RPJMD terbaru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta adalah
RPJMD untuk tahun 2017-2022. RPJMD tersebut didasari oleh Peraturan Daerah Provinsi DKI
Jakarta Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2017-2022. RPJMD merupakan dokumen perencanaan daerah Provinsi DKI Jakarta
untuk periode 5 tahun terhitung sejak tahun 2018 sampai tahun 2022. Ruang lingkup daripada
RPJMD meliputi:
Provinsi DKI Jakarta dalam lingkup kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) memiliki peran strategis sebagai Ibukota NKRI. Implikasi dari peran sebagai Ibukota
NKRI tersebut, pembangunan DKI Jakarta ditempatkan pada posisi yang lebih khusus
dibandingkan daerah lainnya. Pembangunan di wilayah DKI Jakarta mempunyai tantangan dan
permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan daerah lain disamping menyimpan potensi
yang sangat besar.
Adapun pada RPJMD disebutkan peran Provinsi DKI Jakarta di antaranya :
RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat
tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta
program perangkat daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai dengan indikasi kerangka
pendanaan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. RPJMD ditetapkan dengan Perda dalam kurun
waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah terpilih dilantik
Maksud dari ditetapkannya RPJMD Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2022 antara lain:
1. Sebagai arah pembangunan jangka menengah Provinsi DKI Jakarta pada periode tahun
2017-2022
2. Sebagai pedoman bagi pemangku kepentingan baik di lingkungan pemerintahan,
masyarakat, dunia usaha/swasta dan pihak-pihak terkait lainnya, untuk mewujudkan cita-
cita dan tujuan pembangunan daerah Provinsi DKI Jakarta selama periode tahun 2017-
2022
3. Sebagai tolok ukur keberhasilan kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
4. Sebagai tolok ukur penilaian keberhasilan Kepala PerangkatDaerah dalam melaksanakan
pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab
masingmasing dalam upaya mewujudkan visi misi dan program Gubernur terpilih
5. Sebagai instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam mengendalikan
penyelenggaraan prioritas pembangunan daerah dan menyalurkan aspirasi msyarakat
sesuai dengan prioritas dan sasaran program pembangunan yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah tentang RPJMD
RPJMD periode 2017-2022 dibuat dengan tujuan untuk memantapkan hasil dari
pembangunan yang telah diperoleh pada RPJMD periode 2013-2017 dengan fokus pada
pemantapan kualitas produktivitas masyarakat sesuai dengan sumber daya yang dimilliki
sehingga seluruh masyarakat Jakarta dapat menikmati kesejahteraan, keamanan dan
kenyamanan dengan terus memantapkan daya saing global. Selain itu tujuan RPJMD
Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut:
RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017-2022 memiliki keterkaitan dengan dokumen
perencanaan pembangunan lain, diantaranya:
Dalam RPJMD juga diuraikan isu-isu strategis yang berkaitan dengan permasalahan-
permasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan Provinsi DKI Jakarta, khususnya
untuk jangka waktu 2017-2022. Komponen pembentuk isu-isu strategis di Provinsi DKI Jakarta
terdiri dari analisis terhadap hasil pembangunan periode sebelumnya untuk mengetahui
permasalahan pembangunan daerah Provinsi DKI Jakarta dan faktor penentu keberhasilannya,
hasil telaah terhadap dokumen RPJPD DKI Jakarta 2005- 2025, hasil telaah terhadap dokumen
RPJMN 2015-2019, hasil telaah isu dari dunia internasional, dan analisis yang berasal dari
dunia akademik, usaha/ bisnis, sosial budaya, penemuan-penemuan teknologi, dan lain-lain
yang dapat dipertanggungjawabkan.
IPM Provinsi DKI Jakarta sebesar 79,60 pada tahun 2016 merupakan nilai tertinggi
dibandingkan dengan 33 provinsi lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas hidup
masyarakat DKI Jakarta dapat dikatakan lebih baik dibandingkan 33 provinsi lainnya.
Perekonomian DKI Jakarta meningkat dari 5,85 persen pada tahun 2016 menjadi 6,22
persen pada tahun 2017. Struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta lebih ditunjang oleh sektor
perdagangan besar dan eceran; konstruksi; serta industri pengolahan.
Laju inflasi Provinsi DKI Jakarta mengalami fluktuasi. Pada tahun 2017 laju inflasi
terkendali pada level 3,72 persen. Apabila dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi
Provinsi DKI Jakarta memiliki tren yang hampir sama. Hal tersebut menunjukkan tren
kenaikan harga barang di Provinsi DKI Jakarta cukup dapat menggambarkan kenaikan
harga barang secara nasional.
Opini Laporan Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2016 masih pada
predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan beberapa catatan yang perlu
ditindaklanjuti.
Nilai/predikat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada tahun 2016 sebesar
65,05 (predikat B). Penilaian tersebut diberikan dari hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja
instansi pemerintahan tahun 2016 lalu, meningkat dari tahun 2015 sebesar 60,13.
Indeks Gini DKI Jakarta mengalami peningkatan dari 0,397 pada tahun 2016 menjadi 0,409
pada tahun 2017 menunjukkan terjadinya peningkatan ketimpangan pendapatan dalam
struktur masyarakat DKI Jakarta.
Persentase penduduk miskin di Provinsi DKI Jakarta mengalami tren peningkatan
meskipun masih di kisaran 3 (tiga) persen. Pada tahun 2017 Persentase Penduduk miskin
sebesar 3,78 persen.
Tingkat pengangguran terbuka Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2017 meningkat menjadi
sebesar 7,14 persen.
Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) mengatakan Jakarta mendapat nilai indeks 62,6 soal kota
layak huni atau Most Liveable City Index (MLCI) 2017. Nilai tersebut merupakan komposit
dari nilai beberapa aspek diantaranya sebagai berikut : aspek pendidikan dengan indeks
74, persampahan 67, dan pengelolaan air bersih 72. aspek kemudahan memiliki rumah
dengan nilai 46. aspek kualitas fasilitas pejalan kaki dengan indeks 54, aspek transportasi
ada di angka 52 dan aspek keselamatan kota dalam rasa aman dari bencana di angka 59.
Kualitas penataan PKL dengan indeks 52 dan keterlibatan warga dalam pembangunan
dengan indeks 38.
Indeks Kebahagiaan DKI Jakarta tahun 2017 sebesar 71,33 yang merupakan indeks
komposit tiga dimensi, yaitu (1) Indeks Dimensi Kepuasan Hidup sebesar 71,60; (2) Indeks
Dimensi Perasaan (Affect) sebesar 68,06; dan (3) Indeks Dimensi Makna Hidup
(Eudaimonia) sebesar 74,04.
Permasalahan
No Permasalahan Kinerja Daerah Analisa
Utama
1 Pembangunan Ketimpangan Tingkat Ketimpangan menurun,
manusia pendapatan masih Ketimpangan namun Indeks Gini masih
sedang Provinsi DKI berada pada kategori Sedang
Jakarta 2012-
(> 0,4)
2017
Rasio penduduk yang bekerja
terus meningkat, tingkat
pengangguran juga terus
Tingkat Partisipasi
Tingkat Partisipasi menurun. Namun Tingkat
Angkatan Kerja
Angkatan Kerja Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) 2012-
(TPAK) menurun (TPAK) mengalami tren yang
2016
menurun sejak tahun 2012
(69,36 persen) hingga 2017
(61,97 persen).
Angka Rata-rata lama
Perkembangan
sekolah DKI Jakarta (10,88)
Rata-Rata Lama
Belum mencapai sudah lebih tinggi daripada
Sekolah DKI
wajib belajar 12 rata-rata nasional. Namun
Jakarta dan
tahun belum menyentuh angka 12
Nasional Tahun
tahun (wajib belajar 12
2012-2016
tahun).
APM SMP (87,17 persen) dan
Perkembangan APM SMA (58,93 persen)
Masih kurangnya Angka Partisipasi pada tahun 2016
partisipasi sekolah Murni di DKI menunjukkan bahwa masih
SMP dan SMA Jakarta Tahun kurangnya partisipasi anak
2012-2016 pada usia tersebut yang
bersekolah sesuai jenjangnya
Pada tahun 2016 sekolah
yang memperoleh akredritas
Persentase
A belum mencapai 100
Sekolah Jenjang
persen, SD sebanyak 70,50
Pendidikan
persen, SMP/MTs sebanyak
Masih ada SD/MI; SMP/
59,11 persen, SMA/MA
sekolah yang MTs; dan SMA/
sebanyak 79,17 persen dan
belum memiliki SMK/MA
SMK sebanyak 53,54 pesen.
akreditasi baik Terakreditasi A
Hal ini menunjukkan bahwa
Provinsi DKI
masih ada sekolah yang
Jakarta Tahun
belum memiliki kualitas baik
2013-2016
dalam menjamin mutu
pendidikan
Persentase sekolah yang
Persentase
memiliki saran dan prasaran
Menurunnya sekolah yang
sesuai SNP di DKI Jakarta
Persentase memiliki sarana
memiliki angka yang terus
sekolah yang dan prasarana
menurun pada tahun 2016
memiliki sarana sesuai Standar
menurun menjadi 68,21
dan prasarana Nasional
persen dari 91,57 persen
Pendidikan (SNP)
pada tahun 2013
jumlah sarana Perkembangan Sejak tahun 2012 hingga
sosial berkurang Jumlah Sarana 2016 tren jumlah sarana
Sosial di DKI sosial di DKI Jakarta
mengalami pengurangan
jumlah, pada tahun 2012
jumlah sarana sosial
mencapai 606 dan pada
tahun 2016 menurun menjadi
Jakarta
427 sarana social.
Pengurangan tersebut
sebagian besar dikarenakan
penggabungan beberapa
sarana sosial sejenis.
Rasio KDRT di DKI Jakarta
mengalami tren yang stagnan
tetapi jika dilihat dari jumlah
Jumlah KDRT KDRT dari tahun 2012 hingga
Rasio KDRT
terus meningkat 2016 jumlahnya terus
meningkat dari 818 KDRT
meningkat menjadi 892
KDRT.
Jumlah kegiatan kepemudaan
dalam setahun sangat sedikit
di tahun 2015-2016. Jumlah
Indikator Kinerja kegiatan olahraga juga
Jumlah kegiatan Urusan mengalami tren menurundari
olahraga menurun Kepemudaan dan tahun 2012-2016. Jumlah
Olahraga lapangan olahraga kurang
berkembang hanya berada
pada kisaran 50, 51, dan 52
(2016)
2 Pembangunan Belum semua Panjang Jalan Panjang jalan yang memiliki
ekonomi dan jalan memilik Yang Memiliki trotoar baru mencapai 8,61
infrastruktur trotoar Trotoar persen pada tahun 2016.
Jumlah daya tampung TPS
tidak meningkat selama 5
tahun terakhir, namun jumlah
Jumlah daya
Rasio TPS per penduduk meningkat terus.
tampung TPS
Satuan Penduduk Hal ini mengakibatkan rasio
stagnan
Tempat Pembuangan
Sampah (TPS) per satuan
penduduk terus menurun.
Perusahaan yang Keselamatan dan Jumlah perusahaan yang
menjalankan K3 Perlindungan menjalankan K3 mengalami
mengalami (Jumlah peningkatan dimana pada
penurunan perusahaan yang tahun 2016 sebesar 1.432
menerapkan K3 perusahaan dan tahun 2013
dari total sebesar 1.397 perusahaan.
perusahaan yang
ada di wilayah
kab/kot pada
tahun n)
Dilhat dari data ketersediaan
Ketersediaan
Ketersediaan pangan utama DKI Jakarta
pangan utama
pangan utama dari 2012-2016 memiliki tren
menurun
yang cenderung menurun
Penanganan produksi
Penanganan Persentase
sampah masih belum
produksi sampah Penanganan
mencapai 100 persen atau
belum 100 persen Sampah
baru 83,78 persen (2016)
Persentase jumlah angkutan
Angkutan darat darat terhadap penumpang
belum bisa angkutan darat hanya
memenuhi Persentase sebesar 0,06 persen pada
kebutuhan Angkutan Darat tahun 2016. Angkutan darat
penumpang (lack belum bisa memenuhi
of supply) kebutuhan penumpang (lack
of supply)
Rasio panjang jalan per
jumlah kendaraan masih
berada pada angka 0,35
persen (2016) dan jumlahnya
terus menurun dari tahun
Panjang Jalan Rasio Panjang
2012 yang memiliki rasio
yang masih Jalan per Jumlah
0,48. Hal ini bisa dipandang
kurang Kendaraan
melalui 2 perspektif, yaitu
Panjang Jalan yang masih
kurang, atau pengguna
kendaraan yang terlalu
banyak
Opini BPK atas LKPD
Opini laporan
Opini BPK Atas Pemerintah Provinsi DKI
3 Integritas Aparatur keuangan belum
LKPD Jakarta masih belum
WTP
mencapai WTP (masih WDP)
4 Kota Lestari Kondisi air situ/waduk
berdasarkan pemantauan
Status Mutu
tahun 2012-2016 di DKI
Pemantauan Air
Kondisi air Jakarta mengalami
Situ/Waduk
situ/waduk penurunan hal ini dapat dilihat
berdasarkan
tercemar berat pada kondisi tercemar berat
Indeks
pada tahun 2016 meningkat
Pencemaran
menjadi 29 persen dari 10
persen pada tahun 2015
kualitas air sungai Status Mutu Pada tahun 2016 kualitas air
mengalami Pemantauan Air sungai mengalami penurunan
penurunan Sungai dibandingkan tahun
berdasarkan sebelumnya hal ini
Indeks disebabkan oleh air limbah
Pencemaran domestic (70 persen) dan
Provinsi DKI kegiatan lain (30 persen)
Jakarta
Persentase luas permukiman
yang tertata di DKI Jakarta
sejak tahun 2012 hingga 2015
mengalami penurunan dari
Persentase Luas
Permukiman yang 0,57 persen pada tahun 2012
Permukiman yang
tertata berkurang menjadi 0,14 persen pada
Tertata
tahun 2016. Hal ini
menunjukkan bahwa perlunya
penyelesaian mengenai
penataan permukiman
Rasio Rumah Layak Huni
Belum semua Rasio Rumah masih berada di angka 90,55
warga memiliki Layak Huni persen (2015). Artinya
rumah berkategori terhadap Jumlah terdapat 9,45 persen rumah
layak Rumah Tangga tangga yang belum memiliki
hunian yang layak
Terkait dengan Izin Usaha,
masih banyak kegiatan yang
telah beroperasi dan telah
Pengawasan Jumlah Kegiatan
memiliki Izin Usaha tetapi
terhadap yang Diawasi
belum memiliki dokumen
pelaksanaan dalam rangka
lingkungan, dimana sebesar
dokumen Implementasi
75 persen kegiatan konstruksi
lingkungan Pengelolaan dan
dan telah beroperasi yang
(AMDAL) belum Pemantauan
sudah memiliki dokumen
100 persen Lingkungan
lingkungan, sedangkan 25
persenbelum memiliki
dokumen lingkungan
Isu strategis pembangunan DKI Jakarta tahun 2017-2022 merupakan aspek global
dalam penentuan kebijakan umum pembangunan jangka memengah berdasarkan
permasalahan pembangunan. Isu-isu strategis Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2022 disusun
dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
Penjabaran dari 18 isu strategis pembangunan DKI Jakarta tahun 2017-2022 secara
lengkap dijabarkan sebagai berikut.
Adapun visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta periode 2017 – 2022 adalah “Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang
warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi
semua”. Keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua warga Jakarta menjadi fondasi
penting dalam pembangunan. Tidak hanya pembangunan fisik seperti infrastruktur yang megah
serta penggunaan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari, namun juga pembangunan
manusia yang mencakup segala upaya perubahan positif untuk memperbaiki kualitas
pendidikan, kesehatan, rasa aman, kesejahteraan, dan kebahagiaan semua warga. Pendekatan
pembangunan fisik dan manusia ini harus dilingkupi dengan pendekatan pembangunan yang
berwawasan lingkungan, kebudayaan serta keterlibatan masyarakat. Tidak hanya sekedar
berpartisipasi, masyarakat menjadi penggerak utama pembangunan yang ikut menentukan arah
gerak pembangunan Jakarta ke depan.
Adapun penjabaran lebih rinci dari visi tersebut adalah sebagai berikut:
Jakarta: meliputi wilayah dan seluruh isinya, yakni Provinsi DKI Jakarta dengan lima
kota administrasi dan satu kabupaten administrasi, serta seluruh warganya yang berada dalam
suatu kawasan dengan batas-batas tertentu yang berkembang sejak Pemerintah Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta Raya didirikan pada tahun 1961 hingga sekarang.
Maju: memiliki arti menjadi lebih baik atau berkembang. Hal ini menunjukkan adanya
progres untuk mencapai tingkat yang lebih baik dari sebelumnya, terutama dicirikan oleh
semakin meningkatnya kualitas pelayanan publik dan meningkatnya kualitas kehidupan
masyarakat.
Lestari: menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata “lestari” adalah tetap seperti
keadaan semula, tidak berubah, bertahan dan kekal. Para ahli ekologi telah menganjurkan
pergesaran dari pembangunan yang ramah lingkungan (dampak negatif sekecil mungkin atau
nol), menjadi memulihkan lingkungan, sebab bukan hanya mengurangi kerusakan yang
merupakan dampak dari pembangunan, tetapi juga perlunya memperbaiki lingkungan untuk
mencapai kembali keadaan kapasitasnya seperti semula.
Berbudaya: menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari “berbudaya” adalah
mempunyai budaya, mempunyai pikiran dan akal yang sudah maju. Menurut World Cities
Culture Report 2015 sebuah kota layak disebut sebagai kota budaya jika fasilitas kebudayaan
dianggap sama penting dengan fasilitas keuangan atau perdagangan. Kebudayaan dalam
segala bentuknya adalah kunci yang membuat sebuah kota menjadi menarik bagi orang-orang
yang terdidik, dan karenanya kebudayaan itu menjadi bisnis yang membuka lapangan kerja.
Budaya akan memberi keunggulan dalam dunia yang semakin global dan membantu warganya
untuk tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang.
Keberadaban: keberadaban berasal dari kata dasar “adab”, dimana menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia kata tersebut memiliki arti kehalusan dan kebaikan budi pekerti,
kesopanan dan akhlak. Hal ini berarti bahwa Kota Jakarta dalam pembangunannya bukan
menyengsarakan, namun berupaya untuk menyejahterakan rakyat. Selain itu pemerintah wajib
berpihak pada kepentingan rakyat miskin yang bukan objek dari pembangunan melainkan
subjek dari pembangunan dan turut serta dalam pembangunan.
Keadilan: menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata “keadilan” adalah sifat
(perbuatan, perlakuan, dan sebagainya) yang adil. Berdasarkan sosial, keadilan merupakan
kerja sama untuk menghasilkan masyarakat yang bersatu secara organis, sehingga setiap
anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan nyata untuk tumbuh dan belajar
hidup pada kemampuan aslinya.
Janji Kerja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dimandatkan oleh warga
Jakarta merupakan unsur pokok dalam menyusun program pada RPJMD Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2017-2022. Adapun 23 Janji Kerja dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Merevisi dan memperluas manfaat Kartu Jakarta Pintar dalam bentuk Kartu Jakarta Pintar
Plus untuk semua anak usia sekolah (6-21 tahun), yang juga dapat digunakan untuk
Kelompok Belajar Paket A, B dan C, pendidikan madrasah, pondok pesantren dan kursus
keterampilan serta dilengkapi dengan bantuan tunai untuk keluarga tidak mampu.
2. Merevisi dan memperluas manfaat Kartu Jakarta Sehat dalam bentuk Kartu Jakarta Sehat
Plus dengan menambahkan fasilitas khusus untuk para guru mengaji, pengajar Sekolah
Minggu, penjaga rumah ibadah, khatib, penceramah dan pemuka agama.
3. Membuka 200.000 lapangan kerja baru, membangun dan mengaktifkan 44 pos
pengembangan kewirausahaaan warga untuk menghasilkan 200.000 pewirausaha baru.
4. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan dengan
mengintegrasikan dunia usaha ke dalamnya, untuk menghasilkan lulusan yang langsung
terserap ke dunia kerja dan berwirausaha.
5. Mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok dengan menjaga ketersediaan bahan baku
dan menyederhanakan rantai distribusi, menyediakan Kartu Pangan Jakarta untuk
meningkatkan daya beli warga tidak mampu, serta merevitalisasi pasar-pasar tradisional
dan Pedagang Kali Lima untuk meningkatkan kesejahteraan para pedagang.
6. Menghentikan Reklamasi Teluk Jakarta untuk kepentingan pemeliharaan lingkungan
hidup serta perlindungan terhadap nelayan, masyarakat pesisir dan segenap warga
Jakarta.
7. Membangun pemerintahan yang bersih, modern dan melayani berbasis transparansi,
akuntabilitas dan keteladanan dengan mengoptimalkan pelibatan publik dan pemanfaatan
teknologi (Smart City).
8. Mengembangkan kinerja dan tata kelola pemerintahan untuk merealisasikan rencana
kerja hingga 95 persen, mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian dalam audit
laporan keuangan, mencapai predikat 80 dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), menghentikan praktik penyelewengan di dalam birokrasi, dan
memperbaiki manajemen aset-aset milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
9. Meningkatkan Realisasi Rencana Program (daya serap anggaran) untuk memperluas
cakupan dan efektivitas program-program penanggulangan banjir dan kemacetan,
rehabilitasi dan pemeliharaan lingkungan hidup serta pengelolaan sampah.
10. Memuliakan perempuan Jakarta dengan mendukung Inisiasi Menyusu Dini dan ASI
Ekslusif, melakukan pendataan dan pemantauan dini terhadap ibu-ibu hamil dan balita
yang memerlukan bantuan khusus, memberikan cuti khusus bagi suami selama proses
kelahiran anak, serta menyediakan fasilitas-fasilitas publik khusus seperti Ruang
Menyusui dan Tempat Penitipan Anak yang dikelola secara sehat, profesional dan bisa
diakses seluruh warga.
11. Memberdayakan perempuan Jakarta dengan mendukung sepenuhnya partisipasi
perempuan dalam perekonomian, antara lain melalui pemberian Kredit Usaha Perempuan
Mandiri.
12. Melindungi perempuan dan anak-anak Jakarta dari praktik pelecehan, kekerasan dan
diskriminasi serta praktik perdagangan manusia (human traficking), dengan mengaktifkan
267 Rumah Aman, merevitalisasi Unit Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan berbasis
aplikasi bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Jakarta, dan memberi subsidi bantuan
hukum bagi korban.
13. Membangun sistem transportasi umum yang terintegrasi dalam bentuk interkoneksi
antarmoda, perbaikan model manajemen layanan transportasi umum, perluasan daya
jangkau transportasi hingga menjangkau seluruh warga, pengintegrasian sistem
transportasi umum dengan pusat-pusat pemukiman, pusat aktivitas publik, dan moda
transportasi publik dari luar Jakarta.
14. Mengatasi kesenjangan Ibu Kota dengan menjadikan Kepulauan Seribu sebagai
Kepulauan Pembangunan Mandiri, dengan menyediakan infrastruktur, lapangan kerja,
fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi segenap warganya dan menjadikannya sebagai
pusat inovasi konservasi ekologi.
15. Mengaktifkan kembali komunitas-komunitas di Jakarta melalui kegiatan pengembangan
kebudayaan, kesenian, olahraga, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan budaya
membaca melalui Program Taman Maju Bersama, yaitu merevitalisasi taman-taman yang
ada, membangun taman-taman baru dari wilayah pinggiran Jakarta, serta membangun
Taman Pintar (Science Park).
16. Membangun dan merevitalisasi pusat-pusat pengembangan kebudayaan, antara lain
dengan: membangun Taman Benyamin Sueb, menyelamatkan dan merevitalisasi Pusat
Dokumentasi Sastra HB Jassin, menjadikan Jakarta sebagai pusat kebangkitan film
nasional.
17. Menyelenggarakan festival olahraga dan kesenian Jakarta sepanjang tahun untuk
mengembangkan pembinaan olahraga dan kesenian berbasis komunitas.
18. Menjadikan Jakarta sebagai Kota Hijau dan Kota Aman yang ramah, sejuk dan aman bagi
anak, perempuan, pejalan kaki, pengguna jalan, dan seluruh warga, menggalakkan
kegiatan cocok tanam kota (urban farming); melakukan audit berkala keamanan kampung,
serta memperluas cakupan dan menperbaiki kesejahteraan petugas Penanganan
Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
19. Memperluas cakupan dan memperbaiki kualitas layanan air bersih dengan prioritas pada
wilayah-wilayah dengan kualitas air terburuk, dan memberikan subsidi langsung untuk
warga tidak mampu.
20. Merevitalisasi layanan dokter komunitas, melakukan pelatihan peduli kesehatan diri
sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar, melakukan pelatihan peduli lingkungan hidup,
dan mengaktifkan Pos Perempuan Mandiri sebagai bagian dari program pengembangan
Posyandu dan Posbindu.
21. Memberdayakan para pengembang kelas menengah untuk merealisasikan pembangunan
kampung susun, kampung deret dan rumah susun, serta mempermudah akses
kepemilikan bagi warga tidak mampu.
22. Membangun pusat-pusat pariwisata, tempat-tempat bersejarah dan pusat-pusat kegiatan
warga sebagai tempat yang ramah, aman dan sejuk bagi anak, lansia dan disabilitas.
23. Meningkatkan bantuan sosial untuk rumah ibadah, lembaga pendidikan keagamaan,
lembaga sosial, Sekolah Minggu dan Majelis Taklim berbasis asas proporsionalitas dan
keadilan.
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang selanjutnya akan
menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Tujuan
adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun.
Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada
analisis isu-isu strategis. Berdasarkan visi, misi dan isu-isu strategis yang ada, maka ditetapkan
tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut:
Misi Pertama : “Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan
memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui kepemimpinan
yangmelibatkan, menggerakkan dan memanusiakan”.
Sasaran:
1. Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketentraman dan bebas konflik sosial
2. Terwujudnya pembangunan kota yang setara gender serta ramah perempuan dan anak
3. Terwujudnya Jakarta kota tangguh bencana
Sasaran :
1. Terjaminnya akses dan layanan pendidikan, kesehatan dan peningkatan keberdayaan yang
berkualitas bagi semua
Misi Kedua : “Menjadikan Jakarta kota yang memajukan kesejahteraan umum melalui
terciptanya lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan pokok, meningkatnya
keadilan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, kemudahan investasi dan berbisnis,
serta perbaikan pengelolaan tata ruang”.
Tujuan ketiga: Mewujudkan ketahanan pangan yang terjangkau, memadai, berkualitas, dan
berkelanjutan
Sasaran: Tersedianya stok kebutuhan pangan yang terjamin jumlah dan mutunya serta
terjangkau bagi masyarakat
Tujuan kelima: Mempercepat pembangunan infrastruktur yang handal, modern, dan terintegrasi
serta mampu menyelesaikan masalah-masalah perkotaan
Sasaran:
5. Tersedianya hunian yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat
Tujuan ketujuh: Mewujudkan penataan ruang kota yang terpadu dan berkelanjutan
Misi Ketiga : “Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara yang berkarya, mengabdi,
melayani, serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga, secara efektif,
meritokratis dan berintegritas”.
Tujuan pertama: Meningkatkan produktivitas dan integritas aparatur dalam mewujudkan tata
kelola pemerintahan dan keuangaan daerah yang akuntabel dan transparan
Tujuan kedua: Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan keuangan daerah yang akuntabel dan
transparan
Sasaran :
1. Terwujudnya tata kelola pemerintahan dan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel
2. Terwujudnya tata kelola pemerintahan dan keuangan daerah yang transparan, akuntabel
serta berbasi teknologi informasi
Misi Keempat : “Menjadikan Jakarta kota yang lestari, dengan pembangunan dan tata
kehidupan yang memperkuat daya dukung lingkungan dan sosial”.
Tujuan pertama: Mewujudkan pembangunan yang memperkuat daya dukung lingkungan dan
sosial
Sasaran :
1. Terbangunnya kota yang berwawasan tata ruang dan lingkungan sebagai perwujudan kota
yang berkelanjutan dan lestari
4. Terwujudnya kawasan perkotaan yang layakhuni, tertata rapi dan berkelanjutan, berikut
sarana prasarana pendukungnya
Misi Kelima : “Menjadikan Jakarta ibukota yang dinamis sebagai simpul kemajuan Indonesia
yang bercirikan keadilan, kebangsaan dan kebhinekaan”.
Tujuan pertama : Mengembangkan Jakarta sebagai kota inovatif dan lambang kemajuan
pembangunan di Indonesia
Tujuan kedua: Menjadikan Jakarta sebagai kota yang menghargai dan menghormati
keanekaragaman sosial, agama, dan ras
Sasaran :
1. Terwujudnya masyarakat kota yang saling menghargai dan menghormati keragaman sosial,
agama, ras dan latar belakang lainnya
2. Terwujudnya Jakarta sebagai kota tujuan wisata yang berdaya saing internasional
Sasaran:
1. Terwujudnya Jakarta sebagai kota tujuan wisata yang berdaya saing internasional
2. Terwujudnya pelestarian kebudayaan