Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah : Individual, And Community Participation In Health

Dosen : Dr. Fairus Prihatin,. SKM., M.Kes

Jurusan : Promosi Kesehatan

KONSEP KOTA SEHAT

OLEH :

WILLIAM TASIDJAWA
00 141 0011 2019

PASCASARJANA MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2020
KONSEP KOTA SEHAT

A. Pengertian
Kota sehat adalah suatu kota yang terus-menerus menciptakan dan meningkatkan
lingkungan-lingkungan fisik dan sosial dan memperluas sumber daya masyarakat mereka
yang memungkinkan orang untuk saling mendukung satu sama lain dalam melaksanakan
semua fungsi kehidupan dan mengembangkan potensi maksimal mereka. "Sebuah kota yang
sehat adalah salah satu yang terus-menerus menciptakan dan meningkatkan mereka secara
fisik dan sosial lingkungan dan memperluas sumber daya masyarakat mereka yang
memungkinkan orang untuk saling mendukung satu sama lainnya dalam melaksanakan
semua fungsi kehidupan dan dalam mengembangkan potensi maksimal mereka. (Hancock,
1988).

Kabupaten/Kota Sehat adalah suatu kondisi kabupaten/Kota yang bersih, nyaman,


aman dan sehat untuk dihuni penduduk, yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan
beberapa, tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan
pemerintah daerah. (PB MenDaGri dan MenKes, 2005). Pendekatan Kota Sehat pertama kali
dikembangkan di Eropa oleh WHO pada tahun 1980-an sebagai strategi menyongsong
Ottawa-Charter. Ditekankan bahwa kesehatan dapat dicapai dan berkelanjutan apabila sernua
aspek, yaitu sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya diperhatikan. Penekanan tidak cukup
pada pelayanan kesehatan, tetapi kepada seluruh aspek yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat, baik jasmani maupun rohani.

B. Tujuan Pembangunan Kota Sehat


Secara rinci tujuan pembangunan kesehatan diklasifikasikan dalam tujuan utama dan
tujuan khusus seperti diuraikan dibawah ini:
a. Tujuan Utama : Mengembangkan dan meningkatkan kesehatan dan kualitas kehidupan
penduduk perkotaan.
Adanya konsep pembanguanan kota sehat di suatu wilayah memiliki tujuan utama
untuk menciptakan lingkungan yang dapat mendukung dan dapat meningkatkan peran
faktor kesehatan dalam kehidupan manusia agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai individu dan anggota masyarakat dengan baik sehingga tercapai kualitas
keidupan yang tinggi yang akan berpengaruh terhadap peningkatan status kesehatan dan
kehidupan sosial yang maksimal.
b. Tujuan Khusus
1. Menciptakan dukungan dari lingkungan sehat
Hal ini berkaitan dengan adanya fakta bahwa lingkungan yang sehat ikut memiliki
pengaruh terhadap status kesehatan masyarakat. Namun sebaliknya apabila suatu
lingkungan di suatu wilayah tersebut buruk maka juga akan memberikan damapak
buruk terhadap derajat dan status kesehatan penduduk di kawasan tersebut.
2. Memperoleh kualitas kehidupan yang tinggi
Kualitas kehiduapan yang tinggi juga dipengaruhi oleh daya dukung lingkungan
yang baik, dengan terciptanya lingkungan yang sahat maka dapat memberikan
pengaruh positif terhadap peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.
3. Menyediakan sanitasi dasar dan kebutuhan akan kebersihan
Konsep pembangunan kota sehat erat kalitannya dengan adanya fasilitas sanitasi
yang baik bagi seluruh penduduk. Salah satu faktor penentu kualitas lingkungan yang
sehat yaitu adanya sanitasi lingkungan yang baik yang dapat meningkatkan kualitas
lingkungan dan akhirnya juga dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat di
kota tersebut.
4. Menyediakan akses kepada layanan kesehatan
Selain faktor lingkungan, adanya konsep pembangunan kota sehat juga
berpengaruh langsung terhadap ketersediaan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan baik. hal ini disebabkan juga oleh fakta bahwa suatu wilayah tidak akan
dikatakan sehat apabila tidak mampu menyediakan akses terhadap pelayanan
kesehatan.

C. Ciri Khas Kota Sehat


Menurut WHO (1995) dalam Twenty Steps for Developing a Healthy Cities Project,
cirri khas kota sehat, yaitu :
1. Lingkungan fisik yang bersih dan aman (termasuk perumahan yang bermutu tinggi);
2. Ekosistem yang mantap dan berkelanjutan;
3. Masyarakat kuat yang saling mendukung dan tidak eksploitatif;
4. Keikutsertaan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak
pada kesehatan mereka;
5. Kebutuhan dasar (makanan, air, perumahan, pendapatan, keamanan, pekerjaan)
terpenuhi untuk seluruh masyarakat;
6. Akses ke bermacam-macam pengalaman dan sumber serta kesempatan untuk
berinteraksi;
7. Ekonomi yang beragam, hidup, dan bisa menerima pemikiran baru;
8. Hubungan dengan masa lalu, dengan sejarah budaya dan biologis seluruh masyarakat,
serta hubungan dengan kelompok dan individu lain;
9. Pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat yang dapat digunakan seluruh
masyarakat;
10. Status kesehatan yang tinggi (tingkat kesehatan tinggi, tingkat penyakit rendah).

D. Konsep Kota Sehat


Jika merujuk pada dua definisi dan karakteristik healthy city tersebut, maka dapat
dipahami bahwa :

1. Pertama, healthy city adalah kota yang bersih secara fisik, aman dan nyaman untuk
dihuni oleh masyarakat.
2. Kedua, healthy city dapat dimulai dari beberapa tatanan (setting) misalnya sekolah
sehat,perkantoran sehat, rumah sakit sehat, pulau sehat sebagai pilot project.
3. Ketiga, konsep healthy city menekankan pada keterlibatan pemerintah dan
masyarakat.

E. Strategi Kota Sehat


Beberapa strategi yang akan ditempuh dalam melaksanakan kegiatan kota sehat di
Indonesia sebagai berikut :
1. Kegiatan dimulai dari beberapa kota terpilih berupa kegiatan yang spesifik,
sederhana, terjangkau, dapat dilaksanakan secara mandiri dan berkelanjutan dengan
menggunakan segenap sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan potensi ekonomi stakeholders kegiatan yang menjadi kesepakatan
masyarakat.
3. Perluasan kegiatan ke kota lainnya atas dasar adanya minat dari kota tersebut untuk
ikut dalam pendekatan kota sehat.
4. Meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui Forum dan Pokja Kota Sehat, serta
pendampingan dari sektor terkait untuk dapat membantu memahami permasalah,
menyusun perencanaan dan melaksanakan kegiatan kota sehat.
5. Menggali potensi wilayah dan kemitraan dengan swasta, LSM, pemerintah, legislates
di dalam penyelenggaraan kegiatan kota sehat.
6. Memasyarakatkan pembangunan yang berwawasan kesehatan di dalam mewujudkan
kota sehat.
7. Meningkatkan promosi dan penyuluhan agar masyarakat hidup dalam kondisi yang
tertib hokum, peka terhadap lingkungan fisik, social dan budaya yang sehat.
8. Mengembangkan informasi dan promosi yang tepat, sesuai dengan kondisi setempat
baik berupa media cetak, elektronik termasuk melalui internet dan media tradisional.
9. Membuat jaringan kerja sama antar kota pengembangan (replikasi) kota sehat.

F. Contoh Kota Sehat dan Partsipasi Masyarakat Dalam Pembangunan kota Sehat
Kota sehat : Salatiga berjuang mendapatkan penghargaan Swasti Saba Wistara
(penghargaan tertinggi untuk kota sehat )
Kota salatiga pada tahun 2008 mendapatkan penghargaan Swasti Saba Padapa, pada
tahun 2011 mendapat penghargaan Swasti Saba Wiwerda, dan sekarang sedang berusaha
mendapatkan penghargaan Swasti Saba Wistara yang akan dinilai pada hari senin, 8 juli
2013.
Program kota sehat di salatiga mengacu pada WHO yang bertepatan dengan hari
ulang tahun WHO dengan tema “ healthy cities for better life “
Pada tahun ini kota salatiga akan dinilai sebanyak 8 tatanan yaitu kawasan
pemukiman, sarana dan prasarana sehat, kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan
transportasi, ketahanan pangan dan gizi, kehidupan masyarakat yang sehat dan mandiri,
kehidupan social yang sehat, kawasan pariwisata yang sehat, kawasan industry dan perkotaan
sehat, dan kawasan hutan sehat.
Pada saat kota salatiga mendapatkan penghargaan Swasti Saba Padapa pada tahun 2008
dinilai sebanyak 4 tatanan yaitu kawasan pemukiman, sarana dan prasarana sehat, kawasan
sarana lalu lintas tertib dan pelayanan transportasi, ketahanan pangan dan gizi, kehidupan
masyarakat yang sehat dan mandiri.
Pada saat kota salatiga mendapatkan penghargaan Swasti Saba Wiwerda pada tahun 2011
dinilai sebanyak 6 tatanan yaitu kawasan pemukiman, sarana dan prasarana sehat, kawasan
sarana lalu lintas tertib dan pelayanan transportasi, ketahanan pangan dan gizi, kehidupan
masyarakat yang sehat dan mandiri, kehidupan social yang sehat, kawasan pariwisata yang
sehat.
Untuk penilaian kota sehat tahun 2013, kota salatiga mengandalkan beberapa
program unggulan yang akan diajukan dalam kompetisi kota sehat, diantaranya :
1. Program greenschool atau sekolah hijau merupakan pengembangan dari program
kota sehat dengan melibatkan dinas pendidikanyang berupa pengmbangan
kurikulum dan pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan
sekolah. Selain itu Dinkes kota salati juga bekerjasama dengan Dinas Pengelola
Lingkungan Hidup (DPLH) melakukan pembagian tanaman keras dan program
pelestarian tanaman langka, deprogram ini juga ditambahkan larangan merokok.
2. Program pengendalian merokok ditempat kerja yang telah dilakukan sosialisasi
program dengan lintas sector, perusahaan swasta, kelurahan dan kecamatan, di
pindok pesantren dan surat edaran SKPD tentang pengendalian merokok.
3. Program keluarga mandiri kelola sampah merupakan program unggulan yang sudah
disosialisasikan sampai tingkat RT/RW, program ini juga membuat tempat
percontohan pengelolaan sampah rumah tangga, dan bekerjasama dengan kantor
lingkungan hidupmeberikan stimulant berupa tempat sampah dan grobag sampah.
4. Program konservasi air dan penghijauan yang bekerjasama dengan Hotel Laras
Asri, Moses, TUK dan forship. Melalui program ini melakukan kegiatan
penanaman pohon di Dusun Tajuk dan kecandran, seminar air dan urbanisasi,
sepeda sehat kampanye Go Green, uji kemurnian air minum dalam kemasan yang
dikonsumsi masyarakat serta penandatanganan perjanjian kesepahaman kerjasama
dalam pemeliharaan lingkungan hidup, penanaman pohon di Ngawen dan daerah
Kalitaman.
5. Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan sosialisasi di
masyarakat sampai ketingkat RT/RW, kegiatan PSN bersama, dan penandatanganan
perjanjian kesepahaman kerjasama untuk mewujudkan kota salatiga bebas jentik.

Anda mungkin juga menyukai