Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS PADA

LANSIA DENGAN KASUS HIPERTENSI


DI DUSUN LEMPUYANGAN
Disusun Untuk Memenuhi Mata Ajar Keperawatan Kelompok Khusus
Dosen Pengampu : Ns. Diana Dayaningsih,M. Kep

Disusun oleh :
Lulu Swastika (20101440118002)
Nadya Tri Yuwinda (20101440118053)
Nezdy Puspitahesti (20101440118054)
Nur Setyo Sukma H (20101440118058)
Retno Wulandari (20101440118061)
Rico Primanto (20101440118062)
Rika Desiana L. S (20101440118063)

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


SEMARANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah. SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan perlindungan dan kesehatan
sehinggakami dapat menyusun asuhan keperawatandengan judul “Asuhan
Keperawatankelompok Khusus Lansia Dengan Penyakit Hipertensi Di Dusun
Lempuyangan”. Dimana asuhan keperawatanini sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini kami
banyak  menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan  referensi dan keterbatasan
penulis sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki kami
maka kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan
sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, sebagai
manusia kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Demikian asuhan keperawatanyang kami buat, semoga asuhan keperawatanini
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.

                                                                                  Semarang, Mei 2020

                         
    
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut uu No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pasal 1


ayat 2 yang berbunyi lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai batas
usia 60 tahun keatas. Lanjut usia merupakan proses mengalami penuaan
anatomi, fisiologis, dan jaringan oragan yang dapat mempengaruhi keadaan
fungi tubuh secara keseluruhan (Fatmah,2010).
Pada lanjut usia terjadi kemunduran fungsi tubuh dimana salah satunya
adalah kemundurang fungsi kerja pembuluh darah. Penyakit yang sering di
jumpai pada lansia adalah hipertensiatau tekanan darah tinggi.
Istilah Hipertensi diambil dari bahasa Inggris Hypertention yang
berasaldari bahasa latin “Hyper” dan “ tension” yang artinya “hyper” berarti
super atau luar biasa dan “tension” berarti tekanan atau tegangan.
Hypertension akhirnya menjadi istilah kedokteran yang populer untuk
menyebut penyakit tekanan darah tinggi.
Tekanan darah adalah tenaga yang di pakai oleh drah yang di pompakan
dari jantung utnuk melawan tahanan pembuluh darah, jika tekanan darah
seseorang meningkat dengan tajam dan kemudian menetap tinggi, orang
tersebut dapat di katakan mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi
(Gunawan, 2001).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140mmHg
atau lebih dari tekanan diastolik 120mmHg. Hiperetnsi dapat didefinisikan
sebagai tekanan darah persisten, dimanatekanan sistolnya diatas 140mmHg
dan diastolnya di atas 90 mmHg.
Menurut WHO 1996 pada populasi lansia hipertensi diatas batasan
tekanan darah normal maksimum 140/90mmHg. Apabila tekanan darah
seseorang diatas angka tersebut menandakan seseorang mengalami hipertensi.
Penderita hipertensi memiliki lebih besar untuk mendapatkan serangan
jantung dan stroke (Suwarsa,2006).
Pada tahun 2013, WHO mencatatsatu miliar orang di dunia
menderitahipertensi. Hipertensi penyebab kematianhampir 8 juta orang setiap
tahun diseluruh dunia dan hampir 1,5 juta orangsetiap tahun di Asia Tenggara.
Sekitarsepertiga dari populasi orang dewasa di daerah Asia Tenggara
memilikitekanandarah tinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas) Badan
Penelitian danPengembangan Kesehatan (Balitbangkes)tahun
2013menunjukkan prevalensihipertensi secara nasional mencapai31,7%.
Prevalensi ini jauh lebih tinggidibanding Singapura (27,3%),
Thailand(22,7%), dan Malaysia (20%). Hipertensi merupakan
penyebabkematian nomor 3 setelah stroke dantuberkulosis, dengan PMR
(ProportionalMortality Rate) mencapai 6,7 % daripopulasi kematian pada
semua umur diIndonesia. Berdasarkan Profil DinasKesehatan Provinsi
Sumatera Utara tahun2013yang merujuk hasil Riskesdas 2012 di Sumatera
Utara, dari 10 jenis penyakittidak menular diketahui bahwa
prevalensihipertensi menduduki peringkat tertinggikeempat dengan proporsi
5,8% setelahpersendian, jantung, dan gangguanmental. Prevalensi hipertensi
tertinggi diKabupaten Nias Selatan 9,6% danterendah di Kabupate Serdang
Bedagaiyaitu 2,4%.Sedangkan pada Tahun 2015 di Indonesia jumlah lansia
mencapai 24,5 juta orang. Di Jawa Timur jumlah lansia mencapai 3,5 juta
orang(Badan Pusat Statistik,2015).
Berdasarkan Survei Kesehatan RumahTangga (SKRT) tahun 2012,
kematian akibatpenyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesiasebesar
26,3%, sedangkan data kematian di rumahsakit tahun 2013 sebesar 16,7
(Ruhyana, 2015). Di Indonesia banyaknya penderitahipertensidiperkirakan 15
juta orang tetapi hanya 4% yangmerupakan hipertensi terkontrol.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulis yang ingin dicapai adalah mampu
memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia dengan hipertensi secara
nyata dan aktual.
b. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada lansia dengan hipertensi
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada lansia dengan hipertensi
3. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi
4. Melakukan tindakan asuhan keperawatan pda lansia dengan hipertensi
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada lansia dengan hipertensi

C. Manfaat
a. Bagi Penulis
1. Menerapkan asuhan keperawatan kelompok khusus pada lansia dengan
hipertensi
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan asuhan
pada lansia dengan hipertensi
3. Meningkatkan keterampilan dalam asuhan keperawatan pada lansia
dengan hipertensi
b. Bagi Pembaca
Karya tulis ini diharapkan mampu dijadikan dalam memberikan
asuhan keperawatan untuk meningkatkan pelayanan kelompok khusus
yang khususnya pada lansia dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Lansia
1. Definisi
Lansia atau menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti
diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yang menyebabkan
penyakit degenerative misl hipertensi, stroke, diabetes melitus
(Nurrahmani,2012)
2. Batasan Lansia
Menurut WHO batas usia lansia antara lain sebagai berikut :
a. Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45-59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly) kelompok usia 60-74 tahun.
c. Lanjut usia (old) kelompok usia 74-90 tahun.
d. Lansia sangat tua (very old) kelomok usia > 90 tahun.
3. Klasifikasi Lansia
Menurut Depkes RI (2003) mengklasifikasikan lansia dalam kategori :
a. Pralansia (prasenilis) seserorang yang berusia 45-59 tahun.
b. Lansia , seseorang yang berusia 60 tahun lebih.
c. Lansia beresiko tinggi, seseorang yang beruiaa 70 tahun/lebih yang
beresiko memiliki masalah kesehatan.
d. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan/
melakukan kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa.
e. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya atau tidak bisa mencari
nafkah sehingga kehidupannya tergantung pada orang lain.
4. Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Menurut Mujahidullah (2012) dan Wallace (2007), beberapa perubahan
yang akan terjadi pada lansia diantaranya adalah perubahan fisik,intelektual,
dan keagamaan.
a. Perubahan fisik
1) Sel, saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh akan
berubah, seperti jumlahnya yang menurun, ukuran lebih besar sehingga
mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan proposi protein di otak,
otot, ginjal, darah dan hati berkurang.
2) Sistem persyarafan, keadaan system persyarafan pada lansia
akanmengalami perubahan, seperti mengecilnya syaraf panca indra.
Pada indra pendengaran akan terjadi gangguan pendengaran seperti
hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga. Pada indra
penglihatan akan terjadi seperti kekeruhan pada kornea, hilangnya
daya akomodasi dan menurunnya lapang pandang. Pada indra peraba
akan terjadi seperti respon terhadap nyeri menurun dan kelenjar
keringat berkurang. Pada indra pembau akan terjadinya seperti
menurunnya kekuatan otot pernafasan, sehingga kemampuan membau
juga berkurang.
3) Sistem gastrointestinal, pada lansia akan terjadi menurunya selara
makan, seringnya terjadi konstipasi, menurunya produksi air
liur(Saliva) dan gerak peristaltic usus juga menurun.
4) Sistem genitourinaria, pada lansia ginjal akan mengalami
pengecilansehingga aliran darah ke ginjal menurun.
5) Sistem musculoskeletal, pada lansia tulang akan kehilangan cairan dan
makin rapuh, keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian kaku dan
tendon mengerut.
6) Sistem Kardiovaskuler, pada lansiajantung akan mengalami pompa
darah yang menurun, ukuran jantung secara kesuruhan menurun
dengan tidaknya penyakit klinis, denyut jantung menurun, katup
jantung pada lansia akan lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi
lipid. Tekanan darah sistolik meningkat pada lansia kerana hilangnya
distensibility arteri. Tekanan darah diastolic tetap sama atau
meningkat.
b. Perubahan intelektual
Menurut Hochanadel dan Kaplan dalam Mujahidullah (2012), akibat
proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan otak
seperti perubahan intelegenita Quantion(IQ) yaitu fungsi otak kanan
mengalami penurunan sehingga lansia akanmengalami kesulitan dalam
berkomunikasi nonverbal, pemecehan masalah, konsentrasi dan kesulitan
mengenal wajah seseorang. Perubahan yang lain adalah perubahan
ingatan, karena penurunan kemampuan otak maka seorang lansia akan
kesulitan untuk menerima rangsangan yang diberikankepadanya sehingga
kemampuan untuk mengingat pada lansia juga menurun.
c. Perubahan keagamaan
Menurut Maslow dalam Mujahidin (2012), pada umumnya lansia akan
semakin teratur dalam kehidupan keagamaannya, hal tersebut
bersangkutan dengan keadaan lansia yang akan meninggalkan kehidupan
dunia.
5. Kebutuhan Dasar Lansia
Kebutuhan dasar lansia adalah kebutuhan manusia pada umumnya yaitu,
kebutuhan makan, perlindungan diri, perawatan kesehatan, kebutuhan sosial
dalam melakukan hubungan interaksi dengan yang lain.
a. Kebutuhan Utama
1) Kebutuhan Fisiologis/Biologis seperti makanan yang bergizi, seksual,
pakaian, tempat berteduh.
2) Kebutuhan ekonomi berup penghasilan yang memadai.
3) Kebutuhan kesehtan fisik, mental, perawatan pengobatana.
4) Kebutuhan psikologis, berupa kasih sayang adanya tanggapan dari
orang lain, ketentraman, merasa brguna, memiliki jati diri.
5) Kebutuhan sosial berupa peranan dalam hubungan dengan orang lain,
keluarga maupun teman sebayanya.
b. Kebutuhan Sekunder
1) Kebutuhan dalam melakukn aktifitas.
2) Kebutuhn dalam mengisi waktu luang.
3) Kebutuhan bersifat agama/spiritual, seperti memahami arti hidup di
duni dan hal-hal yang termasuk dalam kematian.
c. Tugas Perkembangan Pada Lanjut Usia
MenurutHavighurst dalam Stanley(2009), tugasperkembangan adalah
tugas yang muncul pada periode tertentu dalam kehidupan suatu individu.
Ada beberapa tahapan perkembangan yang terjadi pada lansia, yaitu :
1) Penyesuaikan diri kepada penurunan kesehatan dan kekuatan fisik.
2) Penyesuaian diri kepada masa pension dan hilangnya pendapatan.
3) Penyesuaaian diri kepada kematian pasangan dan orang terdekat
lainnya.
4) Pembantukan gabungan (pengelompokan) yang sesuai denganya.
5) Pemenuhan kewajiban social dan kewarganegaraan.
6) Pembentukan kepuasan pengaturan dalam kehidupan.
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka
mortabilitas maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140/90mmHg
dengan kata normal untuk usia pra lansia-lansia. Dimana jika terjadi kenaikan
pada angka tersebut bisa di ketgorikan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
(Triyanto,2014).
Tekanan darah tinggi dikenal juga dengan hipertensi yang merupakan
suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri 140/90mmHg. Secara umum
akan dapat meningkatkan resiko terhadap tekanan jantung, mengalami stroke,
deiabetes melitus, gagal jantung, gagal ginjal.
2. Etiologi
Menurut Smelizer dan Bare (2000) penyebab hipertensi di bagi menjadi 2
yaitu :
a. Hipertensi Esensial / Primer.
Ini adalah suatu hipertensi dimana penyebab sekunder dari hipertensi
tidak ditemukan. Kurang lebih 90% pad alansia mengalami hipertensi
esnsial dan 10% tergolong hipertensi sekunder. Hipertesnsi primer ini
biasanya terjadi pada usia 30-50 tahun, pada penyakit ini biasanya di dertai
penyakit gagal ginjal, renovaskuler. Yang biasany di picu oleh faktor
stress, mengkonsumsi alkohol,meroko, lingkungan dan gaya hidup.
b. Hipertensi sekunder
Ini terjadi karena di sebabkan oleh kelainan pembuluh darah di ginjal,
gangguan kelenjar tiroid atau penyabab lainnya :
1) Elastisitas dinding aorta menurun.
2) Katub njantung menebal dan menjadi kaku.
3) Kemampuan memompa turun seara berangsur-angsur.
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah untuk oksigenasi.
5) Meingkatnya retensi pembuluh drah perifer.
6) Faktor resiko : gaya hidup yang kurang sehat, obesitas,pola makan
yang kurang bagus.

Klasifikasi tekanan darah normal untuk lansia


Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat 1 140-159 90-99
(Hipertensi Ringan)
Sub grup (dalam 140-149 90-100
pembatasan)
Tingkat 2 160-179 100-104
(hipertensi sedang)
Tingkat 3 >180 >110
( hipertensi berat)

3. Patofisologi
Hampir semua penyakit kronis tidak datang tiba-tiba, tetapi memiliki
riwayat perjalanan yang lama. Begitu pula dengan hipertensi. Ketika
seseorang terdiagnosis hipertensi untuk pertama kalinya, bisa jadi ia sudah
mulai memiliki hipertensi beberapa tahun sebelumnya. Patofisiologi hipertensi
secara alami diawali dari kenaikan tekanan darah sesekali saja. Tanpa
melakukan pemeriksaan tekanan darah, Kamu tidak akan tahu kalau terjadi
kenaikan tekanan darah. Naiknya tekanan darah yang kadang-kadang ini,
lama-kelamaan akan semakin sering dan kemudian menetap, atau tidak bisa
turun kembali. Awalnya, penderita hipertensi tidak merasakan gejala. Jika pun
ada gejala, biasanya tidak spesifik dan berubah-ubah.
Setelah penyakit berkembang menjadi hipertensi persisten (menetap),
maka patofisiologi hipertensi menjadi lebih rumit, di mana sudah melibatkan
kerusakan organ-organ lain di seluruh tubuh. Diawali dari kerusakan
pembuluh-pembuluh darah kecil karena hipertensi, diikuti pembuluh darah
yang lebih besar seperti arteri dan aorta. Keduanya adalah pembuluh utama di
tubuh yang berukuran besar, salah satunya yang membawa darah menuju dan
meninggalkan jantung.  Kerusakan pembuluh darah kecil juga terjadi di
seluruh organ tubuh sehingga perlahan-lahan jantung, ginjal, retina, dan sistem
sarafpusat akan mengalami kerusakan. Patofisiologi Hipertensi Sesuai Waktu
Kejadiannya. Jika diamati, inilah patofisiologi hipertensi diawali dari tahap
sangat dini hingga hipertensi tingkat lanjut:
a. Prehipertensi
Prehipertensi sering juga disebut hipertensi tahap awal, yaitu ketika
hasil pemeriksaan tekanan darah menunjukkan kenaikan tetapi belum
masuk kategori hipertensi. Prehipertensi ditandai dengan tekanan darah
sistolik (angka atas) adalah 120 mmHg-139 mmHg, dan diastolik (angka
bawah) adalah 80 mmHg-89 mmHg. Prehipertensi adalah tanda peringatan
bahwa Kamu mungkin akan mengalami tekanan darah tinggi di masa
mendatang. Prehipertensi ini dapat ditemui pada usia 10-30 tahun.
Penyebabnya biasanya peningkatkan curah jantung.
b. Hipertensi Tahap 1
Hipertensi tahap 1 umumnya dialami pada usia 20-40 tahun, ketika
tekanan darah antara 140/90 dan 159/99. Jika sudah diketahui hipertensi
seperti ini, maka harus dilakukan terapi.
c. Hipertensi Tahap 2
Dikenal juga sebagai hipertensi tahap 2, yakni ditunjukkan dengan
tekanan darah 160/100 atau lebih tinggi. Umumnya hipertensi yang sudah
menetap ini diderita orang mulai usia 30-50 tahun.
d. Hipertensi tingkat lanjut (komplikasi)
Ini adalah tahap akhir hipertensi ketika sudah terjadi komplikasi ke
organ tubuh lainnya baik ke pembuluh darah jantung, ginjal, mata, dan
saraf. Usia rata-rata mulai muncul gejala komplikasi adalah 40-60 tahun.
4. Pathway

5. Komplikasi
a. Stroke
Stroke adalah gangguan funsional otak fokal maupun global akut, lebih
dari 24 jam yang berasal dari gangguan darah otak dan bukan disebabkan
oleh gangguan perdarahan darah.
b. Gagal ginjal
Merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan
irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian yang
menuju ke kardiovaskuler.

c. Infark miokardium
Terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus
yang menyumbat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
6. Pencegahan Hipertensi
Sebenarnya sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya, hanya
diperlukan disiplin dan kepatuhan dalam menjalani terapi hipertensi atau pola
hidup yang sehat, sabar, dan ikhlas dalam mengendalikan perasaan dan
keinginan atau ambisi. Disamping itu berusaha untuk memperoleh kemajuan,
selalu sadar atau mawas diri untuk ikhlas menerima kegagalan atau kesulitan.
Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya
tidak menjadi lebih parah, tentunya harus disertai obat-obatan yang ditentukan
oleh dokter. Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil
tindakan pencegahan yang baik (Stop High Blood Presure), antara lain dengan
cara sebagai berikut (Gunawan, 2006).
a. Mengurangi Konsumsi Garam
Pembatasan mengkonsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2
gram garam dapur untuk diet setiap hari.
b. Menghindari Kegemukan
Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan normal
atau tidak. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih dari 10% dari
berat badan normal.
c. Membatasi Konsumsi Lemak
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah
tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol hipertensi dapat mengakibatkan
terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama-
kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh
nadi dan mengganggu peredaran darah. Dengan demikian, akan
memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah
hipertensi. Kadar kolesterol normal dalam darah dibatasi maksimal 200
mg – 250 mg per 100 cc serum darah. Untuk menjaga agar kadar
kolesterol darah tidak bertambah tinggi. Himpunan Ahli Jantung Amerika
AHA menganjurkan agar konsumsi kolesterol dalam makanan dibatasi
tidak lebih dari 300 mg setiap hari.
d. Makan Banyak Buah dan Sayuran Segar
Buah dan sayuran segar megandung banyak vitamin dan mineral. Buah
yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan
tekanan darah.
e. Tidak Merokok dan Tidak Minum Alkohol
Nikotin yang ada di dalam rokok dapat mempengaruhi seseorang, bisa
melalui pembentukan plak aterosklerosis, efek langsung nikotin terhadap
pelepasan hormone epinephrine dan norepinephrine, ataupun melalui efek
CO dalam peningkatan sel darah merah.
f. Latihan Relaksasi atau Meditasi
Relaksasi dan meditasi berguna untuk mengurangi stress atau
ketegangan jiwa. Relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan dan
mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai,
indah, dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula dilakukan dengan
mendengarkan musik, atau bernyanyi.
7. Penatalaksanaan
a. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain :
Tekanan darah diatas rata-rata, adaya hipertensi pada anamnesa
keluarga, takikardi, obesitas, dan konsumsi garam berlebih yang
dianjurkan untuk :
1) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar
tidak terjadi hiperkolesterol, diabetes melitus, dll.
2) Dilarang untuk merokok
3) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam
4) Melakukan olahrga rutin yang di lakukan tiap hari dengan durasi
waktu yang cukup.

b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dimana bila penderita telah diketahui mencerita
hipertensi antara lain sebagai berikut :
1) Pengelolaan secra menyeluruh bagi penderita baik dengan obat
ataupun dengan tindakan seperti pencegahan primer.
2) Harus menjaga pola makan, gaya hidup supaya tekanan darah tidak
naik dan selalu dalam keadaan normal.
3) Batasi aktifitas yang berlebih
c. Pencegahan Tersier
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbilitas dan
mortalitas akibat komplikasi kardivaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah di bawah 140/90mmHg.
Dengan :
1) Terapi obat yang di gunakan untuk sebagai tindakan yang dimna untuk
mengurangi hipertensi ringan
2) Diit yang di anjurkan adalah mengurangi kadar garam dalam makanan
maupun masakan.
3) Berhenti merokok demi kesehatan jantung dan organ lainnya
4) Latihan fisik sangat di perlukan untuk mempertahankan body agar
tidak mudah sakit dengan di bantu mengkonsumsi makanan tinggi
serat, dan vitamin.
d. Penatalaksanaan Farmakologis
Pengobatan standart yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi (Joint National Commite on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure, USA, 1988) menyimpulkan bahwa
obat diuretic, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE
dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan
keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita. Bila tekanan
darah tidak dapat di control selama satu bulan, dosis obat dapat
disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan obat golongan lain
atau mengganti obat pertama dengan obat golongan yang lain. Sasaran
penurun tekanan darah adalah kurang dari 140/90 mmHg dengan efek
samping minimal. Penurunan dosis obat dapat dilakukan pada golongan
hipertensi ringan yang sudah terkontrol dengan baik selama satu tahun
(Gunawan, 2006). Jenis obat anti-hipertensi yang sering digunakan adalah
sebagai berikut :
1) Diuretika
Diuretika adalah obat yang memperbanyak volume air kencing,
mempertinggi pengeluaran garan (NaCl).
2) Alfa-blocker
Alfa-blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan
menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunnya tekanan darah.
3) Beta-blocker
Diduga kerjanya berdasarkan beta blokase pada jantung sehingga
mengurangi daya dan frekuensi kontraksi jantung. Dengan demikian,
tekanan darah akan menurun dan daya hipotensinya naik.
4) Vasodilator
Obat Vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding
arteriole sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dari tekanan
darah menurun.
5) Antagonis Kalsium
Mekanisme obat Antagonis Kalsium adalah menghambat
pemasukan ion kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh dengan efek
vasodilatasi dan turunnya tekanan darah.
6) Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan
menghambat Angiostensin Coverting Enziyme yang berdaya
vasokontriksi kuat.

e. Non Farmakologis
1) Terapi Diet
Terapi diet ini dikenal dengan istilah DASH (Dietary Approaches
to Stop Hipertension). Pengobatan ini pada umumnya mengubah pola
makan dan gaya hidupnya. Mungkin merasakan sebagian perbahan
terasa lebih berat dibandingkan terapi dengan yang lainnya. (Sotomo,
2006). Macam Diet dan Indikasi Pemberian : Diet rendah garam
diberikan kepada penderita dengan oedema atau hipertensi
sebagaimana terdapat pada penyakit decompensasi cordis, chirosis
hepatis, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan, dan
hipertensi esensial. Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai
dengan keadaan penyakit, dapat diberikan berbagai tingkat diet rendah
garam (Gunawan, 2006).
a. Diet Rendah Garam I (200 mg – 400 mg Na)
Dalam pemasakan tidak ditambahkan garam dapur. Bahan
makanan tinggi garam dihindarkan. Makanan ini diberikan kepada
penderita dengan oedema, ascites, dan/atau hipertensi berat.
Meskipun melakukan diet rendah garam, dalam mengkonsumsi
makanan harus diperhatikan ukuran/tekanan darah dan nilai gizi
makan yang dikonsumsi.
b. Diet Rendah Garam II (600 mg – 800 mg Na)
Pemberian dalam pemasakan diperbolehkan menggunakan 0,25
sdt garam dapur (1 gr), bahan makanan tinggi Natrium
dihindarkan. Makanan ini diberikan kepada penderita oedema,
ascietas, dan hipertensi tidak terlalu berat.
c. Diet Rendah Garam III (1000 mg – 1200 mg Na)
Pemberian dalam pemasakan diperbolehkan menggunakan 0,5
sdt (2 gr) garam dapur. Makanan ini diperbolehkan kepada
penderita dengan oedema atau penderita hipertensi ringan.

2) Terapi olahraga
Penelitian menunjukkan bahwa melakukan olah raga berhubungan
erat dengan penurunan tekanan darah. Mekanismenya tidak seluruhnya
jelas, tetapi kemungkinan berkaitan dengan perubahan pola makan
yang sering dilakukan pada saat berolahraga secara teratur.
Jenis olahraga yang efektif menurunkan tekanan darah tinggi
adalah olahraga aerobic dengan intensitas sedang (70-80%). Frekuensi
latihannya 3-5 kali seminggu, dengan lama latihan 30-60 menit sekali
latihan. Olahraga seperti jalan kaki atau jogging yang dilakukan
selama 16 minggu akan mengurangi kadar hormone norepineprin
(noradrenalin) dalam tubuh yakni zat yang dikeluarkan system saraf
yang dapat menaikkan tekanan darah (Wolf, 2008).
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian tahap 1
a. Geografi
Keadaan tanah : tanah subur karena letaknya masih di pedesaan dan
belum tercemar polusi udara kendaraan.
b. Demografi
1) Jumlah KK : 35 KK
2) Jumlah penduduk Keseluruhan : 327 jiwa
3) Jumlah lansia : 60 orang
4) Jumlah keluarga : 35 keluarga
5) Kepadatan penduduk : padat
6) Tingkat pendidikan lansia :
a. Perguruan tinggi : 8 orang
b. SMA : 18 orang
c. SMP : 11 orang
d. SD : 15 orang
e. Tidak bersekolah : 8 orang
7) Pekerjaan :
a. Pedagang : 75% jumlah penduduk
b. Buruh : 15 % jumlah penduduk
c. IRT : 5% jumlah penduduk
8) Agama : mayoritas agama Islam 100%
2. Pengkajian tahap 2
a. Lingkungan fisik
1) Perumahan : permanen rata-rata dalam keadaan baik
2) Penerangan : di lingkungan penerangan sangat cukup dan terang pada
malam hari
3) Sirkulasi udara : lingkungan sejuk karena banyak pohon yang di tanam
warga sekitar untuk menambah kesejukan.
4) Kepadatan penduduk : tergolong cukup padat.

b. Status pendidikan lansia


1) Perguruan tinggi : 8 orang
2) SMA : 18 orang
3) SMP : 11 orang
4) SD : 15 orang
5) Tidak bersekolah : 8 orang
c. Keamanan dan keselamatan
1) Pemadam kebakaran : tidak ada (letak terlalu jauh dari desa )
2) Polisi : ada tapi hanya di dekat pasar, dan kota.
3) Sarana transportasi : sepeda ontel, motor, bus mini,, mobil pribadi.
4) Keadaan jalan : jalan sudah di aspal dan ramai kendaraan.
d. Struktur pemerintahan
1) Masyarakat swadaya yang terdiri dari 1 RW dan 4 RT
2) Kader desa : 5 orang
3) PKK : ada dan masih berjalan aktif tiap minggu
4) Karang taruna : ada dan berjalan setiap bulan
5) Kumpuln agmana : ada dan aktif di masyarakat
e. Sarana dan Fasilitas Kesehatan
1) Pelayanan kesehatan : ada praktik bidan di dekat jalan raya
2) Tenaga kesehatan : 2 perawatan dan 1 bidan
3) Tempat ibadah : terdapat masjid dan mushola
4) Sekolah : terdapat 1 taman kanak-kanak
5) Pasar tradisional ; ada beberapa di wilayah ini, terdapat di dalam
desa maupun di kota.
6) Posyandu : terdapat posyandu balita dan lansia
7) Jamban : 85% sudah mempunyai jamban di rumah masing-masing
8) Sarana MCK : semua dilakukan di kamar mandi masing-masing di
dalam rumah

f. Ekonomi
Keadaan ekonomi di Desa Lempuyangan dalam kategori baik
dimana para penduduknya bekerja sebagai pedagang, buruh untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari, rata-rata penghasilan :
1) 800.000 : 40%
2) 800.000 s/d 2.000.000 : 50%
3) > 2.000.000 : 10%
g. Rekreasi
Karang taruna di Desa Lempuyanagn sering mengadakan wisata religi
maupun wahana bermain anak-anak dalam 6 bulan sekali yang di harapkan
dapat mengurangi beban pikiran yang di derita masyarakat khususnya
lansia. Rekapitulasi data bulan April-Mei di puskesmas Lempuyangan
dengan jumlah lansia 60 orang yang memeriksakan kesehatannya
terlampir sebagai berikut :
1) Hipertensi : 45 orang
2) Atritis : 10 orang
3) DM : 5 orang
Dari data kesehatan RW 2 didapatkan data bahwa :
1) Jumlah lansia keseluruhan : 60 orang
2) Jumlah lansia dengan hipertensi : 45 orang
3) Jumlah lansia dengan atritis : 10 orang
4) Jumlah lansia dengan DM : 5 orang
3. Analisa Data
No DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
1. DS : Defisit pengetahuan Kurang informasi.
1. Hasil kuesioner menunjukkan 85% (00126)
lansia tidak mengetahui pencegahan dan
perawatan hipertensi.
2. Dari hasil wawancara dengan kader
menyampaikan “kami beluh pernah
memberikan penyuluhan tentang
hipertensi.
DO :
1. Dari data menunjukkan 60% lansia
belum mengurangi garam dalam
makanan.
2. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan
5% lansia memiliki hipertensi berat,
10% lansia mengalami hipertensi
ringan, dan 75% memiliki tekanan darah
normal.
2. DS : Resiko tinggi Kurangnya
1. Dari hasil wawancara dengan ketua RW peningkatan angka pengetahuan.
2 mengatakan bahwa rata-rata lansia kejadian hiprtensi
yang menderita hipertensi sebanyak pada lansia.
45% (00215)
DO :
1. Berdasarkan data dari Ketua RW pada
bulan April-Mei 45 % lansia mederta
hipertensi.
2. 85 % kemampuan lansia dalam
mengenali secara dini penyakit hipertesi
kurang baik.
3. 45 % warga yang menderita hipertensi
tidak pernah mendapat penyuluhan.

4. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.(00126)
b. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.(00215)

5. Intervensi
Hari/ DX.Kep Tujuan dan Intervensi TTD
Tangga Kriteria Hasil
l
Jumat, Defisit pengetahuan Setelah dilakukan a. Pencegahan Perawa
15 Mei berhubungan tindakan keperawatan primer : t
2020 dengan kurangnya masalah defisit Pengajaran
informasi. (00126) pengetahuan b.d Peresepan Diit
kurang (5614)
informasi(00126)dap 1. Informasikan
at teratasi dengan jenis-jenis
kriteria hasil : makanan yang
a. Mengetahui diit disarankan
yang disaranakan. untuk diet
b. Target tekanan hipertensi
darah normal. 2. Informasikan
c. Melakukan terapi jenis-jenis
yang disarankan. makanan yang
harus dihindari
penderita
hipertensi
3. Pantau
pemilihan
makanan yang
dikonsumsi

b. Pencegahan
sekunder
Pengajaran
Peresepan Latihan
(5612)
1. Terapi yang
digunakan
untuk
penurunan
hipertensi
2. Informasikan
manfaatterapi
penurunan
hipertensi.
3. Ajarkan terapi
yang
digunakan
untuk
penurunan
hipertensi.

Pengajaran
Peresepan Obat-
Obatan (5616)
1. Tinjau
pengetahuan
pasien tentang
obat hipertensi
yang biasa
dikonsumsi
2. Jelaskan tujuan
dan kerja obat
antihipertensi
yang
dikonsumsi
3. Jelaskan dosis,
rute, dan durasi
dari obat
4. Informasikan
konsekuensi
jika tidak
mengkonsumsi
obat-obatan
tersebut
c. Pencegahan
tersier
1. Dukungan
keluarga
2. Tindakan
medis
3. Konsultasi
dokter
4. Rujukan
Jumat, Resiko tinggi Setelah dilakukan a. Pencegahan Perawa
15 Mei peningkatan angka tindakan keperawatan primer : t
2020 kejadian hipertensi resiko tinggi 1. Pendidikan
pada lansia peningkatan angka kesehatan
berhubungan kejadian hipertensi 2. Memfasilitasi
dengan kurangnya pada lansia b.d pembelajaran
pengetahuan. kurang pengetahuan 3. Pengjarkan
(00215) (00215)dapat teratasi prosedur dan
dengan kriteria hasil : tindakan
a. Menunjukkan b. Pencegahan
berkurangnya sekunder
perilaku berisiko 1. Terapi perilaku
meningkatnya 2. Terapi gaya
hipertensi dan hidup
meningkatnya 3. Terapi pola
efektifitas nutrisi
pemeliharaan c. Pencegahan
kesehatan pada tersier
resiko 1. Dukungan
meningkatnya keluarga
hipertensi. 2. Tindakan
medis
3. Konsultasi
dokter
4. Rujukan
6. IMPLEMENSTASI DAN EVALUASI
Tanggal Dx. Kep Implementasi Evaluasi Rencana tindak lanjut
16 Mei Defisit 1. Menginforma S: 1. Pihak warga :
2020 pengetahuan sikan jenis- 1. Para lansia Para warga sangat
berhubungan jenis makanan mengatakanse mendukung kegiatan
dengan kurang yang harus dikit paham pemeriksaan unuk
informasi. dihindari tentang keselurahan maupun untuk
(00126) penderita makanan yang para lansia
penyakit harus dihindari 2. Pihak kader
hipertensi dan mampu Kader menyetujui tentang
2. Memberikan mengontrol kegiatan yang di
edukasi atau selenggarakan dan meminta
terkait meminimalkan untuk pelayanan agar lebih
tindakan gejala kreatif lagi.
untuk hipertensi 3. Pihak kelurahan
mengontrol 2. Para lansia Pihak kelurahan sangat
atau mengatakan menghimbau untuk
meminimalka sudah kegiatanini dilakukan
n gejala mengetahui rutin dan lebih
hipertensi cara minum luas lagi jangkauannya
3. meninjau obat dengan denganbekerja sama
pengetahuan benar setelah denganpuskesmas.
pasien tentang dilakukan 4. Pihak puskesmas
obat pendidikan Sangat ingin membantu
hipertensi kesehatan ini. dalam kegiatan yang sudah di
yang biasa selenggarakan.
dikonsumsi O:
4. Menjelaskan 1. Para lansia
dosis, rute, tampak
dan durasi memperhatika
dari obat n dan memahi
materi yang
telah
disampaikan
perawat.
2. Para lansia
tampak
antusias dan
semangat
mengikuti
kegiatan
penyuluhan.

A:
Masalah defisit
pengetahuan b.d
kurang
informasi
(00126)belum
teratasi.

P:
Lanjutkan
intervensi
1. Lakukan
pendidikan
kesehatan
secara berkala.

16 Mei Resik 1. Mengkaji S: 1. Pihak warga :


2020 o penyebab 1. Para lansia Para warga sangat
tinggi hipertensi mengatakan mendukungkegiatan
pening yang diderita bahwa mereka pemeriksaan unuk
katan lansia sudah paham keselurahan maupun untuk
angka 2. Melakukan tentang para lansia
kejadi pendekatan penyakit 2. Pihak kader
an dan hipertensi Kader menyetujui tentang
hipert pembinaan 2. Para lansia kegiatan yang di
ensi pada lansia mengatakan selenggarakan dan meminta
pada 3. Melakukan akan menjaga untuk pelayanan agar lebih
lansia pendidikan gaya hidup, kreatif lagi dan.
berhu kesehatan pola makan 3. Pihak kelurahan
bunga untuk para sehari-hari Pihak kelurahan sangat
n lansia 3. Para lansia menghimbau untuk kegiatan
denga 4. Melakukan mengatakn ini dilakukan rutin dan lebih
n pemeriksaan ingin di luas lagi jangkauannya
kuran TD, fisik periksa lebih dengan bekerja sama dengan
gnya pada para lanjut oleh puskesmas.
penget lansia pelayan 4. Pihak puskesmas
ahuan. kesehatan Sangat ingin membantu
(0021 dalam kegiatan yang sudah di
5) selenggrakan, arapannya
O: warga Desa Lempuyangan
1. Para lansia bisa selalu menjaga
tampak kesehatannya.
paham dan
mengerti
tetang materi
yang sudah di
berikan
2. Para lansia
ingin segera
di periksa
kesehatannya.
3. Para lansia
terlihat
antusias
untuk hidup
lebih sehat
demi
kesehtaan
mereka

A:
Masalah
Resiko
tinggi
peningk
atan
angka
kejadian
hiperten
si pada
lansia
berhubu
ngan
dengan
kurangn
ya
pengeta
huan
(00215)
belum
teratasi.

P:
Lanjutkan
Intervensi
1. Lakukan
pemeriksaan
rutin setiap
bulannya
dengan
persetujuan
kader
setempat.
ASKEP KELOLAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS PADA LANSIA
DENGAN KASUS HIPERTENSI DI DUSUN LEMPUYANGAN
A. Pengkajian

No. Item Sub Item Sub – Sub Item Metode Sumber


Item Pertanyaan A W O
1. Sosial Demogra Identifikasi Nama √ Klien
fi respon Usia √ Klien
Jeniis √
kelamin
Tanggal √
lahir
Alamat √
Populasi Jumlah jenis √ Kader.
lansia

Jumlah √ Klien
lansia yang
tinggal
bersama
keluarga
Jumlah jenis √ Kader
pekerjaan
lansia
2. Epidemi Mordibit Kejadian Angka √ Posyandu
ologi as kejadian
jenis- jenis
HT
kecacata Disabilitas Kecacatan √ √ Klien
n akibat HT
3. Perilaku Gaya Pola Terlalu √ Klien
hidup konsumsi sering
makan
berlemak
Perilaku Belum bisa √ Klien
beresiko mengurangi
mengkonsu
msi garam.

Kebiasaan √ Klien
merokok
Tindakan Melakukan √ Klien
pencegahan latihan fisik/
berolahraga
rutin.
Melakukan √ Klien
pemeriksaan
rutin.
4. Edukasi Predisposi Pengetahua Lansia √
dan ng n mengetahui
organisa pencegahan
si dan
perawatan
HT.
Sikap Keinginan √ Klien
berperilaku
sehat
Reinforci Dukungan. Dukungan √ Kader
ng kader dalam
memberikan
informasi.

Perilaku Penyuluhan V √ Kadar


Nakes HT dari
Nakes
Enabling Sumber Jumlah √ Kader
dukungan kader dalam
posyandu.
5. Administ Administ Program Program √ Kader
rasi dan rasi. Kesehatan surveillance
Kebijaka kesehatan
n Ht
Kendala √ Kader
program
Alokasi √ Kader
program
Waktu √ Kader
program
Kebijaka Peraturan Peraturan √ Kader
n program
kesehatan
pemerintah
PRE PLANNING KEGIATAN PENYULUHAN PHBS
DI DUSUN LEMPUYANGAN

A. LATAR BELAKANG
Lanjut usia merupakan proses mengalami penuaan anatomi, fisiologis, dan
jaringan organ yang dapat mempengaruhi keadaan fungi tubuh secara
keseluruhan. Pada lanjut usia terjadi kemunduran fungsi tubuh dimana salah
satunya adalah kemunduran fungsi kerja pembuluh darah. Penyakit yang
sering di jumpai pada lansia adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi,
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140mmHg
atau lebih dari tekanan diastolik 120mmHg. Hipertensi dapat didefinisikan
sebagai tekanan darah persisten, dimanatekanan sistolnya diatas 140mmHg
dan diastolnya di atas 90 mmHg
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Kelompok mampu memberikan asuhan keperawatan dan promosi
kesehatan pada lanjut usia dengan hipertensi secara nyata dan aktual.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada lansia dengan hipertensi
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada lansia dengan hipertensi
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi
d. Melakukan tindakan asuhan keperawatan pda lansia dengan hipertensi
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada lansia dengan hipertensi
C. METODE PELAKSANAAN
1. Analisa
2. Wawancara
3. Observasi.
D. SASARAN DAN TARGET
1. Sasaran: Seluruh warga Desa Lempuyangan
2. Target : Lansia dengan penyakit Hipertensi.
E. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Jumat, 15 Mei 2020
Tempat : Balai Desa Lempuyangan
Waktu : 08.00WIB – selesai
F. MEDIA DAN ALAT
1. Brosur
2. Laptop
3. LCD
4. Materi Penyuluhan (PPT)
G. SETTING TEMPAT

LCD/PROYEKTOR

Keterangan :
: Pemateri

: Notulen

: Audience

H. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS


1. Kepanitiaan
a. Ketua : Rico Primanto
b. Wakil : Retno Wulandari
c. Sekertaris : Nur Setyo Sukma H.
d. Bendahara : Rika Desiana LDS
e. Seksi acara :
1) Nadya Tri Yuwinda
2) Nezdy Puspita
3) Lulu Swastika
2. Uraian Tugas
a. Ketua : Memimpin dan mengawasi jalannya acara.
b. Wakil ketua : Membantu tugas ketua dalam menjalankan acara.
c. Sekertaris : Menyusun susunan acara.
d. Bendahara : Menghitung nominal yang dibutuhkan dan
dikeluarkan.
e. Seksi acara :Menerangkan dan menjalankan acara sesuai
susunan
yang sudah di buat.
I. SUSUNAN ACARA
NO ACARA WAKTU
1. Pembukaan & Penyuluhan kegiatan 08.00-08.20
2. Senam bersama warga Desa Lempuyangan 08.30-09.00
3. Istirahat & doprize 09.00-09.15
4. Penyuluhan dan Promosi Kesehatan tentang 09.15-09.45
Hipertensi pada Lansia
5. Pemeriksaan TD pada lansia Hipertensi 09.45-11.00
6. Penutupan & pembagian doprize 11.00-11.30

J. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Struktur yang di buat sudah berdasarkan SOP yang berlaku dan di
setujui oleh kelompok maupun RT/RW setempat.
b. Evaluasi Proses
Pemasangan media alat untuk penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan
warga desa Lempuyangan tersusun dengan baik dan rapi tidak ada
kendala.
c. Evaluasi Hasil
Acara berlangsung sesuai harapan tanpa kendala semoga kedepannya
bisa lebih baik lagi.
K. LAMPIRAN PPT
LAPORAN HASIL PENYULUHAN PHBS
DESA LEMPUYANGAN

A. Latar Belakang Kegiatan


Pada lanjut usia terjadi kemunduran fungsi tubuh dimana salah satunya
adalah kemunduran fungsi kerja pembuluh darah. Penyakit yang sering di
jumpai pada lansia adalah hipertensiatau tekanan darah tinggi.
Tekanan darah adalah tenaga yang di pakai oleh darah yang di pompakan
dari jantung utnuk melawan tahanan pembuluh darah, jika tekanan darah
seseorang meningkat dengan tajam dan kemudian menetap tinggi, orang
tersebut dapat di katakan mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kualitas kesehatan warga setempat dengan target
utama lansia dengan penyakit Hipertensi dengan acara Pendidikan
Kesehatan Dan Pemeriksaan Fisik secara langsung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan kesehatan warga setempat
b. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada
lansia hipertensi
C. Peserta
1. Warga Desa Lempuyangan
2. RT/RW setempat
3. Lansia
D. Susunan acara
NO ACARA WAKTU
1. Pembukaan & Penyuluhan kegiatan 08.00-08.20
2. Senam bersama warga Desa Lempuyangan 08.30-09.00
3. Istirahat & doprize 09.00-09.15
4. Penyuluhan dan Promosi Kesehatan tentang 09.15-09.45
Hipertensi pada Lansia
5. Pembagian dorpize 09.45-10.00
6. Pemeriksaan TD pada lansia Hipertensi 10.00-11.00
7. Penutupan & pembagian kenang-kenangan 11.00-11.30

E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Struktur yang dijalankan sudah sesuai rencana kelompok dan di setujui
oleh kelompok, dengan pembagian tugas masing-masing dan saling bantu-
membantu untuk kesuksesan acara tersebut.
2. Evaluasi Proses
Warga desa Lempuyangan dengan target lansia dengan penyakit
Hipertensi memahami tentang penyuluhan dan promosi kesehatan yang di
sosialisasikan bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan yang sudah di
rancang. Dimana banyak warga yang bertanya tentang penyakit hpertensi
yang mungkin dapat menjadikan penyakit komplikasi dan sangat rawan
untuk para warga khususnya lansia mereka pun dengan antusias
mendengarkan penyuluhan yang di berikan.
3. Evaluasi Hasil
Hasilnya adalah para warga sudah maham dan mengerti tentang
penyuluhan dan promosi kesehatan untuk penyakit hipertensi ini, dimana
jika di ajukan pertanyaan mereka paham dan dengan cepat menjawab
sesuai materi yang di berikan para moderator dan para lansia dan warga
sekitar paham tentang pentingnya menjaga kesehatan, pola makan, gaya
hidup, supaya terhindar dari penyakit hipertensi yang umumnya
menyerang lansia.
F. Hambatan Dalam Pelaksanaan
Tidak ada hambatan untuk kegiatan ini

G. Saran
Untuk penyuluhan bisa dilakukan di tempat yang lebih luas dan jangkauan
nya pun lebih lebar.
H. Hasil notulen pertanyaan dan hasil diskusi terakhir
Setelah dilakukan penkes di Dusun Lempuyangannotulis acara tersebut
menyimpulkan hasilnya antara lain sebagai berikut :
a. Sebanyak 8 lansia yang dapat menjawab dengan benar definisi hipertensi.
Hipertensi merupakan darah yang tinggi diatas 140/90 mmHg.
b. Sebanyak 5 lansia yang dapat menjawab dengan benar pencegahan
hipertensi dapat dilakukan dengan tidak mengkonsumsi banyak garam,
jangan gemuk, jangan makan banyak lemak, banyak makan buah dan
sayur.
c. 10 lansia dapat mejelaskan dengan benar mengenai kebiasaan yang dapat
dilakukan untuk mencegah hipertensi yaitu dengan tidak merokok dan
sering berolahraga seperti jalan kaki.
PENGKAJIAN
IDENTITAS LANSIA

USIA
60-74 Tahun
10% 75-90 Tahun
> 90 Tahun
35% 55%

TINGGAL BERSAMA

tinggal bersama keluarga


5%
tinggal sendiri

95%
PENGETAHUAN TENTANG PHBS

1. Bagaimana frekuensi usia Lansia yang terkena hipertensi di Desa


Lempuyangan tersebut ?
No Usia Jumlah Presentase
1. 50 – 60 tahun 27 45
2. 61 – 70 tahun 33 55
Jumlah 60 100

2. Bagaimana frekuensi jenis kelamin lansia yang sering terkena hipertensi di


Desa Lempuyangan ?
No Usia Jumlah Presentase
1. Laki-laki 25 41,7
2. Perempuan 35 58,3
Jumlah 60 100

3. Bagaimana riwayat pendidikan para lansia di Desa Lempuyangan?


No Pendidikan Jumlah Presentase
1. SD 13 21,7
2. SLTP 18 30
3. SLTA 22 36,7
4. PT 7 11,7
Jumlah 60 100
4. Bagaimana presentase pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat adalah
kebiasaan yang dilakukan dalam upaya mencegah suatu penyakit dan
meningkatkan kesehatan?

35 32
30
25
20
15
10 7
5
0
Benar Salah

Diagram 1 : Dari data diatas didapatkan hasil 80% dari 100% lansia yang
menjawab benar
5. Bagaimana frekuensimencuci tangan dilakukan cukup dengan menggunakan
air bersih yang mengalir?

25%
0.2 20%
20%

15%
BENAR
10% SALAH

5%

0%
BENAR SALAH
DAFTAR PUSTAKA
ADP, S. G. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: CV Trans Info
Mediathe according to national circumstances

Chobanian A . 2013. JNC VII Report 18th Annual Scientific Meeting and
Exposotion of American Society of Hypertension. New York, USA.

Ganiswarna S., et al. 2015. Farmakologi & Terapi Edisi 4.Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

Geratosima, Salma 2014.Buku Ajar GERIATRI (ilmu kesehatan usia lanjut) edisi 3.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Kowalski, Robert E. 2010.Terapi Hipertensi. Bandung : Mizan Pustaka.

Martono, H. (2014). Penatalaksanaan Hipertensi pada Usia Lanjut, Buku Ajar


Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi Ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Nugroho, Wahjudi. 2010 .Keperawatan Gerontik .Jakarta : EGC.

Prasetyorini, H. &. (2012). Stress Pada Penyakit Terhadap Kejadian Komplikasi


Hipertensi Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Stikes, 61.

Stanley, Mickey. 2017.  Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC.

Stocklager, Jaime L. 2018. Asuhan Keperawatan Geriatric Edisi 2.Jakarta : EGC


Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi
dalamPraktik.Jakarta: EGC.

Triyanto, Endang. (2014).Pelayanan Keperawatan Bagi


Penderita Hipertensi SecaraTerpadu. Yogyakarta: GrahaIlmu.

WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of
reise blood pressure or contain

Wolf, H. (2008). Cara Mendeteksi dan Mencegah Tekanan Darah Tinggi Sejak
Dini. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
LAMPIRAN

Kuesioner Lansia

KUESIONER PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS:


LANSIA
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti
2. Isilah titik-titik yang tersedia pada pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan
jelas
3. Berilah tanda checklist (v) pada kotak yang tersedia

IDENTITAS LANSIA
1. Nama (Inisial) : ………………………………………….
2. Umur : …………… Tahun
3. Jenis kelamin : …………………………………………..
4. Agama : .......................................................
5. Status Pernikahan : .......................................................
6. Pekerjaan : .......................................................
7. Pendidikan terakhir : .......................................................
8. Tinggal Bersama : .......................................................

PETUNJUK PENGISIAN
Jawablah semua pertanyaan yang tertera di bawah ini. Berilah tanda ( v )
pada pilihan yang dianggap sesuai.

1. Pemantauan Kesehatan :
a. Apakah Anda melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 1
bulan sekali?
( ) Ya ( ) Tidak

b. Jika jawaban Anda Ya, dimana Anda melakukan pemeriksaan kesehatan?


( ) Posyandu Lansia ( ) Lainnya ___________________________
c. Apakah saat ini Anda mengkonsumsi obat-obatan tertentu?
( ) Ya_______________________________ ( ) Tidak
d. Jika jawaban Anda Ya, apakah obat tersebut atas anjuran dokter?
( ) Ya ( ) Tidak

2. Kegiatan Sehari-Hari
a. Bagaimana Anda melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, mandi,
dll?
( ) Mandiri ( ) Dibantu Sebagian ( ) Dibantu Seluruhnya
b. Jika jawaban Anda dibantu, sebutkan alasan Anda tidak mampu
beraktivitasmandiri?
( ) Keterbatasan Gerak ( ) Lainnya _______________

3. Status Mental :
Pertanyaan Tahap 1
a. Apakah Anda mengalami sukar tidur?
( ) Ya ( ) Tidak
b. Apakah Anda sering merasa gelisah?
( ) Ya ( ) Tidak
c. Apakah Anda sering murung/ menangis sendiri?
( ) Ya ( ) Tidak
d. Apakah Anda sering was-was atau khawatir?
( ) Ya ( ) Tidak

Pertanyaan Tahap 2
a. Apakah keluhan yang Anda Rasakan > 3 bulan atau >1 kali dalam
sebulan?
( ) Ya ( ) Tidak
b. Apakah Anda sedang ada masalah/ banyak pikiran?
( ) Ya ( ) Tidak
c. Apakah ada gangguan / masalah dengan keluarga yang lain?
( ) Ya ( ) Tidak
d. Apakah Anda mengkonsumsi obat penenang/obat tidur atas anjuran
dokter?
( ) Ya ( ) Tidak
e. Apakah Anda cenderung mengurung diri ?
( ) Ya ( ) Tidak

4. Pola Makan dan Minum


a. Apakah Anda mengurangi konsumsi gula dalam minuman?
( ) Ya ( ) Tidak
b. Apakah Anda mengurangi konsumsi garam dalam makanan?
( ) Ya ( ) Tidak
c. Apakah Anda mengurangi konsumsi lemak dalam makanan?
( ) Ya ( ) Tidak
d. Apakah Anda memperbanyak konsumsi buah dan sayur?
( ) Ya ( ) Tidak
e. Apakah Anda memperbanyak konsumsi susu tinggi kalsium?
( ) Ya ( ) Tidak
f. Apakah Anda memperbanyak konsumsi buah dan sayur?
( ) Ya ( ) Tidak
g. Apakah Anda menghindari minum alkohol?
( ) Ya ( ) Tidak
h. Apakah Anda menghindari rokok?
( ) Ya ( ) Tidak
i. Apakah Anda minum air putih 6-8 gelas per hari?
( ) Ya ( ) Tidak

5. Kegiatan Fisik dan Psikososial


a. Apakah Anda melakukan latihan fisik/ olah raga sesuai kemampuan secara
rutin(misal: senam, jalan sehat, bersepeda dll) ?
( ) Ya ( ) Tidak
b. Apakah Anda rutin melaksanakan kegiatan keagamaan?
( ) Ya ( ) Tidak
c. Apakah Anda masih melaksanakan kegiatan rekreasi?
( ) Ya ( ) Tidak

6. Berikut adalah keluhan yang Anda rasakan (boleh lebih dari 1 sesuai kondisi):

( ) Cepat lelah
( ) Nyeri dada
( ) Sesak nafas
( ) Berdebar-debar
( ) Sulit Tidur
( ) Batuk
( ) Gangguan Penglihatan
( ) Gangguan Pendengaran
( ) Gangguan Mulut
( ) Nafsu Makan Meningkat/berkurang
( ) Nyeri Pinggang
( ) Nyeri Sendi
( ) Gangguan Gerak
( ) Kaki Bengkak
( ) Kesemutan
( ) Sering Haus
( ) Gangguan BAB/BAK
( ) Benjolan tidak normal/daging tumbuh
INSTRUMEN PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Gizi
a. BB :_________(kg)
b. TB :_________(cm)
c. IMT :_________( lebih / normal /kurang )
d. Konjungtiva : anemis / tidak anemis

2. Tekanan Darah
a. Sistole :___________mmHg
b. Diastole :___________mmHg
c. TD : ( rendah/ normal / tinggi )

3. Pemeriksaan Laboratorium Sederhana :


a. Gula darah :__________mg/dl
b. Asam Urat :__________mg/dl
c. Hemoglobin :__________mg/dl
INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

A. PUSKESMAS
Narasumber :__________________________
1. Apa saja program yang dilaksanakan oleh puskesmas untuk meningkatkan
derajatkesehatan untuk para lansia?
Jawab :
___________________________________________________________
___________________________________________________________
2. Apa saja kendala yang dihadapi puskesmas selama pelaksanaan program
tersebut?
Jawab :
____________________________________________________________
____________________________________________________________
B. KADER POSYANDU
Narasumber :_____________________________
1. Berapa jumlah lansia di RW 5?
Jawab :
____________________________________________________________
____________________________________________________________
2. Apakah ada wadah pelayanan kesehatan untuk lansia di RW 5 seperti
posyandu lansia? Jika ada, pelayanan apa saja yang diberikan untuk para
lansia? Kapanjadwal dan tempat pelaksanaan posyandu tsb?
Jawab :
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Apa saja kendala yang dihadapi selama pelaksanaan posyandu lansia?
Jawab :
____________________________________________________________
____________________________________________________________
4. Berapa jumlah kader posyandu lansia? Apakah kader tersebut pernah
mendapatpelatihan tentang posyandu lansia dari puskesmas?
Jawab :
____________________________________________________________
___________________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai