Anda di halaman 1dari 7

KEBERANIAN MENGABULKAN HARAPAN

Cipt.Wardah R S

Pada zaman dahulu disebuah kerajaan dengan penuh kedamaian dan keajaiban, tinggal
seorang anak laki-laki bernama jhon bersama ayahnya. Mereka tinggal disebuah desa plosok
yang penuh dengan tanaman subur dan berkhasiat. Mereka jauh dari jangkauan manusia
lainnya, mereka hidup dengan ketenangan, menanam tubuh-tubuhan, memburuh hewan dan
menjalankan aktivitas sehari-hari dengan penuh kesederhanaan tanpa adanya teknologi dan
listrik. Mereka pintar dalam meracik obat-obatan alami dari tumbuhan, dulunya ayahnya jhon
merupakan juru obat di kerajaan, namun karena ia bosan dengan semua kebohongan yang
timbul disana, ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan pergi menuju desa yang
saat ini menjadi tempat tinggal mereka. Keahliannya itu ia turunkan kepada jhon, berpanduan
buku yang ia dapatkan dari perpustakaan kerajaan.

Dipagi yang cerah, “Jhon, kau siap dengan kekalahan mu kali ini?”,tanya bapaknya
dengan menantang jhon. “kalah?, bukankan sudah 5 hari berturut-turut aku selalu
mengalahkan ayah?”, jawab jhon dengan kesombongan sambil bercanda. lalu mereka berlatih
seperti biasanya, begitulah ayahnya mengajarkan jhon bela diri dengan berbagai jurus yang ia
ketahui. Ketika waktu menjelang siang, jhon ingat bahwa beberapa stok barang dirumahnya
sudah hampir habis, dan biasanya mereka membeli ke kota setiap 3 bulan sekali.

Malam harinya, “ayah, jhon izin pergi, semoga ayah baik-baik dirumah”, tutur jhon
berpamitan dengan ayahnya.”hati-hati nak, doa ayah selalu menyertaimu”, jawab ayahnya.
Perjalanan ke kota membutuhkan waktu 3 jam dengan berkuda. Esok harinya tibalah jhon di
kota, ia nampak sangat bingung dengan keadaan disana, “kemana perginya semua manusia?,
mengapa kota ini sangat sepi”, ujar jhon. toko-toko hampir semuanya tutup, hanya beberapa
yang buka, semua manusia seakan menghilang, kota tersebut seperti tak ada penghuni.
“permisi tuan, apakah engkau tahu kemana semua manusia?, dari awal aku memasuki kota ini
tidak ada satupun toko yang terbuka, kecuali toko tuan dan 2 toko disebelah anda, tidak
seperti biasanya”, Tanya jhon dengan rasa bingung. “apakah anak bukan berasal dari kota
ini?”, Tanya bapak itu. “bukan tuan, saya berasal dari desa yang tak jauh dari sini, saya
kemari untuk membeli beberapa keperluan”, Jawab jhon. “semua sudah berubah nak,
semenjak penyakit menular yang menyebar bukan hanya di kota ini, tapi seluruh penjuru
keajaan sudah terkena akibatnya. Itulah raja dan mentri menyuruh rakyatnya untuk tetap di
rumah dan tidak kemana-mana agar penyakit ini tidak bisa menular lagi, pakai masker ini nak
agar kau terhindar dari penyakit itu!, penyakit itu belum ada obatnya sampai saat ini, itulah
membuat semua manusia panik dan ketakutan”, Jawab penjual tersebut. Betapa bingung dan
paniknya Jhon ketika mengetahui semua itu, hal yang tak pernah terduga sebelumnya, Sambil
memandang keadaan sekitar ia meratapi betapa sedihnya melihat kota itu yang sepi bagai tak
ada penghuni. Setelah itu ia bergegas membeli keperluan dan pulang kembali ke desa dengan
kuda yang di tunggangnya.

Setiba di rumahnya, “ayah, ayah, bahaya ayah, keadaan kota sangat kacau”, ujar jhon
yang sangat panik. “ada apa jhon?, mengapa kau begitu panik?”, Jawab ayahnya. lalu jhon
menjelaskan semua kejadian yang ada di kota, karena kesendirian mereka membuat mereka
tak mengetahui berita dan keadaan yang sebenarnya. “kita harus melakukan sesuatu jhon”,
ujar ayahnya setelah mendengar penjelasan jhon. “apa yang harus kita lakukan ayah?” tanya
jhon.”Kita harus membantu rakyat di kerajaan jhon, ayah yakin kita bisa menemukan obat
untuk penyait ini, tapi kita membutuhkan peralatan canggih dan sampel penyakit yang
menjangkit manusia ini. Dan penyakit ini terdengar tidak biasa, sepertinya penyakit ini sangat
cepat menular dan sulit untuk di sembuhkan, kita harus terus waspada”. Jawab ayahnya.
“baik ayah, jhon akan selalu ikut kemanapun ayah pergi selama itu untuk kerajaan”, jawab
jhon. “ayah minta padamu nak, kita harus memperjuangkan kesembuhan kerajaan, mungkin
ini membutuhkan waktu yang lama namun ayah yakin kita pasti mendapatkan jalan yang
terbaik. Ayah mempunyai teman di kota, mungkin ia bisa membantu kita, tidurlah dan besok
kita harus bangun cepat untuk ke kota.” Ujar ayahnya.

Keesokan hari sebelum fajar terbit, mereka bersiap untuk pergi ke kota. Semua keperluan
seperti masker, obat obatan, alat yang dibutuhkan dan tak lupa persediaan makanan dan
minum telah di bawa. Setelah 3 jam perjalanan dengan berkuda tibalah mereka di kota. Ayah
jhon mengajaknya menuju ke rumah salah satu juru obat kerajaan, ialah teman dekatnya
ketika masih bekerja sebagai juru obat. Setiba disana mereka berjumpa dengan teman
ayahnya betapa gembiranya mereka dan berharap ia dapat membantu menjalankan misi
mereka. “wahyu temanu, apakabar engkau?, perkenalkan ini anak ku jhon”, kata ayah jhon
kepada temannya dengan rasa gembira. “rizal, sudah lama kita tidak bertemu, mungkin 11
tahun lamanya, engkau masih sama seperti dulu, aku sehat, bagaimana dengan kamu?, ohh ini
jhon anakmu”, jawab pak wahyu dengan nada gembira dan sambil mempersilahkan duduk.
“aku sehat yu, aku kemari untuk meminta bantuanmu, aku rasa hanya kamu yang bisa
membantu kami, ini demi kerajaan yu”, ujar ayah jhon dengan nada yang semakin
menurun.”membantu apa zal?, katakannlah”, jawab pak wahyu. "menemukan sampel
penyakit saat ini yu”, jawab ayah jhon dengan nada ragu. Ayah jhon menjelaskan semua
rencana mereka dengan begitu semangat dan berharap temannya itu dapat membantu mereka
dengan sepenuh hati. Setelah selesai menjelaskan, wahyu sejenak terdiam dan suasana
menjadi sunyi. Lalu pak wahyu berkata “penyakit ini bukan sembarang penyakit rizal, saya
sudah mencoba mencari obatnya namun semua gagal, Penyakit ini menular dari hewan lalu
ke manusia dan dari manusia ke manusia lainnya hingga saat ini menyebar hampir keseluruh
penjuru kerajaan, tapi untungnnya saya bergerak cepat zal, saya mengundurkan diri dari 1
bulan sebelum menyebarnya penyakit ini. Saat ini saya hanya bisa merdiam di rumah dan
melakukan semua tindakan agar terhindar dari penyakit mengerikan itu”, ujar pak wahyu.
“Lalu dimana kiranya kami dapat menemukan sampel penyakit itu?”, tanya jhon. “anak mu
ini sungguh cekatan zal, dia tidak mau bertele-tele, saya bisa membatu kalian namun tak
banyak yang bisa saya lakukan, tunggu sebentar ya!”, pinta pak wahyu. Setelah menunggu
beberapa menit pak wahyu kembali dan berkata “sampel penyakit yang saya miliki sudah
habis, saya sudah lama tidak meneliti penyakit itu. Tapi saya tahu dimana tempat kalian bisa
temukan sampel penyakitnya, yang saya tahu hanya di tempat ini kalian bisa mengambil
sampel penyakit itu namanya desa sani, tidak boleh sembarangan mengambil sampel penyakit
tersebut, karena utuk meneliti penyakit itu tidak ada yang di perbolehkan kecuali juru obat
kerajaan, jika diketahui oleh penjaga, kalian bisa dikenakan hukuman, saya melakukan
penelitian sewaktu itu, karena saya melakukanya secara diam-diam dan saat itu penjagaan
belum terlalu ketat seperti saat ini, saran saya berhati-hatilah”. “terimakasih wahyu, kau
sudah membantu kami, tapi apakah kamu punya beberapa alat canggih untuk penelitian ini?”,
tanya ayah jhon. “maafkan aku rizal, semua alat canggih itu hanya bisa kalian temui di ruang
juru obat kerajaan”, jawab pak wahyu.

Setelah mendengar semua penjelasan pak wahyu, mereka berdua berpamitan dan
langsung menuju lokasi. Namun selama di perjalanan, ayah jhon selalu bingung dan bimbang
sebab mereka harus menyelinap memasuki kerajaan. Tapi jhon terus memberi semangat
kepada ayahnya dan menjanjikan bahwa mereka dapat berhasil menjalankan misi demi
menyelamatkan kedaan kerajaan. Di dalam perjalanan menuju tempat tersebut membutuhkan
waktu hanya 50 menit perjalanan dengan menggunakan sepeda motor yang di pinjamkan oleh
pak wahyu.
Setiba di desa sani, suasana disana sangat sepi bagai tak berpenghuni. Lalu mereka
menghampiri satu rumah yang disarankan pak wahyu, mereka datang dengan menyamar
sebagai tim pemberi sembako untuk rakyat yang terkena penyakit tersebut. Betapa sedih
mereka saat melihat rakyat yang terjangkit penyakit tersebut, dan setiap harinya di desa itu
pasti ada 5 orang yang mati sebab penyakit itu. “mengapa semua bisa terjadi yah, sungguh
sedih nasib mereka”, ujar jhon. Lalu mereka Secara diam-diam dan dengan alat yang lengkap
mereka mengambil sampel penyakit. Setelah itu mereka berpamitan untuk pergi. Betapa
senang mereka telah mendapatkan sampel itu, selanjutnya mereka kembali ke rumah pak
wahyu dan mereka menggunakan beberapa alat sederhana yang masih bisa membantu,
bersama pak wahyu dan ayahnya, jhon meneliti penyakit tersebut dan mecari tahu jenis dan
sifat penyakit itu, setelah beberapa jam mereka teliti, hingga dapatlah mereka temukan
jawaban penyakit itu. Namun untuk memukan obatnya mereka membutuhkan alat yang lebih
canggih dan tanaman yang langkah dan berkhasiat. Jhon teringat bahwa ia pernah
menemukan tanaman itu di dekat rumah mereka. Dan pak wahyu menyuruh jhon untuk
pulang karena ruang juru obat kerajaan besok akan di tutup ketika mentari tenggelam. Untuk
itu jhon meminta izin esok hari untuk mencari tanaman tersebut. Perjalanan menuju desa
sekitar 2 jam dengan menggunakan sepeda motor.

Setiba jhon di rumah dengan sinar mentari yang masih terang, dengan tergesah gesah dan
panik dengan cepat ia mencari tanaman yang dimaksud, tanaman tersebut sangat sulit di
temukan membuat jhon hampir putus asa dan terdiam diri di tengah hutan, dan sinar mentari
semakin terik dan mencekik, lelahnya tubuh jhon membuat ia tertidur. Sementara ayah jhon
yang menunggu masih sanggat khawatir dengan keadaan jhon. Tak lama itu jhon terbangun
dan tersadar bahwa waktu yang ia miliki hanya sedikit, tak disangka tenyata tanaman yang ia
cari-cari ada didekat tempat ia tertidur. Tak berfikir lama, jhon langsung memetiknya dan
bergegas kembali ke kota. Setiba di rumah pak wahyu wajah jhon terlihat pucat dan lemas,
namun waktu mereka tinggal sedikit untuk memasuki kerajaan. akhirnya ayah jhon bertekat
untuk pergi sendiri. “sepertinya aku harus pergi sendiri”, ujar ayah jhon. “tapi rizal, itu sangat
berbahaya bagi kamu, seharusnya kamu fikirkan baik-baik”, ujar pak wahyu. Ayah jhon tetap
ingin berusaha demi kesembuhan rakyat, ia pergi sendiri menuju kerajaan dengan berbekal
sampel penyakit dan senjata seadanya, ia menitipkan jhon kepada wahyu serta secerat surat
singkat untuknya.

Beberapa menit kemudian jhon terbangun dan mendapat kabar dari pak wahyu, ia
membaca surat dari ayahnya “anak ku, ayah tahu, ayah tidak pernah bisa membuat kamu
bahagia, atau memberikan semua kekayaan untukmu, namun yakinlah ayah sudah
mengajarkanmu tentang kebaikan dan keikhlasan dalam hidup, terapkanlah semua ajaran
ayah dan ayah yakin itu bisa membuatmu berhasil. Terimakasih engkau sudah ikut dalam
perjuangan ini, namun perjuanganmu sudah cukup, ini saatnya perjuangan ayah, bila nanti
ayah tidak kembali, ayah harap engkau dapat menemukan obat ini di gua bawah bangunan
kerajaan”, pesan ayah jhon melalui surat. Tidak berfikir panjang, jhon langsung mengejar
ayahnya.

Di sisi lain, ayah jhon dalam perjalanan dan ia berhasil menyelinap memasuki ruang juru
obat kerajaan tanpa ketahuan dan dicurigai. setiba disana ia mulai meneliti dan mencoba
racikan obat yang pas untuk penyakit tersebut. Setelah satu jam ia mencari, akhirnya dia
menemukan obatnya. Namun “Rizal!!, sudah ku duga kau akan kemari dan diam-diam
menjalankan misi konyolmu itu”, dengan nada ringgi ujar seorang prajurit yang merupakan
musuh ayah jhon ketika ia masih bekerja di kerajaan. “Daniel?, balas ayah jhon sambil
menyembunyikan obat tersebut. “iya, kenapa?, kau heran?, aku tak pernah melepaskan
tugasku dari kerajaan yang kalian bilang penuh dengan kebohongan. Aku lebih suka hidup
dengan kebohongan dari pada penuh kemelaratan sepertimu, HAHAHA”, ujar daniel dengan
nada tinggi. “aku tidak akan pernah mengikuti jejakmu daniel walau aku harus mati”, balas
ayah jhon.”memang kau tak pernah berubah rizal, selalu keras kepala dan berfikir seolah
hanya kau yang suci. Semua penyakit ini memang seharusnya ada, untuk mengurangi rakyat
di kerajaan”, ucap daniel. “ APA??, jadi semua ini engkau yang lakukan?, kenapa kau tega
daniel?, mereka semua temanmu, dimana hati nurani mu?”, jawab ayah jhon. “hati nurani?,
HAHAHAHA, dunia ini perlu keseimbangan rizal, kerajaan kita ini sudah hampir padat,
ekonomi kita bisa menurun bila manusia lebih banyak dari pada sumber daya alam, lama-
lama kita bisa mati kelaparan”, jawab daniel. “apa raja tahu masalah ini?”, tanya ayah jhon. “
HAHAHA, raja itu oarang yang sangat baik, hatinya sangat suci bahkan aku muak dengan
kesuciannya, tidak mungkin ia melakukan semua ini. Dari dulu hingga saat ini kau fikir siapa
yang melakukan semua kebohongan, penyelewangan uang, dan penyakit ini hah ?
HAHAHA”, ujar daniel.

Di sisi jhon, ia terus berkelana menuju kerajaan dengan tergesah-gesah, lalu ia


menyelinap memasuki ruang juru obat, namun ada beberapa penjaga yang melihat
keberadaannya sehingga ia harus melawan penjaga tersebut
Lalu ayah jhon menjawab perkataan daniel, “engkau sungguh licik daniel, matilah engkau”.
Merekapun berkelahi dengan jurus yang mereka miliki, daniel merupakan prajurit terbaik
kerajaan, ayah jhon terus berusaha melawannya namun daniel memiliki jurus dan kekuatan
yang lebih darinya, itu membuat ayah jhon sulit melawan. Hingga di akhir ayah jhon terjatuh
dan berdarah, ia sudah tidak sanggup lagi untu melawan daniel. Tapi tiba-tiba jhon datang
dan langsung melawan daniel dengan keberaniannya, mereka berkelahi dengan kekuatan
masing-masing, sementara ayah jhon keluar ruang tersebut dan meminta bantuan kepada raja.
Tapi selama perjalanan dari ruang juru obat menuju ruang raja banyak sekali penjaga yang
harus ia lewati, ia terpaksa berkelahi dengan keadaan tubuh yang tidak baik, sampai di ruang
raja, ia menjelaskan semuanya kepada raja dan ia memberikan obat penawar untuk penyakit
yang ada. Raja pun percaya kepadanya, dan ayah jhon pun lega mendengarnya ia pun
tergeletak di lantai dengan tubuh yang lemas. Raja pun menyuruh Semua penjaga menuju
ruang juru obat, dimana jhon dan daniel masih saling beradu, lalu penjaga langsung
menangkap daniel. “ayah, dimana ayahku?”, sambil mencari ayahnya. Langsung ia berlari
mencari ruang raja dan tiba disana ia melihat ayahnya yang tergeletak berdarah-darah, ia
memangku ayahnya dengan tangisan. “ayah, jangan pergi, kuatkan diri ayah, aku yakin ayah
bisa, ayah kuat”, ujar jhon.. “penjaga ayo bawa rizal menuju kamar tamu dan suruh juru obat
untuk mengobatinya!”, ujar raja dengan tegas. “ayah bangun ayahh, ayahhhh bangunnn
AYAHHHHH”, teriak jhon.

Setelah menunggu dengan rasa khawatir, sang juru obat keluar dan menerangkan
keadaan ayahnya. “ayahmu bisa selamat, namun ia memiliki luka parah di bagian kaki,
mengharuskan kakinya untuk di amputasi”, ujarnya. Betapa pilu hati mendengar perkataan
itu, merasa sedih bercampur kecewa dan bahagia karena ayahnya masih bisa selamat, tak
dapat menahan tangis ia memasuki ruangan seraya memeluk ayahnya dan meneteskan air
mata yang deras.

Setelah kejadian itu, raja menghukum mati daniel karena sudah melakukan kejahatan
di kerajaannya. Raja juga memerintahkan anak buahnya untuk menyebarkan semua obat
kepenjuru kerajaan. dan terkabar bahwa wabah penyakit tersebut sudah berhasil
dimusnahkan, semua rakyat di kerajaan sembuh dan dapat menjalankan semua kegiatan
seperti dulu kala sesuai dengan harapan jhon dan ayahnya. Raja juga memberi apresiasi
kepada jhon dan ayahnya di depan smua rakyat karena berkat bantuan mereka, kerajaan dapat
kembali hidup dan berjalan damai. Kini semua rakyat hidup aman dan damai, penuh
kebahagian, tidak ada lagi dusta, kemiskinan, atau penyakit yang meraja lela. Raja senang
dan rakyat juga senang. “rizal, tinggallah di kerajaanku, kau bisa bekerja menjadi juru obat
lagi, aku akan memberi imbalan kepadamu 5 kali lipat dari sebelumnya”, ujar raja. Sejenak
ayah jhon terdiam dan berfikir, lalu ia berkata “maafkan saya wahai baginda, namun saya
lebih senang menghabiskan waktu di rumahku sendiri dengan alam yang indah mengitari
kehidupanku”. “kalau begitu tidak menjadi masalah, semua tergantung pada dirimu, dan jhon,
apakah kau bersedia tinggal disini?, ada banyak pelajaran dan ilmu yang bisa kau dapat, kau
akan saya anggap sebagai anak saya sendiri dan aku berencana mencadikan kamu sebagai
prajurit baruku”, ujar raja. Sejenak terdiam, dan jhon menatap ayah, lalu ayahnya
menganggukkan kepala, lalu ia berkata “sungguh sebuah penghormatan bagiku wahai
baginda, terimakasih kau telah memberi hal yang sangat banyak di harapkan orang diluar
sana, namun saya memilih untuk berbakti kepada ayahku hingga akhir nyawa. Bila aku boleh
meminta wahai baginda, dirikanlah sekolah tanpa bayar untuk rakyat-rakyat miskin, dan
berilah mereka pembelajaran dan ilmu yang setimpal dengan anak-anak lainnya, ajarkan pula
mereka bela diri agar mereka dapat pergunakan itu untuk menjaga diri mereka dan keluarga”.
“sungguh mulia permintaanmu jhon, dengar.., saya akan mengabulkan permintaanmu, tapi
saya minta engkau mau untuk melatih mereka dalam ilmu bela diri, datanglah kemari setiap 2
minggu sekali untuk mengajarkan mereka bela diri’, ujar raja. “dengan senang hati raja”,
jawab jhon. Lalu jhon dan ayahnya berpamitan dan diantar oleh pasukan menuju rumah
mereka.

Ketika tiba di rumah, mereka menjalani hidup seperti semula, dengan kedamian dan
keasrian tumbuhan disekitar rumah mereka. Namun kini jhon tidak bisa lagi berlatih bela diri
dengan ayahnya atau berburuh hewan, kini jhon menjalankan itu sendiri, ayahnya hanya bisa
melakukan aktivitas yang sederhana. sesuai janjiannya, jhon selalu ke kota setiap 2 minggu
sekali, ia mendapat hadiah sepeda motor dari raja untuk melakukan perjalanan menuju
kerajaan, ia juga selalu mendapatkan stok makanan dan barang kebutuhan sehari-hari secara
gratis dari raja. “semua ini karena semangat dan keberanianmu, ayah bangga padamu”, ujar
ayah jhon. “ini karena tekad yang kuat dan keikhlasan hati ayah, aku bisa tumbuh dan
menjadi anak yang dapat kau banggakan”, jawab jhon.

Kini semua harapan mereka terkabulkan, mereka menyelamatkan kerajaan dari


serangan penyakit mengerikan, karena cinta, impian, harapan dan keberanian bersatu
membentuk sebuah pengorbanan dan mencapai keberhasilan. Kini JHON dan AYAHnya
hidup Bahagiaaa.

Anda mungkin juga menyukai