Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika Profesional Dalam Kebidanan


Istilah etik secara umum, digunakan sehari- hari pada hakekatnya
berkaitandengan falsafah dan moral yaitu mengenai apa yang dianggap
baik atau burukdimasyarakat dalam kurun waktu tertentu. Sesuai dengan
perubahan/perkembangannorma/nilai . Dikatakan kurun waktu tertentu
karena etik dan moral bisa berubahdengan lewatnya waktu.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan
nilaimanusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah
dan apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994).
Penyimpangan mempunyai konotasiyang negatif yang berhubungan
dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai
kekhususan. Sesuai dengan peran dan fungsinyaseorang bidan
bertanggung jawab menolong persalinan.
Pada masyarakat daerah, bidan yang di percaya adalah bidan yang
beretika.Hal ini tentu akan sangat menguntungkan, baik bidan yang
mempunyai etika yang baik karena akan mudah mendapatkan relasi
dengan masyarakat sehingga masyarakat juga akan percaya pada bidan.
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isuutama diberbagai
tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi
pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses
yangmenyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang mampu menyatu
dengan ibu dankeluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam
memberikan pelayanan kepada ibusejak konseling pra konsepsi, skrening
antenatal, pelayanan intrapartum, perawatanintensif pada neonatal, dan
postpartum serta mempersiapkan ibu untuk pilihannyameliputi persalinan
di rumah, kelahiran SC,dan sebagainya.
B. Hukum dan Ham Dalam Kebidanan
Akuntabilitas bidan dalam praktek kebidanan merupakan suatu hal
yang penting dan dituntut dari suatu profesi yang berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia. Semua tindakan harus berbasis kompetensi
dan didasari suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu
landasan hokum yang mengatur batas- batas wewenang profesi yang
bersangkutan.
Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan
memiliki hak otonomi dan mandiri untuk bertindak secara professional
yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan sisitematis serta bertindak
sesuai standar profesi dan etika profesi.
Praktek kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus - menerus
ditingkatkan mutunya melalui hubungan bidan antara lain:
1. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan
2. Pengembangan Ilmu dan Teknologi dalam Kebidanan
3. Akreditasi
4. Sertifikasi
5. Registrasi
6. Uji Kompetensi
7. Lisensi
1. Hak Pasien
Sesuai dengan pasal 28 H yaitu : Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien:
a Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dalam
peraturan yang berlaku di rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan.
b Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
c Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi.
d Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai
dengan keinginannya.
e Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan,
persalinan, nifas dan bayinya yaitu baru dilahirkan.
f Pasien berhak mendapat mendamping, suami atau keluarga
selama proses persalinan berlangsung.
g Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
h Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan
pendapat kritis dan pendapat ethisnya tanpa campur tangan dari
pihak luar.
i Pasien berhak meminta konsultasi kepada pihak lain yang terdaftar
di rumah sakit tersebut terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengetahuan dokter yang dirawat.
j Pasien berhak meminta atas privacy dan kerahasiaan penyakit
yang diderita termasuk data-data medisnya.
k Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
1) Prognosa Penyakit yang diderita.
2) Tindakan kebidanan yang akan dilakukan.
3) Alternatif therapi lainnya perkiraan biaya pengobatan
l Pasien berhak menyetujui atau memberikan izin atas tindakan
yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit
yang dideritanya
m Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung
jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang
penyakitnya.
n Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
o Pasien behak beribadah sesuai dengan kepercayaannya yang
dianutnya selama itu tidak mengganggu pasien yang lainnya.
p Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di rumah sakit.
q Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spritiual
r Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya
kasus mal praktek.
2. Hak Bidan
a Bidan berhak mendapat perlingan hokum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
b Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingat atau jenjang pelayanan kesehatan.
c Bidan berhak menolak keinginan pasiaen/ klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik
profesi.
d Bidan berhak atas privasi atau kedirian dan menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi
lain.
e Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik
melalui pendidikan maupun pelatihan.
f Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir
dan jabatan yang sesuai.
g Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang
sesuai.
3. Fungsi Bidan Dalam HAM
Dalam konsep Hak Asasi Manusia (HAM), bidan memiliki beberapa
fungsi, diantaranya:
a Memberikan hak kepada semua pasangan dan individual untuk
memutuskan dan bertanggung jawab terhadap jumlah, jeda dan
waktu untuk mempunyai anak serta hak atas informasi yang
berkaitan dengan hal tersebut. Contohnya bidan memberikan
informasi selengkap-lengkapnya kepada klien saat klien tersebut
ingin menggunakan jasa KB (Keluarga Berencana) dan bidan
memberi hak kepada klien untuk mengambil keputusan sesuai
keinginan kliennya.
b Memberikan hak kepada masyarakat untuk mendapatkan
kehidupan seksual dan kesehatan reproduksi yang terbaik serta
memberikan hak untuk mendapatkan pelayanan dan informasi agar
hal tersebut dapat terwujud. Misalnya, bidan membrikan
penyuluhan tentang kehidupan seksual dan kesehatan reproduksi
kepada masyarakat dan memberikan pelayanan serta informasi
selengkap-lengkapnya kepada masyarakat agar masyarakat
mendapatkan kehidupan seksual dan kesehatan reproduksi yang
terbaik.
c Memberikan hak untuk membuat keputusan yang berkenaan
dengan reproduksi yang bebas dari diskriminasi, pemaksaan dan
kekerasan. Hak-hak reproduksi merupakan hak asasi manusia.
Baik ICPD 1994 di Kairo maupun FWCW 1995 di Beijing mengakui
hak-hak reproduksi sebagai bagian yang tak terpisahkan dan
mendasar dari kesehatan reproduksi dan seksual. Contohnya
setelah bidan memberikan informasi kepada klien, bidan tidak
boleh memaksakan klien atau menekan klien untuk mengambil
keputusan secepatnya.
d Memberikan hak privasi kepada klien
e Memberikan hak pelayanan dan proteksi kesehatan
C. Kerahasiaan Informasi Client, Inform Choice dan Consent Dalam
Kebidanan
Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomer 23 tahum 1992 kewajiban
tenaga kesehatan adalah mematuhi standar profesi tenaga kesehatan,
menghormati hak pasien, menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan
pasien, memberikan informasi dan meminta persetujuan (Informed
consent), dan membuat serta memelihara rekam medik. Standar profesi
tenaga kesehatan adalah pedoman yang harus dipergunakan oleh tenaga
kesehatan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesinya secara baik.
Hak tenaga kesehatan adalah memperoleh perlindungan hukum
melakukan tugasnya sesuai dengan profesi tenaga kesehatan serta
mendapat penghargaan.
1. Infrom choice
Informed Choice berarti membuat pilihan setelah mendapatkan
penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya, pilihan
(choice) harus dibedakan dari persetujuan (concent). Persetujuan
penting dari sudut pandang bidan, karena itu berkaitan dengan aspek
hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang
dilakukan oleh bidan. Sedangkan pilihan (choice) lebih penting dari
sudut pandang wanita (pasien) sebagai konsumen penerima jasa
asuhan kebidanan.
Tujuan informed choice adalah untuk mendorong wanita
memilih asuhannya. Peran bidan tidak hanya membuat asuhan dalam
manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak
wanita untuk memilih asuhan dan keinginannya terpenuhi. Hal ini
sejalan dengan kode etik internasional bidan yang dinyatakan oleh
ICM 1993, bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah
mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita untuk menerima
tanggung jawab untuk hasil dari pilihannya.
a Bentuk Pilihan (Choice) Pada Asuhan Kebidanan
Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh
pasien antara lain :
1) Gaya, bentuk pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan
laboratorium/screaning antenatal.
2) Tempat bersalin (rumah, polindes, RB, RSB, atau RS) dan
kelas perawatan di RS.
3) Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan.
4) Pendampingan waktu bersalin.
5) Clisma dan cukur daerah pubis.
6) Metode monitor denyut jantung janin.
7) Percepatan persalinan.
8) Diet selama proses persalinan.
9) Mobilisasi selama proses persalinan..
10) Pemakaian obat pengurang rasa sakit.
11) Pemecahan ketuban secara rutin.
12) Posisi ketika bersalin.
13) Episiotomi.
14) Penolong persalinan.
15) Keterlibatan suami waktu bersalin, misalnya pemotongan tali
pusat.
16) Cara memberikan minuman bayi.
17) Metode pengontrolan kesuburan.
2. Inform consent
Informed concent berasal dari dua kata, yaitu informed (telah
mendapat penjelasan/keterangan/informasi) dan concent (memberikan
persetujuan/mengizinkan. Informed concent adalah suatu persetujuan
yang diberikan setelah mendapatkan informasi.
Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang
diberikan kepada pasien atau keluarga terdekatnya setelah
mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
a Tujuan inform consent
1) Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan
dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik
tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa
sepengetahuan pasiennya.
2) Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu
kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern
bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medik ada
melekat suatu resiko
b Fungsi inform consent
1) Penghormatan harkat dan martabat pasien selaku manusia.
2) Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
3) Untuk mendorong petugas kesehatan melakukan kehati-hatian
dalam mengobati pasien.
4) Menghindari penipuan dan misleading oleh bidan.
5) Mendorong diambil keputusan yang lebih rasional.
6) Mendorong keterlibatan publik dalam kebidanan dan
kesehatan.
7) Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang
kebidanan dan kesehatan
c Urgensi dan penerapan informed consent
1) Kasus-kasus yang menyangkut dengan pembedahan/operasi.
2) Kasus-kasus yang menyangkut dengan pengobatan yang
memakai tehnologi baru yang sepenuhnya belum dipahami
efeksampingnya
3) Kasus-kasus yang memakai terapi obat yang memungkinkan
banyak efek sampingnya, seperti terapi dengan sinar laser dll.
4) Kasus-kasus penolakan pengobatan oleh klien.
5) Kasus-kasus disamping mengobati, dokter juga melakukan
riset dan eksperimen dengan objek pasien.
d Aspek hukum informed consent
1) Aspek hukum perdata tentang tanpa ada persetujuan dari
penguna jasa kesehatan, pasal 1365 KUHPer.
2) Aspek hukum pidana tentang informed consent mutlak harus
dipenuhi, tindakan invasive (missal : pembedahan, tindakan
radiologi invasive), pasal 351 KUHP.
3) Pasal 89 KUH Pidana, tentang pemberian obat bius.
4) Pasal 351 KUH Pidana, tentang penganiayaan sekalipun
sebagai dokter, kecuali :
a) Perlukaan bedah yang disetujui.
b) Tindakan bedah medikyang disetujui.
c) Tindakan bedah medik dilakukan dengan standar
prosedur medik.
D. Aplikasi Biomedik Dalam Kebidanan
Peranan penting bidan sangatlah penting dalam menurunkan
angka kesakitan dan kematian maternal dan perinatal, salah satunya
bisa melalui pendekatan kepada hukum dukun beranak dengan
memberikan bimbingan pada kasus yang memerlukan rujukan medis.
Disamping itu, kerjasama dengan masyarakat melalui posyandu juga
penting peranannya dalam menepis kehamilan resiko tinggi sehingga
mampu menekan angka kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal.
Berdasarkan peranan bidan yang vital itulah diperlukan
pengaturan profesi bidan dalam memberikan pertolongan yang
optimal. Secara umum tenaga profesi kesehatan dibatasi oleh ketiga
kaedah utama, yaitu sumpah profesi, kaedah masyarakat dalam
bentuk tertulis atau kebiasaan pula. Oleh karena itu, profesi tenaga
kesehatan yang selalu berkaitan dengan manusia geraknya sangat
terbatas (Heryani, R, 2013).
Bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan
kebidanan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis
dalampraktik asuhan kebidanan. Pengetahuan tentang perilaku etis
dimulai dari pendidikan bidan dan berlanjut pada forum atau kegiatan
ilmiah baik formal atau non formal dengan teman, sejawat, profesi lain
maupun masyarakat. Salah satu perilaku etis adalah bila bidan
menampilkan perilaku pengambilan keputusan yang etis dalam
membantu memecahkan masalah klien.
Dalam membantu memecahkan masalah ini bidan menggunakan dua
pendekatan dalam asuhan kebidanan, yaitu:
1. Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam etika
kedokteran atau kesehatan untuk menawarkan bimbingan tindakan
khusus.
2. Pendekatan berdasarkan asuhan atau pelayanan, dimana bidan
memberikan perhatian khusus kepada pasien (Purwoastuti, E,
2017).

Anda mungkin juga menyukai