Anda di halaman 1dari 10

AGORA Vol. 4, No.

1, (2016) 823

$1$/,6$ 02'(/ %,61,6 3$'$ 5(6725$1 3$3$5,$ .,7&+(1


0(1**81$.$1 %86,1(66 02'(/ &$19$6

William Johan Gondo dan Ratih Indriyani


Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: williamjohan_go@yahoo.com, ranytaa@petra.ac.id
Abstrak- Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, sebagai jalur untuk meraih keunggulan dan pertumbuhan
menganalisa dan mengembangkan model bisnis pada restoran perusahaan. United States Small Business Adminitration
Paparia kitchen dengan menggunakan Business Model Canvas. (2015) menyatakan bahwa model bisnis adalah suatu peta
Setelah mengidentifikasi model bisnis dengan Business Model dalam menentukan kesuksesan bisnis. Menurut Osterwalder
Canvas, maka akan dilakukan analisa pada setiap elemen yang
dan Pigneur (2010), model bisnis merupakan kegiatan
terdiri dari customer segments, value propositions, channels,
customer relationship, revenue streams, key resources, key manajemen penting yang memungkinkan organisasi untuk
activities, key partnership, dan cost structure, dengan analisa mengevaluasi posisi pasarnya dan sebagai alat untuk adaptasi
S.W.O.T. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa sesuai keadaan masa kini
deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara. Dari hasil analisa Business Penelitian akan dilakukan di restoran Paparia Kitchen.
Model Canvas, terdapat beperapa elemen dalam model bisnis Restoran Paparia Kitchen berdiri pada tahun 2014, berlokasi
yang dapat dikembangkan lebih lagi. Paparia Kitchen sudah pada pusat perbelanjaan Maspion Square di Surabaya. Saat ini
memiliki nilai proposisi yang jelas, yaitu membuat makanan Paparia Kitchen mengandalkan pengunjung yang datang ke
yang enak dan murah. Namun sebagai restoran perlu mencari Maspion Square sebagai target pelanggan. Dimana jika
cara lain untuk mengembangkan nilai proposisinya. Pemilik pengunjung Maspion Square ramai maka Paparia Kitchen
perlu membagi tugas kepada pegawainya supaya dapat fokus akan mempunyai peluang lebih untuk mendapatkan
untuk mengembangkan restoran, karena masih banyak bagian
pelanggan, sebaliknya jika pengunjung Maspion Square
operasional rutin yang dikerjakan oleh pemilik. Adanya peluang
sedikit maka peluang pengunjung Paparia Kitchen akan
untuk melayani pelanggan baru di luar Maspion Square dengan
merambah ke bisnis katering. Kata Kunci: business model
berkurang. Target pelanggan Paparia Kitchen adalah anak
canvas, model bisnis, SWOT, restoran. kecil, remaja, dewasa dan orang tua. Namun sampai saat ini
restoran Paparia Kitchen masih kesulitan untuk menjangkau
I. PENDAHULUAN segment pelanggan anak kecil. Kemudian karena tempat dan
Usaha kuliner saat ini semakin banyak dan telah menjamur meja yang terbatas untuk 7 pelanggan, masalah timbul pada
di Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Surabaya. saat waktu ramai, banyak calon pelanggan restoran yang
Menurut Badan Pusat Statistik Surabaya, industri kuliner/ datang ke restoran Paparia Kitchen, namun akhirnya tidak jadi
restoran mengalami pertumbuhan industry tertinggi ketiga, makan akibat tempat yang tidak cukup. Maka dari itu Paparia
mencapai angka 8,63% pada tahun 2013. Menurut Badan Kitchen membutuhkan model bisnis yang tepat untuk dapat
Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (2015) industri makanan mengembangkan usaha.
naik sebesar 12,9% pada tahun 2014. Dan menurut ketua
Apkrindo Cabang Jatim, Tjahjono Haryono, pada tahun 2014, Penelitian akan dilakukan dengan evaluasi model bisnis
di kota Surabaya jika ditotal baik kafe, restoran, maupun depot restoran saat ini menggunakan teori Business Model Canvas
di segmen menengah ke bawah tercatat ada 2.000 lebih usaha. oleh Osterwalder dan Pigneur (2010) dan Tim PPM
Dan diperkirakan pada tahun 2015 jumlah restoran dapat Manajemen (2012). Business Model Canvas(BMC)
mengalami pertumbuhan 15%, seiring dengan percepatan mempunyai 9 elemen yang terdiri dari customer segments,
pembangunan infrastruktur di Jawa Timur. (Antara Jatim, value propositions, channels, customer relationships, revenue
2014). streams, key resources, key activities, key partnerships, cost
structure. Elemen bisnis akan dianalisa dengan metode SWOT
Pertumbuhan restoran yang semakin banyak akan untuk akhirnya dijadikan referensi untuk membuat New
menciptakan persaingan yang semakin ketat pada industri ini. Business Model Canvas
Para pelaku bisnis restoran dituntut untuk dapat melakukan
inovasi dan menggunakan strategi bersaing yang sesuai Berikut adalah 9 elemen dalam BMC:
dengan perkembangan kondisi lingkungan bisnisnya untuk 1. Customer segment, menurut Osterwalder & Pigneur
dapat berkembang. Menurut Giesen, Berman, Bell dan Blitz (2010) pelanggan merupakan salah satu kunci dalam
(2007) menyatakan bahwa para Top Performing CEO kesuksesan bisnis. Pelaku bisnis dituntut untuk dapat
mengantisipasi perubahan pada industri yang berkaitan, memilah mana segmen yang perlu difokuskan dan
dengan memfokuskan pada inovasi model bisnis perusahaan, segmen yang perlu dihiraukan. Setelah segment telah
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 824

terencana maka pelaku bisnis harus membuat model Retensi Konsumen, Peningkatan Penjualan. (Osterwalder
bisnis sesuai segmen yang dituju. & Pigneur, 2010. p 28)
5. Revenue streams adalah arus pendapatan yang diterima
2. Value Proposition adalah suatu nilai tambah perusahaan organisasi atau perusahaan dari setiap segmen pelanggan.
yang ditawarkan ke pelanggan. Osterwalder dan Pigneur Nilai apa yang dapat ditawarkan agar pelanggan bersedia
(2010, p. 22). Terdapat beperapa hal yang memberikan untuk membayar, bagaimana cara pembayaran, dan cara
value proposition yaitu : pembayaran apa yang mereka lebih sukai. Beperapa cara
x Newness (kebaruan): Produk baru yang belum ada di untuk menghasilkan pendapatan:
pasaran dan mempunyai keunikan sehingga menarik x Penjualan Produk : Pendapatan penjualan atas produk
pasar. fisik yang dijual pada konsumen.
x Performance (peforma): Meningkatkan peforma kualitas x Biaya Pemakaian: Pendapatan atas berapa lama/ banyak
produk dan layanan. servis yang digunakan pelanggan
x Customization: Produk dan jasa disesuaikan sesuai x Biaya Langganan: Pendapatan perusahaan yang diperoleh
kebutuhan atau permintaan khusus dari pelanggan. melalui penjualan yang berkelanjutan.
x Getting the Job Done: Nilai dapat diberikan dengan cara x Lending/ Renting/Leasing: Pendapatan yang diperoleh
membantu meyelesaikan masalah pelanggan. dengan meminjamkan/ menyewakan barang kepada
x Design: Tampilan memberikan nilai tambah pada produk. pelanggan
x Brand/ Status: Pemberian brand dapat meningkatkan nilai x Lisensi: Pendapatan yang didapat atas pemberian hak
suatu produk atau layanan. intelektual oleh perusahaan.
x Price: Memberikan harga yang lebih rendah dari pesaing x Biaya Jasa Perantara: Pendapatan yang didapat atas
dengan barang/ jasa yang berkualitas sama, dapat layanan perantara
memuaskan pelanggan yang sensitif terhadap harga. x Iklan: Pendapatan yang didapat karena mengiklankan
x Cost Reduction (Reduksi Biaya): Membantu pelanggan suatu barang atau jasa.
untuk mereduksi biaya adalah suatu nilai tambahan. 6. Key Resource (faktor kunci) mendeskripsikan asset-aset/
x Risk Reduction (Reduksi Resiko): Meminimalisir resiko sumber daya penting yang membentuk model bisnis
dalam pembelian barang. perusahaan. (Osterwalder & Pigneur, 2010, p.34). Setiap
x Accessiblity: Memberikan kemudahan pada pelanggan model bisnis memerlukan sumber daya untuk
untuk mengkases produk/jasa memberikan suatu nilai menjalankan aktivitas mereka. Sumber daya tersebut
tambahan. adalah poin penting untuk menciptakan nilai, membina
x Kenyamanan/ Kegunaan: Menjadikan produk/ jasa lebih relasi pada pelanggan dan mendapatkan pendapatan.
nyaman untuk digunakan akan memberikan nilai 7. Key activity merupakan aktifitas kunci dalam
tambahan. menjalankan model bisnis perusahaan untuk menciptakan
3. Chanel adalah bagaimana cara dan wadah dalam suatu produk dan jasa. Kegunaan Key Activity adalah untuk
organisasi untuk dapat berkomunikasi kepada menciptakan dan menyampaikan value proposition,
pelanggannya dalam menyampaikan Value proposition menjangkau pasar, menjaga relasi pelanggan, dan
perusahaan (Osterwalder & Pigneur 2010, p. 26). mendapat profit. Setiap model bisnis memiliki Key
Channels meliputi cara-cara meningkatkan kesadaran, activity yang berbeda. (Osterwalder & Pigneur, 2010,
memudahkan pelanggan menilai, membantu pelanggan p.36).
membeli produk atau jasanya, menyampaikan 8. Key partnership mendeskripsikan jaringan pemasok dan
produk/jasanya, dan memberi bantuan pasca pembelian mitra bisnis yang membuat model bisnis berjalan. Karena
(Osterwalder dan Pigneur, 2010). Fase dalam channel: dalam suatu bisnis dibutuhkan kerja sama dengan pihak
x Awareness (kesadaran): Bagaimana meningkatkan lain untuk dapat berjalan. Perusahaan dapat membuat
kesadaran pelanggan mengenai produk dan jasa kerjasama aliansi kepada para rekan kunci untuk
perusahaan. mengoptimalkan bisnis, meminimalisir resiko, dan
x Evaluasi: Bagaimana membantu pelanggan untuk mempunyai daya saing yang lebih tinggi dari pesaingnya.
mengevaluasi nilai proposisi perusahaan. (Osterwalder & Pigneur, 2010 p. 38). Terdapat 4 kategori
dalam tujuan untuk bermitra(Tim PPM Manajemen, 2012
x Purchase (Pembelian): Bagaimana cara pelanggan dapat
p. 204):
membeli produk dan servis yang ditawarkan perusahaan.
x Kemitraan untuk tujuan optimasi operasi, dimana
x Delivery: Mengkomunikasikan nilai proposi perusahaan
sebagian kegiatan diserahkan kepada mitra.
ke pelanggan.
x After Sales: Bagaimana perusahaan memberikan layanan x Kemitraan dengan tujuan mendapatkan sumber daya yang
tidak dimiliki.
setelah penjualan.
4. Customer relationship menggambarkan tipe hubungan x Kemitraan dengan tujuan mendapatkan pengetahuan
yang dibangun antara perusahaan dengan pelanggan pada secara organisasi, dimana organisasi yang mempunyai
segmen tertentu. Perusahaan harus mempunyai cara pengetahuan bekerjasama dengan organisasi lainnya yang
dalam membangun hubungan seperti apa untuk pelanggan membutuhkan pengetahuan.
tertentu. Dalam menjalin hubungan yang baik perlu x Kemitraan untuk tujuan akusisi pasar, baik untuk
diperhatikan ketiga faktor, yaitu: Akusisi Konsumen, mengembangkan atau membuka pasar baru.
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 825

9. Cost structure adalah semua biaya untuk pengoprasian SWOT terhadap 9 elemen pada Busines Model Canvas
model bisnis perusahaan. Biaya dapat diperhitungkan restoran. Sembilan elemen yang terdiri dari customer
dengan baik setelah perusahaan dapat menentukan biaya segments, value propositions, channels, customer
sumber daya, aktifitas utama dan biaya kemitraan. relationships, revenue streams, key resources, key activities,
(Osterwalder & Pigneur, 2010 p. 41) key partnerships, cost structure. Untuk akhirnya dapat
x Fixed Cost (Biaya Tetap): Biaya yang tetap ada dalam merencanakan strategi pengembangan model bisnis baru yang
memproduksi barang tanpa dipengaruhi oleh volume sesuai pada restoran Paparia Kitchen. Jenis data yang
aktifitas atau produk yang dihasilkan.Biaya seperti: biaya
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
sewa gedung, gaji pegawai bulanan.
x Variable Cost: Biaya yang tercipta sesuai besar kecil Langkah-langkah men-design Business Model Canvas:
jumlah volume barang/ produk yang dihasilkan.
Menurut Tim PPM Manajemen (2012, p. 19), terdapat 4 Menurut Tim PPM Manajemen (2012) terdapat tiga langkah
manfaat ketika kita menggunakan suatu model bisnis yaitu: dalam mendesain Business Model Canvas (BMC) yaitu
sebagai berikut:
x Model bisnis memudahkan para perencana dan pengambil
keputusan di perusahaan untuk melihat hubungan logis x Memetakan model bisnis berdasarkan sembilan
antara masing-masing komponen dalam suatu bisnis, komponen dalam business model canvas sesuai dengan
sehingga dapat menghasilkan nilai bagi konsumen juga kondisi model bisnis yang sebenarnya terjadi di
nilai bagi perusahaan. perusahaan saat ini .
x Model bisnis dapat digunakan untuk membantu menguji x Analisis SWOT(Strength, Weakness, opportunity,
konsistensi hubungan antar komponennya. Sebagai Threads)
contoh, jika sebuah restoran ingin menjual makananƒ Analisis SWOT dilakukan pada masing-masing 9 komponen
dengan harga yang tinggi. Maka restoran tersebut harus perusahaan yang sebelumnya sudah dipetakan dalam BMC.
mempunyai keunggulan. Sebagai contoh, pada elemen customer segments jika
x Model bisnis dapat digunakan untuk membantu menguji perusahaan mempunyai kemampuan untuk menjaga
pasar dan asumsi yang digunakan saat mengembangkan pelanggannya untuk setia menggunakan produk/ jasa
bisnis. perusahan. Maka hal ini dapat diklasifikasikan sebagai
x Model bisnis digunakan untuk menunjukan suatu kekuatan (strength) perusahaan. Namun jika ternyata
perubahan yang dilakukan dan konsekuensinya. Dengan perusahaan tidak dapat menjaga pelanggannya dan akhirnya
berjalannya waktu, model bisnis pasti berubah. Baik pelanggan mudah berpaling ke pesaing perusahaan, maka
dikarenakan inisiatif perusahaan maupun tekanan dapat dikatakan sebagai kelemahan (weakness). Jika
perubahan dari luar perusahaan itu sendiri. perusahaan dapat melayani customer segment baru yang
Tujuan penelitian adalah mengevaluasi model bisnis berpotensi dapat dikategorikan sebagai peluang (opportunity).
Paparia Kitchen dengan Business Model Canvas dan membuat Di lain pihak, apabila pesaing baru muncul yang dapat
New Business Model Canvas bedasarkan analisis SWOT pada mengancam customer segment organisasi, hal ini dapat
9 elemen Business Model Canvas saat ini. dikategorikan sebagai kelemahan (threats).
x Melakukan penyempurnaan model bisnis dan atau
membuat prototipe.
Hasil analisis SWOT kemudian digunakan untuk dua
jenis tujuan. Yang pertama menyempurnakan Business Model
II. METODE PENELITIAN (BM) yang ada saat ini, dan yang kedua melahirkan prototipe-
prototipe BM yang baru. Evaluasi perlu dilakukan supaya
organisasi dapat mendeteksi masalah dalam model bisnis yang
Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. dijalankan. Evaluasi sebaiknya dilakukan secara reguler agar
(Azwar, 2005). Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk dapat mencegah dan mendeteksi masalah pada tahap awal.
memahami fenomena mengenai apa yang dialami subjek
SWOT
penelitiannya, dimana penelitian menghasilkan data kualitatif
yang bersumber dari motivasi, perilaku, perkataan, dll oleh SWOT adalah singkatan dari Strength, Weakness,
narasumber yang diamati (Moleong, 2014, p.6). Opportunity, Threads. Sesuai singkatannya, analisis SWOT
mengevaluasi perusahaan melalui ke 4 aspek tersebut. SWOT
Sedangkan deskriptif adalah penelitian untuk mendeskripsikan
menganalisa faktor eksternal dan internal yang terjadi dalam
fenomena yang terjadi akibat manusia dan fenomena alamiah.
perusahaan. (Kotler & Keller 2012, p. 70)
Penelitian yang berusaha untuk menggambarkan situasi dan
kejadian yang ada tanpa turut campur tangan. (Azwar, 2005). 4 Aspek dalam SWOT:
Peneliti akan memakai metode Business Model Canvas a. Strength (Kekuatan): Faktor internal yang mendukung
untuk menjabarkan model bisnis yang berlangsung pada perusahaan. Dapat berupa sebagai sumber daya, keahlian,
restoran saat ini. Kemudian akan dianalisa dengan metode atau kelebihan lain yang bisa diperoleh berkat sumber
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 826

keuangan, citra, keunggulan di pasar, serta hubungan baik Customer Segments Paparia Kitchen adalah pengunjung
antara buyer dengan supplier. Maspion Square mulai dari anak kecil, remaja, dewasa, dan
b. Weakness (Kelemahan): Faktor internal yang orang tua pada kalangan ekonomi menengah ke bawah.
menghambat perusahaan. Dapat berupa fasilitas yang
tidak lengkap, kurangnya sumber keuangan, kemampuan Value Proposition
mengelola, keahlian pemasaran dan citra perusahaan.
c. Opportunity (Kesempatan): Faktor eksternal yang Value Proposition yang ditawarkan Paparia Kitchen
mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dapat adalah:
berupa perubahan kebijakan, perubahan persaingan,
perubahan teknologi dan perkembangan hubungan x Memberikan makanan dengan kualitas yang baik dan
supplier dan buyer. enak namun tetap pada harga dibawah harga restoran
d. Threat (Ancaman): Faktor eksternal yang menghambat lainnya di Maspion Square.
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dapat berupa x Pada layanan, dalam hal penyajikan makanan, Paparia
masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, Kitchen dapat menyajikan makanan secara cepat.
meningkatnya bargaining power daripada supplier dan Restoran juga sanggup untuk dapat menerima order yang
buyer utama, perubahan teknologi serta kebijakan baru. mendadak dan mengerjakannya dalam waktu beperapa
Sumber data yang digunakan pemilik adalah primer dan jam saja.
sekunder. Data primer didapatkan dari dokumentasi langsung x Paparia Kitchen menawarkan costumization pada pesanan
berupa foto yang dilakukan oleh peneliti. makanan dalam jumlah yang besar. Yang artinya
pelanggan dapat memesan makanan dengan lauk yang
Untuk data sekunder, peneliti mengambil informasi dari dapat diganti, khusus untuk pemesanan dalam jumlah
dokumen-dokumen, dalam penelitian ini data sekunder yang yang banyak.
diperlukan berupa informasi perusahaan misalnya menu x Pemilik men-design tempat dengan konsep kafe, untuk
produk. menarik pelanggan dewasa dan remaja.
Channel
Metode penentuan informan yang digunakan
Cara konsumen menikmati produk dari Paparia Kitchen adalah
penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling, yaitu
dengan membeli secara langsung pada restoran yang berlokasi
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
di Maspion Square, yang kedua adalah pelanggan bisa
tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalkan orang tersebut
yang dianggap paling tahu mengenai apa yang kita tanyakan memesan lewat telepon/ Blackberry Messenger, kemudian
akan disiapkan oleh Paparia Kitchen dan sewaktu pelanggan
(Moleong, 2014, p. 224).
datang, bisa langsung diambil pesanannya.
Pengumpulan data akan dilakukan dengan tehnik
Pemilik Paparia Kitchen menggunakan brosur, banner, dan
wawancara. Wawancara digunakan sebagai teknik pengum-
spanduk untuk meningkatkan kesadaran akan produknya
pulan data untuk mengetahui hal-hal mendalam dari responden
kepada pelanggan. Brosur dibagikan kepada pengunjung
(Sugiyono, 2014, p. 316). Dimana wawancara akan dilakukan
Maspion Square, pegawai toko lain, dan penyelengara-
pada pemilik, 2 orang pelanggan dan 2 orang manajer Paparia
penyelenggara even di Maspion Square. Sang pemilik
Kitchen
memakai strategi jemput bola, dimana beliau terjun langsung
Pengujian keabsahan data digunakan untuk memeriksa apa- membagikan brosur dan mengajak calon kosumen untuk
kah data yang didapat valid/ kredibel. Metode yang akan mencoba makan di Paparia Kitchen. Saat ini Paparia Kitchen
digunakan adalah trianggulasi sumber yaitu pengumpulan data menggunakan saluran sendiri untuk menjangkau
dari berbagai sumber data dan mengecek apakah data dari konsumennya.
sumber data yang berbeda itu kredibel (Sugiono, 2014, p.
Customer Relationship
327).
Pemilik Paparia Kitchen mempromosikan sendiri dan
Analisis data dengan model Miles dan Huberman yang
mengajak orang-orang untuk mencoba makan di restorannya.
dikutip dari buku Metodologi Penelitian Kombinasi oleh
Beperapa minggu sekali pemilik akan berkeliling di dalam
Sugiyono. Terbagi menjadi 3 bagian yaitu reduksi data,
penyajian data, dan Penarikan kesimpulan dan Verivikasi. Maspion Square untuk mengajak pengunjung Maspion Square
makan di restorannya. Hubungan dibangun melalui kesediaan
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pemilik untuk mau berbicara pada pelanggan yang datang,
Model bisnis Paparia Kitchen akan dideskripsikan dengan membina relasi. Yang semakin lama akan menyebabkan
metode Business Model Canvas dimana terdapat 9 elemen pemilik dan pelanggan menjadi saling mengenal satu sama
yaitu: lain.
Customer Segment Revenue Streams

Terdapat 3 aliran pendapatan:


AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 827

x Penjualan produk , restoran menjual produknya (aset) bawa pulang. Jika stok makanan yang dibawa dari rumah
berupa makanan yang akan dibayar langsung oleh berkurang sampai jumlah tertentu, maka karyawan di restoran
konsumennya. akan menhubungi divisi dapur di rumah untuk dibuatkan lagi
x Pendapatan jasa perantara, dimana Paparia Kitchen dan diantarkan ke restoran.
menerima penitipan produk orang lain seperti kerupuk, Key Partnership
untuk dijual di restorannya. Paparia akan mendapatkan Hubungan pemasok di Paparia Kitchen dibentuk untuk
pembagian keuntungan jika produk kerupuk terjual di mengoptimalkan pasokan sumber daya, akusisi sumber daya
restorannya. kegiatan tertentu dan untuk mengurangi resiko dan
x Aliran ketiga adalah pendapatan dari biaya sewa. Saat ini
ketidakpastian yang dalam ketersediaan bahan baku. Motivasi
sebagian area di restoran Paparia Kitchen disewakan
informan 1 menggunakan kerja sama supaya meringankan
kepada penjual bed cover. Dalam hal ini pemilik akan
mendapatkan pendapatan dari biaya sewa per bulan. pekerjaan Paparia Kitchen. Maka dari itu Informan 1 bermitra
Key Resources untuk tujuan optimasi operasi, dimana sebagian kegiatan
diserahkan kepada pemasok. Pemasok menyediakan es batu
Berikut adalah Key Resources dari Paparia Kitchen: dan bahan makanan bagi Paparia Kitchen. Pemasok dipilih
oleh pemilik Paparia Kitchen untuk dapat mensuply barang
x Faktor manusia ,karyawan menjadi ujung tombak
sesuai kualitas yang dinginkan. Karena kualitas bahan baku
keberlangsungan operasional Paparia Kitchen.
adalah hal yang penting untuk membuat masakan yang baik.
x Sumber daya physical. Paparia Kitchen menyewa lokasi
di Maspion Square sebagai tempat untuk mengolah Saat ini terdapat 2 orang supplier tetap yang bermitra
produk dan agar pelanggan bisa menikmati hidangan dengan restoran Paparia Kitchen, yaitu: supplier es batu yang
langsung ditempat. Sumber daya physical juga meliputi
setiap hari mengantar es ke restoran dan Suplier bahan
peralatan yang digunakan untuk membuat hidangan.
makanan, yaitu Penjual daging dan sayur pasar tradisional di
x Finansial, dimana pemilik menggunakan uang pribadinya
untuk menjalankan usahanya, tanpa meminjam dari pihak daerah rungkut yang telah menjadi langganan.
lain. Cost Structure
x Faktor intelectual restoran Paparia Kitchen yang terletak
pada pengetahuan resep menu yang dipegang oleh Berikut adalah hasil evaluasi pada elemen cost structure:
pemilik.
x Paparia Kitchen termasuk ke dalam kelas cost driven
Key activities yakni perusahaan menggunakan biaya seefisien mungkin,
Adalah aktivitas kunci yang dilakukan perusahaan untuk dan menciptakan produk yang bersaing harga. Hal ini
memberikan nilai bagi pelanggan. Key activities dalam selaras dengan nilai proposisi restoran yang menyajikan
penelitian ini akan difokuskan pada key activities apa saja makanan yang murah.
yang dijalankan oleh perusahaan dan seberapa baik key x Jika dilihat dari karakteristiknya maka cost structure
activity dieksekusi. Aktivitas operasional Paparia Kitchen Paparia Kitchen memiliki karakteristik fixed cost/ biaya
sehari-harinya dimulai dengan melakukan proses produksi.
tetap dan variable cost serta economies of scale. Fixed
Proses produksi dilakukan di dua tempat. Pada pagi hari,
cost atau biaya tetap dari Paparia Kitchen pada umunya
sebelum restoran Paparia Kitchen buka, pegawai Paparia
adalah gaji pegawai yang harus dibayarkan setiap
Kitchen yang berjumlah 3 orang (1 kapten dan 2 pekerja)
melakukan sebagian proses produksi di rumah P Irawan. Hal bulannya kepada 8 pegawai tetap Paparia Kitchen, biaya
yang dikerjakan meliputi pembuatan bumbu dan memasak penyusutan peralatan yang ada, biaya sewa tempat.
sebagian makanan, seperti memasak ayam, membumbui x Pada biaya variabel Paparia Kitchen tergantung pada
makanan dan sebagainya. Makanan akan diolah hingga besarnya jumlah produk yang dihasilkan, misalnya
menjadi setengah jadi. Setelah itu makanan akan dibawa ke semakin banyak pesanan yang diterima maka semakin
restoran Paparia Kitchen dan di stok. Kemudian aktivitas besar pula bahan baku yang dibutuhkan untuk diolah.
berikutnya adalah menerima order atau pemesanan,
pemesanan biasanya dilakukan melalui 2 cara yaitu pelanggan Gambar 1. Business Model Canvas saat ini
dapat langsung datang dan memesan makanan melalui
karyawan restoran di Paparia Kitchen atau menghubungi
dengan Blackberry Messenger/ Telefon ke P Irawan sendiri.
Pada saat ada yang memesan, makanan akan disiapkan dan
dihangatkan lagi. Khusus untuk makanan yang perlu digoreng,
akan digoreng kembali di Paparia Kitchen. Sehingga proses
pembuatan makanan ke pelanggan memakan waktu yang
sedikit. Terakhir makanan akan di deliver atau di sajikan
kepada pelanggan. Bergantung dengan permintaan pelanggan
yang ingin makan didalam restoran Paparia Kitchen atau di
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 828

tidak terpakai karena mengikuti manajemen Maspion Square,


akibatnya adalah Paparia Kitchen tidak dapat efisiensi biaya
lisrik. Kemudian karena pemasangan banner dan promosi
lebih banyak berada di dalam Maspion Square. Maka orang
yang tidak pernah mengunjungi Maspion Square akan sulit
mengenal Paparia Kitchen. Pada Opportunities, Paparia
Kitchen dapat menyebar brosur dan banner dengan promo
menarik di luar Maspion Square. Promosi memanfaatkan
media online populer. Bekerjasama dengan mitra untuk
promosi. Threats yang dapat terjadi, karena tempat adalah
Sumber: Diolah peneliti (2016) sewa, maka jika pihak meyewa tidak memperpanjang sewa
B. Analisa SWOT restoran. Maka restoran akan kehilangan tempatnya.
Customer Relationship
9 elemen business model canvas akan dianalisa dengan Strength Pemilik menjalin hubungan dengan pelanggan
mencari Strength, Weakness, Opportunity dan Threats yang makan di restoran. Sehingga banyak pelanggan yang
(SWOT). melakukan repeat order. Weakness Hubungan antara pihak
restoran dan pelanggan belum dapat mengikat pelanggan
Customer Segments untuk tidak berpindah ke kompetitor Paparia Kitchen.
Untuk strength, pelanggan telah tersegmen dengan baik Opportunities Paparia Kitchen dapat memberikan membership
dan Paparia Kitchen secara berkala mendapat pelanggan baru. dan layanan setelah penjualan. Mengembangkan pegawai dan
Dalam Weakness Paparia Kitchen masih kesulitan untuk staf Paparia Kitchen yang dapat menjalin hubungan yang baik
mendapatkan pelanggan anak kecil Kemungkinan pelanggan dengan pelanggan.
dapat berpindah ke restoran lain sangat tinggi dikarenakan Revenue Streams
terdapat banyak kompetitor restoran dalam Maspion square.
Untuk opportunities Paparia Kitchen memiliki peluang untuk Strength Adanya 3 arus pendapatan yaitu penjualan produk
melayani segmen pelanggan baru di luar Maspion Square. berupa makanan, pendapatan jada perantara, dan biaya sewa
Pada threat, jika pesaing dapat membuat makanan dengan tempat kepada toko bed cover. Adanya pendapatan berkelan-
harga yang murah seperti pada Paparia Kitchen. Maka pesaing jutan setiap bulan dari sewa lokasi kepada toko bed cover.
akan mengancam pasar restoran. Sering mendapatkan pembelian berulang perusahaan dapat
mendapatkan pendapatan sebelum membayar biaya. Restoran
Value Propositions melakukan penetapan harga yang sesuai dengan harapan
Untuk Strength value proposition sudah sesuai dengan pelanggan. Weakness Pendapatan produk tidak sepenuhnya
ekspetasi pelanggan. Pelanggan puas terhadap makanan dan dapat diperediksi. Dalam hari tertentu bisa terdapat banyak
harga yang ditetapkan. Pada Weakness kemungkinan pembeli, namun di hari lainnya dapat sepi. Opportunities
pelanggan dapat berpindah ke restoran lain sangat tinggi Paparia Kitchen dapat menambah aliran pendapatan dengan
dikarenakan terdapat banyak kompetitor restoran dalam membuka jasa katering di luar Maspion Square.Pada threats,
Maspion square. Pada Opportunity Paparia Kitchen dapat persaingan terhadap restoran lainnya tidak dapat dihapus dan
mengembangkan jasa katering di luar Maspion Square. selalu ada.
Kemudian mengembangkan menu yang unik, saat ini Paparia Key Resource
Kitchen mempunyai menu seperti: soto pare, ayam tutuko
yang jarang ada di restoran Surabaya. Strength pada bidang kekayaan intelektual yaitu resep
makanan, yang unik seperti resep soto pare, ayam tutuko,
Pada threat Jika pesaing dapat membuat makanan dengan
bandeng tandur yang sulit ditiru pesaing. Memiliki gedung
harga yang murah seperti yang ditetapkan pada Paparia sendiri untuk produksi dan penjualan. Mempunyai pemasok
Kitchen. Maka akan mengancam restoran Paparia Kitchen. yang berkomitmen. Weakness, keluar masuknya karyawan.
Channel Restoran belum dapat menemukan karyawan yang pas.
Makanan pada Paparia Kitchen dapat ditiru oleh competitor.
Strength pada channel adalah Paparia Kitchen mempunyai Opportunities Mengembangkan nilai intelektual yaitu pada
tempat yang dapat menjangkau konsumen di Maspion Square resep makanan. Pada Threats, pergantian karyawan lama
tempat untuk menyajikan produk kepada pelanggan. Pelang- dengan baru, akan mempengaruhi keseluruhan kinerja Paparia
gan juga dapat datang langsung, bisa menikmati produk di Kitchen.
tempat yang disediakan, dan dilayani oleh karyawan Paparia
Kitchen. Pada weakness Meja makan terbatas, jika pada hari Key Activities
ramai, banyak orang tidak mendapat tempat duduk. Untuk
listrik dan lampu restoran tidak dapat dimatikan pada saat
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 829

Strength, kegiatan produksi dan aktivitas di Paparia Kitchen Menciptakan lini makanan baru dan mengembangkan lini
berjalan lancar karena pemilik sudah menetapkan standar makanan unik yang terdapat pada Paparia Kitchen:
operasional. Makanan dapat disimpan selama beperapa hari di Mengembangkan produk unik yang jarang ada di pasaran
pendingin untuk dapat dijasikan stok. Weakness Sebagian adalah salah satu cara untuk meningkatkan nilai proposisi
besar aktivitas rutin restoran dikerjakan oleh 1 orang, yaitu restoran. Dalam Paparia Kitchen terdapat beperapa menu unik
informan 1 selaku pemilik. Seringnya terjadi pergantian seperti Ayam Tutuko, Soto Pare, Bandeng Tandur yang dapat
karyawan dapat mengurangi kualitas eksekusi terhadap akti- dikembangkan lagi sehingga dapat menambah nilai proposisi
vitas kunci yang sudah direncanakan. Opportunities, restoran dimana tidak hanya bergantung pada makanan yang
menemukan orang yang tepat untuk membagi key activites de- murah dan enak. Namun juga makanan yang unik atau
ngan owner. Threats, pergantian karyawan lama dengan baru, authentic. Pengembangan dapat dilakukan dengan mengganti
akan mempengaruhi keseluruhan kinerja Paparia Kitchen. bahan baku yang ada. Sebagai contoh untuk masakan Soto
Pare yang menggunakan daging sapi dan pare, dapat dibuatkan
Key Partnership alternatif daging ayam/ daging kambing sebagai pengganti
Pada Strength, Paparia Kitchen memiliki pemasok tetap. daging sapi. Namun menu alternatif ini juga harus disesuaikan
Karena bahan baku makanan adalah makanan yang umum, dengan selera pelanggan. Paparia Kitchen juga dapat memberi
maka jika pasokan dari mitra terhenti, masih bisa layanan katering di luar Maspion Square. Hal ini diupayakan
menemukan supplier baru, dalam waktu yang singkat. agar menarik pelanggan baru di luar Maspion Square. Layanan
Opportunities, membangun hubungan yang baik kepada katering akan ditujukan kepada sektor perumahan yang berada
pemasok yang konsisten dan dapat dipercaya. di dekat Maspion Square. Katering juga melayani event-event
yang membutuhkan makanan kotak di luar Maspion Square.
Cost Structure Hal yang harus disiapkan adalah perencanaan aktivitas kunci
dan key resource yang dibutuhkan dalam jasa katering. Karena
Pada strength, biaya operasional dapat diprediksi dan telah
target Paparia Kitchen untuk anak kecil belum terpenuhi,
diukur dengan matang oleh pemilik. Weakness, biaya sewa
maka bagian luar restoran dapat diberikan diberikan dekorasi
dan biaya yang mengikuti pihak Maspion square tidak dapat
boneka/ poster kartun yang dapat menarik perhatian anak
ditawar/ diefisiensikan. Threats, masih ada banyak biaya di
kecil.Karena selama ini design tempat lebih ke arah dewasa
luar biaya opersaional yang tidak dapat diprediksi seperti
muda dan remaja yang meyerupai kafe. Paparia Kitchen juga
biaya kenaikan bahan baku, barang yang rusak. Peningkatan
dapat menciptakan lini makanan dengan bentuk yang menarik,
sewa oleh pihak penyewa. Biaya yang dapat timbul dari
disamping rasa yang enak, untuk ditujukan kepada pelanggan
kebijakan pemerintah seperti kenaikan upah regional,
anak kecil. Makanan dibentuk dengan gambar yang menarik
kenaikan pajak.
perhatian anak kecil. Paparia Kitchen dapat mencetak nasi
New Business Model Canvas dengan desain kartun dan mendekorasi masakan yang
bentuknya menarik perhatian anak kecil.
Berikut adalah masukan yang diberikan oleh penulis dalam
mengembangkan model bisnis baru bedasarkan analisa Channels
SWOT.
Menyebar brosur dan banner dengan promo menarik di luar
Customer Segment Maspion Square: Selama ini promosi dan pemasaran hampir
dilakukan di dalam Maspion Square. Hal ini tentu kurang
Melayani pelanggan di luar Maspion Square: efektif menjangkau calon pelanggan yang tidak pernah datang
ke Maspion Square/ di luar Maspion Square. Untuk itu
Saat ini Paparia Kitchen hanya berfokus pada pelanggan yang
menyebar brosur dan promo dari restoran akan meningkatkan
berkunjung di Maspion Square. Untuk itu customer segment
brand awareness terhadap Paparia Kitchen di luar Maspion
dapat dikembangkan di luar Maspion Square dengan
Square. Promosi dapat dilakukan memanfaatkan media online
segmentasi yang sama yaitu dari anak kecil sampai orang tua
populer: Menggunakan media online yang populer seperti
pada ekonomi menengah kebawah.
promosi di facebook, instagram, pembuatan website, google,
Pelanggan perumahan yang memesan katering: kaskus dan sebagainya untuk mempromosikan restoran.
Paparia Kitchen dapat bekerjasama dengan mitra untuk
Untuk menjangkau pelanggan di luar Maspion Square, penulis promosi. Dengan cara menitipkannya brosur di toko-toko
menyarankan dengan mengembangkan jasa katering makanan. lainnya di luar Maspion Square. Untuk itu Paparia Kitchen
Katering ditujukan untuk perumahan di sekitar Maspion harus mencari mitra yang berpotensi. Paparia Kitchen daoat
Square dan event-event yang membutuhkan makanan kotak. men-design kemasan bungkus makanan. Selama ini Paparia
Katering adalah salah satu alternatif menjangkau pasar luas, Kitchen hanya menyediakan kemasan polos plastik jika ada
dengan biaya yang minim dibandingkan harus membuka orang yang memesan makanan untuk dibawa pulang. Pada
cabang di tempat lainnya. saat katering dijalankan, maka diperlukannya design pada
kemasan yang dapat menyampaikan Brand Awareness
Value Proposition
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 830

terhadap Paparia Kitchen. Agar merk Paparia Kitchen lebih Menemukan orang yang tepat untuk berbagi key activites
dikenal oleh masyarakat luas. dengan pemilik. Saat ini pemilik mengerjakan sebagian besar
pekerjaan rutin yang harusnya bisa diserahkan ke orang lain.
Customer Relationship Seperti mengantar makanan dari rumah ke Maspion Square,
Mengembangkan pegawai dan staf Paparia Kitchen agar promosi, menjalin hubungan dengan pelanggan. Maka
dapat menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Karena pekerjaan yang rutin tersebut bisa diserahkan kepada orang
saat ini pemilik lah yang sering berinteraksi dengan pelanggan lain. Sehingga pemilik dapat lebih fokus untuk mengerjakan
dan itu sudah sangat baik. Namun untuk meningkakan hal yang lain seperti pengembangan restoran. Bahkan jika
customer relationship, pegawai restoran diharapkan untuk memungkinkan, pemilik dapat melatih calon suksesor, orang
dapat menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. yang bisa dipercaya untuk menjadi manajer di restoran yang
Bahkan jika memungkinkan hal ini dijadikan prosedur dalam dapat mengambil keputusan dalam membina suatu restoran.
kinerja pegawai. Minimal dengan memberikan senyum Membuat aktivitas delivery untuk katering, dalam membuat
terhadap pelanggan. Paparia Kitchen dapat memberikan konsep delivery diperlukan perencanaan yang matang dan
membership dan layanan setelah penjualan: Paparia Kitchen kemampuan yang sesuai. Diperlukan orang yang
dapat memberikan membership agar pelanggan akan selalu mengantarkan pesanan. Diperlukan alat pengantaran dan
ingat dengan Paparia Kitchen. Bahkan jika memungkinkan lokasi yang akan dituju
adanya diskon bagi pelanggan yang setia. Agar pelanggan
akan sulit berpaling ke restoran lainnya. Membangun Key Partnership
customer relationship bagi pelanggan katering. Bisa dengan Mencari beperapa pemasok tambahan: Dilihat dari analisa
memberikan promo dan diskon ketika menjadi langganan SWOT, Paparia Kitchen tidak menemukan masalah berarti
katering. dari para supliernya, namun akan lebih baik jika mencari lagi
suplier tambahan yang dapat memberikan harga yang lebih
Revenue Streams murah dengan kualitas yang sama.
Aliran pendapatan Paparia Kitchen sangat baik terdapat 3 Cost Structure
jenis aliran pendapatan. Yaitu penjualan makanan, persewaan Salah satu faktor penulis menyarankan untuk membuka
tempat kepada toko bed cover, dan jasa perantara barang katering, adalah selain dapat menjangkau segmen pelanggan
berupa kerupuk. Namun khusus untuk aliran pendapatan yang baru, mempromosikan Paparia kitchen di luar Maspion
persewaan lokasi kepada toko seprai. Tidak mempunyai Square dan meningkatkan penjualan, biaya yang dikeluarkan
hubungan dengan value proposition yang ditawarkan Paparia untuk melakukan katering lebih sedikit dibandingkan harus
Kitchen dan cenderung merusak penampilan restoran. Pemilik membuka cabang baru.
sendiri juga menyatakan bahwa tempat duduk di restoran tidak Untuk membuka jasa katering diperlukan perencanaan yang
cukup menampung jumlah pelanggan yang datang pada hari- matang dalam hal keuangan dan biaya harus dapat diprediksi.
hari tertentu. Maka saran dari penulis adalah, jika penjualan Biaya tambahan yang diperkirakan akan timbul, meliputi:
makanan dapat meningkat dan stabil dalam beperapa bulan ini. Pekerja untuk mengantarkan makanan Dibutuhkan tambahan
Maka Paparia Kitchen dapat memutuskan untuk tidak pekerja yang dikhususkan untuk mengantar makanan ke
menyewakan tempat lagi dan menggantinya sebagai ruangan rumah-rumah/ acara yang membutuhkan makanan Paparia
untuk menambah meja makan. Revenue Stream, lainnya bisa Kitchen. Kemudian kendaraan yang dimodifikasi untuk
didapat dari pendapatan katering, penulis menyarankan untuk pengantaran makanan, dimodifikasi agar mengurangi resiko
membuat jasa katering. Jika katering dapat dijalankan maka makanan rusak di tengah perjalanan, beserta bahan bakarnya.
restoran dapat menambah arus aliran kas dari luar Maspion Biaya bahan bakar perlu dipertimbangkan, apakah lokasi
Square. pelanggan kita jauh atau tidak. Pembuatan packaging
makanan: Supaya makanan tidak sampai tumpah di tengah
Key Resource jalan. Packaging makanan perlu diperhatikan dan di design
dengan baik. Mengapa perlu di design, karena design pada
Menambahkan orang untuk jasa delivery: Ketika Paparia
kemasan merupakan suatu cara untuk mempromosikan merk
Kitchen akan menjalankan jasa delivery ini. Maka diperlukan
restoran.
tambahan personel yang dikhususkan untuk mengantarkan Gambar 2. New Business Model Canvas
katering. Kendaraan yang dimodifikasi untuk pengantaran
makanan, beserta bahan bakarnya. Untuk kendaraan adalah
sepeda montor yang dimodifikasi bagian belakangnya,
sehingga makanan dapat sampai ditujuan dengan lebih aman
dan tidak tumpah. Kemudian biaya bahan bakar perlu
dipertimbangkan, apakah lokasi pelanggan kita jauh atau
tidak.

Key Activities
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 831

membuka cabang baru di tempat lain. Pada komponen


customer relationships yang dilakukan menunjukan ancaman
yang ada sangat rendah. Hal ini membuktikan bahwa Paparia
Kitchen mampu membangun dan menjalin hubungan pelang-
gan dengan baik. Dalam komponen revenue streams, restoran
masih memiliki peluang unuk meningkatkan arus penda-
patannya dengan membuka jasa katering. Pada komponen key
resources pemilik mempunyai modal dan kemampuan yang
baik dalam menjalankan restoran. Pada cost structure
menunjukan bahwa untuk membuat restoran memerlukan
biaya yang tinggi, sedangkan komponen key activities,
pemilik telah menstandarkan aktivitasnya, namun tetap
keputusan tertinggi dipegang oleh pemilik. Komponen key
partnership menunjukan bahwa restoran tidak memiliki
ketergantungan terhadap pemasok karena produknya umum.

Saran yang diajukan:


Sumber: Diolah peneliti (2016)
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Saran untuk restoran Paparia Kitchen adalah
Berdasarkan identifikasi model bisnis yang dijalankan pada membuka jasa katering, hal ini juga berguna sebagai sarana
komponen customer segments, Paparia Kitchen menarget mempromosikan Paparia Kitchen di luar Maspion Square.
segmen pelanggan di Maspion Square. Sedangkan dari value Dengan katering, Paparia Kitchen dapat meningkatkan jumlah
propositions Paparia Kitchen menawarkan makanan yang konsumennya tanpa perlu membuka cabang yang tentu
enak dan murah. Channel Paparia Kitchen menggunakan memerlukan biaya, waktu dan tenaga yang besar. Karena visi
tempat yang berlokasi di Maspion square dan strategi jemput Paparia Kitchen sendiri ingin membuka cabang yang lebih
bola, dilakukan oleh pemilik restoran. Dalam menjalankan banyak. Maka diperlukannya promosi terlebih dahulu di luar
customer relationship, Paparia Kitchen mampu memper- Maspion Square. Kemudian promosi dapat dilakukan
tahankan dan membangun hubungan yang baik dikarenakan menggunakana media sosial, mengikuti perkembangan jaman
kesediaan pemiliki untuk mau berkenalan dan berbicang pada yang ada. Pada key activity adalah membina pegawai yang
pelanggannya. Mengenai revenue stream yang diterima setia, sehingga pemilik dapat melakukan pengalihan sebagian
Paparia Kitchen, saat ini pendapatan yang diterima bersumber tugas dan tanggung jawab pemilik, untuk dialihkan ke
dari penjualan produk, biaya jasa perantara dan persewaan pegawainya. Kemudian untuk membuka katering diperlukan
lokasi. Untuk Key resources yang dilakukan menunjukan perencanaan yang matang atas peralatan tambahan beserta
bahwa manusia adalah kunci utama. Key activites terletak wilayah yang akan dituju, penulis menyarankan untuk
pada proses pembuatan makanan, stok makanan hingga, melayani pelanggan yang dekat dengan restoran Maspion
penyajian makanan di restoran Paparia Kitchen. Pada Key Square agar memudahkan dalam delivery. Pada value
Partner, restoran sudah mempunyai mitra yang dapat proposition, Paparia Kitchen dapat memfokuskan untuk
diandalkan. Sedangkan cost structure berhubungan dengan mengembangkann menu yang unik, yang selama ini sudah ada
biaya pengeluaran untuk menjalankan aktivitas restoran. dan mendesign ulang kemasan agar terlihat lebih menarik.
Kemasan ditujukan untuk pelanggan katering dan pelanggan
Analisa menggunakan pendekatan SWOT (Strength, Weak- yang melakukan take away dan sebagai sarana untuk
ness, Opportunity, Threat) yang menganalisa 9 komponen da- mempromosikan. Pada komponen customer relationship
lam Business Model Canvas restoran Paparia Kitchen. Hasil adalah memberikan pelayanan setelah pembelian seperti
evaluasi ini dijadikan masukan untuk menciptakan New BMC. membership (kartu member) dan diskon ke pelanggan, agar
Adapun hasil analisa dan evaluasi yang dilakukan, secara pelanggan senantiasa ingat pada Paparia Kitchen. Dan untuk
umum menunjukan bahwa komponen customer segments menarik lebih banyak pelanggan anak kecil, restoran dapat
menunjukan tingkat peluang atau opportunity yang tinggi men-design tampilan makanan yang disukai anak kecil
untuk melayani pasar baru, Paparia Kitchen dapat melakukan disamping dari rasa makanan. Pada cost structure harus
segmentasi pasar di luar Maspion Square. Pada komponen dipikirkan dengan matang, biaya yang akan timbul ketika
value propositions Paparia Kitchen masih memiliki peluang membuka pelayanan katering. Seperti biaya gaji pekerja yang
untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan memberikan dikhususkan untuk mengantar makanan, alat transportasi
pelayanan tambahan seperti katering dan mengembangkan untuk yang dirancang agar makanan tidak tumpah beserta
produknya. Komponen channel menunjukan bahwa komponen bahan bakarnya, dan pembuatan packaging makanan.
channel memiliki keterbatasan dalam hal penyediaan tempat
duduk, maka Paparia Kitchen harus mampu meningkatkan
cara lain selain menambah tempat duduk seperti katering atau
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 832

DAFTAR PUSTAKA
Antara Jatim. (2014). Pembangunan Infrastruktur Tingkatkan
Jumlah Restoran di Jatim. Retrieved September 25,
2015 from http:// www.antarajatim.com/berita/14168-
6/pembangunan-infrastruktur-tingkatkan-jumlah-
restoran-di-jatim

Azwar, S. (2005). Metode Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

BPS Jawa Timur. (2015). Berita Resmi Statistik. Retrieved


September 25, 2015 from
http://jatim.bps.go.id/4dm!n/brs_ind/brsInd-
20150203061427

Giesen, E. Berman, S. Bell, R. Blitz, A (2007). Path To

Succecc Three Ways to innovate Your Business


Model. IBM Global Business Service.

Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model

Generation. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc

Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, Dan Kombinasi.

Bandung: Alfabeta

Tim PPM Manajemen. (2012). Business Model Canvas.

Jakarta: Penerbit PPM

U.S Small Business Administration. (2015). SBA: Build Your

Business Plan.

RetrievedNovember17,2015,from:
http://www.sba.gov/tools/businessplan/1

Anda mungkin juga menyukai