Anda di halaman 1dari 39

KURIKULUM

SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO

TAHUN 2017/2018

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa
penyusunan Dokumen Kurikulum jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun
oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi, Standar Proses, Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana
dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian
Pendidikan dengan berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
Posisi SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo sebagai sekolah berkategori The
Outstanding School of Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari upaya peningkatan
mutu pendidikan yang diselenggarakan, yang mengacu pada kebijakan dan program
peningkatan mutu pendidikan Muhammadiyah di Jawa Timur. SMA Muhammadiyah
2 Sidoarjo sebagai satuan pendidikan menengah atas di lingkungan Departemen
Agama perlu menyusun Kurikulum Tahun Pelajaran 2017/2018 yang mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan.
Dokumen Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran
2017/2018 secara keseluruhan mencakup :
1. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah;
2. Struktur dan Muatan Kurikulum;
3. Pengaturan beban Belajar;
4. Kalender Pendidikan;
5. Silabus Pembelajaran yang tertuang pada buku 2; dan
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada buku 3.
B. Landasan Hukum
Landasan yuridis dalam Pedoman Penyusunan Dokumen Kurikulum SMA
Muhmammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2017/2018 sebagai Madrasah yang
berada di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur
adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Proses;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Kepramukaan;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014
tentang Standar Peminatan;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
22. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum
Madrasah;
23. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman
Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab;
24. SK Dirjen Pendis Nomor 5114 Tahun 2015 tentang Penetapan Madrasah
Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2015-2016

C. Tujuan Penyusunan
Tujuan dan alasan utama dikembangkannya Kurikulum SMA
Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2017/2018, adalah sebagai berikut :
1) Menciptakan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
2) Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan berkomunikasi;
3) Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan berfikir kritis dan jernih;
4) Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan mempertimbangkan segi
moral suatu permasalahan;
5) Menciptakan lulusan yang mampu menjadi warga negara yang bertanggung
jawab;
6) Menciptakan lulusan yang memiiki kemampuan mengerti dan toleran
terhadap pandangan yang berbeda;
7) Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan hidup dalam masyarakat
yang mengglobal;
8) Menciptakan lulusan yang memiliki minat luas dalam kehidupan;
9) Menciptakan lulusan yang memiliki kesiapan untuk bekerja;
10) Menciptakan lulusan yang memiliki kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya;
11) Menciptakan lulusan yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap
lingkungan.

D. Kelembagaan SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo

a. Memiliki pendidikan dan tenaga kependidikan yang handal dalam merencanakan,


mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pendidikan.
b. Mendorong kewibawaan akademik bagi lembaga dan warga sekolah.
c. Memiliki manajemen yang kokoh dan mampu menggerakkan segenap potensi
sekolah (Human Resources dan Non Human Resources ).
d. Memiliki kemampuan mengantisipasi masa depan dan proaktif.
e. Mengembangkan model kepemimpinan berparadigma TORSIE (Trust, Openness,
Realization, Synergy, Interdependence, and Empowering).

E. Profil Pendidik SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo

a. Selalu bersikap dan berperilaku sebagai muslim dan mukmin yang sebenarnya di
mana dan kapan saja berada.
b. Memiliki wawasan keilmuan yang luas serta profesional dalam menjalankan tugas
kependidikan.
c. Kreatif, dinamis, inovatif, mampu bernalar dan berpikir secara ilmiah.
d. Bersikap dan berperilaku jujur, amanah, dan berakhlak yang mulia sehingga
menjadi contoh yang teladan bagi warga sekolah lainnya.
e. Berdisiplin tinggi dan selalu mematuhi kode etik profesi.
f. Memiliki kemampuan penalaran dan ketajaman berfikir ilmiah.
g. Memiliki kesadaran yang tinggi dalam bekerja dan berjuang didasari niat ibadah.
h. Berwawasan luas dan selalu bijak dalam menghadapi dan selalu menyelesaikan
masalah yang muncul. i. Memiliki kemampuan mengantisipasi masa depan dan
proaktif.
j. Mengembangkan khusnodzon dan menjauhi suudzon.
k. Mempunyai semangat tinggi sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna cita–
cita Muhammadiyah (P3M).

F. Profil Tenaga Kependidikan

a. Selalu bersikap dan berperilaku sebagai seorang mukmin dan muslim yang
sebenarnya di mana dan
kapan saja berada.
b. Bersikap dan berperilaku jujur, amanah, disiplin, dan berakhlak mulia.
c. Profesional dalam menjalankan tugas dan mencintai pekerjaan.
d. Berorientasi pada kualitas pelayanan. e. Cermat, cepat, tepat, dan efisien dalam
pengambilan keputusan
dan pelaksanaan tugas.
f. Sabar dan akomodatif.
g. Secara ikhlas dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain atau lembaga di
atas kepentingan
pribadi.
h. Mengembangkan khusnodzon dan menjauhi suudzon.
i. Memiliki kesadaran dan kemauan untuk memerankan dirinya sebagai pelopor,
pelangsung, dan
penyempurna cita–cita perjuangan Muhammadiyah (P3M).
G. Profil Peserta Didik SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo

a. Memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, dan berakhlak muliA.


b. Tertib ibadah dan belajar serta mampu membaca dan menulis Al-Qur’an dengan
baik.
c. Berpenampilan secara wajar dan rapi.
d. Disiplin tinggi, jujur, dan percaya diri.
e. Mencintai ilmu pengetahuan.
f. Memiliki keberanian dan keterbukaan yang didasari akhlak mulia.
g. Mampu berkomunikasi dengan bahasa arab atau inggris.
h. Mampu berkompetisi dengan siswa sekolah atau lembaga lain dan berprestasi.
i. Memiliki keterampilan komputer yang baik.
j. Memiliki prestasi belajar (akademik) yang baik.
k. Memiliki prestasi dalam bidang non akademik yang baik. l. Aktif dalam kegiatan
IRM (ikatan remaja muhammadiyah), HW (hizbul wathan), Tapak Suci dan
ekstrakurikuler di sekolah atau luar sekolah.
BAB II
VISI MISI DAN TUJUAN

A. Visi

Islami, Cerdas, dan Kompetitif

Indikator Visi :

a. Civitas akademik beraqidah, beribadah dan berakhlak secara islami.

b. Kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan kebutuhan dan berstandar


internasional.

c. Pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan


menyenangkan, serta berbasis IT (Information Technology) dan Multiple
Intelligence.

d. Sarana dan prasarana sekolah memadai sesuai standar internasional.

e. Pendidik dan tenaga kependidikan dan kompeten (Akademik, Pedagogik, Sosial,


dan Profesional).

f. Sistem manajemen berstandar internasional.

g. Peserta didik mempunyai sikap kemandirian, bersemangat, kreatif, inovatif dan


mampu bersaing secara nasional dan internasional.

h. Sistem pelayanan administrasi dan keuangan berbasis IT (Information


Technology).

i. Networking yang dinamis dan berskala global.

B. Misi
a. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas kampus yang bersih, rapi, indah,
aman, dan modern.

b. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran bermutu dan berdasarkan nilai-


nilai Islam.

c. Meningkatkan mutu sumber daya insani yang mempunyai keunggulan moral,


intelektual, dan profesional.

d. Menjadikan SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo sebagai learning community and


development center (LCDC) dalam bidang keislaman, kemuhammadiyahan,
keilmuan, kebahasaan, kesenian, olahraga, dan kecakapan hidup.

e. Mengembangkan networking SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo menuju sekolah


berstandar internasional.

f. Mengembangkan pola kepemimpinan berparadigma ”TORSIE” (Trust, Openness,


Realization, Sinergy, Interdependence, and Empowering).

C. Tujuan

Membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia,


cakap, percaya pada diri sendiri, berdisiplin, bertanggungjawab, cinta tanah air,
memajukan dan memperkembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dan
beramal menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Motto ”SMA
Muhammadiyah 2 Sidoarjo do The Best” Maju bersama meraih sukses dengan
semangat ukhuwah dan kebenaran.
BAB III
MUATAN KURIKULER
A. Struktur Kurikulum

Pada tahun 2013 SMAMDA Sidoarjo mengembangkan kurikulum 2013 berikut


ini Struktur kurikulum 2013 menggambarkan penerapan prinsip kurikulum mengenai
posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau
jenjang pendidikan. Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah
mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:

1. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada
setiap satuan atau jenjang pendidikan
2. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.

Struktur kurikulum 2013 tingkat SMA Muhammadiyah 2 terdiri atas:

1. Kelompok mata pelajaran umum yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A


adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek
kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
2. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu Peminatan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Peminatan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), dan Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya (IBB).
3. Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat diambil oleh
peserta didik di luar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan yang dipilihnya tetapi
masih dalam Kelompok Peminatan lainnya. Misalnya bagi peserta didik yang
memilih Kelompok Peminatan IBB dapat memilih mata pelajaran dari Kelompok
Peminatan IPS dan/atau Kelompok Peminatan MIPA.
4. Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah satu mata
pelajaran dalam kelompok Peminatan untuk persiapan ke perguruan tinggi.
5. Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman bersifat
opsional, dapat dipilih keduanya atau salah satu.

Struktur kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo adalah sebagai berikut.

ALOKASI WAKTU
NO MATA PELAJARAN
X XI XII

Kelompok A (Umum)

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Matematika 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 2 2 2

6 Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B (Umum)

7 Seni Budaya 2 2 2

8 Penjas Orkes 3 3 3

9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

10 Muatan local

1. Kemuhammadiyahan 1 1 1
1. Bahasa Arab 2 2 2

1. Bahasa Jawa 1 1

Jumlah Jam Muatan Lokal 5 5 3

Jumlah Kelompok A dan B per minggu 28 28 27

1. Kelompok Peminatan

Peminatan MIPA

I 1 Matematika 3 4 4

2 Biologi 3 4 4

3 Fisika 3 4 4

4 Kimia 3 4 4

Peminatan IPS

II 1 Geografi 3 4 4

2 Sejarah 3 4 4

3 Sosiologi & Antropologi 3 4 4

4 Ekonomi 3 4 4

Peminatan IBB

III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4

3 Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 4


(Jepang)

4 Antropologi 3 4 4

Jumlah Jam Kelompok Peminatan 12 16 16

1. Mata Pelajaran Lintas Minat dan Pendalaman 6 4 4

TOTAL/MINGGU 47 49 47

Kegiatan pembelajaran BP/BK diberikan di luar kelas dalam bentuk


pemberian layanan individu maupun kelompok, termasuk keperluan studi lanjut
dalam pemilihan program studi dan perguruan tinggi.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal


Kurikulum 2013, Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada
satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik
terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.
a). Muatan lokal diajarkan dengan tujuan membekali peserta didik dengan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk :
mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerahnya;
dan

b). melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna
bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Muatan lokal dikembangkan atas prinsip :


a). kesesuaian dengan perkembangan peserta didik;
b).keutuhan kompetensi;
c).fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan
d). kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global.

B. Pembelajaran dan Evaluasi di SMAMDA Sidoarjo

Pembelajaran di SMAMDA Sidoarjo menggunakan pendekatan


konstruktifistik dengan memperhatikan kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence)
siswa. Model pembelajaran ini menfasilitasi siswa untuk menemukan suatu konsep
yang dipelajari dan diajarkan oleh siswa dan guru. Sedangkan perhatian terhadap
kecerdaan majemuk siswa mengarahkan model pembelajaran yang berusaha untuk
menyeimbangkan antara gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa - yang
penyajiannya menggunakan pendekatan yang bersifat joyfull learning. Setiap siswa
mempunyai beberapa kecenderungan kecerdasan yang dimiliki dari 9 kecerdasan
(smart) yang sudah ditemukan Gardner, yaitu : (a) kecerdasan liguistik (linguistic
smart), (b) kecerdasan matematik logis (logic-math smart), (c) kecerdasan kinestetik
(kinestethic smart), (d) kecerdasan inter personal(interpersonal smart), (e) kecerdasan
intra personal (intrapersonal smart), (f) kecerdasan spasial (spatial smart), (g)
kecerdasan musical (musical smart), (h) kecerdasan natural (natural smart), dan (i)
kecerdasan eksistensial (excistensial smart). Proses pembelajaran yang dilaksanakan
di SMAMDA Sidoarjo juga mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar
yang diperkaya dengan kompetensi kekhasan sekolah Muhammadiyah.

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam


bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai
kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaianhard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan
pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi
Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga
memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara
konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari
mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama
sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2),
pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti
kelompok 4).

Kompetensi Inti SMA/MA adalah sebagai berikut:

KELAS X KELAS XI KELAS XII

1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan


mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya yang dianutnya yang dianutnya
2. Mengembangkan 2. Mengembangkan perilaku 2. Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, (jujur, disiplin, tanggung perilaku (jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli, jawab, peduli, santun, ramah tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, lingkungan, gotong royong, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, kerjasama, cinta damai, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan responsif dan proaktif) dan cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukkan menunjukkan sikap sebagai proaktif), menunjukkan sikap
sikap sebagai bagian dari bagian dari solusi atas sebagai bagian dari solusi
solusi atas berbagai berbagai permasalahan atas berbagai permasalahan
permasalahan bangsa dalam bangsa dalam berinteraksi bangsa, serta memosisikan
berinteraksi secara efektif secara efektif dengan dirisebagai agen
dengan lingkungan sosial lingkungan sosial dan alam transformasi masyarakat
dan alam serta dalam serta dalam menempatkan dalam membangun
menempatkan diri sebagai diri sebagai cerminan bangsa peradaban bangsa dan
cerminan bangsa dalam dalam pergaulan dunia dunia
pergaulan dunia

3. Memahami dan 3. Memahami, menerapkan, 3. Memahami, menerapkan,


menerapkan pengetahuan danmenjelaskanpengetahuan dan menjelaskan pengetahuan
faktual, konseptual, faktual, konseptual, faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu prosedural, prosedural, dan metakognitif
pengetahuan, teknologi, dan metakognitif dalam ilmu dalam ilmu pengetahuan,
seni, budaya, dan humaniora pengetahuan, teknologi, seni, teknologi, seni, budaya, dan
dengan wawasan budaya, dan humaniora humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
kejadian, serta menerapkan terkaitpenyebab fenomena dan kejadian, serta
pengetahuan prosedural dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
pada bidang kajian yang menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
spesifik sesuai dengan bakat prosedural pada bidang yang spesifik sesuai dengan
dan minatnya untuk kajian yang spesifik sesuai bakat dan minatnya
memecahkan masalah dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalah
untuk memecahkan masalah

4. Mencoba, mengolah, 4. Mencoba, mengolah, dan 4. Mencoba, mengolah,


dan menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah konkret menyaji, dan menciptadalam
konkret dan ranah abstrak dan ranah abstrak terkait ranah konkret dan
terkait dengan dengan pengembangan dari
ranah abstrak terkait
pengembangan dari yang yang dipelajarinya di sekolah
dengan pengembangan dari
dipelajarinya di sekolah secara
yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu mandiri,bertindak secara
secara mandiri serta bertindak
menggunakan metoda sesuai efektif dan kreatif, serta
secara
kaidah keilmuan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah efektif dan kreatif, dan

keilmuan mampu menggunakan metoda


sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap


kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau
kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber
pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi
bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang
sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran
dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu
atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial,
progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah
eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran
dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat
pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme

Proses pembelajaran di SMAMDA Sidoarjo dikembangkan mengikuti


paradigma konstruktivisme dengan pendekatan authentic learning, yang
menunjukkan peran pendidik dalam pembelajaran yaitu memlih dan mengendalikan
proses belajar mengajar yang didekatkan pada kontek dan fakta di lapangan, serta
memberikan dukungan selektif terhadap interpretasi yang dikemukakan peserta didik
yang membuat peserta didik sadar dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka.

Proses belajar mengajar dapat digunakan pendidik untuk menanamkan nilai-


nilai baik sebagai dampak positif dan meniadakan kebiasaan-kebiasaan jelek. Proses
belajar mengajar dilaksanakan dengan model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Dari sudut pandang lain pembelajaran di
SMAMDA Sidoarjo juga mengakomodasi 4(empat) pilar pendidikan versi PBB
melalui UNESCO, yaitu :(1) Learning to know (belajar untuk mengetahui, dari tidak
tahu menjadi tahu dan pengetahuannya semakin bertambah; (2) Learning to
do (belajar untuk mengerjakan), belajar untuk bertindak produktif dalam ranah
kognitif, afektif dan psikomotor; (3) Learning to live together (belajar untuk hidup
bersama), belajar memahami, menghormati, dan bekerja sama dengan orang lain; dan
(4) Learning to be (belajar untuk menjadi diri sendiri), proses belajar untuk memiliki
integritas diri (self integrity).
Berkaitan dengan kebijakan implementasi konsep holistic education maka
proses pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakan di SMAMDA Sidoarjo
berusaha memfasilitasi dan mengembangkan keseluruhan kecerdasan peserta didik,
meliputi kecerdasan spiritual (spiritual quotion), kecerdasan emosional (emotional
quotion), kecerdasan ketangguhan (adversity quotion), dan kecerdasan
intelektual (intelectual quotion).

Sekolah menerapkan konsep Kurikulum 2013 tentang Penumbuhan Budi


Pekerti dalam Mencapai Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3P) dengan cakupan
internalisasi nilai moral dan spiritual dalam kehidupan, rasa kebangsaan dan cinta
tanah air, interaksi positif antara peserta didik dengan guru, dan orang tua, interaksi
positif antar siswa, pengembangan potensi utuh siswa, pemeliharaan lingkungan
sekolah yang mendukung iklim pembelajaran, pelibatan orang tua dan masyarakat.
Melalui Penumbuhan Budi Pekerti Luhur yang menjadi Budaya Sekolah akan
berdampak pada Penampilan, Pelayanan, dan Prestasi (3P) yang dicapai, sehingga
dapat meningkatkan citra dan nilai sekolah dimata orang tua peserta didik,
masyarakat sekitar, bahkan dimata nasional dan global. Upaya penumbuhan budi
pekerti dengan cara diajarkan, Dibiasakan, Dilatih Konsisten, Menjadi Karakter dan
Menjadi Budaya.

C. Peningkatan Kompetensi Pengelola dan Pelaksana Pendidikan


Beberapa kegiatan peningkatan kompetensi pengelola dan pelaksana pendidikan
Muhammadiyah di Jawa Timur adalah:

1) Peningkatan kompetensi kepala sekolah


Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur telah
melaksanakan beberapa kali kegiatan peningkatan kompetensi kepala sekolah, antara
lain melalui kegiatan:
a) Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala)
Diksuspala adalah pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada para
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru yang diproyeksikan sebagai calon
kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah di Jawa Timur. Oleh karenanya Diksuspala
ini dirancang untuk menyiapkan tenaga profesional yang akan memimpin
sekolah/madrasah sekaligus sebagai media untuk menyiapkan kader pimpinan
sekolah/madrasah Muhammadiyah di Jawa Timur.

b) Pembinaan kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah.

Pembinaan kepala sekolah/madrasah dilakukan dalam beberapa bentuk


kegiatan, antara lain: (1) Pertemuan dan konsolidasi kepala sekolah/ madrasah
Muhammadiyah se-Jawa Timur; (2) Rapat koordinasi kepala sekolah/ madrasah
Muhammadiyah unggul dalam membangun dan mengembangkan kultur
sekolah/madrasah Muhammadiyah di Jawa Timur; (3) Silaturrahim untuk
membangun akses kegiatan dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia guna
meningkatkan mutu pendidikan Muhammadiyah di Jawa Timur; (4) Dialog dengan
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Baedhowi
tentang Kebijakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam
peningkatan mutu pendidikan Muhammadiyah; (5) Roundtable discussion yang
membahas berbagai persoalan pendidikan, termasuk implementasi kurikulum 2013;
dan (6) Pelatihan pendamping sekolah/madrasah unggul di Jawa Timur.

c) Pembentukan dan pemberdayaan Forum Silaturrahim dan Komunikasi Kepala


Sekolah Muhammadiyah (Foskam)

Foskam dibentuk oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah


Muhammadiyah Jawa Timur di masing-masing jenjang pendidikan, meliputi SD/MI,
SMP/MTs, dan MA/SMK/MA Muhammadiyah tingkat Jawa Timur. Kepengurusan
Foskam melibatkan para kepala sekolah unggul di masing-masing jenjang dari
berbagai daerah. Foskam dibentuk untuk membantu Majelis Dikdasmen Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur dalam mengembangkan dan meningkatkan
jaringan komunikasi dan kerja sama antar sekolah/madrasah Muhammadiyah di Jawa
Timur, sehingga kehadiran Foskam mampu mempercepat peningkatan mutu
pendidikan Muhammadiyah di Jawa Timur.

D. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di SMA Muhammadiyah 2


Sidoarjo

Dalam proses perjalanan dan tumbuh kembangnya, SMA Muhammadiyah 2


Sidoarjo selalu melakukan pengembangan dan pembaharuan di berbagai bidang, baik
sarana prasarana, kurikulum pendidikan, iklim akademik dan spiritualitas keislaman,
sistem layanan, maupun sumber daya pelaksananya. Upaya pengembangan dan
pembaharuan di berbagai bidang itu dimaksudkan untuk meningkatkan mutu SMA
Muhammadiyah 2 Sidoarjo.
Upaya peningkatan mutu pendidikan di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
dititikberatkan pada empat belas langkah, yaitu: (1) Melakukan evaluasi diri sekolah
(EDS) dan penyusunan program kerja sekolah; (2) Penguatan visi, misi, dan tujuan
pendidikan; (3) Penguatan kepemimpinan dan teamwork; (4) Peningkatan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan, (5) Peningkatan mutu input peserta didik; (6)
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran; (7) Pengembangan kultur sekolah; (8)
Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan; (9) Penciptaan lingkungan yang
aman dan tertib; (10) Pengembangan pengabdian kepada masyarakat; (11) Kerjasama
pendidikan dan pertukaran pelajar; (12) Mobilisasi sumber dana pendidikan; (13)
Pengembangan sistem informasi manajemen (SIM); (14) Monitoring dan evaluasi;
(15) Pengembangan sistem manajemen mutu SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo.
a). Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam


mendukung keberhasilan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Untuk itu SMA
Muhammadiyah 2 Sidoarjo melakukan upaya peningkatan kompetensi tenaga
kependidikan sebagai berikut:

1) Pemberian beasiswa studi lanjut

Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kualifikasi tenaga kependidikan,


SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo memberikan fasilitas beasiswa bagi karyawan tetap
untuk melanjutkan kuliah sampai ke jenjang S-1.

2) Pelatihan dan Workshop

Peran tenaga kependidikan di sekolah menempati posisi yang sangat penting


dalam memberikan pelayanan administrasi dan pelayanan lainnya yang mendukung
kegiatan di sekolah. Kemampuan kerja sama yang baik antar tenaga kependidikan
serta penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh masing-masing
tenaga kependidikan adalah suatu keniscayaan. Untuk memenuhi kebutuhan itu,
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo memberikan pelatihan dan workshop untuk tenaga
kependidikan.

3) Briefing karyawan

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, briefing karyawan dilakukan dua


kali dalam seminggu pada setiap hari Senin dan Kamis, pelaksanaannya setelah
briefing guru dilanjutkan dengan briefing karyawan, mulai pukul 06.45 s.d. 07.30
WIB. Pada kegiatan briefing karyawan ini setelah presensi, dilakukan kegiatan
mengaji dan hafalan bersama dari surat-surat al-Qur’ān yang ada di juz ke-30. Setelah
mengaji dan hafalan bersama dilanjutkan dengan kuliah tujuh menit yang
disampaikan oleh karyawan yang mendapat giliran, setelah itu dilanjutkan dengan
penyampaian informasi, evaluasi, dan penguatan kinerja karyawan oleh pimpinan
sekolah.

b). Peningkatan Mutu Input Peserta Didik

Peningkatan mutu input peserta didik SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo


dilakukan dengan menerapkan sistem seleksi calon peserta didik baru. Calon peserta
didik baru yang mendaftar di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo jumlahnya mengalami
peningkatan yang signifikan, bahkan jumlahnya lebih banyak dari kuota yang
disediakan, oleh karena itu dilakukan seleksi calon peserta didik baru. Dalam lima
tahun terakhir jumlah calon peserta didik baru yang mendaftar lebih dari 700
pandaftar dan waktu pendaftarannya mendahului sekolah negeri.

Gambar 3.1
Grafik Sebaran Asal Sekolah Peserta Didik
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun pelajaran 2017/2018
E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Sesuai dengan regulasi yang berlaku pada Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013, Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 104 tahun
2014 dan Permendikbud Nomor 114 tahun 2014, prosedur kenaikan kelas an
kelulusan pada Tahun Pelajaran 2017/2018 diatur sebagai berikut :

a) Standar Kenaikan Kelas


Standar kenaikan kelas pada SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun
Pelajaran 2017/2018 diukur berdasarkan ketuntasan belajar peserta didik dalam satu
tahun pelajaran yakni keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap pada
tahun pelajaran 2017/2018.

Secara prosedural, peserta didik dinyatakan Naik Kelas Tahun Pelajaran 2017/2018
setelah :
(1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang ditetapkan di SMA
Muhammadiyah 2 Sidoarjo pada tahun pelajaran 2017/2018;
(2) memperoleh nilai minimal baik, yakni mencapai atau melampui seluruh KKM
pada penilaian akhir semester ganjil dan genap untuk seluruh mata pelajaran;
(3) Memiliki cacatan kehadiran pada seluruh KBM tahun pelajaran 2017/2018
minimal 80%;
(4) Tidak memiliki catatan buruk/ kriminal selama menjalani pembelajaran satu
tahun pelajaran 2017/2018.

Peserta didik dapat mengikuti Ujian Akhir Semester Ganjil dan Genap di
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2017/2018 apabila telah
memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan Madrasah bagi peserta Ujian Akhir
Semester. Persyaratan yang ditetapkan Madrasah bagi peserta Ujian Akhir Semester
diatur lebih lanjut melalui rapat akhir semester pada setiap menjelang pelaksanaan
ujian akhir semester.
b) Standar Kelulusan
Standar kelulusan pada SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran
2017/2018 diukur berdasarkan ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan yakni
keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaranuntuk
menentukan kelulusan peserta didik bersangkutan dari Madrasah.
Secara prosedural, peserta didik dinyatakan Lulus dari SMA Muhammadiyah 2
Sidoarjo Tahun Pelajaran 2017/2018 setelah :
(1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang ditetapkan di SMA
Muihammadiyah 2 Sidoarjo setiap tahun pelajaran;
(2) memperoleh nilai minimal baik, yakni mencapai atau melampui seluruh
KKM pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran;
(3) memiliki cacatan kehadiran pada seluruh KBM selama menjalani pendidikan
di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo minimal 80%;
(4) lulus Ujian Akhir Madrasah (UAM);
(5) lulus Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN);
(6) lulus Ujian Praktik Akhir Madrasah;
(7) lulus Ujian Nasional (UN).

F. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran


2017/2018 merujuk pada regulasi yang berlaku sesuai Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 dan Nomor 104 tahun 2014.
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
mendefinisikan bahwa Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan
substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar melalui
pelaksanaan evaluasi/ penilaian hasil belajar oleh pendidik.
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/
bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual
dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran .

Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan


ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan
substansi yaitu ketuntasan belajar Kompetensi Dasar (KD) yang merupakan tingkat
penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di
atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas
ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.

Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik


menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu
semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta
didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam
tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi
seluruh mata pelajaran di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo untuk menentukan
kelulusan peserta didik dari Madrasah.

Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup kompetensi sikap


spiritual (KI-1), kompetensi sikap sosial (KI-2), kompetensi pengetahuan (KI-3), dan
kompetensi keterampilan (KI-4). Kompetensi sikap dinyatakan dalam deskripsi
kualitas berdasarkan modus. Kompetensi pengetahuan untuk kemampuan berpikir
pada berbagai tingkat pengetahuan dinyatakan dalam predikat berdasarkan skor
rerata. Kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran berdasarkan
rerata dari capaian optimum. Penguasaan tingkat kompetensi dinyatakan dalam
bentuk deskripsi kemampuan dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu.
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni
predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) sebagaimana tertera
pada tabel berikut :

Tabel Nomor : 3.1


Kategori Predikat Penilaian Sikap Sikap

Predikat Keterangan
SB Sangat Baik
B Baik
C Cukup
K Kurang

Nilai minimal yang harus dicapai oleh peserta didik untuk kategori
ketuntasan kompetensi Sikap Spiritual (KI-1) dan Sikap Sosial (KI-2) adalah
B (Baik);

Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan (KI-3) dan keterampilan


(KI-4) dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 0 – 100 untuk angka
yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada
tabel berikut :

Tabel Nomor : 3.2


Kategori Penilaian Angka dan Predikat
Ketuntasan Kompetensi Pengetahuan (KI-3) dan Keterampilan (KI-4)
Rentang Nilai Angka
Predikat
KI-3 dan KI-4
96 – 100 A
91 – 95 A-
86 – 90 B+
81 – 85 B
75 – 80 B-
70 – 74 C+
65 – 69 C
60 – 64 C-
55 – 59 D+
< 55 D

SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo menentukan kriteria ketuntasan


minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta
didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran, melalui penghitungan sebagai berikut :
a. Kompleksitas
Kompleksitas merupakan tingkatan kesulitan materi pada tiap
indikator, Kompetensi Inti/ Satandar Kompetensi maupun Kompetensi
Dasar. Semakin tinggi tingkat kompleksitas maka semakin kecil skor
yang dipakai. Rentang nilai yang digunakan yaitu : (1) Kompleksitas
Tinggi 70-74, (2) Kompleksitas Sedang 75-80, dan (3) Komplesitas
Rendah 81-100.

b. Daya Dukung
Faktor ini lebih ditujukan pada ketersediaan sarana dan sarana yang
dimiliki oleh madrasah dalam menunjang kegiatan belajar peserta
didik. Jika daya dukung tinggi, maka skor yang digunakan tinggi, dan
jika daya dukung rendah skor yang digunakan juga rendah. Dalam
kondisi ini, rentang yang digunakan di SMA Muhammadiyah 2
Sidoarjo adalah : (1) Daya Dukung Tinggi 81-100, (2) Daya Dukung
Sedang 75-80, dan (3) Daya Dukung Rendah 70-73.

c. Intake
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa. Intake bisa
didasarkan pada hasil/nilai penerimaan siswa baru dan nilai yang
dicapai siswa pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi). Rentang
nilai yang digunakan adalah : (1) Intake siswa tinggi 81-100, (2) Intake
Siswa Sedang 75-80, dan (3) Intake Siswa Rendah 70-74.

Secara lebih lengkap, ketentuang penghitungan Kriteria Ketuntasan


Minimal (KKM) pada SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran
2017/2018, adalah sebagai berikut :

Tabel Nomor : 3.17


Ketentuan Penghitungan KKM
Aspek Kriteria dan Rentang Penilaian
Yang Dianalisis Rendah Sedang Tinggi
Kompleksitas 81 – 100 75 – 80 70 – 74
Daya Dukung 70 – 74 75 – 80 81 – 100
Intake 70 – 74 75 – 80 81 – 100

G. Pendidikan Kecakapan Hidup


Bahwa berdasarkan regulasi pada UUSPN nomor 20 tahun 2003, PP 19 tahun
2005, PP 32 tahun 2013, PP 13 tahun 2015 maupun Panduan BSNP, dan peraturan
lain mengamanatkan bahwa pendidikan kecakapan hidup dapat dimasukkan ke dalam
kurikulum madrasah dalam rangka memberikan bekal tidak saja pengetahuan secara
akademik tetapi juga keterampilan-keterampilan tertentu yang mengarah kepada
pencapaian kompetensi peserta didik yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari secara nyata.
Pengertian kecakapan hidup berdasarkan konteks penerapannya di SMA
Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah kemampuan dan
keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan
kreatif mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya. Pendidikan berorientasi
kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan
memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri,
warga masyarakat, maupun sebagai warga negara. Apabila hal ini dapat dicapai,
maka ketergantungan terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan, yang berakibat pada
meningkatnya angka pengangguran, dapat diturunkan, yang berarti produktivitas
nasional akan meningkat secara bertahap.

Pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan dalam Kurikulum SMA


Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2017/2018 merupakan bagian integral
dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang
direncanakan secara khusus serta pengembangan diri yang meliputi pelayanan
bimbingan konseling, ekstrakurikuler dan pembiasaan.

Lingkup kecakapan hidup meliputi empat kecakapan, yaitu: Kecakapan


Personal (Pribadi), Kecakapan Sosial, Kecakapan Akademik, dan Kecakapan
Vokasional. Masingmasing kecakapan terdiri dari sejumlah indikator sebagai berikut :

Tabel Nomor : 3.2


Indikator Ruang Lingkup Kecakapan Hidup

Ruang Lingkup Indikator

Kecakapan Personal  Kesadaran Diri;


 Berpikir Rasional.
Kesadaran Diri  Kesadaran diri sebagai hamba Allah,
makhluk sosial, dan makhluk lingkungan
 Terfokus pada kemampuan untuk melihat
potret diri
 Kesadaran akan potensi diri dan dorongan
untuk mengembangkannya
Berpikir Rasional  Kecakapan mengenali informasi
 Kecakapan menggali, mengolah informasi,
dan
 mengambil keputusan secara cerdas
 Kecakapan memecahkan masalah secara
arif dan kreatif
Kecakapan Sosial  Kecakapan berkomunikasi secara lisan dan
tulisan
 Kecakapan mengelola konflik dan
mengendalikan emosi
 Kecakapan bekerjasama dan berpartisipasi
Kecakapan Akademik  Kecakapan mengidentifikasi variabel
 Kecakapan menghubungkan variabel
 Kecakapan merumuskan hitotesa
 Memecahkan melaksanakan penelitian
Kecakapan Vokasional  Kecakapan dalam bidang pekerjaan tertentu
 Kecakapan menciptakan atau membuat
produk
 Memecahkan berwirausaha, dll
Pola pengembangan dan bentuk integrasi Pendidikan kecakapan hidup
yang diimplementasikan pada Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
Tahun Pelajaran 2017/2018 disajikan dalam format tabel analisis berikut
untuk mengintegrasikan kecakapan hidup dalam materi muatan kurikuler
yang mengacu pada tujuan pendidikan.

Tabel Nomor : 3.3


Analisis Pengintegrasian Kecakapan Hidup dalam Muatan Kurikuler
Pengembangan Kecakapan Hidup
Kecakapa Kecakapa Kecakapa Kecakapa
N Mata Tujuan
n n n n
o Pelajaran Pendidikan
Personal Sosial Akademi Vokasion
k al
1 Pendidikan Membentuk
Agama peserta didik
menjadi
manusia
beriman
yang
dan
 
bertakwa
kepada Tuhan
YME
2 Pendidikan Membentuk
Kewarganegara peserta didik
an menjadi warga
negara yang
memiliki
wawasan
rasa
dan
 
kebersamaan,
cinta tanah air,
serta bersikap
dan berperilaku
demokratis
3 Bahasa Membentuk
peserta didik
mampu
berkomunikasi
secara efektif
dan efisien  
sesuai dengan
etika yang
berlaku, baik
secara lisan
maupun tulisan
4 Matematika Mengembangk
an logika dan
kemampuan  
berpikir peserta
didik
5 Ilmu Mengembangk
Pengetahuan an
Alam pengetahuan,
dan
kemampuan
analisis peserta
  
didik terhadap
lingkungan
alam dan
sekitarnya
6 Ilmu Mengembangk
Pengetahuan an
Sosial pengetahuan,
pemahaman,
dan
kemampuan
 
analisis peserta
didik terhadap
kondisi sosial
masyarakat
7 Seni dan Membentuk
Budaya karakter peserta
didik menjadi
manusia
memiliki
yang
rasa
  
seni dan
pemahaman
budaya
8 Pendidikan Membentuk
Jasmani, karakter peserta
Olahraga, dan didik agar sehat
Kesehatan jasmani dan  
rohani, serta
menumbuhkan
rasa sportivitas
9 Keterampilan/ Membentuk
Bahasa peserta didik
Asing/TIK menjadi
manusia yang
  
memiliki
keterampilan
10 Muatan Lokal Membentuk
pemahaman
terhadap
potensi
dengan
sesuai
ciri
 
khas di daerah
tempat
tinggalnya
11 Pengembangan Memberikan
Diri kesempatan
kepada peserta
didik untuk    
mengembangka
n dan
mengekspresik
an diri sesuai
dengan
kebutuhan,
minat, dan
bakat

a) Prinsip-prinsip Pengembangan Model Integrasi Pendidikan


Kecakapan Hidup
Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) merupakan salah satu
model kurikulum inovatif. Sebagai sebuah kurikulum inovatif,
penyelenggaraan model kurikulum kecakapan hidup tidak berdiri
sendiri, tetapi terintegrasi dengan kurikulum yang dikembangkan oleh
satuan pendidikan. Dengan demikian, pengembangan kurikulumnya
terkait erat dengan pengembangan kurikulum madrasah. Sehubungan
dengan dengan hal itu, maka langkah-langkah pengembangan
khususnya pendidikan kecakapan hidup mengikuti pola yang
dikembangkan dalam kurikulum tersebut.

Pendidikan kecakapan hidup yang dikembangkan dalam


Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran
2017/2018 memperhatikan beberapa hal berikut, yaitu:
(1) Pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh baik
keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia
(2) Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat dan
bakat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik
peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya
(3) Sesuai tuntutan dunia kerja dan kebutuhan kehidupan.
Pendidikan kecakapan hidup hendaknya memungkinkan untuk
membekali peserta didik dalam memasuki dunia kerja/usaha
serta relevan dengan kebutuhan kehidupan sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik
(4) Kecakapan-kecakapan yang perlu dikembangkan mencakup:
kecakapan personal, sosial, akademis, dan vokasional
(5) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(6) Mempertimbangkan pengelompokan mata pelajaran baik
berdasarkan struktur mata pelajaran kurikulum 2006 atau pun
kurikulum 2013.

b) Prinsip Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup


Prinsip pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup terintegrasi
kedalam muatan mata pelajaran yang diajarkan dan mengandung
empat dimensi kecakapan. Keempat dimensi kecakapan hidup secara
berkelanjutan harus dimiliki oleh peserta didik sejak TK hingga
sekolah menengah, dan bahkan perguruan tinggi. Akan tetapi dalam
praktiknya, penekanan pendidikan kecakapan hidup tetap
mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik sesuai dengan
jenis dan jenjang pendidikan. Kecakapan hidup pada TK dan SD
berbeda dengan SMP, demikian pula kecakapan hidup pada SMP
berbeda dengan SMA, bergantung kepada tingkat perkembangan
psikologis dan fisiologis peserta didik. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun
Pelajaran 2017/2018 memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
(1) Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku dan tidak
mengubah kurikulum yang berlaku
(2) Pembelajaran menggunakan prinsip empat pilar, yaitu: belajar
untuk tahu, belajar menjadi diri sendiri, belajar untuk melakukan,
dan belajar untuk mencapai kehidupan bersama
(3) Konstekstual (mengkaitkan dengan kehidupan nyata) dengan
menggunakan potensi lingkungan sekitar sebagai wahana
pendidikan
(4) Pembelajaran dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas,
dan tidak menambah jam pelajaran
(5) Mengarah kepada tercapainya hidup sehat dan berkualitas,
memperluas wawasan dan pengetahuan, dan memiliki akses
untuk memenuhi standar hidup secara layak.

c) Layanan Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup


Layanan Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup berdasarkan
Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran
2017/2018 disajikan oleh guru dan/atau konselor dalam bentuk layanan
sebagai berikut :
(1) Pembelajaran berorientasi pencapaian keterampilan (KI-4) secara
maksimal;
(2) Pembinaan Peserta Didik melalui layanan Bimbingan Konseling;
(3) Kegiatan Ekstrakurikuler; dan
(4) Pembiasaan.

.
BAB IV
PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. Beban Belajar
Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2017/2018
mengatur beban belajar dalam sistem paket dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Alokasi jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran ditetapkan
sebagaimana tertera dalam Stuktur Kurikulum.
2) Lama waktu untuk setiap (1) jam pelajaran adalah 45 menit sesuai aturan
bagi tingkat menengah atas.
3) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur adalah 30% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan.
4) Alokasi waktu untuk praktik adalah 1 (satu) jam tatap muka setara dengan
dua jam kegiatan praktik di sekolah atau empat jamm praktik di luar
sekolah.

Beban belajar yang harus diselesaikan oleh peserta didik SMA


Muhammadiyah 2 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2017/2018 digambarkan dalam tabel
berikut :
Tabel nomor : 4.1
Beban Belajar Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo tahun
pelajaran 2017/2018
Waktu Pembelajaran
Alokasi 1 Jumlah Minggu
TP 2017/2018
Kelas (Satu) JTM Per Efektif TP
Dalam Daalam
JTM Minggu 2017/2018
Jam Menit
X 45 Menit 53 JTM 35 minggu 1.855 Jam 83.475 Menit
XI 45 Menit 53 JTM 35 minggu 1.855 Jam 83.475 Menit
XII 45 Menit 49 JTM 32 minggu 1.568 Jam 70.560 Menit

B. Beban Belajar Tambahan


Beban belajar tambahan hanya dilaksanakan bagi kelas XII (dua belas)
pada semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018 sehubungan dengan persiapan
pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Belajar tambahan hanya diterapkan pada mata pelajaran ujian nasional
dengan alokasi jam untuk setiap mata pelajaran adalah 2 (dua) jam
pelajaran setiap minggu;
2) Lama waktu untuk setiap (1) jam pelajaran adalah 45 menit sesuai aturan
bagi tingkat menengah atas.
3) Kegiatan belajar tambahan dilakukan setelah selesai KBM pada jam utama.
4)
Tabel Nomor : 4.2
Beban Belajar Tambahan bagi Kelas XII pada Semester Genap
Alokasi 1 Jumlah Waktu Pembelajaran
Minggu
Kelas (Satu) JTM Per Dalam Dalam
Efektif
JTM Minggu Jam Menit
10
XII 45 Menit 12 JTM 120 Jam 5.400 Menit
minggu

Anda mungkin juga menyukai