Dosen:
apt. Lestyo Wulandari, S.Si., M.Farm.
Kelompok 15 :
1. Ikhar Ridho Dayli (202211101068)
2. Sofyan Dimas Nurhansyah (202211101069)
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air dan eter, agak sukar larut dalam aseton
dan etanol, sukar larut dalam kloroform
BM : 362,65 g/mol
Titik Didih :-
λ max : 254 nm
Log P : 1,61
b. Cetomacrogol emulsifying wax (Cetomacrogol 1000)
Pemerian : Seperti lilin putih atau putih pudar yang meleleh saat dipanaskan
membentuk cairan bening, memiliki aroma seperti setostearil
alkohol
Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, mudah larut dalam eter,
kloroform, dan propelan aerosol
BM : 1123,5 g/mol
λ max : -
Log P : -
c. Chlorocresol
Pemerian : Kristal dimorfosa atau hampir tidak berwarna, atau bubuk kristal
dengan bau fenolik yang khas
Kelarutan : Larut dalam aseton, kloroform, larutan alkali hidroksida, ether, larut
1 bagian dalam 0,4 etanol, larut 1 bagian dalam 260 akuades
BM : 142,58 g/mol
λ max : -
Log P : 0,15
d. Liquid Paraffin
Pemerian : Hablur tembus cahaya atau agak buram, tidak berwarna atau putih,
tidak berbau, tidak berasa, agak berminyak.
Kelarutan : Larut dalam kloroform, eter, minyak atsiri. Sukar larut dalam
etanol dan tidak larut dalam aseton, etanol (95%), dan air. Parafin
dapat dicampur dengan lilin jika dilelehkan.
BM : 400-1400 gram/mol
λmax :-
Log P : 3,39
e. Macrogol 300
Pemerian : cairan kental jernih, tidak berwarna atau praktis tidak berwarna, bau
khas lemah, agak higroskopik.
BM : 285-318 gram/mol
λmax :-
Log P :-
Pemerian : Massa lunak putih, translucent, dan tidak berasa. hablur tembus
cahaya atau agak buram, tidak berwarna atau putih, tidak berbau, tidak
berasa, agak berminyak.
Kelarutan : larut dalam benzena, karbon disulfida, kloroform, eter, heksana, dan
terdiri dari sebagian besar minyak dan mudah menguap. tidak larut
dalam air, gliserin, etanol (95%) dan aseton
BM : 209,29 g/mol
λmax :-
Log P : 3,74
g. Purified Water
Struktur Kimia :
Kelarutan :-
λmax :-
Log P :-
3. Penentuan metode analisis yang digunakan
Metode analisis : Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
2. Preparasi Sampel
Dibuat larutan sampel dalam pelarut metanol dengan konsentrasi sesuai
dengan hasil optimasi (30 ppm) dengan langkah dipipet 3 ml larutan stok
sampel yang sebelumnya telah dibuat dari penimbangan 1,25 gram sampel
dilarutkan dalam 25 ml metanol. 3 ml yang telah dipipet kemudian dilarutkan
dalam 25 ml larutan metanol sehingga didapatkan konsentrasi 30 ppm.
3. Preparasi Eluen
4. Analisis dengan KCKT
5. Analisis kualitatif puncak analit dengan detektor
b) Uji Linieritas
Uji linearitas yang memenuhi persyaratan dilihat dari nilai koefisien regresi (r)
yang dihasilkan, apabila nilainya ≥0,999 maka dianggap telah linier. Linearitas
ditentukan dengan menghitung garis regresi dari plot area puncak vs konsentrasi
larutan standar.
1. Preparasi standar
- Dibuat standar azitromycin dalam pelarut dengan konsentrasi antara 10%
sampai 200 % dari konsentrasi uji sebanyak 5-10 titik konsentrasi yaitu 4,
8, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 ppm.
- Dibuat 2 larutan stok standar, stok standar (1) dibuat dengan menimbang 1
mg standar hidrokortison dilarutkan dalam 50 ml metanol, sehingga
didapatkan larutan stok standar 1 dengan konsentrasi 20 ppm. Selanjutnya
dibuat larutan stok standar (2) dengan menimbang 10 mg hidrokortison dan
dilarutkan dalam 100 ml metanol sehingga didapatkan larutan stok standar
2 dengan konsentrasi 100 ppm.
- Larutan stok standar 1 dan 2 selanjutnya diencerkan untuk mendapatkan
konsentrasi uji dengan cara :
Dipipet 1 mL dari larutan stok standar 1 dimasukkan dalam labu ukur 5 mL
didapatkan 4 ppm.
Dipipet 2 mL dari larutan stok standar 1 dimasukkan dalam labu ukur 5 mL
didapatkan 8 ppm.
Dipipet 5 mL dari larutan stok standar 1 dimasukkan dalam labu ukur 10
mL didapatkan 10 ppm.
Dipipet 5 mL dari larutan stok standar 2 dimasukkan dalam labu ukur 25
mL didapatkan 20 ppm.
Dipipet 3 mL dari larutan stok standar 2 dimasukkan dalam labu ukur 10
mL didapatkan 30 ppm.
Dipipet 2 mL dari larutan stok standar 2 dimasukkan dalam labu ukur 5 mL
didapatkan 40 ppm.
Dipipet 5 mL dari larutan stok standar 2 dimasukkan dalam labu ukur 10
mL didapatkan 50 ppm.
Dipipet 1,2 mL dari larutan stok standar 2 dimasukkan dalam labu ukur 5
mL didapatkan 60 ppm
2. Preparasi eluen
3. Analisis dengan KCKT
4. Menghitung nilai parameter linearitas dan rentang dari data hasil
scanning dicocokkan dengan persyaratan uji linearitas
2. Preparasi eluen
3. Analisis KCKT
4. Menghitung nilai parameter batas deteksi dan batas kuantitasi dari data
hasil scanning dengan program validasi
d) Presisi
Persyaratan RSD pada uji presisi yaitu <2%. Pada literatur tercantum hasil presisi
sebesar 0.23 %.
1. Preparasi standar
a. Dibuat larutan standar hidrokortison dalam pelarut sebanyak 5 macam
dengan konsentrasi antara 80-120% dari konsentrasi uji.
b. Dibuat 3 macam larutan stok standar (1) ditimbang 10 mg hidrokortison
dilarutkan dalam 10 mL pelarut sehingga didapatkan konsentrasi 1000
ppm. (2) ditimbang 14 mg hidrokortison dilarutkan dalam 10 mL pelarut
sehingga didapatkan konsentrasi 1400 ppm. (3) ditimbang 8 mg
hidrokortison dilarutkan dalam 5 mL pelarut sehingga didapatkan
konsentrasi 1600 ppm.
c. Dilakukan pengenceran larutan stok standar sehingga didapatkan 5 macam
konsentrasi dalam rentang 80-120% dari konsentrasi uji yaitu 0,313;
0,625; 1,25; 2,5; dan 5 ppm dengan cara sebagai berikut :
Dipipet 5 mL dari larutan stok standar 1 dimasukkan dalam labu ukur
200 mL didapatkan 25 µg/mL.
Dipipet 3 mL dari larutan stok standar 1 dimasukkan dalam labu ukur
100 mL didapatkan 150 µg/mL.
Dipipet 1 mL dari larutan stok standar 2 dimasukkan dalam labu ukur
50 mL didapatkan 28 µg/mL.
Dipipet 1 mL dari larutan stok standar 3 dimasukkan dalam labu ukur
50 mL didapatkan 32 µg/mL.
Dipipet 5 mL dari larutan stok standar 2 dimasukkan dalam labu ukur
200 mL didapatkan 35 µg/mL
2. Preparasi sampel
Dibuat larutan sampel dalam pelarut metanol dengan konsentrasi sesuai
dengan hasil optimasi (30 ppm) dengan langkah dipipet 3 ml larutan stok
sampel yang sebelumnya telah dibuat dari penimbangan 1,25 gram sampel
dilarutkan dalam 25 ml metanol. 3 ml yang telah dipipet kemudian
dilarutkan dalam 25 ml larutan metanol sehingga didapatkan konsentrasi
30 ppm, di replikasi sebanyak 5 kali.
3. Preparasi eluen
4. Analisis dengan KCKT
5. Menghitung parameter kepresisian dari data hasil scanning dan
dicocokkan dengan persyaratan presisi.
e) Akurasi
Persyaratan RSD dalam uji akurasi yang baik yaitu <1,9% dengan nilai persen
recovery 98-102%. Literatur menyebutkan hasil akurasi sebesar 98.24% dan 98.84 %.
1. Dibuat sampel akurasi dengn cara adisi, dengan penambahan standar
sebanyak 30%, 45%, dan 60%.
2. Preparasi standar
Dibuat standar azitromycin dalam pelarut dengan konsentrasi antara 80- 180%
dari konsentrasi uji sebanyak 5 titik, digunakan kosentrasi 25, 35, 40, 45, dan
50 ppm
3. Preparasi eluen
4. Preparasi sampel
Ditimbang sampel sejumlah tertentu dari sampel adisi, kemudian dilarutkan
dalam metanol sampai didapat konsentrasi hidrokortison sesuai hasil optimasi
konsentrasi uji. Masing-masing sampel adisi dilakukan 3 replikasi
5. Analisis dengan KCKT
6. Menghitung parameter akurasi dari data hasil scanning dan dicocokkan
dengan persyaratan akurasi.
7.
Dapus
Rowe, R.C., Paul, J.S., Marian, E.Q., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients
6th Edition. Pharmaceutical Press : London
Farmakope Indonesia Edisi V
Pubchem.ncbi.nlm.nih.gov
Durgbank.ca
Medicine.org.uk
Henny, 2009, Optimasi Pemisahan Campuran Hidrokortison dan Kloramfenikol
Dalam Krim merek X Menggunakan Metode KCKT, Yogyakarta, Universitas Sanata
Dharma
Herdini, Nurmalasari Dewi, Hadi Veriah, 2020, Analisis Hidrokortison Asetat dalam
Sediaan Krim Pemutih Wajah Secara Kromatogragi Cair Kinerja Tinggi, Jurnal Sains,
Teknologi & Informatika Vol 7