Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN PENGISIAN

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA


(Friedman)

A. Pengkajian
1. Identitas Diri
a. NamaKK : Bpk. F
b. Umur KK : 30 tahun
c. Alamat : Tegalduwur RT. 04 RW. 02 Wadunggetas, Wonosari, Klaten
d. Pekerjaan : Petani
e. Pendidikan : SMA

Susunan Anggota Keluarga :

No Nama Umur Sex Tgl Lahir Pendidik Pekerjaan Hubungan


(L/P an
)
1. Bpk. F 30 thn L 5/5/1988 SMA Petani Kepala keluarga
2. Ibu N 27 thn P 14/1/1993 SMA IRT Istri
3. Ibu J 65 thn P 10/1/2019 SD - Orang tua
4. By. K 1,5 thn L 11/4/1998 Belum - Anak
sekolah

1
Genogram

Keterangan:

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Menikah

2
Anak

Serumah

f. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ibu J adalah tipe extended family yang terdiri dari seorang
nenek, ayah, ibu, dan seorang anak.
g. Suku Bangsa
Keluarga Ibu J adalah suku Jawa, berkebangsaan Indonesia.
h. Agama
Agama yang dianut keluarga Ibu J adalah agama Islam
i. Status sosial ekonomi keluarga
Status ekonomi keluarga Ibu J tergolong sederhana, pendapatan keluarga
hanya berasal dari kepala keluarga yang bekerja sebagai petani, dengan
penghasilan rata-rata 700.000-1.000.000 rupiah/bulan dan uang pensiunan .
Penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
keperluan lain.
j. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga Ibu J adalah menonton TV atau mendengarkan radio.
Pergi berwisata hanya sesekali ke tempat yang dekat dan terjangkau
bersama anak dan cucunya.

2. Riwayat tahap perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga yang dialami Ibu J adalah tahap keluarga
usia lanjut karena suami Ibu J sudah meninggal lima tahun yang lalu. Kini
tinggal bersama anak bungsunya yaitu Bpk. F
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
- Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Ibu J mengatakan bersyukur dan puas dengan keadaannya saat ini, ia
merasa bahagia masih bisa berkumpul dengan anak dan cucunya.
- Mempertahankan hubungan perkawinan
Ibu J tidak berencana menikah lagi setelah kepergian suaminya.

3
- Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
Ibu J sudah ikhlas dengan kepergian suaminya.
- Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
Ibu J selalu berusaha menjaga ikatan keluarganya agar tetap harmonis
dengan sering melakukan silaturahim.
- Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaan dan
integrasi hidup)
Ibu J mengatakan bahwa sebagai manusia, di dunia ini hanya
sementara, sehingga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

- Melakukan “life review”


Ibu J sering merenungkan apa saja yang sudah ia lakukan selama
hidupnya.

c. Riwayat keluarga inti


1) Proses Terbentuknya Keluarga
Ibu J dan suaminya menikah pada tahun 1975, saat itu Ibu J berumur
18 tahun dan suaminya 23 tahun. Mereka dikaruniai tiga orang anak,
yang pertama perempuan, lalu yang kedua dan ketiga laki-laki. Suami
Ibu J pensiun pada usia 60 tahun, lalu meninggal pada usia 65 tahun.
Saat ini, Ibu J tinggal bersama anak bungsunya, menantu, dan
cucunya. Sedangkan anak-anaknya yang lain sudah berkeluarga dan
tinggal bersama keluarganya.
2) Riwayat Kesehatan
1) Ibu J mengatakan saat ini ia mengeluh sering merasa pusing,
terkadang seperti mau ambruk saat bangun tidur, Ibu J jarang
memeriksa kondisi kesehatannya, hanya sesekali jika merasa tidak
enak badan.
2) Bpk. F mengatakan jarang sakit, jika sakit ia hanya istirahat atau
berobat ke mantri/puskesmas.
3) Ibu N mengatakan tidak punya masalah kesehatan yang serius, ia
hanya mengeluh menstruasi yang tidak teratur sejak pemakaian
KB.
4) By. K tumbuh dan berkembang dengan baik, ia rutin diberi
imunisasi dan ikut posyandu.
d. Sumber Pelayanan Kesehatan Keluarga

4
Keluarga Ibu J memanfaatkan pelayanan kesehatan Puskesmas dan mantri
disekitar tempat tinggal jika sakit, terkadang juga ke rumah sakit atau
bidan.

e. Riwayat keluarga sebelumnya


Ibu J mengatakan orang tuanya tidak memiliki riwayat penyakit tertentu.
Sedangkan suaminya meninggal karena sakit jantung.

3. Lingkungan.
a. Karakteristik Rumah
1) Rumah (tipe, ukuran , jumlah ruangan, denah)
Luas rumah yang ditempati ± 54 m 3 (6mx9m) terdiri dari 1 ruang
tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang tamu + ruang TV, 1 ruang dapur dan 1
kamar mandi. Bangunan rumah berbentuk rumah Jawa yang
dimodifikasi, lantai rumah terbuat dari keramik yang luar dan dalam
terbuat dari plesteran dengan keadaan cukup bersih dan agak rapi.
Sumber air minum, mandi dan cuci pakaian menggunakan ledeng,
WC menggunakan yang permanent, terletak dibelakang rumah.
Jemuran berada didepan, keluarga ini memiliki tempat tinggal yang
tetap dan tidak berpindah-pindah.

Denah rumah

Dapur R. Makan Kamar mandi


Kamar Ruang TV
Kamar Ruang tamu
Kamar
Teras

2) Ventilasi dan penerangan


Ventilasi ada, jendela pada ruang tamu dan setiap kamar.
3) Persediaan air bersih
Air bersih tersedia dari sumur.
4) Pembuangan sampah
Keluarga Ibu J membuang sampah di tempat yang telah disediakan di
lingkungannya untuk kemudian diangkut oleh petugas pengelola
sampah.
5) Pembuangan air limbah

5
-
6) Jamban/WC (tipe, jarak dengan sumber air)
WC di dalam rumah, tipe septic tank leher angsa jongkok. Jarak
dengan sumber air 10 meter

7) Lingkungan rumah
Lingkungan sekitar rumah bersih.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Ibu J mengatakan tetangganya ramah-ramah, terkadang Ibu J mengobrol
dengan para tentangga di teras, masih suka bergotong royong, saling
membantu jika tetangga ada yang hajatan atau mendapat musibah.

c. Mobilitas geografi keluarga


Keluarga Ibu J menetap.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Ibu J sering ikut kegiatan bersama tetangganya seperti yasinan dan
pengajian.
Ibu N juga ikut kegiatan seperti arisan dan pengajian.
Bpk. F juga selalu ikut serta dalam kegiatan seperti gotong royong
atau kerja bakti.

e. Sistem pendukung keluarga


Seluruh anggota keluarga Ibu J termasuk dalam kategori sehat saat
dilakukan pengkajian. Fasilitas kesehatan juga terjangkau oleh keluarga
Ibu J.

4. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi
keluarga
Ibu J mengatakan keluarga selalu terbuka satu sama lain, setiap anggota
keluarga selalu bercerita jika memiliki masalah, lalu diselesaikan secara
bersama.

6
Dulu sebelum suaminya meninggal, pengambil keputusan dalam keluarga
adalah suami. Namun saat ini peran tersebut digantikan oleh anaknya yang
juga berperan sebagai kepala keluarga.
Ibu J mengatakan dalam keluarganya bebas berpendapat asalkan pendapat
tersebut untuk kebaikan bersama.

b. Struktur kekuatan
keluarga
Ibu J mengatakan antar anggota keluarga saling menghargai, saling
mendukung, mampu untuk merawat diri sendiri, sejauh ini selalu bisa
memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi.

c. Struktur peran
(formal dan informal)
Setiap anggota keluarga Ibu J sudah menjalankan tugas sesuai perannya.
Bpk. F sebagai kepala keluarga dan ayah berusaha mencari nafkah untuk
keluarganya dan juga menjadi pendidik dan pelindung bagi anggota
keluarganya.
Ibu N sebagai seorang ibu, istri, dan menantu juga berusaha menjalankan
tugasnya dengan baik.
Ibu J sebagai seorang ibu dan nenek selalu berusaha melakukan tugas
sesuai perannya.

d. Nilai dan norma


keluarga
Ibu J mengatakan ada beberapa aturan dalam keluarganya, yaitu setiap
anggota keluarga sebisa mungkin sudah di rumah sebelum maghrib,
anggota keluarga biasanya bangun sebelum subuh dan sehabis sholat
subuh anggota keluarga biasanya tidak ada yang tidur lagi.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif
Ibu J mengatakan anggota keluarganya saling menyayangi dan mengasihi,
serta saling menghargai, sejak dulu anggota keluarga selalu merasa
nyaman berkumpul dengan keluarganya.

7
b. Fungsi sosial
Ibu J mengatakan bahwa keluarganya selalu berusaha menjalin hubungan
sosial yang baik dengan orang lain. Berusaha selalu bersikap baik dengan
orang lain, menjaga perilaku sesuai dengan norma yang ada.

c. Fungsi perawatan keluarga


1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Ibu J masih kurang mengetahui tentang permasalahan
kesehatan yang dialami anggota keluarga. Masih sering mengabaikan
kondisi-kondisi yang menunjukkan gejala suatu penyakit. Keluarga
mengatakan meskipun merasa kurang enak badan namun selama
masih bisa beraktivitas maka mereka beranggapakn masih dalam
keadaan sehat. Namun jika kondisi parah, maka keluarga akan segera
berobat.

2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang


tepat
Jika anggota keluarga ada yang sakit lalu dibawa ke fasyankes, maka
keluarga akan bertanya kepada petugas kesehatan atau dokter untuk
mengambil keputusan.

3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit


Cara merawat apabila ada anggota keluarga yang sakit idengan cara
istirahat yang cukup, memberi makan, minum obat yang dibeli di
warung. Apabila tidak kunjung sembuh dengan pergi ke pusat
pelayanan kesehatan terdekat.

4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat


Keluarga Ibu J selalu menjaga kebersihan dan kerapihan rumah dan
lingkungan sekitarnya. Keluarga Ibu J juga tahu pentingnya menjaga
lingkungan rumah agar tetap nyaman dan sehat.

5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan


yang ada

8
di masyarakat
Keluarga Ibu J mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, namun
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, keluarga percaya kepada
petugas kesehatan.

d. Fungsi reproduksi
1) Ibu J memiliki empat anak dan sudah menopause. Ibu J
mengatakan dulu tidak ikut program KB.
2) Ibu N baru memiliki satu anak berusia 1,5 tahun, saat ini
menggunakan KB suntik setiap tiga bulan. Berencana memiliki anak
lagi, namun tidak dalam waktu dekat karena saat ini masih ingin fokus
mengasuh By. K.
3) Bpk. F dan Ibu N merupakan pasangan usia produktif.

e. Fungsi ekonomi
Keluarga Ibu J mengatakan selalu dapat memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari.

6. Stres dan Koping Keluarga

a. Stresor jangka pendek dan panjang


Ibu J mengatakan terkadang khawatir dengan riwayat penyakit gulanya
dan khawatir jika bangun tidur kadang merasa kliyengan

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap


situasi/stressor
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan keluarga selalu berhati-hati
dalam menjaga kesehatan.

c. Strategi koping yang digunakan


Ibu J selalu bercerita kepada anaknya jika menghadapi permasalahan

d. Strategi adaptasi disfungsional


…………………………

9
Keluarga Ibu J selalu berusaha segera menyelesaikan permasalahan dalam
keluarga dengan cara mendiskusikan jalan keluar dari permasalahan
bersama-sama.

10
7. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pada semua anggota keluarga (dari kepala sampai ke kaki)


Yg
Ibu J Bpk. F Ibu N By. K
Diperiksa
Kepala : Kepala: Kepala: Kepala: Kepala:
Rambut, Tidak terapat adanya benjolan Mesochepal, simetris, rambut Mesochepal, simetris, rambut Mesochepal, simetris, rambut
mata, bentuk kepala mesochepal. hitam, tebal. hitam, tebal. hitam, tebal.
hidung, Rambut: Mata: Mata: Mata:
telinga, Beruban, bersih Pupil isokor, sclera tidak ikterik, Pupil isokor, sclera tidak ikterik, Pupil isokor, sclera tidak ikterik,
mulut dll. Mata: konjungtiva tidak anemis. konjungtiva tidak anemis. konjungtiva tidak anemis.
Konjungtiva tidak anemis, Hidung: Hidung: Hidung:
tidak terdapat oedema. Simetris, tidak ada polip, tidak Simetris, tidak ada polip, tidak Simetris, tidak ada polip, tidak
Penglihatan sedikit berkurang. ada skret. ada skret. ada skret.
Telinga: Mulut: Mulut: Mulut:
Simetris, pendengaran agak Bibir tidak kering dan tidak Bibir tidak kering dan tidak Bibir tidak kering dan tidak
berkurang terdapat tanda-tanda sianosis. terdapat tanda-tanda sianosis. terdapat tanda-tanda sianosis.
Hidung: Telinga: Telinga:Tidak ada serumen, Telinga:
Simetris, tidak ada polip Tidak ada serumen, bentuk bentuk simetris Tidak ada serumen, bentuk
Mulut: simetris simetris
Bibir tidak kering dan tidak
terdapat tanda-tanda sianosis.
Leher Leher: Leher: Leher: Leher:

11
Pada leher tidak nampak Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak terdapat pembesaran pada
adanya peningkatan tekanan tiroid tiroid kelenjar thyroid.
vena jugularis.
Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Dada Jantung Jantung Jantung Jantung
I: ictus cordis tidak tampak I: ictus cordis tidak tampak I: ictus cordis tidak tampak I: ictus cordis tidak tampak
A: Tidak ada bunyi tambahan A: Tidak ada bunyi tambahan A: Tidak ada bunyi tambahan A: Tidak ada bunyi tambahan
jantung jantung jantung jantung
Pa: Tidak ada nyeri tekan Pa: Tidak ada nyeri tekan Pa: Tidak ada nyeri tekan Pa: Tidak ada nyeri tekan
Pe: Bunti atas ics 2, bawah ics Pe: Bunti atas ics 2, bawah ics 5 Pe: Bunti atas ics 2, bawah ics 5 Pe: Bunti atas ics 2, bawah ics 5
5

Paru-paru Paru-paru Paru-paru Paru-paru


I: Simetris I: Simetris I: Simetris I: Simetris
A: Tidak ada bunyi napas A: Tidak ada bunyi napas A: Tidak ada bunyi napas A: Tidak ada bunyi napas
tambahan tambahan tambahan tambahan
Pa: Tidak ada nyeri tekan Pa: Tidak ada nyeri tekan Pa: Tidak ada nyeri tekan Pa: Tidak ada nyeri tekan
Pe: sonor Pe: sonor Pe: sonor Pe: sonor

Abdomen I: Datar I: Datar I: Datar I: Datar


A: Bising usus 16xper menit A: Bising usus 14xper menit A: Bising usus 16xper menit A: Bising usus 16xper menit
Pa Tidak ada masa abnormal Pa Tidak ada masa abnormal Pa Tidak ada masa abnormal Pa Tidak ada masa abnormal

12
dalam tubuh dalam tubuh dalam tubuh dalam tubuh
Pe: timpani Pe: timpani Pe: timpani Pe: timpani
Ekstremitas Ektremitas atas dan bawah Ektremitas atas dan bawah tidak Ektremitas atas dan bawah tidak Ektremitas atas dan bawah tidak
tidak ada kelemahan, dapat ada kelemahan, dapat ada kelemahan, dapat digerakkan, ada kelemahan, dapat digerakkan,
digerakkan, tidak ada oedem digerakkan, tidak ada oedem tidak ada oedem tidak ada oedem

Yg Ibu N By. K
Ibu J Bpk. F
Diperiksa
Tampak sedikit keriput, turgor Warna kulit sawo matang, turgor Warna kulit kuning langsat, turgor Turgor kulit baik
Kulit
kulit baik. baik tekstur kenyal. baik tekstur kenyal.
Tanda- TD : 160/80 mmHg TD : 120/90 mmHg TD: 110/80 mmHg -
tanda Vital Nadi : 84 x /menit Nadi : 87 x /menit Nadi : 80 x /menit
RR : 22 x/menit RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
S : 36,3C S : 36,5C S : 36C

8. Harapan Keluarga terhadap petugas kesehatan


Keluarga berharap dengan adanya petugas kesehatan dapat membantu keluarga dalam memelihara kesehatan dan bisa lebih aktif untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga.

13
14
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit pengetahuan manajemen hipertensi berhubungan dengan kurang tepapar informasi
2. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga

C. Intervensi Keperawatan
1. Defisit pengetahuan manajemen hipertensi berhubungan dengan kurang tepapar informasi
Kriteria hasil :
- Pasien dan keluarga mengetahui informasi tentang hipertensi
- Menunjukkan perilaku yang sesuai anjuran yaitu perilaku hidup bersih dan sehat
- Dapat melakukan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

Intervensi
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan tentang hipertensi
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

1
- Ajarkan prosedur pengukuran tekanan darah

2. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
Kriteria hasil :
- Tercipta hubungan terapeutik pasien dengan keluarga dalam perawatan
- Keluarga mengetahui tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga
- Keluraga mengetahui harapan pasien kepada keluarga
- Keluarga terlibat dalam perawatan

Observasi
- Identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan
Terapeutik
- Ciptakan hubungan terapeutik pasien dengan keluarga dalam perawatan
- Diskusikan cara perawatan di rumah ( mis. kelompok, perawatan di rumah, atau rumah singgah)
- Motivasi keluarga mengembangkan aspek positif rencana perawatan
- Fasilitasi keluarga membuat keputusan perawatan
Edukasi
- Jelaskan kondisi pasien kepada keluarga
- Informasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga
- Informasikan harapan pasien kepada keluarga
- Anjurkan keluarga bersikap asertif dalam perawatan
- Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan

2
D. IMPLEMENTASI
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Waktu dan


paraf perawat
1 Defisit pengetahuan Pasien dan keluarga mengetahui informasi tentang hipertensi
manajemen hipertensi Observasi 12/10/2020
berhubungan dengan -Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
kurang tepapar informasi -Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
-Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan tentang hipertensi
-Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Memberikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
-Menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
-Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
-Mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku-
hidup bersih dan sehat
-Mengajarkan prosedur pengukuran tekanan darah

Tercipta hubungan terapeutik pasien dengan keluarga dalam perawatan 12/10/2020


Observasi
- Mengidentifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan
Terapeutik
Manajemen kesehatan - Menciptakan hubungan terapeutik pasien dengan keluarga dalam
tidak efektif berhubungan perawatan
dengan ketidakefektifan
- Mendiskusikan cara perawatan di rumah ( mis. kelompok, perawatan di
pola perawatan kesehatan
. keluarga rumah, atau rumah singgah)
2 - Memotivasi keluarga mengembangkan aspek positif rencana perawatan

3
- Memasilitasi keluarga membuat keputusan perawatan
Edukasi
- Jelaskan kondisi pasien kepada keluarga
- Informasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga
- Informasikan harapan pasien kepada keluarga
- Anjurkan keluarga bersikap asertif dalam perawatan
- Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan

Pasien dan keluarga mengetahui informasi tentang hipertensi


Observasi 13/10/2020
-Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
-Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
-Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Memberikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
-Menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
-Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
-Mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku-
Defisit pengetahuan hidup bersih dan sehat
manajemen hipertensi
-Mengajarkan prosedur pengukuran tekanan darah
berhubungan dengan Tercipta hubungan terapeutik pasien dengan keluarga dalam perawatan
kurang tepapar informasi Observasi 13/10/2020
1, - Mengdentifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan
Terapeutik
- Mendiskusikan cara perawatan di rumah ( mis. kelompok, perawatan di

4
rumah, atau rumah singgah)
- Memfasilitasi keluarga membuat keputusan perawatan
Edukasi
- Menelaskan kondisi pasien kepada keluarga
- Menginformasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga
- Menganjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
Manajemen kesehatan
tidak efektif berhubungan
dengan ketidakefektifan
Pasien dan keluarga mengetahui informasi tentang hipertensi
pola perawatan kesehatan
Observasi 14/10/2020
keluarga
-Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
-Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan tentang hipertensi
-Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Memberikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
2 - Mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Defisit pengetahuan -Mengajarkan prosedur pengukuran tekanan darah
manajemen hipertensi
berhubungan dengan
kurang tepapar informasi

5
1..
2. Manajemen kesehatan Tercipta hubungan terapeutik pasien dengan keluarga dalam perawatan 14/10/202
tidak efektif berhubungan Observasi
dengan ketidakefektifan
pola perawatan kesehatan - Mengidentifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan
keluarga Terapeutik
- Memotivasi keluarga mengembangkan aspek positif rencana perawatan
- Memfasilitasi keluarga membuat keputusan perawatan
Edukasi
- Menjelaskan kondisi pasien kepada keluarga
- Menginformasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga
- Mengnjurkan keluarga bersikap asertif dalam perawatan
- Mengnjurkan keluarga terlibat dalam perawatan

Anda mungkin juga menyukai