Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah kata yang berasal dari kata Inggris kuno “hal” yang berarti utuh,
sembuh dan sehat. Kesehatan didefenisikan sebagai kondisi atau keadaan manusia yang
dihasilkan dari saling keterkaitan antara manusia, biologi, kimia, lingkungan ekonomi,
fisik dan sisoal. Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan sehat
sebagai keadaan sehat dari fisik, mental dan spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif dan secara sosial ekonomi. Undang-undang
ini sebagai pengganti undang-undang sebelumnya yang menambahkan unsur spiritual
sebagai suatu bagian dari kriteria sehat (indar,2014). (Andi Surahman Batara, 2018).
Masalah kota juga menajdi perhatian dari persatuan Bangsa Bangsa (PBB) terbukti
dengan penempatan tujuan dan target pembangunan seluruh Negara di dunia yang
tergabung dalam PBB. Arah pembangunan tersebut dinamakan Sustainable Development
Goals atau disingkat SDGs. SDGs merupakan lanjutan dari milliennium Development
Goals (MDGs) yang telah berakhir di tahun 2015. SPGs memilki 17 tjuan dan 169 target.
Salah satu tujuan SDGs yang terkait dengan kota adalah tujuan yang ke 11, yaitu
menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan, dan
berkelanjutan. (Andi Surahman Batara, 2018).
Kota sehat merupakan proyek World Health Organization (WHO) yang diluncurkan
secara resmi pada tahun 1987 – 1988 dengan mengambil tempat untuk yang pertama kali
adalah kota-kota di Eropa (Palutturi, 2013; Valvov, Boufford, Pearson, Morris 2010).
Kota sehat adalah suatu kondisi kota nyaman, aman, bersih dan sehat untuk dihuni
penduduk. (Andi Surahman Batara, 2018).
Konsep kota sehat merupakan konsep lama sekaligus baru. “lama” dalam arti bahwa
usaha manusia mewujudkan kota ynag lebih sehat telah ada sejak dimulainya peradaban
perkotaan (urban civilization). “baru” dalam arti manifestasi gerakan dan sarana utama
untuk promosi kesehatan masyarakat yang baru (New Public Health) dalam mewujudkan
sehat untuk semua (Health for All). Tahun 1987, proyek kota sehat secra resmi
diluncurkan oleh WHO. Proyek tersebut dipandang sebagai suatu sarana untuk
melegitimasi, memlihara dan mendukung proses pemberdayaan masyarakat (‘a means of
legitimizing, nurturing, and supporting the process of community empowerment’).
Dengan mengunakan metode partisipasi masyarakat, proyek ini mencari pengurangan
ketidakadilan (inequality), memperkuat pencapaian kesehatan (health gain), serta
mengurangi kesakitan dam kematian. (Andi Surahman Batara, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Andi Surahman Batara. 2018. Health Setting Ruang Publik Perkotaan Sebuah Konsep
Terminal Sehat. Makassar .

Anda mungkin juga menyukai