JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D III KEPERWATAN SOETOMO SUARABAYA 2020/2021 KONSEP PUSKESMAS A. Definisi Puskesmas Menurut Depkes RI, (1991) Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional pelaksana yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Kepmenkes R.I. No. 128/Menkes/SK/II/2004 : Puskesmas merupakan UPTD kesehatan kab/kota yg bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar, 2010). Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan RI, (2014) dalam permenkes no. 75 Tahun 2014 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal, sehingga untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan manajemen Puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Puskesmas didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, paripurna, dan terpadu bagi seluruh penduduk yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas. Program dan upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas merupakan program pokok (public health essential) yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat (Herlambang, 2016). Menurut (Notoatmodjo, 2003 dalam Herlambang, 2016), fungsi Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan dapat mewujudkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu: menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan pembangunan, mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. B. Tujuan Puskesmas Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat. C. Visi Puskesmas Dalam Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas tertera visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas. Puskesmas melaksanakan pembangunan kesehatan yang sesuai dengan paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna dan keterpaduan dan kesinambungan. D. Misi Puskesmas Misi puskesmas adalah: 1. Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2. Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. 3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. 4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan. 5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan. 6. Mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas. E. Tugas Puskesmas 1. Sebagai UPTD Kesehatan Kabupaten/Kota: Bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. 2. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama: Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang dan pelayanan kesehatan masyarakat. F. Fungsi Puskesmas 1. Sebagai pusat penggerak pembangunan berawawasan kesehatan masyarakat: a. Upaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanyaagar menyelenggarakan pebangunan yang berwawasan kesehatan. b. Keaktifan memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. c. Mengutamakan pemeliharaan keseatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan. 2. Pusat pemberdayaan masyarakat: a. Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayan diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat serta menetapkan, menyelenggarakan, dan memantau pelaksanaan program kesehatan serta memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya. b. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masayrakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan. 3. Pusat Pelayanan Pertama Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, melalui pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods) (Herlambang, 2016). G. Kedudukan Puskesmas 1. Kedudukan secara administratif : Puskesmas bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. 2. Kedudukan dalam hirarkhi pelayanan kesehatan : Sesuai SKN, puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama. Program berdasarkan asas bantuan. Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat. H. Wilayah Kerja Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas antara lain faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan keadaan infrastruktur lainnya. Pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh bupati dan walikota, dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kebupaten/kota. Sasaran penduduk yang dilayani Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Untuk perluasan jangakauan pelayanan kesehatan, maka sebuah Puskesmas ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana disebut dengan Puskesmas pembantu dan Puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas dapat satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas pembantu yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan mempunyai fungsi koordinasi. Dengan adanya undang-undang otonomi daerah, setiap daerah tingkat II mempunyai kesempatan mengembangkan Puskesmas sesuai rencana strategis bidang kesehatan sesuai situasi dan kondisi daerah tingkat II (Herlambang, 2016). I. Ruang Lingkup Pelayanan Puskesmas Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan menyeluruh yang meliputi pelayanan sebagai berikut: kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), rehabilitative (pemulihan kesehatan) (Herlambang, 2016). J. Program Pokok Puskesmas (Rais dan Suhadi, 2015) Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1. Upaya kesehatan ibu dan anak a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak pra-sekolah b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori dan lain-lain kekurangan, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya d. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak lx pada bayi e. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA f. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu berisiko tinggi g. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit ringan. h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan, memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan, dan untuk mengadakan pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi puskesmas dan meminta agar mereka datang ke puskesmas lagi i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi 2. Upaya keluarga berencana a. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan caton ibu yang mengunjungi KIA b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana c. Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang keluarga berencana kapan saja ada kesempatan, baik di puskesmas maupun sewaktu mengadakan kunjungan rumah d. Memasang IUD, cara-cara penggunaan pit, kondom dan cara-cara lain dengan memberi sarananya e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan kehamilan. 3. Upaya perbaikan gizi a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan gizi c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat dan secara perseorangan kepada mereka yang membutuhkan, terutama dalam rangka program KIA d. Melaksanakan program-program: Program perbaikan gizi keluarga (suatu program menyeluruh yang mencakup pembangunan masyarakat) melalui kelompok-kelompok penimbangan pos pelayanan terpadu Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori yang cukup kepada anak-anak di bawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui Memberikan vitamin A kepada anak-anak di bawah umur 5 tahun. 4. Upaya kesehatan lingkungan Kegiatan-kegiatan utama kesehatan Iingkungan yang dilakukan staf puskesmas adalah: a. Penyehatan air bersih b. Penyehatan pembuangan kotoran c. Penyehatan lingkungan perumahan d. Penyehatan air buangan/limbah e. Pengawasan sanitasi tempat umum f. Penyehatan makanan dan minuman g. Pelaksanaan peraturan perundangan 5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit b. Melaporkan kasus penyakit menular c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahuyi sumber penularan d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit e. Menyembuhkan penderita hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi f. Pemberian imunisasi g. Pemberantasan vector h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. 6. Upaya pengobatan a. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui: Mendapatkan riwayat penyakit Mengadaan pemeriksaan fisik Mengadaan pemeriksaan laboratorium Membuat diagnose b. Melaksanakan tindakan pengobatan c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa: Rujukan diagnostik Rujukan pengobatan/rehabilitasi Rujukan lain. 7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat. b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di tingkat kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator penyuluhan kesehatan. Koordinator membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di Puskesmas. 8. Upaya kesehatan sekolah a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik c. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I e. Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun untuk kelas II sampai VI dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhana f. Immunisasi peserta didik kelas I dan VI g. Pengawasan terhadap keadaan air h. Pengobatan ringan pertolongan pertama i. Rujukan medik j. Penanganan kasus anemia gizi k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah l. Pencatatan dan pelaporan. 9. Upaya kesehatan olah raga a. Perneriksaan kesehatan berkala b. Penentuan takaran latihan c. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi d. Pengobatan akibat cedera latihan e. Pengawasan selama pemusatan latihan. 10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin. b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat (keluarga binaan) c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya: ibu hamil, anak balita, usia lanjut dan sebagainya d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat 11. Upaya peningkatan kesehatan kerja a. Identifikasi masalah, meliputi: Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala untuk para pekerja Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja, Iingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan. c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi: Penyuluhan kesehatan Kegiatan ergonomoik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja Pemakaian alat pelindung d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit f. Kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit. 12. Upaya kesehatan gigi dan mulut a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi: Anak sekolah Kelompok ibu hamil, menyusui dan anak pra sekolah c. Pelayanan medik gigi dasar, meliputi: Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang Iebih mampu Memberikan peyuluhan secara individu atau kelompok Memelihara kebersihan (higiene klinik) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan d. Pencatatan dan pelaporan. 13. Upaya kesehatan jiwa a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat d. Pengembangan upaya kesehatanjiwa di puskesmas melalui pengembangan peran serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan jiwa e. Pencatatan dan pelaporan. 14. Upaya kesehatan mata a. Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan pokok Iainnya b. Upaya kesehatan mata: Anamnesa Pemeriksaan visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes saluran air mata, tes lapangan pandang, funduskopi, dan pemeriksaan laboratorium Pengobatan dan pemberiaan kacamata 15. Upaya pembinaan peran serta masyarakat Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui: a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, limas sektoral dan berbagai organisasi kesehatan yang dilaksanakan melalui dialog. seminar dan lokakarya , dalam rangka komunikasi, informasi, dan motivasi dengan memanfaatkan media massa dan sistem informasi kesehatan b. Persiapan petugas penyelenggara melalui latihan, orientasi atau sarasehan kepemimpinan di bidang kesehatan c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan: Pendekatan kepada tokoh masyarakat Survei mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang telah dilatih e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat. 16. Upaya pembinaan pengobatan tradisional a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional b. Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional. K. Sarana Penunjang Puskesmas 1. Puskesmas Pembantu Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral Puskesmas, yang harus dibina secara berkala oleh Puskesmas. Tujuan Puskesmas Pembantu adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas Pembantu didirikan dengan perbandingan 1 (satu) Puskesmas Pembantu untuk melayani 2 (dua) sampai 3 (tiga) desa/kelurahan. Penanggungjawab Puskesmas Pembantu adalah seorang perawat atau Bidan, yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan atas usulan Kepala Puskesmas. Tenaga minimal di Puskesmas Pembantu terdiri dari 1 (satu) orang perawat dan 1 (satu) orang bidan. Pendirian Puskesmas Pembantu harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan dan ketenagaan. Bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan di Puskesmas Pembantu harus dilakukan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala agar tetap laik fungsi. Jumlah Puskesmas Pembantu (pustu) dirinci menurut kondisi fisik bangunannya. Rincian kondisi fisik tersebut adalah: a. Baik: apabila bangunan (pustu) yang bersangkutan dalam kondisi baik atau tidak mengalami kerusakan. b. Rusak Ringan: apabila bangunan (pustu) yang bersangkutan terjadi kerusakan pada komponen pintu, jendela, kaca, penggantung, pengunci, cat, dan sebagainya. c. Rusak Berat: apabila bangunan (pustu) yang bersangkutan terjadi kerusakan pada komponen pokok dari bangunan seperti pilar, pondasi, sloope, ring balk. d. Rusak Total: apabila bangunan (pustu) yang bersangkutan sudah tidak dapat digunakan atau dimanfaatkan lagi. 2. Puskesmas Keliling Puskesmas keliling adalah kegiatan puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terutama yang berhubungan dengan promotif dan preventif. Puskesmas Keliling merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang sifatnya bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung Puskesmas. Puskesmas Keliling dilaksanakan secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dengan memperhatikan siklus kebutuhan pelayanan. Unit pelayanan kesehatan keliling dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau roda 2 dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas. Fungsinya menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan Puskesmas Keliling adalah : a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas Pembantu. b. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa. c. Dipergunakan sebagai alat transpor penderita dalam rangka rujukan bagi kasus gawat darurat. d. Melakukan penyuluhan Kesehatan L. Skema fungsi dan upaya puskesmas Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus dipraktikkan di semua bidang kesehatan masyarakat karena pada hakikatnya setiap masalah kesehatan merupakan hasil perilaku, yaitu interaksi manusia (host) dengan bibit penyakit atau pengganggu lainnya (agent) dan lingkungan (environment). Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari fungsi UKM dari Puskesmas. Keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan masyarakat yang selama ini dilaksanakan di bidang kesehatan dipandu dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Pedoman umum ini menyebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan merupakan kelanjutan dari pemberdayaan keluarga melalui pengembangan PHBS tatanan rumah tangga. Pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif itu tidak lain bertujuan untuk terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan Sehat. Kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan UKP tingkat pertama memang dapat menghasilkan individu sehat, yang diukur dengan Indikator Individu Sehat (IIS). Tetapi dengan cara ini saja, Kecamatan Sehat akan sulit dicapai. Pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan yang dilakukan di wilayah kerjanya, Puskesmas akan lebih cepat mencapai Kecamatan Sehat. Puskesmas melaksanakan pemberdayaan keluarga dan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan serta pembinaan desa dan kelurahan. Pemberdayaan keluarga akan menghasilkan keluarga-keluarga sehat yang diukur dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS), sedangkan pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan akan menghasilkan peranserta masyarakat berupa UKBM seperti Posyandu, Posbindu, Polindes, Pos UKK, dan lain-lain. Kegiatan Puskesmas dalam pelaksanaan pembangunan wilayah berwawasan kesehatan akan menghasilkan tatanan-tatanan sehat, seperti sekolah sehat, pasar sehat, kantor sehat, masjid dan mushola sehat, dan lain-lain yang diukur dengan Indikator Tatanan Sehat (ITS), dan masyarakat sehat yang diukur dengan Indikator Masyarakat Sehat (IMS). Kesemua upaya Puskesmas tersebut akhirnya akan bermuara pada terciptanya Kecamatan Sehat M. Program Kesehatan di Puskesmas 1. Promosi Kesehatan (Promkes) a. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat b. Sosialisasi Program Kesehatan c. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) 2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) : a. Surveilens Epidemiologi b. Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabies 3. Program Pengobatan : a. Rawat Jalan Poli Umum b. Rawat Jalan Poli Gigi c. Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan d. Unit Gawat Darurat (UGD) e. Puskesmas Keliling (Puskel) f. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana), Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun 4. Upaya Peningkatan Gizi a. Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi 5. Kesehatan Lingkungan : a. Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah b. Survey Jentik Nyamuk 6. Pencatatan dan Pelaporan : Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) N. Upaya Kesehatan Puskesmas 1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) a. Upaya kesehatan masyarakat wajib/ esensial (Basic Six). Berdasarkan komitmen nasional, regional & global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan yaitu : 1) Promosi Kesehatan (Promkes) 2) Kesehatan Lingkungan (Kesling) 3) Pelayanan Gizi, KIA-KB 4) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tdk Menular 5) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular b. Upaya Kesmas Pengembangan. Berdasarkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, yaitu: 1) Kesehatan Sekolah (UKS) 2) Kesehatan Jiwa 3) Kesehatan Gigi Masyarakat 4) Kesehatan Tradisional dan Komplementer 5) Kesehatan Olahraga 6) Kesehatan Kerja (UKK) 7) Kesehatan Indera 8) Kesehatan Lanjut Usia 9) Kesehatan lainnya sesuai kebutuhan Puskesmas6. Surveillans dan sentinel SKDR 2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) a. Pelayanan Rawat Jalan b. Pelayanan Gawat Darurat c. Pelayanan Satu Hari (One Day Care) d. Pelayanan Rawat Inap e. Pelayanan Kematian, dan lain-lain. O. Azas Penyelenggaraan 1. Azas pertanggungjawaban wilayah 2. Azas pemberdayaan masyarakat 3. Azas keterpaduan 4. Azas rujukan P. Tanggung Jawab Perawat Puskesmas dalam penyelenggaraan 3 fungsi Puskesmas 1. Fungsi penggerak pembangunan: Mengidentifikasi faktor risiko kesehatan yg timbul di masyarakat, melaksanakan kegiatan promkes dan pencegahan penyakit. 2. Fungsi pemberdayaan masyarakat : Bertanggung jawab dalam memberdayakan individu, keluarga, kelompok untuk mampu menyelesaikan masalah sehingga mandiri. 3. Fungsi yankes strata 1 : Bertanggung jawab dalam memberikan askep kepada individu, keluarga, kelompok khusus. Q. Kompetensi Minimal Perawat Puskesmas 1. Askep terhadap individu, kelurga & kelompok dalam bentuk kegiatan: tindakan keperawatan langsung, pengobatan dasar sesuai kewenangan, gadar, pencegahan infeksi. 2. Promosi kesehatan untuk pemberdayaan individu, keluarga, kelompok 3. Surveillance : identifikasi faktor risiko, penemuan kasus dini, KLB. 4. Membina pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat 5. Pelatihan kader 6. Monitoring & evaluasi 7. Pendokumentasian. R. Sistem rujukan Suatu jaringan sistem pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik baik vertikal ataupun horizontal kepada yang lebih kompeten, terjangkau & dilakukan secara rasional. Tujuan : Tujuan Umum : Dihasilkannya pemerataan upaya kesehatan yang didukung mutu pelayanan yang optimal dalam memecahkan masalah secara berdaya guna dan berhasil guna. Tujuan Khusus: Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat promotif, preventif, kuratif & rehabilitative. Jenis Rujukan 1. Rujukan medik: rujukan pasien, spesimen, rujukan ilmu pengetahuan. 2. Rujukan kesehatan : Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit, pemberian pangan untuk bencana kelaparan, bantuan untuk pengungsi. Sistem Rujukan 1. Upaya kesehatan diselenggarakan secara terpadu, berkesinambungan, dan paripurna melalui sistem rujukan. 2. Rujukan di bidang upaya kesehatan perorangan dalam bentuk pengiriman pasien, spesimen, dan pengetahuan tentang penyakit dengan memperhatikan kendali mutu dan kendali biaya, serta rujukan di bidang upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan berwenang serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
1. Sistem Rujukan Kesehatan Perorangan
(Pasal 3) (1) Sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan diselenggarakan secara berjenjang berdasarkan kompetensi dan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, yang melibatkan semua fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan masyarakat/swasta. (2) Khusus untuk sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan bagi ibu hamil dan bersalin diselenggarakan berjenjang dari FKTP ke Puskemas PONED 24 Jam, lalu ke RS PONEK 24 Jam baik milik pemerintah maupun masyarakat/swasta. (3) RS Swasta melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dan dapat pula menjadi rujukan bagi pelayanan kesehatan lainnya. (4) Semua fasilitas kesehatan rujukan harus terakreditasi sesuai dengan kelasnya. (5) Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta wajib menerima pasien rujukan dan /atau kasus gawat darurat tanpa melihat status dan latar belakang termasuk status keikutsertaan dalam jaminan kesehatan, serta menanganinya sesuai dengan prosedur dan standar pelayanan yang berlaku. (6) RS Pemerintah dan Swasta wajib menyediakan tempat tidur Kelas 3 dalam jumlah yang memadai. (7) Pembiayaan untuk kasus rujukan bagi peserta BPJS dibebankan kepada BPJS; bagi pasien yang tidak tercakup dalam skema jaminan kesehatan dibebankan kepada yang bersangkutan, dan bagi masyarakat miskin yang tidak termasuk dalam PBI dibebankan kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota. (8) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib menyediakan Rumah Tunggu atau Rumah Singgah di Kota Pekanbaru bagi ibu hamil dengan risiko tinggi yang harus ditangani di RS Rujukan Provinsi, dan bagi pasien PTM yang membutuhkan pengobatan rutin di RS Rujukan Provinsi; serta bagi pasien yang menunggu jadwal operasi. (9) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis upaua memfasilitasi tersedianya pelayanan transportasi rujukan medis dari puskesmas. (10) Dinas berwenang untuk menata, mengarahkan, dan mengawasi sistem rujukan kesehatan perorangan. 2. Sistem Rujukan Kesehatan Masyarakat (Pasal 41) (1) Sistem rujukan pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan secara berjenjang dari desa/kelurahan, puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Dinas Kesehatan Provinsi. (2) Dinas dalam penerimaan rujukan pemeriksaan sampel makanan minuman dan lingkungan yaitu tanah, air, udara, dan spesimen lainnya, secara teknis dilaksanakan oleh UPT Laboratorium Kesehatan. (3) Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta berkewajiban melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan berkordinasi dengan Dinas. 3. Sistem Rujukan untuk Kepentingan Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan (Pasal 25) (1) Sistem rujukan untuk kepentingan pendidikan kedokteran dan kesehatan diselenggarakan secara khusus yaitu dari semua fasilitas kesehatan langsung ke rumah sakit pendidikan. (2) Rumah sakit pendidikan dapat menerima pasien yang menjadi kewenangan FKTP untuk kepentingan pendidikan kedokteran dan kesehatan. (3) Penyelenggaraan sistem rujukan untuk kepentingan pendidikan dan kesehatan dapat dibiayai oleh BPJS. 4. Pelayanan Kesehatan di Daerah Lintas Batas Provinsi (1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kesehatan di daerah lintas batas antar provinsi. (2) Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyediakan SDM kesehatan, sarana, prasarana, obat dan vaksin dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di daerah lintas batas antar provinsi. (3) Koordinasi pelayanan kesehatan di daerah lintas batas dilaksanakan sesuai dengan Naskah Kerja Sama antar provinsi.