Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN KEPERAWATAN

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perencanaan Keperawatan

Banyak para ahli menulis pengertian perencanaan keperawatan, antara lain sebagai
berikut :

1. Hunt Jennifer dan Mak


Rencana asuhan keperawatan adalah catatan yang ada tentang intervensi rencana
keperawatan.
2. Mayer
Rencana asuhan keperawatan adalah pengkajian yang sistematis dan identifikasi
masalah, penentuan tujuan, dan identifikasi masalah, penentuan tujuan, dan
pelaksanaan serta cara-cara atau strategi.
3. Lu Verne Wolff, RN, dkk (1998)
Rencana asuhan keperawatan adalah tindakan yang dilakukan ketika memberi asuhan
keperawatan kepada seseorang.
4. Pusdiklat Depkes (DJJ Keperawatan, 1997)
Perencanaan keperawatan yang akan dilakukan untuk menanggulangi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien.
5. Lismidar H., SKM (1989)
Perencanaan keperawatan adalah mennetukan prioritas, menulis tujuan, dan
merencanakan tindakan keperawatan.
6. Zaidin Ali, SKM, MBA, MM (1989)
Perencanaan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan penentuan langkah-
langkah pemecahan masalah dan prioritasnya, perumusan tujuan, rencana tindakan,
dan penilaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis data dan diagnosis
keperawatan.
B. Langkah-langkah Merumuskan Perencanaan Keperawatan

1. Menentukan Prioritas Masalah


Penetapan prioritas adalah penyusunan urutan diagnosis keperawatan/masalah
klien dengan menggunakan tingkat kepentingan untuk memperoleh tahapan intervensi
keperawatan yang dibutuhkan (Hendry dan Walker, 2004). Bersama klien, anda akan
memilih prioritas berdasarkan kedaruratan masalah, keselamatan dan keinginan klien,
sifat terapi dan hubungan anatar-diagnosis. Berdasarkan kepentingannya, prioritas
dapat dikategorikan menjadi :
1. Prioritas Tinggi : prioritas yang mencerminkan situasi yang mengancam
kehidupan (nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan tindakan terlebih dahulu
2. Prioritas Sedang : prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat dan
tidak mengancam kehidupan klien
3. Prioritas Rendah : prioritas yang menggambarkan situasi yang tidak
berhubungan langsung dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik.

2. Menuliskan Kriteria Evaluasi (Hasil) / (Outcomes)


Tujuan klien dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang digunakan
untuk mengevaluasi kemajuan klien atau keterampilan perawat. Tujuan klien seperti
halnya semua komponen proses perencanaan asuhan bersifat dinamis, oleh karena itu
tujuan pasien dapat berubah dengan cepat. Pernyataan tujuan pasien yang spesifik dan
indivisual merupakan hal yang penting digunakan untuk mengevaluasi respon pasien
terhadap perawatan dan mengevaluasi keberhasilan rencana tindakan.
a. Tujuan klien
Tujuan klien merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu perilaku klien,
keluarga atau kelompok yang dapat diukur setelah intervensi keperawatan
diberikan. Tujuan berpusat pasa klien merupakan perilaku atau respon spesifik atau
terukur yang menggambarkan tingkat kemungkinan tertinggi dari kesejahteraan
dan kemandirian pasien.

b. Tujuan keperawatan
Tujuan keperawatan digunakan sebagai petunjuk untuk memilih intervensi
keperawatan dsan kriteria dalam evaluasi intervensi keperawatan. Maksud
penulisan tujuan dan hasil yaitu 1.Memberikan arahan untuk intervensi
keperawatan yang individual, 2.Hasil dan tujuan digunakan untuk menentukan
keefektifan intervensi.
Tujuan memiliki batas waktu. Batasan ini bergantung pada sifat masalah,
etiologi, kondisi keseluruhan klien dan lingkungan.
1) Tujuan jangka panjang
Tujuan jangka panjang merupakan perilaku atau respon klien yang
diharapkan dalam waktu yang lebih lama, biasanya beberapa minggu atau
bulan. Tujuan jangka panjang ini mengarah pada klien yang mengalami
perubahan respon fisiologis dan psikologis, mencapai keterampilan
psikomotorik, meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan,
pernyataan tersebut menggambarkan hasil klien yang digunakan sebagai
dasar untuk mengevaluasi kemajuan klien.
Sifat tujuan jangka panjang bergantung pada diagnosa keperawatan
yang mencerminkan pemulihan, pemeliharaan atau peningkatan kesehatan.

2) Tujuan jangka pendek


Tujuan jangka pendek merupakan perilaku atau respon klien yang
diharapkan dalam jangka waktu pendek, biasanya dalam 1 minggu. Sasaran
diharapkan tercapai dalam periode waktu yang singkat sehingga pelayanan
kesehatan saat ini dalam merawat lebih singkat, diarahkan untuk rencana
perawatan yang mendesak.
Tujuan jangka pendek sifatnya lebih segera dsan biasanya dapat
dicapai ketika klien berada dalam pelayanan asuhan langsung di pelayanan
kesehatan. Tujuan jangka pendek menguraikan maksud dari hasil tindakan
tertentu, bukan prosesdari tindakan tersebut, (Mager,1994). Biasanya
diperlukan 3 sampai 6 tujuan jangka pendek untuk setiap tujuan jangka
panjang.
Tiga alasan penyusunan jangka pendek:
a) Tujuan jangka pendek memberikan arahan untuk memilih atau
merancang strategi dan intervensi keperawatan.
b) Tujuan jangka pendek dinyatakan dengan tepat menyiratkan isi,
kemungkinan materi yang diperlukan dan metode strategi atau
intervensi.
c) Tujuan jangka pendek memberikan cara bagi perawat dan klien untuk
mengorganisasi upaya, oleh karena itu tujuan jangka pendek
merupakan alat yang sangat berguna dalam mendesain, menerapkan
dan mengevaluasi asuhan klien.

3. Memilih rencana / intervensi keperawatan


Tipe intervensi :
a. Intervensi perawat
Adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan kesehatan dan diagnosa
keperawatan klien. Kegiatan berhubungan dengan promosi kesehatan,
mempertahankan atau menjaga kesehatan klien. Tipe intervensi ini dikategorikan
menjadi tiga yaitu 1) Dependen 2) Interdependen dan 3) Independen. Intervensi
ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan orang lain, instruksi dokter atau
profesi lainnya. Intervensi mencakup aktivitas kehidupan sehari- hari (ADL),
penyuluhan kesehatan, promosi kesehatan dan konseling.
b. Intervensi Dokter
Adalah respon dokter terhadap diagnosa medis dan perawat menyelesaikan
instruksi tertulis dokter. Intervensi tidak selalu berada dalam praktik legal
keperawatan tetapi intervensi tersebut berada dalam praktik keperawatan, bagi
perawat untuk menyelesaikan instruksi tersebut. Contoh intervensi : medikasi,
implementasi prosedur invasif, mengganti balutan dan mempersiapkan
pemeriksaan diagnostik. Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung jawab
spesifik dan pengetahuan keperawatan teknik spesifik.
c. Intervensi Kolaboratif
Adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian khusus
dari berbagai profesional keperwatan kesehatan.

Strategi Keperawatan
Bagian terpenting dari komponen perencanaan adalah pemilihan strategi.
Strategi adalah keseluruhan metode atau pendekatan yang memberikan panduan
untuk melaksanakan intrvensi individu. Ketika memilih strategi, perawat
mempertimbangkan kekuatan klien seperti kemampuan memecahkan masalah dan
berkomunikasi; keterbatasan klien, seperti masalah kesehatan; dan sumber internal
dsn eksternal seperti pola koping dan dukungan dari anggota keluarga. Strategi
yang dibahas seperti 1) belajar mengajar, 2) pemecahan masalah 3) penggunaan
diri secara terpeutik 4) kepedulian 5) manajemen stress 6 ) modifikasi perilaku 7)
membuat kontrak 8) proses kelompok dan 9) prinsip -prinsip praktik keperawatan

Intervensi keperawatan
Adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari
tingkat kesehatan saat ini ketingkat yang diinginkan sesuai hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994). Intervensi keperawatan mewakili fungsi dependen perawat
professional dengan menguraikan perilaku perawat, klien dan orang terdekat
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Intervensi keperawatan berhubungan
langsung dengan kriteria hasil tertentu dan area isi yang berhubungan.
Perawat menggunakan keterampilan untuk mengambil keputusan terhadap
pertimbangan, penilaian dan pilihan untuk menentukan intervensi keperawatan
mana yang paling mungkin dapat mencapai hasil yang diinginkan.Baik sendiri
atau perawat lain dan anggota tim kesehatan lain, perawat mempertimbangkan
pilihan yang tersedia dengan menggunakan pengetahuan praktik keperawatan dan
disiplin lain.

Pedoman intervensi keperawatan

a. Intervensi keperawatan sesuai dengan masing-masing hasil dan strateginya.


Sifat tujuan jangka panjang dan tujuan jangka prndek menentukan sifat intrvensi.
Intervensi mencerminkan pemeliharaan, peningkata dan pemulihan kesehatan,
yang bergantung pada fokus dari hasil yang diinginkan.
Jumlah intervensi keperawatan yang adekuat diperlukan untuk mencapai tujuan
jangka pendek. Biasanya cukup dua atau enam intervensi. Untuk menentukan
"adekuasi" ditanyakan apakah tindakan dalam intervensi keperawatan dapat
mencapai hasil tersebut.
b. Prinsip ilmiah dan praktik memberikan rasionalisasi untuk intervensi
Perawat perlu mempunyai pengetahuan ilmiah untuk membenarkan / memberikan
rasionalisasi intervensi keperawatan. Terdapat 2 tipe rasionalisasi untuk intervensi
keperawatan.

1) Berorientasi pada strategi


Intervensi keperawatan yang berorientasi pada strategi, mencerminkan prinsip,
pedoman, langkah, aturan, dan konsep strategi.
2) Berorientasi pada isi
Intervensi keperawatan yang berorientasi pada isi : mengacu pada topik atau
fokus dari kriteria hasil.

4. Dokumentasi Rencana Tindakan


Petunjuk penulisan rencana tindakan keperawatan yang efektif :
a. Sebelum menuliskan rencana tindakan keperawatan, kaji ulang semua data
yang ada sumber data yang memuaskan meliputi :
1) Pengkajian sewaktu klien masuk rumah sakit
2) Diagnosa keperawatan waktu masuk rumah sakit
3) Keluhan utama klien atau alasan dalam berhubungan dengan pelayanan
kesehatan
4) Laboratorium ritme
5) Latar belakang sosial budaya
6) Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
7) Observasi dari tim kesehatan klien
b. Daftar dan jenis masalah aktual, resiko dan kemungkinan. Berikan prioritas
utama pada masalah aktual yang mengancam jiwa, yang dihubungkan dengan
masalah yang mengancam kesehatan, tanyalah diri sendiri dengan pertanyaan :
1) Apakah mungkin masalah cukup jelas dan ringkas
2) Apakah masalah tersebut mencerminkan data secara subjektif dan
objektif dari data-data yang terkumpul
3) Apakah petugas lain mengerti apa yang telah ditulis
4) Apakah faktor penyebab dan pendukung cukup jelas dimengerti dalam
membantu menentukan prioritas yang dituliskan
5) Apakah masalah potensial sudah valid
6) Apakah setiap masalah telah dikaji
c. Untuk mempermudah dan bisa dimenegerti dalam membuat rencana tindakan
berilah gambaran dan ilustarasi bila mungkin diagnosa khususnya sangat
membantu ketika teknologi canggih digunakan untuk perawatan klien atau
ketika menggambarkan lokasi anatomi.
d. Tuliskan dengan jelas, khusus, terukur, kriteria hasil yang diharapkan untuk
menetapkan masalah. Bersama dengan klien tentukan keterampilan kognitif,
afektif, dan psikomotor yang memerlukan perhatian.
e. Selalu ditanda tangani dan diberi tanggal rencana tindakan, hal ini penting
karena seorang perawat profesional akan bertanggung jawab dan tanggung
gugat untuk melaksanakan rencana tindakan yang telah tertulis.
f. Mulai rencana tindakan dengan menggunakan “action verb”
g. Alasan prinsip specifity untuk menuliskan diagnosa keperawatan :
1) Bagaimana prosedur akan dilaksanakan
2) Kapan dan berapa lama
3) Jelaskan secara singkat keperluan apa yang harus dipenuhi, termasuk
tahap-tahapan tindakan
h. Tuliskan rasional dari rencana tindakan. Hal ini sangat membantu tenaga
keperawatan untuk bekerja secara rasional yang tidak hanya berdasarkan
kegiatan rutinitas pada semua permasalahan klien dan hal ini akan dapat
membantu dalam mengevaluasi efektifitas tindakan.
i. Klien dan keluarganya jika memungkinkan diikut sertakan dalam
perencanaan.
j. Rencana tindakan harus sesuai dengan waktu yang ditentukan dan diusahakan
untuk selalu diperbaharui, misalnya setiap pergantian dinas, setiap hari dan
sewaktu-waktu diperlukan
k. Gunakan pena tinta dalam menulis untuk mencegah penghapusan tulisan atau
tidak jelasnya tulisan.

C. Perumusan Tujuan Dan Kriteria Hasil

Kriteria evaluasi atau hasil mempunyai ciri -ciri sebagai berikut :


1. Setiap kriteria hasil berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Hasil yang ditetapkan dalam kriteria hasil, memungkinkan untuk dicapai.
3. Setiap kriteria hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik.
4. Kriteria harus sekonkrit mungkin untuk memudahkan pengukuran.
5. Kriteria cukup besar atau dapat diukur. Hasilnya dapat dilihat dan
didengar.
6. Kriteria menggunakan kata - kata positif bukan menggunakan kata
negatif.

Pedoman penulisan kriteria hasil :

1. Berfokus pada klien.


2. Singkat dan jelas.
3. Dapat di observasi dan di ukur.
4. Ada batas waktu.
5. Ditentukan oleh perawat dan klien.

Pedoman penulisan tujuan dan kriteria hasil berdasarkan SMART :

a. Spesific (tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda)


Tujuan dan hasil difokuskan kepada klien yang mencerminkan
perilakudan respon klien yang diperkirakan sebagai hasil dari
intervensi keperawatan.
b. Measureable (tujuan dapat di ukur khususnya perilaku pasien yang
dapat dilihat, diraba, dirasakan dan dibau). Outcome yang diukur dan
di observasi meliputi pertanyaan "apa" dan "sejauh mana". Melalui
pengamatan perubahan dapat diamati dalam temuan fisiologis, tingkat
pengetahuan klien dan perilaku.
c. Achieveble (tujuan harus dapat dicapai)
Tujuan dan hasil yang disebutkan dalam istilah yang dapat diukur
memungkinkan perawat menilai secara objektif perubahan status
klien. Hasil yang diharapkan, ditulis perawat, sebagai standar
mengukur respon klien terhadap asuhan keperawatan.
d. Reasonable / Realistic (tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah)
Tujuan dan hasil diharapkan singkat dan realistis dengan cepat
memberikan klien dan perawat suatu rasa pencapaian.
e. Time (batasan waktu atau tujuan keperawatan)
Hal ini membantu perawat dan klien dalam menentukan kemajuan
dengan kecepatan yang jelas. Ketika tiba mengevaluasi, perawat
mengkaji klien untuk menentukan hasil tertentu telah tercapai atau
belum. Jika hasil yang diharapkan tidak tercapai tetapi masih sesuai
untuk perawatan klien, maka ditetapkan tanggal evaluasi lebih lanjut.

Komponen pernyataan tujuan dan kriteria hasil :


a. Subject
Terdiri dari klien, keluarga atau atribut dari klien.
b. Verb
Meliputi kegiatan klien contoh memberikan, memperlihatkan,
mendemonstrasikan, berjalan, menjelaskan dan lain - lain.
c. Kondisi
Keterangan yang ditambahkan dibelakang verb untuk menjelaskan
kondisi atau tingkah laku klien saat melakukan tindakan.
d. Kriteria penampilan yang diharapkan
Standar kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi.

Manfaat tujuan dan kriteria hasil :


a. Memberikan alat intervensi keperawatan
b. Memberikan batasan waktu dalam aktivitas.
c. Memberikan kriteria untuk mengevaluasi perkembangan klien.
d. Memungkinkan klien dan perawat untuk menentukan tindakan dalam
pemecahan masalah.
e. Membantu memotivasi klien dan perawat dengan memberikan
petunjuk tentang apa yang harus dicapai.

Karakteristik kriteria yang baik/benar :


a. Masing - masing kriteria berhubungan dengan tujuan.
b. Tujuan dalam kriteria harus mungkin dicapai.
c. Kriteria merupakan pernyataan yang spesifik dari suatu tujuan
d. Kriteria spesifik dan konkrit untuk memudahkan pengukuran
pencapaian tujuan.
e. Kriteria dapat diukur / dinilai

BAB II
PEMBAHASAN

Dalam bab ini kelompok akan membahas kasus dengan gangguan kebutuhan eliminasi
fekal :

Contoh kasus:
Seorang kakek bernama Evart yang berumur 65 tahun mengeluh nyeri pada
perut bagian bawah. Kakek mengatakan bahwa sudah seminggu belum BAB. Biasanya
kakek bisa BAB tiga hari sekali. Sejak saat itu kakek tidak pernah menghabiskan porsi
makan sehari-harinya karena kurang nafsu makan. Setelah dikaji inspeksi terdapat
pembesaran abdomen dan saat dipalpasi ada impaksi feses.

Analisa Data:

No Data Etiologi Masalah


1. Data subjektif : Perilaku defekasi Konstipasi
Seminggu tidak BAB, yang tidak teratur
kebiasaan BAB tiga hari
sekali.

Data objektif :
TTV :
- TD:130/95
mmHg
- Nadi : 90x/mnt
- RR : 23x/mnt
- Suhu : 350C
-
Inspeksi : pembesaran
abdomen.
Palpasi : perut terasa
keras, ada impaksi
feses.
Perkusi : redup.
Auskultasi : bising usus
tidak terdengar

Intervensi dan Rasional

Tujuan
TG NO.
& Rencana Tindakan Rasional Paraf
L Dx
Kriteria Hasil
27- 1. Tujuan : 1.   Tindakan Mandiri:
03-
Setelah dilakukan 1. Untuk
2015 1. Tentukan pola
tindakan asuhan mengembalika
defekasi bagi
keperawatan selama 3 x n keteraturan
klien dan latih
24 jam, diharapkan pola defekasi
klien untuk
gangguan konstipasi klien
menjalankannya
pada klien teratasi. 2. Untuk
2. Atur waktu yang
memfasilitasi
tepat untuk
Kriteria Hasil : refleks
defekasi klien
1. Pola defekasi defekasi
seperti sesudah
kembali normal
makan
( 3 hari sekali ) 3. Nutrisi serat
3. Berikan cakupan
2. Bising usus 5 – tinggi untuk
nutrisi berserat
12 kali / menit melancarkan
sesuai dengan
3. Tidak ada eliminasi fekal
indikasi
pembesaran pada 4. Untuk
4. Berikan cairan
abdomen melunakkan
jika tidak
eliminasi feses
kontraindikasi 2-
3 liter per hari
b. 
c.      
d

2.   Tindakan Kolaborasi:
1. Untuk
1. Pemberian melunakkan Kelompok
5A
laksatif atau feses
enema sesuai
indikasi
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, Deden.2012.Proses Keperawatan ; Penerapan Konsep & Kerangka


Kerja.Yogyakarta : Gosyen Publising
Ali, Zaidin.2009.Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Jakarta : EGC
Ralph, S. S. 2002. NANDA Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2005 –
2006. Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai