Anda di halaman 1dari 4

Kerangka Acuan Kerja

Penyusunan Kajian Lingkungan


Proyek Jalan dan Jembatan

A. Latar Belakang
Penanganan sistem jaringan jalan sangat diperlukan dalam rangka menunjang perkembangan
perekonomian di Kabupaten Lampung Tengah. Guna mendukung kelancaran lalu lintas, maka
perlu dilakukan peningkatan jalan dan pembangunan di Kabupaten Lampung Tengah. Hal
tersebut merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas pelayanan transportasi, di samping
juga dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Investasi pemerintah pada sektor jalan dan/atau jembatan memiliki pengaruh yang luas baik
bagi pengguna maupun bagi wilayah secara keseluruhan. Untuk itu, diperlukan kebijakan yang
tepat dalam penyelenggaraan jalan sehingga dapat mendukung pengembangan wilayah dan
pertumbuhan ekonominya. Isu strategis yang dihadapi dalam penyelenggaraan jalan adalah
kurang memadainya sistem jaringan jalan primer dan atau kolektor dalam melayani arus lalu-
lintas menerus dan atau arus lalu-lintas suatu daerah. Hal ini telah menyebabkan terhambatnya
arus barang/jasa dan manusia yang menyebabkan biaya ekonomi dan sosial yang semakin tinggi.
Oleh karena itu, diharapkan pengembangan jaringan jalan daerah dapat menjadi salah satu
alternatif untuk mempercepat pergerakan orang dan barang sesuai standar pelayanan minimal
jalan yang diamanatkan oleh UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup menyatakan bahwa setiap usahadan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria
wajib AMDAL wajib memiliki UKL-UPL. Berdasarkan Perbup Lampung Tengah No 06 Tahun
2011, disebutkan kriteria proyek yang membutuhkan AMDAL, UKL-UPL, maupun dokumen
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) yang
merupakan rencana kerja dan/atau pedoman kerja mengenai program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
Mengingat hal-hal tersebut di atas, dibutuhkan suatu dokumen kajian lingkungan yang
memenuhi persyaratan regulasi untuk proyek pembangunan dan atau peningkatan jalan dan
jembatan daerah.

B. Maksud dan Tujuan Kegiatan


Studi UKL-UPL ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan peraturan perundangan
mengenai pengelolaan lingkungan di Indonesia, khususnya:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-
UPL.
Selain itu, studi ini juga bertujuan untuk mendukung implementasi proyek pembangunan dan
atau peningkatan jalan dan jembatan di daerah terkait yang sejalan dengan Kerangka Pengelolaan
Lingkungan dan Sosial yang juga memenuhi Kebijakan Operasional Perlindungan Lingkungan
dan Sosial Bank Dunia (World Bank’s Safeguard Operational Policies), terutama OP 4.01
(Kajian Lingkungan), OP 4.10 (Masyarakat Adat), OP 4.11 (Benda Cagar Budaya), dan OP 4.12
(Permukiman Kembali Secara Tidak Sukarela).
Selanjutnya, hasil studi ini diharapkan dapat dijadikan benchmark untuk pekerjaan
infrastruktur serupa di lingkungan Pemerintah Daerah. Hasil yang diharapkan adalah Rencana
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan dan Sosial, yang akan menjadi bagian dari kontrak
pekerjaan sipil/konstruksi, sebagai mitigasi potensi dampak lingkungan dan sosial yang
ditimbulkan oleh Proyek dan memenuhi peraturan perundangan Indonesia sekaligus persyaratan
dari PT SMI dan Bank Dunia.

C. Hasil/Keluaran Yang Diharapkan beserta Jadwal Kegiatan


Kegiatan ini akan dilakukan selama 2 bulan dengan rincian sebagai berikut:
Aktivitas Keluaran
Rapat Rapat dengan PT SMI, Pemkab Lampung Tengah dan Bank Dunia
Pembukaan/Kick off untuk menyepakati keluaran, output, kebutuhan informasi,
Meeting kunjungan lapangan, logistik, dan lain-lain.
Kunjungan Lapangan Pengenalan Area Proyek dan Pengambilan Contoh/Sampel.

Draft Laporan UKL-UPL diserahkan kepada Pemkab Lampung


Menyiapkan Draft Tengah
Laporan UKL-UPL Presentasi kepada Pemkab Lampung Tengah, PT SMI dan Bank
Dunia
Melaksanakan Dokumentasi Hasil Konsultasi Publik
Konsultasi Publik
Menyiapkan Laporan Presentasi kepada Pemkab, PT SMI dan Bank Dunia
Final UKL-UPL Laporan Final UKL-UPL dan Ijin Lingkungan diserahkan kepada
Pemkab (harus mencakup masukan, saran dan rekomendasi dari
hasil presentasi dan konsultasi publik) dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris

D. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan ini dilakukan di daerah terkait. Adapun yang menjadi studi area untuk
dilakukan survey lapangan adalah ruas jalan dan jembatan sebagaimana yang diusulkan
Pemerintah Daerah terkait.

E. Ruang Lingkup Kegiatan


Lingkup kajian untuk memenuhi maksud dan tujuan di atas adalah sebagai berikut:
1. Menentukan batas-batas area yang terkena dampak proyek dari sisi lingkungan dan sosial
(project area of influence) termasuk fasilitas dan aktivitas lain yang terkait seperti koridor
transmisi listrik, kuari, tempat tinggal sementara untuk pekerja (basecamp), dan hal-hal
yang akan muncul sebagai dampak kegiatan proyek yang dilaksanakan atau direncanakan
untuk dilaksanakan bersamaan dengan proyek ini, termasuk kesesuaian proyek dengan
Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD).
2. Mengumpulkan data komponen lingkungan/baseline di daerah proyek:
i. Komponen Fisik-Kimia (iklim, kualitas udara dan kebisingan, topografi, geologi dan
tanah, kualitas air permukaan, kualitas air tanah, penggunaan lahan, dan lain-lain);
ii. Komponen Biologi (flora darat, fauna darat, biota perairan, termasuk flora dan fauna
yang dilindungi atau masuk dalam daftar IUCN/International Union for Conservation
of Nature bila ada dan lain-lain terkait aspek kenakeragaman hayati);
iii. Komponen Sosial Ekonomi, Sosial Budaya dan Kesehatan Masyarakat
(kependudukan, kondisi sosial ekonomi, sosial budaya, kesehatan masyarakat,
termasuk identifikasi masyarakat adat, benda cagar budaya, area permukiman dan
penghidupan/mata pencaharian masyarakat yang akan terkena dampak, stakeholder
terkait dan lain-lain).
3. Melakukan kunjungan lokasi dan mengumpulkan contoh-contoh udara, air dan tanah dan
dianalisa di laboratorium yang telah diakreditasi dan direkomendasikan oleh Pemerintah.
4. Melakukan kajian data komponen lingkungan, hasil-hasil analisa laboratorium, potensi
dampak lingkungan dan sosial dan dampak kumulatifnya serta menyusun upaya
mitigasinya. Kajian lingkungan dan sosial harus mencakup:
i. Analisis alternatif proyek untuk pemilihan lokasi kuari, jalan akses, tempat tinggal
sementara untuk pekerja, dan lain-lain;
ii. Dampak lingkungan dan sosial langsung maupun tidak langsung dan dampak
kumulatif, termasuk dampak terhadap benda cagar budaya/warisan budaya dan
masyarakat adat bila ada, dampak sosial terhadap lapangan kerja, terutama dengan
masuknya tenaga kerja sementara untuk memenuhi kebutuhan proyek (labor influx),
dampak terhadap lalu lintas, dan lain-lain.
iii. Analisis kondisi lingkungan dan sosial dengan dan tanpa adanya proyek dan
memberikan rekomendasi nilai tambah kepada pemrakarsa proyek dalam
melaksanakan proyek (best management practices) dalam hal: (1) Ketenagakerjaan
dan Lingkungan Kerja, (2) Pencegahan dan Pengurangan Pencemaran, (3)
Keselamatan, Kesehatan dan Keamanan, (4) Konservasi Keanekaragaman Hayati dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam, (5) Penghematan dan Penggunaan Energi Ramah
Lingkungan, dan lain-lain.
iv. Penggunaan lahan dan pemanfaatan lahan untuk permukiman dan penghidupan
masyarakat atau kegiatan lainnya berdasarkan informasi dari seluruh stakeholder
yang relevan;
v. Definisi profile sosial ekonomi dari masyarakat terdampak;
vi. Persepsi awal masyarakat terhadap proyek;
vii. Analisis masukan dari Konsultasi Publik;
viii. Penanganan Keluhan terkait aspek lingkungan dan sosial dari kegiatan proyek;
ix. Mengisi kesenjangan dari Laporan Environmental and Social Due Diligence PT SMI;
x. Analisis kebutuhan pelatihan untuk pemahaman terhadap isu-isu pengelolaan
lingkungan dan sosial, praktek-praktek terbaik (international best practices) dan
untuk meningkatkan keahlian serta pengalaman staf terkait (capacity building).
5. Membuat Rencana Konsultasi Publik untuk draft dokumen UKL-UPL kepada seluruh
stakeholder terkait (penduduk setempat, penduduk yang terkena dampak, penerima manfaat
proyek, pemilik, penyewa dan penggarap lahan, LSM, akademisi, institusi pemerintah yang
relevan, disadvantaged/vulnerable groups, pihak-pihak yang akan terpengaruh proyek dan
memastikan kesetaraan gender di dalam pelaksanaannya), serta membantu pemrakarsa
dalam implementasi Konsultasi Publik. Rencana koordinasi dan komunikasi dengan pihak-
pihak yang terlibat mengenai rencana kegiatan (misalnya dengan PLN untuk kemungkinan
relokasi tiang listrik dan fasilitas penunjang lainnya) juga harus termasuk dalam Rencana
Konsultasi Publik.
6. Membuat laporan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UKL dan UPL) untuk Rencana Peningkatan Jaringan Jalan Kabupaten Lampung Tengah
yang mencakup seluruh aspek lingkungan dan sosial yang telah teridentifikasi, termasuk
parameter kunci yang harus dipantau untuk tiap tindakan mitigasi (lokasi pemantauan,
jadwal, biaya yang dibutuhkan dan pihak yang bertanggungjawab) dalam pelaksanaan
konstruksi dan operasi proyek. Hal ini untuk memastikan penaatan terhadap peraturan
Indonesia, persyaratan institusi pembiayaan dan standar/norma lainnya.
7. Mendapatkan izin lingkungan dari instansi terkait.

F. Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan


Adapun tenaga ahli yang dibutukan dalam kegiatan ini adalah:
1. Ketua tim/Ahli Lingkungan
Memiliki latar belakang pendidikan teknik lingkungan dengan pengalaman minimal 7
(tujuh) tahun dalam penyusunan dokumen persyaratan lingkungan untuk proyek
infrastruktur.
2. Ahli Transportasi/Jalan Raya
Memiliki latar belakang pendidikan teknik sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima)
tahun dalam proyek pembangunan jalan dan/atau jembatan.
3. Ahli Fisik-Kimia
Memiliki latar belakang pendidikan teknik lingkungan (atau bidang yang relevan) dengan
pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam analisis dampak dari proyek infrastruktur atas
lingkungan dari aspek fisik-kimia.
4. Ahli Biologi Lingkungan
Memiliki latar belakang pendidikan teknik lingkungan (atau bidang yang relevan) dengan
pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam analisis dampak dari proyek infrastruktur atas
lingkungan dari aspek keanekaragaman hayati.
5. Ahli Sosial Budaya
Memiliki latar belakang pendidikan ilmu sosial (atau bidang yang relevan) dengan
pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam pengukuran dampak proyek infrastruktur atas
aspek sosial.
Sedangkan untuk tenaga subprofesional dan tenaga pendukung yang dibutuhkan adalah 1 (satu)
orang administrator.

Anda mungkin juga menyukai