Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GASTROENTERITIS (DIARE) PADA ANAK

DI PUSKESMAS PAKIS KABUPATEN MALANG

Di Susun Oleh:

1. Aisyiyah Cahya Ningrum(AOA0170842)


2. Cici Putri Paramita (AOA0170844)
3. Dewi Riski Amaliyah (AOA0170845)
4. Ridhwan Meilanda Faiska (AOA0)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GASTROENTERITIS (DIARE) PADA ANAK

Topik : Pertolongan pertama pada anak diare


Sub Topik : Diare Pada anak
Sasaran : Ibu yang memiliki bayi atau balita
Hari/Tanggal : Jum`at 6 Desember 2019
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 1 x 30 menit
Tempat : Rawat Inap Puskesmas Pakis

A. Latar belakang
Peran keluarga dalam pertolongan pertama pada anak diare sangatlah penting guna
mencegah keparahan. Namun, orang tua sering terlalu panik dan cemas bila anaknya diare sehingga
melupakan pesan penting dari lagu anak-anak tersebut. Kurangnya pengetahuan anggota keluarga
merupakan penyebab utama keluarga tidak
Sebaiknya orang tua bersabar dan lebih tenang menilai kondisi anaknya, pada dasarnya
diare merupakan penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), yang dikhawatirkan dari
diare adalah terjadinya dehidrasi, karena itu orang tua harus tahu bagaimana cara memberikan
pertolongan pertama pada anak diare secara tepat.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan ibu dapat memahami tentang
diare pada anak dan dapat mengimplementasikan bagaimana cara melakukan pertolongan pertama
pada anak diare dengan tepat sehingga dapat mengurangi resiko diare bertambah parah.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan masyarakat dapat menjelaskan
kembali :
1. Pengertian Diare dan pola umum BAB pada anak
2. Gejala umum yang timbul akibat diare
3. Pertolongan pertama pada anak diare dengan benar
4. Pencegahan diare
5. Pengobatan diare (Oralit, LGG)
D. Referensi
http://medicastore.com/diare/menangani_diare_anak.htm
Judul : Menangani Diare Pada Anak dengan Tepat, Pengobatan Daire, Dan Pencegahan Diare
E. Strategi Pelaksanaan
Strategi yang digunakan dalam penyampaian pendidikan kesehatan ini berupa
1. Ceramah dan
2. Tanya jawab
F. Media Pendidikan kesehatan
Media Pendidikan kesehatan yang digunakan:
1. Materi SAP
2. Presentasi
3. Pamflet
G. Pokok Materi
1. Pengertian diare dan pola umum BAB pada anak
2. Gejala umum yang timbul akibat diare
3. Pertolongan pertama pada anak diare dengan benar
4. Pencegahan diare
5. Pengobatan diare (Oralit, LGG)
H. Rencana Proses Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
NO Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Peserta
1 1 Menit Pembukaan : - Menjawab Salam
- Mendengarkan
- Pendidik memberi salam
dan
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
Memperhatikan
- Menyebutkan materi / pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 10 Menit Pelaksanaan : - Menyimak dan


Menjelaskan materi pendidikan memperhatikan
kesehatan secara berurutan dan teratur
Materi : - Menyimak dan
memperhatikan
1. Pengertian Diare dan Pola umum
BAB pada anak
2. Gejala umum yang timbul akibat
diare
3. Pertolongan pertama pada anak
diare dengan benar
4. Pencegahan diare
5. Pengobatan diare (Oralit, LGG)

3 2 Menit - Simulasi cara pembuatan Larutan - Memperhatikan


Gula Garam dengan seksama

4 2 Menit - Membuka sesi tanya jawab - Bertanya,dan


menjawab
pertanyaan
5 1 Menit Penutup :
-Menjawab salam
- Mengucapkan terima kasih dan
salam

I. Metode Evaluasi
a. Metode Evaluasi : Tanya jawab
b. Jenis Evaluasi : Lisan

J. Kriteria Evaluasi
 Struktur
1. Rencana kegiatan pendidikan kesehatan pertolongan pertama pada anak diare telah disiapkan
oleh perawat
2. Materi pertolongan pertama pada anak diare telah disiapkan oleh perawat
3. Kontrak telah dilakukan kepada Ibu
4. Pamflet telah dibagikan sebelum kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan
 Proses
1. Pelaksanaan pendidikan kesehatan pada ibu sesuai waktu dan strategi yang telah ditetapkan
oleh perawat
2. Ibu mengikuti dan menyimak dengan baik kegiatan pendidikan kesehatan yang diberikan
oleh perawat
3. Ibu antusias dengan materi pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat
 Hasil
1. Ibu mampu menjelaskan dan memahami pengertian diare dan pola umum BAB pada anak
2. Ibu mengetahui dan memahami bagaimana gejala umum yang timbul akibat diare
3. Ibu memahami dan mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada anak diare dengan
benar
4. Ibu mengetahui cara pencegahan diare
5. Ibu mengetahui cara pengobatan diare (Oralit, LGG)
6. Ibu bisa menjelaskan kembali bagaimana cara membuat Larutan Gula Garam
Pertolongan Pertama Pada Anak Diare

Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka
kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia rata-rata akan mengalami diare 2-3 kali per tahun.
Dengan diperkenalkannya oralit, angka kematian akibat diare telah sangat menurun. Walaupun
demikian, balita yang mengalami gizi kurang masih cukup tinggi, yang antara lain dapat merupakan
akibat penyakit diare pada anak.
Secara umum penyebab diare adalah:
1. Adanya Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau efek samping obat tertentu, misalnya makanan pedas atau susu yang
tidak cocok dengan anak tersebut.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga,
Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4. Pemanis buatan, tidak tahan terhadap laktosa.

A. Pola buang air besar pada anak


Pada umumnya, anak buang air besar paling sering 3 kali sehari dan paling sedikit 3 hari
sekali. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam tinja. Pada keadaan normal, tinja
berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair”
(kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), “lembek” (seperti bubur), “berbentuk”
(tinja normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit).
Pada bayi berusia 0-2 bulan khususnya bagi bayi yang mengkonsumsi ASI, frekuensi buang
air besarnya lebih sering dialami, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan
berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi
merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.
Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung
makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah
(mungkin darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada penyakit
hati).
 Kapan disebut diare ?
Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya “lebih encer” dan “lebih sering”
dari biasanya. Tinja anak diare dapat mengandung lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya.
Gejala lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului
gejala mencretnya.
B. Gejala yang timbul akibat penyakit diare
Karena terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus, pada awalnya anak akan merasa
haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi
bertambah berat dan timbullah gejala-gejala: anak tampak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan
diri pada dehidrasi berat. Mata tampak cekung, ubun-ubun cekung (pada bayi), bibir dan lidah
kering, tidak tampak air mata walaupun menangis, turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit
tetap berkerut, nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin, dan kencing
berkurang. Pada keadaan dehidrasi berat nafas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat basa
(menderita asidosis). Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang.
C. Prinsip pengobatan diare
Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik dan
dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang
adekuat. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan
dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip
pengobatan diare adalah:
1. Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui
infus (pada kasus dehidrasi berat).
2. Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti
yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang
ringan tidak diperlukan penggantian susu formula.
3. Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa
pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare
kronik.
D. Pertolongan Pertama pada Anak Diare
1. Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum sebanyak 10
ml per satu kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama
tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya
kematian.
2. Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit dengan takaran sebagai berikut
- 1 bungkus oralit di campur dengan 200 ml air matang hangat (1 gelas)
- Berikan sesendok setiap 1-2 menit sekali untuk anak dibawah umur 2 tahun.
- Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua.
- Bila anak muntah, tunggulah 10 menit kemudian berikan cairan lebih lama (misalnya
sesendok tiap 2-3 menit)
- Bila diare berlanjut setelah oralit habis hendaknya kembali kepada petugas kesehatan
untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
3. Segera bawa anak ke dokter atau puskesmas jika:
 Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak bermanfaat
 Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit kurang
berhasil
 Terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, tangan dan kaki dingin, tidak sadar)

Bagaimana mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke dokter? Tentu saja
dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas. Kesadaran anak membaik,
rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit
perutnya membaik.

E. Pencegahan Diare pada Anak


Untuk pencegahan diare pada anak dapat dilakukan beberapa upaya praktis seperti :
1. Siapkan makanan yang bersih dan higienis. Sebaiknya kita memasaknya sendiri.
2. Penyediaan air minum yang bersih, tentunya di masak dengan baik.
3. Kebersihan perorangan, baik kebersihan anak maupun kebersihan orang yang merawat anak
tersebut.
4. Cuci tangan sebelum makan. Biasakan ini sedari dini.
5. Pemberian ASI eksklusif
6. Buang air besar pada tempatnya
7. Buang sampah pada tempatnya.
8. Lindungi makanan dari serangga, seperti lalat, semut dan sebagainya yang sering hinggap pada
makanan.
9. Lingkungan hidup yang sehat

F. Pemberian Larutan Gula Garam Sebagai Pengganti Oralit


Bahan yang diperlukan:
- Gula pasir 1 sdt
- Garam dapur ¼ sdt
- Air matang/ teh hangat ± 200 ml
Alat yang diperlukan:
- Gelas
- Sendok teh
Cara pembuatan:
4. Cuci tangan dengan bersih
5. Isi gelas dengan air matang atau teh hangat
6. Tuangkan 1 sdt gula pasir dan ¼ sdt garam ke dalam gelas lalu aduk sampai keduanya
tercampur rata.

Anda mungkin juga menyukai