Hidayatullah Jakarta pada bulan Agustus dengan Jaksa Agung. 5. Instruksi ini berlaku
1998. Hal ini berlanjut hingga sampai pada pada hari ditetapkan (Jakarta, 6 Desember
masa pemerintahan Abdurrahman Wahid 1967).13
(Gusdur), agama Khunghuchu mulai Selanjutnya berdasarkan Keputusan
mendapatkan angin segar. Hal ini dapat Presiden Nomor 6 Tahun 2000 menyatakan
dilihat dari pertemuan Gusdur dengan bahwa pemerintah menghapus Keputusan
tokoh_tokoh agama di Bali pada bulan Presiden Nomor 14 Tahun 1967. 14
Oktober 1999 serta dalam pertemuan walaupun Inpres No. 14 1967 sudah
beliau di Beijing di bulan November 1999 dihapuskan, namun umat Khonghuchu di
menunjukkan bahwa agama Khunghuchu Indonesia sesungguhnya masih berharap
mulai mendapat respon positif dari kejelasan secara pasti Karena yang
pemerintah Indonesia.11 diharapkan oleh komunitas Khunghuchu
Pengakuan resmi presiden RI yang ke- tersebut adalah mendapatkan hak yang sama
4 tentang pengakuannya terhadap agama sebagaimana lima agama yang lain.15
Khunghuchu adalah pada Tahun Baru Konvensi lain kebijakan pemerintah
Imlek yang bertepatan pada hari Kamis, 17 yang berkaitan dengan pemantapan
Februari 2000 di Jakarta yang menyatakan eksistensi kelima agama resmi diatas adalah
tentang eksistensi agama Khunghuchu di dikeluarkannya intruksi menteri Agama RI
Indonesia diakui. Sekaligus membuat nomor 4 tahun 1978 tentang kebijakan
keputusan bahwa hari Imlek dianggap mengenai aliran-aliran kepercayaan sebagai
sebagai hari libur Nasional.12 Padahal kalau pelaksanaan terhadap ketetapan MPR
kita cermati dalam Inpres No. 14 Tahun nomor IV/MPR/1978 tentang GBHN
1967 pemerintah melarang perayaan- yang antara lain menyatakan bahwa aliran
perayaan pesta agama dan adat istiadat Cina kepercayaan terhadap Tuhan Yang maha
dilakukan di depan umum. Hal ini seperti Esa tidak merupakan agama.16 Kenyataan
yang terdapat dalam ketetapan tersebut ini tentunya memunculkan reaksi keras di
sebagai berikut: 1. Tanpa mengurangi masyarakat khususnya dari penganut aliran
jaminan keleluasaan memeluk agama dan kepercayaan yang mayoritas berasal dari
menunaikan ibadatnya, tata cara ibadat Cina kalangan abangan.17
yang memiliki aspek afinitas cultural yang Dengan mendasarkan pada kedua
berpusat pada negeri leluhurnya, kebijakan pemerintah diatas, bisa dikatakan
pelaksanaannya harus dilakukan secara bahwa agama yang ada di Indonesia
intern dalam hubungan keluarga atau dibedakan menjadi dua kategori , yaitu: 1)
perorangan. 2. Perayaan-perayaan pesta official Religion, yaitu agama agama yang
agama dan adat istiadat Cina dilakukan memperoleh pengakuan (legitimasi) dari
dalam lingkungan keluarga. 3. Penentuan pemerintah untuk hidup dan berkembang
kategori agama dan kepercayaan maupun di Indonesia. Agama yang dalam kategori
pelaksanaan cara-cara ibadat agama, ini adalah Hindu, Budha, Islam, Kristen
kepercayaan dan adat istiadat Cina diatur protestan, dan katolik. 2) No-official religion,
oleh menteri agama setelah mendengar yaitu selain kelima agama di atas yang
pertimbangan Jaksa Agung (PAKEM). 4. terdapat di Indonesia, namun oleh
Pengamanan dan penertiban terhadap pemerintah tidak dianggap sebagai agama
pelaksanaan kebijaksanaan pokok ini diatur tersendiri tetapi dipandang sebagai aliran
oleh Menteri Dalam Negeri bersama-sama atau cabang dari kelima agama di atas,
beragama Islam dan bukan Negara agama, pembentukan civil society. Dari sisi integrasi,
dan bukan Negara sekuler. Dari pasal-pasal, agama-agama yang ada dapat menyatukan
butir-butir sampai pembukaan UUD 1945, persepsi tentang perlunya keharmonisan
agama mendapatkan perhatian yang lebih hubungan antara pemerintah, keluarga dan
disbanding dengan aspek yang lain. Hal ini civil society. Hal ini akan terwujud jika ada
salah satu indikasi bahwa keberadaan agama toleransi antara meraka. Untuk itu, perlu
sangat mempengaruhi kehidupan kiranya melihat ajaran beberapa agama
bernegara, bermasyarakat dan berkeluarga. mengenai keharmonisan dan toleransi
Pada saat terjadi berbagai persoalan yang dalam sejarah agamanya masing-masing,
menimpa negeri tercinta ini, masyarakat secara normatif. Dalam agama Islam,
seluruhnya saling bergotong royong konsep tersebut dapat dilihat dalam Al-
mengatasi persoalan, meskipun cara untuk quran.25 Agama katolik juga dapat dihat
menyelesaikan berbagai persoalan tersebut dalam kitab suci Injil, dalam konsili Vatikan
bermacam-macam sesuai dengan I, dokumen Nostra Aetate dan dokumen
pendekatannya masing-masing. Untuk Lumen gentium tentang toleransi.26 Agama
mengatasi hal ini, agama disebut sebagai Kristen protestan menekankan rasa kasih
salah satu bidang yang mampu mengatasi sayang berdasarkan pada doktrin mereka.27
persoalan tersebut. Sebagai contoh: banyak Agama Hindu menekankan toleransi dan
lembaga agama, atau juga LSM, institusi keharmonisan yang bias dilihat dalam
yang menggunakan agama sebagai motor Bhagavadgita, III, dan Ida pandita Dwija
penggerak dan berkiprah memecahkan warsa Nawa Sandihi, 2000:1.28 Agama juga
problem yang menimpa masyarakat. Hal ini menekankan kasih sayang yang terdapat
dapat dikatakan bahwa agama mempunyai dalam dharmanya.29 Agama konhucu.30
fungsi dalam pembentukan civil society. Mempunyai konsep pluralisme dan
Menurut Saradika,24 ada tiga alasan keharmonisan.
bahwa agama mempunyai posisi penting Hal ini berarti bahwa agama-agama
dalam pembentukan civil society. mempunyai pandangan yang sama
Secara cultural, masyarakat indonesia mengenai dunia yang harmonis yang akan
dikenal sebagai masyarakat religious. Nilai-nilai terwujud dengan toleransi. 31 Dengan
agama merupakan nilai yang sangat efektif demikian dapat dipahami bahwa dalam
digunakan untuk melahirkan partisipasi masyrakat plural yang penuh dengan
masyarakat. Sosialisasi nilai-nilai substansial dan perbedaan, toleransi merupakan factor
masyarakat yang beradab dapat ditanamkan terpenting dalam upaya mewujudkan
melalui lembaga-lembaga keagamaan. keharmonisan hidup dalam bermasyarakat,
Nilai-nilai teologis itu merupakan energi sebab tidak mustahil perbedaan-perbedaan
yang dapat menggerakkan semangat untuk yang ada akan menimbulkan perpecahan
beramal soleh. Semangat itu menjadi bahkan disintegrasi bangsa.32 Oleh karena
penting untuk pemberdayaan manusia. itu, kajian terhadap konsep toleran dari
Para nabi dan rosul sebagai contoh setiap agama bisa dijadikan sebagai landasan
panutan pengikut agama apapun dan bagi pelaksanaan dialog antar agama.33
menjadi model yang sangat berperan dalam Di samping beberapa agama yang secara
mengubah sikap dan perilaku masyarakat. normatif tersebut mempunyai konsep
Agama dan fungsi integrasi dan tentang pluralisme, hal yang tidak bisa
disintegrasi ini mempunyai peran dalam dikesampingkan adalah eksistensi civil
religion yang dapat kita lihat secara historis Konghucu dan civil religion tersebut, baik
dan juga saat sekarang ini, dimana agama secara normative maupun historis, ikut
sipil justru punya fungsi yang kuat, memecahkan problem bangsa dengan
disamping juga membentuk civil society. melalui caranya masing-masing seperti
Penjelasan tersebut, agama yang diwakili melalui dialog antar agama. Dengan fungsi
oleh pengikutnya masing-masing, baik itu integrative sebagai pemersatu dan
civil religion, maupun agama resmi dapat disintegrative sebagai pengontrol kebijakan
melakukan dialog antar agama.34 kekusaan atau pemerintah yang
Sebagai langkah awal untuk menyimpang, ternyata agama-agama yang
menyamankan persepsi dalam menghadapi ada termasuk civil religion tersebut, ikut
persoalan yang ada. Persoalan yang dihadapi berperan mewujudkan adanya civil society,
oleh bangsa ini adalah menjadi tanggung yaitu masyarakat yang sopan dan toleran
jawab bersama, baik itu pemerintah, terhadap satu sama lain, yang mengatur diri
maupun masyarakat yang termanifestasi dari sendiri melalui berbagai lembaga, tanpa
beberapa segi mulai dari agama, seni, campur tangan pemerintah, dan yang bebas
pendidikan sampai hukum. Semua pihak dari pelaksanaan, ancaman dan kekerasan
perlu menyatukan objek sasaran, contohnya militer.
adalah masalah kemiskinan, pengangguran
dan sebagainya yang menjadi masalah
penting bangsa Indonesia saat ini. Meskipun Catatan Akhir
dari latar belakang yang berbeda, agama-
agama yang ada tidaklah mengurangi usaha 1
Thaib Thahir Abdul Muin, Ilmu Kalam II, (Widjaja
untuk memecahkan persoalan-pesoalan : Jakarta, 1973) hlm.5.
2
Harun Nasution, Islam di tinjau dari berbagai
yang dihadapi bangsa ini. Sebagai warga Aspeknya, (UI : Jakarta, 1985), hlm. 5.
Negara yang baik, misalnya ketika 3
Ibid., hlm. 6.
menghadapi musuh bersama bangsa, yaitu 4
Mukti Ali, Agama Dalam pembentukan Kepribadian
seperti kemiskinan, korupsi dan problem Nasional, (Yayasan An-Nida’ : Yogjakarta, 1969),
hlm.9.
tersebut. Apapun organisasi/ LSM yang 5
M. Arifin, menyikapi metode-metode penyebaran agama
diikuti tidak menyurutkan rasa persatuan. di Indonesia (Jakarta: Golden Tarayon pres, 1990),
Hal ini diperkuat oleh unsur pemersatu hlm. 4.
diantara agama sendiri. Sebab setiap agama 6
Hasilsensus penduduk bulan September tahun
itu mempunyai konsep moral yang sama yaitu 1971 menunjukkan bahwa penganut agama
Konghucu sebanyak 972. 133 orrang. Sumber data
menginginkan perdamaian, keharmonisan Biro pusat statistik “sensus pendududk September
dalam hubungan antar manusia dengan 1971”.
manusia, dan hubungan manusia dengan 7
Th. Sumartana, “konfusianisme di Indonesia”
lingkungannya, dengan tidak melupakan dalam Th. Sumartana, dkk, kongfusianisme
Indonesia: pergulatan mencari jati Diri
tanggung jawabnya kepada Tuhan.
(Yogyakarta:DIAN/Interfidei, 1995), hlm. Xviii-
xix
Kesimpulan 8
Abdurrahman wahid, Konfusianisme di
Peran agama yang ada di Indonesia Indonesia: sebuah pengantar”, hlm. Xxxii.
dengan konsep keharmonisan dan toleransi
9
M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama
Khonghuchu di Indonesia, (Pelita Kebajikan : Jakarta,
yang berasal dari kitab sucinya masing- 2005), hlm. 86.
masing, seperti agama Islam, katolik, 10
Ibid., hlm. 87.
Kristen Protestan, Hindu, Budha, 11
Ibid., hlm. 105
12
Ibid., hlm. 106-107. Lihat juga selengkapnya di 19 februari 1972: “pemerintah tidak melarang
http://www.kompas.com/newsindeks. adanya aliran-aliran yang menuntun perlu disadari
13
Lihat dalam Wikisource bahasa Indonesia, bahwa aliran-aliran kepercayaan yang beratus-ratus
perpustakaan bebas Tentang Instruksi Presiden jumlahnya di Indonesia bukan agama. Adapun
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1967. konghucu dipandang sebagai bagian dari agama Budha.
14
bahwa penyelenggaraan kegiatan agama, 19
Ciri-ciri dari suatu ajaran bisa disebut sebagai
kepercayaan, dan adat istiadat, pada hakekatnya agama di Indonesia haruslah: 1) mengakui adanya
merupakan bagian tidak terpisahkan dari hak asasi Tuhan Yang maha esa. 2) mempunyai rasul atau
manusia;bahwa pelaksanaan Instruksi Presiden nabi. 3)mempunai kitap suci. 4) mempunai hukum
Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, tersendiri untuk membimbing kabahagiaan hidup
Kepercayaan, Adat Istiadat Cina, dirasakan oleh penganutnya. 5) tujuan terahir dari hukum itu
warga negara Indonesia keturunan Cina telah adalan untuk mencapai keharmonisan hidup
membatasi ruang-geraknya dalam dalam dunia ini dan kebahagiaan hakiki dan abadi
menyelenggarakan kegiatan keagamaan, di ahirat nanti.M. Noor Matdawam, pembinaan
kepercayaan, dan adat istiadatnya;bahwa Akidah Islam (Yogyakarta: Yayasan Bina Karier
sehubungan dengan hal tersebut dalam huruf a LP5BIP 1984), hlm. 2-3
dan b, dipandang perlu mencabut Instruksi 20
Mengenai perlunya kesamaan pandangan tentang
Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, definisi sesuatu hal dapat dilihat dalam tulisan
Kepercayaan, Adat Istiadat Cina dengan Jalaludin Rahmat, “Islam di Indonesia: Masalah
Keputusan Presiden;Mengingat:Pasal 4 ayat (1) definisi”, dalam Islam di Indonesia, suatu Ikhtiar
dan Pasal 29 Undang-Undang Dasar mengaca diri, (Jakarta: Rajawali 1986), hlm 37-58
1945;Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 21
Adeney-Risakota, hlm 4-7
tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara 22
Dalam perkembangannya, menurut kamarudin,
Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran agama formal yang ada itu ternyata telah berfungsi
Negara Nomor 3886); Memutuskan:Menetapkan: sebagai tembok-tembok pemisah. Maka dari itu,
Keputusan Presiden Tentang Pencabutan agama-agama yang ada harus dikonstruksi dan
Instruksi Presisen No 14 Tahun 1967 Tentang dilestarikan etisnya saja sehingga ajaran-ajaran
agama, Kepercayaan dan adat istiadat Cina Tuhan berlaku bagi setiap manusia.
Pertama:Mencabut Instruksi Presiden Nomor 14 23
Islam normatif dan Islam historis. Islam normatif
Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan adalah ajaran Islam yang merupakan doktrin-
Adat Istiadat Cina.Kedua:Dengan berlakunya doktrin yang berdasarkan pada al-Qur’an dan al-
Keputusan Presiden ini, semua ketentuan Sunnah yang sifatnya mutlak dan abadi. Sementara
pelaksanaan yang ada akibat Instruksi Presiden Islam historis adalah ajaran Islam yang difahami
Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, dan dipraktekkan oleh umat yang kemudian
Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina tersebut melahirkan peradaban Islam sepanjang sejarah
dinyatakan tidak berlaku.Ketiga:Dengan ini Islam yang bersifat relatif dan kondisional.
penyelenggaraan kegiatan keagamaan, 24
Agus saradika, “Gerakan Muhammadiyah dan
kepercayaan, dan adat istiadat Cina dilaksanakan Proses pemberdayaan masyarakat Madani”, Dalam
tanpa memerlukan izin khusus sebagaimana Gerakan Keagamann, hlm 225
berlangsung selama ini.Keempat: Keputusan 25
Dalam Islam, ada aspek normative Islam yang
Presiden ini mulai berlaku pada tanggal bermuara pada dua sumber pokok Islam, yaitu
ditetapkan. Al_quran dan Hadis yang shoheh dan memiliki
15
Op. Cit., hlm. 109. fungsi normatif dalam kehidupan muslim. Jika
16
Zaini ahmad Noeh, pedoman Dasar Kerukunan ajaran Islam diibaratkan dengan tali, maka ada dua
Hidup Beragama (Jakarta: Proyek kerukunan tali hubungan yaitu hubungan vertical dan
pembinaan kerukunan Hidup beragama horizontal. Dua tali hubungan untuk
Departemen agama RI, 1979), mendapatkan kebahagiaan hidup itu adalah
17
Keterangan lebih lanjut tentang berbagai macam hubungan manusia dengan manusia. Hal ini
aliran kepercayaan, lihat: Rahmat Subagya, Aliran berdasarkan pada Q.S 3: 112 yang artinya” mereka
kepercayaan dalam sorotan (Jakarta: BPK Gunung meliputi kehinaan dimana saja mereka berada,
Mulia, 1997). kecuali hanya berpegang teguh pada tali Allah dan
18
Penegasan bahwa aliran kebatinan bukan tali manusia” maka daru itu yang dimaksud tali
merupakan agama tercermin dari Amanat Mentri Allah adalah hubungan vertical dan tali manusia
Agama Prof. Dr. H. A. Mukhti Ali pada tanggal adalah hubungan horizontal. Ikatan horizontal ini
erupakan hubungan antara manusia dengan alam katolik. Ini berarti membicarakan tentang konsili
dan manusia yang lain. Untuk menjelaskannya, vatikan II. Bias dikatakan bahwa konsili vatikan
perlu melihat 3 unsur agama, yaitu 1). Iman II merupakan tanda berahirnya semangat
Aqidah, tauhid (belief) (2).Islam, ibadah, amal, misionaris yang di dasarkan kepada konsep extra
soleh (action), (3) ikhsan, tata cara ibadah yang ecclessiam nulla salus (di luar Gereja tidak ada
sebaik baiknya yang sering disebut ahklak. keselamatan). semangat extra ecclessiam nulla salus
(Religious attitude). Rachmad Djatnika, system ini sempat mendapatkan simpati yang luas terutama sejak
etika Islam (ahlak mulia), (jakarata: pustaka abad ke-17 hingga abad ke -19 sertamenjadi alat
panjimas, 1996), hlm 20 tiga jalan ini tidak dapat legitimasi bagi proses penyingkiran kebudayaan
dipisahkan satu sama lain. Iman dengan intinya asli atau agama-agama lain. Armada rianto, Dialog
tauhid, Islam dengan manifestasinya dalam bentuk Antar Agama Dalam Pandangan Gereja Katolik
ibadah, dan ihksan sebagai asas etika dan moral (Yogyakarata: kanisius, 1995), hlm 25. Melalui
Islam, meruaka ketiga sendi utama Islam. Orang konsili vatikan II (1962-1965) gereja katolik mulai
disebut berahlak mulia, jika mera melaksanakan membuka diri dengan pemeluk agama lain.
ketiganya dan dia mendapatkan jalan yang lurus. Pandangan konsili vatikan II tentang kehidupan
Dari aspek ihksan/ ahklaq inilah, Islam respek religious (konsislili dogmatis menganai gereja),
kepada pembuatan dengan sebaik-baiknya. Dalam Nostra aetate (deklarasi mengenai hubungan gereja
al-quran sendiri terdapat beberapa ayat yang biasa dengan agama nonkristiani), Ad gentes dekrin
dijadikan sebagai landasan teologis untuk tentang kegiatan missioner gereja, dan Gaudium et
mengembangkan sikap toleransi terhadap spes (konsili pastoral mengenai gereja da;am uraian
pemeluk agama lain, diantaranya: sesungguhnya modern. JBBanawiratma,) “Bearsama saudari-
orang-orang mu’min orang-orang Yahudi orang- saudari beriman lain”:persepektif gereja katolik”,
orang Nasrani, dan orang sabiin-sabiin adalah dalam Th. Sumartana, dkk (ed) dialog kritik dan
orang-orang yang mengikuti syari’at nabi-nabi identitas Agama (Yogyakarta Dian/ interdei,
zaman dahulu atau orang-orang yang mnyembah 1993), hlm 20. Dari beberapa dokumen tersebut,
binatang atau dewa-dewa, lihat: Trimorjono, dkk, setidaknya ada dua dokumen yang memili relefansi
klasifikasi ayat-ayat al-Quran al-karim dan yang signifikan bagi pengembangan toleransi
Terjemahannya (Surabaya:LPTQ Jawa Timur, 1984), dalam gereja katolik yaitu: lumen gettium dan
hlm 106 Nostra atate, khususnya pada poin k eke 16 di tegaskan
26
Agama Katolik itu memakai “Sepuluh Perintah bahwa segala sesuatu yang baik dan yang benar di luar
Tuhan “ yang disampaikan Allah kepada Nabi iman Kristen dipandang oleh gereja sebagai persiapan injil,
musa di gunung Sinai sebagai pedoman hidup yang di beriakan oleh allah untuk menerabgi setiap orang
yang harus direalisasikan dalam kehidupan sehari- supaya ahirnya memperoleh kehidupan. Dari poin
hari umatnya untuk mencapai kebahagiaan baik tercermin bahwa gerejamenghargai sesuatu yang
di duniamaupin ahirat. Yesus Kristus baik, baik suci di dalam agama-agama lain dan
mengukuhkan kesepuluh perintah tersebut dalam memandang sebagai yang dapat mengatar pada
kehidupannya, dan yang paling diutamakan adala keselamatan. Armada Riyanto, op.cit. hlm 42-43
sikap cinta kasih, yakni mencintai Allah dan lebih jauh lagi, deklarasi sikap gereja terhadap
mnecintai sesame manusia sehingga akhirnya agama-agaa bukan Kristen termuat dalam
merupakan hokum dalam pokok Gereja. dokumen Norstra ini merupaka pertanggung
Kesepuluh perintah Tuhan tersebut adalah: 1. jawaban historis danteologis sikap gereja terhadap
Jangan memuja berhala, berbaktilah kepada ku saja agama-agama bukan Kristen mengingat dokumen
dan cintailah aku lebih dari segala sesuatu, 2. ini seakan menjadi semacam evaluasi sikap gereja
Jangan menyebut nama Allah, Tuhanmu, tidak di masa lampau terhadap agama-agama lain
dengan hormat, 3, kuduskanlah hari Tuhan, 4. dengan memberikan penekanan pada pandangan
Hormatilah ibi bapakmu. 5 jangna membunuh. positif . gereja membahas tentang kaum muslim
6. Jangan berbuat cabul. 7. Jangan mencuri 8. adalah. (a) umat kristiani harus menghormati dan
Jangan naik dusta terhadap sema manusia, 9. menghargai umat muslim. (b) umat kristiani dan
Jangan ingin berbuat cabul, 10, jangan ingin muslim menyembah Allah yang sama, pencipta,
memiliki sesama manusia secara tidak adil. Djam’ mahakuasa, dan maharahim. (c) yang
annuri, agama kita persepektif sejarah agama- mengkomunikasikan pesan-nya kepada umat
agama (sebuah penagntar), (Yogyakarta: karunia manusia, (d) keduanya (muslim dan kristiani)
kalam semesta dan LESFI, 2000), hlm 90 agama berusaha taat kehendak-nya. Thomas Michel,
katolik juga membicarakan toleransi dalam agama pokok-pokok iman kristiani (Yogyakarta: uneversitas