Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN UNTUK TAMAN KANAK-KANAK

Ika Budi Maryatun, PAUD FIP UNY


ika_ budimaryatun@uny.ac.id

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menjabarkan langkah-langkah pengembangan tema pembelajaran
di Taman Kanak-kanak. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian literasi untuk
menggali berbagai teori tentang pengembangan tema. Hasil dari kajian adalah langkah
pengembangan tema yang meliputi tiga langkah utama, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan
tindak lanjut. Langkah persiapan berisi analisis sumber tema. Langkah pelaksanaan meliputi :
(1) memilih topik sebagai tema; (2) brainstorming tentang tema; (3) mencari literatur; (4)
mengembangkan tema besar menjadi tema kecil; (5) menyusun konsep pengetahuan; (6)
menentukan puncak tema; dan (7) melaksanakan tema. Langkah tindak lanjut berisi evaluasi
pelaksanaan tema.

Kata kunci: Tema pembelajaran, taman kanak-kanak

DEVELOPING LEARNING THEMES FOR KINDERGARTEN

Abstract
This article aims to outline the steps of developing the theme of learning in Kindergarten. The
research method used is literacy study to explore various theories about theme development.
The result of the study is the theme development step which includes three main steps, namely
preparation, implementation, and assessment as follow-up. The preparation step contains the
theme's source analysis. Implementation steps include: (1) choosing a topic as theme; (2)
brainstorming on themes; (3) searching the literature; (4) developing big themes into small
themes; (5) construct the concept of knowledge; (6) determine the top of the theme; and (7)
carrying out the theme. The follow-up step contains an evaluation of the implementation of
the theme.

Keywords: theme, learning, kindergarten

PENDAHULUAN lingkungan, teman, ataupun musim


(Jackman, 2009). Tema disebut juga
Kurikulum 2013 memiliki ciri khusus
sebagai topik penyatu ataupun jembatan
dalam pelaksanaannya, yaitu pembelajaran
penghubung seluruh kegiatan dalam satu
saintifik dan tematik (Permendikbud No.
hari (Yuliani Nurani 2013). Tema di Taman
146 tahun 2014). Pembelajaran tematik
Kanak-kanak dalam kurikulum 2010 dan
diatur dalam kurikulum 2013 PAUD karena
sebelumnya dimuat secara baku sebanyak
pembelajaran tematik dipandang sesuai
11 tema. Tema-tema tersebut juga telah
dengan pola kerja otak anak usia dini.
diatur lama pembahasannya sehingga
Pembelajaran temati membahas satu tema
terjadi keseragaman di seluruh Indonesia.
dari berbagai konsep dan aspek
Tema pembelajaran dalam kurikulum
perkembangan secara tuntas. Kurikulum
sebelumnya diatur dalam kurikulum yang
2013 PAUD juga tidak kaku dalam
membuat pelaksanaan pembelajaran di
mengatur pemilihan dan pelaksanaan tema
seluruh Indonesia membahas topik yang
pembelajaran di PAUD, termasuk Taman
sama. Hal ini bertentangan dengan kondisi
Kanak-kanak (TK).
Indonesia yang kondisi sosial dan
Tema merupakan topik atau konsep
budayanya beragam. Penyeragaman topik
yang luas bagi anak, seperti diri sendiri,

41
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

ini mengakibatkan pembelajaran menjadi oleh guru agar pembelajaran menjadi


kurang bermakna bagi anak usia TK. Anak bermakna. Karenanya dibutuhkan bahan
terpaksa membahas sesuatu yang jauh dari bacaan untuk acuan dalam
kehidupan nyatanya. Sebagai contoh, anak mengembangkan tema pembelajaran di
di pesisir harus membahas kehidupan di Taman Kanak-kanak. Artikel ini
perkotaan, dan sebaliknya. Kurikulum 2013 menjabarkan berbagai langkah yang harus
memberi keleluasaan lembaga sekolah dilakukan pendidik untuk mengembangkan
untuk dapat mengembangkan tema tema. Artikel ini dapat digunakan pendidik
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sebagai acuan awal dalam mengembangkan
sekolah (sosialisasi kurikulum 2013, 2014). tema pembelajaran, khususnya di TK.
Sekolah dituntut kreatif mengembangkan
tema agar pembelajaran sesuai dengan
Tema Pembelajaran
kondisi nyata anak sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Tema juga Tema di dalam kegiatan
sebaiknya dikembangkan oleh masing- pembelajaran untuk anak usia dini
masing sekolah agar sesuai dengan merupakan alat atau wadah untuk
karateristik sekolah yang bersangkutan. mengenalkan konsep kepada anak didik
Hasil penelitian awal penulis secara utuh (Montolalu dkk., 2012, 11.10).
memperoleh data bahwa dari 70 guru Tema digunakan dalam pembelajaran untuk
Taman Kanak-kanak, hanya 6 orang guru anak usia dini bertujuan membangun
atau 8,5 persen guru pernah pengetahuan pada anak dan
mengembangkan tema di luar tema yang mengembangkan seluruh aspek
sudah ditentukan dinas dalam perkembangan anak. Tema pada kegiatan
pembelajaran. Adapun 64 guru TK yang pembelajaran ank usia dini bukan
lain mengembangkan tema sesuai dengan merupakan tujuan pembelajaran melainkan
tema contoh di kurikulum terdahulu yaitu sebagai perluasan wawasan dalam rangka
tema Diri Sendiri, Lingkunganku, menghantarkan kematangan perkembangan
Kebutuhan, Tanaman, Binatang, Alat anak. Pembelajaran menggunakan tema
Komunikasi, Pekerjaan, Rekreasi, Air, memiliki kekuatannya sendiri dibanding
Udara, Api, Negaraku, Alam Semesta. Data pembelajaran bidang studi. Kekuatan
ini berarti 91,5 persen guru belum pembelajaran yang dirancang
mengembangkan pembelajaran anak di menggunakan tema, antara lain sebagai
kelasnya berdasarkan kondisi sekolah berikut (Nurani, 2013).
(Maryatun dkk, 2016). a. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan
Beberapa alasan guru tidak dengan tingkat perkembangan dan
mengembangkan sendiri tema kebutuhan anak.
pembelajaran di kelasnya adalah 1) b. Menyenangkan karena bertolak dari
kurangnya pengetahuan guru untuk minat dan kebutuhan anak.
mengembangkan tema, 2) tidak adanya c. Hasil belajar akan bertahan lama
pelatihan khusus yang dapat diikuti untuk karenalebih berkesan dan bermakna.
mengembangkan tema, 3) guru kesulitan d. Mengembangkan keterampilan berfikir
dalam mengembangkan tema untuk anak- anak dengan permasalahan yang
anak karena terbatasnya biaya dan dihadapi.
peralatan sumber belajar yang mendukung, e. Menumbuhkan keterapilan sosial dalam
dan 5) kesulitan dalam mengembangkan bekerjasama, toleransi, komunikasi, dan
rencana pembelajaran untuk anak dalam tanggap terhadap gagasan orang lain.
bentuk rancangan harian (Maryatun dkk,
2016).
Kemampuan dan keterampilan
mengembangkan tema mutlak diperlukan

42
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

METODE PENELITIAN d. Tema sebaiknya dipilih yang mampu


memberikan kesempatan anak untuk
Artikel ini ditulis mengacu pada
berpraktik seluas-luasnya. Contoh, jika
penelitian pengembangan panduan
guru ingin menanamkan keterampilan
penyusunan tema pembelajaran di Taman
menggunting, maka tema sebaiknya
Kanak-kanak pada tahap pengembangan
adalah pakaian.
draft. Artikel ini adalah hasil
Kebermanfaatan tema ini akan
pengembangan draft yang akan dijadikan
mempengaruhi kebermaknaan
panduan pengembangan tema pembelajaran
pembelajaran anak. Tema-tema yang
di TK. Penelitian awal yang dilakukan
dikembangkan sebaiknya dilaksanakan
merupakan penelitian kajian literasi untuk
secara tuntas agar anak menguasai konsep
menggali langkah pengembangan tema.
tentang tema dengan baik yang nantinya
Teknik pengumpulan data penelitian adalah
akan dapat digunakan dalam kehidupan
dokumentasi, yaitu mengumpulkan
nyata anak-anak. Kebermanfaatan dan
berbagai referensi tentang pengembangan
kebermaknaan pemilihan tema ini
tema pembelajaran di TK. Hasil
sebaiknya didukung dengan hal-hal yang
dokumentasi dalam artikel ini nantinya
masih perlu divalidasi baik ahli maupun perlu dihindari. Hal-hal yang perlu
dihindari ketika memilih topik untuk
pengguna.
dijadikan tema adalah topik tidak sesuai
Pemilihan tema tidak sekedar
dengan kehidupan dan pengetahuan anak,
mengambil topik yang diingat guru saja,
misalnya tema padang pasir di sekolah
melainkan perlu mempertimbangkan
Jakarta. Hal lain adalah topik sebagai tema
kebermanfaatannya. Tema yang dipilih
yang tidak nyata, misalnya tema hantu.
adalah tema yang akan bermanfaat jika
diterapkan sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan menjadi bermakna. Adapun Taman Kanak-Kanak
pemilihan tema agar menjadi bermanfaat Taman-kanak (TK) sering juga
perlu mempertimbangkan hal-hal berikut disebut prasekolah, yaitu sekolah yang
(Essa, 2003). sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
a. Topik yang digunakan sebagai tema anak usia 4 – 6 tahun (Brewer, 2007).
adalah hal-hal yang layak dibahas. Peraturan pemerintah Indonesia mengatur
Artinya topik perlu memperhatikan TK sebagai layanan PAUD untuk anak usia
pengalaman anak maupun etika yang 4-6 tahun (Permendikbud 146 tahun 2014
berlaku di masyarakat. Misalnya, pasal 2 ayat 1). TK dibagi menjadi dua
membahas binatang lebih layak daripada jenjang lagi, yaitu TK Kelompok A usia 4-
membahas hantu. 5 tahun dan TK Kelompok B usia anak 5-6
b. Tema sebaiknya memfasilitasi tujuan tahun.
dan standar negara. Misalnya tujuan Anak dimasukkan ke lembaga
pendidikan di Indonesia adalah pendidikan TK sesuai tujuan PAUD adalah
menciptakan manusia Indonesia bukan untuk mempersiapkan anak bisa
seutuhnya, maka sebaiknya tema yang calistung dan dapat masuk SD. Namun TK
dikembangkan adalah tema yang bertujuan untuk mengajak anak belajar
berbasis budaya. Tujuannya agar budaya sepanjang hayat seperti deklarasi Dakkar.
sebagai identitas bangsa dapat Pembelajaran di TK dilaksanakan
dilestarikan. menganut prinsip bermain, karena bermain
c. Tema haruslah menarik dan relevan bagi anak-anak adalah jntung kegiatan.
dengan dunia anak-anak. Suatu topik Bermain memberikan kebebasan dan
yang tidak menarik tidak akan mampu kesukarelaan pada anak untuk berekspresi,
membawa anak ke dalam pembelajaran berkarya, maupun berkomunikasi pada
yang menyenangkan. anak.

43
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

HASIL PENELITIAN DAN kognitif, fisik-motorik, NAM, sosial


PEMBAHASAN emosional, dan seni) serta mendukung
keterpaduannya; 7) mencakup materi secara
Hasil penelitian literasi memperoleh
tematik yang dilakukan lebih dari sekali
data tentang pengembangan tema yang
dan dalam berbagai aktivitas (bermain
diperlukan oleh pendidik. Secara umum
eksplorasi, penemuan terbimbing, problem
pengembangan tema dibagi menjadi tiga
solving, diskusi, demonstrasi, instruksi
tahap (Kostelnik, 2007).
langsung dalam kelompok kecil maupun
Tahap persiapan pengembangan
klasikal); 8) memadukan isi dan proses
tema. Tahap ini meliputi berbagai persiapan
pembelajaran; 9) memberikan kesempatan
yang perlu dilakukan guru sebelum
pada anak untuk praktik dan menerapkan
mengembangkan tema adalah menganalisis
keterampilan dasar sesuai usianya; 10)
sumber tema. Tema dapat berasal dari
memperluas topik yang berasal dari ide
berbagai sumber (Caouglin, 1997). Sumber
anak dan langsung untuk anak; 11)
yang biasanya digunakan untuk menggali
mendorong anak untuk
tema, yaitu : a) Anak. Anak merupakan
mendokumentasikan dan merefleksikan apa
sumber tema yang paling baik karena tema
yang dipelajarinya; 12) melibatkan
yang baik berbasis minat anak sehingga
keluarga anak dalam berbagai cara.
pembelajaran yang dilaksanakan benar-
Tema-tema yang disusun juga perlu
benar bermakna; b) kejadian istimewa
memenuhi kriteria sebagai berikut
merupakan sumber tema yang selanjutnya,
(Kostelnik, 2007; Feneey, et.al, 2006) :
seperti peringatan hari kemerdekaan; c)
a. Relevansi, bahwa tema yang disusun
kejadian yang sedang berlangsung
sebaiknya dibangun dari pengetahuan
merupakan sumber tema yang insidental
dan pengalaman nyata anak sehari-hari
tetapi akan sangat menarik dan bermakna
di lingkungannya.
bagi anak, misalnya saat gunung kelud
b. Berkesinambungan, bahwa tema yang
meletus, guru dapat mengangkat tema
disusun sebaiknya mencakup materi
bencana gunung meletus ataupun tema
yang dilakukan lebih dari sekali dan
debu; d) tema juga dapat berasal dari guru
dalam berbagai aktivitas (bermain
atau anggota keluarga.
eksplorasi, penemuan terbimbing,
Tahap pengembangan tema.
problem solving, diskusi, demonstrasi,
Banyaknya sumber tema membuat pendidik
terkadang kesulitan memilih tema mana instruksi langsung dalam kelompok
kecil maupun klasikal).
yang sesuai untuk diterapkan di kelasnya.
c. Keberagaman & Keseimbangan lintas
Pemilihan tema ini sebaiknya
kurikulum, bahwa tema yang disusun
memperhatikan karakteristik tema yang ada
perlu memuat seluruh aspek
agar sesuai dengan tujuan pengembangan
perkembangan kurikulum secara
tema itu sendiri (Brewer, 2007). Adapun
seimbang dan bervariasi.
karakteristik tersebut antara lain. (Jalongo
d. Ketersediaan sumber dan materi
& Stamp, 1997 dalam Kostelnik, 2007;
pembelajaran, bahwa dalam menyusun
Brewer 2007) : 1) dibangun dari
tema sebaiknya memperhatikan
pengetahuan dan pengalaman nyata anak
kemudahan dalam mencari sumber dan
sehari-hari di lingkungannya; 2)
materi pembelajaran di sekitar sekolah.
disesuaikan dengan usia dan budaya anak;
e. Berpotensi sebagai proyek, tema yang
3) menyajikan konsep untuk digali oleh
disusun merupakan topik yang dapat
anak; 4) didukung oleh pengetahuan faktual
dikembangkan sebagai ide dan proyek
hasil penelitian dan pengalaman guru
dalam pembelajaran.
selama mengajar; 5) mencakup pengalaman
Tema yang akan digunakan dalam
pertama dan langsung bagi anak; 6)
pembelajaran dikembangkan mengacu pada
meliputi 6 aspek perkembangan yang
karakteristik dan kriteria yang ada dengan
menggambarkan bidang kurikulum (bahasa,

44
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

langkah-langkah berikut. (Couglin, 1997; pertanyaan “apa yang kalian


Feneey, et.al, 2006; Kostelnik, 2007; ketahui tentang kecambah ?”
Jackman, 2009). 2) W untuk Want to know atau Ingin
a. Memilih topik yang akan dijadikan tahu
tema. Topik yang akan dipilih sebagai Guru menggali pengalaman anak
tema haruslah yang sesuai dengan usia tentang tema. Guru dapat
dan latar belakang anak, mudah mencari menggunakan pertanyaan “apa
media pendukungnya, dan sudah yang ingin ketahui tentang
dipahami oleh pendidik. Pembelajaran kecambah ?”
tematik fokus pada topik yang harus 3) L untuk Learning atau belajar
dibahas secara tuntas, jadi bukan Guru menggali keinginan anak
ketuntasan pada bidang studi atau menggunakan pertanyaan “apa
bidang pengembangan. Berikut berbagai yang akan kalian pelajari dari
topik yang dapat dipilih sebagai tema. kecambah ?”
c. Mencari literatur. Gunakan literatur
Tabel1. Contoh topik untuk tema untuk menambah wawasan tentang
Sumber Tema Topik tema tema yang akan dikembangkan
Anak - Diri sendiri pendidik di dalam kelas. Pendidik
- Sahabat perlu lebih dahulu mencari wawasan
- Lingkungan
- Kebutuhan mengenai tema yang akan
- Tanaman dikembangkannya. Misalnya, guru
- Binatang perlu mencari tahu apa saja yang bisa
- dst menjadi kecambah, bagaimana
Kejadian Istimewa - Hari kemerdekaan menanam kecambah, apa manfaat
- Sumpah Pemuda
- Hari pendidikan kecambah, dan seterusnya.
- dst d. Mengembangkan tema besar menjadi
Kejadian insidental - Sukoi tema kecil. Kembangkan tema menjadi
- Bencana alam sub tema. Pengembangan tema
- Debu menjadi sub tema ini bertujuan untuk
- Banjir
- Macet
membuat topik pembelajaran menjadi
- dst lebih rinci agar pembahasan topik
Guru & Orang tua - Sekolah menjadi fokus. Berikut contoh
- Sekaten pengembangan tema menjadi sub tema.
- Tanah Air
- dst

b. Brainstorming tentang tema yang dapat


dilakukan dengan teman sejawat
maupun bersama anak. Tujuan
brainstorming ini agar ada
kesepahaman tentang tema yang akan
dikembangkan sehingga tidak terjadi
kesalahan konsep dalam
penyampaiannya. Brainstorming dapat
dilakukan menggunakan model KWL,
yaitu
1) K untuk Know atau Tahu
Gambar 1. Contoh Pengembangan Tema
Guru berdiskusi dengan anak untuk
menjadi Sub Tema
menggali pengetahuan anak Sumber : Laporan Workshop PPG Nanik
tentang tema, misalnya tentang Setiayani, 2017
cambah. Guru dapat menggunakan

45
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

e. Menyusun konsep pengetahuan tentang tema yang bertujuan untuk menggali : (1)
tema kecil yang akan dikembangkan. Ketertarikan anak terhadap tema yang
Penyusunan konsep menggunakan dipilih. Jika anak tidak terlalu berminat,
pertanyaan 5 W, 1 H sehingga maka tema tersebut dapat diganti untuk
diperoleh pengetahuan tentang topik. tahun-tahun mendatang; (2) Kemudahan
Berikut contoh pengembangan konsep guru mencari sumber bacaan dan sumber
pengetahuan tema. pembelajaran. Jika guru mengalami
kesulitan mencari keduanya, maka tema
tersebut belum dapat dikatakan kontekstual
dan dapat diganti untuk tahun mendatang.

PENUTUP
Kurikulum 2013 PAUD memberikan
kebesana pada guru untuk mengembangkan
tema pembelajarannya di kelas secara unik.
Tema mutlak dibutuhkan bagi
pembelajaran di TK untuk menyatukan
seluruh proses pembelajaran dari kegiatan
awal hingga akhir. Tema sebaiknya
disesuaikan dengan latar belakang
kehidupan anak, sumberdaya yang tersedia,
dan perkembangan anak.
Gambar 2. . Contoh Penyusunan Konsep Ada tiga langkah besar dalam
Pengetahuan Sub Tema (Tema Kecil)
Sumber : Laporan Workshop PPG Nanik
mengembangkan tema, yaitu persiapan,
Setiayani, 2017 pelaksanaan, dan tindak lanjut. Langkah
persiapan berupa kegiatan menganalisi
f. Menentukan puncak tema. Puncak sumber daya yang dapat dijadikan tema.
tema perlu disusun untuk merangkum Tahap pelaksanaan pengembangan tema
seluruh pembahasan sub tema yang ada terdiri dari 7 kegiatan, yaitu memilih topik,
di tema besar itu. Puncak tema brainstorming, mencari literatur,
merupakan kegiatan yang mengembangkan tema jadi sub tema,
menyenangkan bagi anak dan mampu menyusun konsep pengetahuan dari tema
mengingatkan kembali terhadap kecil, menentukan puncak tema, dan
pembahasan yang telah lalu. Contoh implementasi tema. Langkah tindak lanjut
puncak tema dari tema kecambah berisi kegiatan evaluasi pelaksanaan tema.
adalah proyek membuat bakwan.
g. Melaksanakan tema dalam
pembelajaran. Pelaksanaan tema dalam Bahan Bacaan
pembelajaran tidak perlu terlalu kaku,
Brewer, J.A. (2007). Introduction to early
tetapi perlu memperhatikan prinsip
chlidhood education. USA: Pearson
keinsidentalan sehingga tema yang
Education, Inc.
digunakan dapat berubah sewaktu-
waktu sesuai kebutuhan. Couglin, P. A., et.al. (1997). Creating
child-centered classroom 3-5 years
Tahap tindak lanjut pengembangan
olds. Washington: CRI, Inc.
tema. Tindak lanjut terhadap
pengembangan tema yang ada dapat DITJEN PAUDNI. (2014). Pedoman
dilakukan setelah tema digunakana dalam pengembangan tema pembelajaran
pembelajaran. Tindak lanjut yang pendiidkan anak usia dini. Jakarta:
dilakukan dapt berupa evaluasi pelaksanaan Kemendikbud.

46
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

Feeney, S., Christensen. D., Moravcik E. Montolalu, dkk., Bermain dan Permainan
(2006). Who am I in the live of Anak, (Jakarta: Penerbit Universitas
children ?. USA: Pearson Merrill- Terbuka, 2012).
Prentice Hall.
Nurani, Y. (2013). Konsep Dasar
Jackman, H. L. (2009). Early education Pendidikan Anak Usia Dini.
curriculum. USA: Delmar, Cengage Jakarta: Indeks.
Learning.
Setiyani, N. (2017). Laporan Hasil
Maryatun, I.B. (2017). Laporan penelitian Workshop SSP PPG SM3T.
awal “panduan pengembangan Yogyakarta: Prodi PGPAUD
tema berbasis budaya Yogyakarta”.
Yogyakarta: UNY

47

Anda mungkin juga menyukai