Anda di halaman 1dari 7

PERATURAN DESA REMPANGA

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

NOMOR : 07 TAHUN 2019

TENTANG

PENDAPATAN ASLI DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA REMPANGA,

Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 12 Peraturan


Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 43 Tahu 2018
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana
diubah dengan Peraturan Kabupaten Kutai Kartanegara
Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan Pertama
Peraturan Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 43
Tahu 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa,
maka perlu menyusun Peraturan Desa tentang Pendapatan
Asli Desa.

Mengingat : Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan


1 Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, sebagai
Undang-Undang Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1820);
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
3 Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
diubah berapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
4 Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
41, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 6231);
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
5 Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah
diubah berapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Republik
Indonesia Nomor 5864);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
6 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
Peraturan Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 43
7 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa
(Berita Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018
Nomor 43) sebagaimana diubah dengan Peraturan Bupati
Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 12 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kabupaten Kutai
Kartanegara Nomor 43 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa;
8 Peraturan Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 44
Tahun 2018 tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita
Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018 Nomor
44);
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA REMPANGA
dan
KEPALA DESA REMPANGA
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PENDAPATAN ASLI DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1) Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dalam sistem Pemerintah Nasional dan berada di Daerah
Kabupaten.
2) Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintah yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
3) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa.
4) Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Lembaga legislasi
dan pengawasan dalam hal pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
5) Sumber Pendapatan Desa adalah pendapatan asli desa, pendapatan yang berasal dari
pemberian pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan pemerintah daerah serta lain-lain
pendapatan yang sah.
6) Kekayaan Desa adalah segala kekayaan dan sumber penghasilan dari dan bagi desa
yang bersangkutan.
7) Swadaya adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan
inisiatif sendiri mengadakan usaha kearah pemenuhan kebutuhan jangka pendek
maupun jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu.
8) Partisipasi masyarakat adalah peran serta masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif
sendiri untuk melakukan suatu kegiatan.
9) Gotong royong adalah bentuk kerja sama yang spontan dan sudah melembaga serta
mengandung unsur-unsur timbal balik yang bersifat suka rela antar warga desa dan atau
warga desa dengan pemerintah desa untuk memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan
kesejahteraan bersama.
10) Peraturan Desa adalah semua keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
mendapat persetujuan Badan Permusyawaratan Desa.
11) Pungutan Desa adalah segala Pungutan berupa uang maupun barang, atau benda yang
dilakukan Pemerintah Desa terhadap masyarakat desa berdasarkan pertimbangan
kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa yang ditetapkan melalui Peraturan Desa.
BAB II
JENIS PUNGUTAN DESA
Pasal 2
Jenis Pungutan Desa yang dapat dipungut oleh pemerintah desa antara lain :
1) Pungutan sewa menyewa seluruh aset aset desa.
2) Pungutan pengelolaan sampah desa.

Pasal 3

Besaran pungutan sebagaimana dimaksud pada Pasal ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.

BAB III
NAMA OBYEK DAN SUBYEK
Pasal 4

1) Nama Pungutan adalah Pungutan Administrasi Penyewaan Aset Desa dan


pengelolaan sampah desa.
2) Obyek pungutan adalah setiap warga desa dan warga luar desa yang menggunakan jasa
pelayanan administrasi, melakukan aktifitas/ kegiatan di desa serta menggunakan sarana
dan prasarana desa dan/atau yang berpartisipasi dalam memberikan sumbangan sampah
di desa.
3) Subyek pungutan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan Sarana dan
Prasarana Desa dalam melakukan aktifitas/ kegiatan di desa.

BAB IV
KEWENANGAN PELAKSANAAN PUNGUTAN DESA
Pasal 5

1) Pemerintah Desa mempunyai kewenangan dalam pelaksanaan pungutan desa sesuai


dengan ketentuan yang berlaku.
2) Pungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Desa dibantu
oleh perangkat atau staf desa yang ditunjuk.
3) Pungutan Desa yang telah ditarik oleh Pemerintah Desa tidak dapat diminta kembali.
4) Pungutan Desa tidak dilakukan jika aset desa telah dialihkan ke Badan Usaha Milik Desa
atau Badan Usaha Milik Desa Bersama.
BAB V
PENETAPAN DAN PERSETUJUAN PUNGUTAN DESA
Pasal 6

Ketentuan besarnya pungutan Desa dan pelaksanaan penarikan pungutan desa dimaksud
Pasal 3 ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

BAB VI
PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN PUNGUTAN DESA
Pasal 7

1) Perencanaan Penggunaan dalam pengurusan dan pengelolaan pungutan desa dimaksud


pasal (3) peraturan desa ini ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes).
2) Semua pendapatan yang berasal dari pungutan desa dimaksud ayat (1) pasal ini
dimasukan dalam Kas Desa dan oleh Bendaharawan Desa dicatat dalam buku
administrasi keuangan desa.
3) Pungutan dimaksud pasal (3) Peraturan desa ini tidak dibenarkan digunakan untuk
membiayai kegiatan lain dari rencana yang telah ditetapkan.
4) Hasil pungutan desa dipergunakan untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan ditingkat desa.
5) Penggunaan hasil pungutan desa memperhatikan ketentuan berikut:
a. Sebesar 25 % untuk pemeliharaan dan penambahan aset.
b. Sebesar 25% untuk pengelolaan aset.
c. Sebesar 25% untuk tunjangan kepala desa, perangkat dan staf desa.
d. Sebesar 25% untuk tunjangan kinerja BPD.

BAB VII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 8

(1) Pelaksanaan pungutan tidak dapat diborongkan.


(2) Pengelola Operasioanal Kegiatan Pungutan yang selanjutnya disebut PjOK adalah
perangkat atau staf desa yang ditunjuk dengan Keputusan Kepala Desa.
(3) Pengelola Administrasi dan Keuangan Pungutan yang selanjutnya disebut PjAK adalah
perangkat atau staf desa yang ditunjuk dengan Keputusan Kepala Desa
(4) Untuk pungutan jenis tertentu dapat dilaksanakan, PjOK dapat dibantu kolektor.
(5) Khusus Pungutan yang menggunakan jasa pelayanan administrasi di Kantor Desa
langsung dipungut pada waktu pelayanan berlangsung.
(6) Pembayaran Pungutan terhutang harus dilunasi sekaligus.
(7) Tata cara pembayaran, penyetoran dan tempat pembayaran diatur lebih lanjut dalam
Keputusan Kepala Desa.

BAB VIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 9

Dalam hal wajib pungutan tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 1 (satu) persen setiap bulan dari pungutan yang
terhitung atau kurang dibayar.
Pasal 10

Untuk penagihan sanksi administrasi dimaksud pasal 9, dilakukan dengan menggunakan


Surat Tagihan Pungutan Desa yang selanjutnya disebut STPD yang dikeluarkan oleh PjOK.

BAB IX
PELAPORAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGAWASAN
Pasal 11
1) Pelaporan hasil pengelolaan pungutan desa dibuat oleh PjOK dan PjAK dan disampaikan
kepada Kepala Desa setiap bulan.
2) Paling lambat satu bulan setelah tahun anggaran berakhir, PjOK dan PjAK membuat
laporan rekapitulasi hasil pengelolan untuk dilaporkan kepada Kepala Desa.
3) Laporan rekapitulasi hasil pengelolaan dijadikan dasar untuk menghitung proyeksi
Pendapatan Asli Desa yang dibahas dalam rapat BPD.

Pasal 12
Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan pendapatan desa yang berasal dari pungutan
desa sesuai dengan ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan
disampaikan dalam laporan pertanggungjawaban Kepala Desa.

Pasal 13
1) Pengawasan oleh masyarakat dilakukan dengan penyampaian aspirasi melalui BPD
dengan menyertakan bukti permulaan yang cukup.
2) Pengawasan oleh BPD dilakukan dengan memanggil pemerintah desa untuk
mengklarifikasi temuan hasil pengelolaan pungutan.
3) Jika hasil klarifikasi dalam rapat BPD tidak dapat menyelesaikan permasalahan, maka
BPD melaksanakan Musyawarah Desa.
4) Hasil Musyawarah Desa dapat beruma rekomendasi dilakukannya audit oleh pihak
yang berkompeten.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 14
Pengelolaan pungutan desa yang berlangsung sebelumnya wajib menyesuaikan paling lambat
1 (satu) tahun setelah ditetapkannya Peraturan Desa ini.

BAB X
PENUTUP
Pasal 15

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai pelaksanaannya
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Desa.

Pasal 16

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan
Desa ini dalam Lembaran Desa Rempanga.

Ditetapkan di: Rempanga


Pada tanggal : 31 Desember
2019
Kepala Desa,

NORSARI

Diundangkan di : Rempanga
Pada tanggal : 31 Desember 2019
Sekretaris Desa

HEFNIE

LEMBARAN DESA REMPANGA NOMOR 07 TAHUN 2020

Anda mungkin juga menyukai