Anda di halaman 1dari 3

3

BAB II
Keterampilan Mendengarkan

A.Pentingnya Keterampilan Mendengarkan dalam


Komunikasi Kerja
Keterampilan komunikasi kerja merupakan kunci
terpenting dalam membangun hubungan baik antar setiap
individu. Keterampilan komunikasi kerja yang efektif sangat
bergantung pada keterampilan seseorang dalam mengirim
maupun menerima pesan. Kita menyaksikan begitu banyak
proyek atau program perusahaan/instansi yang macet ditengah
jalan hanya gara-gara diskomunikasi para anggotanya.
Sebaliknya, kita juga bisa menyaksikan di lingkungan instansi
yang bisa berjalan dengan efektif, lantaran didalamnya
terbangun proses keterampilan komunikasi kerja yang elegan,
efektif dan produktif.
Masalah yang paling sederhana dan sering muncul karena
kurangnya keterampilan mendengar dalam berkomunikasi.
Keterampilan mendengarkan seharusnya mengiringi
keterampilan bertanya dalam keterampilan komunikasi kerja
yang efektif. Karena sebaik apapun keterampilan komunikasi
kerja seseorang tanpa diiringi dengan kemampuan mendengar
maka keterampilan komunikasi kerja akan tidak efektif.
Kemampuan mendengarkan secara aktif diartikan sebagai
proses pemahaman secara aktif untuk mendapatkan informasi
dan sikap dari pembicara yang tujuannya untuk memahami
pembicaraan tersebut secara objektif.
Menurut Mayasari (2018), mendengar merupakan aspek
penting dalam berkomunikasi, yang melibatkan indra
pendengaran telinga. Mendengar secara aktif dan efektif adalah
dengan memadukan indra pendengaran dengan pikiran,
sehingga dapat menangkap dan menginterpretasikan pesan
4

yang disampaikan. Ada beberapa jenis mendengar secara aktif


dan efektif, yaitu:
1. Mendengar evaluatif, adalah kegiatan mendengar
sambil melakukan evaluasi terhadap kata- kata yang
diucapkan pembicara. Lalu hasil evaluasi tersebut
disampaikan kembali kepada pembicara dalam berbagai
bentuk seperti penolakan, persetujuan, dan lain-lain.
2. Mendengar proyektif, adalah memproyeksikan diri
pendengar ke alam pikiran pembicara. Pendengar berusaha
memahami pandangan pembicara dan memahami setiap
arti kata sampai pembicaraan selesai.
Lebih lanjut Mayasari (2018) menyatakan bahwa, cara
yang dapat dilakukan untuk menjadi pendengar yang aktif dan
efektif antara lain sebagai berikut:
1. Mendengar penuh konsentrasi,
2. Menangkap pesan-pesan yang penting atau inti
pembicaraannya, dan
3. Mencatat hal-hal yang dirasakan penting.
Dengan melakukan ketiga cara diatas, keterampilan
mendengar akan menjadi efektif. Sehingga point penting pada
saat seseorang mendengar tidak akan terlewatkan, karena
beberapa jenis pembicaraan ada yang tidak bisa terulang
kembali. Keterampilan mendengar dan komunikasi kerja yang
efektif memang merupakan kunci terpenting dalam
membangun suatu hubungan baik antar setiap individu. Melalui
keterampilan komunikasi kerja secara lisan ataupun tertulis
diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh
pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan secara
lisan maupun tertulis memiliki suatu harapan bahwa seseorang
akan dapat membaca atau mendengar apa yang dikatakan
dengan baik dan benar. Ketika seseorang mengikuti rapat,
diskusi, ataupun seminar, informasi yang dapat diserap dalam
benak pikiran peserta mungkin hanya setengah dari yang
5

diucapkan pembicara. Beberapa hari kemudian, pesan yang


masih diingat mungkin tinggal seperempatnya. Begitu pula
halnya dengan mahasiswa dalam mengikuti kuliah, pada hari
pertama mungkin banyak hal yang didapatkan, dipahami dan
dimengerti. Namun, pada hari-hari berikutnya materi yang
masih dapat diingat, dipahami dan dimengerti sudah semakin
banyak berkurang atau terlupakan.
Keterampilan komunikasi kerja efektif adalah suatu
kegiatan pengiriman makna (pesan) dari seorang individu ke
individu yang lain di mana kegiatan tersebut dapat
menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak sehingga
pekerjaan dapat di kerjakan secara efektif dan efisien.
Keterampilan komunikasi kerja dapat merupakan jembatan
antara individu satu dengan yang lain di dalam lingkungan
kerja. Semakin baik dan lancar keterampilan komunikasi kerja
dan mendengar, maka akan semakin baik hubungan antar
individu dan dapat semakin meminimalisir kesalah pahaman
yang terjadi dengan orang lain di dalam lingkungan kerja.

Referensi
Bovee, C. L., & Thill, J. V. (2012). Business communication
today (11th ed.). New York: Pearson.
Mehrabian, A. (1971). Verbal and nonverbal interaction of
strangers in a waiting situation. Journal of Experimental
Research in Personality, 5, 127-138.
Sari, A. W. (2016, Maret). Pentingnya ketrampilan mendengar
dalam menciptakan komuninasi yang efektif. Jurnal
EduTech, 2(1), 1-10.
Tracy, B., & Arden, R. (2011). The magic of charm:
Bagaimana memenangkan hati setiap orang di setiap
situasi. Jakarta: Ufuk Press.

Anda mungkin juga menyukai