Anda di halaman 1dari 70

1.

Faktor Pembentuk Bangsa Indonesia


1- Faktor primordial
 Faktor primordial yaitu adanya kesamaan pandangan hidup antar daerah Indonesia yang erat dengan
dasar adat istiadat, tradisi dan nilai budaya.
 Ikatan primordial merupakan ikatan kekerabatan yang dibawa sejak lahir yang sangat erat kaitannya
dengan kekerabatan dan kelompok.
2- Faktor keagamaan/sakral
 Kesamaan agama yang dianut juga merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan bangsa
Indonesia.
 Indonesia menganut kepercayaan Ketuhanan yang mengakui 6 agama yaitu Islam, Protestan, Katolik,
Hindu, Buddha dan Khonghucu.
 Keenam agama ini memiliki tempatnya tersendiri dalam bangsa Indonesia. Masing-masing agama
hidup berdampingan dibawah payung ideologi bangsa, Pancasila.
3- Tokoh masyarakat
 Terbentuknya bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran serta tokoh-tokoh pejuang, seperti Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Jend. Sudirman dan banyak lagi.
 Para-para tokoh ini yang rela mengorbankan segalanya demi terbentuknya serta mempertahankan
bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu. Adanya tokoh-tokoh atau pemimpin inilah yang
mempersatukan tiap wilayah di Indonesia. 
4- Memiliki kesamaan nasib
 Seperti yang tercatat dalam sejarah sebagian besar wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke
pernah dijajah oleh bangsa asing.
 Beberapa diantara negara-negara yang pernah menjajah Indonesia adalah Belanda, Portugis, Inggris,
Spanyol, Jepang dan Prancis. Dengan total masa penjajahan selama 350 tahun.
 Wajar saja keinginian untuk merdeka, berdiri diatas kaki sendiri adalah keinginan yang menjadi
dambaan masyarakat Indonesia yang kemudian membentuk persatuan untuk melakukan perjuangan
kemerdekaan.
5- Persamaan wilayah tempat tinggal
 Indonesia adalah wilayah yang luas membentang ribuan kilometer dari Aceh sampai Papua. Namun
demikian, satu wilayah terikat antara satu sama lain.
 Salah satu yang menyebabkan persatuan antar wilayah ini adalah dikarenakan adanya kerajaan-
kerajaan yang menghimpun secara bergantian sejak dulu mulai dari Sriwijaya, Demak, Majapahit, Kutai
hingga kerajaan Goa di Sulawesi.
6- Faktor ekonomi
 Berkembangnya masyarakat sejalan dengan perkembangan ekonomi yang pada akhirnya akan
melahirkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan sesuai dengan aneka kebutuhan yang ada di masyarakat.
 Semakin tinggi tingkat kualitas dan  variasi kebutuhan dimasyarakat semakin tinggi pula
ketergantungan masyarakat tersebut satu sama lain, yang pada akhirnya akan meningkatkan solidaritas
dan mempererat hubungan antar masyarakat.
7- Faktor kelembagaan
 Faktor kelembagaan tak kalah pentingnya dalam proses pembentukan suatu bangsa.
 Kelembagaan akan mempertemukan pemerintah sebagai instansi dengan berbagai kepentingan
masyarakat sehingga terbentuk sebuah kepentingan nasional yang tidak saling membedakan untuk
melayani setiap warga masyarakat.
 Kehadiran partai politik yang bersifat umum dan terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung tanpa
membedakan agama, ras dan golongan yang menghimpun kepentingan masyarakat dalam berbagai
wilayah menjadi satu kesatuan.
 Salah satu contoh kelembagaan lain adalah angkatan bersenjata yang setiap personilnya dibentuk dari
berbagai golongan di masyarakat.
 Kehadiran kelembagaan-kelembagaan inilah yang menjadi kontribusi dalam proses pembentukan
sebuah bangsa.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
8- Bhinneka Tunggal Ika
 Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Prinsip inilah yang menjadikan bangsa Indonesia berdiri.
 Setiap warga negara walaupun memiliki keterikatan pada identitas kelompoknya masing-masing, lebih
memilih untuk bersatu sepakat untuk hidup bersama dalam kerangka politik dan dibawah payung
hukum, menghargai perbedaan dibawah satu pemerintahan yang sah, Indonesia.
2. MASYARAKAT MADANI
Definisi Masyarakat Madani

Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil society pertama kali dikemukan oleh
Cicero dalam filsafat politiknya dengan istilah societies civilis yang identik dengan negara. Dalam
perkembangannya istilah civil society dipahami sebagai organisasi-organisasi masyarakat yang terutama
bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara serta keterikatan dengan
nilai-nilai atau norma hukum yang dipatuhi masyarakat.

Konsep masyarakat madani merupakan penerjemahan dari civil society yang pertama kali digulirkan oleh Dato
Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada acara Festifal Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta. Konsep yang
diajukannya hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah kelompok masyarakat yang memiliki
peradaban maju.

Masyarakat madani (civil society) sering disebut masyarakat warga, masyarakat kewargaan, masyarakat sipil,
beradab, atau masyarakat berbudaya. Istilah civil society berasal dari bahasa latin, yaitu civitas dei artinya kota
Ilahi. Asal kata civil adalah civilization yang artinya peradaban. Civil society secara sederhana dapat diartikan
sebagai masyarakat beradab. Masyarakat madani didefinisikan sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial yang
terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self generating), dan
keswadayaan (self supporting). Kemandirian tinggi terjadi jika berhadapan dengan negara dan keterikatan
dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

Menurut Anwar Ibrahim masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur berasaskan kepada prinsip moral
yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dan kestabilan masyarakat.

Masyarakat madani secara etimologis memiliki dua arti. Pertama, masyarakat kota karena madani adalah
turunan dari kata dalam bahasa Arab, madinah yang berarti kota. Kedua, masyarakat peradaban yang dalam
bahasa Inggris dikenal sebagai civility atau civilization. Istilah masyarakat madani yang merupakan terjemahan
dari civil society, apabila ditelusuri berasal dari proses sejarah masyarakat barat. Akar perkembangannya dapat
dirunut mulai Cicero. Cicero adalah seseorang yang mulai menggunakan istilah societes civilis dalam filsafat
politiknya.

Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani yang pada dasarnya adalah masyarakat
sipil yang demokrasi dan agamis/religius. Dalam kaitannya pembentukan masyarakat madani di Indonesia,
maka warga negara Indonesia perlu dikembangkan untuk menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, dan
religius dengan bercirikan imtak, kritis argumentatif, dan kreatif, berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai
dengan aturan, menerima semangat Bhineka Tunggal Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab,
memilih calon pemimpin secara jujur-adil, menyikapi mass media secara kritis dan objektif, berani tampil dan
kemasyarakatan secara profesionalis,berani dan mampu menjadi saksi, memiliki pengertian kesejagatan,
mampu dan mau silih asah-asih-asuh antara sejawat, memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal cita-cita
Indonesia di masa mendatang dan sebagainya.

1. Ciri-ciri masyarakat madani


Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses penuh terhadap setiap
kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat,
berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada publik.
2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi sehingga muwujudkan
masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota
masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta kemampuan untuk
berperilaku demokratis kepada orang lain dan menerima perlakuan demokratis dari orang lain.
Demokratisasi dapat terwujud melalui penegakkan pilar-pilar demokrasi yang meliputi :
(1)   Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
(2)   Pers yang bebas
(3)   Supremasi hukum
(4)   Perguruan Tinggi
(5)   Partai politik
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap sosial
yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas
yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang majemuk disertai dengan
sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha
Kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal antara hak dan
kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari rekayasa, intimidasi,
ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian
berpolitik yang bertanggungjawab.
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus
diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama
tanpa kecuali.
Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia diantaranya :
1. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata
2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat
3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter
4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang terbatas
5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar
6. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi
Adapun Nurcholis Madjid memberikan beberapa karekteristik bagi masyarakat berperadaban, masyarakat
madani, atau civil society sebagai berikut.
 Adanya semangat egalitarianisme.
 Penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi, bukan keturunan, kesukuan, atau ras.
 Keterbukaan
 Partisipasi seluruh anggota masyarakat.
 Penentuan kepemimpinan melalui pemilihan, bukan berdasarkan keturunan.
Sedangkan Muhammad A.S. Hikam menyebutkan bahwa masyarakat madani memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
 Kesukarelaan (voluntary)
 Keswasembadaan (self generating)
 Keswadayaan (self supporting)
 Kemandirian tinggi berhadapan dengan negara
 Keterkaitan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

  Civil society adalah suatu wilayah yang menjamin berlangsungnya perilaku, tindakan dan refleksi mandiri, tidak
terkungkung oleh kondisi kehidupan material, dan tidak terserap di dalam jaringan-jaringan kelembagaan
politik resmi yang di dalamnya tersirat pentingnya suatu ruang publik yang bebas (the free public). Sebagai
tempat di mana transaksi komunikasi yang bebas bisa dilakukan oleh warga masyarakat.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Menurut Hidayat Syarief apabila diaktualisasikan dalam masyarakat Indonesia yang berbhinneka tunggal ika,
masyarakat madani mempunyai karakteristik sebagai berikut.

 Masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pancasilais, dan memiliki cita-
cita serta harapan masa depan.
 Masyarakat yang demokratis dan beradab yang menghargai perbedaan pendapat.
 Masyarakat yang menghargai Hak Azasi Manusia (HAM)
 Masyarakat yang tertib dan sadar hukum dan direfleksikan dari adanya budaya malu apabila melanggar
hukum.
 Masyarakat yang memiki kepercayaan diri dan kemandirian.
 Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kompetitif dalam suasana kooperatif dan penuh
persaudaraan dengan bangsa-bangsa lain dengan semangat kemanusiaan universal (pluralis).

Dari beberapa ciri yang dikemukakan oleh para tokoh tersebut, nampak bahwa bangunan masyarakat madani
adalah masyarakat yang ideal. Artinya sebuah masyarakat yang memiliki keberdayaan secara intelektual, sosial
dan spiritual, serta mempunyai kemampuan dan kemauan untuk maju dan mandiri tanpa intervensi dari negara
dengan senantiasa memegang teguh hukum (aturan). Apakah cirri-ciri ini pun muncul dalam masyarakat petani
salak di Cineam. Tentu saja ciri-ciri masyarakat madani ini telah muncul di kalangan petani salak. Secara
intelektual social dan spiritual mereka mampu hidup untuk saling menghormati dan menghargai. Kehidupan
tradisional serta kuatnya nilai-nilai agama khususnya Islam dalam menjalankan kehidupan menjadi pijakan
dalam membangun masyarakat madani di petani salak atau masyarakat Cineam.

BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI


1. Pengertian dan prinsip budaya demokrasi

Demokrasi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu demos yang artinya rakyat dan kratos atau kratein yang dapat
diartikan sebagai pemerintahan berada di tangan rakyat. Secara harfiah, demokrasi berarti pemerintahan dari,
oleh, dan untuk rakyat. Menurut kamus, demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dengan kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh wakil-wakilnya yang dipilih melalui pemilihan
umum yang bebas. Demokrasi dapat disebut juga sebagai pelembagaan dari suatu kebebasan
(institutionalization of freedom).

Berbicara tentang pengertian demokrasi, ada beberapa pendapat yang dapat kita jadikan acuan agar kita
mudah memahaminya. Pendapat-pendapat tersebut antara lainnya dikemukakan oleh para tokoh seperti
berikut.
1. Kranenburg berpendapat bahwa demokrasi terbentuk dari dua pokok kata yang berasal dari
bahasa yunani yaitu Demos (rakyat) dan Kratein (memerinyah) yang maknanya adalah “ cara
memerintah oleh rakyat”.
2. Prof. Mr. Koentjoro Poerbobranoto. Berpendapat demokrasi adalah suatu Negara yang
pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Maksudnya, suatu system dimana suatu Negara
diikutsertakan dalampemerintahan Negara.
3. Abraham Lincoln. Berpendapat bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat (Democracy is government oh the people, by the people, and for the
people).

Berdasarkan pendapat dari tokoh-tokoh diatas, maka dapat diambil satu kesimpulan tentang pengertian
demokrasi seperti berikut. Demokrasi adalah suatu paham yang menegaskan bahwa pemerintahan suatu
Negara di pegang oleh rakyat, karena pemerintahan tersebut pada hakikatnya berasal dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. System pemerintahan demokrasi adalah demokrasi langsung.Pelaksana demokrasi itu
disebut demokrasi langsung (direct democracy).

Dalam masa sekarang ini, di mana penduduk Negara berjumlah ratusan ribu bahkan jutaan orang. Demokrasi
langsung tidak mungkin dilaksanakan, sehingga dibutuhkan lembaga perwakilan rakyat. Anggota-anggotanya
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum yang rahasia, bebas, jujur, dan adil. Oleh karena itu, demokrasi
seperti ini disebut demokrasi perwakilan (representative democracy).

Inti pemerintahan demokrasi kekuasaan memerintah yang dimiliki oleh rakyat. Kemudian diwujudkan dalm ikut
seta menentukan arah perkembangan dan cara mencapai tujuan serta gerak poloitik Negara. Keikut sertaannya
tersebut tentu saja dalam batas-batas ditentukan dalamperaturan perundang-undangan atau hokum yang
berlaku. Salah satu hak dalam hubungannya dengan Negara adalah hak politik rakyat dalam partisipasi aktif
untuk dengan bebas berorganisasi, berkumpul, dan menyatakan pendapat baik lisan maupun tulisan.
Kebebasan tersebut dapat berbentuk dukungan ataupun tuntutan terhadap kebijakan yang diambil atau
diputuskan oleh pejabat negara.

Demokrasi pada masa kini antara lain menyangkut hak memilih dan hak untuk dipilih, menyangkut pula adanya
pengakuan terhadap kesetraan diantara warga negara, kebebasan warga negara untuk melakukan partisipasi
politik, kebebasan untuk memperoleh berbagai sumber informasi dan komunikasi, serta kebebasan utuk
menyuarakan ekspresi baik memlalui organisasi, potensi, seni, serta kebudayaan, dan efektif dan lestari tanpa
adanya budaya yang memawarnai pengorganisasian bebagai elemen politik seperti partai politik, lembaga-
lembaga pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan. Demokrasi memerlukan partisipasi rakyat dan
deokrasi yang kuat bersumber pada kehendak rakyat serta bertujuan untuk mencapai kemasalahatan bersama,
itukah pengertian demokrasi.

2.        Unsur-unsur Demokrasi


Unsur-unsur demokrasi meliputi:
a. Adanya partisipasi masyarakat secara aktifd dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
b. Adanya pengakuan akan supremasi hokum ( daulat Hukum)
c. Adanya pengakuan akan kesamaan di anatar warga Negara
d. Adanya kebebasan, di anataranya; kebebasan berekpresi dan berbicara/berpendapat berkebebasan untuk
berkumpul dan berorganisasi, berkebebasan beragama, berkeyakinan, kebebasan untuk mengguagat
pemerintah, kebebasan untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum, kebebasan untuk mengurus
nasib sendiri.
e. Adanya pengakuan akan supremasi sipil atas militer

3.    Prinsip-Prinsip Demokrasi


Istilah demokrasi mengacu kepada dua hal, yaitu:
pertama, seperangkat ketentuan normatif yang harus dipenuhi agar terbentuk sebuah sistem politik tertentu;
dan
kedua, sebuah bentuk pemerintahan yang memenuhi ketentuan-ketentuan normatif.

Kedua dimensi demokrasi ini menunjukkan bahwa lembaga-lembaga politik demokratis yang dikembangkan di
barat selama beberapa abad terakhir ini berdasarkan ide para filosof yang membentuk bangunan teoretis dari
sebuah sistem politik demokratis. Kedudukan warga negara dalam UUD 1945 adalah sama tidak ada
perkecualiaan, persamaan hak meliputi, hak politik, ekonomi, sosial,budaya, pendidikan dan hukum.

Ada sepuluh pilar demokrasi konstitutional, yakni demokrasi yang berketuhanan, demokrasi dengan
kecerdasan, demokrasi yang berkedaulatan rakyat, demokrasi dengan rule of law, demokrasi dengan
pembagian kekuasaan negara, demokrasi dengan hak asasi, demokrasi dengan peradilan yang merdeka,
demokrasi dengan otonomi daerah, demokrasi dengan kemakmuran, dan demokrasi yang berkeadilan
sosial. (Sanusi, 1984) Demokrasi berkembang di Yunani pada abad ke-6 SM dengan konsep city state melalui
pemilihan umum langsung yang diikuti sekitar 300.000 penduduk. Sammuel P. Huntington menggambarkan
perjalanan demokrasi sebagai berikut.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Gelombang kesatu mulai abad ke-19 dengan meluasnya hak pilih pada 1890-an (oleh 29 negara). Arus
baliknya pada 1922 saat berkuasanya Musolini sebagai presiden Italia sehingga pada 1942 negara
demokrasi menjadi 12 negara.
 Gelombang kedua saat kemenangan sekutu pada Perang Dunia II dan memuncak pada 1962 menjadi
36 negara demokrasi. Arus baliknya tahun 1970 menjadi 30 negara demokrasi.
 Gelombang ketiga tahun 1974 bertambah 30 negara demokrasi baru, terhitung revolusi politik yang
berlangsung di Uni Soviet dan bagian Afrika. Huntington mennjelaskan bahwa gelombang ketiga ini
diikuti oleh gelombang keempat pada abad 21.
Prinsip utama demokrasi adalah persamaan dan kebebasan. Prinsip utama demokrasi menurut Alamudi, yaitu:
 kedaulatan rakyat;
 pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
 kekuasaan mayoritas;
 hak-hak minoritas;
 jaminan hak asasi manusia;
 pemilihan yang bebas dan jujur;
 persamaan di depan hukum;
 proses hukum yang wajar;
 pembatasan pemerintah secara konstitusional;
 pluralisme sosial, ekonomi, dan politik; serta nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan
mufakat.

Prinsip-prinsip demokrasi sebenarnya tumbuh berkembang dalam masyarakat tak terkecuali di kalangan petani
salak. Saling menghormati dan menghargai sesama petani untuk menyesuiakan harga jual salak merupakan
salah satu prinsip demokrasi yang berkembang. Perlakuan dan kesempatan yang sama dalam mendapat,
memproses serta menjual salak merupakan jaminan tersendiri dalam pembangunan prinsip-prinsip demokrasi
di kalangan petani salak. Seyogyanya perkembangan prinsip-prinsip demokrasi di kalangan petani salak dapat
membawa kesejahteraan kepada petani salak.

Budaya Demokrasi
Indicator berkembangnya budaya demokrasi adalah sebagai berikut:

Pertisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara. Dalam budaya demokrasi, setiap warga berhak ikut
menentukan kebijakan public seperti penentuan anggaran, peraturan-perauran dan kebijakan-kebijakan public.
Namuk oleh karena secara praktis tidak mungkin melibatkan seluruh warga suatu Negara terlibat dalam
pengambilan keputusan (sebagaimana halnya pada zaman Ynani Kuno), maka digunakan prosedur pemilihan
wakil. Para warga Negara memilih wakil-wakil mereka di pemerintahan.

Para wakil inilah yang diserahi mandar untuk mengelolah masa depan bersama warga Negara melalui berbagai
kebijaka dan peraturan perundang-undangan. Pemerintah demokrasi diberi kewenangan membuat kepuusan
melalui mandar yang diperoleh lewat pemilihan umum.

Pemilu yang teratus (regular) memungkinkan partai-partai turut bersaing dan mengumumkan kebijakan-
kebijakan alternative mereka agar didukung masyarakat. Selanjutnya warga Negara, melalui hak memilihnya
yang priodik, dapat terus menjaga agar pemerintahanya bertanggung jawab kepada masyarakat. Dan jika
pertanggungjawaban itu tidak diberikan, maka warga Negara dapat mengganti pemerintahan melalui
mekanisme demokrasi yang tersedia. Hal itu sesuai dengan definisi demokrasi sebagai mana dikemukakan oleh
Abraham Lincoln. Ia mengatakan, demokrasi adalah “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”.

Pertanyaan berikutnya dalah : pemilu yang bagaimana? Ketika partai-partai komunis berkuasa dieropa timur
(1947-1949), pemilihan umum dilaksanakan secara berkala. Para pemilih dijinkan untuk mengambil bagian
dalam pemungutan suara rahasia yang untuk memilih anggota majlis local dan nasional. Di beberapa negarra,
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
para calon majlis bahkan mewakili bebagai macam partai politik. Apakah Negara-negara ini, yangmenyebut
dirinya “ demokrasi rakyat”, benar-benar demokrasi? Jawabannya adalah tidak. Negara-negara komunis
initelah menyebut sebuah system demokrasi, namun menolak untuk mengakui unsur-unsur lain yang
diperlukan agar system itu berjalan secara demokrasi, di antaranya adanya pemilihan umum yang bebas.
Pertama-pertama pemilu harus jujur. Pemilihan harus menawarkan kepada para pemilih yang nyata di
antarapartai-partai yang menawarkan program-program yang berbeda. Pemilihan harus diawasi oleh petugas
yang resmi dan tidak memiliki kepentingan pribadi, yang dapat dipercaya untuk menjamin bahwa tidak seorang
pun memebrika suara lebih dari satu kali dan bahwa suara-suara di hitung secara jujur dan akurat ini jarang
terjadi di Negara-negara komunis Eropa timurtempo dulu, dan tidak selalu otomatis diperaktekkan bahkan di
Negara-negara barat yang lebih maju.

Akan tetapi, partisipasi rakyat tidak hanya berupa partisipasi dalam mekanisme lima tahunan (pemilu) itu saja.
Partisipasi tidak indetik dengan memilih dan dipilih dan dipilih pemilu. Khusus bai rakyat yang dipilih, mereka
berhak dan bertanggungjawab menyuarakan aspirasi atau keritik kapan saja terhadap para wakil dan
pemerintahan lazim disebut gerakan ekstraparloementer. Hal ini mengingatkan kenyatan bahwa baik
pemerintah maupun wakil rakyat yang mereka pilih bias saja membuat kebijakan yang bertentangan dengan
aspirasi mereka. Dalam hal kebijakan yang tidak memihak aspirasi rakyat, misalkanan para wakir sering diam
saja. Atau malah kongkalikong dengan pemerintaha. Untuk itu, masyarakat tetap harus tetap mengawasi
mereka dan tidak hanya tunggu saat pemilu. Inilah yang juga disebut demokrasi parstipatoris.

Kebebasan. Unsure kedua dan bahkan lebih mendasar adalah kebebasan yaitu kebebasan berekpresi,
berkumpul, berserikat, dan media (Koran, radio, TV) kebebasan memungkinkan demokrasi berfungsi.
Kebebasan memberikan boksigen agar demokrasi bias bernafas kebebasan berekpresi dan memungkinkan
segala masalah bias diperdebatkan, memungkikan pemerintahdikritik, dan memungkikan adanya pilihan-
pilihan lain. Kebebasan berkumpul memungkinkan rakyat berkumpul untuk melakukan diskusi. Kebebasan
berserikat memungkinkan orang-orang untuk bergabung dalam suatu partai atau kelompok penekan untuk
mewujudkan pandangan atau cita-cita politik mereka. Ketiga kebebasanini memungkinkan rakyat mengambil
bagian dalam proses demokrasi.

Media yang bebas ( artinya, media tidak dikembalikan oleh penguasa) membantu rakyat mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk membuat pilihan mereka sendiri. Tanpa media yang bebas dan tanpa
kebebasan berekpresi yang lebih luas (melalui percakapan, buku-buku, filem-filem, dan bahakan poster-poster
dinding), sering kali sulit bagi rakyat untuk mengetahui apa yang sesungguhnya sedang terjadi, dan bahkan
lebih sulit lagi untuk membuat keputusan yang berbobot mengenai apa yanag harus mereka pilih demi
mencapai suatu mesyarakat yang mereka inginkan.

Supremasi hukum (daulat hukum). Unsur penting lainnya, yang seringkali dianggap sudah semestinya ada di
Negara-negara yang tradisi demokrasinya sudah lama, adalah supremasi hukum (rule of law).tidak ada gunanya
pemerintah membiarkan semua kebebasan yang disebut di atas bertumbuh apabila pemerintah menginjak-
injaknya. Pengalaman banyak Negara menunjukan banyak pengerintik dijebloskan kedalam penjara, banyak
demonstran yang menentang kebijakan pemerintah dibubarkan dengan cara kekerasan, dan bahkan banyak di
antara mereka ditembak mati secara diam-diam oleh agen-agen Negara.

Pengakuan akan kesamaan warga Negara. Dalam demokrasi, semua warga Negara diandaiakan memiliki hak-
hak politik yang sama; jumlah suara yang sama, hak pilih yang sama, akses atau kesempatan yang sama untuk
medapatkan ilmu pengetahuan. Tidak seorang pun mempunyai mempunyai pengaruh lebih besar dari orang
lain dalam proses pembuatan kebijakan. Kesamaan disini juga termasuk kesamaan di depan hokum; dari rakyat
jelata sampai pejabat tinggi, semuanya sama dihadapan hukum.
Berikut penjelasannya:
a. Di bidang ekonomi : setiap individu memiliki hak yang sama untuk melakukan usaha ekonomi
( berdagang, bertani, berkebun, menjual jasa, dan sebagainya) untuk memenuhi dan meningkatkan
taraf hidup.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
b. Dibidang budaya budaya : setiap individu mempunyai kesaman dalam mengembangkan seni, misalnya
berkreasi dalam seni tari, seni lukis, seni musik, seni pahar, seni bangunan (arsitektur), dan sebagainya.
c. Dalam bidang politik : setiap orang memiliki hak politik yang sama, yakni setiap individu berhak secara
bebas memiliki, menjadi anggota salah satu partai politikbaru sesuai perundang-undangan yang
berlaku. Juga memiliki hak dalam pengambilan keputusan baik dalam lingkup keluarga atau masyarakat
melalui mekanisme yang disepakati dengan dengan tidak membedakan setatus, kedudukan, jenis
kelamin, agama, dan sebagainya.
d. Dalam bidang hokum : setiap individu memiliki kedudukan yang sama, yakni berhak untuk mengadakan
pembelaan, penuntutan, berperkara di depan pengadilan.
e. Di bidang pertahanan dan keamanan : setiap individu mempunya hak dan kewajiban yang sama dalam
pembelaan Negara

Pengakuan akan supremasi sipil atau militer. Budaya demokrasi juga mensyaratkan supremasi sipil atau
militer (sipil mengatur militer).

Indikator yang telah dijelaskan di atas dapat mengungkapkan bagaimana budaya demokrasi yang berkembang
di masyarakat petani salak. Jaminan hak asasi manusia serta partisipasi rakyat dalam mengolah, memproses
dan menjual salak merupakan implementasi bagaimana budaya demokrasi berkembang di masyarakat petani
salak.

Pemberdayaan Masyarakat Madani

Secara esensi dibutuhkan pemberdayaan dan penguatan masyarakat secara komprehensif agar memiliki
wawasan dan kesadaran demokrasi yang baik serta mampu menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia.
Untuk itu, maka diperlukan pengembangan masyarakat madani dengan menerapkan strategi pemberdayaan
untuk mencapai hasil secara optimal. Dalam hal ini Dawam Rahardjo mengemukakan tiga strategi yang salah
satunya dapat digunakan sebagai strategi pemberdayaan masyarakat madani Indonesia.
 Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik
Strategi ini berpandangan bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam masyarakat yang belum
memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat. Bagi penganut paham ini, pelaksanaan demokrasi
liberal hanya akan menimbulkan konflik sehingga menjadi sumber instabilitas politik. Saat ini yang diperlukan
adalah stabilitas politik sebagai landasan pembangunan, karena pembangunan membutuhkan resiko politik
yang minim. Dengan demikian, persatuan dan kesatuan bangsa lebih diutamakan daripada demokrasi.
 Strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi.
Strategi ini berpandangan bahwa pembangunan demokrasi tidak perlu menunggu rampungnya tahap
pembangunan ekonomi. Sejak awal dan secara bersama-sama diperlukan proses demokratisasi yang pada
esensinya adalah memperkuat partisipasi politik. Jika kerangka kelembagaan ini diciptakan, akan dengan
sendirinya timbul civil society yang mampu mengontrol terhadap negara.
 Strategi yang memilih pembangunan masyarakat madani sebagai basis yang kuat ke arah
demokratisasi.
Strategi ini muncul akibat kekecewaan terhadap realisasi dan strategi pertama dan kedua. Dengan begitu,
strategi ini lebih mengutamakan pendidikan dan penyadaran politik, terutama pada golongan menengah yang
makin luas.

Ketiga model strategi pemberdayaan civil society (masyarakat madani) tersebut dipertegas oleh Hikam bahwa
pada era transisi lebih mementingkan prioritas pemberdayaan dengan cara memahami target yang paling
strategis serta penciptaan pendekatan yang tepat di dalam proses tersebut. Untuk keperluan itu, keterlibatan
kaum cendekiawan, LSM, ormas sosial dan keagamaan, serta mahasiswa adalah mutlak adanya karena mereka
mempunyai kemampuan dan sekaligus tokoh utama pemberdayaan tersebut.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Sedangkan menurut Ryas Rasyid, sebuah masyarakat madani (civil society) haruslah mandiri, tidak begitu
terntung pada peran pemerintah atau negara. Barangkali, diantara organisasi sosial dan politik yang patut
dicatat dan meiliki kemandirian cukup tinggi adalah organisasi yang termasuk dalam kelompok lembaga
swadaya masyarakat (LSM) atau Non-Governmental Organization (NGO) yang di Indoneisa jumlahnya mencapai
ratusan.

Perubahan paradigma yang berorientasi kepada perwujudan masyarakat madani perlu dilakukan sebagai
koreksi terhadap kekeliruan yang secara umum berpangkal pada kurangnya konsistensi dalam memelihara dan
menegakkan prinsip serta semangat yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, dapat melahirkan
ketidakseimbangan antara posisi serta peran pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan negara juga
pembangunan.

Ketidakseimbangan posisi serta peran pemerintah dan masyarakat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini.
 Sistem politik, budaya, dan perilaku politik yang tenggelam dalam kehidupan demokrasi semu.
 Ditandai dengan matinya oposisi
 Sikap tabu terhadap perbedaan pendapat
 Tidak terdapat kontrol sosial
 Pelaksanaan fungsi legislatif yang tidak bermakna
 Penegakan hukum yang lemah
Adapun nilai-nilai dasar yang menandai masyarakat madani pada petani salak Cineam, di antaranya sebagai
berikut.
1) Ketuhanan
2) kemerdekaan
3) hak azasi dan martabat manusia
4) kebangsaan
5) demokrasi
6) kemajemukan
7) kebersamaan
8) persatuan dan kesatuan
9) kesejahteraan bersama
10) keadilan dan supremasi hukum
11) keterbukaan
12) partisipasi
13) kemitraan
14) rasional
15) etis
16) perbedaan
17) pendapat dan pertanggungjawaban
18) (akuntabilitas).
Nilai-nilai masyarakat madani tersebut harus melekat pada setiap individu dan institusi yang memiliki
komitmen untuk mewujudkannya di wilayah Cineam dan Indonesia. Adapun fungsi dari nilai-nilai tersebut di
antaranya sebagai berikut.
 Menjadi pedoman perilaku alam bersikap, berpikir dan bertindak, baik secara individual maupun
institusional
Menjadi dasar acuan penyusunan kebijakan dalam membangun Indonesia Baru sebagai landasan perjuangan
panjang untuk mewujudkan masyarakat madani

PENGERTIAN PEMERINTAHAN

a. Dalam arti luas : Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badab legislatif,
eksekutif, dan yudikatif di suaru negara dalam mencapai tujuan negara.
b. Dalam arti sempit : Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif
beserta jajarannya dalam mencapai tujuan negara.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
c. Menurut Utrecht ada 3 pengertian :
1. Pemerintahan adalah gabunagn dari semua badan kenegaraan yang memiliki kekuasaan  untuk
memerintah (legislatif,Eksekutif, Yudikatif).
2. Pemerintahan adalah gabungan badan-badan kenegaraan tertinggi yang memiliki kekuasaan
memerintah (Presiden, Raja, Yang dipertuan Agung).
3. Pemerintahan dalam arti kepala negara (Presiden) bersama kabinetnya.
d. Menurut Offe Pemerintahan adalah hasil dari tindakan administratif dalam berbagai bidang, bukan  hanya
hasil dari pelaksanaan tugas pemerintah dalam melaksanakan undang-undang melainkan hasil dari
kegiatan bersama antara lembaga pemerintahan dengan klien masing-masing.
e. Menurut Kooiman Pemerintahan adalah proses interaksi antara berbagai aktor dalam pemerintahan
dengan kelompok sasaran atau berbagai individu masyarakat.
f. Menurut Austin Ranney pemerintahan adalah proses kegiatan pemerintah dalam membuat dan
menegakkan hukum dalam suartu negara.
g. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia pemerintahan berarti :
1. Proses, cara, perbuatan memerintah.
2. Segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan  kesejahteraan rakyat dan
kepentingan negara.

BENTUK PEMERINTAHAN KLASIK

a. Ajaran Plato ada 5 bentuk pemerintahan :


1. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum cendekiawan sesuai dengan
pikiran keadilan.
2. Timokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang yang ingin mencapai
kemasyhuran dan kehormatan.
3. Oligarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh golongan hartawan.
4. Demokrasiadalah bentuk pemerintahanyang dipegang oleh rakyat jelata.
5. Tiraniadalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tiran (sewenang-wenang) dan
jauh dari keadilan.
b. Ajaran Aristoteles ada 6 bentuk pemerintahan :
1. Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan umum.
2. Tirani adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang demi kepentingan pribadi.
3. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan untuk
kepentingan umum.
4. Oligarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan demi
kepentingan kelompoknya.
5. Politeia adalh bentuk Pemerintahan yang dipegang oleh seluruh rakyat untuk kepentingan
umum.
6. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang tertentu demi
kepentingan sebagian orang.
b. Ajaran POLYBIOS yanitu dikenal denagn teori siklus Polybios, yang dapat digambarkan sbb :
1. MONARKI
2. OKHLOKRASI
3. DEMOKRASI
4. OLIGARKI
5. TIRANI
6. ARISTOKRASI

Keterangan :

1. MONARKI adalah bentuk pemerintahan yang pada mulanya kekuasaannya atas nama rakyat dengan
baik dan dipercaya tapi dalam perkembangannya penguasa (Raja)  tidak lagi menjalankan

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
pemerintahan untuk kepentingan umum tapi menindas rakyat dan sewenang-wenang, maka bentuk
ONARKMI bergeser menjadi TIRANI.
2. Dalam situasi pemerintahan TIRANI muncullah perlawanan dari kaum bangsawan dan pemerintahan
diambil alih kaum bangsawan yang memperhatikan kepentingan umum, maka pemerintahan TIRANI
bergeser menjadi ARISTOKRASI.
3. ARISTOKRASI yang semula memperhatikan kepentingan umum tidak lagi menjalankan keadilan tapi
hanya mementingkan diri dan kelompoknya sehingga pemerintahan ARISTOKRASI bergeser ke
OLIGARKI.
4. Dalam pemerintahan OLIGARKI yang tidak memiliki keadilan, maka rakyat mengambil alih kekuasan
untuk memperbaiki nasibnya. Rakyat menjalankan kekuasaan negara demi kepentingan rakyat, maka
pemerintahan OLIGARKI bergeser ke DEMOKRASI.
5. Pemerintahan DEMOKRASI yang awalnya baik, lama kelamaan banyak diwarnai kekacauan , KKN,
kebobrokan dan hukum sulit ditegakkan sehingga pemerintahan DEMOKRASI ini berpindah ke
pemerintahan OKHLOKRASI.
6. Dari pemerintahan OKHLOKRASI ini muncul seorang yang berani dan kuat yang dengan kekerasan
dapat memegang pemerintahan, maka pemerintahan OKHLOKRASI bergeser ke pemerintahan
OLIGARKI kembali.
7. Dengan demikian menurut POLYBIOS antara pemerintahan yang satu dengan lainnya memiliki
hubungan kausal (sebab dan akibat).

BENTUK PEMERINTAHAN MONARKI (KERAJAAN)


Bentuk pemerintahan monarki dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Monarki Absolut adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja, ratu,
syah, atau kaisar yang kekuasaannya tidak terbatas.  Raja merangkap  merangkap sebagai penguasa
legislatif, eksekutif dan yudikatif yang disatukan dalam perbuatannya. Raja adalah Undang-undang itu
sendiri. Contoh: Prancis di masa Raja Louis XIV semboyannya L’ etat C’est Moi (negara adalah aku).
2. Monarki Konstitusional adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja
yang kekuasaanya dibatasi oleh undang-undang dasar (konstitusi).terjadinya monarki konstitusional
ada 2 cara :
a. Datang dari raja sendiri karena ia takut dikudeta. Contoh: Jepang dengan hak octroi.
b. Karena adanya revolusi rakyat kepada raja. Contoh Inggris yang melahirkan Bill of Rights I
tahun 1689, yordania, Denmark, Arab Saudi dan Brunai Darussalam.
3. Monarki Parlementer adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja
dengan sistem parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.  Dalam monarki perlementer
kekuasaan eksekutif dipegang oleh Kabinet (Perdana Menteri) yang bertanggung jawab kepada
parlemen.  Fungsi raja sebagai kepala negara (simbol kekuasaan) dan tidak dapat diganggu gugat.
Contoh: Inggris, Belanda, dan Malaysia.

BENTUK PEMERINTAHAN REPUBLIK


Bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Republik Absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan.  Parlemen kurang
berfungsi, konstitusi diabaikan untuk legitimasi kekuasaan.
2. Republik Konstitusional, presiden memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan yang dibatasi oleh konstitusi, pengawasan efektif dilakukan oleh parlemen.
3. Republik Parlementer, presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, tapi presiden tidak dapat
diganggu gugat.  Kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri yyang bertanggung jawab
kepada parlemen.  Kekuasan legislatif lebih tinggi dari kekuasaan eksekutif.

JENIS-JENIS SISTEM PEMERINTAHAN

1. Sistem Pemerintahan Parlementer adalah sistem pemerintahan dimna parlemen atau badan legislatif
memiliki peran penting dalam pemerintahan.
Ciri-ciri atau karakteristik pemerintahan parlementer sebagai berikut :
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
a. Raja, ratu atau presiden sebagai kepala negara tidak memiliki kekuasan pemerintahan.
b. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri
c. Parlemen adalah satu-satunya lembaga yang anggotanya dipilih langsung rakyat melalui    pemilihan
Umum.
d. Eksekutif adalah kabinet bertanggung jawab kepada legislatif atau parlemen.
e. Bila parlemen mengeluarkan mosi tak percaya kepada menteri tertentu atau seluruh menteri maka
kabinet harus menyerahkan mandatnya kepada kepala negara.
f. Dalam sistem dua partai yang ditunjuk membentuk kabinet segali gus sebagai perdana menteri adalah
ketua partai politik pemenang pemilu.
g. Dalam sistem banyak partai formatur kabinet membentuk kabinet secara koalisi dan mendapat
kepercayaan parlemen.
h. Bila terjadi perselisihan antara kabinet dengan parlemen maka kepala negara menganggap kabinet
yang benar maka parlemen dibubarkan oleh kepala negara.
Catatan:
Bila parlemen dibubarkan maka tanggung jawab pelaksanaan pemilu terletak pada kabinet dalam tempo 30
hari.  Bila partai politik yang menguasai parlemen menang dalam pemilu maka kabinet akan terus memerintah. 
Tetapi apabila yang menang dalam pemilu tersebut adala partai oposisi maka kabinet mengembalikan
madatnya kepada kepala negara dan partai pemenang pemilu akan membentuk kabinet baru.
Kelebihan sistem pemerintahan Parlementer :
 Pembuatan kebijakan cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat anatar legislatif dengan
eksekutif.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet berhati-hati dalam
menjalankan pemerintahan.
Kekurangan sistem pemerintahan parlementer :
 Kedudukan eksekutif/kabinet tergantung dukungan mayoritas parlemen, sehingga  sewaktu waktu
kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
 Kabinet sewaktu-waktu dapat bubar tergantung dukungan mayoritas parlemen.
 Kabinet yang berasal dari partai pemenang pemilu dapat menguasai parlemen.
 Parlemen tempat pengkaderan bagi jabatan eksekutif.  Anggota parlemen merangkap menteri atau
kabinet.

Prinsip-prinsip sistem pemerintahan Parlementer ada 2 yaitu : 


1. Rangkap jabatan karena anggota parlemen adalah para menteri.
2. Dominasi resmi parlemen sebab merupakan lembaga legislatif tertinggi, memiliki kekuasaan membuat
UU, merivisi, mencabut suatu UU.  Parlemen dapat menentukan suatu UU itu konstitusional atau tidak.
2. Sistem pemerintahan Presidensial, adalah keseluruhan hubungan kerja antar lembaga negara melalui
pemisahan kekuasan negara, disini presiden adalah kunci dalam pengelolaan kekuasaan menjalankan
pemerintahan negara.
Ciri-ciri atau karakteristik sistem pemerintahan Presidensial sebagai berikut :
a. Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
b. Kabinet atau dewan menteri dibentuk oleh presiden.
c. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parleme
d. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen
e. Menteri tidak boleh merangkap anggota parlemen
f. Menteri bertanggung jawab kepada presiden
g. Masa jabatan mebteri tergantung pada keprcayaan presiden.
h. Peran eksekutif dan legislatif dibuat seimbang  dengan sistem check and balances.
Kelebihan sistem Presidensial :
 Kedudukan eksekutif stabil sebab tidak tergantung pada legislatif atau parlemen.
 Masa jabatan eksekutif jelas, misalnya 4 tahun, 5 tahun atau 6 tahun.
 Penyususnan program kabinet mudah karena disesuaikan dengan masa jabatan.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Legislatif buakn tempat kaderisasi eksekutif sebab anggota parlemen tidak boleh dirangkap pejabat
eksekutif.
Kekurangan Sistem Presidensiasl :
 Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan
mutlak.
 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
 Pembuatan kebijakan publik hasil tawar-menawar antara eksekutif dengan legislatif, tidak tegas dan
waktu lama.
Prinsip-perinsip sistem pemerintahan presidensial adalah :
1. Pemisahan jabatan karena larangan rangkap jabatan antara anggota parlemen dengan menteri atau
kabinet.
2. Kontrol dan keseimbangan (check and balances) yaitu masing-masing cabang kekuasaan diberi
kekuasaan untuk mengontrol cabang kekuasaan lain.
3. Sistem pemerintahan di negara komunis
Lembaga legislatif di Uni Soviet dijalankan oleh lembaga yang bernama Soviet Tertinggi URRS (STU) yang terdiri
dari 2 majelis yaitu majelis Uni dan majelis bangsa-bangsa.  Majelis uni mencerminkan kepentingan bersama
seluruh penduduk URSS ( mirip DPR) sedangkan majelis bangsa-bangsa mencerminkan   bangsa-bangsa dan
suku bangsa yang terdapat di wilayah URSS ( semacam Senat).  Siviet tertinggi (STU) memilih presidium soviet
tertinggi (semacam badan pekerja MPR) yang merupakan lembaga yang amat berkuasa di Uni Soviet.
Kekuasaan Eksekutif dijalankan oleh dewan menteri yang bertanggung jawab dan tunduk kepada Siviet
Teretinggi URSS.  Kekuasan nyata pemerintahan di Uni Soviet berada di tangan pemimpin partai komunis.
4. Sistem Pemerintahan Referendum
Di negara Swiss pembuatan UU berada dibawah pengawasan rakyat yang memiliki hak pilih.  Pengawasan itu
dilakukan dalam bentuk referendum.  Referendum itu ada 3 jenis :
 Referendum Obligatoir adalah referendum yang harus lebih dulu mendapat persetujuan langsung dari
rakyat sebelum suatu UUD tertentu diberlakukan.
 Referendun Fakultatif adalah referendunm yang dilaksanakan apabila dalam waktu tertentu setelah UU
dilaksanakan, sejumlah orang tertentu menginginka dilaksanakannya referendum.  Apabila hasil
referendum menghendaki dilaksanakannya UU maka akan terus berlaku, tapi sebaliknya.
 Referendum Konsultatif adalah referendum yang menyangkut soal-soal teknis.  Biasanya rakyat kurang
paham  tentangmateri UU yang diminta persetujuannya.
SISTEM PEMERINTAHAN DI AMERIKA SERIKAT
 Amerika serikat adalah negara republik berbentuk Federasi (federal) terdiri dari 50 negara bagian.
 Adanya pemisahan kekuasaan yang tegas antara legislatif, eksekutif dan yudikatif yang didasarkan pada
sistem check and balances.
 Kekuasaan eksekutif adalah prewsiden sebgai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
 Kekuasan legislatif ditangan parlemen yang beernama Kongres. Kongres terdiri dari dua kamar yaitu
senat dan badan perwakilan (The House of Representatives).  Anggota senat dipilih melalui pemilu yang
merupakan wakil dari negara-negara  bagian, setiap negara bagian 2 orang wakil. Jadi anggota senat itu
100 senator, masa jabatan 6 tahun. Sedangkan badan perwakilan merupakan wakil dari rakyat amerika
serikat yang dipilih langsung untuk jabatan 2 tahun.
 Kekuasaan yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung.
 Menganut sitem 2 partai yaitu Demokrat dan republik.
 Pemilihan umum menganut sistem distrik
SISTEM PEMERINTAHAN DI INGGRIS
 Inggris adalah negara kesatuan (United Kingdom) terdiri dari england, scotand, wales, irlandia utara,
berbentuk kerajaan (monarki).
 Kekuasan pemerintahan ditangan kabinet (Perdana Menteri)
 Raja adalah simbol kedaulatan dan persatuan negara.
 Parlemen terdiri dari 2 kamar yaitu House of commons (majelis Rendah) dan house of lords (majelis
Tinggi).  Majelis rendah adalah badan perwakilan rakyat dimana anggotanya dipilih oleh rakyat dari
calon partai politik.  Majelis Tinggi adalah perwakilan yang bberisi para bangsawan berdasarkan
warisan.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Adanya oposisi dari partai yang kalah dalam pemilu.
 Menganut sistem 2 partai yaitu konservatif dan partai buruh.
 Badan peradilan ditunjuk oleh kabinet maka tidak ada  hakim yang dipilih.
SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK RAKYAT CINA
 Bentuk negara adalah kesatuan dengan 23 provinsi.
 Bentuk pemerintahan adalah republik dengan sistem demokrasi komunis.
 Kepala negara adalah presiden, dan kepala pemerintahan adalah perdana menteri.
 Menggunakan sistem unikameral yaitun kongres rakyat nasional.
 Lembaga negara tertinggi adalah kongres rakyat nasional sebagai badan legislatif.
 Kekuasaan yudikatif dijalankan secara bertingkat dan kaku oleh pengadilan rakyat dibawah pimpinan
mahkamah agung Cina.
SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Tidak satu katapun di UUD 1945 yang menyebutkan bahwa sistem pemerintahan negara kita adalah sistem
presidensial.  Negara kita menganut presidensial dapat kita pahami dari ketentuan yang terdapat dalam UUD
45 sebagai berikut:
 Pasal 4 ayat1 Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang dasar.
 Pasal 17 ayat 1 Presiden dibantu oleh menteri negara.
 Pasal 17 ayat 2 Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
 Pasal 17 ayat 3 Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
 Pasal 17 ayat 4 Pembentukan, pengubahan dan pembubaran kementerian negara diatur undang-
undang.
POKOK-POKOK SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA
 Bentuk negara adalah kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas dengan 35 provinsi termasuk daerah
istimewa.
 Bentuk pemerintahan adalah republik dengan sistem presidensial.
 Pemegang kekuasaan eksekutif adalah presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
 Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan serta bertanggungjawab kepada presiden.
 Parlemen pemegang kekuasaan Eksekutif yang terdiri dari 2 kamar yaitu DPR dan DPD yang merupakan
sekaligus anggota MPR.  Anggota DPR dipilih rakyat melalui pemilu dengan sitem proporsional terbuka, 
DPD dipilih rakyat secara langsung melalui pemilu yang berasal dari masing-masing provinsi sejumlah 4
orang setiap provinsi dengan sistem pemilihan distrik perwakilan banyak.
 Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh mahkamah agung dan badan peradilan di bawahnya.
PERUBAHAN -PERUBAHAN TRHADAP KETATANEGARAAN SETELAH AMANDEMEN UUD 1945 (Lihat UUD
1945)
1. Negara indonesia adalah negara hukum (Jiwa pasal 1 ayat 3 UUD 1945).
2. Sistem Konstitusional (jiwa pasal 2 ayat 1, pasal 3 ayat 3, pasal 4 ayat 1, Pasal 5 ayat 1 dan 2.
3. kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Jiwa Pasal 2 ayat) .
Tugas dan wewenang MPR berdasarkan pasal 3 UUD 45, adalah :
a. mengubah dan menetapkan UUD 45
b. Melantik presiden dan wapres
c. Dapat memberhentikan presiden dan atau wakil presiden dalam   masa jabatannya menurut UUD
1945.
4. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi  menurut UUD     1945, (jiwa Pasal 3 ayat 2,
pasal 4 ayat 1 dan 2).
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Tentang presiden diatur dalam pasal4 sampai pasal 16
UUD 45 sedangkan DPR diatur dalam pasal 19 sampai Pasal 22 B.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab Kepada DPR (jiwa
pasal 17 UUD 45).
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas (jiwa pasal 3 ayat 3, pasal 20 A Ayat 2 dan 3).
8. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD 45 (pasal 1).
9. MPR lembaga bikameral atau sistem 2 kamar yaitu DPR dan DPD (pasal 2 UUD 1945)
10. Masa jabatan presiden maksimal 2 periode (pasal 7 UUD 45).
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
11. Pencantuman HAM (pasal 28 A sampai pasal 28 J);
12. Presiden dan wakil presiden dipilih lansung.
13. Penghapusan DPA diganti dengan Dewan pertimbangan di bawah presiden.
14. Penghapusan GBHN sebagai tugas MPR.
15. Pembentukan Mahkamah Konstitusi dan Komisi yudisial (pasal 24 B dan Pasal 24 c.
16. Anggaran pendidikan minimal 20% (pasal 31).
17. Negara kesatuan tidak boleh diubah (pasal 37).
18. Penjelasan UUD 45 dihapus.
19. Penegasan demokrasi ekonomi.
STRUKTUR KETATANEGARAAN RI SEBELUM AMANDEMEN UUD 1945
 Jiwa dan pandangan hidup bansa indonesia
 Pembukaan UUD 1945
 Undang-undang dasar 1945
 MPR
 Presiden
 DPA
 DPR
 BPK
 MA
STRUKTUR KETATANEGARAAN RI SETELAH AMANDEMEN UUD 1945
 Undang-undang Dasar  1945
 PresidenWakil Presiden
 Kehakiman (MK, MA, KY)
 MPR, DPD, DPR
 BPK
PERBANDINGAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN
Negara Republik Indonesia (presidensial) Negara-Negara lain
 Bentuk negara adalah kesatuan dengan Perancis : (bukan parlementer resmi)
prinsip otonomi yang luas dengan 35  Presiden kuat karena dipilih langsung oleh
provinsi termasuk daerah istimewa. rakyat.
 Bentuk pemerintahan adalah republik  Kepala negara adalah presiden dengan
dengan sistem presidensial. masa jabatan 7 tahun.
 Pemegang kekuasaan eksekutif adalah  Presiden dapat bertindak dimasa darurat
presiden sebagai kepala negara sekaligus untuk menyelesaikan krisis.
kepala pemerintahan.  Bila terjadi pertentangan antara kabinet
 Kabinet atau menteri diangkat dan dengan legislatif maka presiden
diberhentikan serta bertanggungjawab membubarkan legislatif.
kepada presiden.  Jika suatu UU telah disetujui legislatif tapi
 Parlemen pemegang kekuasaan Eksekutif tidak disetujui presiden maka diajukan
yang terdiri dari 2 kamar yaitu DPR dan kepada rakyat melalui referendum atau
DPD yang merupakan sekaligus anggota persetujuan mahkamah konstitusional.
MPR.  Anggota DPR dipilih rakyat melalui  Mosi dan interplasi dipersukar harus
pemilu dengan sitem proporsional disetujui oleh 10 % dari anggota legislatif.
terbuka,  DPD dipilih rakyat secara langsung Inggris : (Parlementer)
melalui pemilu yang berasal dari masing-  Kepala negara adalah raja, ratu sifatnya
masing provinsi sejumlah 4 orang setiap simbolis tidak dapat diganggu gugat.
provinsi dengan sistem pemilihan distrik  UU dalam penyekenggaraan negara
perwakilan banyak. berrsifat konvensi.
 Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh  Kekuasaan pemerintah ada di tangan
mahkamah agung dan badan peradilan di Perdana Menteri.
bawahnya.  Kabinet yang tidak memperoleh
kepercayaan dari badan legislatif harus
meletakkan jabatannya.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Perdana Menteri sewaktu-waktu dapat
mengadakan pemilu.
 Hanya ada 2partai besar yaitu konservatif
dan partai buruh.
India : (Parlementer)
 Badan eksekutif adalah presiden sebagai
kepala negara dan perdana menteri yang
dipimpin oleh Perdana Menteri.
 Presiden dipolih oleh lembaga legislatif baik
dipusat maupoun didaerah.
 Pemerintah dapat menyatakan keadaan
darurat dan pembatasan kegiatan bagi para
pelaku politik agar tidak mengganggu usaha
pembangunan.
Amerika serikat : (presidensial)
 Badan eksekutif adalah presiden bersama
para menteri.
 Masa jabatan presiden 4 tahun dan
maksimal 2 periode.
 Presiden terpisah dari legislatif atau
kongres.
 Presiden tidak dapat membubarkan
kongres begitu juga kongres tidak dapat
memberhentikan presiden.
 Mayoritas UU disiapkan pemerintah dan
diajukan ke kongres.
 Presiden punya wewenang untuk
membatalkan atau memveto rancangan
UU.
 Veto presiden batal bila ditentang leh 2/3
anggota kongres.
 Check and balances, presiden boleh 
memilih menterinya, tetapi dalam hal
penetapan hakim agung dan duta besar
dan untuk mengadakan perjanjian
internasional harus disetujui senat.
Pakistan : (parlementer kabinet)
 Badan eksekutif adalah presiden dan
menterinya yang beragama islam.
 Perdana menteri adalah pembantunya
tidak boleh merangkap anggota legislatif.
 Presiden punya wewenang memveto RUU,
veto gagal bila UU diterima 2/3 anggota
legislatif.
 Presiden berwenang membubarkan badan
legislatif dan presiden harus
mengundurkan diri dalam jangka waktu 4
bulan dan mengadakan pemilu baru.
 Dalam keadaan darurat reiden dapat
mengeluarkan ketetapan yang diajukan ke
legislatif paling lama 6 bulan.
Sistem check and balances dalam sistem pemerintaha RI menurut UUD 1945 :
Legislatif Eksekutif Yudikatif
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
-MPR memberhentikan Presiden -Presiden mengangkat hakim -Mahkamah Agung berhak
dan wakilpresiden-DPR mengawasi Agung.-Presiden memilih 3 mereview peraturan
Presiden dengan hak angket,hak hakim konstitusi. pemerintah,dll.-Mahkamah
interplasi,hakbudget,dll Konstitusi memutuskan apakah
-DPR dapat menyetujui/menolak presiden/wakil presiden bersalah.
perjanjian internasional -Mahkamah Konstitusi berhak
-DR memberi pertimbangan kepada mereview undang-undang.
presidendalam pengangkatan duta
dan pemberian amnesti dan abolisi.
-DPR memberi persetujuan 
tentang pencalonan hakim agung
dan memilih 3 calon hakim
konstitusi.

KOMPONEN KOMPONEN POLITIK:


Terdapat 3 macam komponen budaya politik yaitu:
1. Orientasi Kognitif
Orientasi kognitif adalah orientasi yang mengangkut pemahaman dan keyakinan individu terhadap sistem
politik dan atributnya. Misalnya: tentang ibukota negara, lambang negara, dan lain sebagainya.
2. Orientasi Afektif
Orientasi afektif adalah orientasi yang menyangkut emosional individu dalam budaya politik yang sedang
berjalan dalam pemerintahan.
3. Orientasi Evaluatif
Orintasi evaluatif adalah orientasi yang menyangkut kapasitas individu dalam rangka memberikan penilaian
terhadap sistem politik yang berlangsung dan bagaimana peran individu didalamnya. Faktor yang
mempengaruhi adalah pendidikan, kondisi, latar belakang, pemahaman dan lain-lain.

BENTUK NEGARA
Bentuk Negara pada Zaman Yunani Kuno
Pada masa yunani kuno hanya dikenal adanya 3 bentuk pokok dari negara. Pada waktu itu pengertian dari
negara, pemerintahan dan masyarakat masih belum dibedakan. Hal ini disebabkan karena susunan negara
masih sangat sederhana, bila dibandingkan dengan pengertian negara pada zaman sekarang. Luas negara pada
zaman Yunani kuno hanya sebesar kota, yang pada hakikatnya hanya merupakan negara-kota saja. Negara-kota
ini dikenal dengan istilah “polis”. Selain itu sifat dari urusan negara masih sangat sederhana sekali. Dalam
pandangan masyarakat dan para ahli negara belum ada perbedaan antara pengertian negara, pengertian
masyarakat dan pengertian pemerintah.[1]
Adapun tiga bentuk pokok daripada negara pada masa yunani kuno tersebut ialah : Monarchi, Oligarchi dan
Demokrasi. Untuk membedakan pengertian dari ketiga bentuk negara diatas adalah jumlah dari pemegang
kekuasaan.
Jika yang memegang kekuasaan itu hanya satu orang, maka bentuk negaranya dapat dipastikan Monarchi
(diambil dari bahasa yunani “monos” yang berarti “satu: dan “archien” yang berarti memerintah). Sedangkan
jika yang memegang kekuasaan adalah beberapa orang maka beentuk negaranya adalah Oligarchi (diambil dari
bahasa Yunani yaitu  “oligai” yang berarti beberapa dan “archien” yang berarti memerintah). Sedangkan jjika
pemegang kekuasaan itu adalah rakyat, maka bentuk negaranya disebut Demokrasi (diambil dari bahasa yunani
“demos” yang berati rakyat).
Bentuk Negara
Terdapat banyak pendapat mengenai bentuk negara, namun berdasarkan pendapat yang berlaku umum dan
teori modern, bentuk negara saat ini dibedakan menjadi dua yaitu negara kesatuan (unitaris) dan negara
serikat (federasi).
a.      Negara Kesatuan
Negara kesatuan merupakan negara yang bersusun tunggal, artinya hanya ada satu pemerintahan pusat yang
memiliki kekuasaan untuk mengatur seluruh daerah dan tidak ada negara – negara bagian ataupun daerah
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
yang bersifat negara. Pemerintah menduduki tingkat tertinggi dan dapat memutuskan segala sesuatu yang
terjadi dalam negara. Negara kesatuan disebut juga sebagai negara bersusunan tunggal sehingga hanya ada
satu kepala negara, satu undang-undang dasar, satu kepala pemerintahan, dan satu parlemen yang mewakili
seluruh rakyat.
Adapun penyelenggaraan negara kesatuan dapat dilakukan melalui dua cara sebagai berikut.
1)      Sistem Sentralisasi
Dalam sistem ini, segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat,
sedangkan daerah tinggal melaksanakan.
2)      Sistem Desentralisasi
Dalam sistem ini, daerah diberi kesempatan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,
yang berarti bahwa daerah memiliki hak otonomi untuk menyelenggarakan kekuasaan.
Ciri-ciri negara kesatuan adalah sebagai berikut :
1) Negara hanya memiliki satu undang-undang dasar, satu satu kepala negara, satu dewan menteri, dan satu
Dewan Perwakilan Rakyat.
2) Hanya terdapat satu kebijakan yang menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial budaya, serta
pertahanan dan keamanan.
3) Kedaulatan negara meliputi kedaulatan ke dalam dan ke luar yang ditangani pemerintah pusat.
Contoh negara yang berbentuk kesatuan adalah Indonesia, Jepang, Italia, Filipina, dan Belanda.
b.      Negara Serikat
Negara serikat atau sering juga disebut negara federasi merupakan negara yang bersusunan jamak, yaitu terdiri
dari beberapa negara yang disebut negara bagian. Tiap-tiap negara bagian memiliki kedaulatan dan merupakan
negara yang merdeka. Mereka bergabung membentuk negara serikat dengan pemerintahan tersendiri yang
disebut pemerintahan federal sehingga dalam negara serikat terdapat dua pemerintahan, yaitu pemerintahan
negara bagian dan pemerintahan negara federal. Perlu untuk dipahami bahwa hubungan antara negara bagian
dan negara federal adalah independen, yaitu merdeka dan tidak dibawah kekuasaan dengan sifat hubungan
koordinatif.
Ciri-ciri negara serikat adalah sebagai berikut.
1) Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian untuk urusan ke luar dan sebagian
ke dalam.
2) Setiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, akan tetapi kekuasaan asli tetap ada pada negara bagian.
3) Kepala negara memiliki hak veto atau pembatalan keputusan yang diajukan oleh parlemen.
4) Setiap negara bagian memiliki wewenang untuk membuat undang-undang dasar sendiri selama tidak
bertentangan dengan pemerintah pusat.
Pada negara serikat terjadi penyerahan kekuasaan dari negara bagian kepada negara serikat yang disebut
dengan istilah limitatif (sebuah demi sebuah). Kekuasaan asli dalam negara serikat tetap ada pada negara
bagian karena negara bagian memilikihubungan langsung dengan rakyatnya.
Beberapa kekuasaan yang diserahkan negara bagian kepada negara serikat merupakan hal-hal yang berkaitan
dengan persoalan hubungan luar negeri, pertahan negara, keuangan, serta urusan pos. kekuasaan tersebut
dinamakan kekuasaan yang didelegasikan (delegated powers).
Contoh negara yang berbentuk serikat adalh India, Australia, Amerika Serikat, jerman, Swiss, Brasil dan
Malaysia.
c.       Perbedaan Mendasar Antara Negara Kesatuan dan negara Serikat
Dalam negara kesatuan, organisasi bagian-bagian negara secara umum telah diatur/ditetapkan oleh
pembentuk undang-undang pusat. Sedangkan pada negara serikat, negara bagian suatu federasi mempunyai
pouvoir constituant, yaitu wewenang untuk membentuk undang-undang dasar sendiri guna mengatur bentuk
organisasi sendiri dalam kerangka dan batas-batas konstitusi federal.
Dalam negara kesatuan, wewenang pembentuk undang-undang pusat ditetapkan dalam rumusan umum dan
wewenang pembentuk undang-undang yang lebih rendah (lokal/daerah) tergantung pada lembaga pembentuk
undang-undang pusat tersebut. Sedangkan dalam negara serikat wewenang membentuk undang-undang pusat
untuk mengatur hal-hal tertentu telah terperinci secara detail (satu persatu) dalam konstitusi federal.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Negara Federal Negara Kesatuan

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Bagian-bagian Negara bukan merupakan negara
Bagian-bagian negara disebut negara bagian·
bagian, lazimnya disebut provinsi·

Negara-negara bagian memiliki wewenang untuk


Organisasi bagian-bagian negara secaragaris besar
membuat UUD  sendiri dan dapat menentukan bentuk-
ditentukan oleh pembuat undang-undang di pusat
bentuk organisasinya masing-masing yang tidak
danmerupakan pelaksanaan sistim desentralisasi.·
bertentangan dengan konstitusi·

Wewenang pembuat UU pemerintah pusat ditentukan Wewenag secara tereperinci terdapat pada
secara terperinci dan wewenang lainnya ada pada negara propinsi-propinsi dan residu powernya ada pada
bagian· pemerintah pusat·
Selain negara serikat (federasi) terdapat juga serikat negara (konfederasi). Keduanya merupakan sesuatu yang
berbeda. Konfederasi merupakan perserikatan beberapa negara merdeka dan berdaulat, baik ke dalam
maupun ke luar. Negara-negara tersebut bergabung untuk mencapai tujuan-tujuantertentu. Misalnya,
perdagangan ataupun untuk menjaga pertahanan bersama. Namun tiap-tiap negara tetap memiliki dan
mempertahankan kedudukan internasional mereka. Jadi, konfederasi bukanlah negara dalam pengertian
hukum internasional.
Disamping 2 bentuk diatas, dari sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya, bentuk Negara dapat
digolongkan ketiga kelompok yaitu: Monarki, Oligarki, dan Demokrasi.
a.    Monarki
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu. Dalam prakteknya,
monarki ada dua jenis yaitu: Monarki absolut dan monarki konstutional.
i. Monarki absolut adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan satu orang raja atu
ratu. Termasuk dalam kategori ini adalah negara Arab saudi, Brunae, Swazilan, bhutan, dll.
ii. Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala negaranya (perdana
mentri) dibatasi oleh ketentuan-ketentuan kostitusi nagara. Praktek monarki konstitusional ini adalah
yang paling banyak dipraktekan di beberapa negara, seperti Thailand, Jepang, Inggris, jordania dan lan-
lain.
iii. Monarki parlamenter adalah bentuk pemerintahan yang bertanggung jawab atas kebijaksanaan
pemerintahannya adalah mentri, Termasuk dalam kategori ini adalah negara Inggris, Belanda, dan
Malaysia.
Dengan demikian pengertian negara yang berbentuk monarki adalah negara dimana cara penunjukan kepala
negaranya berdasarkan keturunan dari raja yang sebelumya.
b.     Oligarki
 Model pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang berkuasa dari
golongan atau kelompok tertentu. System ini muncul karena terjadinya Monarki absolute. Monarki
absolute menyebabkan tindakan kesewenangan raja yang mengakibatkan sekumpulan kaum aristocrat
atau bangsawan mengambil alih pemerintahan.
 Namun, system ini tidak berlangsung mulus seperti awalnya. Karena, ternyata banyak kaum bangsawan
yang juga melakukan tindakan sewenang-wenang dalam pemerintahannya. System pemerintahan ini
kemudian digantikan oleh Demokrasi yang berasaskan rakyat.
c.     Demokrasi
 Pemerintahan model demokrasi adalah pemerintahan yang bersandarkan pada kedaulatan rakyat atau
bendasarkan kekuasaannya pada pilihan atau kehendak rakyat malalui mekanisme pemulihan Umum
(pemilu) yang berlangsung secara jujur, bebas, aman, dan adil.
 System pemerintahan demokrasi muncul setelah Oligarki. System ini terbentuk karena adanya
kekuasaan ditangan rakyat. Ini berarti, rakyatlah yang memegang tahta kekuasaan tertinggi dalam
pemerintahan. Namun, pemerintah yang dipilih oleh rakyatnya lah yang menjalankan pemerintahan.
 Dalam teori Ilmu Negara pengertian tentang teori bentuk Negara sejak dahulu kala dibagi menjadi dua
yaitu: monarchie dan republik. Untuk menentukan suatu Negara itu berbentuk monarchie dan
republik, dalam Ilmu Negara banyak macam ukuran yang dipakai. Antara lain Jellinek dalam bukunya
yang berjudul Allgemene Staatslehre memakai sebagai kriteria bagaimana caranya kehendak negara itu
dinayatakan.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Jika kehendak Negara itu ditentukan oleh satu orang saja, maka bentuk Negara itu monarchie dan jika
kehendak Negara itu ditentukan oleh orang banyak yang merupakan suatu majelis, maka bentuk
negaranya adalah republik. Pendapat Jellinek ini tidak banyak penganutnya karena banyak
mengandung kelemahan.
 Faham Duguit lebih lazim dipakai, yang menggunakan sebagai kriteria bagaimana caranya kepala
Negara itu diangkat. Dalam bukunya yang berjudul Traite de Droit Contitutionel jilid 2,  diutarakan jika
seorang kepala negara diangkat berdasarkan hak waris atau keturunan maka bentuk negaranya disebut
monarchie dan Kepala Negaranya disebut raja atau ratu. Jika kepala negara dipilih melalui suatu
pemilihan umum untuk masa jabatan yang ditentukan, maka bentuk negaranya disebut republik dan
Kepala Negaranya adalah seorang Presiden.
Sama hal nya monarki republik itu dapat dibagi menjadi:
1) Republik mutlak (absolute)
2) Republik konstitusi
3) Repulik parlemen
Menurut ketentuan yang telah dijelaskan di atas maka negara Indonesia mempunyai bentuk negara sebagai
republik. Hal ini didasarkan atas cara pemilihan presiden, bahkan bukan hanya oleh majelis melainkan langsung
dipilih oleh Rakyat.
Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang bebentuk
Republik.
C.    Bentuk-Bentuk Kenegaraan
Bentuk kenegaraan adalah ikatan antarnegara yang gabungannya bukan merupakan suatu negara. Yang
termasuk bentuk-bentuk kenegaraan, antara lain sebagai berikut.
 Dominion
Merupakan bentuk kenegaraan yang tadinya adalah daerah jajahan Inggris yang telah merdeka dan berdaulat,
namun masih mengakui raja Inggris sebagai rajanya dan sebagai lambang persatuan negara mereka. Negara
dominion ini bergabung dalam The British Commonwealth of Nations (negara persemakmuran). Kedudukan
negara dominion tetap sebagai negara merdeka, berhak menentukan dan mengurus politik dalam dan luar
negeri sendiri, serta berhak dengan bebas keluar dari ikatan tersebut. Dominion-dominion Inggris tersebut
antara lain Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, India dan Malaysia.
 Protektorat
Yaitu negara yang berada di bawah perlindungan (to protect) negara lain. Biasanya persoalan hubungan luar
negeri dan pertahanan dari negara protektorat diserahkan kepada negara pelindung (suzerain). Negara
protektorat biasanya bukan subjek dari hukum internasional. Negara protektorat dipisahkan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
1) Protektorat kolonial, di mana biasanya urusan hubungan luar negeri, pertahanan dan sebagian
urusan dalam negeri yang penting diserahkan kepada negara pelindung. Negara seperti ini bukan
subjek hukum internasional.
2) Protektorat internasional, negara ini termasuk subjek hukum internasional. Contoh : Mesir
merupakan protektorat dari Turki (1917), Zanzibar meupakan protektorat dari Inggris (1890), dan
Albania merupakan protektorat dari Italia (1936).
 Negara Uni
Uni merupakan gabungan dua atau lebih negara merdeka dan berdaulat dengan satu kepala negara yang sama.
Terdapat tiga macam uni, yaitu sebagai berikut.
1) Uni politik (polotical union) merupakan negara yang dibentuk oleh negara-negara yang lebih kecil.
Uni politik sering juga disebut uni legislatif.dalam uni politik, masing-masing negara bergabung dan
membagi urusan pemerintahan serta politik bersama. Gabungan negara ini diakui secara
internasional sebagai kesatuan politik tunggal. Contoh : Uni Emirat Arab, Inggris Raya, dan bekas
negara Serbia-Montenegro.
2) Uni personil (personal union) merupakan gabungan antara dua negara dan memiliki raja yang sama.
Adapun segala urusan dalam dan luar negeri diurus oleh masing-masing negara. Contoh : Inggris dan
Skotlandia tahun 1603-1707.
3) Uni riil (real union) merupakan gabungan antara dua negara atau lebih yang berdasarkan suatu
traktat mengadakan ikatan yang dikepalai oleh seorang raja dan membentuk alat perlengkapan uni
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
guna kepentingan bersama. Kepentingan bersama tersebut pada umumnya merupakan persoalan-
persoalan yang menyangkut politik luar negeri. Contoh : uni Austria-Hongaria (1867-1918).
 Mandat
Yaitu suatu negara yang sebelumnya merupakan jajahan dari negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia I
dan berada dalam pengawasan Dewan Mandat Liga Bangsa-Bangsa. Contohnya adalah Kamerun yang
merupakan negara bekas jajahan Jerman dan menjadi mandat Perancis.
 Trustee (Perwalian)
Yaitu wilayah jajahan dari negara-negara yang kalah perang dalam Perang Dunia II dan berada di bawah
naungan Dewan Perwalian PBB serta negara yang menang perang. Contohnya adalah Papua Nugini yang
merupakan wilayah bekas jajahan Inggris yang berada dibawah naungan PBB sampai tahun 1975.
 Koloni
Yaitu suatu negara yang pernah menjadi jajahan negara lain. Di negara koloni urusan politik, hukum, dan
pemerintahan dipegang oleh negara yang menjajahnya. Contohnya adalah Indonesia yang dijajah (menjadi
koloni Belanda selama 350 tahun).
Selain 6 bentuk kenegaraan diatas, terdapat juga :
 Serikat Negara (Konfederasi)
            Adalah perserikatan beberapa negara yang merdeka dan berdaulat penuh baik ke dalam maupun ke
luaar. Pada umumnya, Konfederasi dibentuk berdasarkan perjanjian untuk mengadakan kerjasama dalam
bidang tertentu, misalnya penyelenggaraan politik luar negeri, pertahanan dan keamanan bersama.
Konfederasi bukanlah merupakan negara dalam pengertian hokum internasional, karena negara-negara
anggotanya secara masing-masing tetap mempertahankan kedudukannya secara internasional
Contoh konfederasi adalah Perserikatan Amerika Utara (1776 – 1787).
Konfederasi (Serikat Negara) dengan Negara Serikat mempunyai perbedaan yang prinsipal yaitu :
No
Konfederasi Negara Serikat
.

Kedaulatan tetap dipegang oleh masing–masing


1. Kedaulatan ada pada negara federal.
negara anggota.

Keputusan yang diambil konfederasi tidak dapat Keputusan yang diambil pemerintah federal dapat
2. langsung mengikat kepada warga negara dari langsung mengikat kepada warga negara dari
negara–negara ang–gota. negara– negara bagian

Negara–negara bagian tidak boleh me–misahkan


3. Negara–negara anggota dapat memisah kan diri.
diri dari negara serikat.

Hubungan antar negara anggota diatur melalui Hubungan antar negara bagian diatur dengan
4.
perjanjian. undang–undang dasar.

5. Tidak ada negara diatas negara Terdapat negara dalam negara.

Bentuk Pemerintahan Negara


Ajaran Klasik
Berdasarkan ajaran klasik, bentuk pemerintahan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu :
Monarkhi, Aristokrasi dan Demokrasi.
Pembagian itu berdasarkan kreteria jumlah orang yang memegang kekuasaan pemerintahan negara.
Pembagian bentuk pemerintahan menjadi 3 golongan tersebut mula pertama kali berasal dari Herodotus yang
kemudian dilanjutkan dan dikembangkan oleh Plato, Aristoteles dan Polybios.

Plato : membagi bentuk pemerintahan menjadi :


- Aristokrasi : pemerintahan yang dipegang sekelompok orang yang dapat mencerminkan rasa keadilan.
- Timokrasi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang mengingin kan kemashuran dan

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
kehormatan
- Oligarkhi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang dipengaruhi kemewahan atau harta
kekayaan.
- Demokrasi : pemerintahan yang dipegang oleh rakyat.
- Tyrani : pemerintahan yang dipimpin oleh seoarang yang jauh dari rasa keadilan.

Menurut Plato, bentuk pemerintahan tersebut di atas dapat berubah secara siklus, dari Aristokrasi - Timokrasi -
Oligarkhi - Demokrasi - Tyrani dan berputar kembali kebentuk asal.

Aristoteles :
Berdasarkan kreteria kuantitas (jumlah orang yang memgang kekuasaan) dan kualitas (ditujukan untuk
siapakah pelaksanaan pemerintahan itu), Aristoteles membagi bentuk pemerintahan menjadi :

1. Monarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang (raja/kaisar) yang ditujukan untuk kepentingan
umum. Bentuk monarkhi dapat merosot menjadi Tyrani.
2. Tyrani : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang (raja/kaisar) yang kekuasaannya ditujukan untuk
kepentingan sendiri.
3. Aristokrasi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh sejumlah/beberapa orang terbaik (misalnya kaum
cerdik pandai atau bangsawan), yang kekuasaannya ditujukan untuk kepentingan umum. Bentuk aristokrasi
dapat merosot menjadi oligarkhi dan bentuk oligarkhi dapat melahirkan Plutokrani atau Plutokrasi.
4. Oligarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang, yang kekuasaannya untuk kepentingan
kelompok mereka sendiri.
5. Plutokrani : Adalah pemerintahan yang dijalankan oleh orang–orang kaya untuk kepentingan mereka sendiri.
6. Polity : Adalah pemerintahan yang dipegang banyak orang, yang pelaksanaan pemerintahannya ditujukan
untuk kepentingan umum.
7. Demokrasi : Adalah pemerintahan yang kekuasaan tertinggi negara dipegang oleh rakyat.

Menurut Aritoteles, bentuk pemerintahan demokrasi merupakan bentuk pemerosotan dari bentuk polity.
Sehingga menurutnya bentuk Monarkhi, Aristokrasi dan Polity merupakan bentuk pemerintahan yang ideal
(terbaik). Pendapat Aristoteles berbeda dengan pendapat Plato, dimana Plato berpendapat bahwa bentuk
demokrasi merupakan bentuk ideal (terbaik) yang dapat merosot menjadi mobokrasi (Okhlokrasi).

Polybios :
Dalam teorinya (disebut Cyclus Polybios), ia menyatakan bahwa bentuk pemerintahan negara mengalami
pertumbuhan dan perkembangan secara siklus yaitu bentuk Monarkhi – Aristokrasi – Demokrasi akan selalu
berganti–ganti dan berputar ke bentuk asal.

Teori Modern.
Dalam teori modern, bentuk pemerintahan dibedakan antara bentuk Monarkhi dan Republik. Pembagian
bentuk pemerintahan menjadi Monarkhi dan Republik mula pertama kali dikemukakan oleh Nicollo
Machiavelli. Dalam bukunya yang berjudul “Il Principe”, ia menyatakan bahwa Monarkhi merupakan
pemerintahan negara yang dipegang oleh seorang, yang dalam menjalankan kekuasaannya untuk kepentingan
semua orang, sedangkan Republik berasal dari kata “Res–Publika” yang berarti organisasi kenegaraan yang
mengurus kepentingan bersama. Akan tetapi Machiavelli tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai
kreteria yang dapat digunakan untuk membedakan kedua bentuk tersebut.

Ada beberapa kreteria atau ukuran untuk membedakan antara Monarkhi dan Republik yang dikemukakan oleh
para ahli :
George Jellinek.
Pembedaan antara Monarkhi dan Republik adalah berdasarkan cara pembentukan kehendak negara :
* Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak seseorang (secara psychologis), maka terdapat bentuk
pemerintahan Monarkhi.
* Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak rakyat atau kemauan dari hasil peristiwa secara yuridis,
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
maka terdapat bentuk Republik.

Leon Duguit.
Pembedaan antara Monarkhi dan Republik adalah berdasarkan cara penunjukkan kepala negara :
* Monarkhi adalah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya (raja) memperoleh kedudukan berdasarkan
hak waris secara turun temurun dan masa jabatannya tidak ditentukan dalam batas waktu tertentu.
* Republik adalah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya (lazim disebut Presiden) memperoleh
kedudukan karena dipilih melalui pemilihan dan memegang jabatannya dalam kurun waktu tertentu.

Pembedaan atas dasar penunjukkan kepala negara yang dilakukan Leon Duguit itulah yang banyak diterima dan
dianut oleh negara–negara modern pada masa sekarang.

Otto Koellreutter.
Pandangan Otto Koellreutter sependapat dengan Leon Duguit. Ia membedakan Monarkhi dan Republik atas
dasar kreteria “Kesamaan” dan “Ketidak samaan”.
* Monarkhi : merupakan bentuk pemerintahan atas dasar ukuran ketidaksamaan yaitu bahwa setiap orang
tidak dapat menjadi kepala negara.
* Republik : merupakan bentuk pemerintahan berdasarkan kesamaan yaitu bahwa setiap orang memiliki hak
yang sama untuk menjadi kepala negara.

Selain kedua bentuk tersebut di atas, Otto Koellreutter menambahkan bentuk ketiga yaitu Pemerintahan
Otoriter (Autoritarien Fuhrerstaat) yaitu suatu pemerintahan yang dipegang oleh satu orang yang bersifat
mutlak. Dalam pemerintahan otoriter kepala negara diangkat berdasarkan pemilihan, akan tetapi didalam
berkuasa makin lama makin berkuasa secara mutlak. Contoh : Jerman pada masa Hittler, Italia pada masa
Musolini.

Macam–macam Monarkhi :

1. Monarkhi Absolut. Contoh : Perancis pada masa Louis XIV.


2. Monarkhi Konstitusional. Contoh antara lain Belanda, Inggris, Denmark, Perancis tahun 1771 – 1792, dsb.
3. Monarkhi Parlementer. Contoh antara lain : Inggris, Belanda, Belgia, Thailand, Jepang, dsb.

Macam–macam Republik.

1. Republik Absolut (disebut juga Diktator). Krenenburg menyebut dengan istilah Autokrasi, sedangkan Otto
Koellreuter menyebut dengan istilah Otoriter. Contoh : Jerman pada masa Hittler, Uganda pada masa Idi Amin.
Pada masa sekarang Autokrasi modern dimanifestasikan dalam bentuk sistem satu partai (partai tunggal).
Diktator ada 4 macam yaitu :
(a) Diktator legal adalahpemerintahan yang dipimpin oleh seorang untuk masa tertentu bila negara dalam
keadaan bahaya;
(b) Diktator nyata adlalah pemerintahan diktatur yang tidak bersifat legal dan negara masih bersifat demokrasi;
(c) Diktator partai adalah pemerintahan yang didukung oleh satu partai; dan
(d) Diktator proletar adalah pemerintahan yang didukung oleh kaum proletar (buruh dan petani kecil).

2. Republik Konstitusional. Contoh antara lain : Amerika Serikat, Indonesia berdasarkan UUD 1945.
3. Republik Parlementer. Contoh antara lain : Indonesia pada KRIS 1949 dan UUDS 1950, India, Pakistan, Israel,
Perancis, dsb.

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL


Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
A. Pengertian Hukum
Hukum sebenarnya adalah bagian dari norma yang berlaku bagi masyarakat kita yaitu norma hukum. Selain
norma hukum kita juga mengenal norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan. Norma hukum
tentunya berbeda dengan norma-norma lainnya yang kemudian norma hukum tersebut disebut sebagai hukum
1. Pengertian Hukum dari beberapa pendapat para pakar tentang pengertian hukum tersebut, dapat
disimpulkan bahwa :
o Hukum memiliki unsur perintah dan larangan
o Hukum merupakan kaidah atau norma yang harus ditaati yang bersifat memaksa.
Bagi yang melanggar tentunya akan mendapatkan sanksi. Sanksi adalah suatu akibat yang diterima apabila
melakukan perbuatan yang melanggar dari pihak yang berwajib menegakan pelaksanaan hukum.
Menurut Pasal 10 KUHP, macam-macam sanksi :
Sanksi pokok terdiri dari:
1) Hukuman mati
2) Penjara
3) Kurungan serta denda
Sanksi tambahan terdiri dari:
1) Pencabutan hak-hak tertentu
2) Perampasan barang-barang tertentu
3) Pengumuman keputusan hakim
2. Asas dan tujuan hukum
Asas hukum terdiri atas dua, yaitu
a. Asas hukum umum, yaitu asas yang berhubungan dengan keseluruhan bidang hukum.
b. Asas hukum khusus, yaitu asas yang berlaku dalam lapangan hukum tertentu.
Dalam literatur hukum dikenal ada dua teori tentang tujuan hukum yaitu teori etis dan utilites. Teori etis
mendasarkan pada etika sedang menurut teori utilitis hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai
keadilan.
B. Penggolongan Hukum
1. Hukum berdasarkan sumbernya, misalkan undang-undang, kebiasaan, traktat, dan yurisprudensi.
2. Hukum berdasarkan tempat berlakunya. Dibedakan menjadi hukum lokal, hukum nasional dan hukum
internasional
3. Hukum berdasarkan waktu berlakunya. Terbagi atas hukum positif (ius constitutum) dan hukum
dicitakan (ius constituendum).
4. Hukum berdasarkan isinya. Dibagi atas hukum perdata atau privat dan hukum publik.
5. Hukum berdasarkan cara mempertahankannya. Terbagi atas hukum material dan hukum formil.
Hukum material memuat peraturan yang mengatur hubungan dan kepentingan yang berwujud perintah
dan larangan, misalnya hukum pidana, hukum perdata, hukum dagang. Sedangkan hukum formil yaitu
hukum yang mengatur cara bagaimana mempertahankan berlakunya hukum material, misalnya
bagaimana cara mengajukan tuntutan, cara hakim mengambil keputusan .
6. Hukum berdasarkan bentuk dan wujud. Terbagi atas hukum tertulis dan hukum tidak tertulis.
7. Hukum berdasarkan sanksi atau sifat. Terbagai atas hukum yang sifatnya mengatur dan hukum yang
sifatnya memaksa.
C. Sistem Hukum di Indonesia
Pasal 1 Ayat (3) menjelaskan “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Karena itu untuk mewujudkan sebagai
negara hukum maka segala penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara didasarkan pada hukum.
Sayangnya Indonesia belum secara keseluruhan memiliki hukum nasional yang dibuat oleh bangsa sendiri.
Untuk menjaga agar tidak terjadi kekosongan hukum, maka hukum di Indonesia masih menggunakan hukum-
hukum warisan kolonial yang disesuaikan dengan keadaan hukum di Indonesia atau sesuai dengan UUD 1945.
Seperti yang tertulis dalam Pasal 1 aturan peralihan UUD 1945 yang berbunyi “ Segala peraturan perundang-
undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar
ini”. Hukum nasional yang merupakan warisan dari zaman kolonial, antara lain:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Hukum Pidana yang berlaku di Indonesia telah dilakukan kodifikasi. Sebagian besar dari aturan-aturan pidana
telah disusun dalam suatu kitab undang-undan, yaitu KUH Pidana. Sebagian lagi tersebar dalam berbagai
peraturan perundang-undangan, seperti peraturan lalu lintas, peraturan tentang tindak pidana terorisme.
Selain sudah dikodifikasi, hukum pidana kita juga telah diunifikasi. Tujuan hukum positif Indonesia tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi “untuk membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sumber hukum dasar nasional adalah
Pancasila sebagaimana tertulis dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. 
D. Lembaga-Lembaga Peradilan
1. Peradilan Umum Badan peradilan yang mengadili rakyat Indonesia pada umumnya atau rakyat sipil.
Peradilan umum sering disebut juga peradilan sipil.
2. Peradilan Agama Merupakan peradilan agama islam, yang memeriksa dan memutuskan sengketa
antara orang – orang yang beragama islam.
3. Peradilan Militer Peradilan yang mengadili anggota TNI baik angkatan darat, angkatan laut maupun
angkatan udara.
4. Peradilan Tata Usaha Negara Badan peradilan yang mengadili perkara-perkara yang berhubungan
dengan administrasi pemeintah.
Tingkat Lembaga Peradilan :
1. Pengadilan tingkat pertama, yaitu pengadilan negeri, pengadilan agama, pengadilan tata usaha negara
dan pengadilan militer.
2. Pengadilan tingkat kedua atau banding, yaitu pengadilan tinggi, pengadilan tinggi agama, pengadilan
tinggi tata usaha negara dan pengadilan tinggi militer.
3. Pengadilan tingkat kasasi, yaitu Mahkamah Agung
E. Peranan Lembaga Peradilan
Lembaga peradilan berperan untuk menerapkan dan menegakan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila.
Pengadilan sebagai lembaga penegak hukum bertugas untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan setiap
perkara yang diajukan kepadanya agar mendapatkan keadilan. Pengadilan tingkat pertama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara yang pertama kali diajukan. Fungsi
pengadilan tingkat pertama adalah memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penahanan
yang diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasa hukumnya. Pengadilan tingkat kedua berfungsi sebagai
pengadilan banding atau keputusan pada pengadilan tingkat pertama. Pengadilan tingkat kasasi, yaitu
Mahkamah Agung bertugas untuk memeriksa dan memutuskan :
1. Permohonan Kasasi
2. Sengketa tentang kewenangan mengadili
3. Permohonan peninjuan kembali putusan pengadilan yang memperoleh keputusan hukum yang pasti.
F. Sikap Kesadaran Hukum
Menurut Prof. Dr. Achmad Ali SH. MH Kesadaran hukum adalah kesadaran tentang keberadaan dan berlakunya
norma hukum tertentu. Kesadaran hukum ada dua macam:
1. Kesadaran hukum yang positif adalah hukum yang untuk maksud baik. Contohnya karena menyadari
larangan untuk merampok maka si pelaku tercegah untuk melakukan perampokan.
2. Kesadaran hukum yang negatif adalah hukum yang digunakan untuk maksud buruk. Contohnya karena
menyadari haknya untuk dianggap “tidak bersalah” sebelum putusan hakim dan haknya untuk dibela oleh
advokat maka si pelaku berani melakukan korupsi.
G. Perbuatan Hukum
Perbuatan hukum adalah tindakan yang oleh hukum diberi akibat hukum berdasarkan anggapan bahwa subjek
hukum yang melakukannya memang menghendaki timbulnya akibat hukum yang bersangkutan. Perbuatan
hukum dapat berupa perbuatan yang sesuai atau menurut aturan hukum dan perbuatan yang melanggar
hukum. Perbuatan yang bertentang dengan hukum atau melanggar hukum atau dilarang oleh undang-undang

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
disebut sebagai kejahatan dan pelanggaran. Kejahatan adalah perbuatan melanggar hukum yang dikategorikan
berat, sedangkan pelanggaran adalah perbuatan melanggar hukum yang dikategorikan ringan.

DEMOKRASI DI INDONESIA

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana setiap warganya memiliki hak yang sama atau setara dalam
pengambilan keputusan.
Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli
Abraham Lincoln:
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk rakyat.
Charles Costello: 
Demokrasi ialah suatu sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah
yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga negara.
John L. Esposito:
Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh karenanya, semuanya berhak untuk
berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu,
tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun
yudikatif.
Hans Kelsen:
Demokrasi adalah pemerintahan oleh dan untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-
wakil rakyat yang terpilih. Di mana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan
diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.
Sidney Hook:
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara
langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
C.F. Strong:
Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta
dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan
tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.

Ciri-Ciri Demokrasi:
 Ciri Konstitusional adalah ciri demokrasi yang berhubungan dengan kehendak, kepentingan maupun
kekuasaan rakyat yang tertulis dalam konstitusi suatu negara (Undang-Undang)
 Ciri perwakilan adalah ciri ciri demokrasi yang mana penyampaian aspirasi dilakukan melalui wakil-
wakil rakyat yang duduk dipemerintahan
 Ciri pemilihan umum adalah pemilihan wakil-wakil rakyat dipemerintahan dilakukan melalui sebuah
pemilihan umum
 Ciri kepartaian adalah terdapat partai-partai sebagai wadah atau media dalam pelaksanaan demokrasi
 Ciri kekuasaan adalah adanya pembagian dan pemisahan kekuasaan (eksekutif, egislatif, dan yudikatif)
 Ciri tanggung jawab adalah ciri ciri demokrasi dimana terdapat tanggung jawab dari pihak yang terpilih
untuk melakukan kerja demi rakyat
Nah setelah mengetahui ciri ciri dari demokrasi, selanjutnya kita menuju ke macam-macam demokrasi. Untuk
lebih lengkapnya silahkan cek ulasan berikut:

Macam-Macam Demokrasi di Dunia


Demokrasi Berdasarkan Penyaluran Kehendak Rakyat
 Demokrasi Langsung, adalah sistem demokrasi yang menyertakan seluruh rakyat dalam pengambilan
keputusan.
 Demokrasi Tidak Langsung, adalah sistem demokrasi yang menggunakan perwakilan dari rakyat dalam
penyampaian aspirasi atau pengambilan keputusan.
Demokrasi Berdasarkan Hubungan Antara Kelengkapan Negara
 Demokrasi sistem refrendum adalah rakyat mempunyai wakil di parlemen, namun rakyat masih tetap
melakukan pengawasan dengan sistem refrendum
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Demokrasi sistem parlementer adalah sistem demokrasi yang mana terdapat hubungan kuat antara
legislatif dan eksekutif
 Demokrasi sistem pemisahan kekuasaan adalah sistem demokrasi yang mana terdapat pemisahan
kedudukan antara eksekutif dan legislatif (berlawanan dengan parlementer)
 Demokrasi sistem refrendum dan inisiatif rakyat adalah gabungan antara demokrasi langsung dan
tidak langsung yang mana rakyat masih melakukan kontrol melalui refrendum dan sifatnya obligator
dan fakultatif
Macam Macam Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi
 Demokrasi liberal adalah individu mempunyai dominasi dalam demokrasi sedangkan kekuasaan
pemerintah dibatasi oleh konstitusi. Jika ingin tahu lebih lengkap klik disini
 Demokrasi komunis adalah kekuasaan dipegang sepenuhnya oleh penguasa tertinggi dan
kekuasaannya tidak terbatas. Berkebalikan dengan demokrasi liberal.
 Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang didasarkan pada pancasila yang mana dianut oleh negara
kita Indonesia.
Macam-Macam Demokrasi yang Pernah Berlaku di Indonesia
#1. Demokrasi Liberal/Parlementer
Berlaku mulai saat keluarnya Maklumat Pemerintah 14 November 1945 dan berakhir pada saat munculnya
Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Ciri-Ciri Demokrasi Liberal/Perlementer:
 menganut paham demokrasi
 mempunyai lembaga perwakilan rakyat
 terdapat banyak parpol
 diselenggarakan Pemilihan Umum
 tidak menganut sistem presidensial
 kekuasaan tidak berpusat pada satu titik
 keputusan berdasarkan suara terbanyak
#2. Demokrasi Terpimpin
Berlaku mulai dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan berakhir pada tahun 1966.
Ciri-Ciri Demokrasi Terpimpin:
 Sistem pemerintahan presidensil
 Terdapat perwakilan rakyat
 Presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara
 Kekuasaan presiden absolut
 Dibentuk poros Nasonalis Agama Komunis (Nasakom)
 Penyederhanaan partai
 Peran ABRI dalam politik
#3. Demokrasi Pancasila Masa ORBA
Berlaku mulai Maret 1966 sampai Mei 1998 (dilengserkannya Presiden Soeharto).
Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila Masa ORBA:
 Pemerintahan presidensil
 Penyederhanaan partai
 Diadakan Pemilihan Umum
 Adanya lembaga negara
 Pelaksanaan Otonomi Daerah
#4. Demokrasi Pancasila Masa Reformasi – Sekarang
Berlaku mulai Mei 1998 sampai sekarang.
Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila Masa Reformasi:
 Adanya Pemilihan Umum
 Amandemen UUD 1945
 Pengembalian tugas ABRI
Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan
Beberapa Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi
Kelebihan Demokrasi:
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
#1. Melindungi Kepentingan Rakyat
Demokrasi merupakan sistem yang sesungguhnya digunakan untuk melindungi kepentingan rakyat karena
pemegang kekuasaan yang sesungguhnya adalah rakyat itu sendiri melalui wakil-wakilnya.
Wakil-wakil rakyat yang duduk di pemerintahan harus dapat menjalankan tugasnya dan melaksanakan
tanggung jawabnya kepada rakyat supaya segala kepentingan rakyat dapat terpenuhi.
#2. Berdasarkan Prinsip Kesetaraan
Maksud setara disini adalah semua warga negara memiliki kedudukan yang sama dalam hukum. Setiap warga
negara juga memiliki hak-hak yang wajib dipenuhi oleh pemerintah dan tidak boleh dicabut tanpa adanya
penjelasan hukum yang jelas.
#3. Stabilitas dan Tanggung Jawab dalam Pemerintahan
Demokrasi menjadi sistem yang stabil dan efisien, karena semua keputusan yang diambil sebelumnya harus
disesuaikan dengan rakyat baik itu melalui wakil-wakilnya atau secara langsung.
Berbeda dengan sistem lain seperti misalnya monarki dan kediktatoran yang mana keputusan yang diambil
tidak melibatkan rakyat, melainkan hanya berdasarkan keputusan pemimpin saja.
#4. Pendidikan Politik Kepada Rakyat
Demokrasi mendorong rakyat untuk mengambil bagian dalam urusan negara. Contoh nyatanya yaitu ketika
Pemilihan Umum atau Pemilu yang mana rakyat ikut aktif berpartisipasi dalam acara yang diadakan setiap 5
tahun sekali ini.
#5. Sedikit Peluang Revolusi
Karena didasarkan dari keputusan dan kepentingan rakyat, maka kemungkinan terjadinya coop atau
pemberontakan juga sangat kecil. Para wakil-wakil rakyat mendapat dukungan penuh dari rakyat untuk
menyalurkan aspirasi mereka. Jika seorang pemimpin dirasa tidak menjalankan tugasnya dengan baik, bisa saja
pada Pemilu selanjutnya tidak akan dipilih atau dipercaya lagi oleh rakyat karena rakyat menginginkan
perubahan.
#6. Pemerintahan Stabil
Demokrasi menjadi bentuk pemerintahan yang stabil jika dibandingkan dengan bentuk pemerintahan yang lain,
hal ini karena demokrasi didasarkan pada kehendak rakyat sehingga rakyat memberikan dukungan yang penuh
kepada pemerintah.
#7. Berdasarkan Opini Publik
Seperti yang sudah saya katakan berulang kali, demokrasi didasari atas kepentingan rakyat. Maka rakyat dapat
menyampaikan opini atau pendapat mereka kepada pemerintah, tentunya dengan cara-cara yang
diperbolehkan oleh Undang-Undang.
Untuk itu semua warga dituntut untuk aktif dalam memberikan kritik, masukan dan pendapatnya kepada
pemerintah agar segala kebijakan yang diambil pemerintah nantinya dapat sesuai dengan kepentingan rakyat.
Kekurangan Demokrasi:
#1. Menekankan Kuantitas daripada Kualitas
Kekurangan dari demokrasi yang pertama adalah partai mayoritas mempunyai wewenang memegang
pemerintahan. Hal inilah yang dikhawatirkan akan memunculkan praktik korupsi dikarenakan adanya oknum
yang memiliki tujuan jahat terpilih sebagai penyelenggara negara.
#2. Pemilih Tidak Tertarik dengan Pemilu
Masyarakat masih banyak yang Golput atau tidak ikut berpartisipasi dalam Pemilihan Umum. Data mencatat
tingkat partisipasi masih diangka 75%, walaupun angkanya naik namun jika diubah dalam bentuk jumlah maka
akan muncul banyak warga yang tidak ikut berpartisipasi.

#3. Demokrasi adalah Pemerintahan Orang Kaya


Memang benar sekali, para calon-calon berlomba-lomba untuk berkampanye dengan mengeluarkan banyak
uang, ada juga yang membeli suara dengan cara memberikan sejumlah materi kepada rakyat agar memilih
dirinya. Tentunya praktek ini membuat yang berduit yang menang. Walaupun tidak semua begitu tapi
kenyataanya praktek seperti itu memang ada.
#4. Kediktatoran Mayoritas
Ada istilah mayoritas harus melindungi yang minoritas, namun nyatanya tidak semua demikian. Terkadang
mayoritas melupakan minoritas sehingga keputusan yang diambil hanya mementingkan kepentingan mayoritas
saja tanpa mengindahkan aspirasi dari kelompok minoritas.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
KETERBUKAAN DAN JAMINAN KEADILAN
 
1. Pengertian Keterbukaan dan keadilan

            Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara harfiah
berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi atau tidak ada keraguan.  
Dengan demikian Keterbukaan atau transparansi adalah tindakan yang memungkinkan suatu persoalan
menjadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi kebenarannya.  Kaitannya dengan penyelenggaraan
pemerintahan, keterbukaan atau transparansi berarti kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan
informasi faktual mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan pemerintahan.

            Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal darai kata adil yang berarti kejujuran,
kelurusan dan keikhlasan dan tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenang-wenang. 
Menurut Ensiklopedi Indonesia kata Adil berarti :
 Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.
 Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.
 Mengetahui hak dan kewajiban, mana yang benar dan yang salah, jujur, tepat menurut
aturan yang berlaku.
 Tidak pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang diperlakukan sesuai hak dan
kewajibannya.

2. macam-Macam Keadilan

     1) Keradilan Komutatif (iustitia commutativa) yaitu keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang
apa yang menjadi bagiannya berdasarkan hak seseorang (diutamakan obyek tertentu yang merupakan hak
seseorang). 
Contoh:
 adalah adil kalau si A harus membayar sejumlah uang kepada si B sejumlah yang mereka sepakati, sebab si
B telah menerima barang yang ia pesan dari si A.
 Setiap orang memiliki hidup.  Hidup adalah hak milik setiap orang,maka menghilangkan hidup orang lain
adalah perbuatan melanggar hak dan tidak adil
     2)  Keadilan Distributif (iustitia distributiva) yaitu keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang apa
yang menjadi haknya berdasarkan asas proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa atau
kebutuhan.
     Contoh:
 Adalah adil kalau si A mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan kinerjanya
selama ini.
 Adalah tidak adil kalau seorang pejabat tinggi yang koruptor memperoleh penghargaan dari presiden.
3)  Keadilan legal (iustitia Legalis), yaitu keadilan berdasarkan Undang-undang (obyeknya tata masyarakat)
yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama (bonum Commune).
Contoh:
 Adalah adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu lalulintas.
 Adalah adil bila Polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna jalan sesuai UU yang berlaku.
4) Keadilan Vindikatif (iustitia vindicativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang
hukuman atau denda sesuai dengan pelanggaran atau kejahatannya.
Contoh:
 Adakah adil kalau si A dihukum di Nusa Kambangan karena kejahatan korupsinya sangat besar.
 Adalah tidak adil kalau koruptor hukumannya ringan sementara pencuri sebuah semangka dihukum berat.
5)  Keadilan kreatif (iustitia creativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang
bagiannya berupa kebebasan untuk mencipta sesuai dengan kreatifitas yang dimilikinya di berbagai bidang
kehidupan.
Contoh:
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Adalah adil kalau seorang penyair diberikan kebebasan untuk menulis, bersyair sesuai denga kreatifitasnya.
 Adalah tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat  hanya karena syairnya berisi keritikan terhadap
pemerintah.
6).  Keadilan protektif (iustitia protectiva) adalah keadilan yang memberikan perlindungan kepada pribadi-
pribadi dari tindakan sewenang-wenang pihak lain.
7) Keadilan Sosial
      Menurut Franz Magnis Suseno, keadilan sosial adalah keadilan yang pelaksanaannyatergantung dari
struktur proses eknomi, politik, sosial, budaya dan ideologis dalam masyarakat.  Maka struktur sosial  adalah
hal pokok dalam mewujudkan keadilan sosial.  Keadilan sosial tidak hanya menyangkut upaya penegakan
keadilan-keadilan tersebut melainkan masalah kepatutan dan pemenuhan kebutuhan  hidup yang wajar bagi
masyarakat.

Keadilan menurut Aristoteles :


a. Keadilan Distributif, keadilan yang berhubungan dengan distribusi jasa dan kemakmuran menurut kerja
dan kemampuannya.
b. Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang diterima oleh setiap orang
tanpa melihat jasa-jasa perseorangan.
c. Keadilan kodrat alam, yaitu keadilan yang bersumber pada hukum kodrat alam.
d. Keadilan konvensional adalah keadilan yang mengikat warga negara karena keadilan itu didekritkan
melalui kekuasaan.
Keadilan menurut Prof. Dr. Notonagoro SH, menambahkan adanya keadilan legalitas, yaitu keadilan hukum.

Makna Keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

      Dalam teori demokrasi pemerintahan yang terbuka adalah suatu hal yang esensial atau penting terutama
akses bebas setiap warga negara terhadap berbagai sumber informasi, supaya tidak terjadi saling curiga antar
individu, masyarakat dengan pemerintah.  Keterbukaan dalam penyelenggaraan yaitu setiap kebijakan haruslah
jelas , tidak dilakukan secara sembunyi, rahasia tetapi perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawabannya bisa
diketahui publik dan rakayat berhak atas informasi faktual mengenai berbagai hal yang menyangkut
pembuatan dan penerapan kebijakan. 

Ada 3 alasan pentingnya keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan :


1) Kekuasaan pada dasarnya cenderung diselewengkan.  Semakin besar kekuasaan semakin besar pula
kemungkinan terjadi penyelewengan.
2) Dasar penyelenggaraan pemerintahanh itu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, agar penyelenggaraan
pememrintahan itu tetap dijalur yang benar untuk kesejahteraan rakyat.
3) Dengan keterbukaan memungkinkan adanya akses bebas bebas warganegara terhadap informasi yang
pada gilirannya akan memiliki pemahaman yang jernih sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam
menciptakan pemerintahan yang konstruktif dan rasional.

Ciri-ciri keterbukaan menurut David Beetham dan Kevin Boyle :

1) Pemerintah menyediakan  berbagai informasi faktual mengenai kebijakan yang akan dan sudah dibuatnya.
2) Adanya peluangnbagi publik dan pers untuk mendapatkan atau mengakses berbagai dkumen pemerintah
melalui parlemen.
3) Terbukanya rapat-rapat pemerintah bagi publik dan pers, termasuk rapat-rapat parlemen.
4) Adanya konsultasi publik yang dilakukan secara sistematik oleh pemerintah mengenai baerbagai
kepemtingan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan.

      Prinsip mengenai pemerintahan yang terbuka tidak berarti bahwa semua informasi mengenai
penyelenggaraan boleh diakses oleh publik.  Ada informasi tertentu yang tidak boleh diketahui oleh umum
berdasarkan undang-undang.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
      Menurut David Beetham dan Kevin Boyle  ada 5 hal informasi yang tidakboleh diketahui publik yaitu:
1) Pertimbangan-pertimbangan kabinet
2) Nasehat politis yang diberikan kepada menteri
3) Informasi-informasi yang menyangkut pertahanan nasional, kelangsunganhidup  demokrasi dan
keselamatan individu-idividu, warga masyarakat.
4) Rahasia perdagangan dari oerusahaan swasta.
5) Arsip pribadi kecuali sangat dibutuhkan.

      Menurut Freedom of  Information Act di Amerika Serikat, ada 9 informasi yang bersifat rahasia namun
tidak wajib tergantung pada suatu lembaga, yaitu :
1) Mengenai keamanan nasional dan politikluar negeri (rencana militer, persenjataan, data iptek tentang
keamanan nasional dan data CIA)
2) Ketentuan internal lembaga
3) informasi yang secara tegas dilarang UU untuk diakses publik.
4) Infrmasi bisnis  yang bersifat sukarela.
5) Memo internal pemerintah
6) Informasi pribadi (personal privacy)
7) Data  yang berkenaan dengan penyidikan
8) Informasi lembaga keuangan
9) Informasi dan data geologis dan geofisik mengenai sumbernya.

Pengertian Pemerintahan yang baik (Good Governance):


1) Worl Bank, Good Gevernance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang solid dan
bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi,pasar yang efisien, pencegahan korupsi menjalankan
desiplin anggaran dan penciptaan kerangka hukum dan politik bagi tumbuhnya aktivitas swasta.
2) UNDP,Good Governance adalah suatu hubnungan yang sinergis dan konstruktif  di antara sektr swasta dan
masyarakat.
3) Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000, Pemerintahan yangbaik adalah pemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, tranparansi, pelayanan
prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima seluruh masyarakat.

Ciri atau karakteristik, prinsip Good Governance menurut UNDP :


a. Partisipasi (Participation), yaitukeikutsertaan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan,
kebebasan berserikat dan berpendapat, berpartisipasi secara konstruktif.
b. Aturan Hukum (rule of law), hukum harus adil tanpa pandang bulu.
c. Tranparan (transparency) yaitu adanya kebebasan aliran informasi sehingga mudah diakses masyarakat.
d. Daya Tanggap (responsivenes) yaitu proses yang dilakukan setiap institusi diupayakan untuk melayani
berbagai pihak (stakeholder).
e. Berorientasi Konsessus (Consensus Oriented) bertindak sebagai mediator bagi kepentingan yang berbeda
untuk mencapai kesepakatan.
f. Berkeadilan (equity) memberikan kesempatan  yang sama baik pada laki maupun   perempuan
dalamupaya meningkatkan danmemelihara kualitas hidupnya.
g. Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency) segala proses dan kelembagaan diarahkan untuk
menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemamfaatan berbagai
sumber yang tersedia dengan baik.
h. Akuntabilitas (Accountability) yaitupara pengambilkeputusan  baik pemerintah, swasta dan masyarakat
madani harus bertanggung jawab pada publik.
i. Bervisi strategis (stratrgic Vision) para pemimpin dan masyarakat emiliki perspektif yang luas dan jangka
panjang  dalam menyelenggaraan dan pembangunan dengan mempertimbangkan  aspek historis,kultur
dan kompleksitas sosial.
j. Kesalingketerkaitan (Interrelated),adanya kebijakan yang saling memperkuat dan terkait (mutually
reinforcing) dan tidak berdiri sendiri.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
            Prinsip-prinsip, ciri atau karakteristik  good governance menurut Masyarakat Transparansi Indonesia
(MTI) ada sembilan macam :
1. Partisipasi masyarakat,  semua warga masyarakat mempunyai hak suara dalam pengambilan keputusan,
langsung atau tak langsung melalui lembaga perwakilan yang sah seperti DPR, DPD.
2. Tegaknya supremasi hukum, bersifat adil dan diberlakukan kepada setiap orang tanpa pandang bulu.
3. Keterbukaan, seluruh informasi mengenai proses pemerintahan dan mengenai lembaga-lembaga
pemerintahan lainnya dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan, informasi harus memadai agar
dapat dipantau rakyat melalui media massa, tv, radio atau internet.
4. Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan proses pemerintahan berusaha melayani masyarakat
tanpa diskriminasi.
5. Berorientasi pada konsensus, menjembatani kepentingan – kepentingan yang berbeda dalam kelompok
masyarakatdemi keentinmgan masyarakat secara menyeluruh.
6. Kesetaraan, semua warga masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperbaiki dan
mempertahankan kesejahteraan mereka.
7. Efektifitas dan efisiensi, proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga mampu menggunakan 
sumber daya yang ada secara maksimal untuk kebutuhan masyarakat.
8. Akuntabilitas, para pengambil keputusan pemerintah, swasta, organisasi masyarakat bertanggung jawab
kepada masyarakat ayau lembaga yang bersangkutan.
9. Visi Strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki:
 Persfektif yang luas jauh kedepan mengenai tata pemerintahan yang baik dan
pembangunan manusia.
 Kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan pemngembangan
pemerintahan yang baik
 Pemahaman atas kompleksitas sejarah, budaya dan sosial yang menjadi dasar persfektif
kedepan tersebut.

Asas-asas umum Pemerintahan yang baik menurut UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas dari KKN pasal 3 yaitu:
1. Asas kepastian hukum, mengutamakan peraturan perundangan, kepatuatn dan keadilan sebagai dasar
setiap kebijakan penyelenggara negara.
2. Asas tertib penyelenggara negara, mengedepankan keteraturan, keserasian keseimbangan sebagai
landasan penyelenggaraan negara.
3. asas kepentingan umum yaitu mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,
akomodatif dan selektif.
4. Asas keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang
benar, jujur dan tidak diskriminatif dan tetap memperhatikan perlindungan terhadap hak asasi pribadi.
Golongan dan rahasia negara.
5. Asas proporsionalitas,mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.
6. Asas Profesionalitas, mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etikperaturan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas,yaitu setiap kegiatan penyelenggara negar dan hasilnya harus dapat dipertanggung
jawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesuai peraturan yang berlaku.

Dampak Penyelenggaraan yang tidak terbuka (transparan)


            Akibat yang secara langsung dari penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan adalah
terjadinya korupsi politik yaitu penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi atau kelompok.  Di
masa orde baru korupsi politik hampir disemua tingkatan pemerinah, dari pemerintahan desa sampai tingkat
pusat.  Negara kita saat itu termasuk salah satu negara terkorup di dunia.  Korupsi politik itu membawa akibat
lanjutan yang luar biasa yaitu krisis multi deminsional di berbagai bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan
budaya, pertahanan keamanan, krisis kepercayaan rakyat kepada pemerintah, krisis moral dipemerintahan.
 Di bidang politik, lembaga politik baik eksekutif, legislatif dan yudikatif tak berfungsi optimal.  Mereka
sangat sedikit menghasilkan kebijakan yang berpihak untuk kepentingan umum.  Sering kali kebijakan
itu sebagai proyek untuk memperkaya diri. Yudikatif sering memutuskan yang bertentangan rasa
keadilan, sebab hukum bisa dibeli.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Di bidang Ekonomi,  semua kegiatan ekonomi yang bersinggungan dengan birokrasi pemerintahan di
warnai uang pelicin asehingga kegiatan ekonmi berbelit-belit dan mahal.  Invesrtor menjadi enggan
berinvestasi karena banyak perizinan sehingga perekonomian tidak tumbuh maksimal.
 Di bidang sosial, budaya dan agama, terjadi pendewaan materi dan konsumtif.  Hidup diarahkan
semarta untuk memperoleh kekayaan dan kenikmatan hidup tanpamemperdulikan moral dan etika
agama seperti korupsi.
 Di bidang pertahanan dan keagamaan, terjadi ketertinggalan profesinalitas aparatyaitu tidak sesuai
dengan tuntutan zaman sehingga aparat keamanan tidak mampu mencegah secara dini gejolak sosial
dan gangguan keamanan.

Indikator-Indikator Penyelenggaraan pemerintrahan yang tidak transparan dan akibatnya menurut


karateristik, ciri, prinsip pemerintahan yang baik menurut UNDP :

No Karakteristik Indikator penyelenggaraan Akibatnya


1 Partisipasi  Warga masyarakat dibatasi/tidak Warga masyarakat
memiliki hak suara dalam proses dan pers cebderung
pengambilan keputusan. pasif, tidak ada kritik,
 Informasi hanya sepihak (top-down) unjuk rasa,
lebih bersifat instruktif masyarakat tidak
 Lembaga perwakilan tidak dibangun berdaya terkekang
berdasarkan kebebasan berpolitik dengan berbagai
(partai Tunggal) aturan dan doktrin
 Kebebasan berserikat dan
berpendapat serta pers sangat
dibatasi
2 Aturan hukum  Hukum dan peraturan lainnya lebih Masyarakat lemah
berpihak pada penguasa dan masih banyak
 Penegakan hukum (law enforcement) hidup dalam
lebuh banyak berlaku bagi masyarakat ketakutan dan
bawah baik secara politik maupun tertekan
ekonomi
 Peraturan tentang HAM terabaikan
demi stabilitas dan pencapaian tujuan
negara
3 Transparan  Informasi yang didapat satu arah Pemerintah tertutup
hanya dari pemerintah dan terbatas dengan segala
 Sulit bagi masyarakat untuk keburukannya
memonitor / mengevaluasi sehingga masyarakat
penyelenggaraan pemerintahan tidak tahu apa yang
terjadi
4 Daya tanggap  Proses pelayanan sentralistik dan Segala pelayanan
kaku penuh dengan KKN
 Banyak pejabat memposisikan diri
sebagai sebagai penguasa
 Pelayanan masyrakat masih
diskriminatif, knvensional, bertele-
tele (tidak responsif)
5 Berorientasi  Pemerintah lebih banyak bertindak Pemerintah
konsensus sebagai alat kekuasaan negara cenderung otoriter
 Lebih banyak bersifat komando dan karena konsensus
instruksi dan musyawarah
 Segala prosedur masih bersifat tertutup

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
sekedar formalitas
 Tidak ada peluang untuk mengadakan
knsensus dan musyawarah
6 Berkeadilan  Adanya diskriminasi gender dalam Arogansi kekuasaan
penyelenggaraan pemerintshsn sangat dminan
 Menutup peluang bagi terbentuknya dalam menetukan
organisasi non pemerintah/LSM yang penyelenggaraan
menuntut keadilan dalam berbagai pemerintahaqn
segi kehidupan
 Masih banyak aturan yang berpihak
pada gender tertentu
7 Efektivitas dan  Manajemen penyelenggaraan negara Negara cenderung
efisiensi bersifat konvensional dan terpusat salah urus dalam
 Kegiatan penyelenggaraan negara mengolah SDA dan
lebih banyak digunakan untuk acara SDM sehingga
seremonial banyak
 Pemamfaatan SDA dan SDM tidak pengangguran tidak
berdasarkan prinsip kebutiuhan memiliki daya saing
8 Akuntabilitas  Pengambil keputusan dominasi Pemerintah dominan
pemerintah dalam semua lini
 Swasta dan masyarakat  memiliki kehidupan sehingga
peran sangat kecil terhadap warga
pemerintah masyarakatnya tidak
 Pemerintah memonopoli beb[rbagai berdaya untuk
alat produksi strategis mengntrol apa yang
 Masyarakat dan pers tidak diberi telah dilakukan
peluang utuk menilai jalannya pemerintahnya
pemerintahan
9 Bervisi strategis  Pemerintah lebih dengan kemapanan Banyak penguasa
yang telah dicapai yang pro status quo
 Sulit menerima perubahan yang dan kemapanan
berkaitan dengan masalah politik, sehingga tidak
hukum dan ekonomi perduli terhadap
 Kurang mau memahami aspek-aspek perubahan internal
kultural,historis, kompleksitas sosial maupun internal
masyarakat negaranya
 Penyelenggaraan pemerintahan statis
dan tidak memiliki jangkauan jangka
panjang
10 Kesalingtergantungan  Banyak penguasa yang arogan dan Para pejabat
mengabaikan peran swasta dan dianggap lebih tahu
masyarakat dalam segala hal
 Pemerintah merasa paling benar dan sehingga masyarakat
pintar dalam menentukan jalannya tidak punya
pemerintahan keinginan untuk
 Masukan atau kritik dianggap bersinergi dalam
provokator dan anti kemapanan dan membangun
stabilitas negaranya
 Swasta dan masyarakat tidak diberi
kesempatan untuk bersinergi dalam
membangun negara

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Bentuk sikap yang mencerminkan keterbukaan dan keadilan

1. Apresiatif terhadap keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu upaya untuk
memahami, menilai, dan menghargai keterbukaan dalamkehidupan berbangsa dan bernegara, seperti :
a. berusaha mengetahui dan memahami hal yang mendasar atau elementer tentrang keterbukaan
dan keadilan.
b. Aktif mencermati kebijakan dalam kehidupan bangsa dan negara.
c. Berusaha menilai perkembangan keterbukaan dan keadilan
d. Menghargai tindakan pemerintah atau pihak lain yang konsisten dengan prinsip keterbukaan
e. Mengajukan keritik terhadap  tindakan yang bertentangan dengan prinsip keterbukaan
f. Menumbuhkan danmempromosikan budaya keterbukaan dan transparansi mulai dari keluarga,
masyarakat dan lingkungan kerja.
2. Berpartisipasi dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dari lembaga yang bertugas untuk menjamin
keadilan dan prilaku positif masyarakat dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan, seperti :
a. Mengetahui hal-hal yangnmendasar tentang keadilan
b. Mencermati fakta ketidakadilan dalam masyarakat dan kebijakan yang berkaitan dengan keadilan
c. Memantau kinerja lembaga yang bertugas memberikan keadilan
d. Menghargai tindakan berbagai pihak yang memperkuat jaminan keadilan
e. Mengajukan kritik terhadap tindakan yang tidak adil dan mencari solusi jaminan  keadilan
f. Membiasakan diri bertindak adil dari keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja.

I. Pengertian, Fungsi, dan Peran serta Perkembangan Pers di Indonesia


1. Pengertian Pers
Secara etimologis, kata pers (Belanda), atau press (Inggris), atau presse (Prancis), berasal dari bahasa latin,
pressare dari kata premere, yang berarti “tekan” atau “cetak”. Definisi terminologis ialah “mediamassacetak”.
Alam bahasa Belanda ialah gedrukten, atau drukpers atau pers. Adapun alam bahasa Inggrisnya printed meia
atau printing press atau press.
2. Sifat Pers
Pers merupakan lembaga yang berdiri sendiri. Pers hidup ditengah-tengah masyarakat, tetapi bukan bagian
dari masyarakat itu, dan berada dalam satu negara, tetapi bukan bagian dari pemerintahan negara tersebut.
Pers lebih dikenal sebagai “Lembaga Kemasyarakatan” (social institution). Hubungan ketiganya saling
mempengaruhi. Pers mempengaruh masyarakat, tetapi masyarakat juga berpengaruh pada pers. Pers
mempengaruhi pemerintah, tetapi pemerintah juga berpengeruh pada pers. Pers sebagai lembaga bisa
berperan seperti sahabat, mitra kerja, atau menjadi lawan. Artinya, pers sebagai lembaga dapat difungsikan
apa saja bergantung pada kehendak yang mengelolanya.
3. Perkembangan Pers di Indonesia
Pers sebagai institusi sosial dalam kehiupan masyarakat modern mempunyai sejarah yang sangat penting.
Dalam perkembangannya, pers tumbuh sesuai dengan folosofi lingkungannya untuk berkembang menjadi ilmu
pengetahuan. Pers di Indonesia berkembang sejalan dengan filosofi politik yang dianut, serta mempengaruhi
lingkungan dalam kurun zamannya. Penjajahan Belanda yang menganut filosofi individualisme dan asas liberal
dalam sistem politik telah berpengaruh terhadap tumbuhkembangnya pers. Sejak tahun 1990-an, sistem politik
kolonial yang diterapkan di Indonesialah yang mengendalikan “hakikat kebebasan” pers tersebut melalui
berbagai bentuk kaidah kebijakan politik
4. Perkembangan Etos Pers di Indonesia
Pada zaman penjajahan Belanda, etos persIndonesiadidasarkan pada perjuangan membebaskan rakyat dari
cengkraman penjajah. Etos persIndonesiaini telah tampak pada awal abad ke-20, padahal pers di Nederlandsch
Indie untuk bacaan kaum pribumi telah ada sejak tahun 1884, yakni Bianglala dan pada tahun 1885 Bromartani.
Kedua-duanya di Batavia. Kemudian, tahun 1856 Soerat kabar Bahasa Melajoe di Surabaya.

Pers yang Bebas dan Bertanggungjawab Sesuai Kode Etik Jurnalistik


Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Dalam Masyarakat Demokratis di Indonesia
1. Fungsi Pers
Dewasa ini, pers tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isisuratkabar atau majalah.
Dalam pasal 3 Undang-Undang No. 40/1999 disebutkan bahwa fungsi pers sebagai berikut :
1. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.
2. Disamping fungsi-fungsi tersebut, pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi.

 Fungsi Informasi
Masyarakat berlangganan atau membelisuratkabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai
hal.
 Fungsi Pendidikan
Sebagai sarana pendidikanmassa, pers memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan
sehingga masyarakat bertambah pengetahuan dan wawasannya.
 Fungsi Menghibur
 Hal-hal yang bersifat hiburan dimuat pers untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan
artikel-artikel yang berbobot.
 Isi surat kabar atau majalah yang bersifat hiburan bisa berbentuk Cerita pendek, cerita bersambung,
cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karukatur.
 Fungsi Kontrol Sosial
 Fungsi kontrol sosial terkandung dalam makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur
sebagai berikut :
1) Social participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintah)
2) Social responcibility (pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat)
3) Social support (dukungan rakyat terhadap pemerintah)
4) Social control (kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah)
2. Peranan Pers
Pers sebagai lembaga kemasyarakatan bisa mempengaruhi masyarakat karena ia bertindak sebagai
komunikatormassa. Sementara itu agar dipercaya masyarakat, pers berusaha menyampaikan informasi dengan
sesuatu yang baru. Namun masyarakat sebagai konsumen pers, akan sangat selektif memilih informasi. Jika
penyajian pers tidak sesuai dengan keinginannya, tidak akan membeli dan membacanya. Minat membaca
masyarakat terhadap produk pers sangat berpengaruh terhadap kehiupan pers itu sendiri. Pers sebagai
lembaga kontrol sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
pemerintah. Apalagi bagi pemerintah yang banyak melakukan kesalahan dan ketidakbenaran, kontrol sosial
pers terasa sangat pedih dan sering kali menggoyahkan kelangsungan pemerintahannya. Meskipun demikian,
pemerintah juga mampu mempengaruhi pers dengan cara memasang rambu-rambu berupa peraturan dan
perundangan agar pers bisa ditundukkan.
3. Misi Pers
Pers Pancasila dilahirkan oleh bangsaIndonesiakarena falsafah negaranya adalah Pancasila. Saat ini belum
ditemukan definisi yang tepat dari sebutan pers Pancasila. Namun, beberapa tokoh pers memberi pendapat
sifat dari pers Pancasila. Pers Pancasila adalah pes yang melihat segala sesuatunya proporsional. Pers Pancasila
hendaknya mencari keseimbangan dalam berita atau tulisannya demi kepentingan semua pihak sesuai dengan
konsensus demokrasi Pancasila. Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak dibidang pengumpulan
dan penyebaran informasi mempunyai misi ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan keadilan dan
memberantas kebatilan. Selama melaksanakan tugasnya, pes terkait erat dengan tata nilai sosial yang berlaku
dalam masyarakat. Dalam kehidupan sosial, masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui segala hal yang
berkaitan dengan hajat hidup mereka. Untuk itulah, pes sebagai lembaga kemasyarakatan dituntut untuk dapat
memenuhi kebutuhan infomasi bagi masyarakatnya.
4. Kode etik Jurnalistik dan etika pers
Salah satu perwujudan kemerdekaan negara RepublikIndonesiaadalah kemerdekaan mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 28 Undang-Undang asar 1945. Oleh sebab itu,
kemerdekaan pers wajib dihormati oleh semua pihak. Mengenai negara Republik Indonesia adalah negara
berdasarkan hukum sebagaimana diamanatkan dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, seluruh
wartawan Indonesia menjunjung tinggi konstitusi dan menegakkan kemerdekaan pers yang bertanggung
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
jawab, mematuhi norma-norma profesi kewartawanan, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, memperjuangkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial berdasarkan
Pancasila. Kode etik junalistik tersebut haus ditaati dan dilaksanakan seluruh wartawanIndonesia.
Etika pers adalah etika dari semua orang yang terlibat dalam kegiatan pers. Etika pers adalah filsafat dibidang
moral pers, yaitu mengenai kewajiban-kewajiban pers, baik dan buruknya pers, pers yang benar, dan pers yang
mengatur tingkah laku pers atau dengan kata lain, etika pers itu berbicara tentang apa yang seharusnya
dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pers. Etika pers mempermasalahkan bagaimana
seharusnya pers itu dilaksanakan agar dapat memenuhi fungsinya dengan baik.
III. Kebebasan pers dan Dampak penyalahgunaan media massa dalam Masyarakat Demokratis di
Indonesia
1. Pers Indonesia Era Orde Baru
Pers adalah lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem kemasyarakatan tempat ia
beroperasi bersama-sama dengan subsistem lain. Dengan demikian, pers tidak hidup secara mandiri, tetapi
memepengaruhi dan dipengaruhi oleh lambaga-lambaga kemasyarakatan lainnya. Bersama-sama dengan
lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya pers berada dalam keterikatan oganisasi yang benama negara
dengan pemerintah sebagai perencana dan pelaksana pencapaian tujuannya. Eksistensi pers dipengaruhi
bahkan ditentukan oleh falsafah dan sistem politik negara tempat pers itu hidup.
2. Pers Indonesia Pasca Reformasi
Wajah persIndonesiapada masa reformasi berbeda dengan persIndonesiasebelumnya. Sekarang dengan
bergulirnya reformasi, persIndonesiakelihatan lebih bergairah dibandingkan sebelumnya. Selain sisi kebebasan
berekspresi dari pers kita, pihak pemerintah, telah membuka “kran” dalam kemudahan memdapatkan Surat
Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) sehingga jumlah penerbitan pers meningkat drastis dibanding masa
sebelumnya.
3. Dampak penyalahgunaan kebebasan madia massa
Pers di Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi dilema antara komitmennya terhadap
kebenaran dan hasrat yang kuat untuk melakukan self censorship demi terhindar dari pemberitaan yang
menyinggung kepekaan-kepekaan masyarakat. PersIndonesiaharus berhati-hati agar ungkapan “diadili oleh
pers” tidak berubah menjadi “mengadili pers” sebab kebebasan sebenarnya merupakan sarana untuk
mencapai perdamaian. Untuk itu, pers Indonesia harus berhati-hati agar kebebasan ini tidak disalahgunakan.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

1. Pemahaman tentang idiologi menurut para ahli :


            a. Nicollo Machiavelli dalam bukunya berjudul  IL Principle idiologi berkenaan dengan siasat politik
praktis, yang tampak antara lain :
(1). Orang cenderung menafsirkan idiologi berdasarkan kepentingannya.
(2). Agama sering diatasnamakan dalam penafsiran idiologi.
(3).  Tipu daya sering dilakukan untuk mempertahankan kekuasaan.
            Jadi menurut Nicollo Machiavelli, Idiologi adalah pengetahuan mengenai cara mendapatkan,
menyembunyikan dan mempertahankan kekuasaan dengan memamfaatkan konsepsi keagamaan dan tipu
daya.
            b. Antoine Destut de Tracy dalam bukunya berjudul Les Elements de L’ Ideologie, menyatakan idiologi
adalah ilmu tentang ide-ide atau ilmu tentang gagasan-gagasan yang sehat yaitu gagasan yang sesuai dengan
realita-realita masyarakat dan sejalan dengan akal budi.
            c. Karl Marx,  idiologi adalah kesadaran palsu, sebab idiologi adalah hasil pikiran  tertentu yang
diciptakan oleh para pemikir.
            d. Louis Althusser, idiologi adalah pandangan hidup sebab idiologi mengajarkan pada setiap orang
tentang bagaimana cara menjalankan hidup di dunia bukan mengajarkan apa itu dunia.
2. Dua kutub idiologi :
            Kutub positif apabila suatu idiologi bisa menjadi sesuatu yang baik manakala idiologi mampu menjadi
pedoman hidup menuju kehidupan atau kesejahteraan manusia, dan kutub negatif sebuah idiologi menjadi
sesuatu yang tidak baik manakala idiologi itu dijadikan alat untuk menyembunyikan kepentingan penguasa. 
Dalam hal ini idiologi hanya sebagai kesadaran palsu.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
3. Pengertian idiologi secara luas dan sempit :
            Dalam arti luas, idiologi menunjuk pada pedoman dalam berpikir ataupun bertindak sebagai pedoman
hidup dalam semua segi kehidupan, baik pribadi maupun umum.  Sedangkan dalam arti sempit, idiologi
menunjuk pada pedoman baik dalam berpikir maupun bertindak sebagai pedoman hidup dalam bidang
tertentu. 
            Sebuah idiologi dapat bertahan dalam menghadapi perubahan dan tantangan dalam masyarakan apabila
idiologi itu memiliki 3 dimensi, yaitu :
(1). Dimensi Realita yaitu kemampuan sebuah idiologi untuk mencerminkan realita yang hidup dimasyarakat
dimana ial lahir atau kenyataan saat awal kelahirannya.
(2).  Dimensi Idealisme yaitu kemampuan sebuah idiologi untuk dapat memberikan harapan-harapan kepada
masyarakatnya untuk mewujudkan masa depan yang cerah melalui pembangunan.
(3).  Dimensi Fleksibelitas yaitu kemampuan suatu idiologi  dalam mempengaruhi sekaligus menyesuaikan diri
dengan perkembangan masyarakatnya dengan menemukan tafsiran-tafsiran sesuai dengan kenyataan baru
yang muncul dihadapannya.
Catatan :
            Idiologi negara bukan idiologi milik negara, tetapi idiologi negara adalah gagasan fundamental mengenai
hidup bernegara.  Oleh karena itu Pancasila sebagai Idiologi negara adalah gagasan fundamental mengenai
hidup bernegara milik seluruh bangsa Indonesia, bukan hanya milik negara atau rezim pemerintah.
4. Sejarah Perumusan Pancasila :
            1. BPUPKI  ( Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai ) atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, bersidang 2 kali :
a. Sidang pertama tanggal 29 mei sampai 1 juni 1945, membahas Dasar Negara Indonesia antara lain
dikemukakan oleh :
Rumusan Mr. Muhammad Yamin, sbb :
            1. Ketuhanan Yang Maha Esa
            2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
            3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
            4. Kerakyatan  yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
                permusyawaratan perwakilan.
            5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Rumusan Ir. Sukarno, sbb:
            1. Kebangsaan
            2. Internasionalisme
            3. Mufakat atau demokrasi
            4. Kesejahteraan sosial
            5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Rumusan Piagam Jakarta sbb :
            1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk
                pemeluknya.
            2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
            3. Persatuan Indonesia
            4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
                permusyawaratan perwakilan.
            5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Catatan :
            Sila pertama Piagam Jakarta ini tidak mencerminkan realita kemajemukan agama yang di peluk oleh
masyarakat Indonesia, sehingga keberatan disampaikan oleh mereka yang diluar islam sehingga demi
persatuan dan kesatuan bangsa maka rumusannya diubah menjadi:  Ketuhanan Yang Maha Esa, dan diberi
nama Pancasila sehingga ditetapkan menjadi Dasar Negara Indonesia.
b. Sidang kedua tanggal 10 sampai 16 Juli 1945, Membahas rancangan Undang- Undang Dasar Negara
Indonesia yang menghasilkan UUD 1945 yang terdiri dari :
1.  Pembukaan UUD 1945 empat alinea yang didalamnya tercantum rumusan       
     Definitif  Pancasila.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
2.  Batang tubuh yang terdiri dari :
    16 BAB, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan tambahan.
3.  Penjelasan yang terdiri dari Penjelasan umum dan pasal demi pasal.
6. Fungsi Pancasila sebagai idiologi Negara :
1. Mempersatukan bangsa
2. Mengarahkan bangsa menuju cita-citanya.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa.
4. Sebagai ukuran dalam menyampaikan kritik mengenai keadaan bangsa.
7. Pancasila Sebagai Idiologi Terbuka :
            Pancasila memenuhi syarat sebagai idiologi terbuka, sebab :
     1. Memiliki nilai dasar yang bersumber pada masyarakat atau realita bangsa
         Indonesia  seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
         Keadilan.  Atau nilai-nilainya  tidak dipaksakan dari luar atau bukan pembe-
         berian negara.
     2. Memiliki nilai instrumental untuk melaksanakan nilai dasar, seperti UUD 45,
         UU, Peraturan-peraturan, Ketetapan MPR, DPR, dll      
     3. Memiliki nilai praksis yang merupakan penjabaran nilai instrumental. Nilai
         Praksis terkandung dalam kenyataan sehari-hari yaitu bagaimana cara kita
         melaksanakan nilai Pancasila dalam hidup sehari-hari, seperti toleransi,
         gotong-royong, musyawarah, dll.
8. Idiologi Tertutup adalah idiologi yang bersifat mutlak dimana nilai-nilainya ditentukan oleh negara atau
kelompok masyarakat, nilainya bersifat instan.
Ciri-cirinya :
a. Cita-cita sebuah kelompok bukan cita – cita yang hidup di masyarakat.
b. Dipaksakan kepada masyarakat.
c. Bersifat totaliter menguasai semua bidang kehidupan masyarakat.
d. Tidak ada keanekaragaman baik pandangan maupaun budaya, dll
e. Rakyat dituntut memiliki kesetiaan total pada idiologi tersebut.
f. Isi idiologi mutlak, kongkrit, nyata, keras dan total.
9. Idiologi terbuka adalah idiologi yang tidak dimutlkakkan dimana nilainya tidak dipaksakan dari luar, bukan
pemberian negara tetapi merupakan realita masyarakat itu.
Ciri-cirinya :
a. Merupakan kekayaan rohani, budaya ,masyarakat.
b. Nilainya tidak diciptakan oleh negara, tapi digali dari hidup masyarakat itu.
c. Isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap generasi boleh menafsirkan
    nya menurut zamannya.
d. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.
e. Menghargai keanekaragaman atau pluralitas sehingga dapat diterima oleh
    berbagai latar belakang agama atau budaya.
10. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan :
            Pembangunan adalah usaha bangsa untuk meningkatkan mutu dan tarap hidup masyarakat sehingga
menjadi lebih baik. Paradigma adalah anggapan-anggapan dasar, acuan atau keyakinan, pedoman untuk
melihat dan menyelesaikan persoalan.
            Pancasila sebagai paradigma pembangunan berarti pancasila berisi anggapan dasar, keyaklinan acuan
pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pemamfaatan hasil-hasil pembangunan di
Indonesia.
            Dalam  pembangunan terdapat  tiga proses yang terjadi Yaitu :
1. Emansipasi Bangsa : Usaha angsa utnuk melepaskan diri ketergantungan pada bangsa lain agar dapat berdiri
sendiri dengan kekuatan sendiri.
2. Modernisasi : upaya untuk mencapai taraf dan mutu kehidupan yang lebih baik.
3. Humanisasi : pembangunan itu untuk menciptakan manusia Indonesia seutuhnya Yaitu manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan YME, cerdas dan trampil, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani,

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
disiplin, kritis terhadap lingkungan, bertanggung jawab serta mampu membangun dirinya dalam rangka
membangun bangsanya.
            Pancasila sebagai paradigma pembangunan maka hasil maupun pelaksanaan pembangunan itu tidak
boleh bersifat pragmatis yaitu hanya mementingkan kebutuhan manusia tetapi mengabaikan pertimbangan
etis. Juga pembangunan itu tidak boleh bersifat idiologis artinya mengarah kepada praktek idiologi tertentu. 
Pemangunan itu harus melayani manusia nyata.
            Untuk mencapai pembangunan seperti diatas harus melalui 3 syarat :
1. Menghormati Hak Asasi Manusia artinya pembangunan tidak mengorbankan
    manusia nyata tetapi harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia.
2. Pembanguan harus dilaksanakan dengan demokratis artinya melibatkan
    masyarakat sebagai tujuan dari pemangunan itu untuk mengmbil keputusan
    apa yang menjadi kebutuhannya.
3. Pembangunan itu penciptaan taraf minimum keadilan sosilal, supaya tidak
    terjadi kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang terjadi bukan semata-mata
    karena kemalasan individu tetapi karena struktur sosial yang tidak adil.
11. Sikap positif terhadap Pancasila sebagai idiologi terbuka :
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa : bangsa Indonesia percaya dan bertakwa kepada Tuhan YME menurut
keyakinan. Menganut monotheisme (keyakinan Terhadap satu Tuhan), memeluk berbagai agama menurut
keyakinan.dll
b. Sila Kemanusiaan Yang adil dan beradab : Menghormati harkat dan martabat sesame manusia didunia.dll
c. Sila Persatuan Indonesia : menggalang persatuan dan kesatuan, nasionalisme, patriotism, mengitamakan
kepentingan bangsa dan negara.dll
d. Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan : Mengutamakan
musyawarah untuk mefakat dalam menyelesaikan, mengambil keputusan bersama.dll
e. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : Sederhana, hemat orientasi pada masa depan,
menghargai hasil karya, menabung, dll
12. Permasalahan yang kemungkinan timbul dari Pancasila sebagai idiologi terbuka adalah :
1. Pancasila akan berkembang kalau segenap komponen masyarakat proaktif, terus menerus mengadakan
penbafsiran terhadap Pancasila sesuai keadaan, bila masyarakat pasif maka Pancasila akan menjadi idiologi
tertutup, relevansinya akan hilang.
2. Karena terbuka untuk ditafsirkan oleh setiap orang maka tidak menutup kemungklinan Pancasila akan
ditafsirkan menurut keinginan atau kepentingan penafsir.

Kedudukan Pembukaan UUD NRI 1945


A. Pembukaan UUD 1945.
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia,
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksana kan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Hakekat Pembukaan UUD 1945
1. Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci, dengan memuat pokok-pokok
pikiran tentang adanya cita-cita luhur. Hal ini menjadi semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan dalam
bentuk negara Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur, dengan berdasarkan asas kerohanian
Pancasila.
2. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah fundamental negara, dalam hukum memiliki kedudukan yang
tetap, kuat dan tidak berubah. Hal ini terletak pada kelangsungan hidup negera yang telah dibentuk dengan
proklamasi kemerdekaan sebagai satu rangkaian kesatuan organik dalam kesatuan negara Republik Indonesia.
3. Pembukaan UUD 1945 menurut hierarki tertib hukum, adalah peraturan yang tertinggi merupakan dasar
hukum diadakannya UUD negara, sehingga terjalin adanya hubungan kausal-organik antara Pembukaan UUD
1945 dengan pasal-pasalnya.
B. Pokok pikiran pembukaan UUD 1945.
  Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar
atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  Negara yang berkedaulatan berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.
  Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
C. Kedudukan pembukaan dalam UUD 1945
- Dalam hubungan dengan tertib hukum Indonesia, maka pembukaan mempunyai kedudukan yang terpisah
dari batang tubuh UUD.
- Dalam hubungan dengan kedudukan pembukaan sebagai pokok kaidah negara yang fundamentil, maka
pembukaan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada batang tubuh UUD.
Dengan perkataan lain :
 Pembukaan merupakan tertib hukum tertinggi dan terpisah dari batang tubuh UUD.
 Pembukaan merupakan pokok kaidah negara yang fundamentil yang menentukan adanya UUD itu
 Pembukaan terbawa oleh kedudukannya sebagai pokok kaidah negara yang fundamentil, mengandung
pokok-pokok pikiran yang oleh UUD harus diciptakan/dituangkan dalam pasal-pasalnya
D. Makna setiap alinea dalam pembukaan.
Alinea I
 makna objektif (universal), yaitu kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan
 makna subjektif (tekad yang tumbuh dari bangsa Indonesia), yaitu menghapuskan penjajahan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Alinea II
- penghargaan atas perjuangnan bangsa Indonesia selama ini dan menimbulkan kesadaran bahwa keadaan
sekarang tidak dapat dipisahkan dengan keadaan kemarin dan langkah sekarang akan menentukan keadaan
yang akan datang
Alinea III
► Pernyataan kemerdekaan Indonesia yang didorong oleh nilai luhur bangsa yang bermartabat dan
mempunyai harga diri sebagai bangsa yang sederajat dengan bangsa lain di dunia.
► Motivasi spiritual religius, yaitu pengakuan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan
rahmat Allah, bukan semata-mata usaha manusia atau rakyat dan bangsa Indonesia.
Alinea IV
1.Tujuan negara, yaitu :
− melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
− memajukan kesejahteraan umum,
− mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
− ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2.Ketentuan akan adanya undang-undang dasar : “ ……… maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia
dalam suatu Undang-undang dasar …….. ”
3.Asas politik negara, yakni asas politik dalam negeri berkedaulatan rakyat : “ ……. Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat …… “. Sedangkan asas politik luar negeri adalah bebas aktif.
4. Asas kerohanian negara, yakni Pancasila : “ …… yang berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia ……..

PENGHORMATAN DAN PENEGAKAN HAM

1.      Kasus Trisakti dan Semanggi

Peristiwa yang terjadi di Trisakti dan Semanggi pada tahun1998 merupakan salah satu kasus HAM terbesar
yang terjadi di Indonesia. Peristiwa ini berkaitan dengan gerakan di era reformasi yang gencar disuarakan di
tahun 1998. Gerakan tersebut dipicu oleh krisis moneter dan tindakan KKN presiden Soeharto, sehingga para
mahasiswa kemudian melakukan demo besar-besaran di berbagai wilayah. Demonstrasi kemudian berujung
dengan bentrok antara mahasiswa dengan aparat kepolisian. Hal ini memicu meninggalnya 4 mahasiswa dari
Universitas Trisakti dan 5 mahasiswa di Semanggi. Mereka tewas setelah terkena tembakan peluru aparat
kepolisian. Peristiwa ini menjadi salah satu sejarah kelam bagi bangsa Indonesia.

2.      Kasus Marsinah


Kasus Marsinah terjadi pada tanggal 3-4 Mei 1993 dan termasuk salah satu kasus HAM yang terberat. Peristiwa
ini berawal dari aksi mogok yang dilakukan oleh Marsinah dan buruh PT CPS. Mereka menuntun kepastian pada
perusahaan yang telah melakukan PHK mereka tanpa alasan. Setelah aksi demo tersebut, Marsinah malah
ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia tewas di kawasan hutan Wilangan, Nganjuk dalam kondisi mengenaskan.
Kasus ini masih belum menemukan titik terang hingga sekarang.

3.      Kasus Bom Bali

Peristiwa bom bali menjadi salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada tahun
2002. Sebuah bom diledakkan di kawasan Legian Kuta, Bali oleh sekelompok jaringan teroris. Akibat peristiwa
ini, sebanyak 202 orang meninggal dunia, mulai dari turis asing hingga warga lokal yang ada di sekitar lokasi.
Kepanikan sempat melanda di penjuru Indonesia akibat peristiwa ini. Aksi bom bali ini juga banyak memicu
tindakan terorisme di kemudian hari.

4.      Kasus Pembunuhan Munir

Kasus pembunuhan Munir menjadi salah satu kasus HAM yang masih belum bisa diselesaikan. Munir
merupakan seorang aktivis HAM yang banyak menangani kasus-kasus HAM lain. Ia kemudian meninggal dalam
perjalanan di pesawat saat akan menuju kota Amsterdam, Belanda. Kejadian ini pun membuat gempar. Banyak
spekulasi yang bermunculan jika Munir tewas diracun atau dibunuh oleh golongan tertentu. Kasus ini masih
belum bisa diselesaikan. Bahkan beberapa saksi tidak memberi keterangan yang jelas. Kasus Munir akhirnya
ditutup beberapa tahun berselang.

Museum Munir
Rumah di jalan Bukit Berbunga Nomor 2 RT 04 RW 07, Sidomulyo, Kota Batu, Jawa Timur, itu sederhana dan
hijau. Ada taman mungil lengkap dengan pohon palem raksasa di halaman depan.

Di dalam rumah itu tersebar memorabilia tentang Munir serta kasus yang sempat diperjuangkan Munir
sebelum terbunuh di atas pesawat terbang pada 7 September 2004. Rumah yang penuh dengan semangat dan
informasi, bukan kesedihan dan duka tentang Munir.

“Lewat Omah Munir ini kita melawan lupa bahwa ada banyak kasus yang belum terselesaikan,” kata Suciwati,
istri mendiang Munir Said Thalib, Minggu, 7 September 2014.

Berbagai poster tentang pelanggaran HAM dan upaya pencarian keadilan di Indonesia memenuhi dinding
rumah seluas 250 meter persegi itu. Saat ini seluruh persoalan adalah kasus yang sempat ditangani Munir
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
dalam kurun waktu 1990 hingga 2004, tahun dia terbunuh. Seperti advokasi tuduhan upaya pemberontakan
Fernando Araujo di Timur Timur tahun 1992, kasus pembunuhan tiga petani Nipah Madura tahun 1993,
pembunuhan aktivis buruh wanita Marsinah tahun 1994, dan tentang upaya Munir memperjuangkan keadilan
terhadap puluhan korban penculikan Tim Mawar lewat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan (Kontras) sejak tahun 1998.

Nama-nama tokoh populer seperti Prabowo Subianto pun tersebut di dalam poster itu, sebagai pihak yang
berseberangan dengan Munir.

Suciwati berharap, rumah tinggal keluarganya itu bisa menjadi tempat lahirnya berbagai gagasan dan ide baru
untuk lebih baik sekaligus upaya melawan lupa terhadap berbagai kasus yang tidak terselesaikan. Tempat
berkumpulnya berbagai informasi dan data tentang pelanggaran HAM di Indonesia, serta berbagai upaya
advokasi yang menyertainya.

Nyaris setahun kini Omah Munir berdiri sejak diresmikan pada 8 Desember 2013, tanggal yang sama dengan
kelahiran Munir, 49 tahun lalu. "Omah" adalah bahasa Jawa yang berarti rumah. Dibangun dengan dana awal
sekitar Rp300 juta, kini Omah Munir telah memiliki perpustakaan yang berisi ribuan buku sumbangan. Buku
yang ada pun beragam, mulai dari buku pedoman populer milik Karl Marx Das Kapital, hingga buku tentang
tuntunan salat yang benar.

Di dalamnya, selain membaca buku, muncul berbagai diskusi hangat tentang sosial dan politik atau pun budaya
setiap satu bulan sekali. Berbagai organisasi pemuda di Batu atau pun kota lain rutin bertukar ide dan pikiran di
Omah Munir. Selain membaca buku gratis, juga disediakan jaringan internet nirkabel yang bisa diakses siapa
pun.
“Jadi ada tempat berkumpul yang bermanfaat, saya bisa banyak tahu tentang situasi dan kondisi sosial
Indonesia saat ini lewat berbagai pandangan berbeda,” kata Siho Mulyanto, seorang pegiat di Omah Munir.

Di Omah Munir, tempat lahir anak kedua Munir, Diva Suukyi Larasati, pada Juli 2002 silam, kini peringatan 10
tahun kematian Munir untuk pertama kalinya berlangsung. Banyak dukungan yang ditunjukkan seniman papan
atas Indonesia untuk memperingati kematian Munir. Nama budayawan besar seperti Butet Kertarejasa,
komikus populer Ernest Praksa dan Ari Kriting, solois Glen Fredly dan sineas Indonesia Riri Riza, Mira Lesmana
dan Nia Dinata, adalah sederet selebritas yang merelakan waktu dan bakatnya untuk perjuangan HAM, lewat
Omah Munir. Nama lain seperti Melanie Subono juga disebut akan ikut hadir di Batu.

“Pro bono, tak ada yang mau dibayar. Mereka bahkan membeli tiket perjalanan sendiri untuk tampil dari
petang hingga dini hari nanti (Minggu, 7 September 2014),” kata Abi, Koordinator Omah Munir.
Di Omah Munir mereka berkumpul, menyuarakan keadilan yang masih terbungkam. Pada usia 39 tahun, Munir
Said Thalib terbunuh, satu dekade lalu. Pria kelahiran Batu 8 Desember 1965 itu diracun arsenik dalam
perjalanan menuju Amsterdam Belanda di atas pesawat Garuda GA 974. Tepat di langit Rumania, Munir
menghembuskan nafas terakhir.

Dua periode pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak pernah tuntas menyeret dalang di balik
terbunuhnya Munir. Suciwati berharap banyak pada kabinet Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Meski ketika kabinet
ini terkadang berubah haluan di tengah jalan.

“Saya kecewa dengan pernyataan Jusuf Kalla tentang kasus Munir yang dianggap sudah selesai. Pelanggaran
HAM bukanlah komoditi politik. Apa pun yang terjadi, kami tidak akan berhenti mencari keadilan,” kata
Suciwati.

Api semangat perjuangan itu akan dijaga tetap berkobar dan nyalanya semakin terang di sana. Meski meja
kerja milik Munir di pojok ruangan Omah Munir itu kini tak bertuan. Walau sepatu kets mungil berwarna
cokelat milik Munir itu tak lagi bisa dibawa berlari.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
“Munir ada dan berlipat ganda, akan lahir banyak Munir baru selama semangatnya tetap menyala,” kata Lutfi J
Kurniawan, rekan Munir dan pendiri Malang Corruption Watch.

5.      Peristiwa Tanjung Priok


Pelanggan HAM juga pernah terjadi di kawasan Tanjung Priok, Jakarta. Dipicu oleh warga sekitar yang
melakukan demonstrasi pada pemerintah dan aparat yang hendak melakukan pemindahan makam keramat
Mbah Priok. Para warga yang menolak dan marah kemudian melakukan unjuk rasa, hingga memicu bentrok
antara warga dengan anggota polisi dan TNI. Akibantnya banyak warga yang luka-luka, bahkan hingga
menyebabkan kematian. Peristiwa ini pun menjadi salah satu contoh pelanggaran HAM yang terjadi di Jakarta.

Itu tadi sedikit informasi mengenai contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia. Selain
lima kasus yang disebutkan di atas juga ada beberapa contoh lain yang telah terjadi di Indonesia. Sebagai
manusia, harusnya kita bisa saling menghormati hak-hak asasi antar manusia. Jika saja tiap orang bisa
menerapkan prinsip tersebut, bukan mustahil jika perdamaian dunia akan tercipta hingga tidak ada lagi
perselisihan antar kelompok dan golongan tertentu yang terjadi.

PENGERTIAN HAM
Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM
berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat
(Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal
27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2,pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1
Dalam teori perjanjian bernegara, adanya Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis. Pactum Unionis
adalah perjanjian antara individu-individu atau kelompok-kelompok masyarakat membentuik suatu negara,
sedangkan pactum unionis adalah perjanjian antara warga negara dengan penguasa yang dipiliah di antara
warga negara tersebut (Pactum Unionis). Thomas Hobbes mengakui adanya Pactum Subjectionis saja. John
Lock mengakui adanya Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis dan JJ Roessaeu mengakui adanya Pactum
Unionis. Ke-tiga paham ini berpenbdapat demikian. Namun pada intinya teori perjanjian ini meng-amanahkan
adanya perlindungan Hak Asasi Warga Negara yang harus dijamin oleh penguasa, bentuk jaminan itu mustilah
tertuang dalam konstitusi (Perjanjian Bernegara).
Dalam kaitannya dengan itu, maka HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang sangat berbeda
dengan yang hak-hak yang sebelumnya termuat, misal, dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika atau Deklarasi
Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya
perang dunia II yang tidak mengenal berbagai batasan-batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-
negara tidak bisa berkelit untuk tidak melindungi HAM yang bukan warga negaranya. Dengan kata lain, selama
menyangkut persoalan HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu memiliki tanggung jawab,
utamanya terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di dalam jurisdiksinya, termasuk orang asing
sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu, akan menjadi sangat salah untuk mengidentikan atau
menyamakan antara HAM dengan hak-hak yang dimiliki warga negara. HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang
ia bisa disebut sebagai manusia.
Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin ilmu hukum
internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas internasional memiliki
kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik. Malahan, peran komunitas internasional
sangat pokok dalam perlindungan HAM karena sifat dan watak HAM itu sendiri yang merupakan mekanisme
pertahanan dan perlindungan individu terhadap kekuasaan negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan,
sebagaimana telah sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri. Contoh pelanggaran HAM:
1. Penindasan dan merampas hak rakyat dan oposisi dengan sewenang-wenang.
2. Menghambat dan membatasi kebebasan pers, pendapat dan berkumpul bagi hak rakyat dan
oposisi.
3. Hukum (aturan dan/atau UU) diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi.
4. Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan keinginan penguasa dan partai
tiran/otoriter tanpa diikut/dihadir rakyat dan oposisi.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
5. Penegak hukum dan/atau petugas keamanan melakukan kekerasan/anarkis terhadap rakyat dan
oposisi di manapun.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (disingkat Komnas PA) adalah organisasi di Indonesia dengan
tujuan memantau, memajukan, dan melindungi hak anak, serta mencegah berbagai kemungkinan pelanggaran
hak anak yang dilakukan oleh Negara, perorangan, atau lembaga. Komnas PA didirikan pada tanggal 26 Oktober
1998 di Jakarta.
Komisi Nasional Perlindungan Anak terdiri dari:
Forum Nasional Perlindungan Anak (Forum Nasional), merupakan badan pemegang kekuasaan tertinggi dan
pengambil keputusan tertinggi dalam Komisi Nasional Perlindungan Anak, diselenggarakan berdasarkan
ketentuan dan aturan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta aturan
lainnya yang ditetapkan dalam pertemuan Forum Nasional Perlindungan Anak. Forum Nasional Perlindungan
Anak diselenggarakan setiap tiga tahun sekali.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komisi Nasional), dengan anggota sebanyak 11-21 orang yang dipilih oleh
Forum Nasional.
Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak saat ini adalah Arist Merdeka Sirait, sedangkan Seto Mulyadi
sebagai Ketua Dewan Konsultatif Nasional.

LANDASAN HUKUM HAM


A. Pancasila
1. Pengakuan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pengakuan bahwa kita sederajat dalam mengemban kewajiban dan memiliki hak yang sama serta
menghormati sesamam manusia tanpa membedakan keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan social, warna kulit, suku dan bangsa.
3. Mengemban sikap saling mencintai sesamam manusia, sikap tenggang rasa, dan sikap tida sewenang-
wenang terhadap orang lain.
4. Selalu bekerja sama, hormat menghormati dan selalu berusaha menolong sesame.
5. Mengemban sikap berani membela kebenaran dan keadilan serta sikap adil dan jujur.
6. Menyadari bahwa manusia sama derajatnya sehingga manusia Indonesia merasa dirinya bagian dari
seluruh umat manusia.
B. Pembukaan UUD 1945
Menyatakan bahwa “ kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh karena itu penjajahan
diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan”. Ini
adalah suatu pernyataan universal karena semua bangsa ingin merdeka. Bahkan, didalm bangsa yang
merdeka, juga ada rakyat yang ingin merdeka, yakni bebas dari penindasan oleh penguasa, kelompok
atau manusia lainnya.
C. Batang Tubuh UUD 1945
1. Persamaan kedudukan warga Negara dalam hokum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1)
2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)
3. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul (pasal 28)
4. Hak mengeluarkan pikiran dengan lisan atau tulisan (pasal 28)
5. Kebebasan memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaanya itu (pasal 29 ayat
2)
6. Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran (pasal 31 ayat 1)
7. BAB XA pasal 28 a s.d 28 j tentang Hak Asasi Manusia

D. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia


1. Bahwa setiap hak asasi seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk
menghormati HAM orang lain secara timbale balik.
2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orangbwajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan oleh UU.

E. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan HAM serta member I
perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan aman kepada masyarakat, perlu segera dibentuk suatu
pengadilan HAM untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yan berat.

F. Hukum Internasional tentang HAM yang telah Diratifikasi Negara RI


1. Undang- undang republic Indonesia No 5 Tahun 1998 tentang pengesahan (Konvensi menentang
penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, ridak manusiawi, atau merendahkan
martabat orang lain.
2. Undang-undang Nomor 8 tahun 1984 tentang pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan segala
Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita.
3. Deklarasi sedunia tentang Hak Asasi Manusia Tahun 1948 (Declaration Universal of Human Rights).

MENGHARGAI UPAYA PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA


Bagaimana upaya penegakan HAM? Upaya penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur hukum dan
politik. Maksudnya terhadap berbagai pelanggaran HAM maka upaya menindak para pelaku pelanggaran
diselesaikan melalui Pengadilan HAM bagi pelanggaran HAM berat dan melalui KKR (Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi). 
Upaya penegakan HAM melalui jalur Pengadilan HAM, mengikuti ketentuan-ketentuan antara lain, sebagai
berikut:
1. Kewenangan memeriksan dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat tersebut di
atas oleh Pengadilan HAM tidak berlaku bagi pelaku yang berumur di bawah 18 tahun pada saat kejahatan
dilakukan. 
2. Terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum diundangkan UURI No.26 Tahun
2000, diperiksa dan diputus oleh Pengadilan HAM adhoc. Pembentukan Pengadilan HAM ad hoc diusulkan
oleh DPR berdasarkan pada dugaan telah terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang
dibatasi pada tempat dan waktu perbuatan tertentu (locus dan tempos delicti ) yang terjadi sebelum
diundangkannya UURI No. 26 Tahun 2000. 
3. Agar pelaksanaan Pengadilan HAM bersifat jujur, maka pemeriksaan perkaranya dilakukan majelis hakim
Pengadilan HAM yang berjumlah 5 orang. Lima orang tersebut, terdiri atas 2 orang hakim dari Pengadilan
HAM yang bersangkutan dan 3 orang hakim ad hoc (diangkat di luar hakim karir). Sedang penegakan HAM
melalui KKR penyelesaian pelanggaran HAM dengan cara para pelaku mengungkapkan pengakuan atas
kebenaran bahwa ia telah melakukan pelanggaran HAM terhadap korban atau keluarganya, kemudian
dilakukan perdamaian. Jadi KKR berfungsi sebagai mediator antara pelaku pelanggaran dan korban atau
keluarganya untuk melakukan penyelesaian lewat perdamaian bukan lewat jalur Pengadilan HAM.

Dalam upaya penegakan HAM peran korban dan saksi sangat menentukan, oleh karena itu mereka
perlu memperoleh jaminan keamanan. Bagaimanakah jaminan terhadap para korban dan saksi yang berupaya
menegakkan HAM? Dalam rangka memperoleh kebenaran faktual, maka para korban dan saksi dijamin
perlindungan fisik dan mental dari ancaman, gangguan, teror dan kekerasan dari pihak manapun. Kemudian
untuk memenuhi rasa keadilan maka bagi setiap korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat berhak
memperoleh ganti rugi oleh negara (kompensasi), ganti rugi oleh pelaku atau pihak ketiga (restitusi), pemulihan
pada kedudukan semula, seperti nama baik, jabatan, kehormatan atau hak-hak lain (rehabilitasi).

Kegiatan seperti apa yang dapat digolongkan sebagai menghargai upaya penegakan HAM? Secara
sederhana ukuran yang dapat dipakai untuk menentukan kegiatan yang dapat digolongkan (dikategorikan)
menghargai upaya penegakan HAM adalah setiap sikap dan perilaku yang positif untuk mendukung upaya –
upaya menindak secara tegas pelaku pelanggaran HAM baik melalui jalur hokum maupun melalui jalur politik,
seperti KKR, pemberian rehabilitasi, restitusi, dan kompensasi.
Beberapa contoh kegiatan yang dapat dimasukan menghargai upaya penegakan HAM, antara lain :
1. Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM; 
2. Mendukung para korban untuk memperoleh restitusi maupun kompensasi serta rehabilitasi; 
3. Tidak mengganggu jalannya persidangan HAM di Pengadilan HAM; 

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
4. Memberikan informasi kepada aparat penegak hokum dan lembaga – lembaga HAM bila terjadi
pelanggaran HAM; 
5. Mendorong untuk dapat menerima cara rekonsiliasi melalui KKR kalau lewat jalan Peradilan HAM
mengalami jalan buntu, demi menghapus dendam yang berkepanjangan yang dapat
menghambat kehidupan yang damai dan harmonis dalam bermasyarakat.

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN PENEGAKAN HAM DI INDONESIA


Pada dasarnya upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan hak asasi manusia sering mengalami
kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Hal tersebut disebabkan karena penegakan hak asasi manusia masih
bersifat parsial atau berdiri sendiri. Untuk itu, dibutuhkan peran serta segenap komponen bangsa, yaitu
masyarakat dan pemerintah. Diharapkan keduanya saling bekerja sama dan penegakan hak asasi manusia
dapat berjalan dengan baik.
Dalam pelaksanaannya, upaya penegakan hak asasi manusia sering mengalami kendala dan
hambatan. Hambatan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Kondisi sosial-budaya yang berbeda sebagai konsekuensi logis dari bentuk negara kepulauan, yang juga
memiliki banyak adat dan budaya. Disadari atau tidak, dengan masih adanya stratifikasi dan perbedaan
status sosial di negeri ini, seperti pendidikan, usia, keturunan, pekerjaan, dan hal lainya dalam kehidupan
sehari-hari dapat menimbulkan konflik horizontal.
2. Sebagai negara kepulauan yang besar tentu membutuhkan cara untuk menyampaikan informasi secara
merata kepada masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan komunikasi yang baik melalui cara personal maupun
teknologi. Komunikasi dan informasi inilah yang kemudian menjadi hambatan dalam pemajuan dan
penegakan HAM.
3. Untuk mengatasi permasalahan di negeri ini, pemerintah tidak jarang mengambil kebijakan yang dapat
menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Kebijakan tersebut terkadang harus mengabaikan perbedaan
kondisi masyarakat sehingga tak jarang terdapat hak-hak manusia yang dilanggar.
4. Dibuatnya peraturan perundangan bertujuan untuk mengatur hak-hak manusia agar tidak saling
bersinggungan. Namun, dengan adanya sejumlah peraturan perundangan yang diambil dari konvensi
internasional, tidak seluruh klausul dalam konvensi tersebut sesuai dengan kondisi Indonesia. Hal ini
mengakibatkan pelanggaran HAM masih sering terjadi. Tidak hanya pemerintah dan peraturan
perundangan yang mengatur persoalan HAM, aparat dan penindaknya sebagai eksekutor memiliki faktor
penting dalam penegakan HAM. Penindakan yang lemah mengakibatkan banyak terjadi penyimpangan
seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang melanggar hak orang lain.
5. Rendahnya pemahaman warga negara tentang arti penting HAM. Akibatnya, masih sering dijumpai
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan warga negara, seperti pencurian, penodongan, penganiayaan
ringan dan sebagainya.
6. Rendahnya kualitas mental aparat penegak hukum di Indonesia sehingga korupsi dan kolusi, masih
dilakukan oleh oknum aparat penegak hukum.
7. Lemahnya instrumen penegakan hukum dan HAM di Indonesia.

Berdasarkan kondisi di atas, upaya pemajuan dan penghormatan HAM harus didukung oleh sikap dan
perilaku warga negara. Sebagai warga negara sudah sepantasnya sikap dan perilaku kita mencerminkan sosok
manusia beradab yang selalu menghormati keberadaan orang lain. Disamping itu, diperlukan peran aktif kita
untuk secara bersama-sama membantu menyelesaikan masalah pelanggaran HAM, baik yang bersifat lokal
maupun nasional sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merumuskan dalam Pasal 28 J bahwa kita wajib
menghormati hak asasi manusia orang lain. Hal ini mengandung arti bahwa sudah sepantasnya kita
menghormati hak-hak orang lain dan kemudian kita wajib memperjuangkan hak asasi tersebut sesuai dengan
kodratnya.
Sebagai warga negara, sikap yang patut kita munculkan dalam upaya penegakan hak asasi manusia
antara lain dapat berupa hal beriku yaitu menolak dengan tegas setiap terjadinya pelanggaran HAM Sikap
tersebut kita kemu-kakan dengan alasan bahwa pelanggaran hak asasi manusia pada dasarnya adalah
pelanggaran atas harkat dan martabat manusia. Selain itu, secara hukum pelanggaran HAM bertentangan

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
dengan berbagai peraturan HAM yang ada, baik instrumen HAM nasional maupun internasional. Pelanggaran
HAM akan mengancam hak kemerdekaan bagi seseorang dalam berbagai segi kehidupan.

Pengertian Politik Luar negeri


Menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia (1984-1988),
politik luar negeri diartikan sebagai “suatu kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka
hubungannya dengan dunia internasional dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional”. Dalam dokumen
Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia (1984-1989) yang telah ditetapkan oleh
Menteri Luar Negeri RI tanggal 19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat Politik Luar Negeri adalah: (1) Bebas Aktif;
(2) Anti kolonialisme; (3) Mengabdi kepada Kepentingan Nasional; dan (4) Demokratis. Bebas Artinya kita bebas
menentukan sikap dan pandangan kita terhadap masalah-masalah internasional dan terlepas dari ikatan
kekuatan-kekuatan raksasa dunia secara ideologis bertentangan (Timur dengan komunisnya dan Barat dengan
liberalnya). Sedangkan Aktif Artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinanya
perdamaian dunia. Aktif memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif memperjuangkan ketertiban
dunia, dan aktif ikut serta menciptakan keadilan sosial dunia. 

Landasan hukum pelaksanaan politik luar negeri Indonesia:


1) Pancasila
2) Pembukaan UUD 1945 alinea I dan IV .
3) Pasal 11 ayat 1 UUD 1945 : “ Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain".
4) Pasal 13 UUD 1945 menyebutkan bahwa:
a. Presiden mengangkat duta dan konsul.
b. Dalam hal mengangkat duta; Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
c. Presiden menerima penempatan duta negara lain dngn memperhatikan pertimbangan DPR.
5) Undang-undang No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
6) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
7) Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar
Negeri;
Tujuan politik luar negeri
Tujuan politik luar negeri setiap negara adalah mengabdi kepada tujuan nasional negara itu sendiri. Tujuan
nasional bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat yang menyatakan ”…
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial …” Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik luar negeri
Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1. mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara;
2. memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar kemakmuran rakyat;
3. meningkatkan perdamaian internasional;
4. meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.
Politik luar negeri Indonesia oleh pemerintah dirumuskan dalam kebijakan luar negeri yang diarahkan untuk
mencapai kepentingan dan tujuan nasional. Kebijakan luar negeri oleh pemerintah dilaksanakan dengan
kegiatan diplomasi yang dilaksakan oleh para diplomat. Dalam menjalankan tugasnya para diplomat
dikoordinasikan oleh Departemen Luar Negeri yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri. Tugas diplomat adalah
menjembatani kepentingan nasional negaranya dengan dunia internasional.

Pedoman perjuangan politik luar negeri


Dalam No. XII/MPRS/1966 tentang PENEGASAN KEMBALI LANDASAN KEBIJAKSANAAN POLITIK LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA disebutkan bahwa Pedoman perjuangan Politik Luar Negeri didasarkan atas :

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
1. Dasa-sila Bandung yang mencerminkan solidaritas Negara-negara Afrika dan Asia, perjuangan melawan
imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya serta mengandung sifat non
intervensi;
2. Prinsip bahwa masalah Asia hendaknya dipecahkan oleh bangsa Asia sendiri secara Asia, dan kerjasama
regional;
3. Pemulihan kembali kepercayaan Negara-negara/Bangsa-bangsa lain terhadap maksud dan tujuan
Revolusi Indonesia dengan cara memperbanyak kawan daripada lawan, menjauhkan kontradiksi
dengan mencari keserasian sesuai dengan falsafah Pancasila;
4. Pelaksanaan dilakukan dengan keluwesan dalam pendekatan dan penanggapan, sehingga
pengarahannya harus untuk kepentingan Nasional terutama peng-ambeg-parama-artaan kepentingan
ekonomi Rakyat.

Prinsip-prinsip pokok politik luar negeri indonesia


Prinsip-prinsip pokok yang menjadi dasar politik luar negeri Indonesia :
1. Negara kita menjalani politik damai.
2. Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan tidak mencampuri
soal susunan dan coroak pemerintahan negeri masing-masing.
3. Negara kita memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internsional untuk menjamin
perdamaian yang kekal.
4. Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional.
5. Negara kita membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan berpedoman pada Piagam
PBB.

Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih
dijajah, sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan dan perdamaian internasional itu tidak akan tercapai.
Pelaksanaan politik luar negeri
Politik Luar Negeri di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004 – 2009, dalam visi dan misi
beliau diantaranya dengan melakukan usaha memantapkan politik luar negeri. Yaitu dengan cara meningkatkan
kerjasama internasional dan meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan
kepentingan nasional. Prestasi Indonesia sejak 1 Januari 2007 menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB dimana Republik Indonesia dipilih oleh 158 negara anggota PBB. Tugas Republik Indonesia di Dewan
Keamanan PBB adalah :
1. Ketua Komite Sanksi Rwanda
2. Ketua komite kerja untuk pasukan penjaga perdamaian
3. Ketua Komite penjatuhan sanksi untuk Sierra Leone
4. Wakil Ketua Komite penyelesaian konfik Sudan
5. Wakil Ketua Komite penyelesaian konflik Kongo Wakil Kertua Komite penyelesaian konflik Guinea
Bissau
Baru-baru ini Indonesia berani mengambil sikap sebagai satu-satunya negara anggota tidak tetap DK PBB yang
bersikap abstain ketika semua negara lainnya memberikan dukungan untuk memberi sanksi pada Iran. 

Kerjasama Internasional
Pengertian
Hubungan kerjasama yang dilakukan oleh 2 atau lebih negara merdeka dan berdaulat untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu. Tujuan-tujuan itu antara lain :
1. Untuk mencukupi kebutuhan masyarakat masing-masing negara
2. Untuk mencegah/menghindari konflik yang mungkin terjadi
3. Untuk memperoleh pengakuan sebagai negara merdeka
4. Untuk mempererat hubungan antar negara di berbagai bidang

Macam-macam perjanjian internasional

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
1. Kerjasama Bilateral
 Perjanjian yang dilakukan oleh hanya 2 negara saja, bersifat treaty contract. Misal : Indonesia – Cina
2. Kerjasama Regional
 Perjanjian yang dilakukan oleh beberapa negara yang terdapat dalam satu kawasan, bersifat law
making treaty terbatas dan treaty contract. Misal: ASEAN dan Uni Eropa.
3. Kerjasama Multinasional
 Perjanjian yang dilakukan oleh negara-negara tanpa dibatasi oleh suatu region tertentu, bersifat
internasional, bersifat law making treaty. Misal : PBB, FIFA, dan sebagainya.

Dari sekian banyak perjanjian internasional, yang terpenting hanya 3 yaitu : Traktat, Konvensi, Pakta.
Kapan perjanjian internasional dapat mulai berlaku?
Sesuai yang disebut dalam naskah perjanjian itu apabila di dalam naskah tidak tercantum mulai saat
berlakunya, maka didasarkan kepada kesepakatan di antara mereka.

Ketaatan terhadap perjanjian  


Perjanjian harus dipatuhi (pacta sunt servanda) oleh pihak atau negara yang meratifikasinya. Kesadaran
pelaksanaan perjanjian internasional dianggap sebagai bagian dari pelaksanaan hukum nasional.

Penerapan perjanjian:
 Daya berlaku surut (retroactivity), artinya aturan perjanjian berlaku juga terhadap permasalahan yang
terjadi sebelum perjanjian itu dibuat
 Wilayah penerapan (teritorial scope),ditentukan dalam perjanjian
 Perjanjian penyusul (successive treaty), dibuat perjanjian baru karena yang lama tidak sesuai lagi
dengan perjanjian.

PERWAKILAN NEGARA RI DI LUAR NEGERI


1. Kementerian luar negeri
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan 32 Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, dan
Pasal 7 Undang-Undang (UU) RI Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, Kementerian Luar Negeri
mengelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
 Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang politik dan
hubungan luar negeri;
 Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;
 Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
 Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
 Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada
Presiden.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, Kementerian Luar Negeri mempunyai kewenangan:
1. Penetapan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;
2. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
3. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta
persyaratan jabatan di bidangnya;
4. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama negara;
5. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidangnya;
6. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: 
a) pengaturan dan pelaksanaan hubungan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan penerangan luar
negeri serta 
b) pengaturan dan pelaksanaan protokol dan konsuler.

Presiden selaku kepala pemerintahan maupun sebagai kepala negara membentuk Departemen Luar Negeri
melalui Keppres No. 44 Tahun 1974 untuk melaksanakan hubungan internasional. Departemen Luar Negeri
sebagai bagian dari pemerintahan negara dipimpin oleh seorang menteri dan bertanggung jawab kepada
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
presiden. Tugas pokok Kementerian Luar Negeri adalah menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah
dan pembangunan di bidang politik dan hubungan dengan luar negeri. Susunan organisasi kementerian luar
negeri adalah sebagai berikut.

Pimpinan : Menteri Luar Negeri dan Wakil Menteri


Pembantu : Sekretaris Jenderal
Pengawasan : Inspektoral Jenderal
Pelaksana :
 Direktorat Jenderal Politik
 Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi Luar Negeri
 Direktorat Jenderal Hubungan Sosial Budaya dan Penerangan Luar Negeri
 Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler
 Badan Penelitian dan Pengembangan Usaha Luar Negeri
 Sekeretariat Nasional ASEAN
 Pusat-pusat, seperti pusat pendidikan dan latihan pegawai.

Peranan Departemen Luar Negeri sebagai sarana dalam hubungan internasional, berkaitan dengan upaya
dalam mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu
alinea IV yang berbunyi: “… ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial…”.

2. Perwakilan Diplomatik 
Pengertian
Perwakilan Diplomatik adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina hubungan
politik dengan negara lain. Tugas ini dilakukan oleh perangkat diplomatik yang meliputi duta besar, duta, kuasa
usaha dan atase-atase. Istilah diplomatik (diplomacy), dalam hubungan internasional ”berarti sarana yang sah
(legal), terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh sesuatu negara dalam melaksanakan politik luar
negerinya”. Untuk menjalin hubungan diantara negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling
menempatkan perwakilannya (Keduataan atau Konsuler).
Hubungan diplomatik sering dilakukan secara terbuka artinya hubungan antar bangsa yang rakyatnya diberi
informasi tentang isi perjanjian antar negara-negara peserta. Namun hubungan diplomatik juga dapat
dilakukan secara tertutup artinya hubungan antar negara-negara peserta saja. Tujuan hubungan diplomasi
adalah untuk mengusahakan agar pihak-pihak yang mengadakan hubungan dengan suatu negara mendapatkan
manfaat yang sebesar-besarnya untuk kedua belah pihak. Penempatan perwakilan di negara lain dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler.
Penempatan perwakilan di negara lain memperhatikan beberapa faktor yaitu:
1. Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan negara penerima
2. Erat tidaknya hubungan antar negara yang mengadakan hubungan
3. Besar kecilnya kepentingan negara yang mengadakan hubungan
Hubungan diplomatik yang dilakukan oleh suatu negara tidak boleh merugikan negara lain dan mengganggu
keamanan internasional, maka perlu ada pengawasan dengan cara:
1. Mewajibkan semua anggota PBB untuk menyampaikan persetujuan yang telah dicapai kepada
sekretariat PBB
2. Menteri luar negeri dari berbagai negara dapat bertemu pada sidang umum PBB setiap tahunnya
3. Setiap persetujuan yang dicapai, sebelum diresmikan harus disampaikan kepada parlemen masing-
masing.

Tingkatan-tingkatan Perwakilan Diplomatik menurut konvensi Wina tahun 1815


1. Duta besar berkuasa penuh (Ambassador), yaitu perwakilan tingkat tinggi dan mempunyai kekuasaan
penuh serta luar biasa. Biasanya ditempatkan pada negara yang banyak menjalin hubungan timbal balik
dan diakrediter oleh kepala negara. Duta besar (perwakilan dari Roma) sering disebut Nuntius. 

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
2. Duta (Gerzant), yaitu perwakilan di bawah duta besar yang dalam menyelesaikan segala persoalan
harus berkonsultasi dengan pemerintahnya (kekuasaannya terbatas). Duta (perwakilan dari Roma)
disebut Inter Nuntius. 
3. Menteri Residen, yaitu perwakilan yang hanya mengurusi urusan negara, tidak mewakili pibadi kepala
Negara. Menteri Residen tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala Negara penerima. 
4. Kuasa Usaha, yaitu perwakilan diplomatik tingkat rendah yang diakreditor oleh menteri luar negeri.
Biasanya melaksanakan kepala perwakilan jika pejabat tersebut tidak ada di tempat. 
5. Atase, yaitu pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase terdiri dari atase pertahanan
(bidang militer) dan atase teknis (bidang perdagangan, perindustrian, kebudayaan dan pendidikan).
Fungsi yang dimiliki perwakilan diplomatik berdasarkan kongres Wina 1961:
1. Representasi, yaitu mewakili negara pengirim di dlm negara penerima
2. Proteksi, yaitu melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di
dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional
3. Negosiasi, yaitu mengadakan persetujuan dgn pemerintah negara penerima
4. Observasi, yaitu memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai
dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim.
5. Relasi, yaitu memelihara hubungan persahabatan kedua negara

Kekebalan dan Keistimewaan Perwakilan Diplomatik


Asas kekebalan dan keistimewaan diplomatik, disebut (”exteritoriallity” atau ”extra teritoriallity”). Para
diplomatik hampir dalam segala hal harus diperlakukan sebagaimana mereka berada di luar wilayah negara
penerima. Para diplomat beserta stafnya, tidak tunduk pada kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara
penerima. Menurut Konvensi Wina 1961, Perwakilan diplomatik diberikan Kekebalan dan keistimewaan
dengan maksud:
 Menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik sebagai wakil negara.
 Menjamin pelaksana fungsi perwaki-lan diplomatik secara efisien.
Hak kekebalan perwakilan diplomatik meliputi:
1. Kekebalan terhadap pribadi pejabat diplomatik (hak imunitas)
2. Kekebalan terhadap kantor perwakilan dan rumah kediaman (daerah ekstrateritorial). Bila ada
penjahat atau pencari suaka masuk ke dalam kedutaan maka dapat diserahkan atas permintaan
pemerintah kaena para diplomat tidak memiliki hak asylum, yaitu hak untuk memberi kesempatan
kepada suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada warga negara asing yang melarikan diri.
3. Korespondensi diplomatik, yaitu kekebalan terhadap surat-menyurat, arsip, dokumen termasuk kantor
dplomatik dan sebagainya (kebal dari pemeriksaan isinya).

Pemberian keistimewaan kepada perwakilan diplomatik, atas dasar ”timbal – balik” sebagaimana diatur di
dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963, yaitu mecakup :
 Pembebasan dari kewajiban membayar pajak, antara lain pajak penghasilan, kekayaan, rumah tangga,
kendaraan bermotor, radio, bumi dan bangunan, televisi dan sebagainya.
 Pembebasan dari kewajiban pabean, antara lain bea masuk, bea keluar, bea cukai, terhadap barang-
barang keperluan dinas, misi perwakilan, barang keperluan sendiri, keperluan rumah tangga dan
sebagainya.

Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik


1. Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara dengan pemerintah
asing.
2. Mengadakan perundingan tentang masalah yang dihadapi kedua negara dan berusaha untuk
menyelesaikannya.
3. Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.  Apabila dianggap perlu, dapat
bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian paspor, dan sebagainya.
Tujuan diadakannya Perwakilan Diplomatik:
 Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi sesuatu urusan,
perwakilan tersebut dapat mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikannya.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara penerima.
 Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada pemerintah negara penerima.
 Dalam praktik internasional ada dua jenis perwakilan diplomatik :
 Kedutaan Besar, yang ditugaskan tetap pada suatu negara tertentu untuk saling memberikan hubungan
rutin antar negara tersebut.
 Perutusan Tetap, yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional seperti PBB.
Berakhirnya fungsi Misi Perwakilan Diplomatik :
 Sudah habis masa jabatan
 Ia ditarik oleh pemerintah negaranya
 Karena tidak disenangi (di persona non grata)
 Negara penerima perang dengan negara pengirim.
3. Perwakilan Konsuler
Perwakilan Konsuler adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina hubungan non
politik dengan negara lain. Ada konsuler yang bersifat tetap dan ada konsuler kehormatan. Tugas pokok konsul
kehormatan adalah menghubungkan perdagangan ke dua negara. Pejabat ini tidak mendapat gaji, melainkan
mendapat honoraruium atas jasa-jasanya itu.
Fungsi perwakilan konsuler
 Melaksanakan usaha peningkatan hubungan dengan negara penerima di bidang perekonomian,
perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
 Melindungi kepentingan nasional negara dan warga negara yang berada dalam wilayah kerjanya.
 Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan pelaporan.
 Menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara di wilayah kerjanya.
 Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler, protokol, komunikasi dan persandian.
 Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan urusan rumah tangga
perwakilan Konsuler. 
Perwakilan konsuler yaitu perwakilan suatu negara di negara lain dalam bidang non politik. Dalam arti non
politis, hubungan satu negara dengan negara lain diwakili oleh Korps Konsuler yang terbagi dalam
kepangkatan sebagai berikut:
 Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota negara.
 Konsul dan Wakil Konsul, konsul yaitu mengepalai suatu kekonsulan yang kadang-kadang
diperbantukan kepada konsul jenderal. Kantornya bernama Konsulat. Wakil konsul diperbantukan kepada
konsul atau konsul jenderal yang kadang diserahi pimpinan kantor konsuler. Kantornya bernama Vice
Konsulat.
 Agen Konsul, dengan tugas untuk mengurus hal-hal yang bersifat terbatas dan berhubungan dengan
kekonsulan.

Tugas perwakilan konsuler adalah mengurusi kepentingan negara dan warga negara di negara lain
menyangkut:
1. Bidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan ekspor komoditas
nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain.
2. Bidang Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, seperti; tukar-menukar pelajar, mahasiswa, dan lain-lain. Bidang-
bidang lain seperti :
 Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa atau dokumen kepada
orang yang ingin mengunjungi negara pengirim; 
 Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi administratif lainnya; 
 Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan atau badan lain di negara
penerima. 
Kronologi / skema penempatan perwakilan di negara lain
 Kedua belah pihak saling tukar informasi ten-tang akan dibukanya perwakilan oleh Kemlu masing-
masing negara.
 Mendapat persetujuan (demende, agregation) dari negara yang menerima.
 Diplomat yang akan di-tempatkan, menerima surat kepercayaan (lettre de credance) yang ditanda
tangani kepala negara pengirim.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Surat kepecayaan diserahkan kepada kepala negara penerima (lettre de rapple) dalam suatu upacara
dimana seorang diplomatik berpidato.

4. Perwakilan organisasi internasional


Pejabat perwakilan organisasi internasional adalah pejabat yang diangkat atau ditunjuk langsung oleh induk
organisasi internasional yang bersangkutan untuk menjalankan tugas atau jabatan pada kantor perwakilan
organisasi internasional tersebut di Indonesia.

Pemahaman rakyat - Penduduk - Warga negara (KEWARGANEGARAAN)

Penduduk merupakan salah satu syarat pokok bagi terbentuknya negara. Secara lengkap syarat terbentuk
negara meliputi :
1. ada wilayah
2. penduduk
3. pemerintah yang berdaulat
4. pengakuan negara lain

Beberapa pengertian mengenai…

1. rakyat : semua orang yang berada dan berdiam dalam suatu negara atau menjadi penghuni
negarayang tunduk pada kekuasaan negara itu
2. penduduk : mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara
(menetap).
Biasanya penduduk adalah mereka yang lahir secara turun temurun dan besar di dalam suatu
negara tertentu.
3. warga negara : adalah mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota negara dan tak
terpisahkan dengan negara tersebutSecara jelas hal-hal mengenai kewarganegaraan diatur dalam UUD 45
(amandemen)
pasal 26 (definisi warga negara)
pasal 27 ( kedudukan warga negara )
pasal 28 (hak-hak warga negara)

Mempunyai kejelasan status warga negara bagi seseorang sangat penting agar:
1. agar hak-haknya dilindungi oleh negara
2. hidupnya menjadi aman, tenteram dan dapat berusaha dengan nyaman
3. dll

Asas-Asas Kewarganegaraan
Untuk menentukan kewarganegaraan seseorang ada 3 asas yang harus dipahami :
1. Ius Soli (disebut asas kelahiran)
Asas ini menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau tempat dimana dilahirkan
Dianut oleh inggris, Mesir, Amerika dll
2. Ius Sanguinis (asas keturunan)
asas ini yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut darah dan keturunan dari orangtua
yang bersangkutan. Dianut oleh RRC.
3. Naturalisasi (pewarganegaraan)
Orang dapat menjadi warga negara dari suatu negara setelah melakukan langkah-langkah hukum tertentu.
Biasanya dilakukan setelah dewasa.

Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan di suatu negara dapat menimbulkan 2


kemungkinan bagi seseorang yaitu :
1. Apatride (tanpa kewarganegaraan)
2. Bipatride (punya kewarganegaraan ganda)
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Dalam menentukan status kewarganegaraan suatu negara, pemerintah lazim menggunakan stelsel aktif dan
stelsel pasif. Menurut stelsel aktif orang harus melakukan langkah-langkah hukum tertentu agar diakui
kewarganegaraannya, sedang stelsel pasif orang yang berada dalam suatu negara dengan sendirinya dianggap
menjadi warga negara tanpa harus melakukan tindakan hukum tertentu.

Berkaitan dengan 2 stelsel di atas, seorang warga negara dalam suatu negara pada dasarnya mempunyai hak
opsi dan hak repudiasi.
a. hak opsi adalah hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif)
b. hak repudiasi adalah hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (dalam stelsel pasif)

Dalam perjalanan sejarah Indonesia, masalah kewarganegaraan diatur dalam UU sbb:

1. UU no 3 tahun 1946 (sudah tidak berlaku)


2. KMB 27 Desember 1949 (sudah tidak berlaku)
3. UU no 62 tahun 1958 (sudah tidak berlaku)
4. UU no 3 tahun 1976 (sudah tidak berlaku)
5. UU no 12 tahun 2006 (yang sekarang berlaku)

Menurut UU yang sekarang berlaku (UU no 12 thn 2006) maka asas yang dipakai Indonesia dalam menentukan
kewarganegaraan adalah :
1. asas ius soli
2. asas ius sanguinis
3. asas kewarganegaraan tunggal
4. asas kewarganegaraan ganda terbatas (hanya berlaku bagi anak sampai usia 18 thn)

Keunggulan UU no 12 tahun 2006 dibanding sebelumnya :

a. tidak mengorbankan keepentingan nasional (mis : kewarganegaraan ganda terbatas sampai 18 th)
b. adanya asas perlindungan maksimum (mencegah kasus ketiadaan kewarganegaraan)
c. mengakui asas persamaan dalam hukum
d. non diskriminasi (mis : dicabutnya Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia/SBKRI)

Bagaimana Cara orang asing bisa masuk menjadi warga negara Indonesia? Tentunya melalui proses
naturalisasi. Ada 2 cara :

1. Naturalisasi biasa
mengajukan permohonan kepada Menteri hukum dan HAM melalui kantor pengadilan negeri setempat
dimana ia tinggal atau di Kedubes RI apabila di luar negeri permohonan ini ditulis dalam bahasa
Indonesia. Bila lulus maka ia harus mengucapkan sumpah setia di hadapan pengadilan negeri.

2. Naturalisasi istimewa
diberikan kepada orang asing yang berjasa kepada negara.
Mengapa seseorang bisa kehilangan kewarganegaraan Indonesia? karena :
a. kawin dengan laki-laki asing
b. menjadi tentara luar negeri
c. diangkat anak secara syah oleh laki-laki asing
d. mempunyai paspor dari negara asing

ORGANISASI INTERNASIONAL
Organisasi internasional dibentuk oleh lebih dari dua negara di dunia. Sifat organisasi ini anatara lain:

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Regional yaitu oragnisasi internasional yang dibentuk oleh negara-negara dalam satu kawasan seperti
ASEAN, Uni Eropa, NATO, Uni Afrika, dan sebagainya.
 Multilateral yaitu organisasi internasional yang dibentuk oleh banyak negara di dunia seperti PBB,
World Bank, dan lain-lain.

Perserikatan bangsa-bangsa (PBB)

1. Sejarah singkat PBB 


Liga Bangsa-Bangsa dianggap gagal mencegah meletusnya Perang Dunia II (1939-1945). Untuk mencegah
meletusnya Perang Dunia Ketiga, yang mana tidak diinginkan oleh seluruh umat manusia, pada tahun 1945 PBB
didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa yang gagal dalam rangka untuk memelihara perdamaian
internasional dan meningkatkan kerjasama dalam memecahkan masalah ekonomi, sosial dan kemanusiaan
internasional.
Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini dimulai di bawah naungan Departemen Luar Negeri AS
pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt dipercaya sebagai seorang yang pertama menciptakan istilah "United
Nations" atau Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai istilah untuk menggambarkan negara-negara Sekutu. Istilah
ini pertama kali secara resmi digunakan pada 1 Januari 1942, ketika 26 pemerintah menandatangani Piagam
Atlantik, dimana masing-masing negara berjanji untuk melanjutkan usaha perang.
Pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional dimulai di San Francisco, dihadiri
oleh 50 pemerintah dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam penyusunan Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB resmi dibentuk pada 24 Oktober 1945 atas ratifikasi Piagam oleh lima
anggota tetap Dewan Keamanan-Perancis, Republik Cina, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat-dan mayoritas
dari 46 anggota lainnya. Sidang Umum pertama, dengan 51 wakil negara, dan Dewan Keamanan, diadakan di
Westminster Central Hall di London pada Januari 1946. 
Kedudukan organisasi ini awalnya menggunakan bangunan milik Sperry Gyroscope Corporation di Lake Success,
New York, mulai dari 1946 hingga 1952. Sampai gedung Markas Besar PBB di Manhattan telah selesai dibangun.
Sejak pendiriannya, banyak kontroversi dan kritik tertuju pada PBB. Di Amerika Serikat, saingan awal PBB
adalah John Birch Society, yang memulai kampanye "get US out of the UN" pada tahun 1959, dan menuduh
bahwa tujuan PBB adalah mendirikan "One World Government" atau Pemerintah Seluruh Dunia. Setelah
Perang Dunia Kedua berakhir, Komite Kemerdekaan Perancis terlambat diakui oleh AS sebagai pemerintah
resmi Perancis, sehingga Perancis awalnya tidak diikutsertakan dalam konferensi yang membahas
pembentukan PBB. Charles de Gaulle menyindir PBB dengan menyebutnya le machin (dalam bahasa Indonesia:
"Si Itu"), dan merasa tidak yakin bahwa aliansi keamanan global akan membantu menjaga perdamaian dunia,
dia lebih percaya pada perjanjian/pakta pertahanan antar negara secara langsung.Bahasa persidangan PBB
adalah bahasa Arab, Inggris, Prancis, mandarin. Rusia dan Spanyol. Dan Sekjen PBB sekarang adalah Ban Kimon
dari Korea Selatan.
Dengan penambahan Sudan Selatan pada tanggal 14 Juli 2011, saat ini ada 193 negara anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa, termasuk semua negara yang menyatakan kemerdekaannya masing-masing dan diakui
kedaulatannya secara internasional, kecuali Vatikan (Tahta Suci, yang memegang kedaulatan atas Vatikan,
adalah pengamat permanen).
Piagam PBB menguraikan aturan untuk keanggotaan:
Keanggotaan di PBB terbuka untuk semua negara cinta damai lainnya yang menerima kewajiban yang termuat
dalam Piagam ini dan, menurut penilaian Organisasi, mampu dan mau melaksanakan kewajiban-kewajiban ini.
Penerimaan dari negara tersebut kepada keanggotaan di PBB akan dipengaruhi oleh keputusan Majelis Umum
atas rekomendasi Dewan Keamanan.

2. Azas organisasi PBB


 1. Sovereign equality, yaitu prinsip persamaan kedaulatan dari semua anggotanya.
 2. Good faith ( itikad baik), yaitu semua anggota harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban-kewajiban
mereka sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB. Hal ini berkaitan dengan prinsip pacta sun
servanda yaitu suatu peranjian harus ditaati oleh pihak yang berjanji.
 3. Peaceful M eans, yaitu semua anggota harus menyelesaikan persengketaan-persengketaan
internasional dengan jalan damai tanpa membahayakan perdamaian, kemanan dan keadilan.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 4. Non-use of force, yaitu Dalam hubungan-hubungan internasional semua anggota harus menjauhi
penggunaan ancaman atau kekerasan terhadap orang lain.

3. Tujuan PBB
 1. Menjaga perdamaian dunia
 2. Mengembangkan persahabatan antar bangsa
 3. Memvantu masyarakat dunia lebih sejahtera, memberantas kemiskinan, buta aksara, penyakit
menular, menghentikan pengrusakan lingkungan dan penghormatan HAM.
 4. Menjadi pusat bangsa –bangsa dalam pencapaian tujuan PBB di atas.

Organ-organ utama PBB


Majelis Umum (General Asembly) :
Angotanya semua Negara anggota PBB. Fungsinya sebgai forum untuk membahas masalaha yang menjadi
keprihatinan dunia. Bersidang setiap tahun. Keputusannya tidak mengikat anggota PBB karena hanya bersifat
rekomendasi namun berbobot karena merupakan hasil pandangan mayoritas Negara di dunia.

Dewan Keamanan PBB (Security Council) :


Adalah badan PBB yang fungsinya memelihara atau mempertahankan perdamaian dan keamanan
internasional. Anggaotanya 15 negara yang terbagi menjadi 5 anggota tetap (Inggris, Prancis, Rusia, Cina,
Amerika serikat) dan 10 negara anggota tidak tetap yang dipilih oleh Majelis Umum untuk masa jabatan 2
tahun. Dewan ini memiliki hak Veto yaitu hak untuk memblokir atau menolak keputusan Dewan walaupun ke
14 anggota dewan yang lain menyetujui keputusan yang bersangkutan, namun bias dibatalkan oleh 1 negara
dari anggota Dewan tersebut.

Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council) :


Anggotanya terdiri dari 54 negara dan setiap tahun dipilih 18 anggota baru oleh Majelis Umum PBB untuk masa
jabatan 3 tahun. Fungsi dewan ini adalah bertanggug jawab atas kegiatan social PBB. Bersidang setiap tahun
selama satu bulan. Dewan ini merekomendasi kepada majelis umum yang berkaitan dengan pembanguna
ekonomi, masalah lingkungan dan Hak Asasi Manusia. Badan ini mengkoordinir badan-badan seperti WHO
(World Health Organization) oeganisasi kesehatan Dunia, ILO (International Labour Organization) organisasi
Perburuhan Internasional, FAO (Food and Agriculture Organization) organiasai Pangan dan Pertanian, UNESCO
(United Nations educational Scintific and Cultural Organization) Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan. UNICEF (United Nations Shildren’s Fund) Dana Kanak-Kanak Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
memberikan bantuan untuk rencana-rencana kesejahteraan ibu dan anak di seluruh negara di dunia.

Dewan Perwalian (Trusteeship Council) :


Dewan ini bertugas menyelenggarakan pemerintahan dan melakukan pengawasan terhadap wilayah-wilayah
yang masuk kategori trust territories (wilayah peerwalian). Wilayah perewalian adalah wilayah bekas jajahan
yang ditempatkan dalam satu system perwalian sebagai satu cara agar Negara-negara anggota bertanggung
jawab atas wilayah tersebut (biasanya Negara bekas penjajahnya) dan menngkatkan kemajuan wiulayah itu
menuju kemerdekaannya. Contoh Negara Togo dan Kamerun, kepulauan Solomon adalah bekas jajahan
Jerman. Kemudian Negara bekas jajahan Turki seperti Jordania dan Palestina. Negara yang terakhir yang
mencapai kemerdekaannya pada Bulan November 1994 adalah Palau. Pada bulan Desember menjadi anggota
PBB.

Sistem perwalian itu di selenggarakan dalam rangka : 


1. Memelihara keamanan dan perdamaian internasional 
2. Memajukan politik, ekonomi, sosbud penduduk setempat. 
3. Mendorong peenghormatan HAM dan saling ketergantungan sesame bangsa, 
4. Menjamin penanganan masalah-masalh soaial dan ekonomi. 

Mahkamah Internasional (International Court of Justice) : 


Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Adalah badan pengadilan internasional resmi dan tetap yang bertugas untuk memeriksa dan memutus perkara
yang diajukan kepadanya. Terdiri 15 hakim yang dipilih Majelis Umum berdasarkan kemampuan mereka dan
bermarkas di Den Haag Belanda. ` Pihak yang dapat mengajukan perkara ke Mahkamah internasional :

Semua negara yang berada di bawah Statuta (wilayah Kerja) Mahkamah Internasional, Perkara apa saja. Negara
lain yang bukan statute Mahkamah Internasional dengan syarat yang telah ditetapkan. 

Mahkamah Internasional

Pengadilan Internasional (ICJ), yang terletak di Den Haag, Belanda, adalah badan peradilan utama Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Didirikan pada tahun 1945 oleh Piagam PBB, Pengadilan mulai bekerja pada tahun 1946
sebagai penerus ke Mahkamah Tetap Kehakiman Internasional. Statuta Mahkamah Internasional, mirip dengan
pendahulunya, adalah dokumen utama yang merupakan konstitusional dan mengatur Pengadilan.

Hal ini didasarkan di Istana Perdamaian di Den Haag, Belanda, berbagi gedung dengan Akademi Hukum
Internasional Den Haag, pusat swasta untuk studi hukum internasional. Beberapa saat hakim Pengadilan adalah
baik alumni atau anggota fakultas mantan Academy. Tujuannya adalah untuk mengadili sengketa antara
negara. Pengadilan telah mendengar kasus-kasus yang berkaitan dengan kejahatan perang, campur tangan
negara ilegal dan pembersihan etnis, antara lain, dan terus untuk mendengar kasus-kasus.

Sebuah pengadilan yang terkait, Mahkamah Pidana Internasional (ICC), mulai beroperasi pada tahun 2002
melalui diskusi internasional yang diprakarsai oleh Majelis Umum. Ini adalah pengadilan internasional pertama
tetap dikenakan dengan mencoba mereka yang melakukan kejahatan yang paling serius di bawah hukum
internasional, termasuk kejahatan perang dan genosida. ICC secara fungsional independen dari PBB dalam hal
personel dan pendanaan, tetapi beberapa pertemuan badan ICC yang mengatur, Majelis Negara Pihak pada
Statuta Roma, diadakan di PBB. Ada "hubungan perjanjian" antara ICC dan PBB yang mengatur bagaimana
kedua lembaga menganggap satu sama lain secara sah.

Sekretariat (Secretariat) :
Badan ini terdiri atas satu orang sekretaris Jenderal dan staf yang diperlukan. Sekretaris Jenderal diangkat oleh
Majelis Umum atas usul Dewan Keamanan PBB. Sekjen sekarang Ban Kimon dari Korea selatan.

Organisasi-organisasi dibawah PBB

Badan Khusus PBB (Specialized Agencies) :


1. ILO (International Labour Organizatiaon) yaitu Organisai buruh internasional didirikan pada tanggal
11 April 1919 bermarkas di Jenewa, Swiss. Bertujuan memelihara perdamaian abadi dengan
memajukan keadilan ekonomi, social dan memperbaiki syarat perburuhan dan tingkat kehidupannya.
2. FAO ( Food and agriculture Organization) yaitu organisasi bahan makanan dan pertanian PBB
didirikan pada tanggal 16 Oktober 1945 bermarkas di Roma, Italia. Badan ini bertujuan meningkatkan
perdamaian dan effisiensi produksi dan distribusi hasil makanan dan pertanian, hutan, perbaiki hidup
penduduk desa.
3. UNESCO (United Nations educational Scintific and Cultural Organization) , yaitu Organisasi
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan yang didirikan pada tanggal 4 November 1946
bermarkas di Paris, Prancis. Badan ini bertujuan member sumbangan kearah perdamaian dan
keamanan dengan memajukan kerjasama antar bangsa-bangsa melalui pendidikan, pengetahuan.
4. WHO (World Health Organization) yaitu organisasi kesehatan Dunia yang didirikan pada tanggal 7
April 1948 bermarkas di Jenewa , Swiss, bertujuan mencapai tingkat kesehatan yang tertinggi bagi
semua rakyat di dunia.
5. IBRD ( International Bank of Reconstruction and development) yaitu bang pembangunan dan
perkembangan internasional yang didirikan pada tanggal 27 Desember 1945 bertyujuan membantu
pembangunan dan perkembangan daerah-daerah milik anggota PBB untuk memudahkan penanaman
modal untuk tujuan produktif.
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
6. IMF (International Monetary Fund) yaitu dana moneter internasional didirikan pada tanggal 27
desember 1945 bermarkas di Washington, Amerika Serikat. Bertujuan memajukan kerjasama moneter
internasional dan perluasan perdagangan internasional, stabilitas pertukaran uang, membantu
menetapkan system pembayaran multilateral terhadap transaksi yang sedangberjalan.
7. ICAO (International Civil Aviation Organization) yaitu organisasi penerbangan sipil internasional.
8. UPU (Universal Postal Union) yaitu persatuan pos sedunia.
9. ITU (International Telecommunication union yaitu persatuan telekomunikasi internasional.
10. ITO (International Trade Organization) yaitu organisasi perdagangan internasional dan peraetujuan
mengenai bea dan cukai dan perdagangan.
11. WTO (Word Trade Organization) Organisasi perdagangan Dunia.(Bukan Badan PBB)

ASEAN (Association of South East Asian Nations)


Sejarah Berdirinya ASEAN

Association of Southeast Asia Nations atau yang lebih sering dipanggil ASEAN merupakan sebuah organisasi
yang diawali oleh organisasi yang bernama Association of Southeast Asia (ASA), sebuah aliansi yang dibentuk
pada tahun 1961 yang beranggotakan Fillipina, Malaysia, dan Thailand. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus
1967, saat menteri luar negeri dari lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Fillipina, Singapura, dan Thailand
bertemu di gedung Departemen Luar Negeri di Bangkok dan menandatangani deklarasi ASEAN yang lebih
dikenal dengan sebutan Deklarasi Bangkok. Kelima menteri luar negeri dari lima negara tersebut yaitu Adam
Malik (Indonesia), Narciso Ramos (Fillipina), Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat
Khoman (Thailand) dinobatkan sebagai “The Organization’s Founding Fathers” yang berarti “Bapak Pendiri
Organisasi” Disamping itu ada Forum Regional ASEAN (FRA) sejak rahun 1994, yaitu forum dialog tentang isu-
isu keamanan di wilayah Asia Pasifik. Terdiri 23 negara yaitu 10 negara ASEAN, Papua Nugini sebagai Peninjau
dan 12 negara patner yaitu Kanada, Asustralia, India, Jepang, Selandia Baru Korea Selatan, Korea Utara,
Federasi Rusia, RRC, Amerika Serikat, Mongolia dan Uni Eropa.

Prinsip-Prinsip ASEAN

ASEAN yang juga memilik beberapa prinsip-prinsip utama yaitu sebagai berikut:
1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional
setiap negara.
2. Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif
atau koersi pihak luar.
3. Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota.
4. Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai.
5. Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan.
6. Kerjasama efektif antara anggota. 

Tujuan ASEAN
 Memepercepat peetumbuhan ekonomi, soaial dan budaya dfi kawasan asia tenggara.
 Meningkatkan perdamaian dan stabiloitas regional dan saling mengjhormati.
 Meningkatkan kerjasama dalam masalah yang menyangkut kepentingan beresama bidang ekonomi,
soaial budaya, tekhnik, pengetahuan dan administrasi.
 Saling memberi bantuan dalam bentuk saran latihan dan penelitian.
 Bekerjasama dalam dalam penggunaan pertanian dan industry, perbaikan tarap hidup rakyat.
 Membina kerjasama dengan organisasi dunia lainnya.

Struktur ASEAN :
Menurut KTT ASEAN di BALI 1976 strukturnya :

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 ASEAN Summit, yaitu pertemuan para kepala pemerintahan se ASEAN. Konferensi Tingkat Tinggi ini
merupakan lembaga pembuat keputusan tertinggi dalam ASEAN. Didahului dengan pertemuan para
menteri ekonomi dan menteri luar negeri ASEAN.
 ASEAN Miniterial Meeting (AMM), yaitu siding para menteri luar negeri ASEAN yang merumuskan garis
kebijakan dan koordinasi kegiatan ASEAN.
 ASEAN Economic Ministers (AEM) adalah siding para menteri ekonomi untuk meneruskan kebijakan
yang telah dirumuskan. Sidang ini 2 kali setahun.
 ASEAN Finance Meeting (AFMM) adalah siding para menteri keuangan ASEAN merumuska kebijakan
ASEAN di bidang keuangan.
 Other ASEAN Ministerial Meeting (OAMM) yaitu siding para menteri non ekonomi merumuskan
kebojakan selain ekonomi seperti pendidikan, keshatan penerangan, sosbud, teknologi, ilmu
pengetahuan, perburuhan.
 ASEAN Standing Committee (ASC) komisi tetap ASEAN dipimpin oleh menteri luar negeri dari Negara
yang mendapat giliran manjadi Ketua yaitu tuan rumah dari siding tahunan para menteri luar negeri
ASEAN.
 ASEAN Secretariat yaitu sekretaris ASEAN yang berfungsi untuk memprakarsai, member nasehat dan
pertimbangan dan mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan ASEAN.  
Negara-Negara Anggota ASEAN
Hingga saat ini ASEAN memiliki 10 anggota yang semua anggotanya merupakan negara-negara Asia
Tenggara. Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN:
1) Indonesia (negara pendiri)
2) Fillipina (negara pendiri)
3) Malaysia (negara pendiri)
4) Singapura (negara pendiri)
5) Thailand (negara pendiri)
6) Brunei Darussalam (7 Januari 1984)
7) Vietnam (28 Juli 1995)
8) Laos (23 Juli 1997)
9) Myanmar (23 Juli 1997)
10) Kamboja (30 April 1999)

Selain negara-negara anggota tersebut, terdapat dua negara lainnya yang berstatus sebagai pemantau
(observer) yaitu:
1. Papua Nugini (1976)
2. Timor Leste
Negara baru Timor Leste, yang dulunya merupakan sebuah provinsi Indonesia, terpaksa harus puas dengan
hanya mendapatkan status pemantau (observer) dalam ASEAN. Itupun setelah menuai protes dari berbagai
negara ASEAN yang tidak mendukung masuknya Timor-Leste ke ASEAN, atas dasar rasa hormat kepada
Indonesia. Myanmar, terutama, menentang pemberian status observer kepada Timor Leste karena dukungan
Timor Leste terhadap pejuang pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi. Sejak kemerdekaan Timor-Leste
pada Mei 2002, ASEAN telah banyak membantu Timor-Leste. Timor-Leste telah diundang untuk hadir dalam
beberapa pertemuan ASEAN. Meskipun begitu, Timor-Leste masih tetap berstatus observer. Mantan Menlu
Timor Leste yang sekarang menjadi Presiden, Ramos Horta, pernah menyatakan tidak berminat menjadi
anggota ASEAN, karena Timor-Leste dinilai bukan negara Asia (Tenggara), melainkan negara Pasifik atau
Australia. Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang menyatakan bahwa akan lebih menguntungkan bagi
Timor Leste apabila berafiliasi dengan ASEAN dibandingkan dengan apabila bergabung dengan Pacific Islands
Forum.

Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor-Leste sangat berminat untuk menjadi anggota ASEAN.
Bahkan Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Luar Negerinya telah menargetkan bahwa Timor-Leste
akan menjadi anggota ASEAN sebelum tahun 2012, hal ini sangat di dukung oleh pemerintah Indonesia juga
negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura dan lain-lain. Hal ini dapat
dilihat bahwa Pemerintah Timor-Leste juga telah membuka Sekretariat Nasional ASEAN di Dili pada awal bulan
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Februari 2009, dimana sekretariat ini akan berfungsi untuk mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi
keanggotaan ASEAN.

Sekretariat ASEAN (ASEAN Secretariate)

 Latar belakang dibentuknya sekretariat ASEAN adalah kebutuhan akan suatu sekretariat tetap ASEAN
yang akan mengkoordinasi segala kegiatan ASEAN. Hal ini mulai dirasakan setelah ASEAN berusia genap
enam tahun, yakni ketika para Menteri Luar Negeri ASEAN bertemu di Pattaya, Thailand pada bulan
April 1973. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, dibentuklah suatu Panitia Khusus yang terdiri dari
para Sekjen ASEAN dari kelima negara ASEAN guna membicarakan dan merumuskannnya. 
 
 Pada sidang ke VII para Menlu ASEAN di Kuala Lumpur tahun 1975, rumusan struktur Sekretariat
ASEAN yang telah diubah dan disederhanakan disetujui oleh sidang dengan membubuhkan paraf di
atas rumusan konsep tersebut. 

 Rumusan konsep tersebut kemudian dibawa ke Bali untuk secara resmi ditandatangani para Menlu
negara-negara ASEAN dengan disaksikan para kepala pemerintahan ASEAN yang sedang mengadakan
KTT Pertama ASEAN di Bali 1976. 
 
 Dokumen persetujuan ini kemudian dikenal dengan sebutan Agreement on the Establishment of the
ASEAN Secretariate yang antara lain menyatakan bahwa tempat kedudukan Sekretariat ASEAN berada
di Jakarta, ibukota negara Indonesia. 

Badan Kerja Sama Regional:


 ASEAN ( Association of South East Asian Nation Nation)
ASEAN adalah organisasi yang bertujuan mengukuhkan kerja sama regional negara-negara di Asia Tenggara.
ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh lima negara pendiri ASEAN, yaitu Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pada perkembangannya, lima negara Asia Tenggara lainnya yaitu
Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam ikut bergabung dalam ASEAN. ASEAN dalam
menjalankan tugas-tugasnya dengan melibatkan komite di berbagai bidang.
 AFTA ( ASEAN Free Trade Area Area)
AFTA atau kawasan perdagangan bebas ASEAN adalah forum kerja sama antarnegara ASEAN yang bertujuan
menciptakan wilayah perdagangan bebas di seluruh kawasan ASEAN. Konsep perdagangan bebas ini antara lain
meliputi penghapusan atau penurunan tarif perdagangan barang sesama negara ASEAN sehingga menurunkan
biaya ekonomi. Pembentukan AFTA berawal dari pertemuan anggota ASEAN pada KTT ASEAN ke-4 di Singapura
pada Januari 1992.
 APEC ( Asia Pacific Economic Cooperation Cooperation)
APEC merupakan forum kerja sama negara di kawasan Asia Pasifik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
perdagangan, dan investasi di antara sesama negara anggota. Keberadaan APEC atas prakarsa Bob Hawke
(perdana menteri Australia). Tujuan dari APEC tertuang dalam Deklarasi Bogor pada tahun 1994, yaitu
menetapkan kawasan APEC sebagai kawasan perdagangan dan investasi bebas dan terbuka yang berlaku paling
lambat tahun 2020.
 EU ( European Union Union)
European Union atau Uni Eropa adalah organisasi kerja sama regional di bidang ekonomi dan politik negara di
Eropa. Pembentukan EU berawal dari penandatanganan Traktat Roma tentang pendirian komunitas energi
atom (European Atomic Energi Community) dan komunitas Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE).
 EFTA ( European Free Trade Area Area)
EFTA didirikan pada tahun 1959 sebagai lembaga kerja sama ekonomi antara negara-negara Eropa yang tidak
termasuk MEE. Negara anggota EFTA terdiri atas Austria, Swiss, Denmark, Norwegia, Swedia, dan Portugal.
 ADB ( Asian Development Bank Bank)

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
ADB atau Bank Pembangunan Asia, didirikan tanggal 19 Desember 1966. ADB berpusat di Manila, Filipina.
Tujuan didirikan ADB adalah untuk membantu negara-negara Asia yang sedang membangun dengan cara
memberikan pinjaman lunak, yaitu dengan masa pembayaran dalam jangka panjang serta bunga yang rendah.

Badan Kerja Sama Ekonomi Multilateral


 IMF (International Monetary Fund)
IMF atau Dana Moneter Internasional adalah lembaga keuangan internasional yang didirikan untuk
menciptakan stabilitas sistem keuangan internasional. IMF didirikan pada tanggal 27 Desember 1945. Markas
besar IMF berada di Washington DC, AS.
 IBRD ( International Bank for Reconstruction and Development )
IBRD disebut juga World Bank atau Bank Dunia. IBRD merupakan organisasi pemberi kredit kepada negara-
negara anggota untuk tujuan pembangunan. IBRD didirikan pada tanggal 27 Desember 1947 dan berkedudukan
di Washington DC, Amerika Serikat. IBRD berusaha mengumpulkan dana dari para anggota untuk dipinjamkan
kepada para anggota yang memerlukan dana untuk pembangunan.Pinjaman yang dibiayai oleh IBRD hanya
ditujukan untuk proyekproyek yang positif.
 WTO ( World Trade Organization )
WTO atau organisasi perdagangan dunia adalah organisasi internasional yang bertugas untuk menata dan
memfasilitasi lalu lintas perdagangan antarnegara serta mengatasi perselisihan perdagangan antarnegara. WTO
dibentuk pada tahun 1995 sebagai pengganti dari General Agreement on Tariff and Trade (GATT). GATT me-
rupakan persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan yang dibentuk tahun 1947.
 FAO ( Food and Agricultural Organization Organization)
FAO adalah organisasi internasional yang bergerak di bidang pangan dan pertanian. FAO didirikan tanggal 16
Oktober 1945 dan berkedudukan di Roma, Italia. Tujuan didirikannya FAO untuk meningkatkan jumlah dan
mutu pangan serta menyelenggarakan persediaan bahan makanan dan produksi agraris internasional.
Indonesia sebagai anggota FAO pernah menerima penghargaan atas keberhasilannya dalam meningkatkan
produksi beras.
 IFC ( International Finance Corporation Corporation)
IFC merupakan bagian dari Bank Dunia. IFC bertugas memberikan bantuan modal kepada pengusaha-
pengusaha swasta yang dijamin pemerintahannya serta membantu menyalurkan investasi luar negeri ke
negara-negara sedang berkembang. IFC berdiri pada tanggal 24 Juli 1956 dan pusatnya di Washington, Amerika
Serikat.
 ILO ( International Labour Organization Organization)
ILO atau Organisasi Perburuhan Internasional yang bertugas mempromosikan keadilan sosial serta hak buruh.
ILO dibentuk oleh Liga Bangsa-Bangsa Melalui Traktat Versailes (Treaty of Versailles) pada tahun 1919. Prinsip
yang digunakan ILO sebagai dasar kegiatannya adalah perdamaian abadi dapat dicapai jika didasarkan pada
keadilan sosial.
 UNDP ( United Nations Development Program )
UNDP adalah organisasi di bawah PBB yang bertugas memberikan sumbangan untuk membiayai program-
program pembangunan terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang. UNDP dibentuk pada bulan
November 1965.
 UNIDO ( United Nations Industrial Development Organization Organization)
UNIDO merupakan organisasi pembangunan PBB yang bertujuan untuk memajukan perkembangan industri di
negara-negara berkembang yaitu dengan memberikan bantuan teknis, program latihan, penelitian, dan
penyediaan informasi. UNIDO didirikan pada tanggal 24 Juli 1967. UNIDO berkedudukan di Wina, Austria. Selain
organisasi-organisasi ekonomi di atas terdapat pula organisasi internasional lainnya yang berkaitan dengan
bidang ekonomi. Akan tetapi organisasi tersebut tidak berada di bawah naungan PBB.
   OPEC ( Organization of Petroleum Exporting Countries)
OPEC adalah organisasi negara-negara pengekspor minyak. OPEC didirikan atas prakarsa lima negara produsen
terbesar minyak dunia, yaitu Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela, pada pertemuan tanggal 14
September 1960 di Baghdad, Irak. OPEC berkedudukan di Wina, Austria.
 OECD ( Organization for Economic Cooperation and Development Development)
OECD merupakan organisasi yang bergerak di bidang kerja sama ekonomi dan pembangunan. OECD didirikan
pada tahun 1961. Tujuan OECD adalah membentuk kerja sama ekonomi antarnegara anggota. Anggota OECD
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
antara lain Amerika Serikat, Autralia, Austria, Kanada, Jepang, Meksiko, Denmark, Italia, Prancis, Jerman,
Belanda, Spanyol, Norwegia, Swedia, Swiss, Turki, Slowakia, Polandia, Selandia Baru, Inggris, Luksemburg,
Irlandia, Ceko, Portugal, Belgia, Korea Selatan, Finlandia, Hongaria, dan Yunani.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar!

1. Sebutkan penggolongan organisasi internasional!


2. Jelaskan 2 macam organisasi internasional!
3. Jelaskan pengertian organisasi internasional?

Kunci Jawaban:
1. Organisasi internasional dibentuk oleh lebih dari dua negara di dunia. Sifat organisasi ini anatara lain:
 Regional yaitu oragnisasi internasional yang dibentuk oleh negara-negara dalam satu kawasan seperti
ASEAN, Uni Eropa, NATO, Uni Afrika, dan sebagainya.
 Multilateral yaitu organisasi internasional yang dibentuk oleh banyak negara di dunia seperti PBB,
World Bank, dll.
2. Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini dimulai di bawah naungan Departemen Luar Negeri
AS pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt dipercaya sebagai seorang yang pertama menciptakan istilah
"United Nations" atau Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai istilah untuk menggambarkan negara-negara
Sekutu. Istilah ini pertama kali secara resmi digunakan pada 1 Januari 1942, ketika 26 pemerintah
menandatangani Piagam Atlantik, dimana masing-masing negara berjanji untuk melanjutkan usaha perang.
Pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional dimulai di San Francisco, dihadiri
oleh 50 pemerintah dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam penyusunan Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB resmi dibentuk pada 24 Oktober 1945 atas ratifikasi Piagam oleh lima
anggota tetap Dewan Keamanan-Perancis, Republik Cina, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat-dan mayoritas
dari 46 anggota lainnya. Sidang Umum pertama, dengan 51 wakil negara, dan Dewan Keamanan, diadakan di
Westminster Central Hall di London pada Januari 1946.
3. Pengertian organisasi internasional adalah organisasi internasional dibentuk oleh lebih dari dua negara di
dunia.

PERJANJIAN INTERNASIONAL

Perjanjian Internasional memiliki kedudukan yang penting dalam hubungan internasional, yaitu: 1)
akan menjamin kepastian hukum (hak dan kewajiban) dari negara-negara yang mengadakan hubungan
internasional; 2) Perjanjian internasional mengatur masalah-masalah kepentingan bersama Negara-negara
yang mengadakan hubungan internasional. Selain itu disebutkan dalam Pasal 38 (1) Piagam Mahkamah
Internasional bahwa Perjanjian Internasional ini merupakan sumber utama dari sumber-sumber hukum
internasional.

Pengertian perjanjian internasional


 Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M., perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan
antar bangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu.
 Oppenheimer-Lauterpacht, perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antar negara yang
menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakannya.
 G. Schwarzenberger, perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antara subjek-subjek hukum
internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional.
Perjanjian internasional dapat berbentuk bilateral maupun multirateral. Subjek-subjek hukum dalam
hal ini selain lembaga-lembaga internasional, juga negara-negara.
 Konvensi Wina 1969, Perjanjian Internasional adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau
lebih yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa perjanjian internasional akan menimbulkan
akibat hukum yang harus dipenuhi oleh masing-masing negara agar tujuan diadakannya perjanjian
internasional dapat dicapai dengan baik.

Azas-azas / prinsip dalam perjanjian internasional


 Pacta sun servanda, yaitu para pihak yang terikat pada suatu perjanjian, harus entaati perjanjian yang
telah dibuatnya. (perjanjian internasional mengikat dan berlaku sebaai undang-undang bagi para pihak)
 Good faith (itikad baik) yaitu semua pihak yang terikat dalam suatu perjanjian internasional harus
beritikad baik untuk melaksanakan isi perjanjian
 Rebus sic stantibus, yaitu suatu perjanjian internasional boleh dilanggar dengan syarat adanya
perubahan yang fundamental, artinya jika perjanjian internasional tersebut dilaksanakan maka akan
bertentangan dengan kepentingan umum pada negara bersangkutan

Istilah-istilah dalam perjanjian internasional


Beberpa istilah perjanjian internasional, antara lain:
 Traktat (treaty), perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan dari dua negara atau lebih.
Perjanjian ini khusus mencakup bidang politik dan ekonomi.
 Konvensi (convention), persetujuan formal yang bersifat multilateral dan tidak berurusan dengan
kebijakan tingkat tinggi (high policy).
 Protokol (protocol), persetujuan yang tidak resmi dan pada umumnya tidak dibuat oleh kepala negara.
Biasanya protocol mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klausal-kalusal tertentu.
 Persetujuan (agreement), perjanjian yang bersifat teknis atau administrative. Persetujuan ini tidak
perlu ratifikasi karena tidak seresmi traktat atau konvensi.
 Charter, istilah yang dipakai dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang melakukan
fungsi administrative. Misalnya Atlantic Charter 1941 yang mengilhami berdirinya PBB.
 Pakta (pact), istilah yang menunjukkan suatu perjanjian yang lebih khusus. Misalnya Pakta pertahanan
NATO, SEATO.
 Piagam (statute), himpunan peraturan yang ditetapkan oleh peraetujuan internasional.
 Deklarasi (declaration), perjanjian internasional yang berbentuk traktat dan dokumen tidak resmi.
Deklarasi sebagai traktat jika menerangkan suatu judul dari batang tubuh ketentuan traktat, dan
sebagai dokumen tidak resmi apabila merupakan lampiran pada traktat atau konvensi.

Macam-macam perjanjian internasional


Perjanjian internasional dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu :

1) Berdasarkan Para Pihak


Berdasarkan para pihak perjanjian terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
- Perjanjian Bilateral, yaitu perjanjian antar dua negara atau dua organisasi. Perundingan dalam perjanjian ini
disebut dengan istilah pembicaraan (talk).
- Perjanjian Multilateral, yaitu perjanjian yang diadakan oleh beberapa negara atau organisasi. Perundingan
dalam perjanjian ini disebut konferensi diplomatic (diplomatic conference).

2) Berdasarkan sifat perjanjian.


Berdasarkan sifatnya perjanjian terbagi menjadi dua, yaitu :
- Treaty Contract, yaitu perjanjian yang hanya mengikat pihak-pihak yang mengadakan perjanjian, misalnya
perjanjian RI dengan RRC mengenai kewarganegaraan.
- Law Making Treaty, yaitu perjanjian yang akibat-akibatnya menjadi dasar dan kaidah hukum internasional,
misalnya Konvensi Hukum Laut tahun 1958, Konvensi Wina tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatic dan
Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang.

Tahap-Tahap Perjanjian Internasional


Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Tahap-tahap pembuatan perjanjian internasional adalah sebagai berikut :
1) Tahap Perundingan (negotiation)
Pada tahap ini pihak-pihak akan mempertimbangkan terlebih dahulu materi yang hendak dicantumkan dalam
naskah perjanjian. Materi tersebut ditinjua dari sudut pandang politik, ekonomi maupun keamanan dan juga
mempertimbangkan akibat-akibat yang akan muncul setelah perjanjian disahka. Penunjukkan wakil suatu
negara dalam perundingan diserahkan sepenuhnya kepada negara bersangkutan.

Untuk mencegah agar tidak terjadi pengatasnamaan negara secara tidak sah maka hukum internasional
mengadakan ketentuan tentang kuasa penuh (full Power) yang harus dimiliki oleh perwakilan suatu negara
dalam perundingan tersebut dengan menunjukkan Surat Kuasa Penuh, kecuali jika semua peserta konferensi
menentukan bahwa Surat Kuasa Penuh tersebut tidak diperlukan. Penunjukkan surat kuasa penuh tidak
berlaku bagi kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, kepala perwakilan diplomatic dan wakil
suatu negara.

Perundingan yang dialakukan dalam perjanjian bilateral disebut dengan “talk”. Sedangkan dalam perjanjian
multilateral disebut dengan “diplomatic conference”.

2) Tahap Penandatangan (signature)


Tahap penandatanganan diakhiri dengan penerimaan naskah (adoption of the text) dan pengesahan
(authentication of the text). Apabila koferensi tidak menentukan cara pengesahan maka pengesahan dapat
dilakukan dengan penendatanganan, penandatanganan sementara atau pembubuhan paraf. Dengan
menandatangani suatu naskah perjanjian, berarti suatu negara telah menyetujui untuk mengikatkan diri pada
suatu perjanjian. Selain melalui penandatanganan persetujuan untuk mengikat diri pada perjanjian dapat pula
dilakukan melalui ratifikasi, pernyataan turut serta (acesion) atau menerima (acepance) suatu perjanjian.

3) Tahap Ratifikasi (ratification)


Meskipun delegasi suatu negara telah menandatangani suatu perjanjian internasional, tidak berarti bahwa
negara tersebut secara otomatis terikat pada perjanjian itu. Negara tersebut baru terikat pada materi/ isi
perjanjian setelah naskah tersebut diratifikasi. Ratifikasi adalah pengesahan naskah perjanjian internasional
yang diberikan ole badan yang berwenang di suatu negara. Di Indonesia badan yang berwenang untuk
meratifikasi suatu perjanjian adalah presiden dengan persetujuan DPR sesuai dengan pasal 11 ayat 1 UUD
1945, yang meyatakan, “Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan pernag, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain”.
Dalam praktiknya, pengesahan perjanjian internasional dapat dilakukan oleh :
 Pengesahan oleh badan eksekutif
 pengesahan oleh badan legislatif
 pengesahanoleh badan eksekutif dan legislatif.

Jenis dan sifat Perjanjian Internasional


Perjanjian Bilateral, bersifat khusus (treaty contract) dan tertutup. Treaty contract berarti perjanjian yang
dilakukan hanya mengikat dua negara yang berjanji, contoh :
 Perjanjian antara Republik Indonesia dengan RRC (Republika Rakyat Cina) pada tahun 1955 tentang
penyelesaian “dwikewarganegaraan”.
 Perjanjian antara Indonesia dengan Muangthai tentang “Garis Batas Laut Andaman” di sebalah utara
Selat Malaka pada tahun 1971.
 Perjanjian “ekstradisi” antara Republik Indonesia dan Malaysia pada tahun 1974.
 Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai pertahanan dan keamanan wilayah kedua
negara pada tanggal 16 Desember 1995.
Perjanjian Multilateral, sering disebut sebagai law making treaties karena biasanya mengatur hal-hal yang
menyangkut kepentingan umum dan bersifat “terbuka.” Law making treaties berarti perjanjian yang dilakukan
oleh beberapa negara (multilateral akan menjai hukum yang mengikat bagi masyarakat internasional secara
menyeluruh. Ada beberapa contoh :

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
 Konvensi Jenewa, tahun 1949 tentang “Perlindungan Korban Perang”.
 Konvensi Wina, tahun 1961, tentang “Hubungan Diplomatik”.
 Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 tentang “Laut Teritorial, Zona Ber-sebelahan, Zona
Ekonomi Eksklusif, dan Landas Benua”.

Pelaksanaan Perjanjian Internasional


1) Ketaatan Terhadap Perjanjian 
Perjanjian harus dipatuhi (pacta sunt servada). Perjanjian menjadi hukum yang mengikat bagi pihak yang
berjanji sehingga para pihak harus mentaatinya.
Kesadaran hukum nasional. Perjanjian akan dipatuhi jika tidak bertentangan dengan hukum nasional negara
bersangkutan.

2) Kedudukan Negara Bukan Peserta


Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak memiliki hak dan kewajiban untuk mematuhinya. Akan tetapi, bila
perjanjian itu bersifat multilateral (PBB) atau objeknya besar (Terusan Suez, Panama, Selat Malaka dan lain-
lain), mereka dapat juga terikat, apabila:
1. Negara tersebut menyatakan diri terikat terhadap perjanjian itu, dan
2. Negara tersebut dikehendaki oleh para peserta.

3) Pembatalan Perjanjian Internasional


Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena berbagai alasan, suatu perjanjian internasional dapat batal,
antara lain :
 Negara peserta atau wakil kuasa penih melanggar ketentuan-ketentuan hukum nasionalnya.
 Adanya unsur kesalahn (error) pada saat perjanjian dibuat.
 Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain waktu pembentukan
perjanjian.
 Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan (corruption), baik melalui kelicikan atau penyuapan.
 Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan ancaman
maupun penggunaan kekuatan.
 Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional umum.

4) Berakhirnya Perjanjian Intenasional


Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir karena:
 Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu.
 Masa beraku perjanjian internasional itu sudah habis.
 Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian itu.
 Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri perjanjian itu.
 Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu.
 Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian itu sudah dipenuhi.
 Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.

Pengesahan Perjanjian Internasional di Indonesia

Pembuatan dan pengesahan perjanjian internasional antara Pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara-
negara lain, organisasi internasional dan subjek hukum internasional lain adalah suatu perbuatan hukum yang
sangat penting karena mengikat negara dengan subjek hukum internasional lainnya. Oleh sebab itu pembuatan
dan pengesahan suatu perjanjian internasional dilakukan berdasarkan undang-undang.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Sebelum adanya Undang-Undang No. 24 tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, kewenangan untuk
membuat perjanjian internasional seperti tertuang dalam Pasal 11 Undang Undang Dasar 1945, menyatakan
bahwa Presiden mempunyai kewenangan untuk membuat perjanjian internasional dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat. Pasal 11 UUD 1945 ini memerlukan suatu penjabaran lebih lanjut bagaimana suatu
perjanjian internasional dapat berlaku dan menjadi hukum di Indonesia. Untuk itu melalui Surat Presiden No.
2826/HK/1960 mencoba menjabarkan lebih lanjut Pasal 11 UUD 1945 tersebut.

Pengaturan tentang perjanjian internasional selama ini yang dijabarkan dalam bentuk Surat Presiden No.
2826/HK/1960, tertanggal 22 Agustus 1960, yang ditujukan kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, dan telah
menjadi pedoman dalam proses pengesahan perjanjian internasional selama bertahun-tahun. Pengesahan
perjanjian internasional menurut Surat Presiden ini dapat dilakukan melalui undang-undang atau keputusan
presiden, tergantung dari materi yang diatur dalam perjanjian internasional. Tetapi dalam prateknya
pelaksanaan dari Surat Presiden ini banyak terjadi penyimpangan sehingga perlu untuk diganti dengan Undang-
Undang yang mengatur secara khusus mengenai perjanjian internasional.
Hal ini kemudian yang menjadi alasan perlunya perjanjian internasional diatur dalam Undang-Undang No. 24
Tahun 2000. Dalam Undang Undang No. 24 Tahun 2000, adapun isi yang diatur dalam undang-undang
tersebut adalah:
1. Ketentuan Umum
2. Pembuatan Perjanjian Internasional
3. Pengesahan Perjanjian Internasional
4. Pemberlakuan Perjanjian Internasional
5. Penyimpanan Perjanjian Internasional
6. Pengakhiran Perjanjian Internasional
7. Ketentuan Peralihan
8. Ketentuan Penutup

Dalam pengesahan perjanjian internasional terbagi dalam empat kategori yaitu:


 Ratifikasi (ratification), yaitu apabila negara yang akan mengesahkan suatu perjanjian internasional
turut menandatangani naskah perjanjian internasional;
 Aksesi (accesion), yaitu apabila negara yang akan mengesahkan suatu perjanjian internasional tidak
turut menandatangani naskah perjanjian;
 Penerimaan (acceptance) atau penyetujuan (approval) yaitu pernyataan menerima atau menyetujui
dari negara-negara pihak pada suatu perjanjian internasional atas perubahan perjanjian internasional
tersebut;
 Selain itu juga ada perjanjian-perjanjian internasional yang sifatnya self-executing (langsung berlaku
pada saat penandatanganan).

Dalam suatu pengesahan perjanjian internasional penandatanganan suatu perjanjian tidak serta merta dapat
diartikan sebagai pengikatan para pihak terhadap perjanjian tersebut. Penandatanganan suatu perjanjian
internasional memerlukan pengesahan untuk dapat mengikat. Perjanjian internasional tidak akan mengikat
para pihak sebelum perjanjian tersebut disahkan.

Seseorang yang mewakili pemerintah dengan tujuan menerima atau menandatangani naskah suatu perjanjian
atau mengikatkan negara terhadap perjanjian internasional memerlukan Surat Kuasa (Full Powers). Pejabat
yang tidak memerlukan surat kuasa adalah Presiden dan Menteri.

Tetapi penandatanganan suatu perjanjian internasional yang menyangkut kerjasama teknis sebagai
pelaksanaan dari perjanjian yang sudah berlaku dan materinya berada dalam lingkup kewenangan suatu
lembaga negara atau lembaga pemerintah, baik departemen maupun non-departemen, dilakukan tanpa
memerlukan surat kuasa.

Pengesahan perjanjian internasional oleh pemerintah dilakukan sepanjang dipersyaratkan oleh perjanjian
interansional tersebut. Pengesahan suatu perjanjian internasional dilakukan berdasarkan ketetapan yang
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
disepakati oleh para pihak. Perjanjian internasional yang memerlukan pengesahan mulai berlaku setelah
terpenuhinya prosedur pengesahan yang diatur dalam undang-undang.Pengesahan perjanjian internasional
dilakukan dengan undang-undang atau keputusan Presiden. Pengesahan dengan undang-undang memerlukan
persetujuan DPR. Pengesahan dengan keputusan Presiden hanya perlu pemberitahuan ke DPR.

Pengesahan perjanjian internasional dilakukan melalui undang-undang apabila berkenaan dengan:


 masalah politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara;
 perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara;
 kedaulatan atau hak berdaulat negara;
 hak asasi manusia dan lingkungan hidup;
 pembentukan kaidah hukum baru;
 pinjaman dan/atau hibah luar negeri.
Di dalam mekanisme fungsi dan wewenang, DPR dapat meminta pertanggung jawaban atau keterangan
dari pemerintah mengenai perjanjian internasional yang telah dibuat. Apabila dipandang merugikan
kepentingan nasional, perjanjian internasional tersebut dapat dibatalkan atas permintaan DPR, sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam undang-undang No. 24 tahun 2000.
Indonesia sebagai negara yang menganut paham dualisme, hal ini terlihat dalam Pasal 9 ayat 2 UU No. 24
tahun 2000, dinyatakan bahwa:
”Pengesahan perjanjian internasional sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) dilakukan dengan undang-undang
atau keputusan presiden.” 

Dengan demikian pemberlakuan perjanjian internasional ke dalam hukum nasional indonesia tidak serta merta.
Hal ini juga memperlihatkan bahwa Indonesia memandang hukum nasional dan hukum internasional sebagai
dua sistem hukum yang berbeda dan terpisah satu dengan yang lainnya.Perjanjian internasional harus
ditransformasikan menjadi hukum nasional dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Perjanjian
internasional sesuai dengan UU No. 24 tahun 2000, diratifikasi melalui undang-undang dan keputusan
presiden. Undang-undang ratifikasi tersebut tidak serta merta menjadi perjanjian internasional menjadi hukum
nasional Indonesia, undang-undang ratifikasi hanya menjadikan Indonesia sebagai negara terikat terhadap
perjanjian internasional tersebut. Untuk perjanjian internasional tersebut berlaku perlu dibuat undang-undang
yang lebih spesifik mengenai perjanjanjian internasional yang diratifikasi, contoh Indonesia meratifikasi
International Covenant on Civil and Political Rights melalui undang-undang, maka selanjutnya Indonesia harus
membuat undang-undang yang menjamin hak-hak yang ada di covenant tersebut dalam undang-undang yang
lebih spesifik.

Perjanjian internasional yang tidak mensyaratkan pengesahan dalam pemberlakuannya, biasanya memuat
materi yang bersifat teknis atau suatu pelaksana teknis terhadap perjanjian induk. Perjanjian internasional
seperti ini dapat lansung berlaku setelah penandatanganan atau pertukaran dokumen perjanjian/nota
diplomatik, atau melalui cara lain yang disepakati dalam perjanjian oleh para pihak.

Perjanjian yang termasuk dalam kategori ini diantaranya adalah perjanjian yang materinya mengatur secara
teknis kerjasama bidang pendidikan, sosial, budaya, pariwisata, penerangan kesehatan, pertanian, kehutanan
dan kerjasam antar propinsi atau kota. Perjanjian internasional mulai berlaku dan mengikat para pihak setelah
memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut.

Protocol Kyoto dalam peranannya mengendalikan laju global warming

Protokol Kyoto adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim
(UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi
protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca
lainnya atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-
gas tersebut yang telah dikaitkan dengan pemanasan global.
Jika sukses diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02  °C dan
0,28 °C pada tahun 2050. (sumber: Nature, Oktober 2003)
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
Nama resmi persetujuan ini adalah Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate
Change (Protokol Kyoto mengenai Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim). Ia dinegosiasikan di
Kyoto pada Desember 1997, dibuka untuk penanda tanganan pada 16 Maret 1998 dan ditutup pada 15 Maret
1999. Persetujuan ini mulai berlaku pada 16 Februari 2005 setelah ratifikasi resmi yang dilakukan Rusia pada 18
November 2004.

Status Persetujuan
Pada saat pemberlakuan persetujuan pada Februari 2005, ia telah diratifikasi oleh 141 negara, yang mewakili
61% dari seluruh emisi. Negara-negara tidak perlu menanda tangani persetujuan tersebut agar dapat
meratifikasinya: penanda tanganan hanyalah aksi simbolis saja. Daftar terbaru para pihak yang telah
meratifikasinya ada di sini.
Menurut syarat-syarat persetujuan protokol, ia mulai berlaku "pada hari ke-90 setelah tanggal saat di mana
tidak kurang dari 55 Pihak Konvensi, termasuk Pihak-pihak dalam Annex I yang bertanggung jawab kepada
setidaknya 55 persen dari seluruh emisi karbon dioksida pada 1990 dari Pihak-pihak dalam Annex I, telah
memberikan alat ratifikasi mereka, penerimaan, persetujuan atau pemasukan." Dari kedua syarat tersebut,
bagian "55 pihak" dicapai pada 23 Mei 2002 ketika Islandia meratifikasi. Ratifikasi oleh Rusia pada 18
November 2004 memenuhi syarat "55 persen" dan menyebabkan pesetujuan itu mulai berlaku pada 16
Februari 2005.
Hingga 3 Desember 2007, 174 negara telah meratifikasi protokol tersebut, termasuk Kanada, Tiongkok, India,
Jepang, Selandia Baru, Rusia dan 25 negara anggota Uni Eropa, serta Rumania dan Bulgaria.
Ada dua negara yang telah menanda tangani namun belum meratifikasi protokol tersebut:
 Amerika Serikat (tidak berminat untuk meratifikasi)
 Kazakstan
Pada awalnya AS, Australia, Italia, Tiongkok, India dan negara-negara berkembang telah bersatu untuk
melawan strategi terhadap adanya kemungkinan Protokol Kyoto II atau persetujuan lainnya yang bersifat
mengekang. Namun pada awal Desember 2007 Australia akhirnya ikut seta meratifikasi protokol tersebut
setelah terjadi pergantian pimpinan di negera tersebut.

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar.


 1. Jelaskan pengertian perjanjian internasional!
 2. Sebutkan penggolongan perjanjian perjanjian internasional!
 3. Jelaskan pentingnya hubungan internasional!
 4. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap perjanjian internasional
 5. Jelaskan pengertian ratifikasi dalam perjanjian internasional!
Kunci jawaban:
1. Pengertian perjanjian internasional yaitu perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih yang
bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu.
2. Penggolongan perjanjian perjanjian internasional yaitu:
1) Berdasarkan Para Pihak
Berdasarkan para pihak perjanjian terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
Perjanjian Bilateral, yaitu perjanjian antar dua negara atau dua organisasi. Perundingan dalam perjanjian ini
disebut dengan istilah pembicaraan (talk).
Perjanjian Multilateral, yaitu perjanjian yang diadakan oleh beberapa negara atau organisasi. Perundingan
dalam perjanjian ini disebut konferensi diplomatic (diplomatic conference).
2) Berdasarkan sifat perjanjian. Berdasarkan sifatnya perjanjian terbagi menjadi dua, yaitu :
Treaty Contract, yaitu perjanjian yang hanya mengikat pihak-pihak yang mengadakan perjanjian, misalnya
perjanjian RI dengan RRC mengenai kewarganegaraan. Law Making Treaty, yaitu perjanjian yang akibat-
akibatnya menjadi dasar dan kaidah hukum internasional, misalnya Konvensi Hukum Laut tahun 1958, Konvensi
Wina tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatic dan Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang Perlindungan
Korban Perang. 
3. Perjanjian Internasional memiliki kedudukan yang penting dalam hubungan internasional, yaitu: 
1) akan menjamin kepastian hukum (hak dan kewajiban) dari negara-negara yang mengadakan hubungan
internasional; 
Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006
Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.
2) Perjanjian internasional mengatur masalah-masalah kepentingan bersama Negara-negara yang mengadakan
hubungan internasional. Selain itu disebutkan dalam Pasal 38 (1) Piagam Mahkamah Internasional bahwa
Perjanjian Internasional ini merupakan sumber utama dari sumber-sumber hukum internasional.

4. Tahap-tahap pembuatan perjanjian internasional adalah sebagai berikut :


1) Tahap Perundingan (negotiation)
Pada tahap ini pihak-pihak akan mempertimbangkan terlebih dahulu materi yang hendak dicantumkan dalam
naskah perjanjian. Materi tersebut ditinjua dari sudut pandang politik, ekonomi maupun keamanan dan juga
mempertimbangkan akibat-akibat yang akan muncul setelah perjanjian disahka. Penunjukkan wakil suatu
negara dalam perundingan diserahkan sepenuhnya kepada negara bersangkutan.
Untuk mencegah agar tidak terjadi pengatasnamaan negara secara tidak sah maka hukum internasional
mengadakan ketentuan tentang kuasa penuh (full Power) yang harus dimiliki oleh perwakilan suatu negara
dalam perundingan tersebut dengan menunjukkan Surat Kuasa Penuh, kecuali jika semua peserta konferensi
menentukan bahwa Surat Kuasa Penuh tersebut tidak diperlukan. Penunjukkan surat kuasa penuh tidak
berlaku bagi kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, kepala perwakilan diplomatic dan wakil
suatu negara.
Perundingan yang dialakukan dalam perjanjian bilateral disebut dengan “talk”. Sedangkan dalam perjanjian
multilateral disebut dengan “diplomatic conference”.
2) Tahap Penandatangan (signature)
Tahap penandatanganan diakhiri dengan penerimaan naskah (adoption of the text) dan pengesahan
(authentication of the text). Apabila koferensi tidak menentukan cara pengesahan maka pengesahan dapat
dilakukan dengan penendatanganan, penandatanganan sementara atau pembubuhan paraf. Dengan
menandatangani suatu naskah perjanjian, berarti suatu negara telah menyetujui untuk mengikatkan diri pada
suatu perjanjian. Selain melalui penandatanganan persetujuan untuk mengikat diri pada perjanjian dapat pula
dilakukan melalui ratifikasi, pernyataan turut serta (acesion) atau menerima (acepance) suatu perjanjian.
3) Tahap Ratifikasi (ratification)
Meskipun delegasi suatu negara telah menandatangani suatu perjanjian internasional, tidak berarti bahwa
negara tersebut secara otomatis terikat pada perjanjian itu. Negara tersebut baru terikat pada materi/ isi
perjanjian setelah naskah tersebut diratifikasi.
 
5. Pengertian ratifikasi yaitu Ratifikasi adalah pengesahan naskah perjanjian internasional yang diberikan ole
badan yang berwenang di suatu negara. Di Indonesia badan yang berwenang untuk meratifikasi suatu
perjanjian adalah presiden dengan persetujuan DPR sesuai dengan pasal 11 ayat 1 UUD 1945, yang meyatakan,
“Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan pernag, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain”. Dalam praktiknya, pengesahan perjanjian internasional dapat dilakukan oleh :
 Pengesahan oleh badan eksekutif
 pengesahan oleh badan legislatif
 pengesahanoleh badan eksekutif dan legislatif.

Materi Persipan USBN sesuai Kisi Kisi PKN KTSP 2006


Siti Cholifah Fitroh, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai