Bab 1,2,3,4
Bab 1,2,3,4
PROPOSAL
Oleh
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode post partum terdiri dari tiga periode yaitu, immediate post
partum yaitu satu minggu pertama setelah persalinan dan late post
partum yaitu setelah satu minggu pertama persalinan sampai periode post
kritis bagi ibu maupun bayinya. Ibu sedang menjalani pemulihan fisik
tubuh ibu untuk mulai memproduksi ASI dalam jumlah cukup untuk
segera menyusui bayinya. Bayi baru lahir yang lahir sehat secara
normal akan terlihat sadar dan waspada, serta memiliki refleks rooting dan
yang dilahirkan dengan berat badan < 2500 gram tanpa memandang masa
morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak di masa depan BBLR
atau dapat disebabkan oleh jaringan kulit yang masih tipis, ini juga yang
menyebabkan BBLR mudah sekali mengalami hipotermi. BBLR
kardiovaskuler yang menurun dan belum matur, fungsi ginjal yang belum
matur, fungsi hati dan pencernaan yang masih lemah. BBLR juga dapat
kasus. Pada tahun 2015 kasus BBLR mencapai 4,5%; kemudian naik
menjadi 6,3% tahun 2016; dan turun menjadi 4,3% tahun 2017. Hal ini
berarti kasus BBLR masih menjadi kasus yang cukup serius di Kabupaten
Jember. RSD Balung adalah salah satu rumah sakit daerah milik
Gumukmas (4,5%), dan Puger (5,2%). Adapun AKB di RSD Balung tahun
BBLR pasien di ruang Nusa Indah RSD Balung selama tiga tahun terakhir
juga terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 175 pasien (2017), 211
pasien (2018), dan 224 pasien (2019) (Rekam Medik, 2020). Perawatan
yang bermakna pada ibu. Kelahiran bayi berat lahir rendah dan ketakutan
pada kelahiran bayi dengan berat lahir rendah, diperberat oleh perpisahan
kecil sangat sensitif terhadap perubahan suhu, oleh karena itulah bayi perlu
karena hanya sedikitnya lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh
pada bayi baru lahir belum matang (Proverawati, 2010). Produksi panas
yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yag belum cukup
atau kurangnya lemak coklat sehingga pengaturan suhu yang belum
sesuai dan adekuat serta kebutuhan emosional dan sosial (Suradi, 2018).
Bayi prematur dapat dipulangkan dari Rumah Sakit jika kesehatan bayi
dalam kondisi baik dan tidak ada apnea atau infeksi, bayi minum dengan
baik, berat bayi selalu bertambah ( minimal 15g/kg/hari) selama tiga hari
teratur (Dipkes RI, 2008, dalam Magdalena dan Rita, 2018). Hal ini sesuai
suhu terjaga dengan baik pada tempat tidur terbuka, pernafasan stabil, dan
2018).
masa transisi menjadi orang tua dalam perawatan pada bayi berat lahir
rendah. Orang tua lain mungkin melihat lebih banyak stres dan sumber
daya keluarga yang tidak memadai sehingga dapat membantu
faktor depresi masa nifas, depresi satu orang tua dapat berdampak serius
bayi BBLR. Dalam hal ini, penatalaksanaan perawatan pada bayi yang
bayinya dengan baik. Selama ini didalam pengamatan yang dilakukan oleh
dengan bayi berat lahir rendah sangat kurang dari hasil pengamatan 10
petugas perawatan yang dilakukan di Ruang Nusa Indah selama ini para
bahwa perawatan ibu pada bayi BBLR sangat berdampak pada kualitas
dan pertahanan hidup BBLR dan bila ibu tidak melakukan perawatan
dengan baik maka akan berdampak pada angka kejadian infeksi malnutrisi
dan kematian pada bayi BBLR. Surasmi (2013) yang menyatakan bahwa
para ibu yang belum bisa merawat bayinya dengan baik, sehingga banyak
takut dan cemas yang berlarut sehingga ibu kurang berpartisipasi dalam
alami oleh ibu yang mempunyai masalah pada bayi dengan berat lahir
rendah yakni ibu tidak mengerti permasalahan yang dialami bayinya serta
tidak tahu cara perawatan pada bayi dengan berat lahir rendah. Dukungan
yang belum tepat, kondisi rumah yang kurang mendukung (seperti kotor,
Hospitalisasi Pada Ibu Post Partum di Ruang Nusa Indah RSD Balung.
A. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
BBLR sangat perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, salah satu
family center care (FCC), sehingga pengetahuan ini dapat membantu ibu
pada bayi preterm atau bayi BBLR. Diduga ada Hubungan Dukungan
Pasca Hospitalisasi Pada Ibu Post Partum di Ruang Nusa Indah RSD
Balung.
2. Pertanyaan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Responden
Partum.
2. Peneliti
3. Tenaga Kesehatan
bayi BBLR.
6. Peneliti Selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
2014). Menurut Siegel, dukungan adalah informasi dari orang lain bahwa ia
dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan
monodualis yang memiliki sifat individual dan sosial. Dalam banyak hal, individu
dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan
merupakan salah satu ciri khas kualitas kehidupan manusia karena sudah menjadi
kodrat bahwa manusia adalah makhluk monodualis yang memiliki sifat individual
dan sosial. Dalam banyak hal, individu memerlukan keberadaan orang lain untuk
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui
a. Dukungan instrumental
pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karena individu dapat
b. Dukungan informasional
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran, atau umpan balik
tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong
c. Dukungan emosional
nyaman, yakin, dipedulikan, dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga
individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat
Bentuk dukungan ini akan membantu individu merasa anggota dari suatu
3. Dampak Dukungan
kejadian dan efek stress. Dukungan juga dapat mengubah hubungan antara respon
individu pada kejadian yang dapat menimbulkan stres dan stres itu sendiri,
Menurut Elly (2008) dalam Indriyani 2014, dukungan ternyata tidak hanya
memberikan efek positif dalam mempengaruhi kejadian dan efek stress. Terdapat
beberapa contoh efek negatif yang timbul dari dukungan, antara lain sebagai
berikut.
a. Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang membantu. Ini
dapat terjadi karena dukungan yang diberikan tidak cukup, individu merasa
tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir secara emosional sehingga tidak
b. Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan individu.
B. Persepsi
1. Definisi Persepsi
yang bersama kita saat itu. Hal-hal tersebut memberikan makna terrhadap
2. Klasifikasi Presepsi
Komponen yang pertama, afektif yang merupakan aspek emosional dari faktor
dengan apa yang diketahui manusia. Komponen konatif adalah aspek volisional,
1) Motif sosiogenis, sering juga disebut sekunder sebagai lawan motif primer
berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai.
b. Komponen kognitif
sesuatu itu ’benar’ atau ’salah’ atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman
c. Komponen konatif
Terdiri dari kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan adalah aspek prilaku manusia
mencapai tujuan.
Menurut Walgito (2002) dalam Agisni (2013: 25) persepsi adalah proses
mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar
langsung mengenai indera dan dapat datang dari dalam yang langsung
2. Adanya indera atau reseptor, yaitu sebagai alat untuk menerima stimulus.
Menurut Ahmadi dalam skripsi Agisni (2013: 27) ada tiga komponen yang
didasarkan pada stimulus atau situasi yang sedang dihadapinya. Terkait pada
pengalaman yang berkaitan dengan objek tersebut melalui proses kognisi, afeksi,
masing individu atau perorangan tentunya akan berlainan. Hal ini dikarnakan
adalah:
d. Sistem nilai, sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh pula
Target tidak dilihat sebagai suatu yang terpisah, maka hubungan antar
lainnya.
4. Macam-Macam Persepsi
a. Persepsi konstruktif
berhubungan dengan persepsi berdasarkan apa yang kita indera dan apa yang
kita ketahui. Dengan demikian persepsi adalah sebuah efek kombinasi dari
informasi yang diterima sistem sensorik dan pengetaahuan yang kita pelajari
pengetahuan yang sedemikian kaya tentang dunia ini) (Solso, Maclin &
Maclin, 2011)
b. Persepsi Langsung
adalah elemen penting dan bahwa pembelajaran dan kognisi tidaklah penting
yang dapat digunakan untuk interpretasi (Solso, Maclin & Maclin, 2011).
Persepsi adalah intepretasi dari hal-hal yang diindra oleh seseorang dari
pengetahuan dan kondisi lingkungan atau orang sekitar. Dalam penelitian ini
berikutnya.
C. Konsep Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
1. Definisi
Berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat saat lahir adalah berat
bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Manuaba et al.,2007; Damanik,
2018). Acuan lain dalam pengukuran BBLR juga terdapat pada Pedoman
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) gizi. Dalam pedoman tersebut bayi berat
lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram
diukur pada saat lahir atau sampai hari ke tujuh setelah lahir (Putra, 2012).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan istilah lain untuk bayi
prematur hingga tahun 1961. Istilah ini mulai diubah dikarenakan tidak
seluruh bayi dengan berat badan lahir rendah lahir secara prematur
prematur (premature baby) menjadi berat bayi lahir rendah (low birth weight)
a. Berat bayi lahir rendah (BBLR) atau low birth weight (LBW) dengan berat
b. Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low birth weight
c. Berat bayi lahir ekstrem rendah (BBLER) atau extremely low birth weight
(ELBW) dengan berat badan lahir < 1000 gram (Meadow (2005), dalam
Damanik (2018).
Berdasarkan masa gestasinya, BBLR dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan. Kepala relatif lebih
Bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya
neonatal intensive care unit. perawatan Bayi berat lahir rendah (BBLR) juga
hipotermia. Oleh karena itu, suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat
memadikan bayi.
Salah satu cara pencegahan infeksi, yaitu dengan mencuci tangan sebelum
status gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh
1. Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
2010).
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa
aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala
dan persalinana selesai dalam 24 jam (Bobak, 2010). Partus spontan adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan dengan
ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat- obatan (prawiroharjo, 2011).
karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus
normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam,
ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
setelah melahirkan.
a. Sistem Reproduksi
1) Involusio Uteri
air kencing.
bawah pemukaan luka. Rasa sakit yang disebut after pains ( meriang
3) Lochea
Yaitu sekret dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas. Lochia
b) Lochea sanguinolent
c) Lochea serosa
Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lochia rubra. Lochia ini
d) Lochea alba
Dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga
e) Lochea purulenta
f) Locheastatis
Lochea tidak lancar keluarnya.
4) Serviks
masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi lakukanlah
b. Sistem Endokrin
1) Oksitosin
2) Prolaktin
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem Urinaria
post partum.
e. Sistem Gastrointestinal
f. Sistem Muskuloskeletal
1) Laktasi
2) Kolostrum
dan lisozim.
3) Air susu
pengujian glikosuria.
neonatus.
besi di dalam air susu manusia absorpsinya lebih baik dari pada
2011).
h. Sistem Integumen
melahirkan.
Fase ini dapat terjadi pada hari pertama sampai kedua post partum.
dan kenyamanan.
Fase ini terjadi pada hari ketiga sampai hari ke sepuluh post partum,
secara bertahap tenaga ibu mulai meningkat dan merasa nyaman, ibu
merawat bayinya.
Fase ini terjadi pada hari ke sepuluh post partum, ibu sudah mampu
E. Konsep Hospitalisasi
1. Pengertian Hospotalisasi
adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap
bergantung pada institusi, sikap keluarga dan teman, respon staf, dan jenis
2. Dampak Hospitalisasi
stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh
banyaknya faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga
fisiklogis klien akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang
stres dan hal ini berpengaruh pada proses penyembuhan, yaitu menurunnya
respon imun. Hal ini telah dibuktikan oleh Robert Ader (1885) bahwa
karena pada kondisi stress akan terjadi penekanan sistem imun (Subowo,
2012). Pasien klien akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya
penyembuhan.
menimbulkan stress dan rasa tidak aman. Jumlah dan efek stress tergantung
a. Privasi
pada gaya hidupnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara
rumah sakit dan rumah tempat tinggal klien serta oleh perubahan
c. Otonomi Diri
Individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam posisi
akan dilakukan oleh petugas kehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini
otonomi.
d. Peran
1) Perubahan peran
2) Masalah keuangan
Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi .keuangan
3) Kesepian
5) Ekonomi
F. Penelitian terkait
Pada refrensi hasil penelitian jurnal yang pertema yang pertama tentang
metode kanguru pada bayi berat lahir rendah di ruang Perinatologi RSUD H.
Abdul manap kota jambi tahun 2016 oleh Septiwiyarsi Universitas Adiwangsa
Jambi
15% dari seluruh kelahiran didunia dengan batasan 3.3%-38%. Bayi BBLR
belum lengkap dan matangnya organ dan fungsi tubuh, pada RSUD H. Abdul
Manap dari 230 kelahiran 55 orang bayi lahir dengan BBLR. Sekitar 3 juta
kematian bayi dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat dicegah dengan
pelaksanaan perawatan metode kanguru pada bayi berat lahir rendah di ruang
perinatologi di rumah sakit umum daerah H. Abdul Manap Kota Jambi Tahun
2016. Sampel dalam penelitian ini diambil secara total sampling dengan
kuesiner yang telah disebar secara door to door Kemudian data yang berhasil
uji analisis chi square. Hasil penelitian dari 55 ibu yang memiliki bayi BBLR
dan ibu yang bersikap negatif sebanyak 31 orang (56,4%). Diharapkan kepada
Pada refrensi jurnal yang ke tiga yakni tentang Pengalaman ibu dengan
bayi berat lahir rendah yang dirawat di rumah sakit oleh K. Dewi Budiarti 1,
berat lahir rendah berbeda dari pengalaman ibu yang melahirkan bayi pada
mempengaruhi ikatan antara ibu dengan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengalaman ibu dengan bayi berat lahir rendah. Enam partisipan
Rendah, (2) Respon Ibu terhadap Kelahiran Bayi Berat Lahir Rendah, (3)
Penyebab Stres pada Ibu Saat Memiliki Bayi dengan Berat Lahir Rendah, (4)
Harapan Ibu terhadap Petugas Kesehatan tentang Perawatan Bayi Berat Lahir
Rendah di Rumah Sakit, dan (5) Sumber Dukungan yang Diperoleh Ibu.
ibu dengan peningkatan berat badan badan balita di desa berlian kecamatan
hasil yaitu Kekurangan gizi pada bayi dan anak menimbulkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat
pengetahuan gizi ibu dan status gizi balita serta mengetahui hubungan kedua
dengan uji Fisher exact pada level signifikansi α=0,05. Berdasarkan hasil
baik tentang gizi dan terdapat 18% balita mengalami gangguan pertumbuhan
terhadap motivasi ibu melakukan perawatan metode kangguru pada bayi berat
Indonesia angka kematian bayi sebesar 34/1000 kelahiran hidup, jauh dari
adalah asfiksia, bayi prematur, BBLR dan infeksi. Angka kematian bayi di
RSUD Soreang sebesar 14,76%, salah satu upaya menurunkan angka kematian
nilai motivasi ibu antara sebelum dan sesudah diberikan konseling dengan
kepada ibu yang mempunyai BBLR dan anggota kelu-arga berperan penting
Merawat Bayi dengan Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah oleh Deswita
2014
Di dapatkan Merawat bayi menjadi suatu stressor tersendiri terlebih
jika bayi lahir dengan premature dan bayi yang mempunyai berat badan lahir
demikian, ada beberapa ibu yang berhasil merawat bayi premature dan BBLR
di rumah. Ibu yang berhasil merawat bayi premature dan BBLR di rumah
dengan pengalaman yang baru mendapatkan bayi premature dan BBLR, ibu
dengan studi fenomenologi. Partisipan penelitian ini adalah ibu yang telah
memiliki bayi prematur dan BBLR dirawat di rumah daerah wilayah kerja
bayi premature dan BBLR, (2) Respon ibu terhadap kelahiran premature dan
BBLR (3) Perawatan bayi premature dan BBLR di rumah, (4) Dukungan ibu
dalam merawat bayi premature dan BBLR, (5) Harapan ibu pada pelayanan
kesehatan.
Pada refrensi jurnal yang ke tujuh perilaku perawatan bayi berat lahir
dkk 2017.
bertujuan untuk mengurangi angka kematian bayi di dunia hingga pada angka
23 per 1000 kelahiran hidup. Kematian pada bayi dan neonatus ini disebabkan
oleh kelahiran preterm dimana sebagian besar bayi preterm merupakan bayi
berat lahir rendah (BBLR). WHO (2014) mencatat 62% kematian bayi
Klaten angka kematian bayi tercatat 8,5 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes
berat badan lahir rendah Melalui pijat bayi dan terapi murrotal oleh Diana
yang memiliki angka kejadian BBLR tertinggi yaitu sebesar 15,5% dari
badan bayi sebelum dan sesudah diberikan intervensi pijat bayi dan terapi
rata berat badan pada pretest sebesar 1368,44 gram, sedangkan rata-rata berat
badan posttest sebesar 1497,81 gram. Pada kelompok kontrol rata-rata berat
badan pretest sebesar 1393.75 gram, sedangkan rata-rata berat badan posttest
anak yang dilahirkannya mempunyai berat badan lahir cukup sebab bayi
yang lebih rumit dan intensif juga meningkatkan kesakitan dan kematian bayi.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan sikap Ibu
perawatan bayi baru lahir dengan meletakkan di dada ibu (kontak kulit dengan
bayi) sehingga suhu bayi tetap hangat. Perawatan metode kanguru ini sangat
adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi BBLR di Rumah Sakit Umum
Daerah Cianjur pada bulan Desember sampai dengan Februari yaitu sebanyak
296 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 ibu. Teknik sampling
lebih dari setengahnya bersikap mendukung dan lebih dari setengahnya mau
melakukan perawatan metode kanguru. Dari hasil uji Chi Square terdapat
berguna bagi ibu tentang perawatan pada bayi berat badan lahir rendah seperti
sikap ibu dengan pelaksanaan perawatan metode kanguru pada bayi berat lahir
rendah di ruang perinatologi rsud h. Abdul manap kota jambi tahun oleh
Septiwiyarsi 2016
sebagai akibat belum lengkap dan matangnya organ dan fungsi tubuh, pada
RSUD H. Abdul Manap dari 230 kelahiran 55 orang bayi lahir dengan BBLR.
Sekitar 3 juta kematian bayi dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat
sikap ibu dengan pelaksanaan perawatan metode kanguru pada bayi berat lahir
Kota Jambi Tahun 2016. Sampel dalam penelitian ini diambil secara total
univariat dan bivariat dengan uji analisis chi square. Hasil penelitian dari 55
ibu yang memiliki bayi BBLR sebanyak 39 orang (70,9%) tidak melakukan
mendapat dukungan keluarga dan ibu yang bersikap negatif sebanyak 31 orang
kanguru
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Pola Presepsi:
a. Presepsi afektif
b. Presepsi kognitif
Variabel Counvounding c. Presepsi konatif
Perilaku Tentang presepsi
tentang perawatan bayi
BBLR pasca hospitalisasi
a. Jenis Kelamin
b. Agama
c. Budaya
d. Pengetahuan
e. Status social
f. Teman sebaya
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
B. Hipotesis
Tentang Perawatan Bayi BBLR Pasca Hospitalisasi Pada Ibu Post Partum.
BAB IV
METODE PENELITIAN
metode ilmiah (Notoatmodjo, 2012). Pada bab ini akan diuraikan tentang desain
waktu penelitian, prosedur pengumpulan data, alat ukur yang digunakan, analisa
A. Desain Penelitian
adalah penelitian yang terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat,
penuntutan peneliti pada seluruh proses. Desain penelitian adalah sesuatu yang
2008).
B. Populasi, Sampel Dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum
2. Sampel
Dalam menetapkan sampel ada dua dasar yaitu representatif dan sampel
harus cukup banyak. Dalam penelitian ini, kriteria sampel harus memenuhi
a. Kriteria Inklusi
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 201 3).
b. Kriteria Eksklusi
3. Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti (Nursalam, 2008). Pada
4. Tehnik Sampling
penelitian ini kurun waktu yang dimaksud adalah selama satu bulan
C. Definisi Operasional
2008). Definisi opearsional tersebut terlihat dalam tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 41 : Definisi Operasional Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Persepsi Tentang Perawatan Bayi BBLR Pasca
Hospitalisasi Pada Ibu Post Partum di Ruang Nusa Indah RSD Balung.
Tempat pengambilan data pada penelitian ini adalah di Ruang Nifas RSD
Balung -Jember.
E. Waktu Penelitian
F. Etika Penelitian
secara aspek legalitas dan untuk itu peneliti mencantumkan beberapa hal
1. Informed consent
dan lain-lain.
2. Anonymity
lembar kuesioner.
3. Confidentiality
lainnya. Semua data yang telah dikumpulkan, data tersebut hanya akan
(Nursalam, 2009).
adalah :
1. Data Umum
pekerjaan.
a. Variabel Independen
b. Variabel Dependen
1. Prosedur administratif
(informed consent).
I. Pengolahan data
Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah secara manual dan
berikut:
1. Editing
2. Scoring
dukungan optimal
3. Coding
Memberikan kode terhadap hasil skor yang telah diperoleh pada semua
1) Variabel Independen
2) Variabel Dependen
5. Cleaning
J. Analisis Data
1. Analisis Univariat
petugas kesehatan dan variabel dependent (y) perawatan bayi BBLR. Data
2. Analisis Bivariat
statistik Chi Square. Menurut Hidayat A (2007). Uji Chi Square salah satu
uji non parametris yang di lakukan pada dua variabel, dimana skala data
signifikansi (α) 0,05. Artinya apabila P(value) < level of significance (α)
Kesehatan Pada Ibu Post Partum Tentang Perawatan Bayi BBLR Pasca
Bang et al., 2015. Low Birth Weight and Pretem Neonates: Can they Managed at
Home by Mother and Trained Village Health Worker. Journal of
Perinatology. Vol. 25 (1): 72-81
Depkes RI. 2017. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes
RI.
Depkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan, RI.
Dinkes Provinsi Jatim. 2019. Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun 2018.
Surabaya: Dinkes Provinsi Jatim.
Hazel, E. 2016. Mother of Very Low Birth Weight Babies: How do They Ajust.
Journal of Advanced Nursing. Vol.15 (1): 16-11.
Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kemenkes
RI.
Manuaba, Ida, B.G, dkk. 2017. Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Padila, Amin, dan Rizki. 2018. Pengalaman Ibu Dalam Merawat Bayi Preterm
Yang Pernah Dirawat Di Ruang Neonatus Intensive Care Unit (Nicu).
Jurnal Keperawatan Silampari. Vol. 1 (2) : 1-16.