Anda di halaman 1dari 6

PENYULUHAN PEMBUATAN PENCUCI PIRING RAMAH LINGKUN-

GAN DI WILAYAH JAKARTA BARAT


I Gusti Ayu Arwati, Rini Anggraini
Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana
Email: arwatiayu@yahoo.com

ABSTRAK

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dan siswi belajar untuk berbisnis home industry,
membuat sabun detergen sendiri dengan menggunakan alat yang sederhana hal ini akan berdampak pada peningkatan
produksi rumahan luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adala sabun pembersih cuci piring yang ramah lingkunagan.
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk
padatan atau cairan yang disebut surfaktan. Sabun yang diajarkan oleh para dosen adalah sabun ramah lingkungan ,
dimana limbag domestiknya dapat dipakai untuk menyiram tanaman. Para peserta didik sangat antusias dan aktif pada
waktu ada waktu untuk diskusi, dari hasil penyuluhan ini diharapkan para peserta dapat membuat sabun yang ramah
lingkungan, sehingga bermanfaat untuk bekal kehidupan kelak.

Kata kunci: sabun, home industry

PENDAHULUAN akan dapat bersaing dan dapat dinikmati oleh


Perkembangan industri di Indonesia masyarakat umum.
merupakan usaha jangka panjang untuk Kegiatan ini bertujuan untuk
mencapai perkonomian yang lebih maju dan meningkatkan kemampuan siswa dan siswi
dapat bersaing baik secara nasional maupun di belajar untuk berbisnis home industry,
internasional. Selama ini banyak industrtri – membuat Sabun detergen sendiri dengan
industri kecil yang mempunyai produk yang menggunakan alat yang sederhana hal ini
tidak kalah mutunya dengan produk yang akan berdampak pada peningkatan produksi
mempunyai nama yang beredar dipasaran, rumahan luaran yang dihasilkan dari kegiatan
seperti produk-pruduk pembersih sabun cair, ini adala sabun pembersih cuci piring yang
karena sama seperti beras sebagai makanan ramah lingkungan.
pokok hanya bedanya produk pembersih ini Sabun adalah surfaktan yang
dipakai setiap hari untuk membersihkan digunakan dengan air untuk mencuci dan
peralatan ataupakaian. Maka, untuk membersihkan. Sabun biasanya berbentuk
mendukung perkembangasn industri kecil padatan tercetak yang disebutbatang tapi
menengah ini khususnya bahan pembersih sekarang penggunaan sabun cair telah meluas,
yang ada di Indonesia ini sangatlah penting terutama pada sarana-sarana publik. Jika
dan perlu ditingkatkan, sehingga masyarakat diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun
Indonesia di pedesaan akan dapat secara efektif mengikat partikel dalam
menikmatinya karena harganya lebih murah suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di
dan mutunya tidak kalah dengan yang mahal negara berkembang, deterjen sintetik telah
karean sudah ber merk karena dengan adanya menggantikan sabun sebagai alat bantu
peningkatan penyuluhan dan bantuan dana dari mencuci atau membersihkan.
pemerintah maka produktifitas dari industry Sabun merupakan campuran garam
kecil ini akan lebih meningkat dan pastinya natrium atau kalium dari asam lemak yang

25
26 Jurnal Abdi Masyarakat (JAM), Jilid 2 Nomor 1, September 2016, hlm. 25-30

dapat diturunkan dari minyak atau lemak Fungsi utama dari sabun sebagai zat
dengan direaksikan dengan alkali (seperti pencuci adalah sifat surfaktan yang terkandung
natrium atau kalium hidroksida) pada suhu di dalamnya. Surfaktan merupakan molekul
80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal yang memiliki gugus polar yang suka air
dengan saponifikasi. Lemak akanterhidrolisis (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka
oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun minyak (hidrofobik) sekaligus, sehingga dapat
mentah. Secara tradisional, alkali yang mempersatukan campuran yang terdiri dari
digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari minyak dan air.
pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu.
Sabun dapat dibuat pula dari minyak TARGET DAN LUARAN
tumbuhan, seperti minyak zaitun. Target dari kegiatan ini dapat
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dipandang dari dua sisi , yaitu meningkatkan
dengan menggunakan alkali adalah adalah kinerja manajemen mahasiswi dan mahasiswa
reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau beserta guru yang berlokasi di SMK IP
KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. YAKIN, Jalan B angun Nusa Raya no 10
Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai Cengkareng Timur, Jakarta Barat. Untuk
berikut : pencapaian target ini pertama yang akan
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 dilakukan dengan membuat prosedur cara
NaOOCR pembuatan Sabun cuci piring, sehingga
Reaksi pembuatan sabun atau memudahkan para peserta penyuluhan untuk
saponifikasi menghasilkan sabun sebagai mengikuti proses pembuatan sabun cuci piring,
produk utama dan gliserin sebagai produk tentunya nmengenai bahan- bahan terlebih
samping. Gliserin sebagai produk samping dahulu dipersiapkan oleh team. Team yang
juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan diketuai oleh seorang ahli kimia sehingga
garam yang terbentuk dari asam lemak dan pemilihan bahan sangatlah diperhatikan
alkali. Sabun dengan berat molekul rendah mengenai hasil produk sabun cuci piring yang
akan lebih mudah larut dan memiliki struktur akan dihasilkan, tentunya dipastikan tidak
sabun yang lebih keras. Sabun memiliki akan gatal dan menimbulkan limbah yang
kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun berbahaya.
tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, Dengan memberikan penyuluhan
melainkan larut dalam bentuk ion. kepada mahasiswa, mahasiswi dan para guru
Sabun adalah salah satu senyawa kimia mengenai produk sabun cuci piring selain cara
tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pembuatannya yang sangat mudah dan
pernah secara aktual ditemukan, namun menggunakan peralatan yang sederhana,
berasal dari pengembangan campuran antara diharapkan para peseta juga termotivasi untuk
senyawa alkali dan lemak/minyak.Bahan mebuka peluang berbisnis sabun rumahan
pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu sehingga mendapatkan keuntungan secara
bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku ekonomis selain itu dengan membuat sabun
dalam pembuatan sabun adalah minyak atau Cair sendiri berarti lebih menghemat
lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pengeluaran. Dengan adanya pelatihan dari
pendukung dalam pembuatan sabun digunakan program yang telah dibuat oleh team dosen
untuk menambah kualitas produk sabun, baik yang pakar secara terstruktur kepada team dari
dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan mitra ini. diharapkan para peserta lebih
pendukung yang umum dipakai dalam proses semangat untuk membuat produk sabun cair
pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, cuci piring rumahan dimana hasilnya akan
natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan memuaskan dan hasil produk sabunnya yang
pewarna. ramah lingkungan artinya limbah yang
Penyuluhan Pembuatan Pencuci Piring Ramah Lingkungan Di Wilayah Jakarta Barat 27

dihasilhan adalah zat organik yang bisa 7. 1 mL Gliserin


digunakan untuk penyubur tanaman, Pelatihan 8. 3 mL parfum
akan diadakan secara terstruktur, menarik dan 9. Zat pewarna makanan
interaktif. 10. 1 L air
Secara umum, diharapkan kegiatan ini
berdampak terhadap peningkatan pengetahuan C. Prosedur Pembuatan Sabun Cair Pencuci
mitra terhadap Ipteks dan cikal bakal Piring
peningkatan ipteks di home industry sabun cair 1. Dimasukkan 120 gram minyak mentah
pencuci piring. sawit kedalam baskom;
2. Dicampurkan natrium sulfat sebanyak 2/3
METODE PELAKSANAAN bahan;
Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat 3. Diaduk hingga berwarna putih;
ini berupaya untuk memberikan penyuluhan 4. Ditambahkan 600 mL air sedikit demi se-
bagaimana cara pembuatan sabun cuci piring dikit sambil diaduk;
yang ramah lingkungan , sehingga dengan 5. Tuangkan 20 mL camperlan ambil diaduk;
dsemikian para mitra akan mampu membuat 6. Ditambahkan 200 mL air;
produk sabun cair ini dengan mudah dan tidak 7. Ditambahkan sisa natrium sulfat (1/3
menimbulkan limbah pada saat pemakaian . bahan);
Permasalahan aspek pemahaman akan 8. Ditambahkan 20 gram NaCl sedikit demi
diselesaikan dengan cara memberikan sedikit;
pengenalan pemakaian dasar-dasar bahan- 9. Dimasukkan 10 mL foam booster;
bahan yang yang dipakai beserta peralatannya, 10 Dilarutkan EDTA dalam 20 mL air, lalu
dan pelatihan cara pencapuran dan pengadukan dimasukkan dalam campuran bahan;
bahan baku sampai produk jadi. Kegiatan 11. Ditambahkan sisa air;
pengenalan , pelatihan dan pembuatan sabun 12. Dimasukkan pewarna;
cair ini dilakukan oleh dosen yang pakar pada 13. Dicampurkan gliserin dan parfum lalu
bidangnya dan disampaikan ke pada mitra dimasukkan dalam campuran bahan.
dengan teknik terstruktur, menarik dan
interaktif. Secara keseluruhan, kegiatan akan D. Deskripsi Bahan
diadakan di Sekolah SMK IP YAKIN, Jl 1. Texapon
Bangun Nusa Raya no 10 , Cengkareng timur, Texapon merupakan nama dagang dari
Jakarta Barat, dimana aktifitas akan dilakukan senyawa kimia Sodium Lauryl Sulfate
di ruangan kelas. (SLS). Texapon mempunyai bentuk
Persiapan alat dan bahan serta berupa gel dengan warna bening.
pembuatan prosedur: Texapon merupakan bahan yang
A. Alat menghasilkan busa.
1. Centong nasi 2. Natrium sulfat
2. Baskom Natrium sulfat atau biasa juga disebut
3. Gelas ukur sodium sulfat dan salt cake merupakam
padatan berbentuk kristal putih yang
B. Bahan larut dalam air dan gliserol. Natrium
1. 120 gram Texapon sulfat tidak beracun dan tidak mudah
2. 35 gram NaSO¬4 terbakar.
3. 20 mL Camperlan 3. Camperlan
4. 10 mL Foam Booster Camperlan merupakan nama dagang
5. 20 gram NaCl dari Cocoamide diethanol amine.
6. 1,1 gram EDTA Merupakan basa lemah dan bersifat
28 Jurnal Abdi Masyarakat (JAM), Jilid 2 Nomor 1, September 2016, hlm. 25-30

hidrofilik serta higroskopis (jika dalam dalam air dan dapat menyerap air
bentuk ppadatan). Nama IUPAC dari sehingga dapat melembutkan kulit
camperlan yaitu 2,2’-Iminodiethanol. dengan melindunginya dari kekeringan.
4. Foam booster 8. Air
Foam booster merupakan nama dagang Air adalah substansi kimia dengan
dari cocoa amine. Foam booster rumus kimia H2O: satu molekul air
berwarna cairan kental berwarna tersusun atas dua atom hidrogen yang
kekuningan. Bersifat memperbanyak terikat secara kovalen pada satu atom
busa yang terbentuk dari sabun. oksigen. Air bersifat tidak berwarna,
5. Natrium klorida tidak berasa dan tidak berbau pada
Natrium klorida biasa dikenal sebagai kondisi standar. Air sering disebut
garam dapur. Merupakan senyawa ionik sebagaipelarut universal karena air
dengan rumus NaCl. NaCl adalah melarutkan banyak zat kimia. Air
garam yang paling bertanggung jawab berada dalam kesetimbangan dinamis
atas salinitas dari laut dan dari cairan antara fase cair dan padat di bawah
extrakulikuler dari multiser banyak tekanan dan temperatur standar. Dalam
organisme sebagai bahan utama dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan
garam yang dapat dimakan ini, biasanya sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang
digunakan sebagai bumbu makan dan berasosiasi (berikatan) dengan sebuah
makanan pengawet. Dalam pembuatan ion hidroksida (OH-).
sabun cair fungsinya sebagai pengental
sabun yang masih berupa air. E. Proses Pembuatan dan Fungsi Bahan
6. EDTA Pada percobaan pembuatan sabun cuci
EDTA atau Asam etilen diamin tetra piring cair, langkah pertama yang dilakukan
asetat merupakan salah satu jenis asam yaitu menimbang texapon lalu
amina polikarboksilat. EDTA memasukkannya ke dalam baskom. Texapon
sebenarnya adalah ligan seksidentat merupakan bahan utama untuk membuat
yang dapat berkoordinasi dengan suatu sabun. Texapon dalam sabun berfungsi untuk
ion logamlewat kedua nitrogen dan membentuk busa dan mengangkat kotoran.
keempat gugus karboksil-nya atau Selanjutnya ditambahkan Natrium
disebut liganmultidentat yang sulfat sebanyak 2/3 bahan. Penambahan
mengandung lebih dari dua atom Natrium sulfat dimaksudkan untuk membantu
koordinasi per molekul,misalnya asam mencampur bahan serta mempercepat
1,2-diaminoetanatetraasetat kelarutan texapon. Natrium sulfat berfungsi
(asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) untuk mempercepat pengangkatan kotoran dan
yang mempunyai dua atom nitrogen juga sebagai pengental.
penyumbang dan empat atomoksigen Campuran kemudian diaduk hingga
penyumbang dalam molekul. Suatu berwarna putih lalu ditambahkan 600 mL air
EDTA dapat membentuk senyawa sedikit demi sedikit. Air ditambahkan sedikit
kompleks yang mantapdengan sejumlah demi sedikit karena texapon merupakan
besar ion logam sehingga EDTA surfaktan yang mempunyai ujung berbeda,
merupakan ligan yang tidak selektif. yaitu hidrofilik (suka air) dan hidrofobik (suka
7. Gliserin lemak). Jika air ditambahkan sekaligus, akan
Gliserin merupakan nama dagang dari terjadi kesulitan dalam mencampurkan bahan
gliserol. Gliserin bersifat mudah larut karena ujung texapon yang bersifat hidrofob
akan sulit untuk berikatan dengan air. Air
berfungsi sebagai pelarut.
Penyuluhan Pembuatan Pencuci Piring Ramah Lingkungan Di Wilayah Jakarta Barat 29

Setelah tercampur ditambahkan caranya pembuatan sabun cair pencuci piring


camperlan sambil diaduk. Camperlan yang ramah lingkungan dapat dengan mudah
berfungsi sebagai pengental dan penambah dipahami. Harapannya, peserta dapat dengan
busa menjadi gelembung-gelembung kecil. mudah menerima tahap ini, kelompok team
Langkah berikutnya yaitu ditambahkan dosen berpartisipasi pada tahapan ini dalam
air sebanyak 200 mL lalu dimasukkan sisa bentuk tutorial, diskusi, dialog interaktif dan
natrium sulfat. Setelah itu ditambahkan NaCl tanya jawab.
sedikit demi sedikit. NaCl berfungsi untuk
mengentalkan sabun yang dibuat. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kedalam campuran juga dimasukkan Tahapan kegiatan dimulai dari survey
foam booster dan EDTA. Foam booster penentuan peserta, pembuatan materi ajar, dan
berfungsi untuk membentuk pelatihan. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal
gelembung-gelembung kecil dan 29 Februari 2016 dengan jumlah peserta
memperbanyak busa yang terbentuk. EDTA mencapai 23 orang, sesuai dengan target yang
yang digunakan sebelum dimasukkan kedalam ditetapkan.
campuran bahan terlebih dahulu dilarutkan
dalam air. EDTA berfungsi sebagai pengawet
sehingga produk yang dibuat lebih tahan lama.
Langkah terakhir yaitu menambahkan
pewarna, gliserin dan parfum. Pewarna
berfungsi untuk mempercantik produk yang
dibuat sehingga terlihat lebih menarik. Untuk
gliserin dan parfum, sebelum ditambahkan
bahan tersebut dicampur terlebih dahulu lalu
dimasukkan kedalam campuran. Gliserin
berfungsi untuk melembutkan tangan,
sedangkan parfum berfungsi untuk member
aroma pada sabun sehingga lebih harum.
Tahap terakhir yang dilakukan yaitu Gambar 1. Lokasi kegiatan
pengemasan. Pengemasan dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu pengemasan langsung Semua peserta terlihat antusias dalam
dan tidak langsung. Pengemasan langsung mengerjakan materi yang diberikan di mana
dilakukan setelah sabun terbentuk langsung mereka juga mendapatkan panduan berupa
dimasukkan kedalam botol tanpa menunggu prosedur bagaimana cara pembuatan sabun,
busa hilang. Pengemasan tidak langsung pada waktu praktek pembuatan sabun pencuci
dilakukan dengan menunggu busa hilang baru piring para siswa dan siswi, mereka terlihat
dimasukkan kedalam botol. Sabun cuci piring sangat interaktif bertanya.
yang telah jadi didiamkan selama satu malam

Aktifitas di ruangan Kelas


Aktifitas di ruangan kelas terdiri dari
pengenalan pemahaman dasar-dasar tentang
bahan dan alat yang dipakai, cara kerja,dan
tahapan proses. Kegiatan ini dilakukan secara
terstruktur, menarik, dan interaktif. Team
Dosen akan berperan sebagai nara sumber
untuk menjelaskan dan melatih bagaimana
30 Jurnal Abdi Masyarakat (JAM), Jilid 2 Nomor 1, September 2016, hlm. 25-30

dengan baik);
Materi bermanfaat untuk peserta, pemerintah
dan masyarakat;
Antusiasme peserta sangat tinggi.

Gambar 2. Kegiatan saat penyuluhan

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan,


hanya sekitar 30 persen dari peserta yang
pernah mengenal bahan- bahan yang akan
digunakan untuk menghasilkan produk sabun
yang ramah lingkungan ini. Lebih dari 95%
menyatakan materi ini bermanfaat, peserta
siswa dan siswi serta paea pendamping guru
mereka sangat tertarik untuk membuat sabun
ini untuk dipakai di rumah sendiri atau akan
menjualnya ke lingkungan terdekat. Secara
perhitungan ekonomis modal dari sabun ini
relatif jauh lebih murah selain ramah
lingkungan, sehingga akan meminimalkan
limbah domestik jika kita memakai produk
sabun ini. Hasil evaluasi dari kami setelah
selesai pembuatan diadadakan diskusi, banyak
pertanyaan dari siswa, siswi dan para guru
untuk mempertanyakan lebih jelas mengenai
bahan- bahan dan mereka minta untuk
dijelaskan mengenai cara pembuatan dan
manfaatnya agar lebih diperjelas.
Pelatihan yang dimulai sejak pukul
08.00 pagi dapat diselesaikan pada sekitar
pukul 13.00. Peserta juga dilengkapi dengan
modul pelatihan sehingga mereka dapat belajar
otodidak dan mendalaminya kembali secara
mandiri

KESIMPULAN
Dari pelaksanaan pelatihan ini dapat
disimpulkan bahwa:
Acara pengabdian berjalan sukses dan lancar
(dilihat dari susunan acara yang dilewati

Anda mungkin juga menyukai