Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

MATERIAL PERKERASAN JALAN


SIA – 214 MATERIAL PERKERASAN JALAN

Dosen :

DR. Imam Aschuri,Ir., MT,

Asisten Pembimbing :
Ranna Kurnia ST., MT.

Disusun Oleh :

Rafi Yahdian Amna

22-2018-019

Kelas E

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..i

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………………….ii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………....iii

BAB IIIMASHALLTEST………………………………………………………...……......……1

3.1 Pengujian Campuran Aspal Dengan Alat Marshall...............................................1

3.2 Prosedur Pengujian................................................................................................4

3.3 Perhitungan…………………………………………………………………………..7

3.4 Data Pengujian……………………………………………………………………...13

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 mesin uji marshall……………………………………….....…………6

Gambar 3.2 Grafik Percobaan Marshall………………….....……………………15

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rasio korelasi Stabilitas………….....…………..……......……………10

Tabel 3.2 Pengujian Campuran Aspal ………………………………….……….13

iii
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

BAB III

MARSHALL TEST

3.1 Pengujian Campuran Aspal Dengan Alat Marshall


Campuran beton aspal adalah campuran antara agregat dan aspal, dengan
atau tanpa bahan tambahan. Agregat terutama diperoleh dari sumber terdekat dari
lokasi yang akan menggunakannya. Agregat dan aspal memiliki karakteristik
berbeda-beda, yang ditunjukkan oleh parameter seperti berat jenis, penyerapan
agregat, gradasi, abrasi, penetrasi, daktilitas, viskositas, dan lain sebagainya.
Kadangkala agregat yang digunakan merupakan campuran dari agregat yang
diperoleh dari tempat yang berbeda. Unit pencampur pun berbeda-beda, oleh karena
itu tidak terdapat satu formula campuran tunggal untuk menghasilkan satu jenis
beton aspal yang diinginkan.

Pengujian Marshall adalah suatu metode pengujian untuk mengukur


ketahanan (stabilitas) terhadap kelelehan (flow) dari campuran aspal dengan
menggunakan peralatan Marshall. Pengujian ini pertama kali dilakukan oleh
Bruce Marshall, selanjutnya dikembangkan oleh U.S Corps of Engineer. Alat
Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring (cincin
penguji). Proving ring dilengkapi dengan arloji pengukur yang berguna untuk
mengukur stabilitas campuran. Disamping itu terdapat arloji kelelehan untuk
mengukur kelelehan plastis flow. Metode yang digunakan dalam hal ini adalah
metode marshall. Ketahanan (stabilitas) adalah kemampuan suatu campuran
beton aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis yang
dinyatakan dalam kilogram. Kelelehan plastis adalah keadaan perubahan
bentuk suatu campuran beton aspal yang terjadi akibat suatu beban sampai batas

1
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

runtuh yang dinyatakan dalam mm. Adapun beberapa definisi, yaitu:


1. Specific Gravity (SG), adalah rasio antara berat agregat dengan
volume campuran. Terdapat 3 jenis SG agregat dalam campuran
tergantung sifat penetrasi aspal ke dalam agregat, yaitu:
a. Bulk SG, dengan asumsi aspal hanya menyelimuti agregat di
permukaan saja, tidak meresap ke bagian yang permeable;
b. Apperent SG, dengan asumsi aspal meresap ke dalam agregat
dengan tingkat resapan sama dengan air;
c. Effective SG, dengan asumsi aspal meresap ke dalam agregat
dengan tingkat resapan lebih rendah daripada air.
2. Voids in Mix (VIM), adalah volume rongga yang masih tersisa setelah
campuran beton aspal dipadatkan yang dinyatakan dalam (%) terhadap
volume total campuran.
3. Voids in Mineral Aggregates (VMA), adalah volume rongga di dalam beton
aspal padat jika seluruh selimut aspal ditiadakan. VMA akan meningkat jika
selimut aspal lebih tebal, atau agregat yang digunakan bergradasi terbuka.
4. Volume of Voids Filled with Asphalt (VFA), adalah volume rongga antara
agregat dari beton aspal padat yang terisi oleh aspal, disebut juga volume film
atau selimut aspal.
5. Flow, adalah angka yang menunjukkan besarnya penurunan vertikal pada
benda uji, yang dinyatakan dalam mm atau 0,01’’ (The Asphalt Institute,
1983).
6. Marshall Qoutient (MQ), adalah angka yang menyatakan tingkat kelenturan
suatu campuran. MQ merupakan hasil bagi stabilitas terhadap flow, yang
dinyatakan dalam (kN/m).
7. Kadar aspal optimum, adalah kadar aspal yang memberikan hasil yang
memenuhi spesifikasi dari keseluruhan nilai karakteristik yang ad

2
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu campuran


aspal yang memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam
kriteria perencanaan. Pengujian ini mengukur kelelehan plastis (flow)
dan ketahanan (stabilitas) dari benda uji berbentuk silinder terhadap
pembebanan lateral permukaan silinder dengan mempergunakan alat
Marshall.

Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian ini adalah:


1) tiga buah cetakan benda uji diameter 101,6 mm (4 in), tinggi 76,2 mm
(3 in) lengkap dengan pelat atas dan leher sambung.
2) mesin penumbuk manual atau otomatis lengkap dengan :
(1) penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata yang
berbentuk silinder,dengan berat 4.536 gram (± 9 gram) dan tinggi
jatuh bebas 457,2 mm ± 15,24 mm (18 inch ± 0,6 in)
(2) landasan pemadat terdiri atas balok kayu (jati atau yang sejenis)
mempunyai berat isi 0,67 – 0,77 kg/cm3 (dalam kondisi kering)
dengan ukuran 203,2 x 203,2 x 457,2 mm (8 x 8 x 18 in) dilapisi
dengan pelat baja berukuran 304,8 x 304,8 x 25,4 mm (12 x 12 x 1
in) dan dijangkarkan pada lantai beton di keempat bagian sudutnya.
(3) pemegang cetakan benda uji.
3) alat pengeluar benda uji;
untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan,
digunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dengan diameter 100 mm
(3,95 in).
4) alat marshall lengkap dengan :
(1) kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung, dengan jari-
jari bagian dalam 50,8 mm (2 in);
(2) dongkrak pembebanan (loading jack) yang digerakkan secara

3
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

(3) elektrik dengan kecepatan pergerakan vertikal 50,8 mm/menit (2


in/menit);
(4) cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas 2500 kg dan atau
5000 kg, dilengkapi arloji (dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm
(0,001 in).
(5) arloji pengukur pelelehan dengan ketelitian 0,25 mm (0,1 in)
beserta perlengkapannya.
5) oven, yang dilengkapi dengan pengatur temperatur yang mampu
memanaskan campuran sampai 200oC ± 3oC;
6) penangas air (water bath) dengan kedalaman 152,4 mm (6 in) yang
dilengkapi dengan pengatur temperatur yang dapat memelihara
temperatur penangas air pada 60oC ± 1oC;
7) timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas
2 kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan
ketelitian 1 gram;
8) termometer logam (metal thermometer) berkapasitas 10oC sampai 204oC
dengan ketelitian 2,8 oC;
9) termometer gelas untuk pengukur temperatur air dalam penangas dengan
sensitivitas sampai 0,2 oC;
10) perlengkapan lain :
(1) wadah untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran beraspal;
(2) sendok pengaduk dan spatula;
(3) kompor atau pemanas (hot plate).
(4) sarung tangan dari asbes,karet serta pelindung pernafasan (masker).

3.2 Prosedur Pengujian


Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan benda uji dan
pengujian

4
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

Marshall adalah sebagai berikut:

a. Siapkan sebanyak 1200 gram yang terdiri dari aspal dan agregat;

b. Pipanaskan beserta agregat dan wadah pencampurnya


kira-kira 28° C di atas suhu pencampuran;
c. Tuangkan Aspal ke dalam agregat kemudian aduk hingga
aspal menyelimuti agregat;
d. Siapkan alat pemadat beserta mold dan dua lembar kertas
saring yang sudah digunting sesuai ukuran mold;
e. Masukkan seluruh campuran ke dalam alat pemadat
kemudian ditumbuk sebanyak 2×75 kali (pada bagian atas
dan bagian bawah;
f. Lepaskan benda uji dari alat pemadat kemudian didiamkan selama
24 jam;

g. Bersihkan benda uji;

h. Ukur tinggi dan diameter benda uji dengan jangka sorong;

i. Timbang benda uji;

j. Rendam benda uji selama 24 jam;

k. Timbang benda uji dalam air;

l. benda uji ditimbang dalam keadaan kering permukaan jenuh;

m. Rendam benda uji direndam di dalam waterbath bersuhu 60° C


Selama 30 menit.
n. Angkat benda uji, kemudian dilakukan pengujian
stabilitas dan flow pada alat uji Marshall. Lalu nilai
stabilitas dan flow dibaca pada arloji pengukur kemudian
dicatat

5
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

Gambar 3.1 Alat mesin uji marshall

6
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

3.3 Perhitungan

Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan persamaan berikut :


1) kadar aspal total;
Berat aspal
x 100 %
Berat total campuran
2) kepadatan (ton/m3);
berat benda uji
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖
3) hitung perkiraan awal kadar aspal rencana;
Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (%FF) + konstanta
dengan :
Pb = Perkiraan Kadar aspal rencana awal
CA = Agregat kasar
FA = Agregat halus
FF = Bahan pengisi
Konstanta = Kira-kira 0,5 – 1 untuk Laston dan 1 –2 untuk Lataston
4) berat jenis maksimum campuran beraspal (Gmm) Gmm diuji dengan
metode AASHTO T 209 – 1990
5) berat jenis efektif agregat;
𝑃𝑚𝑚 − 𝑃𝑏
𝐺𝑠𝑒 =
𝑃𝑚𝑚 𝑃𝑏
𝐺𝑚𝑚 − 𝐺𝑏
dengan :
Gse = berat jenis efektif agregat
Gmm = berat jenis maksimum campuran (metode AASHTO
T 209 – 1990)

6
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

Pmm = persen berat total campuran (=100)


Pb = kadar aspal berdasarkan berat jenis maksimum
campuran yang diuji dengan metode AASHTO T 209
– 90
Gb = berat jenis aspal
6) berat jenis maksimum campuran dengan kadar aspal campuran yang
berbeda:

𝑃𝑚𝑚
𝐺𝑚𝑚 =
𝑃𝑠 𝑃𝑏
𝐺𝑠𝑒 − 𝐺𝑏

Gmm = berat jenis maksimum


Pmm = persen berat terhadap total
campuran (=100)
Ps = persen agregat terhadap total
campuran
Gse = berat jenis efektif agregat
Gb = berat jenis aspal
Pb = kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran

7) berat jenis agregat curah

𝑃1 + 𝑃2 + ⋯ 𝑃𝑛
𝐺𝑠𝑏 =
𝑃1 𝑃2 𝑃
+ +⋯ 𝑛
𝐺1 𝐺2 𝐺𝑛

Gsb = berat jenis agregat curah


P1, P2, Pn = persentase masing-masing fraksi agregat
G1,G2,Gn = berat Jenis masing-masing fraksi agregat

7
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

8) penyerapan aspal;
𝐺𝑠𝑒 − 𝐺𝑠𝑏
𝑃𝑏𝑎 = 100 𝐺𝑏
𝐺𝑠𝑏 𝐺𝑠𝑒
Pba = penyerapan aspal
Gse = berat jenis efektif agregat
Gsb = berat jenis curah agregat
Gb = berat jenis aspal
9) kadar aspal efektif;
𝑃𝑏𝑎
𝑃𝑏𝑒 = 𝑃𝑏 𝑃𝑠
100

10) rongga di antara mineral agregat;


𝐺𝑚𝑏 × 𝑃𝑠
𝑉𝑀𝐴 = 100 −
𝐺𝑠𝑏

dengan :

VMA = rongga diantara mineral agregat, persen terhadap volume total


campuran
Gsb = berat jenis curah agregat
Gmb = berat jenis curah campuran padat (AASHTO T-166)
Ps = persen agregat terhadap berat total campuran
Pb = kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran
11) rongga di dalam campuran

𝐺𝑚𝑚 − 𝐺𝑚𝑏
𝑉𝐼𝑀 = 100
𝐺𝑚𝑚
dengan :
VIM = rongga di dalam campuran, persen terhadap volume total

8
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

campuran
Gmb = berat jenis curah campuran padat (AASHTO T-166)
Gmm = berat jenis maksimum campuran

12) rongga terisi aspal;


100(𝑉𝑀𝐴 − 𝑉𝐼𝑀)
𝑉𝐹𝐵 =
𝑉𝑀𝐴

dengan :

VFB = rongga terisi aspal, persen terhadap VMA


VMA = rongga diantara mineral agregat, persen terhadap volume total
campuran
VIM = rongga di dalam campuran,persen terhadap volume total
campuran
13) stabilitas (kg);
Pembacaan arloji tekan dilkalikan dengan hasil kalibrasi cincin penguji
serta angka korelasi beban (Tabel 2)
14) pelelehan (mm);
Dibaca pada arloji pengukur pelelehan

9
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

Tabel 3.1 Rasio korelasi stabilitas


Isi benda uji Tebal Benda Uji
Angka koreksi
(cm3) (mm)

200 – 213 25,4 5,56

214 - 225 27,-0 5

226 - 237 28,6 4,55

238 - 250 30,2 4,17

251 - 264 31,8 3,85

265 - 276 33,3 3,57

277 - 289 34,9 3,33

290 - 301 35,5 3,03

302 - 316 38,1 2,78

317 - 328 39,7 2,5

329 - 340 41,3 2,27

341 - 353 42,9 2,08

10
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

Isi benda uji Tebal Benda Uji


Angka koreksi
(cm3) (mm)

354 - 367 44,4 1,92

368 - 379 46 1,79

380 - 392 47,6 1,67

393 - 405 49,2 1,56

406 - 420 50,8 1,47

421 - 431 52,4 1,39

432 - 443 54 1,32

444 – 456 55,6 1,25

457 – 470 57,2 1,19

471 – 482 58,7 1,14

483 – 495 60,3 1,09

496 – 508 61,9 1,04

509 – 522 63,5 1

523 – 535 65,1 0,96

536 – 546 66,7 0,93

547 – 559 68,3 0,89

11
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

Isi benda uji Tebal Benda Uji


Angka koreksi
(cm3) (mm)

560 – 573 69,9 0,86

574 – 585 71,4 0,83

586 – 598 73 0,81

599 – 610 74,6 0,78

611 – 625 76,2 0,76

12
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

3.4 Data Pengujian

FORM PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL

No.contoh : Spec. AC-WC ( GRADASI DIATAS FULLER ) Dikerjakan : 8-Agustus-2002

Agregat : Dari Subang Dihitung :

Aspal : PERTAMINA 60 / 70 Diperiksa :

Kal.frov.ring : 13,12

Keterangan

Tabel 3.2 Pengujian Campuran Aspal

Bj. Bulk agr = 2,628

Bj. Aspal = 1,03

Gmm = 2,43

Bj. Eff. Agr = 2,43

Abs. Aspal = -3,19

13
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

Gambar 3.2 Grafik Percobaan Marshall

14
LABORATORIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
FTSP-JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext.134

15

Anda mungkin juga menyukai