersebut terdapat 306 orang lansia dimana 133 (43%) diantaranya
menderita penyakit 3 bulan terakir yaitu penyakit Hipertensi sebagai penyakit
yang tertinggi sebanyak 66 orang( 41%), terdapat salah satu anggota keluarga di
RW tersebut yang menderita hipertensi dengan tekanan darah 160/100 mmHg
sehingga menyebabkan Nyeri di bagian punggung dan saat terlalu lelah
beraktifitas pasien merasa pusing dan nyeri punggung bertambah. Hal - hal yang
telah didapatkan dari Proses Asuhan Keperawatan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan pada keluarga Ny.S penyebab


hipertensi yang dialami oleh Ny.S dikarenakan suka mengkonsumsi makan
makanan asin, selain itu pada Ny.S stressor meningkat disebabkan
kesendirian dirumah sepeninggalan suaminya dan Ny.S selalu memikirkan
masa depan anaknya yang putus sekolah. Penyebab hipertensi yang dialami
oleh Ny.S termasuk dalam faktor yang dapat dimodifikasi.
2. Pada kasus keluarga Ny.S penulis menemukan 3 masalah kesehatan yaitu
nyeri kronis pada keluarga Ny. S khususnya Ny. S dengan hipertensi (Skor
2 7/6), ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Ny. S khususnya
Ny. S dengan asam urat (Skor 2 7/6), perilaku cenderung beresiko pada
keluarga Ny. S khususnya An. R dengan masalah merokok (Skor 2 1/2).

3. Perencanaan yang disusun untuk Ny. S yaitu TUK 1 keluarga mampu

mengenal masalah hipertensi pada anggota keluarga dengan cara

menyebutkan pengertian, penyabab, tanda gejala hipertensi; TUK 2 keluarga

mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan

hipertensi dengan cara menyebutkan akibat lanjut dari hipertensi, dan

memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan hipertensi; TUK 3

65
keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan cara menjelaskan cara

pencegahan anggota keluarga dengan hipertensi, menjelaskan cara

perawatan anggota keluarga dengan hipertensi, mengajarkan diit bagi

penderita hipertensi, mendemonstrasikan cara kompres hangat pada daerah

tengkuk leher yang nyeri, mendemonstraksikan cara hipnotis 5 jari untuk

mengurangi nyeri; TUK 4 keluarga mampu memodifikasi lingkungan tepat

bagi penderita hipertensi dengan cara menyebutkan serta mampu melakukan

cara memodifikasi lingkungan untuk perawatan hipertensi; TUK 5 keluarga

mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan cara menyebutkan

manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan.

4. Implementasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan nyeri kronis pada

keluarga Ny.S khususnya pada Ny S dengan hipertensi dilaksanakan selama

3 hari yaitu pada tanggal 05 dan 08 April 2019 di rumah Ny.S.

5. Tujuan keperawatan dalam waktu 2 kali pertemuan masalah nyeri kronis

pada keluarga Ny.S khususnya pada Ny.S dengan hipertensi teratasi secara

verbal, afektif dan psikomotor.

B. Saran
Secara teori perencanaan pada perawat adalah promotif dan preventif dan hal itu
direncanakan dalam perencanaan yang ada dalam kasus dengan melakukan
penyuluhan kesehatan pada keluarga. Perencanaan yang dibuat disesuaikan
dengan 5 tugas perkembangan keluarga.

Petugas kesehatan dalam hal ini pihak Puskesmas yang bertanggung jawab di
wilayah RW 05 Kelurahan Susukan Kecamatan Ciracas diharapkan dapat
melakukan follow up berdasarkan data yang telah diperoleh penulis dan
melakukan intervensi salah satunya dengan melakukan pendidikan kesehatan pada
masyarakat pada umumnya serta keluarga pada khususnya agar masyarakat dapat

66
meningkatkan kemampuannya untuk melakukan perawatan kesehatan secara
mandiri.

67
DAFTAR PUSTAKA

Black & Hawk. 2014. Medikal Surgical Nursing Clinical Management for
Positive outcomes (Ed. 7). St. Louis : Missouri Elsevier Saunders.

Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.

Brunner & Suddarth. 2017. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.

Dion,Y & Betan,Y. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Medika

Friedman, Marilyn M dkk. 2010. Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori
&Praktik. Jakarta : EGC

Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Keputusan Menteri


kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Matheos. 2018. Hubungan Peran Keluarga Dalam Mengontrol Gaya Hidup


Dengan Derajat Hipertensi Di Puskesmas Tagulandang Kabupaten Sitaro.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi.

Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep Dan Aplikasi.


Jakarta: Salemba Medika

Ratna Dewi, 2010, Penyakit-Penyakit Mematikan, Jakarta, Gramedia

Riskesdas, 2018, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional


Tahun 2018, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transtruktual. Jakarta : EGC

Widiyani, R., (2013). “Penderita Hipertensi Terus Meningkat”.


http://health.kompas.com/read/2013/04/05/1404008/Penderita.Hipertensi.T
erus.Meningkat . Tanggal akses 21 Nopember 2014.

68
Wijaya, Andra S &Putri, Yesi M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Nuha Medika

World Health Organization. A global brief on hypertension: silent killer,


global public health crisis. 2015.

69

Anda mungkin juga menyukai