Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Pembelajaran menurut UU SPN No 2 tahun 2003 adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan beajar. Pembelajaran mempunyai 2 manfaat
dan karakter. Pertama, dalam proses pembelajaran proses mental siswa dilibatkan secara
maksimal, maksudnya siswa tidak hanya mendengar dan mencatat melainkan juga harus berfikir.
Kedua dengan pembelajaran akan terbangun suasana dialogis dan proses tanya jawab secara
terus menerus, yan bertujuan untuk meningkatkan berfikir siswa sehingga siswa dapat
memeperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
PKn dimaknai sebagai pendidikan nilai dan pendidikan politik demokrasi. Hal ini
mengandung konsekuensi bahwa dalam hal perancangan pembelajaran PKn perlu
mempertahatikan karakteristik pembelajaran PKn itu sendiri. Dalam standar isi 2006 dijelaskan
bahwa PKn persekolahan atau mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Untuk anak-anak MI pada kelas-kelas rendah (kelas 1 sd kelas 3), pembelajaran materi
PKn dapat diawali dengan memperkenalkan mereka pada sejumlah aturan-aturan hidup yang
berlaku dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan madrasah,
dan lingkungan masyarakat sekitar. Pengenalan terhadap keberadaan aturan- aturan tersebut
hendaknya diarahkan pada tumbuhnya kesadaran pada diri anak tentang perlunya aturan dalam
kehidupan kita. Perlu diperhatikan bahwa di kelas rendah, mengingat kemampuan berpikir anak
masih bersifat holistik, maka pembelajaran hendaknya lebih banyak pada upaya pembiasaan.
Media pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan pengalaman
langsung yang diperoleh anak-anak dalam keluarga, kelompok permainan, dan dalam kehidupan
di sekolah.

1
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana desain pembelajaran PKn?
b. Bagaimana model pembelajaran PKn?

3. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui desain pembelajaran PKn.
b. Untuk mengetahui model pembelajaran PKn.

2
BAB II

ISI

PENGEMBANGAN  DESAIN  DAN  MODEL  PEMBELAJARAN  PKN

A. Pengertian Desain Pembelajara PKn Tematis SD


Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu sebagai
titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus
dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran. Sedangkan menurut Fougarty
(1991:19) pembelajaran tematik adalah uatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mngaitkan beberapa aspek baik dalam intra pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Menurut Eraut (1991:315) istilah desain pembelajaran atau ‘instructional design’ biasanya
merujuk pada desain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang dapat melibatkan
guru atau tidak perlu melibatkan guru yang akan melaksanakan pembelajaran tersebut. Memang,
sejumlah ahli mengatakan bahwa desain pembelajaran dibuat oleh guru yang akan melaksanakan
pembelajaran namun bukanlah suatu keharusan desain pembelajaran dibuat hanya oleh guru
yang bersangkutan.  Artinya, bahwa pengembangan desain pembelajaran dapat menjadi tugas
para pakar pembelajaran yang diharapkan akan membantu/mempermudah para guru dalam
mengembangkan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Jadi, desain pembelajaran adalah proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar
serta sistem penyampaiannya. Termasuk didalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan
pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Desain Pembelajaran PKn Tematis
adalah desain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang dapat melibatkan guru
atau tidak perlu melibatkan guru yang mana model pembelajaran itu menggunakan tema tertentu
sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang
harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran.

3
B. Pengertian Model Pembelajaran Pkn Tematis SD
       Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala
aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait
yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
       Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Untuk menetapkan pendekatan pembelajaran
yang dipergunakan, guru perlu mempertimbangkan secara khusus kondisi siswa secara
keseluruhan, karena siswalah yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan
pembelajaran.
C. Desain Pembelajaran PKn Tematis SD
          Pembelajaran PKn selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan
keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan
efektvitas dalam berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian guru
atau calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di kelas, yakni bekal pengetahuan
materi pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran.
          Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam medesain pembelajaran PKn menurut
Skllbeck (1984) membagi faktor yang dapat menggambarkan situasi sebagabahan analss guru
atas dua bagan, alah faktor eksternal (external factors) dan faktor nternal (internal
factors).  Perhatkanlah faktor-faktor eksternal dan nternal menurut Skillbeck berkut ini :
1. Faktor-faktor eksternal meliputi:
a. Perubahan sosial-budaya dan harapan masyarakat
b. Tuntutan dan tantangan sistem pendidikan
c. Perubahan mata pelajaran yang akan diajarkan
d. Kontribusi dari sistem dukungan guru
e. Sumber masukan bagi sekolah

4
2. Faktor-faktor internal, meliputi:
a. Siswa meliputi aspek bakat, kecakapan dan kebutuhannya
b.Guru meliputi aspek nilai, sikap, keterampilan mengajar, pengetahuan, pengalaman, kekuatan
dan kelemahan khusus serta perannya
c. Etos kerja sekolah dan struktur politik
d. Sumber-sumber bahan pembelajaran
e. Masalah-masalah dan kekurangan-kekurangan yang dirasakan dalam kurikulum yang berlaku.
       Namun perlu Anda ingat bahwa dua faktor bahan analisis situasi diatas memilkkatan yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam kehidupan.  Dua faktor saling mengisi, saling
berpengaruh dan saling menentukan keberhasilan guru mengajar dan siswa belajar.  Dengan kata
lain, tugas guru yang cukup strategis bagi keberhasilan mengelola proses belajar mengajar akan
sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mempertmbangkan, meramu, mengemas,
merancang atau mendesain faktor-faktor diatas dalam suatu model program pembelajaran.
       Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa mengembangkan desain pembelajaran merupakan
tugas tim, bahkan melibatkan guru atau tidak melibatkannya.  Namun, ada hal yang mendapat
tekanan dalam pengembangan desain pembelajaran, ialah mengembangkan materi pembelajaran
yang akan dilaksanakan oleh guru. Tugas pengembangan materi pembelajaran sebagai aspek
penting dalam pengembangan desain pembelajaran PKn di Indonesia, khususnya pasca
berlakunya Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi adalah tugas satuan
pendidikan.
       Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa pengembangan desain pembelajaran merupakan
tugas awal bagi guru dalam mengembangkan kurikulum.  Ada tiga langkah yang perlu
dipertimbangkan oleh guru dalam menyusun desain pembelajaran sebagai bagan dari tugas
pengembangan kurikulum di satuan pendidikan, ialah:
1. Mengkaji dan menentukan Standar Kompetensi
2. Mengkaji dan menentukan Kompetensi Dasar
3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
       Materi PKn dengan paradigma baru dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang
pelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi. Dalam

5
mengembangkan desain pembelajaran PKn, ada empat komponen yang perlu dikembangkan,
yakni:
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi dasar
3. Substansi materi
4. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi.
      Desain Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio
Sebelum membahas lebih jauh tentang desain pembelajaran  PKn yang berbasis portofolio,
perlu pula mengenali materi pembelajarannya. Materi PKn dengan paradigma baru
dikembangkan dalam bentuk standar nasonal PKn yang pelaksanaannya berprinsip pada
implementasi kurikulum terdesentralsasi. Ada empat pokok pendidikan kewarganegaraan, yakni:
a. Standar kompetensi kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan;
b. Kompetensi dasar kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran;
c. Indikator pencapaian sebagakrtera keberhasilan pencapaan kemampuan;
d. Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru.
     Contoh, Standar kompetensi PKn Kelas V: “Memahami pentingnya keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).” Standar kompetensi yang pertama di operasionalkan
dalam bentuk kompetensi dasar, sebagai berikut : 
1.1  Mendeskripskan Negara Kesatuan Republik Indonesia
1.2  Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
1.3  Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
 Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu
yang dseleksmenurut panduan-panduan yang dtentukan. PKn dengan paradgma baru bertumpu
pada standar kompetensdan kompetens dasar kewarganegaraan (civic competence) untuk semua
jenjang. Sedangkan pembelajaran partspatf yang berbass portofolo (Portfolio-based learning)
merupakan alternatf  utama guna mencapai tujuan PKn tersebut.
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan
mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang dgunakan dalam proses

6
politik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa terhadap
kewarganegaraannya dan pemerintahannya.
Langkah-langkah pembelajaran PKn yang berbasis portofolio meliputi:
1)  Mengidentifikasi masalah yang akan dikaji
2) Mengumpulkan dan menilai informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan masalah yang
dikaji
3) Mengkaji pemecahan masalah
4) Membuat kebijakan publik
5) Membuat rencana tindakan
D. Model Pembelajaran PKn Tematis SD Kelas Tinggi
       Terdapat beberapa model yang dapat di aplikasikan dalam pembelajaran PKn di SD/MI pada
kelas tinggi, yaitu :
  Model Pembelajaran Inkuiri
1. Suatu model langkah-langkah pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru untuk
mengadakan inkuri dalam proses pembelajaran yakni sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan
b. Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui
c. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
d. Memecahkan masalah
e. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai

2. Model pembelajaran kedua disebut proses inkuiri menurut Welton & Mallan (1988) memiliki
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyadari adanya peristiwa yang kontroversial yang selanjutnya menjadi masalah yang harus
dipecahkan
b. Mengidentifikasi hipotesis (berupa penjelasan atau jawaban tentatif )
c. Menguji hipotesis sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh antara lain :
1) Apabila hipotesis ditolak, maka masalah dapat dirumuskan kembali dan inkuiri kembali ke
langkah yang kedua.

7
2) Apabila hipotesis diterima maka inkuri dapat dilanjutkan ke langkah keempat
d. Memodifikasi hipotesis menjadi simpulan sementara sampai data secara lengkap terkumpul
e. Menguji simpulan sementara (apakah telah menjelaskan peristiwa yang kontrovers_al)
3. Model ketiga pembelajaran inkuiri disebut juga inkuiri dasar sebagaimana disarankan oleh
Dewey (Armstrong, 1996) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menggambarkan karakteristik masalah atau situasi yang penting
b. Mengajukan kemungkinan simpulan atau penjelasan
c. Mengumpulkan bukti yang dapat digunakan untuk menguji akurasi simpulan atau penjelasan
d. Menguji simpulan atau penjelasan berdasarkan bukti yang ada
e. Mengembangkan simpulan yang didukung oleh bukti yang tepat
       Menurut Armstrong (1996), model di atas dapat digunakan oleh guru untuk pembelajaran
inkuiri pada semua kelas  di jenjang SD.  Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk
melakukan modifikasi disesuaikan dengan Standar Isi (SI) atau Standar Kompetensi dan
Kompetensi dasar (SKKD) yang ada dalam kurikulum formal (Intended Curriculum) bahkan
yang penting lagi hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa dan lingkungan belajarnya,
terutama sosial budaya setempat (Hidden
Curriculum).
       Demikianlah sebuah model pembelajaran yang difokuskan pada suatu
kompetensi. Sesuaikan model inkuiri tersebut dengan kondisi, situasi dan tingkat perkembangan
para siswa di sekolah dasar.  Tentu saja, model inkuiri untuk siswa sekolah dasar pada kelas yang
lebih rendah, langkah-langkah inkuiri akan lebih sederhana lagi.
      Model Contextual Learning (CTL)
       Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk
memahami makna materi pelajaran yang di pelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari,  sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke
permasalahan yang lainnya.
      Model Belajar Kooperatif dan Kolaboratif

8
Belajar kooperatif adalah belajar dengan cara bekerja sama untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Sedangkan belajar kolaboratif bekerja sama dengan orang lain dalam proyek
bersama sebagai aliansi strategis. Adapun ciri-ciri model ini antara lain :
a. Belajar dalam satu kelompok dan memiliki ketergantungan dalam proses belajar dan
penyelesaian tugas kelompok mengharuskan semua anggota kelompok kerja sama.
b. Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang disepakati, siswa harus belajar
dan memiliki keterampilan komunikasi interpersonal.
Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menentukan tujuan bersama dalam
pembelajaran adalah peta konsep. Dalam pembuatan peta konsep dengan dilakukan secara
berkelompok dan setiap anggota kelompok mendapat satu bagian sub peta konsep.
    Model Generatif Learning
Pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan sendiri makna dari
informasi yang diperolehnya.
    Model Diskusi Kelompok
       Model ini dimaksudkan untuk membangun kerjasama individu dalam kelompok, kecakapan
analisis, dan kepekaan sosial, serta tanggung jawab individu dalam kelompok.
    Model Induktif
       Pendekatan induktif adalah pendekatan dengan jalan penyajian bahan ajar dimulai dari
contoh-contoh konkrit yang mudah dipahami siswa. Berdasarkan contoh-contoh tersebut siswa
dibimbing membuat kesimpulan.
    Model Pendekatan Proses
       Dalam pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, sehingga
siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman. Atas bimbingan guru siswa diminta untuk
merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Siswa melakukan kegiatan
percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat kesimpulan sendiri.
       Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran yang menggunakan
pendekatan ini antara lain: (1) mengamati, mengklasifikasikan, serta mengenal dan merumuskan
masalah yang muncul. (2) mengumpulkan, menganalisis dan menfasirkan data, dan (3)
meramalkan gejala yang mungkin akan terjadi.

9
    Model Numherd Heads Logether ( NHT )
       Model pembelajaran ini lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,
mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya untuk dipresentasikan
di depan kelas.
    Model Bermain Peran
       Bermain peran adalah pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam
menemukan jati dirinya dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat, dalam
memecahkan masalahnya dengan bantuan kelompok. Diharapkan dengan bermain peran siswa
dapat menyadari adanya peran yang berbeda dengan dirinya yaitu perilaku orang lain. Model ini
dikembangkan oleh George shaffel.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Desain Pembelajaran PKn Tematis adalah desain materi pembelajaran yang disusun oleh
sebuah tim yang dapat melibatkan guru atau tidak perlu melibatkan guru yang mana model
pembelajaran itu menggunakan tema tertentu sebagai titik sentral pembelajaran yang
mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus dicapai dari satu mata pelajaran
atau beberapa mata pelajaran. Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian
materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan
guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung
dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan
mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang dgunakan dalam
proses politik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa
terhadap kewarganegaraannya dan pemerintahannya.
Terdapat beberapa model yang dapat di aplikasikan dalam pembelajaran PKn di SD/MI
pada kelas tinggi, yaitu :
1. Model Pembelajaran Inkuiri
2. Model Contextual Learning (CTL)
3. Model Belajar Kooperatif dan Kolaboratif
4. Model Generatif Learning
5. Model Diskusi Kelompok
6. Model Induktif
7. Model Pendekatan Proses
8. Model Numherd Heads Logether ( NHT )
9. Model Bermain Peran

B. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kesempurnaan,maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://wongngapak16.blogspot.com/2017/03/makalah-desain-dan-model-pembelajaran.html

http://mihsanahmad0.blogspot.com/2018/08/pengembangan-desain-dan-model.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai