Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ILMU KEALAMAN DASAR

”Bulan , Gerhana Bulan & Gerhana matahari”


Pengertian, Proses, dan Jenisnya

Indah Rizky Aprilia


1710110549

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

2017/2018
Bulan
Asal mula Bulan merujuk pada beberapa penjelasan mengenai proses pembentukan Bulan,
satelit alami Bumi. Teori yang paling dikenal adalah hipotesis tubrukan besar[1] Namun,
penelitian terus dilakukan menyangkut hal ini, dan ada beberapa variasi dan alternatif.[1]

Dalam hipotesis tubrukan besar menyatakan bahwa Bulan terbentuk dari puing-puing yang
tersisa dari tubrukan antara Bumi dan benda seukuran planet Mars yang disebut Theia, sekitar
4,5 miliar tahun yang lalu. Hipotesis tubrukan besar adalah hipotesis ilmiah yang paling diakui
saat ini tentang proses terbentuknya Bulan.[2] Bukti pendukung meliputi: Putaran Bumi dan orbit
Bulan memiliki orientasi yang sama,[2] contoh batuan Bulan menunjukkan bahwa permukaan
bulan pernah berbentuk cair, Bulan memiliki inti besi yang relatif kecil, kepadatan yang lebih
rendah dibandingkan dengan Bumi, bukti tabrakan serupa di sistem bintang lain (yang
menghasilkan cakram puing), dan tubrukan besar konsisten dengan teori terkemuka tentang
pembentukan tata surya. Akhirnya, rasio isotop stabil yang identik antara batu Bulan dan batu
Bumi, yang menyiratkan asal mula yang sama.[3]

Masih ada beberapa pertanyaan tersisa mengenai model terbaik hipotesis tubrukan besar ini.
Energi dari dampak tubrukan tersebut diperkirakan dapat memanaskan Bumi yang menghasilkan
lautan magma, namun tidak ada bukti diferensiasi planet yang dihasilkan dari materi yang lebih
berat yang tenggelam ke dalam mantel Bumi. Saat ini tidak ada model yang sama yang diawali
dengan tubrukan besar dan diikuti dengan evolusi puing-puing nya menjadi Bulan. Pertanyaan
yang tersisa lainnya termasuk saat Bulan kehilangan bagian volatil, mengapa Venus, yang juga
mengalami tubrukan besar saat proses pembentukannya tidak memiliki bulan yang serupa.

Hipotesis Tubrukan Besar

Penjelasan yang paling banyak ditermima mengenai teori pembentukan bulan melibatkan
tubrukan antara dua objek protoplanet selama periode awal evolusi tata surya. Hipotesis tubrukan
besar yang menjadi populer pada tahun 1984 dapat menjelaskan kondisi orbit Bumi dan Bulan,
serta rendahnya inti logam yang terdapat di Bulan. Tubrukan antara planetisimal saat ini diakui
sebagai salah satu hal yang mengakibatkan pertumbuhan planet-planet pada awal evolusi tata
surya, dan dalam kerangka ini tumbukan antara planet tidak dapat dihindari saat planet-planet
terbentuk dalam jarak yang berdekatan.

Dalam hipotesis ini, tubrukan terjadi antara objek dengan ukuran 90% ukuran Bumi sekarang,
dengan objek lain sebesar Mars (setengah dari jari-jari bumi dan sepersepuluh dari massanya).
Objek yang menabrak ini sering disebut Theia, ibu dari Selene, Bulan dewi di mitologi Yunani.
Rasio ukuran kedua objek ini penting agar tubrukan yang terjadi menghasilkan momentum sudut
yang cukup untuk membentuk konfigurasi orbit yang ada saat ini. Dampak yang dihasilkan akan
cukup untuk melemparkan materi ke orbit Bumi yang akhirnya terakumulasi membentuk Bulan..
Gerhana Bulan

Bulan merupakan satelit bumi dimana keberadaannya selalu mengitari bumi. Hampir semua
planet di galaksi kita ini mempunyai satelitnya masing- masing. Bahkan beberapa planet di tata
surya memiliki satelit alam yang jumlahnya lebih dari satu. Dan satelit yang dimiliki planet bumi
hanya berjumlah satu, yakni yang kita kenal dengan sebutan bulan ini. Selain menjadi satelit
bumi, bulan ini juga berperan sebagi sumbel cahaya alami bagi bumi pada waktu malam hari
dimana pada waktu malam hari matahari tidak kelihatan sinarnya untuk menerangi bumi. Maka
dari itu sumber cahaya alami yang kita miliki adalah bulan dan juga bintang- bintang yang
bertebaran di langit. Sebenarnya bulan ini tidak bisa mengeluarkan cahayanya sendiri, karena
bulan bukan termasuk bintang. Cahaya yang bersumber dari bulan merupakan cahaya dari
matahari yang mengenai bulan, sehingga bulan tampak seperi bercahaya pada waktu malam hari.
sedangkan pada siang hari, bulan yang disinari oleh matahari terlalu kalah dengan sinar matahari
yang mengenai bumi sehingga bulan tersebut menjadi tidak kelihatan.

Bulan yang kita lihat pada waktu malam hari, yang sekaligus menjadi sumber cahaya alami di
malam hari ini terkadang terlihat aneh dan berbeda- beda pada setiap masanya. Bulan ini
mengapa bisa terlihat aneh karena setiap bulannya bulan ini mempunyai macam macam
fase bulan tertentu. Bagaimanapun bulan ini berevolusi mengitari bumi memakan waktu sekitar
30 hari, maka dari itu fase fase bulan yang terlihat dari perbedaan bentuk dan juga warna ini
tidak lepas dari posisinya yang berbeda- beda pada setiap bulannya, dan juga karena jarank yang
berbeda- beda. Hal ini juga karena kita sebagai manusia yang hanya menempati satu titik
wilayah yang ada di bumi sehingga terkadang kita menjumpai bulan ini berada pada jarak yang
berbeda- beda.

Bulan sebagai satelit bumi yang terlihat menyala pada malam hari ini juga terkadang mengalami
satu kondisi yang unik. Beberapa kondisi yang dialami oleh bulan yang terjadi pada waktu-
waktu tertentu antara lain adalah gerhana bulan, super moon, dan juga blood moon. Gerhana
bulan sendiri merupakan peristiwa yang jarang terjadi di suatu wilayah. Gerhana bulan
merupakan suatu peristiwa dimana bulan tampak seperti hilang dan kemudian muncul kembali
pada beberapa menit kemudian. Sementara super moon adalah peristiwa dimana bulan terlihat
amat besar karena pada saat itu posisi bulan sangat dekat dengan bumi, sehingga bulan akan
terlihat lebih besar berkali- kali lipat di wilayah bumi tertentu. Sedangkan blood moon
merupakan suatu peristiwa dimana bulan akan tampak berwarna merah, sehingga tampak
menakjubkan sekaligus mengerikan. Warna bulan yang merah inilah yang menyebabkan
peristiwa ini dinamakan dengan blood moon yang berarti darah bulan.

Pada kesempatan ini kita akan membahas lebih lanjut dan lebih detail mengenai satu peristiwa
bulan yang telah disebutkan di atas. Peristiwa yang akan kita bahas adalah mengenai gerhana
bulan. Namun sebelum kita lebih lanjut membahas mengenai gerhana bulan, kita terlebih dahilu
akan membahas mengenai fase- fase bulan yang terjadi pada rentang waktu selama 30 hari.

Fase- fase Bulan

Secara umum bulan selama satu siklus revolusi, yakni selama rentang waktu 30 hari mengalami
beberapa fase. Yang dimaksud dengan fase bulan sendiri merupakan bentuk bulan yang berubah-
ubah jika dilihat dari bumi. Fase ini tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari jika
dilihat drai bumi. Kedudukan bulan terhadap matahari dan juga bumi sendiri terbagi menjadi tiga
posisi, yakni:

1. Pada konjugasi ini, kedudukan bulan searah dengan matahari. Pada saat itu bagian bulan
yang menghadap ke bumi berwarna gelap atau tidak tampak. Pada aspek konjugasi ini
dapat terjadi gerhana matahari karena cahaya matahari yang menuju ke bumi terhalang
oleh bulan, sehingga berakibat kita tidak dapat melihat bulan menjadi bercahaya.
2. Pada aspek oposisi ini kedudukan bulan berlawanancarah dengan matahari jika dilihat
dari bumi. Pada saat aspek oposisi ini bulan akan tampak sebagai bulan purnama, yakni
bulat penuh. Pada kedudukan ini bulan terbit pada saat matahari terbenam, dan bulan
akan terbenam pada saat matahari sudah terbit.
3. Kedudukan bulan yang ketiga adalah kuarter. Pada aspek kuarter ini kedudukan bulan
berada tegak lurus terhadap garis penghubung antara bumi dengan matahari. Pada aspek
kuarter ini bulan memperlihatkan fase perbani (yakni setengah bulan yang terang). Dalam
periode satu bulan, terjadi dua kali kedudukan kuarter pada bulan, yakni kuarter pertama
ketika bulan tampak bertambah besar. Dan kuarter kedua ketika bulan tampak mengecil.

Itulah beberapa posisi atau kedudukan bulan yang terjadi selama satu periode revolusi bulan.
Masih ada fase- fase bulan lainnya, antara lain adalah fase bulan sabit atau crescent dan juga fase
bulan benjol atau gibbous. Demikian dalam satu bulan sinodik, secara berturut- turut terjadi
pergantian fase bulan sebagai berikut: bulan baru – bulan sabit – perbani awal – cembung –
purnama – cembung – perbani akhir – bulan sabit. Dengan demikian ada lima fase bulan yang
terjadi dalam satu periode revolusi bulan atau periode satu bulan, yakni:

1. Bulan baru atau new moon


2. Bulan sabit pertama atau waxing crescent
3. Bulan seperempat pertama atau first quarter
4. Bulan purnama atau full moon
5. Bulan seperempat ketiga atau third quarter

Itulah fase- fase dari bulan yang terjadi pada satu periode revolusi bulan. Setelah kita mengetahui
fase- dari bulan, selanjutnya kita akan membahas lebih jauh mengenai gerhana bulan.

Pengertian Gerhana Bulan

Fenomena gerhana bulan adalah fenomena yang jarang terjadi di suatu wilayah di bumi.
Fenomena gerhana bulan ini merupakan fenomena tertutupnya bulan oleh bayangan dari bumi
sehingga bulan akan nampak terkikis hingga akhirnya hilang seperti tidak terlihat lagi. Fenomena
gerhana bulan ini terjadi ketika posisi bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis lurus.
Dan posisi yang unik ini tidak terus- terusan terjadi namun hanya beberapa kali atau setiap
periode saja.

Pada masyarakan tradisional Jawa, ketika terjadi gerhana bulan maka mereka akan menamai hal
itu sebagai peristiwa “Bulan dimakan Buto”. Buto sendiri merupakan suatu julukan atau sebutan
yang diberikan masyarakat untuk menyebut suatu raksasa siluman yang bentuknya sangat besar
dan memankan apa saja yang ada di bumi. Buto ini dikait- kaitkan dengan alam ghaib. Alasan
mengapa peristiwa ini dinakan sebagai bulan dimakan Buto tidak lain dan tidak bukan karena
bulan perlahan- lahan menghilang tersebut. Sebelum menghilang semuanya, bulan akan nampak
cekung seperti digigit (seperti saat kita memakan biskuit yang berbentu bulat) sebelum akhirnya
menyabit, dan akhirnya hilang. Itulah yang membuat masyarakat Jawa menamai sebagai mitos
Bulan dimakan Buto. Dan pada saat terjadi gerhana bulan tersebut yng mana masyarakat Jawa
percaya bulan tersebut benar- benat hilang dmakan Buto, maka banyak warga yang
membunyikan kentongan (alat komunikasi tradisional yang cara membunyikannya dengan cara
dipukul) agar si Buto memuntahkan kembali bulan tersebut dehingga masyarakat tetap akan
disinari pada waktu malam hari tiba. Namun seiring dengan kemajuan zaman dan
kemodernisasian zaman, lambat laun tradisi tersebut tidak ditemukan lagi atau sangat jarang di
jumpai lagi pada masyarakat Jawa saat ini.

Bila kita nikmati dari sisi estetika atau eindahan, gerhana bulan ini adalah peristiwa yang indah
sekali. Pemandangan yang dihasilkan dari peristiwa gerhan bulan ini dapat dijadikan objek
fotografi yang sangat indah. Terlebih jika gerhana bulan terjadi pada saat kondisi langit sedang
cerah. Hal ini akan dimanfaatkan banyak fotografer untuk mengabadikan momen berharga ini.
Meskipun euforia datangnya gerhana bulan ini tidak seheboh dibandingkan euforia pada saat
terjadi gerhana matahari, namun antusias masyarakat untuk meihatnya pun tidak kalah dengan
saat terjadi gerhana matahari. Faktor yang menjadikan gerhana bulan tidak seheboh gerhana
matahari antara lain karena gerhana bulan ini terjadi pada malam hari sehingga peristiwa agung
ini tidak terlalu terlihat mencolok seperti gerhana matahari yang terjadi pada pagi atau siang
ataupun sore hari disaat sunia terang oleh sinar matahari. Hal selanjutnya yakni karena kita lebih
sering menyaksikan gerhana bulan bila dibandingkan dengan gerhana matahari karena gerhana
bulan ini dapat teramati pada sebagian bumi pada waktu malam hari. Meskipun demikian, tetap
saja gerhana bulan ini menjadi momen langka yang mengundang masyarakat untuk menyaksikan
dan juga mengabadikan keindahannya.

Proses Terjadinya Gerhana Bulan

Gerhana bulan merupakan satu peristiwa yang terjadi dimana kedudukan matahari, bumi, dan
bulan berada pada satu garus lurus, sehingga bayangan bumi menutupi sebagian ataupun
keseluruhan bulan. Proses terjadinya gerhana bulan ini dimulai saat bumi berada di antara
matahari dan juga bulan pada satu garis yang sama. Hal ini mengakibatkan sinar matahari tidak
sampai ke bulan karena terhalang oleh bumi.

Gerhana bulan ini bisa terjadi karena pada saat bumi berada di antara matahari dan juga bulan
dalam posisi sejajar seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada hal demikian bumi akan
menghalangi sinar matahari yang menuju ke bulan, sehingga permukaan bulan akan tertutupi
oleh bayangan bumi.

Proses terjadinya gerhana bulan ini lebih lama jika dibandingkan dengan matahari, meskipun
perbedaan waktunya hanya beberapa menit saja. Seperti halnya gerhana matahari, proses
terjadinya gerhana bulan ini  sebagai berikut:

1. Dimulai ketika bulan yang bersinar terang tiba-tiba tertutup sedikit demi sedikit oleh
bayangan hitam. Bayangan hitam tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah bayangan
dari bumi sendiri.
2. Setelah itu lama-kelamaan bulan yang bulat tadi akan tertutup semakin lama semakin
banyak hingga bulan hanya terlihat sebagian dan semakin lama bumi akan terlihat
meyabit.
3. Setelah mulai menjadi menyabit, lama- kelamaan bulan akan tampak menghilang karena
tertutup penuh oleh bayangan bumi. Ketika saat inilah kita tidak dapat melihat bulan dan
bulan seperti menghilang.
4. Setelah bulan tertutup semua dan tampak seperti menghilang, kemudian kita akan
menyaksikan bulan kembali muncul dari arah yang pertama kali bulan itu menghilang.
Munculnya bulan ini dimulai dari bentuk bulan tersebut sabit, setelah itu bulan tersebut
semakin lama akan semakin kelihatan dan menjadi setengah, dan semakin lama akan
semakin utuh sehingga tampak lagi seperti semula.

Itulah beberapa proses terjadinya gerhana bulan ini dari awal hingga akhir. Gerhana bulan sendiri
ketika terjadinya akan membutuhkan waktu beberapa menit hingga berjam lamanya. Ketika
terjadi gerhana bulan ini masyarakat biasanya akan menyaksikan dari menghilangnya bulan dari
bagian sedikit sampai munculnya bulan kembali hingga utuh seperti sedia kala.

Jenis-jenis Gerhana Bulan

Gerhana bulan yang terjadi di bumi ini ternyata dibedakan menjadai beberapa jenis dan hanya
tidak satu jenis saja. Secara umum gerhana bulan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu gerhana bulan
total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra. Penjelasan mengenai masing-
masing jenis gerhana ini adalah sebagai berikut:

1. Gerhana bulan total

Gerhana bulan total merupakan gerhana bulan dimana semua bagian dari bullan akan tertutup
oleh bayangan bumi, sehingga bulan akan tampak tertutup semua. Gerhana bulan total ini dapat
dibedakan lagi menjadi dua macam yakni gerhana bulan total dan gerhana bulan total +.

 Gerhana bulan total adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan berada tepat pada daerah
NTT, dan pada saat yang demikian warna bulan menjadi merah namun warna merah
tersebut tidaklah rata.
 Gerhana bulan total + adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan melalui titik pusat
daerah umbra, dan pada saat ini warna bulan menjadi merah merata. Pada saat seperti ini
bulan akan tampak menakjubkan sekaligus mengerikan jika dipandang dari bumi.

Saat terjadi gerhana bulan total ini maka bulan akan terlihat berwarna kemerahan. Hal ini
berhubungan dengan lapisan atmosfer bumi. Di suatu daerah tertentu atau suatu negara tertentu,
gerhana bulan total akan terlihat lebih merah daripada di daerah lain. Hal ini menandakan bahwa
jika bulan berwarna lebih merah, maka suatu tempat tersebut memiliki tingkat polusi yang
semakin kuat.
2. Gerhana bulan sebagian

Pada gerhana sebagian ini, bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar matahari.
Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lainnya berada di daerah atau area penumbra.
Sehingga masih ada sebgaian dari sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan dan dapat
dilihat manusia dari bumi. Inilah yang disebut sebagai gerhana bulan sebagian.

3. Gerhana bulan penumbra

Jenis gerhana bulan yang selanjutny adalah gerhana bulan penumbra. Gerhana bulan penumbra
berarti seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Dengan demikian bulan masih dapat
terlihat oleh manusia yang berada di bumi meskipun secara samar- samar dan dengan warna
yang suram.

Itulah beberapa jenis dari gerhana bulan. Bila kita menyimak pengertian dari masing- maing
gerhana bulan, maka kita akan menemukan beberapa istilah yang khas. Istilah- istilah tersebut
antara lain adalah umbra dan juga penumbra. Yang dimaksud dengan umbra sendiri adalah
daerah diantara bumi dan juga bulan yang tidak terkena cahaya matahari atau yang gelap.
Sedangkan penumbra merupakan daerah diantara bumi dan juga bulan namun yang terkena sinar
matahari atau daerah di antara bumi dan matahari yang masih tersinar oleh sinar matahari.

Cara Melihat Proses Terjadinya Gerhana Bulan

Banyak orang yang berantusias untuk menyaksikan proses terjadinya gerhana bulan ini pada saat
terjadi gerhana bulan. Namun tahukah Anda bagaimana cara untuk melihat gerhana bulan ini
dengan jelas? Setiap tahunnya. Diperkirakan gerhana bulan bisa terjadi hingga sejumlah lima
kali. Namun gerhana bulan total lebih jarang terjadi daripada gerhana bulan sebagian maupun
penumbra. Jika terjadi gerhana matahari, kita tidak boleh melihat dengan mata telanjang atau
melihat secara langsung tanpa menggunakan alat pengaman. Namun berbeda halnya dengan
gerhana bulan. Pada saat melihat gerhana bulan, kita diperbolehkan melihat secara langsung atau
dengan menggunakan mata telanjang tanpa menggunakan alat pengaman. Hal ini karena sinar
dari bulan tidak mengandung radiasi kuat seperti yang dimiliki oleh matahari. Sehingga manusia
yang ada di bumi bisa melihatnya dengan aman.
Ada cara- cara tertentu untuk dapat menikmati gerhana bulan ini agar terlihat jelas, yakni dengan
menggunakan alat- alat tertentu. alat yang dapat digunakan untuk melihat gerhana bulan ini agar
terlihat jelas adalah teropong dan juga teleskop. Dengan menggunakan teropong dan juga
teleskop maka kita akan lebih jelas melihat prosesi gerhana bulan ini.

Fakta- fakta Menarik Seputar Gerhana Bulan Darah

Terjadinya gerhana bulan ini mengundang beberapa fakta yang menarik yang melekat di
kalangan masyarakat mengenai gerhana bulan ini. Memang terjadinya gerhana bulan ini
seringkali membawa sesuatu yang lain yang terkadang belum pernah kita dengar sebelumnya.
Hal ini terutama tentang gerhana bulan darah. Gerhana bulan darah sendiri merupakan gerhana
bulan dengan warna bulan adalah merah menyala, sehingga nampak menakjubkan dan juga
mengerikan. Beberapa fakta yang menyertai gerhana bulan darah  antara lain:

1. Disebut- sebut sebagai pertanda kiamat

Ini merupakan salah satu fakta yang paling unik mengenai gerhana bulan. Gerhana bulan darah
yang bertepatan dengan peristiwa super moon yang terjadi pada tanggal 28 September 2015
disebut- sebut sebagai pertanda datagnya kiamat oleh sebagian orang. Pada kurun waktu dua
tahun, yakni pada tahun 2014 hingga 2016, fenomena gerhana bulan raksasa ini sudah terjadi
selama empat kali. Padahal sebelum tahun 2014, fenomena gerhana bulan darah raksasa ini
terjadi pada tahun 1982 yang lalu. Salah satu tokoh, yakni PastuR Hagee pun menyatakan bahwa
peristiwa yang demikian ini sebagai salah satu pertanda akan datangnya kiamat.

2. Blood Moon menjadi Super Moon

Peristiwa blood moon atau gerhana bulan darah yang biasanya terjadi setiap beberapa puluh
tahun sekali terkadang bisa mengalami perbedaan. Salah satunya ketika blood moon terlihat
lebih besar daripada biasanya dan berubah menjadi peristiwa super moon. Alasan hal ini terjadi
bisa dinyatakan secara ilmiah, yakni ketika terjadi gerhana bulan, saat itu posisi bulan sedang
paling dekat dengan bumi. Hal inilah yang membuat peristiwa gerhana bulan darah atau blood
moon menjadi lebih besar daripada biasanya.
3. Blood moon ini tidak berbahaya

Salah satu yang perlu diinfokan kepada mesyarakat mengenai bood monn ini adalah karena
blood moon ini tidak berbahaya. Banyak orang yang ketautan atas peristiwa blood moon ini.
NASA menjelaskan bahwasannya fenomena gerhana bulan darah ini tidak akan berdampak apa-
apa bagi manusia yang ada di bumi ini. Warna merah yang terlihat di permukaan bulan tersebut
disebabkan oleh pantulan bayanagn dari bumi sendiri.

Itulah beberapa fakta unik yang menyertai peristiwa gerhana bulan darah super ini. Bagi Anda
yang belum pernah melihat fenomena ini dan penasaran ingin sekali melihatnya, maka berdoalah
agar diberi umur panjang dan dapat melihat dengan jelas fenomena alam ini. Hal ini karena,
gerhana bulan darah raksasa ini diprediksi baru akan muncul atau terjadi lagi pada tahun 2033
mendatang. Dan itulah beberapa informasi mengenai gerhana bulan. Semoga artikel ini
bermanfaat.
Gerhana Matahari

Gerhana Matahari terjadi saat posisi bulan terletak di antara Bumi & Matahari sehingga menutup
sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Meskipun Bulan berukuran lebih kecil, bayangan Bulan
mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak
384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata
149.680.000 kilometer.

Jenis Gerhana Matahari

 Gerhana total terjadi jika saat puncak gerhana, bulatan Matahari ditutup seutuhnya oleh
bulatan Bulan. Ketika itu, bulatan Bulan sama besar atau bahkan lebih besar dari bulatan
Matahari. Ukuran bulatan Matahari & bulatan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung
pada masing-masing jarak Bumi-Bulan & Bumi-Matahari.

 Gerhana sebagian terjadi jika bulatan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup
sebagian dari bulatan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari bulatan Matahari
yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.

 Gerhana cincin terjadi jika bulatan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menghalangi


sebagian dari bulatan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi saat ukuran bulatan Bulan lebih
kecil dari bulatan Matahari. Sehingga ketika bulatan Bulan berada di
depan bulatan Matahari, tidak seluruh bulatan Matahari akan tertutup oleh bulatan Bulan.
Bagian bulatan Matahari yang tidak tertutup oleh bulatan Bulan, berada di
sekeliling bulatan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.

 Gerhana hibrida bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di permukaan
bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul
sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.

Anda mungkin juga menyukai