Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KALKULUS

“INTEGRAL TAK WAJAR”


Dosen :

Suci Frisnoiry S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh:

ANGELA E.A NADEAK (4193141015)


CANTIKA AMALIA (4193141017)
MELVA MANURUNG (4193141016)
REGINA MANALU(4193141014)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Integral Tak
Wajar ini. Sebagaimana untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kami Struktur Hewan
yang dibawakan oleh Ibu Suci Frisnoiry S.Pd.,M.Pd.
Kami sadar bahwa tugas yang kami selesaikan ini masih banyak kekurangan, baik
dari segi penulisan maupun dari segi materi yang dituangkan pada tugas ini, kami memohon
maaf atas segala kekurangan dari tugas yang kami perbuat ini dan tak lupa kami
mengucapakan terima kasih kepada setiap pihak yang mendukung penyelesaian dari Makalah
ini dan berharap adanya saran dan kritikan yang membangun demi kebaikan dari Makalah
ini kedepannya. Mudah – mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan
manfaat berupa ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kami sebagai penulis mapun bagi
pembaca.

Medan, 07 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………............. 2
1.3 Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Integral Tak Wajar.................................................... 3
2.2 Integral tak wajar dengan integran diskontinu........................... 5
2.3 Integral tak wajar dengan batas tak hingga................................ 8
2.4 Rumus-rumus dasar Integral...................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 21
3.2 Saran-saran ............................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 23


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konon dalam sejarah matematika, pelajaran integral lebih dikenal
dengan anti-differensial atau kalo di sekolah atau perguruan tinggi, kita lebih
mengenal kata “turunan” dibanding kata “differensial”. Jadi Integral itu adalah
kebalikan dari turunan. Baik integral ataupun differensial, keduanya merupakan
bagian dari ilmu Kalkulus dalam Matematika. Menurut sejarah, tokoh yang
mengembangkan dan memperkenalkan konsep differensial dan anti-differensial
(integral) dalam ilmu matematika adalah Gottfried Wilhelm Leibniz, atau lebih
dikenal dengan Leibniz saja.

Lambang integral seperti cacing berdiri dahulunya dikenal dengan


“Notasi Leibniz”, karena Leibniz lah yang memperkenalkan konsep integral dalam
Matematika, lambang integral seperti ini : ∫, diambil dari huruf pertama nama si
Leibniz, yaitu huruf “L”, namun pada zaman dahulu orang menuliskan huruf “L”
dalam bentuk yang indah, seperti berikut :
Ilmuwan dalam Perkembangan Matematika Hitung Integral
Sejak ilmu matematika berkembang dari abad sebelum masehi sampai abad
sesudah masehi juga sampai sekarang jaman modern. Ilmu tentang integral
mengalami perkembangan yang cukup bagus. Dari integral yang dikembangkan
oleh Leibnizh pada abad sesudah masehi sampai integral yang kembangkan oleh
Henstock-kurzweill jaman modern sekarang ini . menurut sejarahnya, orang yang
tercatat pertama kali mengemukakan ide tentang integral adalah Archimides,
seorang ahli matematika bangsa Yunani yang berasal dari Syracusa (287 – 212
SM). Ia menggunakan ide itu untuk menghitung luas daerah lingkaran, daerah
yang dibatasi parabola dan tali busur, dan sebagainya.

Hitung integral merupakan metode matematika dengan latar belakang


sejarah yang cukup unik. Banyak ilmuwan, baik matematika maupun non-
matematika, yang berminat terhadap perkembangan matematika hitung integral, di
antrannya sebagai berikut.

Tokoh-Tokoh Matematika dalam integral:

1. Archimedes (287-212 SM), seorang fisikawan sekaligus matematikawan dari


Syracuse, Yunani. Pada abad kedua sebelum masehi, Archimedes talah
menemukan ide penjumlahan untuk menentukan luas sebuah daerah tertutup
dan volume dari benda putar. Diantaranya adalah rumus lingkaran, luas segmen
parabola, volume bola, volume kerucut, serta volume benda putar yang lain. Ide
penjumlahan ini merupakan salah satu konsep dasar dari Kalkulus Integral.
2. Isaac Newton (1642-1727 M), seorang matematikawan sekaligus fisikawan dari
Inggris. Isaac Newton dan Gottfried wilhelm Leibniz dalam kurun waktu yang
hampir bersamaan, meskipun bekerja sendiri-sendiri, telah menemukan
hubungan antara Kalkulus Differansial dan Kalkulus Integral. Walaupun konsep
luas daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup (integral tertentu) telah lebih
dahulu diketahui, tetapi I Newton dan Leibniz merupakan dua tokoh terkemuka
dalam sejarah Kalkulus. Sebab, mereka mampu mengungkapkan hubungan
yang erat antara antiderivatif dengan intagral tertentu. Hubungan ini dikenal
dengan Teorema Dasar Kalkulus.

3. Gottfried wilhelm Leibniz (1646-1716 M), seorang ilmuwan jenius dari


Leipzig, Jerman. Leibniz seorang ilmuwan serba-bisa. Ia mendalami bidang
hukum, agama, filsafat, sejarah, politik, geologi, dan matematika. Selain
Teorema Dasar Kalkulus yang dikembangkan bersama Newton, Leibniz juga
terkenal dengan pemakaian lambang matematika. Lambang dx/dy bagi turunan
dan lambang ∫ bagi integral merupakan lambang-lambang yang diusulkan oleh
Leibniz dalam Hitung Differensial dan Hitung Integral.

4. George Friedrich Bernhard Riemann (1826-1866 M), seorang matematikawan


dari Gottingen, Jerman. Meskipun Teorema Dasar Kalkulus telah dikemukakan
oleh Newton, namun Riemann memberi definisi mutakhir tentang integral
tentu. Atas sumbangannya inilah integral tentu sering disebut sebagai Integral
Riemann.

1.2 Rumusan Masalah


Pengertian Integral Pembagian
Integral Tak Wajar
Integral Tak Wajar dengan integran diskontinu
Integral Tak Wajar dengan batas integrasi di tak hingga
1.3 Tujuan
 Agar kita dapat mengetahui pengertian Integral, Khususnya Integral
tak wajar
 Dapat Mengetahui Pembagian Integral tak wajar
 Dapat menyelesaikan Integral Tak Wajar dengan integrasi diskontinu
 Dapat menyelesaikan Integral Tak Wajar dengan batas integrasi tak hingga.
BAB II
PEMBAHASA
N

3.1 Pengertian Integral Tak Wajar


Sebelum membahas konsep tentang integral tak wajar, marilah kita ingat
kembali teorema dasar kalkulus pada integral tertentu.
Teorema:
Misal f(x) adalah fungsi yang kontinu dan terintegralkan pada I = [a,b], dan F(x)
sebarang antiturunan pada I, maka
b

 f (x)dx = F(x)ab  F(b)  F(a)


a

Contoh :
4
 1 4
1. (1  x)dx  x  x2 
2  2 2

= (4- ½ .16) – (2- ½ 4)


= -4 – 0
= -4
2
dx 2
 ln1  x 
2.
1 
1
1

x = ln (1+2) – ln (1+1)
= ln 3 – ln 2
2
dx
3.  1  x , tidak dapat diselesaikan dengan teorem di atas karena integran
1

1
f(x) = tidak terdefinisi pada x = 1.
1x
1
dx 1
4.
x
1
, tidak dapat diselesaikan dengan teorema di atas, karena integran f(x) =
x
tidak terdefinisi di x = 0
Dengan demikian tidak semua integral fungsi dapat diselesaikan dengan
teorema dasar kalkulus. Persoalan-persoalan integral seperti pada contoh 3 dan 4
dikategorikan sebagai integral tidak wajar.
b

Bentuk  f (x)dx disebut Integral Tidak Wajar jika:


a

a. Integran f(x) mempunyai sekurang-kurangnya satu titik yang tidak kontinu


(diskontinu) di [a,b], sehingga mengakibatkan f(x) tidak terdefinisi di titik
tersebut.
b

Pada kasus ini teorema dasar kalkulus  f (x)dx = F(b) – F(a) tidak berlaku lagi.
a

Contoh :
4
dx
1)  4  x , f(x) tidak kontinu di batas atas x = 4 atau f(x) kontinu di [0,4)
0

2
dx
2)  x1
1
, f(x) tidak kontinu di batas bawah x = 1 atau f(x) kontinu di (1,2]
4
dx
3)  2 , f(x) tidak kontinu di x = 2  [0,4] atau f(x) kontinu di [0,2)
0
(2  x) 3

 (2,4]

b. Batas integrasinya paling sedikit memuat satu tanda tak hingga



dx
1) x
0 2
4
, integran f(x) memuat batas atas di x = 

e dx , integran f(x) memuat batas bawah di x = - 


2x
2)


dx
3)  1  4x

2
, integran f(x) memuat batas atas di x =  dan batasa bawah di x =

-
Pada contoh a (1,2,3) adalah integral tak wajar dengan integran f(x) tidak
kontinu dalam batas-batas pengintegralan, sedangkan pada contoh b (1, 2, 3) adalah
integral tak wajar integran f(x) mempunyai batas di tak hingga (  ).
Integral tak wajar selesaiannya dibedakan menjadi Integral tak wajar dengan
integran diskontinu Integral tak wajar dengan batas integrasi tak hingga.

3.2 Integral tak wajar dengan integran diskontinu


a. f(x) kontinu di [a,b) dan tidak kontinu di x = b
Karena f(x) tidak kontinu di x = b, maka sesuai dengan syarat dan definsi
integral tertentu integran harus ditunjukkan kontinu di x = b -  (   0 ),
b b 
sehingga
lim
 f (x)dx  
 f (x)dx
a
 0
a

b
t
Karena batas atas x = b -  ( x b  ), maka  f (x)dx  lim
a
t b

 f (x)dx
a

Perhatikan beberapa contoh di bawah ini.


4
dx 4
dx
 lim 
, f(x) tidak kontinu di batas atas x = 4, sehingga
1) 
0
4x  0
 4x
0

= lim  2

4  x 4
 0 
 0


= -2
lim 4  (4   ) (4  0)
 0 

= -2 ( lim   4 )
 0

= -2(0-2)
=4
Cara lain :
4
dx t dx
 lim

0
4x t 4  
0
4x


= lim  2 4  x 0t
t 4

= lim  2 4t  40 
t 4
2
= -2(0)+2(2)
=4
2
1
2) 
dx
4  x , f(x) =
2

2 4  x2
Fungsi di atas tidak kontinu di x = 2 dan x = -2, sehingga:


2
maka 2
dx
4  x2  2  4  x2
0
2
dx dx
2

= 2  4  x2
0

 2
= 2 Lim x

arcsin 2  0
 0 


=2  0)
( 2

=

b. f(x) kontinu di (a,b] dan tidak kontinu di x = a


Karena f(x) tidak kontinu di x = a, maka sesuai dengan syarat dan definsi
integral tertentu integrannya harus ditunjukkan kontinu di x = a +  (   0 ),
b b
f (x)dx  lim
sehingga

a
 0  f (x)dx
a 

Karena batas bawah x = a +  ( x a  ) maka dapat dinyatakan dalam bentuk


lain:
b b

 f (x)dx 
a
li
m  f (x)dx
t
t a

Perhatikan beberapa contoh dibawah ini.


4 4
3d 3dx
1)  xx 3  tlim
3
3 
t
x3 

= lim 6
= lim 3(2)
t 3
t

x3 4 

t
6
43 t3
= 6(1) – 6(0)
=6
1
 lim
2)
dx  x  0
1


dx
,f(x) tidak kontinu di batas bawah x = 0 sehingga
0
0
x

diperoleh:

 
1
dx 1

 x
 lim 2
 0

0
0

= lim 2
 0
 1 20 
=2–0
=2
c. f(x) kontinu di [a,c)  (c,b] dan tidak kontinu di x = c
Karena f(x) tidak terdefinisi di x = c, maka sesuai dengan syarat dan definsi
integral tertentu integrannya harus ditunjukkan kontinu di x = c +  dan x = c -
 (   0 ), sehingga
b c b

 f (x)dx   f (x)dx   f (x)dx


a a c

c  b
= lim +
 0  f Lim c 
 f (x)
(x)dx  0 
a

Dapat juga dinyatakan dengan :


b t b

 f (x)dx 
a
li
m f + lim
t a   f (x)dx
t
t b

(x)dx
a

Perhatikan beberapa contoh dibawah ini.


4 dx
, f(x) tidak kontinu di x = 1, sehingga diperoleh
1)  x1
3
0
1 4
dx dx

0
3
x 1
dx  
1 x 1
, berdasarkan contoh sebelumnya didapat:
3

1 4
lim  d  lim dx
 0 3 x 1  0
 x 1

3
0 1
3
= lim 2
1  2 4
   lim (x 1)3 
 0  (x 1)3  3 1
0 
2  0


2
= 3 lim (1   ) 1)3  (0 1)3  3 lim (4 1)3  ((1   ) 1)3 
2 2 2 2

2  0  

 2  0 
 
3
= (1  9)
3

2
8 1

3
dx, f(x) tidak kontinu di x = 0, sehingga diperoleh
2) 
x
1

0 1 8 1
 
3
x dx  
3
dx
x 8

1
1 0
1
0 
= lim x dx  lim
3 3
dx
 0  
1
 0  
x
0 
 2 0 2 8
3  
3
= lim   lim  x 3
2 x 3
2  
 0
1

  0 
0

3
= - 6
2

9
= 2

3.3 Integral tak wajar dengan batas tak hingga


Bentuk integral tak wajar dengan batas tak hingga jika sekurang-kurangnya
batas-batas integrasinya memuat tak hingga. Selesaiannya berbeda dengan integral
tak wajar yang integrannya tidak kontinu di salah satu batas intergrasinya.
a. Intergral tak wajar dengan batas atas x =  .
Selesaiannya cukup dengan mengganti batas atas dengan sebarang variable
dimana variable tersebut mendekati tak hingga. Dengan demikian integral tak
wajar dengan batas atas tak hingga mempunyai selesaian berbentuk.
 t


a
f (x)dx  lim  f (x)dx
t 
a

Perhatikan contoh berikut ini :


 t
dx dx
1) x 2
= lim 
0 1 t

0 x2  4
1 x t
= lim
t arctan 0
 2 
1 t 2 1 
= lim arctan  arctan 0
t   2 2 2 


=(½. - ½ .0)
2


= 4

dx t
dx
2)  = lim

2
1
t
1

 1 t 2
x
= lim 
t  x1 
  
 1 t
= lim   1
 
t   t
1
=1

b. Integral tak wajar dengan batas bawah di x = - 


Selesaiannya cukup dengan mengganti batas bawah dengan sebarang variable
dimana variable tersebut mendekati (negative) tak hingga. Dengan demikian
integral tak wajar dengan batas bawah tak hingga mempunyai selesaian:
a a



f (x)dx  lim  f (x)dx
t 
t

Perhatikan contoh berikut ini:


0 
1 lim
0
2  2 x
e

1.  e dx = t   2 t


1 1 
= lim .1  e2t
 2 2 
t  

=½-0

0
dx
= lim  1 0
2.
 (4  x) 2
(4  x)
t 
 t

 1
lim 1 

= t  (4  t) (4  0)

1
=0+
4

c. Integral tak wajar batas atas x =  dan batas bawah di x = - 
Khusus untuk bentuk integral ini diubah terlebih dahulu menjadi penjumlahan
 a 

dua integral tak wajar dengan 



f (x)x  

f (x)dx   f (x)dx , sehingga bentuk
a

penjumlahan integral tak wajar ini dapat diselesaikan dengan cara a dan b
tersebut di atas, atau diperoleh bentuk:
 a 



f (x)x   f (x)dx  f (x)dx
  a

a t
= lim  f (x)dx  lim f (x)dx
t  t 
t a

Perhatikan beberapa contoh dibawah ini:



dx
1. 
1  4x 2

0
dx   dx
=
1  4x2 1  4x2
 0

= lim arctg 4x + limarctg 4x


0 t

t t 0
t 



= 2
  x
exdx 0
exdx e dx
2.  e 2x  1
=
e 2x  1
+
e 2x  1
  0
0
exdx t
exdx
= lim e 2x
 lim e
t ` 0 2x
1
+
t  1t
= lim (arc tgn e x ) 0 + lim (arc tgn e x ) t
t  t 0
t 

   
=   0 =
2 4 4 2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam kalkulus, integral takwajar adalah limit dari integral tentu dengan
batas pengintegralan mendekati bilangan riil tertentu, atau ∞ −∞ atau, pada beberapa
kasus, keduanya.
Dengan kata lain, integral tak wajar adalah limit dalam bentuk

atau dalam bentuk

dengan limit diambil pada salah satu batas atau keduanya. (Apostol 1967, §10.23).
Integral takwajar juga dapat terjadi pada titik dalam domain pengintegralan, atau
pada beberapa titik seperti itu.

Integral takwajar sering perlu digunakan untuk menghitung nilai integral


yang tidak ada dalam arti konvensional (misalnya sebagai integral Riemann), karena
adanya singularitas pada fungsi yang hendak diintegralkan, atau salah satu batas
adalah takhingga..
b

Bentuk  f (x)dx disebut Integral Tidak Wajar jika:


a

a. Integran f(x) mempunyai sekurang-kurangnya satu titik yang tidak kontinu


(diskontinu) di [a,b], sehingga mengakibatkan f(x) tidak terdefinisi di titik
tersebut.
b. Batas integrasinya paling sedikit memuat satu tanda tak hingga

Integral tak wajar selesaiannya dibedakan menjadi Integral tak wajar dengan
integran diskontinu dan dengan batas integrasi tak hingga.
Integral tak wajar dengan integran diskontinue, yaitu diantaranya :
 f(x) kontinu di [a,b) dan tidak kontinu di x = b
 f(x) kontinu di (a,b] dan tidak kontinu di x = a
 f(x) kontinu di [a,c)  (c,b] dan tidak kontinu di x = c
Integral tak wajar dengan batas tak hingga, yaitu seperti:
 Intergral tak wajar dengan batas atas x =  .
 Integral tak wajar dengan batas bawah di x = - 
 Integral tak wajar batas atas x =  dan batas bawah di x = - 
3.2 Saran-Saran

Demikian makalah ini kami selesaikan sebagai salah satu tugas perkuliahan
pada semester 2 ini. Namun kami sebagai penyusun , menyadari terdapat
kekurangan maupun kekhilafan atau kesalahan, baik dalam penyelesaian maupun
pemaparan dari makalah kami ini.

Dari itu, kami sangat mengharap dari para pembaca atau pendengar sekalian,
baik teman-teman maupun Ibu Dosen sebagai pembimbing dalam mata kuliah ini,
untuk turut serta dalam memberikan kritik yang membangun dan saran yang baik
tentunya agar kedepanya nanti kami akan dan bisa menjadi lebih maju dan baik dari
sebelumnya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.!
DAFTAR PUSTAKA

Dale Varberg., Edwin J. Purcell. 2001. Kalkulus Jilid I (edisi 7). Alih Bahasa I
Nyoman Susila. Batam: Interaksara.

Koko Martono, 1993. Kalkulus Integral I. Bandung: Alva Gracia

Achsanul In’am, 2000. Kalkulus I. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai