Anda di halaman 1dari 19

USULAN TEKNIS – F

F
JADWAL PELAKSANAAN
PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan penyusunan Materi Teknis RDTR Kabupaten Tapanuli Selatan


Provinsi Sumatera Utara akan diselesaikan dalam waktu 5 (lima) bulan. Untuk itu
diperlukan adanya rencana kerja yang sesuai dengan pendekatan penanganan, selain
diperlukan adanaya standarisasi kerja yang tepat dalam menangani pekerjaan ini. Rencana
kerja disusun untuk dapat dilaksanakan dengan baik, serta dapat menghemat waktu dan
bekerja secara efisien dan efektif, sehingga seluruh keluaran dapat terlaksana dengan baik
dan mencapai tujuan.
Rencana kerja ini akan mengarahkan waktu tahapan dan waktu pelaksanaan pekerjaan.

F.1 TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Tahapan pelaksanaan pekerjaan penyusunan materi teknis RDTR Kabupaten Tapanuli
Selatan Provinsi Sumatera Utara ini meliputi beberapa tahapan sebagaimana tertuang
dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan. Secara umum tahapan pelaksanaan kegiatan,
meliputi:
1. Tahap Persiapan
Merupakan tahap kegiatan awal, yang terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya:
a. Pemahaman KAK, Perpu/NSPK bidang penataan ruang, dan teori perencanaan
dan perancangan Kawasan Perkotaan
b. Menyiapkan kajian awal data sekunder, minimal mencakup kajian terhadap
RTRW kabupaten, RDTR sebelumnya (jika ada), RPJPD, RPJMD, kebijakan
nasional dan ketentuan sektoral terkait pemanfaatan ruang;
c. Melakukan persiapan teknis pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi:
 Penetapan awal delineasi BWP;

6-1
 Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan
 Penyiapan rencana kerja rinci pelaksanaan pekerjaan, dan
 Penyiapan perangkat survey serta mobilisasi peralatan dan personil yang
dibutuhkan.

2. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi


a. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk menentukan AOI
sekaligus survey ke daerah dalam rangka pengenalan lokasi sebanyak 1 (satu)
kali.
b. Melakukan pengumpulan data primer, yang terdiri atas:
 Aspirasi masyarakat, termasuk pelaku usaha dan komunitas adat serta
informasi terkait potensi dan masalah penataan ruang yang didapat melalui
metode penyebaran angket, forum diskusi publik, wawancara orang perorang,
kotak aduan, dan lainnya;
 Kondisi dan jenis guna lahan/bangunan, intensitas ruang, serta konflik-
konflik pemanfaatan ruang (jika ada), maupun infrastruktur perkotaan yang
didapat melalui metode observasi lapangan; dan
 Kondisi fisik dan sosial ekonomi BWP secara langsung melali kunjungan ke
semua bagian dari wilayah kabupaten/kota.
c. Melakukan pengumpulan data sekunder, yang terdiri atas:
 Untuk Rencana Detail Tata Ruang:
a) data wilayah administrasi;
b) data dan informasi tentang kebijakan antara lain RTRW Kabupaten,
RPJP Kabupaten dan RPJM Kabupaten;
c) data fisiografis;
d) data kondisi fisik tanah;
e) data dan informasi penggunaan lahan eksisting dan intensitas
pemanfaatan bangunan eksisting berdasarkan klasifikasi umum;
f) data penatagunaan tanah, meliputi:
(1) data penguasaan tanah/pemilikan tanah/gambaran umum penguasaan
tanah,
(2) data penggunaan dan/atau pemanfaatan tanah;

F-2
g) data peruntukan ruang (yang dapat diperoleh dari RTRW, RDTR
kawasan yang bersebelahan, dan lain-lain);
h) data dan informasi izin pemanfaatan ruang eksisting, baik dari sektor
kehutanan, kelautan, pertanahan, pertambangan, dll, terutama yang
berskala besar;
i) data kependudukan dan sosial budaya;
j) data ketersediaan prasarana dan sarana;
k) data dan informasi tentang peluang ekonomi.
l) data kemampuan keuangan pembangunan daerah;
m) data dan informasi tentang kelembagaan pembangunan daerah;
n) data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas blok eksisting,
tata bangunan);
o) RDTR dan PZ kawasan yang bersebelahan dengan kawasan perencanaan
(jika ada); dan
p) data dan informasi terkait kondisi geologi kawasan termasuk
pemanfaatan ruang di dalam bumi (jika ada).
 Untuk Peraturan Zonasi:
a) kriteria performa zona/subzona yang termuat pada tabel kriteria
pengklasifikasian zona/subzona dalam RDTR;
b) jenis penggunaan lahan yang ada pada daerah yang bersangkutan;
c) jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
d) jenis dan intensitas kegiatan yang ada pada daerah yang bersangkutan;
e) identifikasi masalah dari masing-masing kegiatan serta kondisi fisik
(tinggi bangunan dan lingkungannya);
f) kajian dampak kegiatan terhadap zona yang bersangkutan;
g) daya dukung dan daya tampung yang merupakan hasil dari analisis fisik
dan lingkungan dalam penyusunan RDTR;
h) standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan dari peraturan
perundang-undangan nasional maupun daerah;
i) peraturan perundang-undangan pemanfaatan lahan dan bangunan, serta
prasarana di daerah terkait;
j) perizinan dan komitmen pembangunan; dan

F-3
k) peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penggunaan lahan
yang ada di kabupaten/kota yang akan disusun peraturan zonasinya.
l) Peta untuk Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi:
(1) Peta dengan ketelitian minimal 1:5.000 terdiri atas:
(2) peta dasar rupa bumi skala minimal 1:5.000;
(3) peta geomorfologi, peta geologi, peta topografi, serta peta
kemampuan tanah;
(4) peta penatagunaan tanah, meliputi:
- peta penguasaan tanah/pemilikan tanah/gambaran umum
penguasaan tanah, atau
- peta penggunaan dan/atau pemanfaatan tanah;
(5) peta satuan wilayah sungai (SWS) dan daerah aliran sungai (DAS);
(6) peta klimatologis (curah hujan, hidro-geologi, angin, dan
temperatur);
(7) peta kawasan risiko bencana;
(8) apabila masih terdapat pada wilayah tersebut, peta tematik sektoral
tertentu seperti:
- peta kawasan obyek vital nasional dan kepentingan pertahanan
dan keamanan dari instansi terkait;
- peta lokasi kawasan industri maupun kluster industri kecil dari
kementerian perindustrian;
- peta sebaran lahan gambut (peatland), dari instansi terkait;
- peta kawasan hutan dari instansi terkait baik di pusat maupun
daerah;
- peta kawasan pertanian dari instansi terkait baik di pusat
maupun daerah.
- peta kelautan sebagai informasi dasar terkait kedalaman laut
(batimetri), jenis pantai, informasi dasar lainnya terkait navigasi
dan administrasi di wilayah laut khusus untuk kawasan
perkotaan yang berada di wilayah pesisir pantai;
- peta pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau
kecil lainnya yang menjadi bagian dari wilayah kota tersebut

F-4
dari instansi terkait, seperti properti di atas/bawah laut, instalasi
kabel/gas, perikanan, dll;
- peta destinasi pariwisata dari instansi terkait baik di pusat
maupun daerah;
- peta lokasi bangunan bersejarah dan bernilai pusaka budaya,
dari instansi terkait; dan/atau peta kawasan terpapar dampak
perubahan iklim dari BMKG atau instansi terkait.
d. Melakukan pembuatan peta dasar
 Pembelian peta Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT), apabila belum tersedia;
 Melakukan konsultasi ke BIG untuk asistensi peta CSRT sesuai dengan
standar BIG dan menetapkan titik GCP, ICP pada kawasan perencanaan
dengan Berita Acara hasil konsultasi yang dilampirkan print out peta sebaran
titik GCP dan ICP;
 Melakukan survey GCP, ICP dan Toponimi, sebanyak 2 (dua) kali;
 Melakukan konsultasi ke BIG untuk hasil survey GCP, ICP dan Toponimi
sampai mendapatkan persetujuan BIG dengan bukti Berita Acara;
 Melakukan proses Orthorektifikasi dan Uji Akurasi
 Melakukan digitasi unsur peta dasar skala 1:5.000;
 Melakukan konsultasi ke BIG untuk asistensi hasil orthorektifikasi dan hasil
digitasi unsur peta dasar skala 1:5.000 sampai mendapatkan persetujuan BIG
dengan bukti Berita Acara.

3. Tahap Pengolahan Data dan Analisis


a. Tinjauan terhadap pembangunan nasional, provinsi, dan kabupaten;
b. Merumuskan kondisi eksternal kawasan;
c. Merumuskan kondisi internal kawasan;
d. Melakukan analisis RDTR, yang meliputi:
 analisis struktur internal BWP;
 analisis sistem penggunaan lahan (land use);
 analisis kedudukan dan peran BWP dalam wilayah yang lebih luas;
 analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan BWP;
 analisis sosial budaya;

F-5
 analisis kependudukan;
 analisis ekonomi dan sektor unggulan;
 analisis transportasi (pergerakan);
 analisis sumber daya buatan;
 analisis kondisi lingkungan binaan;
 analisis kelembagaan; dan
 analisis pembiayaan pembangunan.
Keluaran dari pengolahan analisis di atas meliputi:
 potensi dan masalah pengembangan di BWP;
 peluang dan tantangan pengembangan;
 tema pengembangan BWP;
 kecenderungan perkembangan;
 perkiraan kebutuhan pengembangan di BWP;
 intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
(termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas); dan
 teridentifikasinya indikasi arahan penanganan kawasan dan lingkungan.

e. Melakukan analisis PZ, yang meliputi:


 analisis karakteristik peruntukan, zona dan zona berdasarkan kondisi yang
diharapkan (berdasarkan nilai sejarah, lokasi, kerentanan dan risiko bencana,
persepsi maupun preferensi pemangku kepentingan);
 analisis jenis dan karakteristik kegiatan yang saat ini berkembang dan
mungkin akan berkembang di masa mendatang;
 analisis kesesuaian kegiatan terhadap peruntukan/zona/sub zona (karakteristik
kegiatan, fasilitas penunjang dll);
 analisis dampak kegiatan terhadap jenis peruntukan/zona/sub zona;
 analisis pertumbuhan dan pertambahan penduduk pada suatu zona;
 analisis gap antara kualitas peruntukan/zona/sub zona yang diharapkan
dengan kondisi yang terjadi di lapangan (peruntukan saat ini, perizinan yang
sudah dikeluarkan; status guna lahan, konflik pemanfaatan ruang);
 analisis karakteristik spesifik lokasi (obyek strategis nasional/provinsi, ruang
dalam bumi);

F-6
 analisis ketentuan, standar setiap sektor terkait; dan
 analisis kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang.

Keluaran dari pengolahan data di atas meliputi:


 definisi zona dan kualitas lokal minimum yang diharapkan;
 kesesuaian/kompatibilitas kegiatan dengan peruntukan/zona/sub zona;
 kesesuaian/kompatibilitas kegiatan dengan kualitas lokal peruntukan/zona/
subzona sebagai dasar perumusan ketentuan ITBX;
 dampak kegiatan terhadap peruntukan/zona/subzona, sebagai dasar
perumusan ketentuan ITBX;
 lokasi-lokasi dengan karakteristik spesifik yang membutuhkan pengaturan
yang berbeda (khusus atau perlu penerapan teknik pengaturan zonasi);
 rumusan tabel atribut kegiatan untuk peta zonasi;
 kebutuhan prasarana minimum/maksimum dan standar-standar pemanfaatan
ruang;
 kebutuhan teknik pengaturan zonasi; dan
 konsep awal peraturan zonasi termasuk untuk mitigasi bencana, pemanfaatan
ruang dalam bumi, dan lain-lain
f. Melakukan analisis KLHS, yang meliputi:
 Kajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program tehadap kondisi
lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan; dan
 Pendokumentasian KLHS/penyusunan laporan KLHS
g. Melakukan FGD 1 untuk penetapan dan penyepakatan awal cakupan BWP di
daerah
h. Melakukan Konsultasi Publik 1 untuk mengetahui isu strategis KLHS di daerah

4. Tahap Perumusan Konsep RDTR dan Peraturan Zonasi


a. Merumuskan konsep RDTR Kawasan Perkotaan, yang meliputi:
 Alternatif konsep rencana
 Pemilihan konsep rencana

F-7
 Perumusan rencana terpilih menjadi muatan RDTR dan disertai pembahasan
antar sektor terkait yang dituangkan dalam Berita Acara
b. Melakukan FGD 2 dalam hal konsep dan tujuan penataan ruang di daerah
c. Melakukan FGD 3 yang membahas rencana struktur ruang, rencana pola ruang,
dan penetapan sub BWP prioritas di daerah
d. Melakukan FGD 4 dalam hal penetapan dan penyepakatan cakupan BWP di
daerah.
e. Merumuskan konsep Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan, yang meliputi:
 Penentuan delineasi blok peruntukkan
 Perumusan aturan dasar, yang memuat:
- Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan
- Ketentuan intensitas pemanfataan ruang
- Ketentuan tata bangunan
- Ketentuan prasarana minimal
- Ketentuan khusus
- Standar tekis
- Ketentuan pelaksanaan yang meliputi ketentuan variansi pemanfaatan
ruang, ketentuan insentif disinsentif, dan ketentuan penggunaan lahan
yang tidak sesuai (non conforming situation) dengan peraturan zonasi.
 Perumusan teknik pengaturan zonasi yang dibutuhkan
f. Melakukan FGD 5 yang membahas konsep Peraturan Zonasi di daerah
g. Menyusun draft laporan KLHS
h. Melakukan Konsultasi publik 2: KLHS dan RDTR PZ di daerah
i. Melakukan penyempurnaan konsep materi RDTR dan PZ
j. Menyusun Ranperda dan naskah Akademik RDTR dan PZ
k. Melakukan penyusunan Album Peta RDTR dan PZ
l. Melakukan FGD 6 yang membahas Ranperda RDTR dan Peraturan Zonasi di
daerah

5. Tahap Penyusunan Laporan


Pekerjaan ini melalui beberapa tahapan kegiatan yang masing-masing tahapannya
menghasilkan produk laporan. Berikut produk laporan yang diserahkan, meliputi :
1. Laporan Bulanan

F-8
Laporan Bulanan berisikan laporan kegiatan selama satu bulan dan rencana
kegiatan bulan berikutnya serta dilengkapi dengan dokumen pendukungnya.
Laporan ini dibuat 5 (lima) eksemplar, diserahkan setiap bulan.
2. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran
kegiatan, metodologi, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan rencana kerja. Laporan
ini merupakan acuan dan pengendali kegiatan secara keseluruhan. Laporan ini
dibuat 5 (lima) eksemplar, diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK.
3. Laporan Antara
Laporan Antara berisi kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
ruang lingkup kegiatan dan metodologi sampai dengan bulan ke 3 (tiga).
Laporan ini dibuat 5 (lima) eksemplar, diserahkan 3 (bulan) bulan setelah
SPMK.
4. Draft Laporan Akhir
Laporan Draft Akhir berisi kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
ruang lingkup kegiatan dan metodelogi sampai dengan bulan ke 4 (empat).
Laporan ini dibuat 5 (lima) eksemplar, diserahkan 4 (empat) bulan setelah
SPMK.
5. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisikan hasil pelaksanaan kegiatan tahap akhir dengan muatan
substansi sebagaimana yang telah disebutkan pada ruang lingkup kegiatan.
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar, diserahkan 5 (lima) bulan
setelah SPMK dalam bentuk hardcopy dan softcopy CD sebanyak 5 (lima)
keping. Laporan Akhir ini harus dilampiri dengan:
a. Buku Fakta dan Analisis sebanyak 8 (delapan) eksemplar.
b. Buku RDTR sebanyak 8 (delapan) eksemplar
c. Buku Kajian Lingkungan Strategis sebanyak 8 (delapan) eksemplar
d. Album peta skala 1:5.000 pada format dan ukuran A1 sebanyak 8
(delapan) eksemplar Album peta pada format dan ukuran A3 sebanyak 8
(delapan) eksemplar disertai dengan Hardisk Eksternal.
e. Buku Raperda RDTR dan PZ sebanyak 8 (delapan) eksemplar.
f. Ringkasan Eksekutif sebanyak 8 (delapan) eksemplar.
g. Citra satelit resolusi tinggi (data sekunder).

F-9
h. Softcopy Peta RDTR dan PZ dalam format SHP.
i. Visualisasi 3D.
j. Dokumen-dokumen lainnya yang dihasilkan selama proses pelaksanaan
pekerjaan, seperti bahan paparan, bahan konsutasi publik, bahan FGD dll.
k. Seluruh hasil pekerjaan disalin ke dalam CD dan Hard disk Eksternal
sebanyak 2 unit.

Secara jelas, jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel F.1

F-10
USULAN TEKNIS – F

Tabel F.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Materi Teknis RDTR Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara
WAKTU PELAKSANAAN
BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. TAHAP PERSIAPAN
1. Memahami kerangka acuan kerja (KAK), kick off meeting, dan pengumpulan data dan 
informasi awal
2. Menyusun metodologi pelaksanaan kegiatan 
3. Penyusunan rencana kerja dan perangkat survei 
4. Melakukan tinjauan rencana pembangunan (RTRW, RPJMD, dll) 
5. Menyusun gambaran umum, masalah, dan isu strategis kawasan 
6. Merumuskan kriteria penentuan cakupan/ delineasi BWP 
7. Identifikasi cakupan/ delineasi BWP 
8. Penyiapan peta dasar, citra satelit, dan asistensi di BIG  
9. Pembahasan Laporan Pendahuluan 
B. TAHAP PENGOLAHAN DAN ANALISIS
1. Survei pengumpulan data primer dan sekunder 
2. Koordinasi cakupan BWP dengan Pemerintah Daerah 
3. FGD 1: penetapan dan penyepakatan cakupan BWP di daerah 
4. Konsultasi publik 1: isu strategis KLHS di daerah 

F-11
WAKTU PELAKSANAAN
BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5. Survei GCP, ICP, dan toponimi 
6. Tinjauan terhadap rencana pembangunan nasional, provinsi, dan kabupaten 
7. Merumuskan kondisi eksternal kawasan  
8. Merumuskan kondisi internal kawasan  
9. Asistensi orthoretifikasi CSRST dan peta dasar di BIG    
Analisis RDTR:
10. Melakukan analisis rencana pembangunan nasional, provinsi, dan kabupaten yang 
berpengaruh terhadap kawasan
11. Melakukan analisis keterkaitan dan kedudukan kawasan terhadap wilayah yang lebih 
luas
12. Melakukan analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan 
13. Melakukan analisis penggunaan lahan 
14. Melakukan analisis ekonomi dan sektor unggulan 
15. Melakukan analisis penduduk dan sosial budaya 
16. Melakukan analisis ketersediaan dan kebutuhan prasarana transportasi, energi dan listrik, 
telekomunikasi
17. Melakukan analisis ketersediaan dan kebutuhan prasarana SPAM, SPAL, drainase, 
sampah
18. Melakukan analisis ketersediaan dan kebutuhan sarana kawasan 

F-12
WAKTU PELAKSANAAN
BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
19. Melakukan analisis pembiayaan pembangunan 
20. Melakukan analisis kelembagaan penataan ruang 
21. Melakukan analisis komoditas unggulan dan peluang industri 
22. Melakukan analisis potensi pariwisata 
Analisis PZ:
23. Melakukan analisis zona penggunaan lahan 
24. Melakukan analisis karakteristik kegiatan pemanfaatan ruang 
25. Melakukan analisis kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang 
26. Melakukan analisis dampak kegiatan 
27. Melakukan analisis tata bangunan 
28. Melakukan analisis izin pemanfaatan ruang 
29. Melakukan analisis zona penggunaan lahan 
30. Melakukan analisis kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang 
31. Merumuskan potensi, masalah, dan isu strategis kawasan 
32. Merumuskan konsep dan tujuan penataan ruang 
Analisis KLHS:
33. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi Lingkungan 
Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

F-13
WAKTU PELAKSANAAN
BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
34. Melaksanakan pendokumentasian KLHS / Penyusunan Laporan KLHS 
35. Asistensi peta dasar dan peta tematik di BIG    
36. Pembahasan Laporan Antara 
C. TAHAP PENYUSUNAN RDTR DAN PZ
1. Merumuskan Konsep RDTR Kawasan Perkotaan:
a. Cakupan BWP dan sub BWP;
b. Tujuan penataan ruang;
c. Rencana struktur ruang; 
d. Rencana pola ruang;
e. Penetapan Sub BWP prioritas;
f. Ketentuan pemanfaatan ruang.
1.FGD 2: konsep dan tujuan penataan ruang di daerah 
1.FGD 3: rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan Sub BWP 
prioritas di daerah
1.FGD 4: penetapan dan penyepakatan cakupan BWP di daerah 
2. Merumuskan Konsep Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan: 
a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
b. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan tata bangunan;
d. Ketentuan prasarana minimal;

F-14
WAKTU PELAKSANAAN
BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
e. Ketentuan khusus;
f. Standar teknis;
g. Ketentuan pelaksanaan.
1.FGD 5: PZ di daerah 
Penyusunan KLHS:
3. Perumusan Alternatif kebijakan, rencana, dan/atau program 
4. Penyusunan rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana,

dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
5. Melaksanakan penjaminan kualitas KLHS 
6. Melaksanakan pendokumentasian KLHS / Penyusunan Laporan KLHS 
1.Konsultasi publik 2: KLHS dan RDTR PZ di daerah 
7. Penyempurnaan konsep materi RDTR dan PZ Kawasan Perkotaan 
8. Penyusunan Raperda dan naskah akademik RDTR dan PZ Kawasan Perkotaan 
9. Penyusunan Album Peta RDTR dan PZ Kawasan Perkotaan 
1.FGD 6: raperda RDTR dan PZ di daerah 
10. Penyempurnaan konsep materi raperda RDTR dan PZ Kawasan Perkotaan 
1.Asistensi peta rencana di BIG  
11. Pembahasan Laporan Akhir 

F-15
WAKTU PELAKSANAAN
BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
D. LAPORAN
1. Laporan Bulanan     
2. Laporan Pendahuluan 
3. Laporan Antara 
4. Laporan Akhir: 
a. Buku Fakta dan Analisa 
b. Buku RDTR 
c. Album Peta A1 dan A3 
d. Buku RDTR dan PZ 
e. Buku Kajian Lingkunga Hidup Strategis (KLHS) 
f. Ringkasan Eksekutif 
g. Citra satelit resolusi tinggi 
h. Softcopy Peta RDTR dan PZ 
i. Visualisasi 3D 
j. Dokumen lainnya dan Hard Disk Eksternal 

F-16
Gambar E.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Gambar F.1 Bagan Alur Tahap Pelaksanaan Kegiatan

F-17
USULAN TEKNIS – F

F.2 ORGANISASI PERSONIL


Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan Materi Teknis RDTR Kabupaten
Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara secara struktural operasional
meliputi:
1. Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Negara (BPN), selaku pemilik pekerjaan yang dalam
kegiatan keseharian akan ditangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada
tahun anggaran 2019;
2. Tim Teknis/Supervisi adalah tim yang ditunjuk oleh PPK dari staf teknis di
lingkungan Direktorat Perencanaan Tata Ruang, Direktorat Jenderal Tata Ruang,
Kementerian ATR/BPN;
3. Ketua Tim adalah koorinator pelaksana dari pihak penyedia jasa yang bertanggung
jawab penuh dalam pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan, dan mempunyai
akses untuk mengadakan koordinasi, konsultasi, dan rapat lainnya kepada Tim
Supervisi maupun kepada kementerian/lembaga teknis terkait di Pusat, Satuan
Kerja Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian ATR/BPN melalui PPK, dan
kepada Pemerintah Daerah dan pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan
ini.
4. Kelompok Tim Tenaga Ahli berasal dari penyedia jasa yang akan
ditugaskan/dilibatkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sesuai dengan amanat
Kerangka Acuan Kerja dan pengarahan-pengarahan dari Tim Supervisi; dan/atau
5. Staf Pendukung, terdiri atas seorang sekretaris dan operator komputer yang akan
ditugaskan untuk membantu serta mendukung kelancaran tugas dari Ketua Tim dan
Tim Tenaga Ahli dalam pekerjaan ini.

Secara jelas, struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilihat


pada gambar di halaman berikut.

F-18
Gambar F.2 Struktur Organisasi Pelaksanaan Kegiatan

F-19

Anda mungkin juga menyukai