Anda di halaman 1dari 12

Khotimah: Agama dan Civil Society

Agama dan Civil Society


Pendahuluan
Oleh: Khotimah
Beberapa pendapat memberikan makna
“agama” memang cukup beragam,
Ada tiga alasan bahwa agama memiliki hal
diantaranya memaknai”agama” berasal dari
prioritas dalam pembentukan civil society,
bahasa sanksekerta mempunyai beberapa
yaitu pertama: Secara kultural, bangsa
arti. Satu pendapat mengatakan bahwa
Indonesia adalah bangsa yang sangat
agama berasal dari dua kata, yaitu a dan gam
religius.dimana nilai-nilai agama
yang berarti a = tidak kacau (teratur).1 Ada
merupakan nilai-nilai yang substansial dari
juga yang mengartikan a = tidak, sedangkan
masyarakat yang beradab dapat
gam = pergi, berarti tidak pergi, tetap
ditanamkan melalui lembaga-lembaga
ditempat, turun menurun.2
keagamaan. Kedua: Nilai-nilai teologis
Apabila dilihat dari segi perkembangan
meupakan energi yang dapat
bahasa, kata gam itulah yang menjadi go
menggerakkan semangat untuk beramal
dalam bahasa Inggris dan gaan dalam bahasa
soleh. Ketiga: Para Rasul sebagai figur
Belanda. Adalagi pendapat yang
panutan pengikut agama apapun dan
mengatakan bahwa agama berarti teks atau
menjadi model yang sangat berperan dalam
kitab suci, karena agama memang harus
mengubah perilaku masyarakat. Agama
mempunyai kitab suci.3
dengan fungsi integrative sebagai
Beberapa definisi agama secara
pemersatu dan disintegrative sebagai
terminology, diantaranya Menurut
pengontrol kebijakan kekusaan atau
Departemen Agama, pada masa Presiden
pemerintah yang menyimpang, ternyata
Soekarno pernah diusulkan definisi agama
agama-agama yang ada termasuk civil
adalah jalan hidup dengan kepercayaan
religion tersebut, ikut berperan mewujudkan
kepada Tuhan Ynag Maha Esa yang
adanya civil society, yaitu masyarakat yang
berpedoman pada kitab suci dan dipimpin
sopan dan toleran terhadap satu sama lain,
oleh seorang nabi. Ada empat hal yang harus
yang mengatur diri sendiri melalui berbagai
ada dalam definisi agama, yakni:
lembaga, tanpa campur tangan pemerintah,
Agama merupakan jalan hidup.
dan yang bebas dari pelaksanaan,
Agama mengajarkan kepercayaan
ancaman dan kekerasan.
kepada Tuhan Yang Maha Esa
Agama harus mempunyai kitab suci
Keywords: Agama, civil society, civil
(wahyu)
society, toleransi
Agama harus dipimpin oleh seorang
nabi dan rasul.
agama itu adalah:
Selanjutnya menurut Prof. Dr. H. Mukti Mempercayai adanya Tuhan Yang Maha
Ali mengatakan bahwa agama adalah Esa
kepercayaan akan adanya Tuhan Yang Maha Mempercayai kitab suci Tuhan Yang
Esa dan hukum yang diwahyukan kepada Maha Esa
utusan-utusanNya untuk kebahagiaan hidup Mempunyai Rasul atau utusan dari
dunia dan akhirat.4 Menurut beliau ciri-ciri Tuhan Yang Maha Esa

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014 121


Khotimah: Agama dan Civil Society

Mempunyai hukum sendiri bagi Di Indonesia, sejarah pengakuan dan


kehidupan eksistensi agama Khunghuchu mengalamai
Mempunyai hukum sendiri bagi pasang surut. Pada awalnya tahun 1965
kehidupan penganutnya berupa sesuai dengan penetapan Presiden No.1
perintah dan petunjuk. pn.ps/1965 atau undang-undang Nomor 5
tahun 1969 tentang jenis-jenis agama yang
Di Indonesia, agama memiliki peran diakui adalah Islam, Katolik, Protestan,
yang sangat penting, karena Indonesia Hindu, Budha dan Khunghuchu. Akan
adalah negara “agama” dimana pancasila tetapi isi dari ketetapan itu berbeda dengan
sebagai dasar negara ditegaskan tidak ada isi edaran yang dikeluarkan oleh Menteri
orang yang tidak beragama di Indonesia. Dalam Negeri no. 477/74054/BA.01.2/
Untuk mengetahui peran agama dalam 4683/95 tanggal 18 November 1978. Surat
pembentukan civil society, perlu kiranya Menteri Dalam Negeri No 77/2535/
mengetengahkan tentang agama khususnya POUD, tanggal 25 Juli 1990. Surat Kepala
di Indonesia. Mengenai berbagai macam kantor Wilayah Departemen Agama Jawa
agama yang tumbuh dan berkembang di Timur tanggal 28 Novenber 1995 No.683/
Indonesia, perlu untuk menyimak proses 95 yang menyebutkan bahwa jenis agama
pemunculan lima agama resmi yang diakui di Indonesia terdiri atas Islam, Katholik,
oleh pemerintah sejak pemerintahan Orde Kristen Protestan, Hindu, dan Budha.9 Hal
baru, yaitu: Agama Hindu, Buddha, Islam, ini berarti bahwa agama yang diberi hak
Kristen Protestan dan katolik. Eksistensi diakui di Indonesia adalah hanya 5 agama
kelima agama besar tersebut tertuang dalam (Khunghuchu tidak diakui). Karena itu
undang-undang nomor 1/PNPS tahun wajar jika agama Khunghuchu menjadi
1965 yang merupakan penganut dari kurang jelas statusnya, walaupun secara riil
penepatan Presiden nomor 1 tahun 1965.5 banyak penganut agama Khunghuchu. Hal
Dalam sejarah tercatat bahwa sebelum inilah akhirnya pemerintah pada masa Orde
munculnya Undang-Undang tersebut, Baru meminta supaya orang-orang Cina
Indonesia telah memiliki sebuah agama yang membaurkan diri kepada orang-orang
memiliki jumlah pengikut yang tidak bisa Pribumi. Maka mulai sejak itu orang-orang
dibilang kecil, yaitu Agama konghucu Cina berpindah agama untuk sebuah status,
(kongfusianisme). Bahkan hasil sensus ada yag ke Islam, Katolik, Protestan dan
penduduk tahun 1971. Menunjukkan bahwa Budha. Kepindahan penganut agama
penganut agama ini hampir satu juta orang.6 Khunghuchu ke Kristen atau Budha
Banyak kalangan menilai bahwa menjadi kurang jelas, banyak penganutnya
“penghapusan” agama Konghucu dan yang jika ditanya beragama Kunghuchu
kemudian menempatkannya hanya sebagai tetapi dalam prakteknya tetap memakai
suatu “ajaran etika” memiliki keterkaiatan tradisi Kunghuchu, seperti Imlek.10
dengan kepentingan politik sebagai akses Dalam sejarah berikutnya, pada masa
dari munculnya Gerakan 30 september PKI orde reformasi (sesudah tahun 1998) agama
pada tahun 1965.7 Kehadiran undang- Khunghuchu mulai mendapat tempat atu
undang tersebut pada akhirnya peluang lebih baik lagi. Beberapa seminar
menunculkan konvensi besar besaran yang membicarakan tentang eksistensi
penganut konghucu kedalam agama agama Kunghuchu sudah mulai dibuka
Kristen.8 secara umum, diantaranya di IAIN Syarif

122 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014


Khotimah: Agama dan Civil Society

Hidayatullah Jakarta pada bulan Agustus dengan Jaksa Agung. 5. Instruksi ini berlaku
1998. Hal ini berlanjut hingga sampai pada pada hari ditetapkan (Jakarta, 6 Desember
masa pemerintahan Abdurrahman Wahid 1967).13
(Gusdur), agama Khunghuchu mulai Selanjutnya berdasarkan Keputusan
mendapatkan angin segar. Hal ini dapat Presiden Nomor 6 Tahun 2000 menyatakan
dilihat dari pertemuan Gusdur dengan bahwa pemerintah menghapus Keputusan
tokoh_tokoh agama di Bali pada bulan Presiden Nomor 14 Tahun 1967. 14
Oktober 1999 serta dalam pertemuan walaupun Inpres No. 14 1967 sudah
beliau di Beijing di bulan November 1999 dihapuskan, namun umat Khonghuchu di
menunjukkan bahwa agama Khunghuchu Indonesia sesungguhnya masih berharap
mulai mendapat respon positif dari kejelasan secara pasti Karena yang
pemerintah Indonesia.11 diharapkan oleh komunitas Khunghuchu
Pengakuan resmi presiden RI yang ke- tersebut adalah mendapatkan hak yang sama
4 tentang pengakuannya terhadap agama sebagaimana lima agama yang lain.15
Khunghuchu adalah pada Tahun Baru Konvensi lain kebijakan pemerintah
Imlek yang bertepatan pada hari Kamis, 17 yang berkaitan dengan pemantapan
Februari 2000 di Jakarta yang menyatakan eksistensi kelima agama resmi diatas adalah
tentang eksistensi agama Khunghuchu di dikeluarkannya intruksi menteri Agama RI
Indonesia diakui. Sekaligus membuat nomor 4 tahun 1978 tentang kebijakan
keputusan bahwa hari Imlek dianggap mengenai aliran-aliran kepercayaan sebagai
sebagai hari libur Nasional.12 Padahal kalau pelaksanaan terhadap ketetapan MPR
kita cermati dalam Inpres No. 14 Tahun nomor IV/MPR/1978 tentang GBHN
1967 pemerintah melarang perayaan- yang antara lain menyatakan bahwa aliran
perayaan pesta agama dan adat istiadat Cina kepercayaan terhadap Tuhan Yang maha
dilakukan di depan umum. Hal ini seperti Esa tidak merupakan agama.16 Kenyataan
yang terdapat dalam ketetapan tersebut ini tentunya memunculkan reaksi keras di
sebagai berikut: 1. Tanpa mengurangi masyarakat khususnya dari penganut aliran
jaminan keleluasaan memeluk agama dan kepercayaan yang mayoritas berasal dari
menunaikan ibadatnya, tata cara ibadat Cina kalangan abangan.17
yang memiliki aspek afinitas cultural yang Dengan mendasarkan pada kedua
berpusat pada negeri leluhurnya, kebijakan pemerintah diatas, bisa dikatakan
pelaksanaannya harus dilakukan secara bahwa agama yang ada di Indonesia
intern dalam hubungan keluarga atau dibedakan menjadi dua kategori , yaitu: 1)
perorangan. 2. Perayaan-perayaan pesta official Religion, yaitu agama agama yang
agama dan adat istiadat Cina dilakukan memperoleh pengakuan (legitimasi) dari
dalam lingkungan keluarga. 3. Penentuan pemerintah untuk hidup dan berkembang
kategori agama dan kepercayaan maupun di Indonesia. Agama yang dalam kategori
pelaksanaan cara-cara ibadat agama, ini adalah Hindu, Budha, Islam, Kristen
kepercayaan dan adat istiadat Cina diatur protestan, dan katolik. 2) No-official religion,
oleh menteri agama setelah mendengar yaitu selain kelima agama di atas yang
pertimbangan Jaksa Agung (PAKEM). 4. terdapat di Indonesia, namun oleh
Pengamanan dan penertiban terhadap pemerintah tidak dianggap sebagai agama
pelaksanaan kebijaksanaan pokok ini diatur tersendiri tetapi dipandang sebagai aliran
oleh Menteri Dalam Negeri bersama-sama atau cabang dari kelima agama di atas,

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014 123


Khotimah: Agama dan Civil Society

seperti: konghucu, aliran kepercayaan diberbagai situasi.


kebatinan, dan lain-lain.18 Perbedaan agama Satu hati dan saling tergantung.
kedalam dua kategori seperti diatas Kesamaan pandangan tentang tujuan
sebenarnya tidak lepas dari realitas jumlah dan misi.
penduduk suatu agama yang ada di
Indonesia, di samping juga adanya Agar terfokus dalam pemahaman yang
perbedaan tentang konsep agama itu konsisten, perlu menyatukan adanya
sendiri.19 jawaban tentang siapa itu civil society, Miriam
Coroner ferrer mengungkapkan bahwa Civil
Pengertian Civil Society society itu kadang dilawankan dengan state,
Dalam era pluralisme, berbeda market, Mengenai apa dan di mana itu civil
pendapat mengenai civil society itu merupakan society, maka dapat dilihat pendapat berikut
suatu yang tidak bisa dihindarkan. Tidak ini:
semua agama setuju tentang civil society. Sikap Civil diartikan sebagai peradab, civil
satu pandangan dengan yang lain dan society dapat diartikan juga dengan
bahkan dalam tubuh pemeluk agama masyarakat beradab, yang sopan yang halus
tertentu yang satu dengan yang lain pula bisa dan toleran terhadap sesama.
berbeda persepsi tentang suatu hal. Civil adalah suatu kolompok atau
Menurut Jalaludin, interaksi sosial baru institusi yang bukan pemerintah / state.
akan terjadi jika anggota masyarakat itu maksud dari civil society adalah masyarakat
terdapat kesatuan definisi untuk situasi- yang bukan merupakan bagian dari
situasi tertentu20 Sikap saling pengertian pemerintah.
akan tumbuh jika memiliki peta kognitif Civil berarti bukan militer. Masyarakat
yang sama untuk fakta-fakta sosial yang civil/ sipil berarti masyarakat yang terpisah
mempengaruhi semua. Dalam kaitannya dari militer dan tidak termasuk militer. Hal
dengan agama maka perlu penafsiran yang ini juga ada civil guvarment / pemerintah sipil
sama tentang komponen-komponen utama itu berarti pemerintah yang tidak dikuasai
yang membentuk umat beragama. oleh militer.
Meskipun demikian, penafsiran itu tidak Dari ketiga pengertian diatas, Mr.
sepenuhnya sama, tetapi secara keseluruhan Risakota mendefinisikan civil society itu
menunjukkan kesesama. sebagai “Masyarakat yang sopan dan toleran
Dihubungkan denga civil society, maka terhadap satu sama lain, yang mengatur diri
perlu adanya penafsiran yang sama tentang sendiri melalui berbagai lembaga, tanpa
komponen-komponen utama yang campur tangan pemerintah, dan yang bebas
membentuk civil society. Ada empat prasarat dari paksaan, ancaman dan kekerasan
untuk mewujudkan civil society. militer”.21
Pemahaman yang sama (one standar) Ketika merujuk kasus di Indonesia, civil
tentang apa dan bagaimana karateristik civil society itu perlu ada. Tanpa terbentuknya
society. suatu civil society , maka pembangunan di
Keyakinan (confidence) dan saling percaya Indonesia akan kehilangan makna dan
(social trust), dimana konsep civil society. emansipasinya dan harus menghadapi
Adalah society yang dapat mewujudkan banyak kesulitan dalam usahanya lebih
system sosial yang di cita-citakan dimana ada lanjut untuk pemberantasan kemiskinan dan
pengontrol yang terjadi dalam Negara menciptakan pemerataan. Tidaklah

124 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014


Khotimah: Agama dan Civil Society

berlebihan jika Nurcholis menyarankan diakui perannya dan eksistensinya, civil


terciptanya masyarakat alternative untuk religion untuk agama sipil juga turut
Indonesia baru yaitu masyarakat memiliki menentukan dalam pembentukan civil society.
landasan teologis, seperti yang telah Civil religion itu dapat diartikan sebagai
dicontohkan oleh Muhammad SAW, ketika agama masyarakat. Agama sipil itu telah
menciptakan landasan masyarakat Madinah. mengikat semua agama. Banyak sekali ajaran
Adapun tujuannya dari civil society itu ada dan kebijaksanaan yang ada dalam agama
empat yaitu inklusivisme, humanisme atau sipil justru dapat sebagai pendorong dalam
egalitarianism, toleransi dan demokrasi. pembentukan civil society di Indonesia. Di
Keempat hal tersebut yang menjadi Indonesia, ada pendapat yang mengatakan
pendorong dalam melakukan pemecahan bahwa pancasila merupakan civil religion, di
personal yang ada. mana Negara harus diintegrasi. Hal ini bisa
Berdasarkan paparan di atas, civil society dipahami bahwa di bawah naungan pancasila,
atau masyarakat madani yang melibatkan semua agama, suku bangsa, ras, aliran
agama merupakan salah satu yang perlu kepercayaan dan apa yang ada di bawah
untuk di Indonesia. Dengan berbagai naungan Negara Kesatuan Republik
macam peraturan kenegaraan yang ada, Indonesia dapat dilindungidan mendapat hak
eksistensi kelima agama resmi22 yang ada di dan kewajiban sebagai bagian dari Negara
Indonesia dituntut untuk bersatu kesatuan. Sehingga pancasila dapat menjadi
menyatukan persepsi dalam memecahkan seperti agama bagi bangsa Indonesia.
segala persoalan bangsa yang dihadapi Berdasarkan relitas yang ada di
bersama, demi mewujudukan civil Indonesia, perlu membedakannya adanya
society.Dalam menghadapi persoalan agama normatif dan agama histotis.23 Untuk
bangsa,peran agama tidak bisa dipandang mengetahui peran agama dalam
remeh. Hal ini bisa dipahami, bahwa pembentukan civil society khususnya. Peran
masyaraakat Indonesia termasuk agama-agama yang ada tersebut dapat
masyarakat yang beragam, dengan mayoritas diliahat dari manifestasinya dalam dua sisi
beragama Islam. Secara otomatis, yaitu sisi normatif dan sisi historis. Dalam
masyarakat yang beragama turut andil sisi normatif bisa dilihat prinsip-prinsip yang
bagian dalam terciptanya tujuan bangsa, ada dalam suatu agama yang tertuang dalam
yaitu masyarakat yaitu masyarakat yang adil, kitab sucinya, seperti adanya konsep toleransi
makmur materil dan spiritual. Dalam hal ini dalan Al-quran, Injil dan sebagainya. Sisi
agama mempunyai du peran integratif. Historis yaitu sisi kesejarahan yang bisa dilihat
Peran integrative ini di sintegrasi ini pada prilaku yang ada dalam masyarakat yang
merupakan sebuah indikasi bahwa merupakan manifestasi dari kehendak
agamamerupakan salah satu kekuatan yang manusia sendiri. Kedua sisi tersebut tidak
mampu menyatukan dan juga mampu mustahil dapat di kombinasikan untuk melihat
mengkritik penyimpangan yang ada ini fungsi yang sesungguhnya dari agama untuk
untuk mewujudkan masyarakat yang dicita- terwujudnya civil society.
citakannya. Dengan demikian, agama
mempunyai pengaruh yang kuat dalam Fungsi Agama dan Pembentukan civil
bersikap dan bertindak dalam pembentukan society
civil society khususnya. Indonesia adalah Negara yang
Di samping agama-agama folmal yang berdasarkan pancasila yang mayoritas

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014 125


Khotimah: Agama dan Civil Society

beragama Islam dan bukan Negara agama, pembentukan civil society. Dari sisi integrasi,
dan bukan Negara sekuler. Dari pasal-pasal, agama-agama yang ada dapat menyatukan
butir-butir sampai pembukaan UUD 1945, persepsi tentang perlunya keharmonisan
agama mendapatkan perhatian yang lebih hubungan antara pemerintah, keluarga dan
disbanding dengan aspek yang lain. Hal ini civil society. Hal ini akan terwujud jika ada
salah satu indikasi bahwa keberadaan agama toleransi antara meraka. Untuk itu, perlu
sangat mempengaruhi kehidupan kiranya melihat ajaran beberapa agama
bernegara, bermasyarakat dan berkeluarga. mengenai keharmonisan dan toleransi
Pada saat terjadi berbagai persoalan yang dalam sejarah agamanya masing-masing,
menimpa negeri tercinta ini, masyarakat secara normatif. Dalam agama Islam,
seluruhnya saling bergotong royong konsep tersebut dapat dilihat dalam Al-
mengatasi persoalan, meskipun cara untuk quran.25 Agama katolik juga dapat dihat
menyelesaikan berbagai persoalan tersebut dalam kitab suci Injil, dalam konsili Vatikan
bermacam-macam sesuai dengan I, dokumen Nostra Aetate dan dokumen
pendekatannya masing-masing. Untuk Lumen gentium tentang toleransi.26 Agama
mengatasi hal ini, agama disebut sebagai Kristen protestan menekankan rasa kasih
salah satu bidang yang mampu mengatasi sayang berdasarkan pada doktrin mereka.27
persoalan tersebut. Sebagai contoh: banyak Agama Hindu menekankan toleransi dan
lembaga agama, atau juga LSM, institusi keharmonisan yang bias dilihat dalam
yang menggunakan agama sebagai motor Bhagavadgita, III, dan Ida pandita Dwija
penggerak dan berkiprah memecahkan warsa Nawa Sandihi, 2000:1.28 Agama juga
problem yang menimpa masyarakat. Hal ini menekankan kasih sayang yang terdapat
dapat dikatakan bahwa agama mempunyai dalam dharmanya.29 Agama konhucu.30
fungsi dalam pembentukan civil society. Mempunyai konsep pluralisme dan
Menurut Saradika,24 ada tiga alasan keharmonisan.
bahwa agama mempunyai posisi penting Hal ini berarti bahwa agama-agama
dalam pembentukan civil society. mempunyai pandangan yang sama
Secara cultural, masyarakat indonesia mengenai dunia yang harmonis yang akan
dikenal sebagai masyarakat religious. Nilai-nilai terwujud dengan toleransi. 31 Dengan
agama merupakan nilai yang sangat efektif demikian dapat dipahami bahwa dalam
digunakan untuk melahirkan partisipasi masyrakat plural yang penuh dengan
masyarakat. Sosialisasi nilai-nilai substansial dan perbedaan, toleransi merupakan factor
masyarakat yang beradab dapat ditanamkan terpenting dalam upaya mewujudkan
melalui lembaga-lembaga keagamaan. keharmonisan hidup dalam bermasyarakat,
Nilai-nilai teologis itu merupakan energi sebab tidak mustahil perbedaan-perbedaan
yang dapat menggerakkan semangat untuk yang ada akan menimbulkan perpecahan
beramal soleh. Semangat itu menjadi bahkan disintegrasi bangsa.32 Oleh karena
penting untuk pemberdayaan manusia. itu, kajian terhadap konsep toleran dari
Para nabi dan rosul sebagai contoh setiap agama bisa dijadikan sebagai landasan
panutan pengikut agama apapun dan bagi pelaksanaan dialog antar agama.33
menjadi model yang sangat berperan dalam Di samping beberapa agama yang secara
mengubah sikap dan perilaku masyarakat. normatif tersebut mempunyai konsep
Agama dan fungsi integrasi dan tentang pluralisme, hal yang tidak bisa
disintegrasi ini mempunyai peran dalam dikesampingkan adalah eksistensi civil

126 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014


Khotimah: Agama dan Civil Society

religion yang dapat kita lihat secara historis Konghucu dan civil religion tersebut, baik
dan juga saat sekarang ini, dimana agama secara normative maupun historis, ikut
sipil justru punya fungsi yang kuat, memecahkan problem bangsa dengan
disamping juga membentuk civil society. melalui caranya masing-masing seperti
Penjelasan tersebut, agama yang diwakili melalui dialog antar agama. Dengan fungsi
oleh pengikutnya masing-masing, baik itu integrative sebagai pemersatu dan
civil religion, maupun agama resmi dapat disintegrative sebagai pengontrol kebijakan
melakukan dialog antar agama.34 kekusaan atau pemerintah yang
Sebagai langkah awal untuk menyimpang, ternyata agama-agama yang
menyamankan persepsi dalam menghadapi ada termasuk civil religion tersebut, ikut
persoalan yang ada. Persoalan yang dihadapi berperan mewujudkan adanya civil society,
oleh bangsa ini adalah menjadi tanggung yaitu masyarakat yang sopan dan toleran
jawab bersama, baik itu pemerintah, terhadap satu sama lain, yang mengatur diri
maupun masyarakat yang termanifestasi dari sendiri melalui berbagai lembaga, tanpa
beberapa segi mulai dari agama, seni, campur tangan pemerintah, dan yang bebas
pendidikan sampai hukum. Semua pihak dari pelaksanaan, ancaman dan kekerasan
perlu menyatukan objek sasaran, contohnya militer.
adalah masalah kemiskinan, pengangguran
dan sebagainya yang menjadi masalah
penting bangsa Indonesia saat ini. Meskipun Catatan Akhir
dari latar belakang yang berbeda, agama-
agama yang ada tidaklah mengurangi usaha 1
Thaib Thahir Abdul Muin, Ilmu Kalam II, (Widjaja
untuk memecahkan persoalan-pesoalan : Jakarta, 1973) hlm.5.
2
Harun Nasution, Islam di tinjau dari berbagai
yang dihadapi bangsa ini. Sebagai warga Aspeknya, (UI : Jakarta, 1985), hlm. 5.
Negara yang baik, misalnya ketika 3
Ibid., hlm. 6.
menghadapi musuh bersama bangsa, yaitu 4
Mukti Ali, Agama Dalam pembentukan Kepribadian
seperti kemiskinan, korupsi dan problem Nasional, (Yayasan An-Nida’ : Yogjakarta, 1969),
hlm.9.
tersebut. Apapun organisasi/ LSM yang 5
M. Arifin, menyikapi metode-metode penyebaran agama
diikuti tidak menyurutkan rasa persatuan. di Indonesia (Jakarta: Golden Tarayon pres, 1990),
Hal ini diperkuat oleh unsur pemersatu hlm. 4.
diantara agama sendiri. Sebab setiap agama 6
Hasilsensus penduduk bulan September tahun
itu mempunyai konsep moral yang sama yaitu 1971 menunjukkan bahwa penganut agama
Konghucu sebanyak 972. 133 orrang. Sumber data
menginginkan perdamaian, keharmonisan Biro pusat statistik “sensus pendududk September
dalam hubungan antar manusia dengan 1971”.
manusia, dan hubungan manusia dengan 7
Th. Sumartana, “konfusianisme di Indonesia”
lingkungannya, dengan tidak melupakan dalam Th. Sumartana, dkk, kongfusianisme
Indonesia: pergulatan mencari jati Diri
tanggung jawabnya kepada Tuhan.
(Yogyakarta:DIAN/Interfidei, 1995), hlm. Xviii-
xix
Kesimpulan 8
Abdurrahman wahid, Konfusianisme di
Peran agama yang ada di Indonesia Indonesia: sebuah pengantar”, hlm. Xxxii.
dengan konsep keharmonisan dan toleransi
9
M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama
Khonghuchu di Indonesia, (Pelita Kebajikan : Jakarta,
yang berasal dari kitab sucinya masing- 2005), hlm. 86.
masing, seperti agama Islam, katolik, 10
Ibid., hlm. 87.
Kristen Protestan, Hindu, Budha, 11
Ibid., hlm. 105

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014 127


Khotimah: Agama dan Civil Society

12
Ibid., hlm. 106-107. Lihat juga selengkapnya di 19 februari 1972: “pemerintah tidak melarang
http://www.kompas.com/newsindeks. adanya aliran-aliran yang menuntun perlu disadari
13
Lihat dalam Wikisource bahasa Indonesia, bahwa aliran-aliran kepercayaan yang beratus-ratus
perpustakaan bebas Tentang Instruksi Presiden jumlahnya di Indonesia bukan agama. Adapun
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1967. konghucu dipandang sebagai bagian dari agama Budha.
14
bahwa penyelenggaraan kegiatan agama, 19
Ciri-ciri dari suatu ajaran bisa disebut sebagai
kepercayaan, dan adat istiadat, pada hakekatnya agama di Indonesia haruslah: 1) mengakui adanya
merupakan bagian tidak terpisahkan dari hak asasi Tuhan Yang maha esa. 2) mempunyai rasul atau
manusia;bahwa pelaksanaan Instruksi Presiden nabi. 3)mempunai kitap suci. 4) mempunai hukum
Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, tersendiri untuk membimbing kabahagiaan hidup
Kepercayaan, Adat Istiadat Cina, dirasakan oleh penganutnya. 5) tujuan terahir dari hukum itu
warga negara Indonesia keturunan Cina telah adalan untuk mencapai keharmonisan hidup
membatasi ruang-geraknya dalam dalam dunia ini dan kebahagiaan hakiki dan abadi
menyelenggarakan kegiatan keagamaan, di ahirat nanti.M. Noor Matdawam, pembinaan
kepercayaan, dan adat istiadatnya;bahwa Akidah Islam (Yogyakarta: Yayasan Bina Karier
sehubungan dengan hal tersebut dalam huruf a LP5BIP 1984), hlm. 2-3
dan b, dipandang perlu mencabut Instruksi 20
Mengenai perlunya kesamaan pandangan tentang
Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, definisi sesuatu hal dapat dilihat dalam tulisan
Kepercayaan, Adat Istiadat Cina dengan Jalaludin Rahmat, “Islam di Indonesia: Masalah
Keputusan Presiden;Mengingat:Pasal 4 ayat (1) definisi”, dalam Islam di Indonesia, suatu Ikhtiar
dan Pasal 29 Undang-Undang Dasar mengaca diri, (Jakarta: Rajawali 1986), hlm 37-58
1945;Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 21
Adeney-Risakota, hlm 4-7
tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara 22
Dalam perkembangannya, menurut kamarudin,
Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran agama formal yang ada itu ternyata telah berfungsi
Negara Nomor 3886); Memutuskan:Menetapkan: sebagai tembok-tembok pemisah. Maka dari itu,
Keputusan Presiden Tentang Pencabutan agama-agama yang ada harus dikonstruksi dan
Instruksi Presisen No 14 Tahun 1967 Tentang dilestarikan etisnya saja sehingga ajaran-ajaran
agama, Kepercayaan dan adat istiadat Cina Tuhan berlaku bagi setiap manusia.
Pertama:Mencabut Instruksi Presiden Nomor 14 23
Islam normatif dan Islam historis. Islam normatif
Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan adalah ajaran Islam yang merupakan doktrin-
Adat Istiadat Cina.Kedua:Dengan berlakunya doktrin yang berdasarkan pada al-Qur’an dan al-
Keputusan Presiden ini, semua ketentuan Sunnah yang sifatnya mutlak dan abadi. Sementara
pelaksanaan yang ada akibat Instruksi Presiden Islam historis adalah ajaran Islam yang difahami
Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, dan dipraktekkan oleh umat yang kemudian
Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina tersebut melahirkan peradaban Islam sepanjang sejarah
dinyatakan tidak berlaku.Ketiga:Dengan ini Islam yang bersifat relatif dan kondisional.
penyelenggaraan kegiatan keagamaan, 24
Agus saradika, “Gerakan Muhammadiyah dan
kepercayaan, dan adat istiadat Cina dilaksanakan Proses pemberdayaan masyarakat Madani”, Dalam
tanpa memerlukan izin khusus sebagaimana Gerakan Keagamann, hlm 225
berlangsung selama ini.Keempat: Keputusan 25
Dalam Islam, ada aspek normative Islam yang
Presiden ini mulai berlaku pada tanggal bermuara pada dua sumber pokok Islam, yaitu
ditetapkan. Al_quran dan Hadis yang shoheh dan memiliki
15
Op. Cit., hlm. 109. fungsi normatif dalam kehidupan muslim. Jika
16
Zaini ahmad Noeh, pedoman Dasar Kerukunan ajaran Islam diibaratkan dengan tali, maka ada dua
Hidup Beragama (Jakarta: Proyek kerukunan tali hubungan yaitu hubungan vertical dan
pembinaan kerukunan Hidup beragama horizontal. Dua tali hubungan untuk
Departemen agama RI, 1979), mendapatkan kebahagiaan hidup itu adalah
17
Keterangan lebih lanjut tentang berbagai macam hubungan manusia dengan manusia. Hal ini
aliran kepercayaan, lihat: Rahmat Subagya, Aliran berdasarkan pada Q.S 3: 112 yang artinya” mereka
kepercayaan dalam sorotan (Jakarta: BPK Gunung meliputi kehinaan dimana saja mereka berada,
Mulia, 1997). kecuali hanya berpegang teguh pada tali Allah dan
18
Penegasan bahwa aliran kebatinan bukan tali manusia” maka daru itu yang dimaksud tali
merupakan agama tercermin dari Amanat Mentri Allah adalah hubungan vertical dan tali manusia
Agama Prof. Dr. H. A. Mukhti Ali pada tanggal adalah hubungan horizontal. Ikatan horizontal ini

128 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014


Khotimah: Agama dan Civil Society

erupakan hubungan antara manusia dengan alam katolik. Ini berarti membicarakan tentang konsili
dan manusia yang lain. Untuk menjelaskannya, vatikan II. Bias dikatakan bahwa konsili vatikan
perlu melihat 3 unsur agama, yaitu 1). Iman II merupakan tanda berahirnya semangat
Aqidah, tauhid (belief) (2).Islam, ibadah, amal, misionaris yang di dasarkan kepada konsep extra
soleh (action), (3) ikhsan, tata cara ibadah yang ecclessiam nulla salus (di luar Gereja tidak ada
sebaik baiknya yang sering disebut ahklak. keselamatan). semangat extra ecclessiam nulla salus
(Religious attitude). Rachmad Djatnika, system ini sempat mendapatkan simpati yang luas terutama sejak
etika Islam (ahlak mulia), (jakarata: pustaka abad ke-17 hingga abad ke -19 sertamenjadi alat
panjimas, 1996), hlm 20 tiga jalan ini tidak dapat legitimasi bagi proses penyingkiran kebudayaan
dipisahkan satu sama lain. Iman dengan intinya asli atau agama-agama lain. Armada rianto, Dialog
tauhid, Islam dengan manifestasinya dalam bentuk Antar Agama Dalam Pandangan Gereja Katolik
ibadah, dan ihksan sebagai asas etika dan moral (Yogyakarata: kanisius, 1995), hlm 25. Melalui
Islam, meruaka ketiga sendi utama Islam. Orang konsili vatikan II (1962-1965) gereja katolik mulai
disebut berahlak mulia, jika mera melaksanakan membuka diri dengan pemeluk agama lain.
ketiganya dan dia mendapatkan jalan yang lurus. Pandangan konsili vatikan II tentang kehidupan
Dari aspek ihksan/ ahklaq inilah, Islam respek religious (konsislili dogmatis menganai gereja),
kepada pembuatan dengan sebaik-baiknya. Dalam Nostra aetate (deklarasi mengenai hubungan gereja
al-quran sendiri terdapat beberapa ayat yang biasa dengan agama nonkristiani), Ad gentes dekrin
dijadikan sebagai landasan teologis untuk tentang kegiatan missioner gereja, dan Gaudium et
mengembangkan sikap toleransi terhadap spes (konsili pastoral mengenai gereja da;am uraian
pemeluk agama lain, diantaranya: sesungguhnya modern. JBBanawiratma,) “Bearsama saudari-
orang-orang mu’min orang-orang Yahudi orang- saudari beriman lain”:persepektif gereja katolik”,
orang Nasrani, dan orang sabiin-sabiin adalah dalam Th. Sumartana, dkk (ed) dialog kritik dan
orang-orang yang mengikuti syari’at nabi-nabi identitas Agama (Yogyakarta Dian/ interdei,
zaman dahulu atau orang-orang yang mnyembah 1993), hlm 20. Dari beberapa dokumen tersebut,
binatang atau dewa-dewa, lihat: Trimorjono, dkk, setidaknya ada dua dokumen yang memili relefansi
klasifikasi ayat-ayat al-Quran al-karim dan yang signifikan bagi pengembangan toleransi
Terjemahannya (Surabaya:LPTQ Jawa Timur, 1984), dalam gereja katolik yaitu: lumen gettium dan
hlm 106 Nostra atate, khususnya pada poin k eke 16 di tegaskan
26
Agama Katolik itu memakai “Sepuluh Perintah bahwa segala sesuatu yang baik dan yang benar di luar
Tuhan “ yang disampaikan Allah kepada Nabi iman Kristen dipandang oleh gereja sebagai persiapan injil,
musa di gunung Sinai sebagai pedoman hidup yang di beriakan oleh allah untuk menerabgi setiap orang
yang harus direalisasikan dalam kehidupan sehari- supaya ahirnya memperoleh kehidupan. Dari poin
hari umatnya untuk mencapai kebahagiaan baik tercermin bahwa gerejamenghargai sesuatu yang
di duniamaupin ahirat. Yesus Kristus baik, baik suci di dalam agama-agama lain dan
mengukuhkan kesepuluh perintah tersebut dalam memandang sebagai yang dapat mengatar pada
kehidupannya, dan yang paling diutamakan adala keselamatan. Armada Riyanto, op.cit. hlm 42-43
sikap cinta kasih, yakni mencintai Allah dan lebih jauh lagi, deklarasi sikap gereja terhadap
mnecintai sesame manusia sehingga akhirnya agama-agaa bukan Kristen termuat dalam
merupakan hokum dalam pokok Gereja. dokumen Norstra ini merupaka pertanggung
Kesepuluh perintah Tuhan tersebut adalah: 1. jawaban historis danteologis sikap gereja terhadap
Jangan memuja berhala, berbaktilah kepada ku saja agama-agama bukan Kristen mengingat dokumen
dan cintailah aku lebih dari segala sesuatu, 2. ini seakan menjadi semacam evaluasi sikap gereja
Jangan menyebut nama Allah, Tuhanmu, tidak di masa lampau terhadap agama-agama lain
dengan hormat, 3, kuduskanlah hari Tuhan, 4. dengan memberikan penekanan pada pandangan
Hormatilah ibi bapakmu. 5 jangna membunuh. positif . gereja membahas tentang kaum muslim
6. Jangan berbuat cabul. 7. Jangan mencuri 8. adalah. (a) umat kristiani harus menghormati dan
Jangan naik dusta terhadap sema manusia, 9. menghargai umat muslim. (b) umat kristiani dan
Jangan ingin berbuat cabul, 10, jangan ingin muslim menyembah Allah yang sama, pencipta,
memiliki sesama manusia secara tidak adil. Djam’ mahakuasa, dan maharahim. (c) yang
annuri, agama kita persepektif sejarah agama- mengkomunikasikan pesan-nya kepada umat
agama (sebuah penagntar), (Yogyakarta: karunia manusia, (d) keduanya (muslim dan kristiani)
kalam semesta dan LESFI, 2000), hlm 90 agama berusaha taat kehendak-nya. Thomas Michel,
katolik juga membicarakan toleransi dalam agama pokok-pokok iman kristiani (Yogyakarta: uneversitas

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014 129


Khotimah: Agama dan Civil Society

sanata Dharma, 2001), hlm. 96-97. Dari kedua 30


Sebagai ajaran agama-agama timur lainnya yang
dokumen tersebiut saja (lumen getium Nosrta) kita menekankan pada masalah etika, ajaran agama
sudah bias memperoleh suatu gambaran yang jelas konghucu memiliki tujuan untuk menegakkan
tentang bagaimana gereja katoek mulai membuka pemerintah dalam masyarakat dengan cara
diri dan lebih menonjolkan sisi toleransi agama meluruskan cara berpikir baik bagi yang
untuk mencapai suatu suatu pandanga dialogis memerintah maupun rakyat, di samping atas
berkenaan dengan kehidipan social keagamaan di pembangunan watak yang bertakwa kepada tuhan,
masyarakat yang semakin komplek. memenuhi kewajiban dan dengan pemerintah
27
Dalam agama Kristen protestan, juga menekankan yang bersih. Kosasih Atmowardoyo,pengaruh
adanya rasa kasih sayang juga memiliki rekevansi konfuanisme pada perilaku berekonomi etnis
yang signifikan bagi tumbuh kembangnya paham cina, dalam Th Sumartana, dkk (ed), kofusianisme
toleransi di kalangan umat kristiani yanga tidak di Indonesia: pergulatan mencari jati diri (Yogyakarta:
lepas dari kesaksian. INTERFIDEL, 1995,) HLM. 57.
28
Dalam agama Hindu, ada ajaran yang mengajarkan 31
Dengan memperhatikan uraian tentang toleransi
pengikutnya untuk merealisasikan kedamaian di atas, setidaknya ada dua hal yang perlu
dalam kehidupannya karena dibalikkedamaianya mendapatkan perhatian serius dari masing-masing
yang nyata dijumpai kebahagaan. Untuk itu, pihak agar toleransi dapat dikembangkan kearah
Hindu menyerahkan pengikutnya untuk yang lebih baik bagi kehidupan bersama. Pertama
meningkatkan kualitas fisik, spiritual, berkenaan dengan definisi toleransi itu sendiri. Hal
mennyucikan pikirannya dengan dhamma untuk ini sangat penting untuk dilakukan dalam konteks
mengantisipasi tanatangan hidup dan mencapai masyarakat Indonesia mengingat selama ini belum
tujuan tertinggi yaiti mokhsa (persatuan atara atman ada kesepakatan bersama dalam definisi dan batas-
dan brahman). Hindu juga mengajarkan batas toleransi yang boleh dan harus
pengikutnya untuk menciptakan kedamaian dikembangkan oleh masing-maising pihak. Dalam
dengan tiga domensi yang di sebut tri-bitakarana. hal ini mungkin umat Islam lebih memerlukan
Maksudnya adalah harmonisnya hubungan antara kejelasan tersebut mengingat ajaran agama Islam
manusia dengan tuhan, tidak lengkap jika tidak di dengan tegas melarang adanya kerjasama dengan
lengkapi manusi dan lingkungannya. umat lain dalam hal peribadatan. Terlebih dari
(bhagavadgita, III.10). menurut kitab weda,orang realitas pelaksanaan toleransi agama selama ini
harus bakti kepada tuhan, di samping cenderung mengarah kepada suatu bentuk
memperhatikan orang lan, harus kasih mengasihi penyembunyian identitas maupun symbol
satu sama lain. Orang harus hidup dalam suasana keagamaan yang mestinya haris di tonjolkan agar
persahabatan. Lihat pada Atharwa Weda 3-30 dapat dipahami dan dimengerti oleh pemeluk
kitab Manusmrti juga mengajarkan agar hidup ini agama lain. Kedua, berkenaan dengan komitmen
di dasarkan atas dharma. dalam mengaplikasikan ajaran-ajaran toleransi
29
Agama Budha juga mengutamakan kasih sayang. agama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga
Ketika dihubungkan dengan pemberdayaan civil perlu mendapatkan prhatian serius dari masing-
society, kondisi yang harmonis antara darma agama masing pihak mengingat ada kecenderungan
dan Negara harus, ada, dan cinta kasih sayang sekte-sekte atau kelompok-kelompok
merupakan dharma agama yang diaktualisasikan fundamintalis dari masing-masing agama yang
dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara masih berpegang pada penafsiran doktrin secara
dengan melaksanakan dharma agama. Proses harfiah (tekstual) yang sedikit banyak akan
pemberdayaan civil sicitety itu mengutamakan berpengaruh negative terhadap pengembangan
kepentingan masyarakat di atas kepentingan diri sikkap toleransi di masyarakat. Pengembangan
sendiri tanpa pamrih. Pemberdayaan civil society sikap toleransi agama ini tidak dapat dilepaskan
itu hendaknya manusi dengan lingkungan alam dari bagaimana masyarakat memahami serta
dipandang sebagai kesatuan yang serasi, saling mensikapi masalah pluralisme agama yang ada
member dan menerima satu dengan yang lain. dimasyarakat sebagai konsekuensi logis dari
Pemberdayaan civil socity perlu diperhatikan yaitu pertemuan berbagai jenis agama yang memiliki
(1) moral /ahklaq mulia/sila perlu dijaga dan ciri dan ajarannya tersendiri.
dikembangkan, (2) mengaktualisasikn darma, (3) 32
Tarmidzi taher, menuju ummat wasthan kerukunan
kerukunan (4 lingkungan hidup) (5) hokum dan beragama di Indinesia (Jakarta: PPIM IAIN Jakarta,
HAM, ketika hokum tegak, maka HAM tetap 1998), hlm . 39
dihargai dan di hormati. 33
Dalam dialog antar agama dubutuhkan ketulusan

130 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014


Khotimah: Agama dan Civil Society

dan keterbukaan dari semua pihak. Konsep dialog Daftar Bacaan


antara agama / umat beragama keyakinan bahwa
keselamatan pembentuk, model dan coraknya
sudah ada dalam setiap agama. Yang diperlukan M. Arifin, menyikapi metode-medide penyebaran
adalah proses reduksi yang diselenggarakan oleh agama di Indonesia, Jakarta, Golden
masing-masing kelompok agama untuk para Tarayon pres, 1990.
pengikutnya dalam meningkatkan kualitas Th. Sumartana, “konfusianisme di
kemanusiaan sesama.
Indonesia” dalam Th. Sumartana,
34
Dialog dalam pelaksanaannya dapat dibagi
kedalam tiga model, yaitu : 1) dialog teologis. Pada dkk, kongfusianisme Indonesia:
model ini,materi yang dibacakan adalah seputar pergulatan mencari jati Diri
masalah teologis dari masing-masing agama, ,Yogyakarta, :DIAN/Interfidei,
seperti masalah ketuhanan, kenabian, asal-usul 1995.
manusia, akar sejaraha agama, dan hal-hallain yang
bersifat teologis. Bingkai teologi kerukunan hidup Abdurrahman wahid, Konfusianisme di
antar umat beragama di Indonesia,(Jakarta: Indonesia: sebuah pengantar” 2003.
Balitbang Depag RI, 1997) hlm, 12. 2) Dialog etnis Zaini ahmad Noeh, pedoman Dasar
pada model dialog ini materi yang diangkat adalah Kerukunan Hidup Beragama,
segala hal yang berkaitan dengan masalah
Jakarta: Proyek kerukunan
moralitas dan etika yang seharusnya dilakukan
oleh siapa pun tanpa melihat latar belakang pembinaan kerukunan Hidup
agamanya. M. Nasir Tamara dan Elza pedal teher beragama Departemen agama RI,
, agama dan dialog antar umat beragama (Jakarta: 1979.
yayasan Paramadina, 1996), hlm 163-164. 3) Rahmat Subagya, Aliran kepercayaan dalam
Dialoh empiris. Padamodeldoalig ini, materi dialog
tidak hanya berkisar pada masalah pengetahuan sorotan , Jakarta: BPK Gunung
agama lain, tetapi sudah memasuki wilayah Mulia, 1997.
pengalaman dan keterlibatan iman yang .M. Noor Matdawam, pembinaan Akidah
mendalam. Banawiratma,, bersama saudara- Islam, Yogyakarta: Yayasan Bina
saudari, Bariman lain opcit, hlm. 24
Karier LP5BIP 1984.
Jalaludin Rahmat, “Islam di Indonesia:
Masalah definisi”, dalam Islam di
Indonesia, suatu Ikhtiar mengaca diri,
Jakarta, Rajawali 1986.
Kamarudin Hidayat dan Muhammad
Wahyuni Nafis, Agama masa depan:
persepektif filsafat perennial, Jakarta:
Penerbit paramadina,1995.
Agus saradika, “Gerakan MUhammadiyah
dan Proses pemberdayaan
masyarakat Madani”, Dalam
Gerakan Keagamann, 2002.
Trimorjono, dkk, klasifikasi ayat-ayat al-Quran
al-karim dan Terjemahannya
Surabaya:LPTQ Jawa Timur, 1984.
Thomas Michel, pokok-pokok iman kristiani,
Yogyakarta: uneversitas sanata
Dharma, 2001.

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014 131


Khotimah: Agama dan Civil Society

Sumartana, dkk (ed), kofusianisme di Indonesia:


Tentang Penulis
pergulatan mencari jati diri Yogyakarta:
INTERFIDEL, 1995.
Khotimah: Dosen Fakultas Ushuluddin Universitas
Tarmidzi taher, menuju ummat wasthan Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada Mata
kerukunan beragama di Indinesia, Kuliah Agama-Agama Dunia sejak tahun 2006
Jakarta, PPIM IAIN Jakarta, 1998. sampai sekarang. Menyelesaikan S-1 Jurusan
M. Nasir Tamara dan Elza pedal teher , Perbandingan Agama IAIN Susqa Pekanbaru tahun
agama dan dialog antar umat 1999, S-2 Konsentrasi Studi Islam Asia Tenggara
pada Institut yang sama tahun 2002 dan Sekarang
beragama , Jakarta: yayasan sedang Studi S-3 di Pasca Sarjana Universitas Islam
Paramadina, 1996 Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jurusan Pendidikan
Thaib Thahir Abdul Muin, Ilmu Kalam II, Agama Islam.
Widjaja, Jakarta, 1973.
Harun Nasution, Islam di tinjau dari berbagai
Aspeknya, UI, Jakarta, 1985.
Mukti Ali, Agama Dalam pembentukan
Kepribadian Nasional, Yayasan An-
Nida’, Yogjakarta, 1969.

132 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXI No. 1, Januari 2014

Anda mungkin juga menyukai