Disusun oleh:
Menyetujui,
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Coach, Mentor,
Narasumber,
iii
PRAKATA
iv
7. Keluarga besar Puskesmas Cilongok II Kabupaten Banyumas atas
dukungan dan kerjasamanya;
8. Para Widyaiswara yang telah berbagi pengetahuan, memberikan
motivasi dan arahan dalam penyusunan rancangan kegiatan
aktualisasi;
9. Seluruh Binsuh yang telah memberi arahan dan bimbingan selama
pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XII Tahun
2019;
10. Seluruh Panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan XII Tahun 2019;
11. Keluarga besar peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
XI dan XII;
12. Seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan motivasinya.
Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis berharap adanya masukan yang membangun dari
berbagai pihak guna membuat rancangan menjadi lebih baik. Dengan
demikian rancangan aktualisasi ini dapat dijadikan dasar dalam
pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS, serta
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB III. PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA..................... 41
A. Profil Organisasi................................................................... 41
1. Keadaan Geografis.......................................................... 41
2. Keadaan Demografi......................................................... 43
3. Visi dan Misi Organisasi................................................... 44
4. Strategi Organisasi........................................................... 45
5. Tujuan Organisasi............................................................ 45
6. Motto Organisasi.............................................................. 46
7. Tata Nilai Organisasi........................................................ 46
8. Struktur Organisasi........................................................... 47
9. Deskripsi Sumber Daya Manusia..................................... 48
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat.............................................. 49
C. Role Model........................................................................... 51
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI............................. 53
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
dengan Nilai ANEKA............................................................ 53
B. Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi............................. 79
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala...................... 86
BAB V PENUTUP................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 89
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................... 91
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Negara adalah keseluruhan lembaga dan pejabat
negara serta pemerintahan negara yang meliputi aparatur kenegaraan
dan pemerintahan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat,
bertugas dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan negara dan
pembangunan serta senantiasa mengabdi dan setia kepada
kepentingan, nilai-nilai dan cita-cita perjuangan bangsa dan Negara
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (TAP MPR
nomor II tahun 1998). Keberadaan Undang-Undang RI nomor 5 tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara diharapkan mampu memperbaiki
manajemen pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik
karena PNS tidak lagi berorientasi melayani kepala puskesmasnya,
melainkan melayani masyarakat. Aturan ini menempatkan PNS
sebagai sebuah profesi yang bebas dari intervensi politik dan akan
menerapkan sistem karier terbuka yang mengutamakan prinsip
profesionalisme yang memiliki kompetensi, kualifikasi, kinerja,
transparansi, objektivitas, serta bebas dari KKN yang berbasis pada
manajemen sumber daya manusia dan mengedepankan sistem merit
menuju terwujudnya birokrasi pemerintahan yang profesional.
Oleh karena itu, sebagai Sumber Daya Manusia yang handal
dalam melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)
harus mampu menjalankan tugas dan fungsinya. Tiga fungsi ASN
sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat serta
pemersatu bangsa diharapkan dapat terinternalisasi pada ASN. Aspek
pendidikan dan pelatihan menjadi yang paling utama untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus sebagai
proses investasi jangka panjang, tentang permasalahan dan
peningkatan kinerja SDM aparatur Negara menghadapi persaingan
global, bahwa reformasi aparatur dilaksanakan secara terus-menerus
1
dengan ditopang oleh motivasi untuk mencari cara yang lebih efektif
dan efisien (Efendi, 2008).
Menurut Smith (2002) bahwa pelatihan adalah proses terencana
untuk mengubah sikap/perilaku, pengetahuan dan keterampilan
melalui pengalaman belajar untuk mencapai kinerja yang efektif dalam
sebuah kegiatan atau sejumlah kegiatan. Salah satu bentuk
pendidikan dan pelatihan ASN adalah Pelatihan dasar CPNS
Golongan III yang dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai
dasar profesi PNS dikenal dengan istilah ANEKA, membangun
kompetensi dan karakter PNS yang kuat, meningkatkan kemampuan
bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat,
dengan cara mendorong PNS untuk dapat mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar PNS dalam melaksanakan tugas di instansi masing-
masing.
Kurikulum pelatihan dasar CPNS Golongan III terdiri atas : 1)
agenda sikap dan perilaku disiplin PNS; 2) agenda nilai-nilai dasar
PNS yang terdiri atas nilai ANEKA; 3) agenda kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI yang terdiri atas manajemen ASN, Whole of
Government, dan pelayanan publik; dan 4) agenda habituasi, yaitu
aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah
diperoleh melalui berbagai mata pelatihan yang dipelajari. Peserta
pelatihan dasar CPNS dalam pembelajaran agenda habituasi akan
difasilitasi untuk menciptakan suatu penciptaan situasi dan kondisi
tertentu yang memungkinkan peserta pelatihan membiasakan diri
untuk berperilaku sesuai dengan nilai sehingga terbentuk karakter diri
yang ideal melalui proses internalisasi dan pengumpamaan melalui
intervensi tertentu di tempat kerja. Penciptaan suatu intervensi yang
akan digunakan dalam pembelajaran habituasi yaitu intervensi
aktualisasi.
Pada dasarnya isu yang muncul dapat bersumber dari individu,
unit kerja maupun organisasi. Penulis adalah seorang dokter umum di
Puskesmas Cilongok II. Berdasarkan hasil pengamatan penulis,
2
terdapat beberapa isu yang perlu diangkat antara lain : belum
optimalnya pelayanan posbindu di wilayah Puskesmas Cilongok II
Kabupaten Banyumas, belum tercapainya target pemeriksaan IVA
pada wanita usia subur di wilayah Puskesmas Cilongok II Kabupaten
Banyumas, belum tercapainya target penemuan kasus baru TB di
wilayah Puskesmas Cilongok II Kabupaten Banyumas, belum
optimalnya akses jamban sehat oleh masyarakat di wilayah
Puskesmas Cilongok II Kabupaten Banyumas, dan belum optimalnya
penanganan ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK) di wilayah
Puskesmas Cilongok II Kabupaten Banyumas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penyakit Tidak Menular, Puskesmas
harus memberdayakan peran serta masyarakat dengan membentuk
dan mengembangkan Pos Pembinaan Terpadu PTM (Posbindu PTM).
Belum semua desa di wilayah Puskesmas Cilongok II memiliki
posbindu. Hanya 7 desa yang memiliki posbindu, masih ada 2 desa
yang belum memiliki posbindu. Kunjungan masyarakat juga belum
maksimal. Kurang maksimalnya pelayanan posbindu menyebabkan
deteksi resiko penyakit tidak menular kurang maksimal.
Pemeriksaan IVA merupakan deteksi penyakit kanker mulut
rahim pada wanita usia subur. Target pemeriksaan IVA yang
ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas adalah 100 %
pelayanan IVA. Sedangkan capaian Puskesmas Cilongok II di tahun
2018 hanya 20%.
Masalah TB masih menjadi topik utama masalah kesehatan di
Indonesia. Pasien TB baru yang belum terdeteksi beresiko
menularkan ke orang lain. Target penemuan kasus baru TB yang
ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas adalah 100%.
Sedangkan capaian Puskesmas Cilongok II di tahun 2018 hanya 12%.
Akses jamban sehat sangat penting untuk mendukung
kesehatan individu maupun masyarakat. Apabila setiap orang dalam
mengakses jamban sehat maka mengurangi resiko penularan
3
penyakit seperti diare. Belum semua desa menjadi desa ODF (Open
Defecation Free), masih ada 4 desa yang belum ODF.
Ibu hamil dengan KEK menjadi masalah karena kondisi KEK
pada ibu hamil beresiko terjadi komplikasi selama kehamilan seperti
anemia, pertumbuhan bayi terhambat serta komplikasi selama
persalinan seperti perdarahan. Penanganan ibu hamil dengan KEK
tidak bisa mengandalkan peran Puskesmas saja tetapi perlu
dukungan peran pemerintah desa dan masyarakat.
Beberapa permasalahan yang ada di Puskesmas Cilongok II
tersebut mengusik pikiran penulis selaku CPNS untuk melakukan
tindakan-tindakan aktualisasi. Kegiatan aktualisasi tersebut
diharapkan dapat mengubah keadaan ke arah lebih baik yang mampu
bermuara pada meningkatnya mutu pendidikan di Puskesmas
Cilongok II Kabupaten Banyumas.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada, penulis
menyeleksi dengan dua metode, yaitu Metode APKL dan Metode
USG. Selanjutnya, penulis mendapatkan isu yang menjadi isu utama.
Isu tersebut memenuhi tingkat urgency, seriousness, dan growth yang
paling tinggi, sehingga penulis memutuskan untuk mengangkatnya
sebagai bahan aktualisasi dan habituasi di Puskesmas Cilongok II
Kabupaten Banyumas.
4
Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber
dari aspek :
1. Belum optimalnya pelayanan posbindu di wilayah Puskesmas
Cilongok II Kabupaten Banyumas;
2. Belum tercapainya target pemeriksaan IVA pada wanita usia subur
di wilayah Puskesmas Cilongok II Kabupaten Banyumas;
3. Belum tercapainya target penemuan kasus baru TB di wilayah
Puskesmas Cilongok II Kabupaten Banyumas;
4. Belum optimalnya akses jamban sehat oleh masyarakat di wilayah
Puskesmas Cilongok II Kabupaten Banyumas;
5. Belum optimalnya penanganan ibu hamil dengan kurang energi
kronis (KEK) di wilayah Puskesmas Cilongok II Kabupaten
Banyumas.
Penjabaran mengenai isu-isu yang menjadi dasar rancangan
aktualisasi ini bersumber dari aspek terdapat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Identifikasi Isu
Kondisi Saat Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu
Ini Diharapkan
1. Belum Whole of a. Belum semua a. Desa memiliki 1
optimalnya Government desa memiliki posbindu
pelayanan (WoG) posbindu b. Peningkatan
posbindu di b. Kunjungan kunjungan
wilayah posbindu posbindu
Puskesmas masih rendah c. Peningkatan
Cilongok II c. Keterampilan ketrampilan dan
Kabupaten dan kemandirian
Banyumas kemandirian kader posbindu
masih kurang
2. Belum Pelayanan Masih Meningkatnya
tercapainya Publik dan rendahnya kesadaran wanita
target Manajemen kesadaran usia subur untuk
pemeriksaan IVA ASN WUS untuk melakukan
pada wanita usia melakukan pemeriksaan IVA
subur di wilayah pemeriksaan
Puskesmas IVA
Cilongok II
Kabupaten
Banyumas
3. Belum Pelayanan Angka Target angka
5
Kondisi Saat Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu
Ini Diharapkan
tercapainya Publik penemuan penemuan kasus
target penemuan kasus baru TB baru TB tercapai
kasus baru TB di masih dibawah
wilayah target
Puskesmas
Cilongok II
Kabupaten
Banyumas
4. Belum Whole of Terdapat Akses jamban sehat
optimalnya akses Government masyarakat meningkat
jamban sehat (WoG) yang belum
oleh masyarakat memiliki
di wilayah jamban sehat
Puskesmas
Cilongok II
Kabupaten
Banyumas
5. Belum Whole of Penanganan Penanganan ibu
optimalnya Government Ibu hamil KEK hamil KEK lebih
penanganan ibu (WoG) belum komprehensif dan
hamil dengan komprehensif maksimal
kurang energi
kronis (KEK) di
wilayah
Puskesmas
Cilongok II
Kabupaten
Banyumas.
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)
1. Penetapan Isu
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu
dilakukan analisis isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan
kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk
diselesaikan melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
Proses analisis isu tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu. Kriteria pertama adalah APKL (Aktual, Probematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan). Kriteria kedua adalah USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth).
6
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Analisis APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak)
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria isu. Analisis isu
bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan
prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui
gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan
pendekatan APKL yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Layak. Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis
ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual,
problematik, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang
ditemukan di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis
APKL, maka dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang
selanjutnya akan diidentifikasi.
Adapun untuk analisis APKL memiliki 4 kriteria penilaian
sebagai berikut :
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat;
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah
yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya;
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup
orang banyak;
d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis,
serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
8
Isu yang memenuhi syarat setelah ditapis dengan
metode APKL kemudian dianalisis lagi dengan menggunakan
metode USG menggunakan skala likert dengan rentang penilaian
1-5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti
kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti
sangat besar. kriteria analisis USG yaitu :
a. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti;
b. Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas
yang dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan;
c. Growth didefinisikan sebagai seberapa besar memburuknya
isu tersebut jika tidak ditangani dengan segera.
Tabel indikator analisis USG dapat dilihat pada tabel 1.3 dan
parameter analisis USG dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut:
9
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
1 Isu tidak mendesak Isu tidak begitu serius Isu lamban
untuk segera untuk di bahas karena berkembang
diselesaikan tidak berdampak ke hal
yang lain
2 Isu kurang mendesak Isu kurang serius untuk Isu kurang cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang
diselesaikan tidak kurang berdampak
ke hal yang lain
3 Isu cukup mendesak Isu cukup serius untuk Isu cukup cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang,
diselesaikan akan berdampak ke hal segera dicegah
yang lain
4 Isu mendesak untuk Isu serius untuk segera Isu cepat
segera diselesaikan dibahas karena akan berkembang
berdampak ke hal yang untuk segera
lain dicegah
5 Isu sangat mendesak Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang
diselesaikan akan berdampak ke hal untuk segera
yang lain dicegah
Kriteria
No Sumber Isu Identifikasi Isu Total Peringkat
U S G
1. Whole of Belum optimalnya pelayanan
Government posbindu di wilayah Puskesmas
5 5 5 15 1
(WoG) Cilongok II Kabupaten
Banyumas
2. Whole of Belum optimalnya akses jamban
Government sehat oleh masyarakat di wilayah
(WoG) Puskesmas Cilongok II 4 4 4 12 2
Kabupaten Banyumas
3. Whole of Belum optimalnya penanganan
Government ibu hamil dengan KEK di wilayah
4 3 4 11 3
(WoG) Puskesmas Cilongok II
Kabupaten Banyumas.
KETERANGAN : SKALA LIKERT :
1 10
= Tidak U/S/G
2 = Kurang U/S/G
3 = Cukup U/S/G
4 = U/S/G
1. U = Urgency
2. S = Seriousness
3. G = Growth
Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih dan
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan
untuk mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang terpilih
adalah belum optimalnya pelayanan posbindu di wilayah
Puskesmas Cilongok II Kabupaten Banyumas.
11
diusulkan dengan substansi nilai-nilai dasar PNS (Nilai
ANEKA) yang mendasari kegiatan baik secara langsung
maupun tidak langsung?
c. Bagaimana keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan
dengan visi, misi, dan nilai organisasi?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada perancangan aktulisasi ini adalah:
1. Mampu mengoptimalkan pelayanan posbindu di wilayah
Puskesmas Cilongok II Kabupaten Banyumas.
2. Mampu mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan
dengan substansi nilai-nilai dasar PNS (Nilai ANEKA) yang
mendasari kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung
3. Mampu mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan
dengan visi, misi, dan nilai organisasi dengan hasil kegiatan dari
isu yang diangkat.
D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat bagi peserta latsar
Menjadi PNS yang profesional yaitu yang karakternya dibentuk
oleh nilai-nilai dasar profesi PNS, sehingga mampu melaksanakan
tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat.
2. Manfaat bagi Puskesmas Cilongok II
Mengetahui minat masyarakat sehingga dapat melakukan
pelayanan sesuai yang diharapkan pasien serta meningkatkan
kualitas pelayanan ke masyarakat.
3. Manfaat bagi masyarakat
Masyarakat mendapatkan deteksi dini pencegahan penyakit tidak
menular dan pelayanan posbindu yang optimal, berkualitas dan
12
memuaskan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Cilongok II
13
BAB II
LANDASAN TEORI
14
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran
berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung
jawab bersama. Sehingga amanat UUD 1945 untuk menjaga dan
memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta
kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat
mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara, bagi PNS yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya
kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak persoalan-
persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS dalam
setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu memediasi
masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah
sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat
dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini
tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat diintervensi
oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus
disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ
PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela
negara.
15
Nilai-nilai bela negara yang harus dipahami penerapannya di
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain :
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita
cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap
masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air
kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita
mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-
budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya
menjaga nama baik negara kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita
yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian
antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak
bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
c. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis
dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam
budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan
hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang
ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk
16
bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka
harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk
bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan
hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama
menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket
demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi
mengharumkan nama bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam
menjalani profesi masing-masing.
17
kepada pasar atau ekonomi global. Dengan menggunakan logika
sederhana, “pada tahun 2020, diperkirakan jumlah penduduk
dunia akan mencapai 10 milyar dan akan terus bertambah,
sementara sumber daya alam dan tempat tinggal tetap, maka
manusia di dunia akan semakin keras berebut untuk hidup, agar
mereka dapat terus melanjutkan hidup”. Pada perubahan ini perlu
disadari bahwa globalisasi dengan pasar bebasnya sebenarnya
adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari
konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan bangsa.
Berdasarkan penjelasan di atas, perlu disadari bahwa PNS
sebagai aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang
dari eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus
kehidupan berbangsa dan bernegara : Pancasila, UUD 1945,
NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar
berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut menjadikan
pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis
terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya : korupsi,
narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy
war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cybercrime, Hate
Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Untuk melatih kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gosip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
18
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara. Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta tanah air;
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara;
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang
tentu kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib
militer atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga
kelestarian hayati), menjaga aset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja.
20
3) Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajiban.
5) Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu :
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya
kepada otoritas yang lebih tinggi;
21
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada
masyarakat luas;
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is
results oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance)
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan
dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-
sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat
kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
22
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan
negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
24
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
25
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau
benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam
kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/ norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
26
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut :
27
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen adalah janji pada diri sendiri atau pada pihak lain
kemudian ada upaya yang tercermin dalam tindakan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia komitmen adalah perjanjian
(keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Sedangkan mutu menurut
Goetsch dan Davis merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu :
1) Efektivitas
Efektivitas dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
28
2) Efisiensi
Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga,
dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,
uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
jumlah keluaran tertentu.
3) Inovasi
Inovasi dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga
karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal
misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik
harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu
Orientasi mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi
salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu
berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan
dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga
pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
29
b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung)
Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana
komunikasi;
2) Reliability (kehandalan)
Kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera
dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap)
Keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan)
Mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya;
5) Empathy
Kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu
berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di
masing-masing unit kerja.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary:
1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
30
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
31
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi
seorang pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di
masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu
perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan
dan kesadaran akan kewajiban menerima dan
menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup
boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara
merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan
antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi
permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak,
32
egosi dan juga menghindari dari keinginan yang
berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan
dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani
bertanggungjawab dan lain sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
33
tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut :
Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
Menaati segala ketentuan peraturan perundang-
undangan;
Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan
kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan
tanggung jawab;
Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah,
dan martabat PNS;
Mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya
atau menurut perintah harus dirahasiakan;
Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan
bersemangat untuk kepentingan negara;
Melaporkan dengan segera kepada kepala
puskesmasnya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama
di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
Menggunakan dan memelihara barang-barang milik
negara dengan sebaik-baiknya;
Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
masyarakat;
Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
34
Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik
Adapun kedudukan dan peran PNS dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya ASN yang kedudukan atau status
jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini belum sempurna
untuk menciptakan birokrasi yang profesional (Fatimah & Irawati,
2016).
35
2. Whole of Government (WoG)
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan menunjuk sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
36
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
37
D. Posbindu
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM) merupakan wujud peran serta masyarakat yang bersifat
promotif dan preventif dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan
tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk
kewaspadaan dini terhadap PTM mengingat hampir semua faktor
risiko PTM tidak memberikan gejala pada yang mengalaminya.
Posbindu menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan
masyarakat atau UKM yang selanjutnya berkembang menjadi
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dalam
pengendalian faktor risiko PTM di bawah pembinaan Puskesmas.
Kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko penyakit
Tidak Menular (PTM) meliputi merokok, kurang konsumsi sayur dan
buah, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, pengukuran berkala
Indeks Massa Tubuh (IMT), tekanan darah, dan pemeriksaan gula
darah sewaktu, kolesterol total, serta asam urat.
Posbindu dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan, namun
dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut berupa pelayanan
deteksi dini, monitoring terhadap faktor risiko penyakit tidak
menular dan tindak lanjut dini seperti konseling serta rujukan ke
Puskesmas.
Jika pada wawancara, pengukuran, pemeriksaan hasilnya
tidak sesuai dengn kriteria baik, maka dilakukan tindak lanjut
berupa pembinaan secara terpadu melalui penyuluhan kelompok
atau konseling secara perorangan dan kelompok, sesuai dengan
kebutuhan, Selanjutnya yang memerlukan penanganan lebih lanjut
dirujuk ke Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL). Kelompok PTM Utama
adalah hipertensi, diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung
38
dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
Kegiatan Posbindu pada dasarnya merupakan kegiatan
milik masyarakat yang dilaksanakan sepenuhnya dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Sektor kesehatan
khususnya Puskesmas lebih berperan dalam hal pembinaan
Posbindu dan menerima pelayanan rujukan dari Posbindu di
wilayah kerjanya karena pada prinsipnya kegiatan Posbindu
mencakup upaya promotif dan preventif, maka di dalam kegiatan
Posbindu tidak mencakup pelayanan pengobatan dan rehabilitasi.
Tujuan kegiatan Posbindu adalah terlaksananya
pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran
serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik. Oleh karena
itu sasaran Posbindu cukup luas mencakup semua masyarakat
usia 15 tahun ke atas baik itu dengan kondisi sehat, masyarakat
berisiko maupun masyarakat dengan kasus PTM. Bagi sasaran
masyarakat dengan kondisi sehat, Posbindu PTM bertujuan untuk
memberikan penyuluhan dan upaya agar tidak sampai menjadi
masyarakat yang berisiko terkena penyakit PTM. Bagi masyarakat
berisiko, Posbindu bertujuan untuk mengenali faktor risiko PTM
yang ada dan upaya mengurangi jumlah maupun intensitas faktor
risiko tersebut agar tidak menjadi penyakit PTM. Dan untuk
masyarakat dengan penyakit PTM, Posbindu bertujuan untuk
mengontrol dan menjaga kesehatan secara optimal baik dengan
upaya preventif seperti penyuluhan dan kuratif melalui sistem
rujukan Posbindu ke Puskesmas.
Posbindu dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan
upaya kesehatan bersumber masyarakat yang sudah ada, di
tempat kerja atau di klinik perusahaan, di lembaga pendidikan,
tempat lain di mana masyarakat dalam jumlah tertentu berkumpul/
beraktivitas secara rutin, misalnya di mesjid, gereja, klub olah raga,
pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan.
39
Pengintegrasian yang dimaksud adalah memadukan
pelaksanaan Posbindu dengan kegiatan yang sudah dilakukan
meliputi kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana
dan tenaga yang ada.
Pelaksanaan Posbindu dilakukan oleh kader kesehatan
yang telah ada atau beberapa orang dari masing-masing
kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia
menyelenggarakan posbindu, yang dilatih secara khusus, dibina
atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di
masing-masing kelompok atau organisasinya. Kriteria Kader
Posbindu mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan dengan
Posbindu.
40
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. Keadaan Geografis
41
2. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
tingkat pertama di wilayah kerjanya
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya
pasal 8 menyebutkan bahwa puskesmas juga dapat berfungsi
sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Puskesmas Cilongok II merupakan salah satu bagian
wilayah Kabupaten Banyumas, dengan luas wilayah kurang lebih
42 km2 atau 3,25% luas Kabupaten Banyumas. Wilayah
Puskesmas Cilongok II terbagi dalam 9 desa, sedangkan desa
yang mempunyai wilayah paling luas adalah desa Panusupan
dengan luas ± 8,64 km2 yang paling sempit adalah desa Sudimara
dengan luas ± 1,87 km2, Kecamatan Cilongok merupakan
Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas di Kabupaten
Banyumas yaitu sekitar 10.534 Ha.
Letak geografi Puskesmas Cilongok II terletak diantara 105 0
dan 1090 30 garis bujur timur dan sekitar 7 0 30 garis lintang
selatan, berbkepala puskesmas dengan wilayah beberapa
Kecamatan yaitu :
Di sebelah Utara : Wil. Puskesmas I Cilongok
Di sebelah Selatan : Wil. Kecamatan Patikraja
Di sebelah Barat : Wil. Kecamatan Ajibarang & Purwojati
Di sebelah Timur : Wil. Kecamatan Karanglewas
Topografi Puskesmas Cilongok II lebih dari 45 %
merupakan daerah dataran yang tersebar di bagian Tengah dan
Selatan serta membujur dari Barat ke Timur. Ketinggian wilayah di
Puskesmas Cilongok II sebagian besar berada pada kisaran 25 –
150 M dari permukaan laut.
Luas Penggunaan Lahan di Wil. Puskesmas Cilongok II
dapat diperinci sebagai berikut :
Tanah sawah : 1106,17 Ha ( 25,6 % )
Tanah Pekarangan : 648,15 Ha ( 15,0 % )
Tanah Tegalan : 769,14 Ha ( 17,8 % )
42
Tanah Perkebunan : 384,57 Ha ( 8,9 % )
Tanah Hutan : 1261,73 Ha ( 29,2 % )
Kolam/ Tambak : 4,43 Ha ( 0,1 % )
Lain-lain : 146,91Ha ( 3,4 % )
Kegiatan Utama Puskesmas Cilongok II adalah dalam
usaha pelayanan kesehatan perorangan dengan pendekatan
pelayanan medis, tindakan medik dan keperawatan, pelayanan
penunjang medik dan upaya rujukan serta didukung dengan
pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan core bisnis adalah
pelayanan kesehatan berbasis masyarakat.
2. Keadaan Demografi
a. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data dari BPS Kecamatan Cilongok, hasil
Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2018 Jumlah Penduduk wil
Puskesmas Cilongok II tahun 2018 adalah 58.121 jiwa yang
terdiri 29.170 jiwa laki-laki (50,34 %) dan 28.770 jiwa
perempuan (49,65 %) tergabung dalam 16.939 Rumah tangga
/ KK.
Jumlah penduduk tahun 2018 yang tertinggi di desa
Pageraji sebanyak 11.016 jiwa sedangkan terendah di desa
Cipete sebanyak 4.375 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2010 –
2018 dari hasil susenas sebesar 1.78 %. Laju pertumbuhan
penduduk menurut desa cukup bervariasi, laju pertumbuhan
yang tertinggi di desa Kasegeran sebesar 2.97% sedangkan
yang terendah di desa Panusupan yaitu 0,90 %.
b. Kepadatan Penduduk
Penduduk di wilayah Puskesmas Cilongok II Kabupaten
Banyumas untuk tahun 2018 belum menyebar secara merata,
sebagian wilayah di desa Batuanten, Jatisaba dan
Panusupan terdiri dari hutan Jati dan Pinus milik Perhutani.
43
Kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Cilongok II
sebesar 1.378 jiwa setiap kilometer persegi, dan desa
terpadat adalah desa Sudimara dengan tingkat kepadatan
sebesar 2.455 jiwa setiap kilometer persegi, sedang
kepadatan penduduk terendah di desa Jatisaba sebesar 854
jiwa setiap kilometer persegi.
c. Pelayanan Posbindu
Jumlah Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Cilongok II
adalah tujuh Posbindu yaitu Posbindu desa Batuanten,
Sudimara, desa Panusupan, desa Cipete, desa Jatisaba, desa
Pejogol, dan desa Pageraji dimana sesuai SPM dan indikator
pencapaian UKM yang ditetapkan Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas setiap desa minimal memiliki satu
Posbindu. Masih terdapat 2 desa yang belum memiliki
Posbindu.
44
b. Misi Puskesmas
Dalam rangka mewujudkan Visi Puskesmas Cilongok II
tersebut, maka ditetapkan Misi BLUD – Puskesmas adalah:
1. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Beserta
Lingkungannya:
2. Mendorong Kemandirian Hidup Sehat bagi Keluarga dan
Masyarakat;
3. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
4. Menyediakan Data Kesehatan;
4. Strategi Organisasi
a. Meningkatkan advokasi dan komunikasi lintas program /lintas
sektoral;
b.Menggalang kemitraan;
c. Penguatan managemen dan infrastruktur;
d.Peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia;
e. Mobilisasi sumber daya
5. Tujuan Organisasi
a. Tujuan Umum :
Meningkatkan derajat Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
seluruh lapisan masyarakat Kecamatan Cilongok.
b. Tujuan Khusus :
1) Meningkatkan prakarsa dan peran serta masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan dan kesejahteraan
sosial
2) Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
menciptakan lingkungan sehat
3) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau
4) Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan keluarga
45
5) Peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial menuju
kemandirian penyandang masalah kesejahteraan sosial
(PMKS).
6. Motto Organisasi
Dalam mencapai tujuan Visi dan misinya serta dapat
melaksanakan persaingan bisnis dalam pelayanan kesehatan,
maka Puskesmas Cilongok II melaksanakan budaya BLUD yaitu
kerja bersih, kerja rapi, kerja tuntas dan kerja ikhlas dengan
menerapkan motto “Siap melayani dengan hati”.
Prinsip melayani dengan hati yang dimaksud adalah kami
membudayakan:
a. Selalu melayani dengan senyum atau hati yang gembira
b. Pasien adalah tamu dan kita wajib melayani atau memberi hati
yang lapang pada semua pasien/klien
c. Selalu melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati sesuai
dengan aturan dan perundangan yang ada
46
Setiap tindakan yang dilakukan aman bagi penyedia layanan
dan pelanggan terlindungi dari resiko yang tidak diinginkan.
5. Profesional
Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik. Menjalankan tugas
dengan kompetensi (pengetahuan, keahlian dan sikap) yang
tinggi dan sepenuh hati.
8. Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS
Sito Hatmoko, SKM, M.KM
KEPALA SUBAG TU
Wisongko S.SiT
ASET/BARANG MILIK
UMUM/ KEPEGAWAIAN Keuangan
DAERAH
Wisongko S.SiT Wisongko S.SiT
Rokhini
UKM UKP.
dr. Semba JAR/JEJARING
Sri Wuryani, Amd.Keb Darningsih, S.ST
Anggen
PJ PROMKES RS
FARMASI Bidan Desa
Rina Yuliana, Lilis Ida P, Ruswati,
STr.K S.Farm, Apt Amd.Keb
PRAKTEK DR
SWASTA
PJ GIZI LABORATORIUM
Budiyani, Amd.Gz Lilis Luh,
Amd.AK
BIDAN
PRAKTEK
PJ KESLING KIA UKP MANDIRI
IndriatI Eti Insiatul
U,STr.KL M,Amd.Keb
PERSALINAN
Fadilah, S.ST
47
9. Deskripsi Sumber Daya Manusia
Tenaga Kesehatan merupakan sumber daya yang sangat penting
untuk memacu keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan.
Secara keseluruhan jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas II
Cilongok pada tahun 2018 menurut jenisnya, sesuai dengan tupoksi
yang diikuti oleh tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Tenaga Kesehatan Menurut Jenisnya.
1) Tenaga Medis
Jumlah tenaga medis yang ada di Puskesmas, sebanyak 3
orang dokter umum dan 1 orang dokter gigi, rasio tenaga medis
terhadap penduduk sebesar 3,4 rasio dokter umum dan 1,7
rasio dokter gigi per 100.000 penduduk.
48
b. Jumlah tenaga D I perawat Gigi sebanyak 1 orang, D III
Perawat sebanyak 1 orang dan S1 Keprawatan 3 orang
atau sebesar 8,6 per 100.000 penduduk.
c. Jumlah DV Bidan ada 2 orang, DIII Bidan sebanyak 19
orang dan jumlah Bidan DI sebanyak 1 orang, sehingga
rasionya sebesar 37,85 per 100.000 penduduk.
d. Jumlah Sarjana Kesling sebanyak 1 orang atau sebesar
1,72 per 100.000 penduduk.
c. Pemanfaatan Puskesmas Oleh Penduduk
Jumlah penduduk yang berobat ke Puskesmas II Cilongok di
Puskesmas pada tahun 2018 sebanyak 41.768 orang atau
sebesar 71,86% dari jumlah penduduk di wilayah Puskesmas II
Cilongok.
49
kesehatan. Tugas pokok dokter adalah memberikan pelayanan
kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat
dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat.
Rincian kegiatan penulis sebagai calon Dokter Pertama yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: 139/KEP/M.PAN/11/2003 yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama;
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama;
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter
umum;
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum;
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana;
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap;
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I;
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan Ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi;
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi
penyakit;
20. Melakukan penyuluhan medik;
21. Membuat catatan medik rawat jalan;
50
22. Membuat catatan medik rawat inap;
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana;
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat 1;
29. Menjadi saksi ahli;
30. Melakukan tugas jaga panggilan/ on calls;
31. Melakukan tugas jaga di tempat.
32. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
33. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan
tingkat sederhana.
C. Role Model
51
Role model dalam program aktualisasi yang akan dilaksanakan
adalah Kepala Tata Usaha Puskesmas Cilongok II yaitu Bapak
Wisongko, S.ST. Penulis menjadikan beliau sebagai role model
karena banyak nilai berharga yang dapat dijadikan panutan. Beliau
adalah seorang yang berjiwa nasionalis, santun, bekerja dengan
penuh profesionalisme.
Beliau adalah sosok pemimpin yang patut dicontoh dari sikap
dan perilakuknya, beliau memiliki jiwa kepemimpinan (Akuntabilitas)
yang selalu disiplin (Anti Korupsi), tegas dan memiliki wibawa yang
disegani banyak orang dan selalu mengedepankan integritas,
kejujuran, dan disiplin serta tanggung jawab yang tinggi atas tugas
yang diberikan (akuntabilitas). Beliau juga selalu memberi contoh
kepada pegawainya untuk selalu melayani sesuai dengan standar
pelayanan (etika publik) dan memberikan pelayanan prima
(komitmen mutu) terhadap masyarakat demi tercapainya pelayanan
yang bermutu menuju masyarakat yang mandiri sesuai dengan visi
dan misi puskesmas.
52
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
Gagasan :
penyelesaian isu
1. Membuat Panduan Posbindu
(Sumber : Inisiatif Penulis yang disetujui
Atasan)
2. Menyusun Standar Operasional Prosedur
(SOP) Posbindu untuk Kader Posbindu
(Sumber : Inisiatif Penulis yang disetujui
Atasan)
3. Sosialisasi Posbindu ke Masyarakat
(Sumber : Tupoksi Dokter)
4. Refreshing Kader Posbindu
(Sumber : Tupoksi Dokter)
5. Sosialisasi GIZKU (Giziku Sehat dengan
Posbindu) kepada pasien dan kader posbindu
saat pelaksanaan Posbindu
(Sumber : Inisiatif Penulis yang disetujui
Atasan)
6. Kolaborasi Posbindu dengan pelayanan
Prolanis
(Sumber : Inisiatif Penulis yang disetujui
Atasan)
53
7. Simulasi Posbindu yang baru dibentuk
(Sumber : Inisiatif Penulis yang disetujui
Atasan)
54
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan dengan Keterkaitan Aneka
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
55
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Nilai Kedisiplinan
diterapkan dalam 2. Mendorong
melaksanakan Kemandirian
kegiatan dengan Hidup Sehat
datang tepat waktu bagi Keluarga
sesuai perjanjian dan Masyarakat
dengan kepala
puskesmas dan
mentor
2. Mencari Terdapat referensi Anti Korupsi
referensi yang sesuai
Referensi yang
benar dan sesuai
aturan yang
56
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
berlaku
3. Menyusun Tersedianya Akuntabilitas
panduan panduan posbindu
Menyusun
Posbindu yang jelas dan
panduan yang
spesifik per desa
jelas
Komitmen Mutu
Dengan adanya
buku panduan
diharapkan
pelaksanaan
posbindu lebih
efektif dan efisien
Nasionalisme
Menyusun buku
panduan posbindu
secara adil dan
tidak diskriminatif
per desa (Sila ke 2
57
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
dan 5)
58
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
59
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Komitmen Mutu
Penyusunan SOP
merupakan
inovasi yang
sebelumnya tidak
ada
Nasionalisme
60
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Menyusun SOP
posbindu ini akan
membantu kader
(Sila ke 2)
3. Sosialisasi 1. Konsultasi Mendapatkan Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
Posbindu ke dengan kepala dukungan dan Transparansi berkontribusi memberikan
masyarakat puskesmas persetujuan dari dalam melakukan dalam penguatan tata
dan/atau mentor kepala puskesmas konsultasi agar mewujudkan nilai organisasi
tentang dan mentor untuk memperoleh visi Puskesmas
sosialisasi menyelenggarakan persetujuan dan Puskesmas Cilongok II ke 1,3
Posbindu ke kegiatan sosialisasi arahan yang jelas Cilongok II dan 5, yaitu :
masyarakat posbindu ke “pelayanan Senyum, Salam,
Etika Publik
masyarakat kesehatan Sapa, Sopan,
Konsultasi dengan dasar Santun Giat, dan
kepala puskesmas paripurna Profesional
maupun mentor menuju
selalu masyarakat
menghormati sehat mandiri “
saran dan
masukan yang Serta
diberikan serta berkontribusi
61
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi
Nilai Kedisiplinan
diterapkan dalam
melaksanakan
kegiatan dengan
datang tepat waktu
sesuai perjanjian
dengan kepala
puskesmas dan
mentor
2. Koordinasi Mengetahui Nasionalisme
dengan informasi mengenai
Tercapainya
pemegang tingkat
62
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
63
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
dan 4)
4. Koordinasi Mengetahui jadwal Etika Publik
dengan kepala kegiatan
Dalam melakukan
desa dan lintas perkumpulan
koordinasi selalu
sektor lainnya masyarakat guna
menghormati
(Ketua Tim wahana sosialisasi
saran dan
Penggerak posbindu
masukan yang
PKK, Ketua RT,
diberikan serta
atau Ketua RW)
tidak memaksakan
pendapat, yaitu
sesuai dengan nilai
respect , sopan
santun dan
keluwesan.
5. Menyiapkan Tersedia bahan Akuntabilitas
bahan materi materi sosialisasi Tanggung jawab
pelaksanaan Posbindu yang menyiapkan materi
sosialisasi menarik agar memperoleh
materi sosialisasi
yang sesuai
64
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
dengan target
yang ingin
dicapai
Komitmen Mutu
Menyiapkan materi
dengan sepenuh
hati
65
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
jelas
Nasionalisme
Komunikasi baik
selama sosialisasi
(sila ke-3)
Etika Publik
Terjalin
kebersamaan dan
kepedulian
selama sosialisasi
Sosialisasi
dilakukan
dengan sopan
santun
4. Refreshing 1. Konsultasi Mendapatkan Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
Kader dengan kepala dukungan dan Transparansi berkontribusi memberikan
Posbindu puskesmas persetujuan dari dalam melakukan dalam penguatan tata
dan/atau kepala puskesmas konsultasi agar mewujudkan nilai organisasi
mentor tentang dan mentor untuk memperoleh visi Puskesmas
kegiatan menyelenggarakan persetujuan dan Puskesmas Cilongok II ke 1,3
Refresing kegiatan refreshing Cilongok II dan 5, yaitu :
66
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi
67
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Nilai Kedisiplinan
melaksanakan
kegiatan dengan
datang tepat waktu
sesuai perjanjian
dengan kepala
puskesmas dan
mentor
2. Koordinasi Mengetahui Nasionalisme
dengan informasi update
Tercapainya
pemegang terbaru posbindu
musyawarah
program dan permasalahan
mufakat tentang
posbindu lainnya
update terbaru dan
sehingga refreshing
permasalahan
kader sesuai
posbindu melalui
kebutuhan dan
koordinasi dengan
harapan kader
pemegang
program (sila ke
4)
3. Koordinasi Dokter Nasionalisme
68
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Komitmen Mutu
Menyiapkan
materi dengan
69
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
sepenuh hati
5. Membuat dan Tersedia undangan Akuntabilitas
mempersiapka dan persiapan Tanggungjawab
n undangan, pelaksanaan dalam membuat
tempat dan sosialisasi undangan agar
daftar hadir jelas kapan dan
dimana kegiatan
diadakan
6. Melaksanakan Kader posbindu Akuntabilitas
refreshing memahami update Tanggung jawab
kader posbindu ilmu posbindu saat sosialisasi
dan evaluasi dan peserta
mendapat
informasi yang
jelas
Nasionalisme
Komunikasi yang
baik terjadi selama
sosialisasi (sila ke-
3)
Etika Publik
70
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Terjalin
kebersamaan dan
kepedulian
selama sosialisasi
yang dilakukan
dengan sopan
santun
5. Sosialisasi 1. Konsultasi Mendapatkan Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
Gizku kepada dengan kepala dukungan dan Transparansi berkontribusi memberikan
pasien dan puskesmas persetujuan dari dalam melakukan dalam penguatan tata
kader posbindu dan/atau kepala puskesmas konsultasi agar mewujudkan nilai organisasi
saat mentor dan mentor memperoleh visi Puskesmas
pelaksanaan persetujuan dan Puskesmas Cilongok II ke 3
Posbindu arahan yang jelas Cilongok II dan 5, yaitu : Giat
“pelayanan dan Profesional
Etika Publik
(Inovasi) kesehatan
Dalam melakukan dasar
konsultasi dengan paripurna
kepala menuju
puskesmas/mentor masyarakat
selalu sehat mandiri “
menghormati
71
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi
Nilai Kedisiplinan
diterapkan dalam
melaksanakan
kegiatan dengan
datang tepat waktu
sesuai perjanjian
dengan kepala
puskesmas dan
mentor
72
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
73
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Etika Publik
Terjalin
kebersamaan dan
kepedulian selama
sosialisasi.
Sosialisasi
dilakukan
dengan sopan
santun
6. Kolaborasi 1.Konsultasi dan Mendapatkan Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
Posbindu meminta izin dukungan dan Transparansi berkontribusi memberikan
dengan dengan kepala persetujuan dari dalam melakukan dalam penguatan nilai
prolanis puskesmas kepala puskesmas konsultasi agar mewujudkan organisasi
dan/atau mentor dan mentor memperoleh visi Puskesmas
(Inovasi) persetujuan dan Puskesmas Cilongok II ke 3
arahan yang jelas Cilongok II dan 5, yaitu : Giat
“pelayanan dan Profesional
Etika Publik
kesehatan
Dalam melakukan dasar
konsultasi dengan paripurna
kepala puskesmas menuju
maupun mentor masyarakat
74
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Nilai Kedisiplinan 2.
diterapkan dalam Meningkatkan
melaksanakan Pelayanan
kegiatan dengan Kesehatan
datang tepat waktu Perorangan
sesuai perjanjian
dengan kepala
puskesmas dan
75
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
mentor
2. Memilah data Data pasien Akuntabilitas
pasien prolanis aktif tiap
Kejelasan target
prolanis tiap desa
pasien prolanis
desa
tiap desa
3. Memberikan Pasien prolanis Komitmen Mutu
data pasien datang ke posbindu
Inovasi dimana
prolanis ke
pasien prolanis
bidan desa
terlayanani di
posbindu
4. Mensinergika Efektifitas Nasionalisme
n pelayanan pelayanan prolanis
Sinergi posbnidu
posbindu dan dilakukan bersama
dan prolanis
prolanis dengan posbindu
mengutamakan
kepentingan
pasien/publik
(Sila ke 3)
76
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Komitmen Mutu
Sinergi pelayanan
posbindu dan
prolanis
merupakan
inovasi guna
meningkatkan
mutu pelayanan
7. Simulasi 1. Konsultasi Mendapatkan Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
Posbindu yang dengan kepala persetujuan dari Transparansi berkontribusi memberikan
baru dibentuk puskesmas/me kepala puskesmas saat konsultasi dalam penguatan tata
ntor atau mentor agar memperoleh mewujudkan nilai organisasi
(Inovasi) persetujuan dan visi Puskesmas
arahan yang jelas Puskesmas Cilongok II ke 3
Cilongok II dan 5, yaitu : Giat
“pelayanan dan Profesional
Etika Publik kesehatan
dasar
Dalam melakukan paripurna
konsultasi dengan menuju
kepala puskesmas masyarakat
77
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi
Nilai Kedisiplinan
diterapkan dalam
melaksanakan
kegiatan dengan
datang tepat waktu
sesuai perjanjian
dengan kepala
puskesmas dan
78
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
mentor
2. Koordinasi Mendapatkan Nasionalisme
dengan dukungan dan
Tercapainya
pemegang arahan metode
musyawarah
program simulasi pemegang
mufakat (sila ke 4)
program
3. Koordinasi Mendapatkan Nasionalisme
dengan bidan jadwal simulasi,
Tercapainya
desa Dokter didampingi
musyawarah
bidan desa
mufakat dengan
mempersiapkan
bidan desa (sila ke
alat dan bahan
4)
4. Melaksanakan Kader memiliki Nasionalisme
simulasi gambaran Komunikasi yang
posbindu pelaksanaan baik terjadi selama
posbindu dan lebih simulasi (sila ke-3)
percaya diri Etika Publik
melaksanakan Terjalin
posbindu kebersamaan dan
selanjutnya kepedulian selama
79
KETERKAITAN
KONSTRIBUSI
SUBSTANSI PENGUATAN
TERHADAP
TAHAPAN OUTPUT/HASIL MATA NILAI-NILAI
VISI MISI
NO KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
simulasi
berlangsung.
Simulasi dilakukan
dengan sopan
santun
80
November – Desember 2019 Bukti Kegiatan
No Kegiatan
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2
puskesmas/me
ntor
2) Panduan
Posbindu
masing-masing
desa
2. Kegiatan 2: 1) Buku kegiatan
Menyusun berisi bukti
Standar konsultasi
Operasional dengan kepala
Prosedur puskesmas/me
(SOP) ntor
Posbindu 2) SOP Posbindu
untuk Kader
Posbindu
3. Kegiatan 3: 1) Surat tugas
Sosialisasi sebagai
Posbindu ke narasumber
masyarakat sosialisasi
posbindu ke
masyarakat
2) Buku kegiatan
berisi hasil
diskusi dengan
pemegang
81
November – Desember 2019 Bukti Kegiatan
No Kegiatan
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2
program
3) Jadwal
kegiatan
perkumpulan
masyarakat
4) Materi
sosialisasi
(powerpoint,
laflet)
5) Undangan
sosialisasi dari
linsek
6) Daftar hadir
kegiatan
sosialiasasi
posbindu
7) Notulen
kegiatan
sosialiasasi
posbindu
8) Foto kegiatan
sosialiasasi
posbindu
4. Kegiatan 4: 1) Surat tugas
Refreshing sebagai
82
November – Desember 2019 Bukti Kegiatan
No Kegiatan
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2
Kader narasumber
Posbindu pada acara
Refreshing
Kader
Posbindu
2) Buku kegiatan
berisi hasil
diskusi dengan
pemegang
program
3) Hasil diskusi
dengan bidan
desa
4) Materi
Refreshing
Kader
Posbindu
5) Undangan
Refreshing
Kader
Posbindu
6) Daftar hadir
kegiatan
Refreshing
Kader
83
November – Desember 2019 Bukti Kegiatan
No Kegiatan
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2
posbindu
7) Notulen
kegiatan
Refreshing
Kader
posbindu
8) Foto
Refreshing
Kader
posbindu
5. Kegiatan 5: 1) Surat tugas
Sosialisasi sebagai
GIZKU narasumber
kepada pasien sosialisasi
dan kader GIZKU
posbindu saat 2) Leaflet GIZKU
pelaksanaan dan penyakit
Posbindu menular yang
berhubungan
dengan GIZKU
3) Foto kegiatan
sosialisasi
GIZKU
4) Dokumentasi
kegiatan
84
November – Desember 2019 Bukti Kegiatan
No Kegiatan
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2
edukasi GIZKU
oleh kader
posbindu
6 Kegiatan 6: 1) Buku kegiatan
Kolaborasi berisi bukti
Posbindu konsultasi
dengan dengan kepala
prolanis puskesmas/me
ntor
2) Foto kegiatan
sinergi
posbindu dan
prolanis
3) Testimoni dari
pasien
4) Testimoni
linsek
7 Kegiatan 7: 1) Surat tugas
Simulasi sebagai
Posbindu simulator
yang baru 2) Rundown
dibentuk acara
simulasi
3) Jadwal acara
simulasi
85
November – Desember 2019 Bukti Kegiatan
No Kegiatan
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2
4) Undangan
simulasi
posbindu
5) Daftar hadir
simulasi
posbindu
6) Notulen
kegiatan
simulasi
posbindu
7) Foto kegiatan
simulasi
posbindu
86
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Antisipasi Strategi
No. Kegiatan Kendala menghadapi menghadapi
kendala kendala
87
Antisipasi Strategi
No. Kegiatan Kendala menghadapi menghadapi
kendala kendala
88
BAB V
PENUTUP
Isu utama berdasarkan hasil analisis APKL dan USG yakni Belum
optimalnya pelayanan posbindu di wilayah Puskesmas Cilongok II
Kabupaten Banyumas, sehingga penulis memutuskan untuk
mengangkatnya sebagai bahan aktualisasi dan habituasi di Puskesmas
Cilongok II.
Terdapat tujuh gagasan penyelesaian isu utama yaitu Pembuatan
Panduan Posbindu, Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP)
Posbindu untuk Kader Posbindu, Sosialisasi Posbindu ke Masyarakat,
Refreshing Kader Posbindu, Sosialisasi GIZKU kepada pasien dan kader
posbindu saat pelaksanaan Posbindu, Kolaborasi Posbindu dengan
prolanis, dan Simulasi Posbindu yang baru dibentuk.
Penyelesaian atas isu tersebut menggunakan penerapan nilai-nilai
dasar ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu,
dan anti korupsi, serta kedudukan ASN dalam NKRI seperti Whole of
Goverment, pelayanan publik dan manajemen ASN. Kegiatan-kegiatan
tersebut juga mendukung visi, misi, dan tata nilai Puskesmas Cilongok II.
Pentingnya menyusun rancangan aktualisasi diharapkan dapat
menjadi pedoman dalam kegiatan pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi.
Sehingga isu dapat terselesaikan serta dapat meningkatkan kinerja
peserta pelatihan dasar dalam menjalankan tugas dan fungsi dilingkungan
unit kerja. Selain itu, kegiatan ini diharapkan memberi kesempatan
masyarakat dapat mengakses dan melakukan pemeriksaan berkala serta
deteksi dini melalui posbindu, sehingga faktor resiko penyakit tidak
menular tertangani dan angka kesakitan penyakit tidak menular menurun.
89
DAFTAR PUSTAKA
90
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi
Nasional Penanggulangan Penyakit Tidak Menular tahun 2015-2019.
Yuniarsih, Tjutju, dan Muhammad Taufiq. 2015. Komitmen Mutu: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Webster Student Dictionary; 1960
91
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Identitas Diri
6. Nomor HP 085291445227
Alamat Kantor Jalan Raya Jatisaba, Kecamatan Cilongok,
7. Kabupaten Banyumas
b. Riwayat Pendidikan
92
93