Anda di halaman 1dari 17

BAB III

A. Bagaimana fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi

dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi?

Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan lembaga utama di tingkat

provinsi bertugas mengoordinasikan respons pemerintah terhadap semua bencana.

Selain gempa bumi, tanah longsor, banjir dan bencana alam lainnya, hal lain yang

menjadi perhatian adalah nyawa dan harta-benda yang terancam oleh kebakaran lahan

dan hutan, serta dari kabut asap skala lokal dan skala besar. BPBD dipimpin oleh

seorang pejabat setingkat di bawah gubernur atau setingkat eselon Ib. Pasal 18 ayat

(2) huruf b menentukan bahwa untuk tingkat kabupaten/kota BPBD dipimpin oleh

seorang pejabat setingkat di bawah bupati/walikota atau setingkat eselon IIa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi merupakan satuan

tugas kebakaran hutan dan lahan yang dibentuk Gubernur melalui Peraturan

Gubernur Provinsi Jambi Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dalam hal ini satuan tugas kebakaran

hutan dan lahan pada situasi tertentu dapat diketuai oleh unsur kepolisian dan juga

TNI.

Untuk melaksanakan tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi

Jambi mempunyai fungsi yaitu:


a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien.

b. Pengoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana, terpadu dan menyeluruh1

Kayan mengemukakan “Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Jambi dalam penanggulangan kebakaran adalah hanya mengkomandoi dan

mengkoordinir saat terjadinya kebakaran, tugas kami adalah mengkomandoi dan

mengkoordinir saat terjadinya kebakaran hutan ”2.

Bachyuni mengemukakan “Fungsi dari Badan Penanggulangan Bencana

Provinsi Jambi adalah mengajak semua satuan tugas yang terkait untuk Bersama-

sama memantau dan menanggulangin kebakaran hutan dan lahan dari pra

bencana,tanggap daurat dan pasca bencana”3. Lebih lanjut Bachyuni mengemukakan

fungsi dari Badan Penanggulangan Bencana tentang perumusan kebijakan dan

penetapannya Bachyuni mengatakan “kalau perumusan dan penetapan kebijakan itu

terlaksana saat mengadakan rapat Bersama gubernur untuk menetapkan kesiagaan

bencana dan apa saja strategi untuk menanggulanginya ”4.

1
Peraturan Gubernur Provinsi Jambi Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan
2
Wawancara dengan Drs.Kayan Lumban Gaol, Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
3
Wawancara dengan Bachyuni DeliansyahS.H, MH Ketua Pelaksanaan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
4
Wawancara dengan Bachyuni DeliansyahS.H, MH Ketua Pelaksanaan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
Dengan begitu fungsi dari Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Jambi

dalam penanggulangan adalah mengkomandoi dan mengkoordinasikan satuan tugas

dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dan menetapkan

serta ikut dalam perumusan kebijakan penanganan pencegahan maupun pengendalian

kebakaran hutan dan lahan yang ada di Provinsi Jambi

Pelaksanaan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi

dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan tidak terlepas dari ketentuan

peraturan perundang-undangan, yang terdapat pada pasal 4 Peraturan Gubernur

Provinsi Jambi Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pencegahan dan Pengendalian

Kebakaran Hutan dan Lahan yang menentukan bahwa masa pengendalian dan

penanggulangan adalah

1. Melakukan rapat koordinasi dan evaluasi kegiatan penanggualngan


dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan
2. Melakukan deteksi dini tentang potensi terjadinya karhutla
3. Mengkoordinasikan pengerahan personil dan peraltan
4. Melaksanakan operasi pengendalian dan penanggulangan kebakaran
hutan ditingkat provinsi dan kabupaten
5. Mendata dan menghimpun dampak dan kerugian karhutla ditingkat
provinsi dan kabupaten
6. Menyusun rencana rehabilitas pasca karhutla
7. Monitoring pelaksanaan penanganan penegakan hukum di bidang
karhutla
8. Massa berlaku pengendalian karhutla berakhir sampai dicabutnya
status darurat oleh Gubernur.

Kayan mengemukakan :
”Dalam penanggulangan bencana kami melakukan dan mengkomandoi
tanggap darurat pembuatan posko di daerah yang terjadi kebakaran
hutan dan lahan dan juga tempat pengungsian. begitu sudah terdeteksi
melalui satelit yang melihat titik koordinat hotspot barulah kami
mengkoordinasi semua yang terlibat dari satuan tugas untuk
menurunkan petugas ke lokasi untuk melakukan groundcheck. Dalam
keadaan siaga darurat kita alihakan lah ke Bnpb turunlah dana siap
pakai untuk membiaya kami di posko-posko mulai dari bahan bakar
kendaraan dan alat. Dan bnpb juga yang membiayai hellikopter
waterbooming saat diperlukan”5.
Saat penanggulangan bencana Badan Penanggulangan Bencana Provinsi

Jambi bertugas mengkomandoi tanggap darurat, melakukan pembuatan posko dan

tempat evakuasi korban yang aman serta menjamin sandang pangan korban sesuai

amanat dari PP Nomor 22 tahun 2008 pasal 15-18 Badan Penanggulangan Bencana

wajib memberikan kebutuhan air bersih pangan sandang dan penampungan hunian

sementara dan bila keadaan membutuhkan hellikopter waterbooming Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi meminta kepada Badan Nasional

Penanggulangan Bencana. Ketentuan pasal 4 Peraturan Gubernur Provinsi Jambi

Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah

Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan

Lahan. Badan penanggulangan bencana tidak bekerja senidri banyak pihak yang

sudah dibentuk untuk melakukan penanggulangnan kebakaran hutan dan lahan. Pada

masa tanggap darurat,

Bachyuni mengemukakan : “sebagai ketua pelaksana bertugas


mengkoordinasikan dan mengajak semua satuan tugas yang berkaitan
untuk ikut serta dalam penanggulangan kebakaran. Jika keadaan sudah
siaga saya yang mengadakan rapat langsung bersama satuan tugas

5
Wawancara dengan Drs.Kayan Lumban Gaol, Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
yang ada dan setelah itu melaporkan kepada gubernur untuk
mngumumkan seberapa parah keadaan dilapangan yang terjadi
kebakaran ”6.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi berwenang

mengerahkan sumber daya manusia,peralatan dan logistic dari instansi-instansi yang

tergabung dari satuan tugas karhutla barulah itu memerintahkan Tim Reaksi Cepat

(TRC) untuk memeriksa (groundcheck) dan mengendalikan keadaan dilapangan,

mulai dari cakupan lokasi, jumlah korban, kerusakan prasarana dan sarana. Setelah

didata tim, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi

menyampaikan rekomendasi status keadaan kepada Gubernur dan Gubernur lah yang

menetapkan kebijakan dan mengumumkan status.

Mengenai teknis dilapangan kayan mengemukakan:

“hal yang memperlambat dan api sulit dipadami adalah jangkuan jalur
yang tidak bisa di lewati menggunakan mobil, itu perlu sekali
menggunakan hellikopter waterbooming maka dari itu kami
mnghubungi bnpb pusat untuk mngirimkan hellikopter tetapi
hellikopter pun datangnya tidak langsung dihubungi langsung datang
membutuhkan waktu 15 sampai 20 menit barulah hellikopter datang
dan juga warga yang membakar lahan tidak menggunakan fire break
atau batas aman membakar lahan jadi hutan dan lahan disekitar sangat
mudah menjalar dan kami kewalahan saat melakukan pemadaman
beda dengan lahan gambut yang sangat susah dipadamkan. Begitu juga
dengan personil yang sampai saat ini personil kami didaerah-daerah
kurang lebih 60 kalau terjadi kebakaran hebat seperti tahun 2015
dengan di bagi-bagi perwilayah pokoknya kewalahan lah, dulu sempat
ada usulan dari kami untuk meminta hellikopter dari BNPB pusat
tetapi masalah anggaran dan tempat parkir yang kurang
memungkinkan jadi usulan itu tidak diterima”7.
6
Wawancara dengan Bachyuni DeliansyahS.H, MH Ketua Pelaksanaan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
7
Wawancara dengan Drs.Kayan Lumban Gaol, Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
Bowo mengemukakan :“Pada saat terjadi kebakaran kami yang ada didaerah

segera bergerak sebelum bpbd provinsi memberi arahan karna memang bukan mereka

yang memberi informasi, kami yang memberi informasi barulah mereka yang

mengerahkan semua instasi terkait untuk ikut serta.”8

Dalam penanggulangan kebakaran peran masyarakat juga diperlukan sesuai

amanat Pasal 11 ayat (3) Peraturan Gubernur Provinsi Jambi Nomor 31 Tahun 2016

Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016

Tentang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan adalah

masyarakat turut serta dalam pencegahan dan pengendalian karhutla. Sekar

mengemukakan “kalau terjadi kebakaran kami ibu-ibu dengan tetangga

mengamankan barang-barang kami,pakaian kami,anak-anak dan yang bapak-bapak

ikut membantu petugas-petugas memdamkan api”9

Pada saat kebakaran hutan dan lahan Badan Penanggulangan Daerah langsung

bergerak ke lokasi sambil memberi informasi kepada Badan Penanggulangan

Bencana Provinsi Jambi untuk terjun ke lokasi untuk segera melakukan tindakan

begitu juga masyarakat sekitar menyelamatkan barangnya dan anak-anak sementara

bapak-bapak ikut dalam membantu pemadaman. Jika jalur tidak bisa dilewati melalui

darat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi meminta ke Badan

Nasional Penanggulangan Bencana untuk hellikopter waterbooming diturunkan.

8
Wawancara dengan Bramanto Adi Wibowo, Staff Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Sarolangun Jambi 2 April 2019
9
Wawancara dengan ibu sekar, Responden 2 April 2019
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi pernah mengusulkan untuk

disediakan hellikopter waterbooming tetapi masalah anggaran dan tempat tidak

memungkinkan maka dari itu usulan ditolak oleh pusat.

Pasca bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi kayan

mengemukakan : “setelah dilakukan upaya-upaya penaggulangan bencana dan

setelah terjadinya kebakaran hutan kami Bersama TNI dan Polri memperingati keras

kepada masyarakat dan pemilik Kawasan lahan untuk tidak membakar hutan dan

lahan”10. Bachyuni mengemukakan “kalau untuk rehabilitasi dan pemulihan

anggarannya dari pemerintah langsung yang memberikan kalau pemerintah tidak

memberikannya berarti tidak ada”11.

Memperingati yang dimaksud adalah mensosialisasikan bahaya kebakaran

hutan bagi lingkungan dan bagi rumah-rumah setempat dan juga aparat penegak

hukum mengidentifikasi lapangan. Jika terbukti membakar, pemilik dan penanggung

jawab hutan dan lahan berkewajiban untuk melakukan rehabilitasi dan reboisasi hutan

dan lahan seperti yang di amanatkan Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 pasal 80

mewajibkan penanggung jawab perbuatan untuk menganti rugi sesuai dengan tingkat

kerusakan dan kerugian kepada negara termasuk biaya rehabilitasi, reboisasi pasca

kebakaran hutan dan lahan.

B. Bagaimana fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi


dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi
10
Wawancara dengan Drs.Kayan Lumban Gaol, Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
11
Wawancara dengan Bachyuni DeliansyahS.H, MH Ketua Pelaksanaan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan lembaga utama di tingkat

provinsi bertugas mengoordinasikan respons pemerintah terhadap semua bencana.

Selain gempa bumi, tanah longsor, banjir dan bencana alam lainnya, hal lain yang

menjadi perhatian adalah nyawa dan harta-benda yang terancam oleh kebakaran lahan

dan hutan, serta dari kabut asap skala lokal dan skala besar. BPBD dipimpin oleh

seorang pejabat setingkat di bawah gubernur atau setingkat eselon Ib. Pasal 18 ayat

(2) huruf b menentukan bahwa untuk tingkat kabupaten/kota BPBD dipimpin oleh

seorang pejabat setingkat di bawah bupati/walikota atau setingkat eselon IIa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi merupakan satuan

tugas kebakaran hutan dan lahan yang dibentuk Gubernur melalui Peraturan

Gubernur Provinsi Jambi Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dalam hal ini satuan tugas kebakaran

hutan dan lahan pada situasi tertentu dapat diketuai oleh unsur kepolisian dan juga

TNI.

Pencegahan kebakaran hutan dan lahan adalah semua tindakan atau kegiatan

yang dilakukan untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran

hutan dan lahan. Tindakan pencegahan adalah “hal yang sangat vital dalam

penanggulangan kebakaran hutan dan lahan karena dari pencegahan bisa dapat
dipastikan daerah mana yang rawan terbakar dan dimana titik api berada melalui

satelit yang menunjukan koordinat hotspot”12.

Peraturan Gubernur Jambi Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan pasal 4 adalah

1. Melakukan rapat koordinasi dan evaluasi pencegahan karhutla


2. Melaksanakan sosialisasi public tentang peringatan dini, resiko dan
bahaya karhutla
3. Monitoring patroli dan inspeksi rawan kebakaran hutan dan lahan
4. Menyiapkan posko satgas di tingkat provinsi dan kabupaten sampai
desa
5. Memetakan ketersedian personil dan peralatan siaga karutla
ditingkat provinsi dan kabupaten
6. Menyiapkan rencana teknis operasi pencegahan dan pengendalian
terjadinya karhutla

Bachyuni mengemukakan :
“Dalam hal pencegahan kami melakukan patroli keliling di daerah-
daerah yang rawan kebakaran dengan patroli gabungan satu bulan
sekali Bersama satuan tugas, Dan Juga melakukan pemantauan titik api
melalui satelit,kalau dulu waktu belum ada satelit kami memantau
lewat Menara pemantau yang pada saat itu setiap Menara diisi minimal
dua petugas”Lebih lanut Bachyuni mengemukakan: “Kami berkerja
sama dengan BMKG memetakan daerah yang rawan kebakaran
berdasarkan koordinat dan memantau hampir setiap hari jika ada titik
panas dan menyusun program penanggulangan kebakaran hutan dan
lahan menyiapkan petugas begitu juga perlengkapannya yang setiap
saat dapat kami gerakan. Kami juga menyiapkan daerah-daerah untuk
evakuasi jika terjadinya kebakaran dan juga kami terus merekrut
orang-orang dan memberi pengarahan cara menggunakan sarana dan
prasarana.”13

12
Wawancara dengan Bachyuni DeliansyahS.H, MH Ketua Pelaksanaan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
13
Wawancara dengan Bachyuni DeliansyahS.H, MH Ketua Pelaksanaan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
Sementara Kayan mengemukakan: “Ketika prabencana masing-masing satuan

berjalan sendiri ketika sudah dinyatakan darurat dimulai dari siaga darurat sampai

tanggap darurat badan penanggulangan bencana provinsi jambi memegang fungsi

komando di semua daerah kabupaten/kota di Provinsi Jambi”14

Dengan adanya bantuan teknologi Badan Penanggulangan Bencana Provinsi

Jambi memegang komando, berkoordinasi bersama BMKG untuk memantau titik

hotspot dan memetakannya setelah itu memberikan kepada petugas untuk melakukan

patroli rutin keliling sekaligus menjaga agar warga tidak membuka lahan dengan

membakar. Melakukan latihan-latihan bagi petugas baru dalam menggunakan sarana

dan alat komunikasi ataupun jaringan yang sudah tersedia, membuat program-

program dan strategi penanggulangan kebakaran dan juga Badan Penanggulangan

Bencana Provinsi Jambi berhak menginformasikan kepada media cetak maupun

media online tempat mana saja yang berpotensi kebakaran. Mengenai sosialisasi

public yang tertuang di pasal 14 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang

Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan adalah:

a.Pemasangan plang himbauan larangan membakar hutan dan lahan


b.Sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya dan dampak kebakaran
hutan dan lahan
c.Kampanye di media cetak dan elektronik
d.Melakukan pelatihan simulasi penanganan kebakaran hutan dan
lahan
e.Melakukan pelatihan membuka lahan tanpa membakar15

14
Wawancara dengan Drs.Kayan Lumban Gaol, Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
15
Provinsi Jambi diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pencegahan dan
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan pasal 14
Bowo mengemukakan: “kalau mengenai sosialisai kami melakukannya
untuk saat ini dari rumah kerumah-kerumah atau dor to dor secara
rutin seminggu sekali atau 2 minggu sekali tergantung cuaca, kalau
cuaca hujan 2 minggu sekali kalau saat sekarang kemarau 1 minggu
sekali,kami melakukan himbauan kepada warga untuk tidak boleh
membuka lahan dengan cara membakar dan memperhitungkan fire
break”16

Bachyuni mengemukakan :“Kami melakukan sosialisai mulai dari


terjadinya kebakaran sampai sebelumnya yaitu pencegahan, program
kami adalah masyarakat tanggap bencana disitu kami menjelaskan
bahaya kebakaran untuk lingkungan,membuka lahan dengan cara tidak
membakar dan masih banyak lagi dan pemasangan plang untuk tidak
membkar hutan diletakkan dibeberapa luas jalan dan didekat lokasi
yang rawan pembakaran.” 17

Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Jambi melakukan pencegahan

kebakaran hutan dengan cara melakukan patroli dua minggu sekali kalau musim

hujan dan satu minggu sekali melakukan patroli untuk musim kemarau, mengingat

musim kemarau sangat rawan terjadi kebakaran hutan maupun pembakaran hutan,

dan Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Jambi melakukan patroli gabungan

setiap satu bulan sekali bersama satuan tugas lainnya. Setiap sosialisasi para petugas

terus menghimbau dan memberi arahan agar tidak membakar dan memperhatikan

batas aman membakar.

Peran serta masyarakat juga sangat di perlukan dalam pencegahan kebakaran

sesuai dengan Pasal 11 Peraturan Gubernur Provinsi Jambi Nomor 31 Tahun 2016

Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016

Tentang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan adalah


16
Wawancara dengan Bramanto Adi Wibowo, Staff Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Sarolangun Jambi 2 April 2019
17
Wawancara dengan Bachyuni DeliansyahS.H, MH Ketua Pelaksanaan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019
1. Menyampaikan laporan titik api kepada instansi pemerintah terdekat
dan atau kepada satgas karhutla
2. Memberitakan saran dan pemikiran kepada instansi pemerintah
terkait dan atau kepada satgas karhutla
3. Turut serta dalam pencegahan dan pengendalian karhutla

Bowo mengemukakan :“Selama ini yang terjadi di lapangan warga

masyarakat tidak memberitahu kalau terjadi pembakaran, warga memberitahu jika

sudah hampir merambat kerumahnya, jadi kami memantau melalui satelit untuk titik

hotspot. Warga membuka lahan umumnya untuk Bertani padi setelah itu sawit begitu

terus yang terjadi”18.

Kemudian masyarakat berdalih kebingungan untuk membuka lahan dengan

cara tidak membakar seperti sekar mengemukakan “kalau tidak membakar kebun

bagaimana lagi cara membuka lahan,kalau yang punya duit enak bisa pakai alat

berat”19. Lebih lanjut lagi sekar menngemukakan “kalau untuk menanam padi

memang harus dibakar kalau tidak tanahnya tidak sehat. kalau lahannya kecil kami

tebang pohonya terus dicincang setelah itu baru kami munduk atau merun dan kadang

kami mengunakan drum yang besar itu untuk membakarnya.” 20

Sejalan dengan yang dikatakan sekar M.Daud mengatakan “yang jadi


keluhan masyarakat adalah alat berat, ini kendalanya. ada masyarakat
yang akhirnya berani diam-diam membakar juga, yang ditanyai
petugas saya, yang repot akhirnya juga saya. kalau alasan orang tu
tidak mungkin kami membakar pak, mungkin memang bukan warga

18
Wawancara dengan Bramanto Adi Wibowo, Staff Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Sarolangun Jambi 2 April 2019
19
Wawancara dengan ibu sekar, Responden 2 April 2019
20
Wawancara dengan ibu sekar, Responden 2 April 2019
langsung yang membakar tapi mereka menyuruh orang untuk
membakar begitu logikanya”21.
Pencegahan kebakaran membutuhkan peran serta masyarakat yang penting

sesuai yang di amanatkan Peraturan Gubernur Provinsi Jambi Nomor 31 Tahun 2016

Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016

Tentang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, masyarakat

yang membakar menebang dan mengumpulkan potongan kayu yang tidak

memperhatikan fire break atau batas aman api sehingga mudah menjalar ke lahan-

lahan lain, kebanyakan masyarakat membakar untuk bertani padi setelah itu menanam

sawit maupun untuk kepentingan perusahaan dan masyarakat lebih memilih

membakar dikarenkan biayanya murah sedangkan jika tidak dibakar akan

menggunakan alat berat yang biayanya mahal. Itu harus jadi perhatian serius bagi

pemerintah karena banyak sekali di daerah-daerah yang masyarakat sudah memiliki

kesadaran tapi tidak mempunyai pilihan selain membakar mereka berfikir itu cara

yang paling efisien dan efektif dikarenakan biaya sewa alat berat sangat mahal.

Bachyuni mengemukakan tentang tantangan pencegahan kebakaran dari

masyarakat yang kurang tertarik mengikuti sosialisasi “jadi setiap dilakukan

sosialisasi selalu sepi minatnya untuk mengikuti” lebih lanjut Bachyuni

mengemukakan “keterlibatan aparat sangat mendukung sosialisasi pencegahan namun

mekanisme penganggaran di institusi belum dilakukan secara rutin”.22

M.Daud juga mengemukakan :

21
Wawancara dengan M.Daud, Kepala Desa Sungai Abang 3 April 2019
Wawancara dengan Bachyuni DeliansyahS.H, MH Ketua Pelaksanaan Badan Penanggulangan
22

Bencana Daerah Provinsi Jambi 28 Maret 2019


“Petugas memang ada memberitahu bahwa akan ada sosisalisasi 3 hari
sebelumnya.nah saya yang memberitahu ke warga-warga untuk
mengikuti tetapi pada hari H memang bisa dikatakan sedikit sekali
yang mngikuti sosialisasi mungkin dari itu petugas melakukan
soisalisasi door to door begitu strateginya tetapi ada juga warga yang
memang rumahnya tidak mau didatangi”23. Sejalan dengan dikatakan
Bowo “ada beberapa warga yang malah marah,mengusir dan
mengancam petugas supaya tidak melarangnya untuk membuka lahan
dengan cara membakar”24

Keterlibatan TNI/POLRI dalam melakukan penanggulangan mempunyai

peranan besar. Hal ini karena memang memiliki system yang bagus dan sumber daya

manusia yang berkualitas tetapi tugas fungsi dan mekanisme penganggaran di

isntitusi TNI/POLRI untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan belum

dilakukan secara rutin setiap tahun, kepastian ketersediaan anggaran rutin untuk

melakukan pencegahan masih sangat dipengaruhi oleh kondisi keuangan pemerintah

dimana program dan kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan belum

menjadi prioritas dibandingkan dengan agenda pembangunan lainnya. Tindakan-

tindakan pencegahan dinilai kurang menarik bagi masyarakat umum juga lemabaga-

lembaga lain dan juga kondisi social dan ekonomi masyrakat didaerah rawan

kebakaran masih sangat tergatung pada mata pencaharian di lahan mungkin dari itu

masyarakat membuka lahan dengan cara membakar

23
Wawancara dengan M.Daud, Kepala Desa Sungai Abang 3 April 2019
Wawancara dengan Bramanto Adi Wibowo, Staff Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana
24

Daerah Kabupaten Sarolangun Jambi 2 April 2019


BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian dari bab-bab terdahulu, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Mekanisme penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Badan

Penanggulangan Bencana Provinsi Jambi adalah mengkomandoi dan


mengkoordinasikan semua satuan tugas dari instansi-instansi dalam keadaan tanggap

darurat mengerahkan sumber daya manusia,peralatan dan logistic dari instansi-

instansi yang tergabung dari satuan tugas karhutla barulah itu memerintahkan Tim

Reaksi Cepat (TRC) untuk memeriksa (groundcheck) dan mengendalikan keadaan

dilapangan, mulai dari cakupan lokasi, jumlah korban, kerusakan prasarana dan

sarana pembuatan posko dan tempat evakuasi korban yang aman serta menjamin

sandang pangan korban sesuai amanat dari PP Nomor 22 tahun 2008 pasal 15-18

setelah dilakukan tanggap darurat petugas mensosialisasikan bahaya kebakaran hutan

bagi lingkungan dan bagi rumah-rumah setempat dan juga aparat penegak hukum

mengidentifikasi lapangan.

2. Mekanisme pencegahan kebakaran hutan dan lahan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi melakukan patroli dua minggu

sekali kalau musim hujan dan satu minggu sekali melakukan patroli untuk musim

kemarau, setiap satu bulan sekali melakukan patroli gabungan bersama satgas terkait

dan melakukan sosialisasi dari rumah kerumah

B. Saran

Dalam ini mencoba memberikan saran yang mudah-mudahan berguna untuk

mengatasi permasalah fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi

dalam Kebakaran Hutan dan Lahan. Adapun saran sebagai berikut:

1. Seharusnya dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi meningkatkan personil dilapangan

saat terjadinya kebakaran agar dapat diatasi dengan cepat Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provisi Jambi seharusnya juga meningkatkan sarana dan prasarana

dan meningkatkan koordinasi bersama organisasi pecinta alam.

2. Dalam pencegahan kebakaran hutan seharusnya Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi Jambi membuat agenda rutin sosialisasi dengan

menggundang masyarakat secara lebih formal tidak dengan mendatangi rumah

kerumah dan menrutinkan agenda patroli harian yang didukung dengan sarana dan

prasarana.

Anda mungkin juga menyukai