Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN

PENCEGAHAN DECUBITUS PADA PASIEN


STROKE DI RUANG RAWAT INAP
RSUD MUNTILAN KABUPATEN
MAGELANG

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
CHANIFAH ELMAWATI
1710201218

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019

i
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN
PENCEGAHAN DECUBITUS PADA PASIEN
STROKE DI RUANG RAWAT INAP
RSUD MUNTILAN KABUPATEN
MAGELANG

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh:
CHANIFAH ELMAWATI
1710201218

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019

ii
iii
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN PENCEGAHAN
DECUBITUS PADA PASIEN STROKE DI RUANG
RAWAT INAP RSUD MUNTILAN
KABUPATEN MAGELANG
20191

Chanifah Elmawati2, Sugiyanto3


INTISARI
Latar Belakang: Penderita stroke yang masih menjalani perawatan di rumah sakit
lebih dari satu minggu dan tirah baring akibat terjadi kelemahan pada
ekstremitasnya mempunyai resiko tinggi terjadinya decubitus dan bisa berdampak
negatif terhadap kondisi pasien stroke sehingga peran keluarga sebagai motivator,
edukator dan fasilitator sangat diperlukan dalam upaya pencegahan decubitus.
Tujuan: Mengetahui hubungan peran keluarga dengan pencegahan decubitus pada
pasien stroke di ruang rawat inap.
Metode: Penelitian ini merupakan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif
korelatif dan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel
menggunakan teknil accidental sampling. Jumlah sampel sebanyak 35 responden.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan observasi dan analisa data
menggunakan Kendal Tau.
Hasil: Hasil penelitian terdapat hubungan antara peran keluarga dengan
pencegahan decubitus pada pasien rawat inap RSUD Muntilan Kabupaten
Magelang dengan harga koefisien sebesar p- value sebesar 0,002<0,05 dan
memiliki keeratan hubungan sebesar 0,0474 artinya memiliki keeratan hubungan
sedang.
Simpulan dan Saran: Ada hubungan peran keluarga dengan pencegahan decubitus
pada pasien stroke di ruang rawat inap RSUD Muntilan Kabupaten Magelang.
Diharapkan bagi keluarga agar meningkatkan perannya menjadi lebih baik dalam
pencegahan decubitus pada pasien stroke.

Kata Kunci : Peran Keluarga, Pencegahan Decubitus, Stroke.


Daftar Pustaka : 21 Buku (2008-2017), 15 Jurnal, 7 Skripsi, 1 Website.

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK, Fakultas Ilmu Kesehatan , Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Dosen PSIK, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

iv
THE CORRELATION BETWEEN FAMILY ROLE AND DECUBITUS
PREVENTION ON STROKE PATIENT IN INPATIENT
WARDS AT MUNTILAN PUBLIC HOSPITAL,
MAGELANG REGENCY 20191

Chanifah Elmawati 2, Sugiyanto3

ABSTRACT

Background: Stroke patients who are still undergoing hospital care for more than
one week and experiencing bed rest due to weakness in their extremities have a
high risk of decubitus and trigger a negative impact on the stroke patient’s
condition. Hence, the role of family as a motivator, educator and motivator is
significantly needed as the efforts to prevent decubitus
Objective: The objective of the study was to determine the correlation between
family roles and decubitus prevention in stroke patients in the inpatient wards at
Muntilan Public Hospital Magelang.
Method: This research applied quantitative study with descriptive correlative
research design using a cross sectional approach. Accidental sampling was used to
do the sampling. The samples were 35 respondents. The research instrument used
questionnaires as data collecting technique and Kendal Tau as the data analysis.
Results: The study results showed a correlation between family role and decubitus
prevention in inpatient wards at Muntilan Public Hospital, Magelang Regency with
a coefficient of p-value of 0.002 <0.05 and had a closeness of the relationship of
0.0474 which meant having a moderate relationship.
Conclusions and Suggestions: There was a relationship between the family role
and decubitus prevention in stroke patients in the inpatient ward of Muntilan Public
Hospital, Magelang Regency. It is expected that families improve their role as
decubitus prevention in stroke patients.

Keywords : Family Role, Decubitus Prevention, Stroke.


References : 21 Books (2008-2017), 15 Journals, 7 Theses, 1 Website.

1
Thesis Title
2
Student of Nursing School, Health Sciences Faculty, Universitas 'Aisyiyah
Yogyakarta.
3
Lecturer of Health Sciences Faculty, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta.

v
PENDAHULUAN stroke dan lansia, karena masalah
Stroke atau gangguan vaskuler otak imobilitas. Seseorang yang imobilitas
dikenal dengan cerebrovaskuler dan hanya berbaring ditempat tidur
disease (CVD) adalah suatu kondisi sampai berminggu-minggu terjadi
sistem susunan syaraf pusat yang decubitus karena tidak dapat berganti
patologis akibat adanya gangguan posisi beberapa kali dalam satu jam.
peredaran darah Satyanegara Ilmu Tekanan yang berkepanjangan
Bedah Syaraf( 2014, dalam Sahmad, merupakan penyebab utama ulkus
2015). Sel-sel otak rusak atau mati decubitus karena dapat menyebabkan
disebabkan oleh penderita kekurangan iskemia jaringan lunak, ternyata banyak
aliran darah dalam jaringan sehingga faktor lain yang juga ikut berperan
menyebabkan serangkaian reaksi bio- dalam terjadinya ulkus decubitus seperti
kimia (Sumarno 2014, dalam Suriya, shear (geseran / luncuran), friction
2017). (gesekan ), kelembaban yang
Kejadian stroke di dunia pada berlebihan, dan mungkin juga infeksi
tahun 2010 yaitu sebanyak 33 juta (Maklebust &sieggreen 2001, dalam
dengan 16,9 juta orang yang terkena Henny Syapitri, 2017).
serangan stroke pertama (American Hasil penelitian di Amerika Serikat
Health Association/ AHA , 2015). menunjukkan bahwa pasien stroke
Menurut Yayasan Stroke Indonesia dirawat dirumah sakit menderita
jumlah penderita stroke di Indonesia decubitus adalah 3-10% dan 2,7%
terbanyak dan menduduki urutan berpeluang terbentuk decubitus baru
pertama di Asia ( Yastroki, 2012). (Lipyandra, 2014). Dari hasil penelitian
Prevalensi stroke di Jawa Tengah terjadi peningkatan decubitus terus
adalah 0,07 lebih tinggi dari tahun 2011 terjadi hingga 7,7-26,9%. Prevalensi
berjumlah 0,03% dan prevalensi terjadinya luka decubitus di Amerika
tertinggi adalah kota salatiga sebesar Serikat cukup tinggi sehingga
1,16% (Riskesda Jawa Tengah , 2013). mendapatkan perhatian dari kalangan
Upaya pemerintah dan masyarakat tenaga kesehatan. Penelitian ini
dalam mencegah stroke yaitu dengan menunjukkan bahwa prevalensi luka
Germas Cegah Stroke, dan upaya ini decubitus bervariasi, tetapi secara
diharapkan dapat dilaksanakan oleh umum dilaporkan bahwa 5,11% terjadi
masyarakat untuk menekan angka ditatanan perawatan akut (acute care),
kejadian stroke di Indonesia (P2PTM 15-25% ditatanan perawatan jangka
Kemenkes RI, 2017). Decubitus panjang (Long term care), dan 7-12%
merupakan salah satu komplikasi yang ditatanan perawatan rumah (Home
diakibatkan oleh bedrest total akibat health care).
kelemahan ekstremitas seperti pada Hasil penelitian menunjukkan
pasien stroke, karena akibat dari insiden decubitus di Indonesia sebesar
tekanan yang telalu lama pada area 33,3%, angka ini sangat tinggi bila
permukaan tulang yang menonjol dan dibandingkan dengan insiden decubitus
menyebabkan berkurangnya sirkulasi di ASEAN yang hanya berkisar 2,1-
darah pada area yanga tertekan dan 31,3%, namun angka insiden decubitus
lama kelamaan jaringan setempat masih sangat simpang siur, secara
mengalami emik, hipoksia dan umum insiden ulkus decubitus di rumah
berkembang menjadi nekrosis sakit berkisar 1,2%- 3% dan dapat
(Lipyandra, 2014) meningkat sampai 50% pada ruang
Decubitus dapat terjadi pada setiap rawat akut yang berhubungan dengan
tahap umur, tetapi hal ini merupakan mortalitas tinggi. hal ini disebabkan
masalah yang khusus pada penderita perbedaan metodologi, sampel, clinical

i
setting, dan variabel lainnya Saldy dalam kasus ini adalah stroke. Dampak
(2011, dalam Wawan Rismawan, 2014). dari stroke adalah decubitus atau
Penelitian Purwaningsih (2001) penekanan pada daerah yang
didapatkan angka kejadian decubitus di bersentuhan dengan permukaan tempat
Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta tidur. Decubitus adalah salah satu
sebesar 40% dari 40 pasien yang bahaya terbesar pada tirah baring.
mengalami tirah baring. Sedangkan Dalam sehari-hari mayarakat
hasil penelitian Setyajati (2002) di menyebutkan sebagai akibat tidur.
Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta Ulkus decubitus bisa terjadi dengan
didapatkan angka kejadian ulkus cepat diatas tonjolan tulang (misalnya
decubitus yaitu 38,18%. tulang berositasiskial, siku dan tumit)
Berdasarkan data yang didapat dari pada pasien imobilisasi, khususnya bila
Komite Pencegahan dan Pengendalian terganggu juga gangguan sensori pada
Infeksi ( KPPI) RSUD Muntilan area tersebut dan bila telah terjadi
tercatat data surveilan pada trimester kehilangan berat badan (Bujang, 2014).
awal tahun 2018 angka kejadian Decubitus merupakan masalah
decubitus 7% dan meningkat pada yang sangat serius terutama bagi pasien
trimester kedua menjadi 8,8% dan ini yang harus dirawat lama di rumah sakit
membuktikan bahwa masalah decubitus dengan keterbatasan aktifitas. Pasien
serius karena standar surveilan tirah baring biasanya dirawat selama
decubitus menurut permenkes diangka beberapa hari atau minggu . Lamanya
1,7% (Kemenkes, 2010). hari perawatan serta kondisi penyakit
KPPI sudah melakukan akan mengancam terjadinya decubitus.
pencegahan decubitus untuk pasien Pentingnya peran keluarga terhadap
stroke dengan tirah baring lebih dari perawatan decubitus, karena keluarga
tujuh hari yang bekerjasama dengan mempunyai tugas dalam pemeliharaan
managemen rumah sakit untuk kesehatan pada anggota keluarga
menyediakan kasur anti decubitus, (Mughni, 2010).
pembuatan SOP pencegahan decubitus Dampak bagi pasien stroke yang
akan tetapi angka kejadian decubitus terjadi komplikasi berupa decubitus
masih diangka 8.9% dari total pasien bisa berpotensi menyebabkan beberapa
stroke 40 pasien dengan tirah baring komplikasi seperti abses, osteomielitis,
(KPPI RSUD Muntilan, 2018) bakteremia dan fistula. Decubitus perlu
Tanggapan masyarakat sekitar penanganan dengan segera agar tidak
lingkungan RSUD Muntilan tentang terjadi komplikasi, tindakan
pasien stroke yang mengalami pencegahan yang bisa dilakukan untuk
decubitus menganggap hal itu biasa mengantisipasi supaya decubitus tidak
terjadi karena masyarakat beranggapan terjadi adalah dengan melakukan alih
bahwa jika pasien stroke dengan tirah baring / perubahan posisi. Alih baring
baring lebih dari tujuh hari itu wajar merupakan pengaturan posisi yang
jika terdapat lecet di punggung atau diberikan untuk mengurangi tekanan
pantat dan masyarakat masih kurang dan daya gesek yang dapat melukai
peduli dengan keadaan ini kulit. Alih baring bertujuan untuk
Decubitus merupakan dampak dari menjaga supaya daerah yang tertekan
tirah baring terlalu lama . Hal ini tidak mengalami luka. Dalam
dikarenakan keidakmampuan pasien melakukan alih baring posisi miring
merawat dirinya sendiri. Oleh karena pasien harus tepat tanpa adanya gaya
itu keluarga berperan dalam gesekan yang dapat merusak kulit
pencegahan terjadinya decubitus pada (Potter & Perry, 2010).
pasien yang mengalami kelemahan fisik

ii
Keluarga adalah salah satu sampel pada penelitian ini
kelompok atau kumpulan manusia yang menggunakan accidental sampling dan
hidup bersama sebagai satu kesatuan didapatkan sampel sebanyak 35
atau unit masyarakat terkecil dan responden. Alat ukur yang digunakan
biasanya selalu ada hubungan darah, dalam pengumpulan data penelitian ini
ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, adalah kuesioner tentang peran
tinggal bersama dalam satu rumah yang keluarga sebagai motivator, edukator,
dipimpin oleh seorang kepala keluarga fasilitator yang berjumlah 24 item dan
dan makan dalam satu periuk (Riadi, observasi kejadian decubitus skala
2012). Peran keluarga adalah setiap Braden dengan dinilai sesuai parameter
anggota keluarga juga dapat berfungsi yang ada yatu persepsi sensori,
dengan baik sesuai posisi atau status, kelembaban, aktivitas, mobilitas, nutrisi
posisi indvidu dalam masyarakat, dan gesekan. Analisis data yang
individu dalam masyarakat misalnya digunakan pada penelitian ini adalah
status sebagai istri / suami atau anak Statistik non parametric, dengan
(Mulyawati, 2010). mengunakan uji statistik korelasi
kendal tau.
Peran keluarga selama ini keluarga
tidak tahu tentang bagaimana cara HASIL DAN PEMBAHASAN
perawatan, pencegahan decubitus pada
pasien stroke diantaranya higiene dan 1. Deskripsi Data Penelitian
perawatan kulit, Pengaturan posisi a. Karakeristik responden
digunakan untuk mengurangi tekanan penelitian
dan gaya gesek pada kulit. Posisi klien Karakteristik responden pada
mobilisasi diubah sesuai dengan tingkat penelitian ini dapat dilihat
aktifitasnya, kemampuan persepsi dan dalam tabel 1 berikut:
rutinitasnya sehari-hari dan alas Tabel 1 Distribusi frekuensi
pendukung kenyamanan, kontrol postur karakteristik responden
Karakteristik f %
tubuh dan manajemen tekanan.
Usia
Decubitus juga menimbulkan nyeri
yang sangat dan ketidaknyamanan bagi <20 tahun 4 11,4
pasien. Oleh karena itu keluarga 20-30 tahun 7 20,0
sebagai orang terdekat yang merawat >30 tahun 24 68,6
pasien dengan decubitus perlu Total 35 100,0
mengetahui pengetahuan tentang segala Jenis Kelamin
sesuatu yang berhubungan dengan Laki-laki 18 51,4
decubitus agar keluarga itu sendiri Perempuan 17 48,6
dapat mencegah terjadinya decubitus
(Oktariani, Hendra Kusuma, & Total 35 100
Wijayanti, 2014). Pendidikan terakhir
SD 8 22,9
METODE PENELITIAN SMP 9 25,7
penelitian ini adalah penelitian
SMA 12 34,3
kuantitatif non eksperimental bersifat
correlation dengan menggunakan PT 6 17,1
pendekatan cross sectional. . Populasi Total 35 100,0
penelitian ini adalah keluarga atau Pekerjaan
caregiver pasien yang menunggu Wiraswasta 18 51,4
keluarga pasien stroke di ruang rawat PNS 1 2,9
inap RSUD Muntilan Magelang yang Karyawan 5 14,3
berjumlah 98. Teknik pengambilan

iii
IRT 11 31,4 (60%), dan paling sedikit responden
Total 35 100,0 dengan penghasila > 2 juta.
Penghasilan b.Peran Keluarga
<1 juta 21 60,0 Hasil penelitian peran keluarga
1,5 s/d 2 Juta 8 22,9 pada pasien stroke di ruang rawat
2 s/d 3 Juta 3 8,6 inap RSUD Muntilan Kabupaten
>3 Juta 3 8,6
Magelang dapat dilihat dibawah
ini :
Total 35 100,0
Peran Frekuensi (f) Persentase
keluarga (%)
Hubungan dengan
Baik 7 20.0
pasien
Cukup 13 37.1
Kurang 15 42.9
Cucu 1 2,9
Menantu 4 11,4
Suami/istri 6 17,1 Total 35 100,0
Pengasuh 1 2,9 Sumber : Data Primer 2018
Anak 23 65,7
Total 35 100 Pada tabel 4.3 dapat dilihat peran
Sumber : Data Primer 2018 keluarga paling banyak memiliki peran
kurang sebanyak 15 responden (42,9%),
Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian sedangkan sebagian kecil memiliki peran
tentang karakteristik responden keluarga baik sebanyak 7 responden
berdasarkan umur menunjukkan bahwa (20%). Sehingga dapat disimpulkan
sebagian besar responden berumur lebih bahwa para responden mayoritas
dari 30 Tahun sebanyak 24 responden memiliki peran keluarga kategori kurang
(68,6%),dan sebagian kecil responden pada pasien stroke di ruang rawat inap.
berumur 20-30 tahun sebanyak 4
responden ( 20,0%). berdasarkan jenis b. Kejadian decubitus pada pasien
kelamin menunjukkan bahwa sebagian stroke di ruang rawat inap RSUD
besar berjenis kelamin Laki-laki Muntilan Kabupaten Magelang
sebanyak 18 responden (51,4%). Dan Berikut merupakan variasi hasil
sebagian kecil berjenis kelamin observasi kejadian decubitus pada pasien
perempuan sebanyak 17 stroke di ruang rawat inap RSUD
responden(48,6%). Karakteristik Muntilan Kabupaten Magelang
Berdasarkan pendidikan paling banyak Kejadian Frekuensi (f) Persentase
responden berpendidikan SMA/SMK Decubitus (%)
sebanyak 12 responden (34,3%), dan Resiko Rendah 9 25.7
paling sedikit responden berpendidikan Resiko Sedang 10 28.6
Resiko Tinggi 4 11.4
PT sebanyak 6 responden(17,1%). Resiko Sangat 12 34.3
Berdasarkan pekerjaan paling banyak Tinggi
bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 18 Total 35 100,0
responden (51,4%), dan paling sedikit Sumber : Data Primer 2018
bekerja sebagai PNS 1 responden (2,9%).
Berdasarkan hubungan dengan pasien Pada tabel 4.5 dapat dilihat kejadian
paling banyak responden adalah anak decubitus pada pasien stroke paling
pasien sebanyak 23 (65,7%), dan paling banyak resiko sangat tinggi sebanyak 12
sedikit responden adalah cucu dan responden (34,4%), sedangkan sebagian
pengasuh pasien (2,9%) Berdasarkan kecil memiliki resiko tinggi sebanyak 4
penghasilan responden paling banyak kejadian (11,4%). Sehingga dapat
berpenghasilan kurang dari disimpulkan bahwa para pasien stroke di
R.p.1.000.000,- sebanyak 21 responden ruang rawat inap mayoritas memiliki
resiko sangat tinggi terjadinya decubitus.

iv
2. Hasil Pengujian ruang rawat inap RSUD Muntilan
Tabulasi silang Hubungan peran keluarga Kabupaten Magelang peran kurang
dengan pencegahan decubitus pada pasien sebanyak 15 responden (42,9%). Peran
stroke di ruang rawat inap RSUD Muntilan keluarga dalam kategori kurang dapat
Kabupaten Magelang Bulan Oktober 2018 disebabkan karena latar belakang
Sumber : Data Primer 2018 pekerjaan, sebagian besar responden
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat bekerja sebagai wiraswasta sehingga pada
dilihat bahwa paling banyak responden saat pasien memerlukan peran perawatan
dengan peran keluarga kurang memiliki dari responden, saat itu responden sedang
kecenderungan mengalami terjadinya bekerja dan digantikan oleh anggota
decubitus resiko sangat tinggi dengan keluarga yang lain yang tidak memahami
responden berjumlah 8 (22,9%) cara perawatan pasien stroke tersebut, hal
responden. Berdasarkan hasil penelitian ini ini membuktikan bahwa responden dengan
diperoleh harga koefisien hubungan peran pekerjaan wiraswasta mempunyai jam
keluarga dengan pencegahan decubitus kerja yang tidak tetap sehingga
pada pasien stroke di ruang rawat inap menyebabkan peran keluarga (responden)
RSUD Muntilan Kabupaten Magelang untuk merawat pasien stroke tidak
dilihat dari hasil p- value sebesar maksimal. Hal ini seringkali disebut
0,002<0,05. Dari hasil tersebut dapat sebagai bentuk konflik antar peran dari
disimpulkan bahwa ada hubungan peran peran pekerjaan dan peran keluarga yang
keluarga dengan pencegahan decubitus berjalan tidak seimbang atau saling
pada pasien stroke di ruang rawat inap berbenturan dalam beberapa hal dan
RSUD Muntilan Kabupaten Magelang disebutkan bahwa konflik pekerjaan dan
dengan keeratan hubungan sedang ( keluarga disebabkan oleh dua faktor yaitu
0,474). keluarga bisa mengganggu pekerjaaan atau
pekerjaan bisa mengganggu keluarga
Hasil penelitian membuktikan (Greenhaus & Beutell, 1985 dalam Fasa,
bahwa peran keluarga yang diberikan pada 2018).
pasien stroke akan berpengaruh pada Hal ini sesuai dengan penelitian
pencegahan decubitus. Sari (2017) tentang pengalaman keluarga
dalam merawat decubitus family’s
PEMBAHASAN experience in taking care decubitus ulcer
1. Peran keluarga pada pasien stroke di di RSUD Pringsewu tahun 2017 bahwa
ruang rawat inap RSUD Muntilan keluarga menganggap bahwa
Kabupaten Magelang.
Pencegahan Decubitus
P Correlation
Peran
Resiko Resiko Resiko Sangat Total Kendal tau Coefficient
Keluarga Resiko Sedang
rendah Tinggi Tinggi
F % F % F % F % F %
Baik 4 11.4 3 8.6 0 0 0 0 7 20

Cukup 4 11.4 4 11.4 1 2.9 4 11.4 13 37.1

Kurang 1 2.9 3 8.6 3 8.6 8 22.9 15 42.9 0,002 0,474

Total 9 25.7 10 28.6 4 11.4 12 34.4 35 100

pengalamannya selama merawat anggota


Berdasarkan hasil penelitian keluarga yang mengalami imobilisasi
diketahui bahwa dari 35 responden peran dengan decubitus sebagi pengalaman yang
keluarga pada pencegahan decubitus di positif bagi keluarga karena menjadikan

v
hasil penelitian ini tentang peran keluarga Sehari-hari Di Posyandu Lansia Permadi
masuk dalam kategori kurang. Padahal Kelurahan Tlogomas Kota Malang
diketahui keluarga memiliki banyak peran dihasilkan bahwa dukungan keluarga
untuk responden agar tidak mengalami sangat tinggi dengan kemandirian lansi
decubitus. memenuhi kebutuhan sehari-sehari
Dalam hasil kuesioner diketahui berjumlah 34 orang (85%) dan ada 6 orang
bahwa paling banyak responden memiliuh (15%) mendapat dukungan rendah.
peran keluarga kadang-kadang Pada aspek peran keluarga edukator
memberikan motivasi bagi responden. belum dapat dikatakan maksimal. Hal ini
Seperti hasil pada butir nomor 1 dapat dilihat pada butir nomor 8 bahwa
menyatakan bahwa keluarga kadang- keluarga tidak pernah mengajarkan pasien
kadang membantu pasien mengubah posisi untuk miring kanan kiri setiap 2 jam.
tidur miring kanan dan kiri setiap 2 jam. Peran keluarga kurang juga dapat
Menurut Young 2004 dalam Tarihoran, digambarkan dari hasil kuisoner butir 11
2010) bahwa tujuan dilakukan posisi bahwa keluarga tidak pernah memijat
miring 300C yaitu mencegah terjadinya bagian tubuh pasien yang tertekan lama.
decubitus, mengurangi tekanan pada area Hal ini tidak sesuai dengan hasil sebuah
trokanter, mengurangi kelembaban kulit studi percontohan yang dilakukan Van
pada area punggung, mengurangi gesekan Den Bunt nenunjukkan efek positif
antara kulit dan tempat tidur, massage pada pencegahan luka tekan yaitu
memungkinkan kulit yang tertekan dengaan teknik massage punggung pijat
terekspos udara dan hal ini sesuai dengan effeleurages sekali atau dua kali sehari
penelitian yang dilakukan Huda, (2012) efektif dalam mencegah perkembangan
dengan judul Pengaruh posisi miring untuk luka decubitus ( Prayadni dkk, 2012).
mengurangi luka tekan pada pasien dengan Didukung dengan penelitian Dewandono
gangguan syaraf didapatkan hasil bahwa (2014) dengan hasil bahwa massage
pemberian posisi miring 300C untuk dengan virgin coconut oil (VCO) yang
mencegah kejadian luka tekan ditemukan mengandung senyawa antimikroba asam
bahwa terdapat 6 (37,5%) responden pada laurat dan asam miristat dengan
kelompok kontrol mengalami luka tekan , menggunakan teknik mengusap atau
sedangkan pada kelompok intervensi menggosok secara pelan dan lembut
terdapat 1 (5,9%) responden terjadi luka memberikan respon positif dan terapeutik
tekan. Pada butir 2 menyatakan bahwa kepada pasien dan dapat menghilangkan
keluarga tidak pernah memposisikan tidur nyeri dan membuat sensasi nyaman yang
300C atau posisi setengah duduk. Pada dirasakan pasien sehingga memicu luka
butir 3 menyatakan bahwa keluarga tidak cepat mengering, warna luka menjadi
pernah mengganti pampers setiap 6 jam kecoklatan, struktur luka menjadi halus
sekali. Hal ini sesuai teori bahwa penyakit dan adanya perbaikan jaringan.
kronik dapat menyebabkan kelemahan, Peran keluarga kurang juga dapat
ketidakmampuan, keterbatasan dan digambarkan pada butir 21 menyatakan
ketergantungan pada lansia (Mauk 2010 bahwa keluarga tidak pernah mengoleskan
dalam Ramlan 2011). Peran keluarga krim pelembab pada daerah tertekan. Pada
sangat penting dalam membantu butir 22 juga demikian bahwa keluarga
pemenuhan kebutuhan sehari- hari bagi tidak pernah melakukan pemijatan pada
pasien stroke karena pasien mengalami daerah kemerahan karena penekanan lama.
penurunan fungsi anggota gerak. Menurut Gambaran hasil kuisoner tersebut
Danguwole,Wiyono,Ardiyani, (2017) membuktikan peran keluarga dalam
penelitian yang berjudul Hubungan kategori kurang.
Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Hasil penelitian ini tidak sesuai
Lansia Dalam Pemenuhan Kebutuhan dengan teori Friedman, Bowden, & Jones

vi
(2010) menyatakan bahwa peran keluarga decubitus pada aspek persepsi sensori
antara lain sebagai motivator, Keluarga didapatkan paling banyak mengalami
sebagai penggerak tingkah laku atau gangguan sensori pada bagian ½
dukungan ke arah suatu tujuan dengan permukaan tubuh atau hanya berespon
didasari adanya suatu kebutuhan anggota pada stimuli nyeri 14(40%). Pada
keluarga yang sakit sangat membutuhkan parameter kelembaban paling banyak di
dukungan dari keluarga. Keluarga sebagai keadaan kulit selalu terpapar oleh keringat
edukator yaitu upaya keluarga dalam atau urine basah 14(40%). Pada parameter
memberikan pendidikan kepada anggota aktifitas paling banyak ditemukan
keluarga yang sakit. Keluarga sebagai terbaring di tempat tidur 18 (51%).
fasilitator yaitu Sarana yang dibutuhkan Mobilitas pasien paling banyak tidak dapat
keluarga yang sakit dalam memenuhi merubah posisi secara tepat dan teratur 17
kebutuhan untuk mencapai keberhasilan (39%). Pada parameter nutrisi paling
pelaksanaan perawatan anggota keluarga. banyak tidak dapat menghabiskan 1/3
Keluarga pasien tidak mengetahui porsi makannya, sedikit minum, puasa atau
bagaimana cara merawat pencegahan minum air putih, atau mendapat infus lebih
decubitus pada pasien stroke diantaranya dari 5 hari 17 (49%). Pada parameter
higiene dan perawatan kulit, Pengaturan gesekan pasien paling banyak
posisi digunakan untuk mengurangi membutuhkan bantuan minimal
tekanan dan gaya gesek pada kulit, Maka mengangkat tubuhnya 17 (49%).
dalam keluarga yang memiliki pasien Hasil penelitian ini sesuai dengan
stroke diperlukan pengetahuan tentang teori Henny Syapitri (2017) bahwa
pencegahan decubitus. Decubitus dapat terjadi ketika seseorang
Sesuai dengan penelitian Rismawan yang imobilitas dan hanya berbaring
(2014), dengan judul Hubungan tingkat ditempat tidur sampai berminggu-minggu
pengetahuan klien tentang pencegahan terjadi decubitus karena tidak dapat
decubitus terhadap kejadian dekubitus berganti posisi beberapa kali dalam satu
pada pasien bedrest total di RS Dr. jam. Tekanan yang berkepanjangan
Soekardjo Tasik Malaya Kota Tasikmalaya merupakan penyebab utama ulkus
hasil penelitian menyatakan bahwa decubitus karena dapat menyebabkan
terdapat hubungan tingkat pengetahuan iskemia jaringan lunak, ternyata banyak
keluarga klien tentang pencegahan faktor lain yang juga ikut berperan dalam
decubitus terhadap kejadian decubitus terjadinya ulkus decubitus seperti shear
pada pasien bedrest. Pengetahuan sangat (geseran/luncuran), friction (gesekan),
diperlukan guna meningkatkan peran kelembaban yang berlebihan, dan
keluarga. mungkin juga infeksi.
Hasil penelitian menunjukkan
2. Pencegahan terjadi decubitus skala berbagai parameter yang mengarah
braden pada pasien stroke kepada kejadian decubitus resiko tinggi,
Hasil penelitian pada kejadian hal ini dapat disebabkan karena peran
decubitus pada pasien stroke di ruang keluarga yang kurang. Pada hasil
rawat inap RSUD Muntilan Kabupaten penelitian peran keluarga, diketahui
Magelang kejadian decubitus pada pasien responden memiliki peran keluarga yang
stroke paling banyak resiko sangat tinggi kurang. keluarga sebagai orang terdekat
sebanyak 12 responden (34,4%), Resiko yang dapat merawat pasien dengan
yang dialami responden mayoritas decubitus perlu mengetahui pengetahuan
beresiko sangat tinggi. Dapat dilihat tentang segala sesuatu yang berhubungan
paramater yang membuat terjadinya dengan decubitus agar keluarga itu
decubitus pada hasil observasi skala sendiri dapat mencegah terjadinya
Braden. Hasil penelitian kejadian decubitus

vii
namun dalam penelitian ini keluarga motivasi yang lebih tinggi didapatkan
tidak selalu berperan dalam pencegahan yaitu dari pasangannya. Pada penelitian
decubitus, menurut asumsi peneliti ini pasangan tidak selalu mendampingi
dilihat dari karakteristik responden paling pasien, hal demikian menjadikan
banyak responden bekerja sebagai motivasi pasien tidak maksimal
wiraswasta. Keluarga responden meskipun anak responden ada.
memiliki peran yang tidak tinggi
dikarenakan anggota keluarga Hasil penelitian ini sejalan
menggantikan posisi responden dalam dengan penelitian Wijayanti (2016)
hal membantu responden dalam bidang menyatakan bahwa ada hubungan peran
ekonomi. serta keluarga dengan pencegahan
terjadinya decubitus pada pasien stroke
3. Hubungan peran keluarga dengan di rawat inap RSUD dr. Soehadi
pencegahan decubitus pada pasien Prijonegoro Sragen.
stroke di ruang rawat inap RSUD Hasil penelitian berdasarkan tabel
Muntilan Kabupaten Magelang dari 34 responden, dapat dilihat
Peran keluarga adalah bentuk pencegahan decubitus pada pasien stroke
kemampuan dan keterlibatan anggota paling banyak resiko sangat tinggi
keluarga pasien stroke yang dirawat di sebanyak 12 responden (34,4%),
rumah sakit yaitu istri/suami, sedangkan sebagian kecil memiliki resiko
anak,menantu, cucu dan care giver dalam tinggi sebanyak 4 kejadian (11,4%), hal
memberikan tindakan pencegahan agar ini dikarenakan salah satunya adalah
tidak terjadi decubitus pada anggota tingkat pendididikan responden sebagian
keluarga yang dirawat inap dengan sakit besar SMA, tingkat pendidikan turut pula
stroke. Hasil penelitian paling banyak menentukan mudah tidaknya seseorang
responden dengan peran keluarga kurang menyerap dan memahami pengetahuan
memiliki kecenderungan mengalami yang mereka peroleh, pada umumnya
kejadian decubitus resiko sangat tinggi semakin tinggi pendidikan seseorang
dengan responden berjumlah 8 (22,9%) semakin baik pula pengetahuannya.
responden. Berdasarkan hasil Menurut Notoatmodjo (2012)
penelitian ini diperoleh harga koefisien pengetahuan adalah hasil pengindraan
hubungan peran keluarga dengan manusia atau hasil tahu seseorang
pencegahan terjadinya decubitus dilihat terhadap objek melalui indra yang
dari hasil p- value sebesar 0,002<0,05 dimiliki ( mata, hidung, telinga, dan
menyatakan bahwa terdapat hubungan sebagainya). Pengetahuan seseorang
peran keluarga dengan pencegahan terhadap objek mempunyai intensitas
terjadinya decubitus pada pasien stroke atau tingkat yang berbeda beda. Peran
di ruang rawat inap RSUD Muntilan keluarga dalam merawat pasien stroke
Kabupaten Magelang dengan keeratan membutuhkan pengetahuan, semakin
hubungan sedang (0,474). baik pengetahuan seseorang dalam
Hasil penelitian menyatakan merawat pasien stroke , maka semakin
bahwa peran keluarga kurang baik pula peran keluarga dalam merawat
menyebabkan resiko sangat tinggi pasien stroke.
kejadian decubitus pada pasien stroke. Aplikasi dari peran keluarga
Hal demikian dapat terjadi karena dalam pencegahan decubitus pada pasien
anggota keluarga tidak menjadi motivator stroke yaitu diantaranya higiene dan
seperti kurangnya perhatian. Dalam perawatan kulit, pengaturan posisi tidur
penelitian ini diketahuai bahwa yang atau duduk, posisi alas pendukung,
selalu menemani pasien stroke adalah keluarga harus untuk menjaga kulit klien
anak respoden, padahal ada kebutuhan tetap bersih dan kering. Pada

viii
perlindungan dasar untuk mencegah SIMPULAN DAN SARAN
kerusakan kulit, pengaturan posisi Simpulan
digunakan untuk mengurangi tekanan 1. Peran keluarga pada pasien stroke di
dan gaya gesek pada kulit. Posisi klien Ruang rawat inap RSUD Muntilan
mobilisasi diubah sesuai tingkat Kabupaten Magelang menunjukkan
aktivitasnya, kemampuan persepsi bahwa peran keluarga paling banyak
rutinitasnya sehari –hari dan alas memiliki peran kurang sebanyak 15
pendukung, kenyamanan, kontrol postur responden (42,9%).
tubuh dan manajemen tekanan. Dalam 2. Pencegahan decubitus pada pasien
jurnal Caroline (2013, dalam Setiadi, stroke sebagian besar terjadi resiko
2017) merubah posisi adalah perubahan sangat tinggi sebanyak 12 pasien
posisi secara berkala setiap 2 jam yaitu (34,4%)
mulai jam 06.00- 08.00 pasien 3. Ada hubungan signifikan antara peran
dimiringkan ke arah kanan, kemudian keluarga dengan pencegahan
jam 08.00- 10.00 pasien dimiringkan ke decubitus pada pasien stroke di ruang
arah kiri dan seterusnya. Merubah posisi rawat inap RSUD Muntilan
dilakukan setiap 2 jam mencegah Kabupaten Magelang yaitu p- value
terjadinya pelekatan pada kulit dan sebesar 0,002 < 0,05.
jaringan dibawahnya akan tertekan, 4. Keeratan hubungan peran keluarga
tekanan dalam waktu lama dapat dengan pencegahan decubitus pada
menyebabkan hipoksia dan nekrosis yang pasien stroke di ruang rawat inap
akan menyebabkan decubitus. RSUD Muntilan Kabupaten Magelang
Peneliti berasumsi bahwa sebesar 0.0474 artinya memiliki
terjadinya decubitus pada pasien stroke keeratan hubungan sedang.
yaitu adanya resiko pasien yang masa Saran
perawatannya lebih dari satu minggu, Berdasarkan hasil penelitian yang
berbaring terlalu lama, dengan diperoleh, maka ada beberapa saran
pencegahan decubitus serta memperbaiki yang perlu diperhatikan adalah sebagai
perilaku selama masa perawatan maka berikut:
akan meminimalkan terjadinya decubitus. 1. Bagi Responden
Responden dapat meningkatkan
Keterbatasan penelitian perannya menjadi lebih baik sebagai
1. Pencegahan decubitus pada motivator, edukator, fasilitator, dan
pasien stroke dalam penelitian ini pentingnya pencegahan decubitus pada
hanya meneliti tentang peran pasien stroke.
keluarga saja sedangkan masih 2. Bagi rumah sakit / Perawat
banyak peran dari pihak lain Pihak RSUD Muntilan Kabupaten
seperti perawat yang dapat Magelang khususnya perawat ruang
melakukan pencegahan decubitus. rawat inap untuk lebih meningkatkan
2. Saat pelaksanaan penelitian edukasi kepada keluarga agar berperan
dilakukan responden kadang lebih baik dalam mencegah decubitus
sedang sibuk memenuhi khususnya pada pasien stroke agar
kebutuhan pasien sehingga pencegahan decubitus pada pasien
menyebabkan konsentrasi stroke tidak terjadi.
responden menjawab kuesioner 3. Bagi peneliti selanjutnya
terganggu. Peneliti selanjutnya disarankan
3. Sulitnya pemahaman responden untuk meneliti faktor-faktor lain yang
tentang pengisian kuesioner menyebabkan kejadian decubitus pada
karena pendidikan rendah. pasien stroke dan meningkatkan teknik

ix
yang dilakukan untuk mencegah Eljedi, A., Eldaharja, T., & Dukhan , N.
decubitus. (2015). Effect of an educational
program on a family caregiver’s
prevention and management of
DAFTAR PUSTAKA pressure ulcers in bedridden
patients after discharge from
American Heart Association. (2018) Heart
hospitals in Palestine .
Disease and Stroke Statistics-2015.
International Journal of Medical
Diambil kembali dari Available
Science and Public Health, vol 4
from American Heart Assosiation:
issue 5.
http://circ.ahaiojournals.org.
Fidrotin , A., & Ahmad, M. A. (2016).
Arikunto , S. (2013). Prosedur Penelitian
Gambaran Pengetahuan Pasien
suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Luka Decubitus Tentang Perawatan
PT Rineka cipta.
Luka Decubitus Setelah Pulang
Atiqoh, M. N. (2017). Gambaran Dari Rumah Sakit Di Ruang
Pengetahuan Dan Persepsi Family Flamboyan Dan Ruang Asoka
caregiver Tentang Pencegahan RDUD Kelas B Dr. R. Sosodoro
Decubitus Pada Anggota Keluarga Djatikoesomo Bojonegoro . LPPM
Yang Beresiko Decubitus Di AKES Raekwesi Bojonegoro, 1-4
Wilayah Kerja Puskesmas vol 7.
Pisangan Dan Ciputat . Jakarta:
Friedman, M. M., Bowden, V. R., &
Skripsi Universitas Islam Negeri
Jones, E. G. (2010). Buku Ajar
Syrif Hidayatullah Jakarta.
Keperawatan Keluarga
Bujang. (2014). PengaruhAlih Baring Riset,Teori, & Praktik Edisi 5.
Terhadap Kejadian Decubitus Jakarta: EGC.
Pada Pasien Stroke yang
Goldszmidt, A. J., & Caplan, L. R. (2013).
Mengalami Hemiparesis di Ruang
Stroke Esensial, Edisi Kedua.
Yudistira RSUD Semarang .
Jakarta: PT Indeks.
Semarang: Skripsi STIKes Ngudi
Waluyo. Handayani, & Wahyuni. (2012).
Hubungan Dukungan Keluarga
Danguwole, F. J., Wiyono, J., & Ardiyani,
dengan Kepatuhan Lansia Dalam
V. M. (2017). Hubungan
Mengikuti Posyandu Lansia di
Dukungan Keluarga Dengan
Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan
Kemandirian Lansia Dalam
Kecamatan Weru Kabupaten
Pemenuhan Kebuthan Sehari- hari
Sukoharjo . Ilmu Kesehatan , 9(1):
Di Posyandu Lansia Permadi
49-58.
KelurahanTlogomas Kota Malang.
Nursig News, volume 2, Nomor 3. Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan
Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Efendi, F., & Makhfudi. (2009).
Keperawatan Kesehatan Haryanto. (2018, Mei 8). Perkembangan
Komunitas Teori dan Praktik Psikologi Remaja. Diambil
dalam Keperawatan. Jakarta: kembali dari Perkembangan-
Salemba Medika. psikologi-remaja:
htt://belajarpsikologi

x
Huda, N. (2012). Pengaruh Posisi Miring Pasca Stroke. Jakarta: Unit
Untuk Mengurangi Luka Tekan Perawatan Khusus Stroke "
Pada Pasien Dengan Gangguan Soepardjo Roestam" RSCM.
Persyarafan. Jurnal Ilmiah
Mulyawati. (2010). Paper Peran Dan
Keperawatan STIKES Hang Tuah
Struktur Keluarga. Semarang:
Surabaya , Volume 2 Nomer 2.
Program Studi Ilmu Keperawatan
Keogh. (2014). Medical Surgical Nursing Fakultas Kedokteran Universitas
Alih Bahasa Alih Bahasa: Diponegoro Semarang.
Keperawatan Medical Bedah
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Demystified. Dalam P. Dwi, & A.
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Khudazi, Keperawatan Medikal
Rineke Cipta.
Bedah. Yogyakarta: Rapha
Publishing Imprint Penerbit Andi. . (2014). Ilmu Perilaku
Kesehatan . Jakarta: PT Rineka
Kohta, M., Kameda, Y., & Morita , S.
Cipta.
(2017). Knowledge and practice for
pressure injury prevention among Nursalam. (2014). Manajemen
care managers in a home care Keperawatan Aplikasi Dalam
setting: a cross-sectional study. Praktik Keperawatan Profesional.
Chronic Wound Care Management Jakarta: Salemba Medika.
and Research , 99-105
Oktariani, M., Hendra Kusuma, A. N., &
Lipyandra. (2014). Hubungan Pengaturan Wijayanti, W. (2014). Hubungan
Posisi Oleh Perawat dengan Peran Serta Keluarga Dengan
Terjadinya Decubitus Pada Pasien Pencegahan Decubitus Pada Pasien
Stroke di Ruang Stroke Instalasi Stroke Di Ruang Rawat Inap
Rawat Inap A RSSN Bukittinggi. RSUD DR. Soehadi Prijonegoro
Sumatera Barat: Program Studi Sragen.
Ilmu Keperawatan Fakultas digilib.stikeskusumahusada.ac.id
Kesehatan dan MIPA Universitas >disk 1, 1-6.
Muhammadiyah Sumatera Barat.
P2PTM Kemenkes RI. (2017). Germas
Martini, R. D. (2014). Buku Ajar Ilmu Cegah Stroke. Diambil kembali
Penyakit Dalam Edisi Keenam dari
Jilid III . Jakarta: Pusat Penerbitan http://www.P2PTMkemenkes.go.id
Ilmu Penyakit Dalam.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Buku
Mughni. (2010). Hubungan Pengetahuan Ajar Fundamental Keperawatan.
Keluarga Dalam Pencegahan Edisi ketujuh, buku ketiga. Jakarta:
Terjadinya Decubitus Dengan EGC.
Derajat Decubitus Di RSU Dr.
Moewardi Surakarta. Surakarta: Pudiastuti, R. D. (2011). Penyakit Pemicu
Skripsi Thesis Universitas Stroke, cetakan 1. Yogyakarta:
Muhammadiyah Surakarta. Nuha Medika.

Mulyatsih. (2008). Stroke Petunjuk Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018,


Pengasuh Dan Praktis Bagi Maret 04). Badan Penelitian dan
Pengasuh Dan Keluarga Pasien Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI tahun 2013.

xi
Diambil kembali dari . (2017). Statistik Untuk
http://www.depkes.go.id/resources/ Penelitian . Bandung: Alfabeta.
download/general/Hasil%20Riskes
Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian
das%20.2018.pdf
Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta:
Rismawan, W. (2014). Hubungan Tingkat Rineka Cipta.
Pengetahuan Keluarga Klien
Suriya , S., Quadri, S., & Taqi, M. (2017).
Tentang Pencegahan Decubitus
Endovascular Therapy For Acute
Terhadap Kejadian Decubitus Pada
Ischemic Stroke With Distal
Pasien Bedrest Total di RS Dr.
Middle Cerebral Artery
Soekardjo. Jurnal Kesehatan Bakti
Occlusion;A Case Series.
Tunas Husada, 12-15.
Neurology , P3.300.
Sahmad. (2015). Potensi Peran Keluarga
Syapitri, H., Siregar, L. M., & Ginting, D.
dalam Perawatan Penyakit Stroke
(2017). Metode pencegahan luka
Melalui Pengembangan Model
decubitus pada pasien bedrest total
Discharge Planning Berbasis
melalui perawatan kulit . Idea
Teknologi Informasi. Jurnal
Nursing Journal , Vol. VIII No. 2
Kesehatan Bakti Tunas Husada,
2017 ISSN : 2087-2879, e-ISSN :
12-16.
2580 - 2445 .
Sari, R. (2017/12). Family Experience
Tanames, J., & Firdaus, Y. (2018, Januari
treating Patient With Diabetic
31). Hello sehat.com. Perawatan luka, hal.
Ulcers At RSUD Pringsewu.
1.
Humanized Health Care In The
Tarihoran, D. (2010). Pengaruh Posisi
Challenges, 9.
Miring 30 Derajat Terhadap
Setyawati, R., Suyanto, & Noor, M. A. Kejadian Luka Tekan Grade ( Non
(2015). Pengaruh Mobilisasi dan Blanchable Erythema) Pada Pasie
Penggunaan VCO (Virgin Coconut Stroke Di Siloam Hospital. Depok
Oil) Terhadap Ulkus Jakarta: Tesis. Program Pasca
DecubitusPada Gangguan Sarjana Ilmu Keperawatan
Persyarafan. Jurnal Keperawatan Peminatan Keperawatan Medikal
dan Pemikiran Ilmiah, 1-7. Bedah Universitas Indonesia .
Soekanto, S. ( 2009). Sosiologi Suatu Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). KMB
Pengantar. Jakarta: Edisi Baru Rajawali 2 Keperawatan Medikal Bedah
Pers (Keperawatan
Jakarta. Dewasa).Yogyakarta: Nuha Medika
Stroke Association. (2018, April 30).
Yastroki. (2012). Stroke Penyebab
2013. What Are The Types Of
Kematian Urutan Pertama di Rumah Sakit
Stroke. Diambil kembali dari Indonesia. Diambil kembali dari
http://www.strokeassociation.org/p http://www.Yastroki.or.id
resenter.html?identifier.3030066.co
m
Sugiyono. (2016). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.

xii

Anda mungkin juga menyukai