Abstract
Inter provincial migration in Indonesia has long been known. The 1990
Population Census of Indonesia reveals that throughout the provincies of Indonesia
the birth place of most of the inhabitants was not the province where they now live.
The number of these migrants kept increasing, and had reached 14.8 million by the
year 1990.
The size of the flow of migrants to a certain province is very much influenced by
the ups and downs of the development of the province since their reasons to migrate
are mostly due to economic matters. Since most of the development of Indonesiahas
been intensified inthe northern and eastern parts of the country, it has beenobserved
that since 1990 there has been an increasing flow of migrants heading to these areas.
On the whole, migrants preferred to go to the cities rather than to the rural areas.
Nevertheless, in the provinces outside Jawa and Bali most people preferred to migrate
to the rural areas.
Pendahuluan
Migrasi penduduk antarwilayah di Faktor lain yang juga mempengaruhi
Indonesia telah lama terjadi. deraSnya arus migrasi penduduk ini
Perpindahan penduduk dari Jawa ke ialah telah digalakkannya pembangunan
luar Jawa yang disponsori oleh di segala bidang di propinsi-propinsi di
pemerintah telah terjadi sejak tahun luar Jawa. Pusat pertumbuhan
1905- Di samping itu, telah terdapat pula (pendidikan, perdagangan, dan
perpindahan penduduk dari beberapa industri) telah dibangun, yang mampu
suku di Indonesia, misalnya suku menarik para migran untuk menuju ke
Minangkabau di Sumatra Barat dan suku daerah tersebut. Perpindahan mereka
Bugis di Sulawesi Selatan. Di samping disusul oleh perpindahan para sanak
itu, terjadi pula perpindahan penduduk keluarga. Para migran terdahulu
swakarsa. Arus migrasi penduduk makin merupakan sumber informasi secara
meningkat setelah tersedianya langsung mengenai keadaan di daerah
prasarana transport (darat, laut, tujuan. Mabogunje (1970) melihat
maupun udara) yang baik, yang bahwa kontribusi migran baru berasal
menghubungkan antara wilayah satu dari desa atau daerah yang sama dengan
dengan yang lain. mereka, terutama padatahap-tahap awal
* Prof. Dr. Ida Bagoes Mantra, Guru Besar Fakultas Geografi dan Staf Peneliti Senior pada
Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
39
Populasi, 2(3), 1992
40
TABEL 1
I
r
M.
PERSEBARAN MIGRAN SEMASA HIDUP MENURUT PULAU TEMPAT TINGGAL SEKARANG (PERSEN) TAHUN 1980, 1985, DAN 1990 K>
Si
S-
Pulau tempat tinggal sekarang
Pulau tempat lahir
1980
Sumatra
Sumatra - - - 59,0 64,9 66,6 4.6 4,9 1.6 7,8 5,3 3,8 6,2 5,2 3.1
J aw a 917 92,4 95,5 - - - 67,8 71,3 82,9 57.4 63,4 58,4 42,9 48,5 64,6
Kalimantan 0,6 0,5 0.4 10,0 11,1 13,1 - - - 3,3 5,5 2,7 1.4 1.4 1.1
Sulawesi . 4,6 4.1 2.2 11,2 11,2 8,6 22.4 21.1 9,8 - ÿ
Pulau lain 1.0 2,1 1.5 9,5 9.5 7,7 2,1 1.6 5.2 25.4 23,3 33,7 • - -
Luar negeri 1.2 0.9 0,2 4,9 4,9 1.0 1,8 1.1 0,2 2,7 2,5 0,9 2.4 1.3 0,7
Tak terjawab 0,9 - 0,2 5.4 5,4 3,0 1.3 - 0,3 3,4 • 0.5 3,5 - 1.0
Jumlah (%) 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
(N) 3170656 3060779 1458795 1217141 1384866 90252 551602 628716 290833 291859 313892 186298 320120 320120 142434
42
Populasi, 2(3), 1992
TABEL 2
MIGRAN DAN BUKAN MIGRANBERDASARKAN KEEMPAT PERTANYAANDALAM SUPAS 1985
yang bepergian kurang dari enam bulan. dari satu dicacahdi manaialebih banyak
Anggota rumah tangga yang telah bertempat tinggal (BPS, 1984, 1985).
bepergian enam bulan atau lebih dan
Arus Migrasi Penduduk
anggota rumah tangga yang bepergian
kurang dari enam bulan tetapi dengan Seperti telah disebutkan di atas,
tujuan pindah atau akan meninggalkan dalam tulisan ini arus migrasi penduduk
rumah selama enam bulan atau lebih berdasarkan hasil Sensus Penduduk
tidak dianggap sebagai anggota rumah 1990 akan dibahas dua macam yaitu:
tangga di daerah asal. Tamu yang telah migrasi penduduk semasa hidup
tinggal di rumah tangga selama enam (lifetime migration) dan migrasi risen
bulan atau lebih dicacah sebagai {recent migration). Untuk mengetahui
anggota rumah tangga. Orang-orang kecenderungan arah arus migrasi
yang mempunyai tempat tinggal lebih penduduk tahun 1990, akan
43
Populasi, 2(3), 1992
44
Populasi, 2(3), 1992
TABEL 3
M1GKASI NETO SEMASA HIDUP PADA TIAP-T1AP PROPINSI
DIINDONESIA 1971, 1980, 1985, DAN 1990
45
Populasi, 2(3), 1992
46
Populasi, 2(3), 1992
TABEL 4
MIGRASI iMASlIK SEMASA HIDUP PADA TIAP-TIAP PROPINSI
DI INDONESIA 1971, 1980, 1983, DAN 1990
47
PETA MIGRAN MASUK SELAMA H1DUP
MENURUT PROPINSI
I
8
01 INDONESIA r
M,
d
L EGENO A
— Batot Ncgora
Botox Propinst
Gambar 1.
Populasi, 2(3), 1992
TABEL 5
MIGRASI MASUK SEMASA HIDUP YANG MENUJII KOTA DAN DESA
PADA PROPINSI-PROPINSI DI INDONESIA, 1990
49
Populasi, 2(3), 1992
TABEL 6
MIGRASI MASUK SEMASA HIDUP DARI LUAR NEGERI PADA PROPINSI-PROPINSI
DI INDONESIA TAHUN 1971, 1980, 1985, DAN 1990
50
Populasi, 2(3), 1992
51
Populasi, 2(3), 1992
TABEL7
MIGRASI KELUAR SEMASA HIDUP PADA TIAP-TIAP PROPINSI
DI INDONESIA TAHUN 1971, 1980, 1985, DAN 1990
52
PETA MIGPAN KELUAR SELAMA HIDUP
MENURUT PRCPINSI
01 INDONESIA
*00 lOOOKm.
I
a
O V
lISEMOA
--ÿatas Mcgara
Bata< Propinsi 3
E3
B
Mi<)i ran th. 1971
Mi gi an th. 1380
§3 Migran th. 1345
B M igr.an th. 1930
GAMBAR 2
Populasi, 2(3), 1992
54
Populasi, 2(3), 1992
TABEL 8
MIGRASI MASUK BERDASARKAN TEMPAT TINGGAL LIMA TAHUN YANG LALL
55
*
* Populasi, 2(3), 1992
TABEL9
MIGRASI RISEN MASUK YANG MENUJU KOTA DAN DESA PADA
PROPINSI-PROPINSI DI INDONESUTAHUN 1985-1990
56
Populasi, 2(3), 1992
57
1
dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama, Dari hasil Sensus Penduduk 1990,
letak yang berdekatan antara kedua wilayah Indonesia bisa dibagi menjadi
pulau tersebut; kedua, sarana tiga didasarkan atas jaring-jaring migrasi
transportasi yang menghubungkan penduduknya. Pertama, Pulau Jawa
antara pulau tersebut sangat baik; dan (kecuali DKI Jakarta), Bali, NTB, dan
ketiga, adanya program kolonisasi NTT merupakan daerah pengirim
pemerintah yang telah dimulai sejak migran; kedua, Pulau Sumatra
tahun 1905. merupakan daerah penerima dan
Sejak tahun 1985 terjadi pergeseran pengirim migran; ketiga, Pulau
arah migrasi penduduk, arus migasi Kalimantan (kecuali Kalimantan
penduduk ke Indonesia Bagian Utara Selatan), Sulawesi (kecuali Sulawesi
dan Indonesia Bagian Timur mulai Selatan), Maluku, dan Irian Jaya
meningkat. Hal ini sejalan dengan merupakan daerah penerima migran.
meningkatnya pembangunan, terutama Secara keseluruhan, migran masuk
di bidang ekonomi di propinsi-propinsi. menuju perkotaan Iebih banyak
Pada periode 1985-1990 migran risen dibandingkan menuju ke pedesaan.
yang menuju ke propinsi-propinsi di Namun demikian, kalau dilihat dari.
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian masing-masing propinsi, migran masuk
Jaya mengalami kenaikan yang berarti menuju ke propinsi-propinsi di Pulau
dibandingkan dengan jumlah migran Sumatra (kecuali Daerah Istimewa Aceh
risen pada periode tahun 1980-1985. dan Sumatra Barat), Kalimantan (kecuali
Arah dan arus migrasi penduduk dari Kalimantan Timur), dan Maluku
tahun 1971, 1980, 1985, dan 1990 umumnya menuju ke pedesaan.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di Dariuraian di atas dapat disimpulkan
antaranya adalah sebagai berikut: bahwa pada tahun 1990 terjadi
a. pasang surutnya pembangunan di perubahan arus migrasi dibandingkan
propinsi tujuan, dengan tahun-tahun sebelumnya. Arus
b. tersedianya pasaran kerja, dan migran yang menuju Indonesia Bagian
c. propinsi tersebut merupakan Utaradan Indonesia Bagian Timur mulai
daerah penerima transmigrasi. meningkat. Meningkatnya arus migran
Pada dasawarsa terakhir ini menuju ke wilayah ini terjadi karena
pemerintah pusat menggalakkan volume pembangunan di wilayah ini
pembangunannya di Indonesia Bagian ditingkatkan.
Utara dan Indonesia Bagian Timur.
Akibat adanya pembangunan ini banyak
migran-migran yang menuju ke
propinsi-propinsi tersebut.
58
Populasi, 2(3), 1992
DAFTAR PUSTAKA
---------
Indonesia. Biro Pusat Statistik. 1975- Lee, Everett S. 1984. Suatu teori
Penduduk Indonesia basil Sensus migrasi, diterjemahkan oleh Hans
Pendudukl971. Jakarta. (Seri D). Daeng. Yogyakarta: Pusat
Penelitian Kependudukan UGM.
- 1982.PendudukIndonesia
---------
basil sub sampei Sensus Mabogunje, A. L. 1970. "System
Penduduk 1980.Jakarta. (Seri S no. approach to a theory of ruralurban
1). migration", Geography Analysis, 2:
1-18.
- 1983- PendudukIndonesia
basil sub sampei Sensus Nairn, Mochtar. 1979. "Mobilitas
Penduduk 1980.Jakarta. (Seri S no. penduduk Minangkabau", makalah
2). disampaikan pada Lokakarya
Mobilitas Penduduk di PPSK -
................
1984. Perpindaban
penduduk antarpropinsi di UGM, tanggal 21-26 Mei 1979.
Indonesia, basilSensus Penduduk Stouffer, Thomas. 1940. "Intervencing
1980. Jakarta. opportunities: a theory relating
. 1985. Analisa migrasi mobility and distance", American
Indonesia berdasarkan Sensus SociologicalReview, 6(5): 845-867.
Penduduk 1971-1980. Jakarta. Zachariah, K. C. 1977. "Measurementing
1987. Penduduk internal migration from census
Indonesia basil Survai Penduduk data", dalam A. A. Brown dan E
Antar Sensus 1985. Jakarta. (Seri S Neuberger, eds., Internal
no. 5). migration a comparative
prospective. New York: Academic
1992. Penduduk Press.
Indonesia basil Sensus Penduduk
1990. Jakarta. (Seri S no. 2).
59