Anda di halaman 1dari 8

Dampak Bedong Bayi

Tradisi membedong tidak hanya ada di masyarakat Indonesia atau Asia, tapi
juga di seluruh dunia termasuk Amerika Selatan, Eropa, Timur Tengah dan Rusia.
Hanya saja tradisi ini sempat meluntur di Eropa di abad ke-20 karena dianggap
tidak alami. Namun 10 tahun belakangan ini tradisi tersebut kembali popular di
Belanda karena dianggap dapat mengurangi tangis dan mengatasi kurang tidur
pada bayi.
Pernahkah Anda melihat anak berjalan pincang, kaki terlihat lebih pendek
pada satu sisi? jika melihat hal itu kemungkinan penyebabnya adalah terjadinya
dislokasi (lepas sendi) panggul atau gangguan pertumbuhan sendi panggul
developmental dysplasia of the hip (DDH), yang merupakan varian lebih ringan
dari dislokasi sendi panggul. Kelainan ini dapat terjadi karena komponen sendi
panggul yang terdiri dari kepala tulang paha (femur) dan bagian dari tulang
panggul, yaitu mangkuk asetabulum tidak berada pada posisi normal sehingga
pertumbuhan keduanya terganggu.
Sejatinya pertumbuhan kedua komponen ini saling mempengaruhi, bahkan
boleh dibilang keduanya tumbuh bersama-sama seperti kue yang mengembang di
dalam oven mengikuti cetakannya, apabila posisinya berubah maka pertumbuhan
masing-masing menjadi independent tidak saling mempengaruhi sehingga bentuk
kepala tulang paha dan asetabulum menjadi abnormal (dysplasia) dan tidak cocok
satu sama lain (dyskongruen) kepala tulang paha yang seharusnya bulat menjadi
oval dan rata, sedangkan mangkuk asetabulum yang seharusnya memiliki
kecekungan yang dalam menjadi dangkal atau bahkan mendatar. Akhirnya
menjadi gangguan sendi, panjang kaki berbeda antara yang normal antara sisi
yang dyplasia dan berujung pada cara jalan yang tidak normal. Angka kejadian
DDH bervariasi tergantung pada lokasi dimuka bumi ini. Menarik untuk melihat
bahwa insiden DDH ditemukan jauh lebih tinggi pada daerah dingin yang dekat
dengan kutub, insiden juga jauh lebih tinggi pada bayi-bayi yang dilahirkan pada
musim dingin. Hal ini diyakini berhubungan dengan kebiasaan mengguanakan
pakaian hangat berlapis-lapis dan relatif ketat pada bayi tersebut. Walaupun di
Indonesia berada di daerah tropis yang hangat, tetapi tetap ada kebiasaan
menggunakan pakaian yang hangat dan relatif ketat yang disebut bedong. Yang
lebih disebabkan kebiasaan dan kepercayaan. Alasannya klasik agar tubuh anak
dapat tumbuh lurus dan membuatnya nyaman.
Mengapa tidak boleh di bedong ?
Posisi aman agar kepala femur tidak keluar dari mangkuk asetabulum adalah
paha dibuka lebar. Sebenarnya bayi akan mengambil posisi sendiri apabila ia tidak
dibedong secara ketat, sedangkan bila anak dibedong maka sendi panggul menjadi
lurus dan paha merapat. Hal itu membuat kepala tulang paha mudah keluar dari
mangkuk asetabulum maka atas sebab itulah pembedongan ketat pada bayi sudah
ditinggalkan karna terbukti dapat menimbulkan masalah pada sendi panggul. Pada
sebagian besar negara maju bahkan sudah dilakukan program skrining nasional
untuk deteksi dini DDH karena biaya yang harus dikeluarkan untuk menangani
DDH ini jauh lebih murah dibandingkan stadium lanjut apabila tidak ditangani
dini pada saat pasien mencapai usia produktif DDH akan menurunkan kualitas
hidup secara signifikan karena mobilitas pasien akan sangat terganggu. Pada usia
tua pasien akan mengalami proses degeneratif/ pengapuran leih awal sehingga
sering membutuhkan tindakan operasi penggatian sendi.
Diagnosis Penyakit
Pada bayi baru lahir yang mengalami DDH akan terlihat tanda-tanda sebagai
berikut :
a. Lipatan paha yang tidak simetris
b. Perbedaan panjang kaki
c. Terbatasnya ruang lingkup sendi panggul pada arah abduksi (membuka
paha)
Kelainan tersebut dapat dikonfirmasikan pada pemeriksaan yang lebih
spesifik oleh dokter dan pemeriksaan USG atau foto rongent tergantung pada usia
sang anak. Pada anak yang berusia lebih tua hanya terlihat tungkai yang lebih
pendek dan cara berjalan yang tidak normal.
Penatalaksanaan dan Pengobatan DDH
Penatalaksanaan DDH tergantung pada usia dan derajat dysplasia yang
terjadi. Semakin muda usianya, semakin mudah terapinya. Semakin kecil
kemungkinan dilakukan tindakan operatif, dan hasilnya jauh lebih optimal.
Karena masalah pada DDH adalah mekanis, maka terapinya tidak dapat dilakukan
hanya dengan pemerian obat-obatan, harus dilakukan manipulasi secara mekanis.
Pada usia sebelum merangkak, penatalaksanaanya adalah dengan memakai falic
harness. Apabila bayi sudah mampu merangkak maka terapi terapi dengan falic
harness menjadi tidak efektif. Terapinya adalah dengan melakukan reposisi
tertutup (mengembalikan posisi kepala tulang femur kedalam mangkuk
asetabulum dalam bius umum tanpa melakukan sayatan).
Selanjutnya dipasangkan gip untuk mempertahankan posisinya untuk
mengetahui apakah sendi panggul sudah aman atau belum dilakukan evaluasi
dengan arthrogram (foto rongent dengan kontras). Apabila dari arthrogram
diketahui reposisi tertutup gagal maka dilakukan reposisi terbuka (reposisi dengan
sayatan atau operasi) untuk mengembalikan posisi sendi panggul, selanjutnya di
pertahankan atau imobilotas gips dalam kurung waktu tertentu. Jika derajat
dsyplasianya tinggi, terjadi perubahan siknifikan. Pada bentuk kepala tulang
femur atau mangkuk asetabulum sehingga perlu dilakukan tindakan rekontruksi
tulang. Tujuannya agar kepala tulang femur dapat masuk kembali ke mangkuk
asetabulum, sehingga posisinya stabil dan kisaran gerak sendi menjadi optimal.
Membedong Bayi (swaddling) ternyata memiliki banyak sekali serba-
serbinya, mulai dari mitos, negatifnya, dan positifnya. Mari kita coba belajar
bersama mengupas tentang beberapa hal berhubungan dengan membedong bayi.
Mitos Membedong Bayi
Mitos yang paling santer berhubungan dengan membedong adalah dengan
membedong bayi akan membuat kaki menjadi lurus dan bayi yang tidak dibedong
kakinya akan berbentuk huruf ‘O’. Faktanya: kaki bayi berbentuk huruf ‘O’
adalah sangat normal, seiring pertumbuhan maka kaki akan menjadi kuat dan
lurus dengan sendirinya tanpa perlu membedong bayi.
Sisi Negatif Membedong Bayi
Beberapa penelitian terkini menyebutkan dampak negatif dari membedong
yaitu cedera pinggul, membuat suhu tubuh terlalu panas, dan menghambat
pertumbuhan.
Membedong bayi terlalu ketat akan memaksa posisi pinggul bergeser ke
depan. Nah karena dilakukan terus menerus maka resiko cedera pinggul semakin
besar.
Membedong dengan kain berlapis-lapis atau menggunakan kain yang panas
maka akan membuat suhu tubuh bayi meningkat. Meningkatnya suhu yang terlalu
panas juga tidak bagus untuk kesehatan bayi.
Beberapa bayi suka untuk bergerak aktif tapi dengan dibedong maka
gerakannya akan menjadi dibatasi sehingga akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan. Selain itu dengan bedong terlalu rapat maka gerakan paru-paru
ketika bernafas menjadi kurang sempurna.
Sisi Positif Membedong Bayi
Ada beberapa faktor sisi negatif membedong tapi ternyata beberapa orang
mempertahankan kebiasaan membedong bayi. Bahkan bukan hanya di Asia
melainkan di Amerika dan Eropa mempertahankan tradisi membedong bayi.
Membedong memang memiliki beberapa hal yang positif antara lain membuat
bayi lebih lelap tidur dan membantu ibu ketika proses awal menyusui.
Bayi yang bisa tertidur nyenyak bagus bagi pertumbuhan otak dan ini
berlangsung sampai masa anak-anak. Oleh karena itu membiasakan tidur siang
bagi anak-anak bagus bagi perkembangan otak. Dengan membedong bayi
diharapkan bayi lebih lelap tidurnya, hal ini dikarenakan bayi merasa dipeluk. Ada
beberapa pendapat bahwa membedong bayi bisa MENGURANGI resiko sindrom
kematian bayi mendadak.
Manfaat lain membedong bayi untuk beberapa kasus tertentu misal ketika
awal kali belajar menyusui langsung. Kadang bayi merasa sangat lapar sehingga
melakukan gerakan yang justru malah menyusahkan bagi Ibu untuk mendapatkan
posisi yang nyaman. Dengan membedong bayi maka Ibu bisa mengontrol
pergerakan bayi dengan benar. Kondisi lainnya yang diperlukan membedong bayi
misal ketika menimbang berat badan. Bayi yang terbedong akan lebih mudah
ditimbang berat badannya karena tidak ada pergerakan yang berlebihan.
Tips dalam Membedong Bayi
Membaca tulisan dari atas sampai ke bawah mungkin membuat kita bingung
menentukan apakah saya perlu membedong bayi? Jawabannya diserahkan kepada
masing-masing individu. Tapi jika anda memutuskan untuk membedong bayi
maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menghilangkan efek
negatif dari membedong.
Dalam membedong gunakan kain yang tidak panas dan tidak menggunakan
kain berlapis-lapis.
Membedong tidak terlalu kuat. Berikan sedikit ruang untuk memungkinkan
adanya pergerakan bayi.
Kita bisa juga menggunakan kain bedong modern instant yang bisa kita
dapati saat ini. Biasanya banyak toko online telah menjual produk bedong instant.
Kebiasaan membedong bayi memang lebih umum dipraktekkan oleh
masyarakat Asia. Tapi sebenarnya, masyarakat di belahan bumi bagian barat sana
pun (baca: negara maju) bukannya sama sekali tak mengenal praktek membedong
(swaddling) ini. Cukup banyak orangtua baru saat ini yang dibuat bingung dengan
pro-kontra yang timbul dari ’tradisi’ bedong membedong ini.
Apa sih manfaat sebenarnya? Dan apa kerugiannya jika bayi tidak dibedong?
Pengaruh BEDONG antara lain:
1. Membuat bayi merasa aman dan nyaman.
Swaddling atau membedong membuat bayi seperti selalu dipeluk. Ini
mengingatkannya pada suasana dalam rahim ibu. Ia akan merasa nyaman dan
aman. Itulah alasan rasional dibalik kebiasaan membedong. Tujuan
membedong sama sekali bukan untuk ’meluruskan’ kaki bayi. Semua bayi
baru lahir, kakinya memang tampak sedikit bengkok atau menekuk ke dalam.
Tapi itu normal. Kondisi tersebut dikarenakan selama kurang lebih 40
minggu di dalam rahim ibu yang ruangnya memang terbatas, ia selalu dalam
posisi meringkuk. Dalam beberapa bulan setelah lahir, dan tanpa dibedong
pun, kedua kaki bayi akan ’lurus’ dengan sendirinya dan berbentuk normal.
Dalam kelelapan tidurnya (deep sleep/non-dream sleep), bayi sesekali
bergerak seperti orang terkejut. Gerakan ini, yang disebut sebagai hynogogic
startles, adalah normal. Anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa pun
kadangkala mengalaminya. Hanya saja pada bayi baru lahir, refleks kejut ini
lebih sering terjadi sehingga mengganggu kelelapan tidurnya. Refleks ini
akan berkurang seiiring dengan pertambahan usia bayi, dan biasanya pada
saat bayi berumur 1 atau 2 bulan, akan menghilang. Ada bayi yang dapat
langsung tertidur kembali, tapi tak sedikit pula yang kesulitan dan lalu
menjadi rewel. Membedong dapat membantu bayi untuk mengatasi refleks
kejut ini dan membuatnya segera tidur kembali karena ia merasa seperti
dipeluk.
2. Manfaat kepraktisan kepada orangtua, seperti memudahkan untuk menyusui
dan menggendong.
Beberapa ibu ada yang merasakan kemudahan untuk menyusui bila
bayinya dibedong. Bagi ibu maupun sang bayi, saat-saat pertama kali
menyusui adalah masa yang penuh perjuangan. Ibu belajar untuk mencari
posisi dan teknik menyusui yang benar. Si kecil juga berjuang mencari cara
menyusu yang pas untuknya. Seringkali ia bergerak-gerak tak sabar, yang
justru membuat ibu semakin sulit untuk menempatkannya dalam posisi yang
benar dan nyaman. Dengan membedong, bayi akan relatif lebih anteng dan
membuat proses belajar menyusui ini lebih lancar. Bayi baru lahir juga
seringkali mengalami kolik, salah satu hal yang membuat orangtua baru
kebingungan karena bayi yang tengah kolik akan gelisah dan menangis tak
henti-hentinya. Swaddling atau membedong dapat digunakan sebagai salah
satu cara untuk menenangkan si kecil yang sedang kolik.
3. Dalam salah satu jurnal pediatrics APP membedong bayi
berpengaruh/berhubungan dengan : Sleep and Arousal, Temperature
Control, Motor Development, Sudden Infant Death Syndrome, Respiratory
Infections,  Rickets and DDH (developmental dysplasia of the hip), Pain
Control, Crying Behavior, Breastfeeding and Postnatal Weight.
Bagaimana membedong bayi
Teknik membedong bayi sangatlah variatif, tergantung dari tujuan dan
tradisi masing-masing. Namun hendaknya dalam membedong bayi
memperhatikan hal2 antara lain:
1. selalu meletakkan bayi terlentang (sleep on baby back)
2. jangan membedong bayi dengan ketat .Bedong bayi dengan longgar saja.
Tak masalah jika begitu terbangun si kecil ’memorak-porandakan’ bedongnya
itu.
3. Tidak membedong dengan kain berlapis (apalagi ketat) yang membuat bayi
kepanasan (overheated) dan dapat meningkatkan resiko pneumonia serta
infeksi saluran pernafasan akut lainnya akibat paru-paru bayi tidak dapat
mengembang sempurna ketika ia bernafas.
4. Gunakan kain bedong yang tipis tapi cukup hangat, seperti kain flanel, dan
cukup gunakan satu lembar kain saja. Bila bayi Anda menggunakan popok
sekali pakai, jangan lupa untuk sering-sering mengganti kain bedongnya
5. Kenakan pakaian dari bahan yang tipis saja pada si kecil karena bila Anda
memakaikan baju yang tebal atau berlapis-lapis dan kemudian
membedongnya pula, bayi Anda bisaoverheated.
6. Jangan pula membedong sampai menutupi kepala bayi, ataupun mulai
membedong di atas bahu, karena dikhawatirkan dapat menutupi hidung bayi.
7. sebaiknya jangan membedongnya ketika ia sedang bangun agar tak
menghambat perkembangan motoriknya.

Anda mungkin juga menyukai