Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Sholeh Prayogo

NIM : B05213022

PRODI : Sosilogi

PERTANYAAN

1. Pada undang-undang nomer 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengeloahan LH di


dalamnya memiliki enam unsure konten, pemanfaatan, penegndalian, pemeliharaan, pengawasan
penegak hukum, dan perencanaan. Bagaiamana hubungan antar unsure tersebut? Berikan contoh
kasusnya menurut UU tersebut! Bagaimanakah pandangan tentang eksistensi UU no 32 tahun
2009 dikaitkan dengan LH yang ada di Indonesia?

JAWABAN

Undang-undang 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup


(UUPPLH) berisi tentang pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang
dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.

Dalam kaitannya dengan UUPPLH pembahasan tentang perencanaan mengemukakan


tentang bagaimana penetapan wilayah ekoregion (batas wilayah sumber daya, daerah aliran
sungai, iklim dll), penyusunan rencana perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup dan
segala sesuatu yang tercantum dalam merencanakan dan pengelolahan lingkungan hidup. Kedua,
pemanfaatan ini berisi tentang tata cara memanfaatkan sumber daya yang didasarkan pada
Rencana Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Hidup. Pemanfaatan sumber daya alam
dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan
memperlihatkan keberlangsungan dan fungsi lingkunga hidup, keberlanjutan produksivitas LH,
dan keselamatan, mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Ketiga, pengendalian yang
dimaksudkan adalah menjelaskan mengenai pengolahan LH mengendalikan pencemaran
atau/dan kerusakan LH dilaksanakn dalam rangka pelestarian LH yang meliputi, pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan. Keempat, pemeliaharan menjelelaskan tentang pemeliharaan
LH yang dilaksanakan melalui upaya konservasi sumber daya alam, pencadangan sumber daya
alam, dan/atau pelestarian fungsi atmosfer.

Sebagaimana contoh kasus lingkungan pencemaran limbah pabrik B3 oleh PT Marimas


yang dapat mencemari sungai-sungai sebagai tempat pembuangan dapat merusak ekosistem dan
biota air dalam sungai. Limbah B3 ini adalah limbah plastik yang sangat berbahaya jika
dibiarkan atau dikeluarkanke sungai. Menurut UU no 32 tahun 2009 pasal 53, yang menyatakan
bahwa setiap orang yang melakukan pencemaran lingkungan hidup wajib melakukan
penanggulangan lingkungan hidup. Apabila tahap penanggulangan lingkunagan hidup telah
dilaksnakan maka pihak yang mengakibatkan pencemaran lingkungan hidup wajib untuk
melakukan pemulihan lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam pasal 59 UU no 32 tahun
2009. Untuk mencegah pencemaran lingkungan hidup maka dibutuhkanlah pengelolahan limbah
yang baik yang sesuai dengan UU yang berlaku. Dalam pengelolahan limbah B3 ini tidak serta
merta dilakukan oleh satu pihak saja melainkan pemerintah juga ikut andil dalam pengelolahan
dan pengendalian limbah tersebut. Pengelolahan limbah B3 wajib dapat izin dari menteri,
gubernur, atau bupati/sesuai dengan kewenangannya.

Banyak sekali sesungguhnya permasalahan lingkungan yang terjadi di Indonesia, namun


tidak sedikit pula yang sadar akan pentingnya dalam menjaga dan merawat lingkungan hidup
yang ada di sekitarnya. Permasalahan ini muncul akibat sifat egosentris yang berlebihan dalam
pengelolahan lingkungan yang kemudian untuk kepentingan perorangan semata. Pendidikan
berbasis lingkungan hidup semakin kalah dan tergerus oleh yang namanya pendidikan cap
kapitais. Akibatnya apa, kerusakan demi kerusakan yang ditimbulkan akan semakin bertambah
seiring dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia saat ini. Mungkin pula menurut penulis
adalah Indonesia adalah negara maritime dan kaya akan sumber daya alamnya sehingga mindset
seperti itu membuat semakin banyaknya manusia tanpa moral sadar mengeksplorasi secara
berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai