Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MENEJEMEN
KOMUNIKASI DAN KERJA SAMA TIM DALAM ORGANISASI

DISUSUN OLEH ;

KELOMPOK 2

CANTIKA DIAS ARNETTA YULINAR WAHYU UTARI

( C301 18 442 ) ( C301 18 451 )

SEPRIANUS PASANGKA FADILLAH RENDY

( C301 18 449 ) (C301 18 452 )

LISCA PAULUS

( C301 18 437 )

UNIVERSITAS TADULAKO
EKONOMI
AKUNTANSI NON REGULER

23
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Palu… MeI 2019

kelompok 2

23
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam organisasi untuk mencapai
keberhasilan tujuan yang sudah ditetapkan. Sumberdaya manusia mempunyai peran penting dalam
kinerja organisasi karena kualitas sumber daya manusia yang baik adalah kunci dari baiknya
organisasi itu. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi baik buruknya kinerja karyawan
tersebut, terutama sangat di pengaruhi oleh komunikasi organisasi karena pada hakikatnya manusia
adalah makhluk sosial yang harus melaukan komunikasi agar dapat menjalani kehidupan sehari hari,
kerjasama kelompok juga penting karena dalam setiap organisasi dibutuhkan kerjasama agar tugas
yang diberikan dapat diselesaikan dengan maksimal , dan kreativitas melihat apa yang terjadi dimasa
sekarang kreativas juga merupakan salah satu faktor penting karena dengan adanya pemikiran baru
bagi perusahaan agar dapat terus bersaing dimasa mendatang.

Peran kinerja adalah “kinerja merupakan perilaku nyata yang ditemapilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”
Rivai (2012:54). Sebuah organisasi memerlukan dukungan dari para anggotanya berupa reformasi
kerja guna mencapai tujuanyang ditetapkan organisasi. Performasi kerja atau disebut dengan
prestasi kerja (Kinerja) dalam hal ini lebih diarahkan kepada hasil yang nyata dan jelas dari suatu
organisasi. Hasil kerja individu dan organisasi yang nyata bermuara kepada keberhasilan pencapaian
tujuan organisasi. Perusahan yang maju dan berkembang merupakan keinginan setiap karyawa yang
bekerja didalam perusahaan tersebut, perusahaan mampu bersaing dan mengikuti kemajuan jaman.

Pentingnya komunikasi diutarakan Robbins (2013) menyebutkan bahwa “komunikasi


membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus
dilakukan, seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja
yang di bawah standar”.

Bentuk kerjasama menurut Sarwono (2011:139) kerjasama merupakan bentuk kelompok yang
terdiri dari lebih dari seseorang yang melakukan tugas dengan sejumlah peraturan dan prosedur.
Bowo dan Andy menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama harus tercapai keuntungan
bersama (2007:50-51), Pelaksanaan kerjasama hanya dapat tercapai apabila diperoleh manfaat
bersama bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya(win-win). Apabila satu pihak dirugikan dalam
proses kerjasama, maka kerjasama tidak lagi terpenuhi. Dalam upaya mencapai keuntungan atau

23
manfaat bersama dari kerjasama, perlu komunikasi yang baik antara semua pihak dan pemahaman
sama terhadap tujuan bersama.

23
B. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan Komunikasi?

 Apa yang dimaksud dengan Proses Komunikasi

 Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Organisasi

 Seperti apa Saluran Komunikasi Tim

 Bagaimanakah Berkomunikasi Pada Lingkungan Kerja Baru

 Apa saja Hambatan-Hambatan Komunikasi

 Apa Yang dimaksud dengan Tim

 Sebutkan jenis-jenis Tim

 Sebutkan karakteristik Tim

 Bagaimana cara mengatur konflik dalam Tim

 Apa manfaat dan kerugian Tim

C. TUJUAN
 mengetahui bagaimana kita berkomunikasi dalam orgamisasi

 engetahui bagaimana bersikap dan menghadapi konflik di dalam tim

23
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi memiliki asal kata dari bahasa Latin communicatio yang maknanya adalah
membuat kesamaan, dimana hal ini diartikan sebagai kesamaan makna atau pemahaman dari
proses penyampaian pesan yang dilakukan. Selain sebagai suatu proses penyampaian pesan,
komunikasi juga diartikan sebagai suatu proses pembuatan dan penggunaan informasi oleh individu
maupun kelompok untuk dapat terhubung satu sama lain atau dengan lingkungan sosial masyarakat.
Ada tiga komponen yang menjadi kunci dalam proses komunikasi, yaitu pesan atau informasi,
sumber atau pemberi pesan, dan penerima pesan.

Komunikasi adalah "suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik tubuh atau
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu.
Cara seperti ini dþisebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :

 Latar belakang budaya


Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya,
sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka
komunikasi semakin efektif.

 Ikatan kelompok atau grup


Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan

 Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan
yang diharapan

23
 Pendidikan
Samakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan
yang disampaikan.

 Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.

B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif .
Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada
interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

 Komunikator (sender)
yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada
orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa
ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

 Pesan (message)
itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun
tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

 Media (channel)
alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.

 Komunikan (receiver)
menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke
dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri

23
 Komunikan (receiver)
Memberikan. umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya,
apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

C. Komunikasi Organisasi
organisasi adalah suatu sistem atau sekumpulan dari individu yang memiliki tingkatan atau
susunan peran dan saling bekerjasama untuk meraih tujuan bersama, yang kemudian disebut
sebagai tujuan organisasi. Syarat terbentuknya suatu organisasi secara sederhana ada dua, yaitu
adanya jenjang jabatan yang menunjukkan kedudukan dan status masing-masing posisinya serta ada
pembagian tugas, kerja, atau peran yang harus dilakukan oleh masing-masing individu atau anggota
dalam organisasi. Setiap anggota memiliki tugas dan peranannya masing-masing, tergantung pada
kedudukan dan posisinya dalam organisasi tersebut.

Komunikasi Organisasi merupakan bentuk pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi yang
berada dalam organisasi tertentu. Organisasi sendiri terdiri dari unit-unit komunikasi dalam
hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan manusia sebagai subyek yang terlibat dalam proses
menerima, menafsirkan, dan bertindak atas informasi.

Menurut Wiryanto,
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang
disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa
cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun
komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

ada dua perspektif utama yang akan mempengaruhi bagaimana komunikasi organisasi
didefinisikan, yakni Perspektif Objektif dan Perspektif Subjektif.

 Komunikasi Organisasi; Perspektif Objektif


Komunikasi organisasi serupa dengan komunikasi internal. Pengertian dari komunikasi internal
adalah pertukaran di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam
struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam
perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan.

23
Menurut Pace & Feules,
Perspektif Objektif menekankan definisi komunikasiorganisasi sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi
tertentu.

Fokusnya adalah penanganan pesan, yakni menerima, menafsirkan, dan bertindak berdasarkan
informasi dalam suatu peristiwa komunikasiorganisasi.

Komunikasi dipandang sebagai alat untuk merekayasa atau mengkonstruksi organisasi yang
memungkinkan individu (an ggota organisasi) beradaptasi dengan lingkungan organisasi.

 Komunikasi Organisasi: Perspektif Subjektif


Perspektif Subjektif mendefinisikan komunikasiorganisasi sebagai proses penciptaan makna
atas interaksi diantara unit-unit organisasi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah
organisasi.

Fokusnya adalah bagaimana individu anggota organisasi bertransaksi dan kemudian memberi
makna terhadap peristiwa komunikasi yang terjadi.Dalam arti lain, bagaimana anggota organisasi
berperilaku akan bergantung kepada makna informasi itu bagi mereka.

Dalam konteks demikian, komunikasiorganisasi dipandang sebagai proses mengumpulkan,


memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi di antara unit-unit organisasi yang
memungkinkan sistem komunikasiorganisasi berfungsi secara efektif.

D. Saluran Komunikasi Tim


Pada saat ini tim-tim merupakan pondasi bangunan utama organisasi, komunikasi tim-tim
secara umum ada dua yaitu; Saluran Komunikasi Tim

 Komunikasi Tersentralisasi
Yaitu struktur organisasi dimana para anggota tim berkomunikasi lewatsatu individu untuk
menyelesaikan masalah Jaringan komunikasi Tersentralisasi mencapai solusi-solusi yang lebih cepat
untuk masalah-masalah sederhana karena para anggota dapat memberikan informasi yang relevan
untuk orang pusat guna mendapatkan suatu keputusan. atau membuat keputusan.

 Komunikasi terdesentralisasi
Yaitu struktur komunikasi dimana anggota-anggota tim berkomunikasi secara bebas satu sama
lain dan membuat keputusan bersama.

23
Komunikasi terdesentralisasi lebih lambat dalam menyelesaikan masalah-masalah sederhana
karena informasi diberikan diantara para individu sehingga pada akhirnya seseorang menyatukan
informasi tersebut dan menyelesaikan masalah. Namun untuk masalah-masalah yang kompleks,
komunikasi terdesentralisasi lebih cepat dalam menyikapi masalah karena informasi yang
dibutuhkan tidak dibatasi untuk satu orang sehingga pengumpulan informasi yang dibutuhkan tidak
dibatasi untuk satu orang sehingga pengumpulan informasi yang dilakukan melalui komunikasi
dapat memberikan masukan lebih banyak dalam pembuatan keputusan

E. Komunikasi Pada Lingkungan Kerja Baru


Kemampuan kamu untuk berkomunikasi dengan baik secara otomatis berdampak langsung
terhadap kesuksesan kamu.

Lantas, apa saja teknik komunikasi yang penting untuk kamu miliki di tempat kerja? Berikut di
antaranya.

 Be available (selalu ada)


Salah satu cara termudah berkomunikasi yang baik di tempat kerja adalah menjadi 'selalu
ada'. Artinya responsif dengan segala proses komunikasi yang berjalan. misalnya;

Saya bekerja untuk bos yang selalu siap diajak bicara dan selalu bersedia memberikan
dukungan dan bantuan.

Hanya dengan bersedia menjadi 'selalu ada', kamu telah membantu menciptakan suasana
komunikasi yang nyaman di tempat kerja.

 Bersikap ramah
Bersikap ramah terhadap orang-orang yang bekerja denganmu adalah cara lain yang cukup
mudah untuk dimiliki dalam keterampilan berkomunikasi. Memiliki sikap positif dan kepedulian
terhadap orang-orang yang bekerja denganmu akan sangat membantu.

Ketika kamu memiliki sikap ramah dan menarik, komunikasi orang-orang yang bekerja dengan
kamu akan mengalir secara alami. Mereka akan melihatmu seorang yang mudah didekati dan
mudah membuka diri.

Hal ini membantu untuk mengembangkan perasaan semua orang menjadi satu tim di tempat
kerja.

 Menjadi pendengar yang baik

23
Komunikasi yang baik bukanlah hanya tentang bagaimana menyampaikan informasi. Tetapi
juga termasuk bagaimana menjadi pendengar yang baik, agar dapat sepenuhnya memahami apa
yang dikatakan seseorang.

Ketika kamu telah mengembangkan keterampilan mendengarkan dengan baik, kamu dapat
sepenuhnya memproses apa yang dikatakan seseorang. Ini adalah misi penting untuk bekerja sama
dengan seseorang.

Kamu harus bisa memahami inti demi inti dari kata-kata mereka. Saat kamu sepenuhnya
memahami seseorang, maka kamu dapat melakukan dialog komunikasi bolak-balik yang baik, dan
menciptakan perasaan satu tim dengan keseimbangan yang hebat!

 Berbicara dengan jelas


Berbagi informasi dengan jelas adalah salah satu teknik komunikasi yang penting di tempat
kerja. Seseorang dapat berbicara selama 30 menit tetapi sebenarnya tidak menjawab pertanyaan
yang diajukan di awal percakapan

Saya yakin kita perna melihat seseorang yang dapat berbicara banyak, namun sebenarnya
'tidak mengatakan' apa-apa. Jangan menjadi orang seperti ini. Yang dilakukannya hanyalah
menghambat komunikasi.

Meskipun bagus untuk melakukan obrolan ringan sembari berbagi informasi penting, tetapi
poin yang disampaikan harus sangatlah jelas. Katakan apa yang dibutuhkan secara jelas, serta
tambahkan informasi lebih lanjut jika diperlukan. Kejelasan adalah kuncinya.

 Perhatikan juga cara komunikasi nonverbal


Perlu diingat, bahwa komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal.
Perhatikan bahasa tubuh orang lain ketika kamu berinteraksi dengan mereka.

Hal-hal seperti lengan menyilang dan cemberut harus menjadi sinyal besar bahwa seseorang
tidak setuju dengan kamu, atau tidak mengerti. Penting juga untuk menyadari komunikasi nonverbal
dari kamu sendiri.

Lihatlah mata orang lain ketika berbicara dengan mereka. Memiliki postur terbuka ketika
seseorang berbicara akan mencerminkan bahwa kamu terbuka terhadap apa yang mereka katakan.

Jadi, jangan lupa perhatikan isyarat komunikasi nonverbalmu dan juga orang lain .

 Terbuka menerima masukan


Menerima masukan dapat diumpamakan seperti seseorang yang sedang dilatih dalam proses
training. Ini sangat penting, tidak hanya pada awal karier, tetapi juga sepanjang karier kamu.

23
Setiap orang memiliki atasan. Bahkan bagi seorang presiden sebuah perusahaan pun masih
memiliki atasan, yaitu pelanggan. Bersikaplah terbuka terhadap masukan (feedback) dari atasan,
kolega, dan pelangganmu. Banyak orang memiliki masalah dalam menerima kritik yang sebenarnya
justru baik dan membangun.

Ini merupakan cara terbaik untuk belajar tentang dirimu, dan yang lebih penting, untuk
meningkatkan kemampuan diri kamu sendiri. Jika kamu tidak mau mendengarkan masukan, kamu
tidak akan pernah merubah cara kamu dalam melakukan sesuatu, artinya tingkat keberhasilan kamu
tidak akan bertambah.

 Berpikiran terbuka
Pikirkan tentang ini, jika kamu tidak berpikiran terbuka saat mengobrol dengan seseorang,
kemungkinan kamu tidak akan mampu mendengarkannya dengan baik. Kamu mungkin terlalu
terburu-buru berpikir untuk menyiapkan responmu, daripada memahami perkataan mereka terlebih
dahulu.

Memiliki pikiran terbuka akan memungkinkan kamu untuk mampu berdialog kuat dengan
orang lain, yang pada akhirnya mengarah pada kerja sama untuk menyelesaikan masalah.

F. Hambatan-Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang terkait atau komunikasi tercapainya yang
efektif. Hambatan komunikasi dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit
pemahaman terhadap pesan yang disampaikan, serta mempersulit dalam memberikan umpan balik
yang sesuai.

Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu

 Hambatan pribadi
Hambatan pribadi merupakan tantangan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik
komunikator maupun komunikan. Hambatan pribadi dalam komunikasi tertutup, stereotip ,
prasangka, bias, dan lain-lain.

 Hambatan kultural atau budaya


Nilai, nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.

Hambatan kultural atau budaya bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa yang
terjadi adalah orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki
tingkat kemampuan mendukung yang sama.

23
Kita tidak dapat melakukan kompilasi kita menggunakan tingkat yang tidak sesuai atau
kompilasi kita menggunakan jargon atau bahasa "slang" atau "prokem" atau "alay" yang tidak dapat
dimengerti oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.

Hal lain yang ikut serta memberikan kontribusi tentang diskusi bahasa tentang tempat diskusi
yang terjadi dan bidang pengalaman yang diusulkan oleh peserta komunikasi mengenai hal yang
menjadi topik pembicaraan. (Baca: Komunikasi Antar Budaya )

 Hambatan Fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi kompatibilitas komunikasi. Hambatan Fisik
komunikasi komunikasi telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan Fisik pada umumnya
dapat diatasi.

 Hambatan Lingkungan
Tidak semua orang berkomunikasi dengan manusia sebagai peserta komunikasi. Ada beberapa
faktor Lingkungan yang ikut meningkatkan proses komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan
oleh komunikator dapat mengatasi tantangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar
belakang fisik atau percakapan aktual komunikasi terjadi. Hambatan Lingkungan ini melengkapi
tingkat aktivitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu.

Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis
sebagai berikut:

 Hambatan Teknis

Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap
kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan
peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi
komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat
diandalkan serta lebih efisien.

 Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea
secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu
pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.

Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:

a. Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.


contoh: partisipasi menjadi partisisapi.

23
b. Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama.
Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak laki-laki).

c. Adanya pengertian konotatif


Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah binatang berbulu, berkaki
empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang menganggap anjing sebagai binatang
piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan.

Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-
kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan
mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya.

 Hambatan Manusiawi

Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang
terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.

Ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :

a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di
sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik
bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.

b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.

c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang
memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.

d. Persepsi yang berbeda.


Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si
penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim
dan penerima pesan.

e. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.


Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang
menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang
menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu
jam kemudian.

f. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.


Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan

23
aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses
komunikasi yang berlangsung.

g. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita
atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.

h. Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh,
dan lain sebagainya

G. Pengertian Tim
Tim adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi dari
pada jumlah masukan individual[1]. Tim bisa melakukan berbagai hal: membuat produk,
memberikan jasa, menegosiasikan berbagai perjanjian, mengoordinasi proyek-proyek, memberikan
nasihat, dan membuat keputusan

H. Jenis-jenis Tim

 Tim penyelesai masal


Tim penyelesai masalah adalah kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-12 orang dari
departemen yang sama yang bertemu beberapa jam seminggu untuk mendiskusikan berbagai cara
poeningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.

 Tim kerja yang mengelola diri sendir


Tim kerja yang mengelola diri sendiri adalah kelompok-kelompok yang terdiri atas 10 sampai
15 orang yang memikul tanggung jawab dari para pengawas mereka terdahulu.

 Tim lintas fungsional


Tim lintas fungsional adalah orang-orang yang berasal dari tingkat hierarki yang kurang lebih
sama, tetapi dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda, yang berkumpul untuk menyelesaikan
sebuah tugas.

 Tim virtual
Tim virtual adalah tim yang menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan anggota-
anggota yang terpisah secara fisik guna mencapai tujuan bersama.

23
I. Karakteristik Tim
Menurut sebuah penelitian, justru tim yang efektif tercipta dari kemampuan setiap
anggotanya membangun hubungan emosional, dan inilah yang mereka sebut tim yang solid.

Dan berikut beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menciptakan sebuah tim yang solid
seperti dikutip dari blog.sandglaz.com:

 Setiap anggota tim memiliki kecerdasan emosional


Tim yang solid tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga kecerdasan emosional.
Bahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa kecerdasan emosional lebih penting daripada IQ dari
masing-masing anggota. Dan faktanya, jika masing-masing anggota tim memiliki kepedulian atau
kepekaan sosial, maka hal itu akan berdampak pada kualitas kerja tim yang lebih baik.Itu artinya, jika
tim anda saat ini sudah menjalin kerja sama tim yang baik, anda harus melihat dan memahami
seberapa baik kecerdasan emosional dari masing-masing individu dalam tim anda.

 Kolaborasi antara introvert dan extrovert


Biasanya, kita berpikir bahwa orang yang terbuka (extrovert) adalah dia yang menjalankan
(doers) atau pemain yang berada di garis depan. Biasanya orang-orang extrovert ini dianggap
sebagai anggota tim yang lebih kompeten karena mereka terlihat lebih banyak dan mudah bergaul
dengan orang lain.

Tapi ternyata, penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan sifat extrovert biasanya
melakukan hal-hal dengan tergesa-gesa dan tidak jarang hasilnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan orang lain, sementara orang-orang dengan sifat introvert mendapatkan perhatian
karena mereka telah berpartisaipasi melebihi harapan dari kelompok mereka.

Jadi, dengan memadukan tim dengan anggota yang memiliki sifat extrovert dan introvert di
dalamnya, maka anda berhasil menciptakan kolaborasi yang pas dalam kelompok anda.

 Setiap anggota tim saling berbagi dan memahami tujuan bersama


Setiap anggota tim harus memiliki tujuan dan ambisi yang sama, hal ini bertujuan agar tim dapat
bekerja seefisien mungkin. Serangkaian penelitian pada tim militer menunjukkan bahwa kerja tim
yang efisien tergantung pada bagaimana anggota tim menerapkan pemahaman bersama dari
tugas/tujuan yang harus mereka capai.

Para ilmuwan menyebutnya model “mental yang sama”. Inilah yang memungkinkan anggota
tim untuk mengantisipasi apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan apa tindakan
anggota tim lainnya.

23
Anda dapat mendorong model “mental yang sama” dalam tim anda dengan menetapkan
peran dan harapan yang jelas, atau sebagai anggota tim dan bukan manajer. Bangunlah komunikasi
yang jelas serta pahami dan berbagilah tujuan dan niat anda dengan anggota tim lainnya. Hal ini
juga akan membantu anggota tim memahami peran apa yang diperlukan untuk mendukung tujuan
tersebut, serta membantu setiap anggota tim memahami dan menghargai pekerjaan anggota tim
yang lain.

 Memiliki waktu untuk ber-humor-ria.


Humor mungkin bukan merupakan faktor yang jelas untuk mengukur efektivitas tim, namun
kenyataannya, humor telah membangun kepercayaan dan keintiman yang dapat menciptakan
interaksi tim yang lebih baik. Eric Romero dari Peru Catholic University dan Anthony Pescosolido dari
Univeritas New Hampshire, menemukan bahwa humor memiliki dampak positif pada beberapa
aspek interaksi tim yang efektif, termasuk komunikasi yang efektif, pengembangan individu,
produktivitas, dan manajemen emosi. Mungkin akan terdengar aneh, jika menempatkan humor
sebagai alat manajemen yang baik, namun kenyataannya hal tersebut bermanfaat bagi semua orang
untuk tidak begitu serius sepanjang waktu.

 Mereka berkomunikasi secara proaktif.


Tim yang efektif menjalin komunikasi yang intens dan proaktif. Komunikasi yang proaktif ini
dapat terwujud dalam 4 cara:

a. Anggota tim memberikan informasi sebelum diminta

b. Mereka memberikan dukungan dan bantuan sebelum diminta

c. Mereka mengambil inisiatif tim dengan memberikan bimbingan dan membuat saran kepada
anggota tim lainnya

d. Mereka selalu memberikan kabar ter-update, menciptakan kesadaran situasional untuk


anggota tim lainnya

 Kepemimpinan yang kuat sebagai fondasinya


Jika semua anggota tim telah memiliki semu karakteristik seperti disebutkan diatas, sebuah
tim tetap masih membutuhkan peran pemimpin yang kuat dan bijaksana. Peran pemimpin tidak
hanya sekedar memberi contoh dan memotivasi anggota tim, tetapi juga memberikan umpan balik
yang efektif dan untuk memelihara soft skill yang dibutuhkan (seperti yang dijabarkan diatas).

Peran pemimpin pun menjadi lebih penting karena dia adalah orang yang bertanggung jawab
untuk mempekerjakan orang yang tepat, mendorong komunikasi yang baik dan memastikan
anggota tim berbagi cerita yang sama.

23
Dan pada akhirnya, sebuah tim yang solid akan bertahan dalam ujian waktu. Mereka akan
tetap bersama-sama menghadapi kendala yang muncul. Mereka juga akan tahu bagaimana
merayakan prestasi dan bagaimana menyesuaikan kembali usaha mereka setelah mengalami
kegagalan.

J. Mengatur Konflik Tim


 Pengetian Konflik
Menurut Webster, konflik adalah fight, battle atau struggle. Konflik bisa juga berarti ketidak
sepakatan. Selain itu konflik juga bermakna perbedaan kepentingan atau ketidaksesuaian antara
pihak yang terlibat. Konflik terdiri dari 4 jenis, yaitu:

 Intrapersonal conflict, yaitu konflik yang terjadi dalam diri sendiri. Konflik dapat berupa
emosi maupun nilai-nilai dalam kehidupan. Misalnya ketika Anda bimbang dalam memiih
antara berkata jujur atau berbohong.

 Interpersonal conflict, yaitu konflik yang terjadi dengan orang lain. Misalnya dalam
hubungan antara suami dan istri.

 Intragroup conflict, yaitu konflik yang terjadi dalam suatu kelompok. Misalnya perbedaan
pendapat yang terjadi dalam suatu grup /organisasi

 Intergroup conflict, yaitu konflik yang terjadi antar kelompok. Misalnya antara manajemen
dan serikat pekerja.

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.

Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.

 Penyebab Konflik
Menurut Robbins (1996), konflik muncul karena ada kondisi yang melatarbelakanginya
(antecedent conditions). Kondisi tersebut, yang disebut juga sebagai sumber terjadinya konflik,
terdiri dari tiga ketegori, yaitu: komunikasi, struktur, dan variabel pribadi.

23
 Komunikasi. Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan
kesalahpahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik. Suatu hasil
penelitian menunjukkan bahwa kesulitan semantik, pertukaran informasi yang tidak cukup,
dan gangguan dalam saluran komunikasi merupakan penghalang terhadap komunikasi dan
menjadi kondisi anteseden untuk terciptanya konflik.

 Struktur. Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang mencakup: ukuran
(kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan
jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya
kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok. Penelitian
menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasi merupakan variabel yang
mendorong terjadinya konflik. Makin besar kelompok, dan makin terspesialisasi
kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya konflik.

 Penyebab konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang meliputi: sistem nilai
yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian yang menyebabkan individu
memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan berbeda dengan individu yang lain. Kenyataan
menunjukkan bahwa tipe kepribadian tertentu, misalnya, individu yang sangat otoriter,
dogmatik, dan menghargai rendah orang lain, merupakan sumber konflik yang potensial.

Jika salah satu dari kondisi tersebut terjadi dalam kelompok, dan para karyawan menyadari
akan hal tersebut, maka muncullah persepsi bahwa di dalam kelompok terjadi konflik. Keadaan ini
disebut dengan konflik yang dipersepsikan (perceived conflict). Kemudian jika individu terlibat
secara emosional, dan mereka merasa cemas, tegang, frustrasi, atau muncul sikap bermusuhan,
maka konflik berubah menjadi konflik yang dirasakan (felt conflict). Selanjutnya, konflik yang telah
disadari dan dirasakan keberadaannya itu akan berubah menjadi konflik yang nyata, jika pihak-pihak
yang terlibat mewujudkannya dalam bentuk perilaku. Misalnya, serangan secara verbal, ancaman
terhadap pihak lain, serangan fisik, huru-hara, pemogokan, dan sebagainya

 Mengelola Konflik dalam Membangun Kerjasama Tim


Untuk meminimalkan terjadinya konflik maka perlu adanya manajemen konflik, yaitu
mengelola konflik yang akan terjadi. Mengelola konflik di sini tidak berarti kita harus menghindari
konflik, apalagi menguburnya, karena bagaimanapun konflik memang harus ada. Menekan konflik
sering menimbulkan lahirnya sebuah kebijakan yang prematur. Menekan konflik juga cenderung
mengundang hadirnya kesalahpahaman yang tidak mewakili kepentingan siapa pun. Bahkan
menurut penulis buku “Social Conflict” itu, tanpa konflik, keadilan sulit bisa diwujudkan. Karenanya,
mengubur konflik akan sama artinya dengan menyimpan bom sosial yang siap meledak kapan saja
ketika ada kesempatan yang memicunya.

Namun sebaliknya, mengelola konflik itu juga tidak berarti harus membiarkan apalagi
menumbuhsuburkan konflik. Mengelola konflik di sini berarti cerdas memilih dan menentukan
strategi pengelolaannya. Dalam bukunya yang berjudul “Social Conflict” (1986), Rubin dan Pruitt

23
mengajukan beberapa strategi dasar yang bisa digunakan dalam pengelolaan konflik sosial yang
sifatnya sangat alami itu.

Pertama, adalah strategi yang disebut dengan contending atau bertanding. Intinya, masing-
masing pihak yang akan berebut kepentingan bisa melakukan segala upaya untuk menjadi
pemenang tanpa harus memperhatikan kepentingan pihak lain yang menjadi lawan politiknya,
bahkan berusaha agar pihak lain menyerah atau mengalah. Bentuknya pun sangat beragam. Bisa
dengan membuat janji, ancaman, atau bahkan hukuman. Bahkan bisa pula dilakukan dengan
ditunjukkan hanya dengan cara membuat argumentasi persuasif kalau bukan dengan cara
sebaliknya, ngotot dengan pendirian sepihaknya. Tentu dengan segala dampak sosial yang bakal
ditimbulkannya.

Berbeda dengan yang pertama, maka strategi kedua dilakukan dengan cara mencari alternatif
cara yang seoptimal mungkin bisa memuaskan masing-masing pihak yang akan berebut
kepentingan. Itu sebabnya, strategi ini disebut dengan cara problem solving (pemecahan masalah).
Intinya, strategi dasar ini menyarankan agar masing-masing pihak yang terlibat konflik berusaha
mempertahankan aspirasinya, tetapi sekaligus menghormati akan kepentingan lawan politiknya.
Upaya kompromi, rekonsiliasi, adalah dua bentuk cara yang biasa digunakan dalam strategi kedua
ini.

Memang tidak mudah untuk mencari cara pemecahan yang bisa memuaskan sepenuhnya
semua pihak yang saling berebut kepentingan, lebih-lebih dalam perebutan kekuasaan. Itu
sebabnya, ada beberapa strategi dasar lain yang lazim muncul dalam proses mengatasi konflik.
Yielding (sikap mengalah), withdrawing (menarik diri), dan inaction (aksi diam), adalah tiga alternatif
strategi lain yang mesti dijadikan acuan dalam menyelesaikan konflik. Dalam konteks itu, satu atau
beberapa pihak yang terlibat dalam perebutan kepentingan bersedia menurunkan aspirasinya,
bahkan jika perlu mundur menarik diri, atau sekadar tidak berbuat apa pun semata demi
menghindari konflik yang membahayakan karena sudah cenderung destruktif.

Menurut Kreitner dan Kinicki (1995) dalam mengelola konflik ada 5 gaya antara lain:

 Integrating (Problem Solving).

Dalam gaya ini pihak-pihak yang berkepentingan secara bersama-sama mengidentifikasikan


masalah yang dihadapi, kemudian mencari, mempertimbangkan dan memilih solusi alternatif
pemecahan masalah. Gaya ini cocok untuk memecahkan isu-isu kompleks yang disebabkan oleh
salah paham (misunderstanding), tetapi tidak sesuai untuk memecahkan masalah yang terjadi
karena sistem nilai yang berbeda. Kelemahan utamanya adalah memerlukan waktu yang lama dalam
penyelesaian masalah.

 Obliging (Smoothing).

seseorang yang bergaya obliging lebih memusatkan perhatian pada upaya untuk memuaskan
pihak lain daripada diri sendiri. Gaya ini sering pula disebut smothing (melicinkan), karena berupaya

23
mengurangi perbedaan-perbedaan dan menekankan pada persamaan atau kebersamaan di antara
pihak-pihak yang terlibat. Kekuatan strategi ini terletak pada upaya untuk mendorong terjadinya
kerjasama. Kelemahannya, penyelesaian bersifat sementara dan tidak menyentuh masalah pokok
yang ingin dipecahkan.

 Dominating (Forcing).

Orientasi pada diri sendiri yang tinggi, dan rendahnya kepedulian terhadap kepentingan orang
lain, mendorong seseorang untuk menggunakan taktik “saya menang, kamu kalah”. Gaya ini sering
disebut memaksa (forcing) karena menggunakan legalitas formal dalam menyelesaikan masalah.
Gaya ini cocok digunakan jika cara-cara yang tidak populer hendak diterapkan dalam penyelesaian
masalah, masalah yang dipecahkan tidak terlalu penting, dan waktu untuk mengambil keputusan
sudah mepet. Tetapi tidak cocok untuk menangani masalah yang menghendaki partisipasi dari
mereka yang terlibat. Kekuatan utama gaya ini terletak pada minimalnya waktu yang diperlukan.
Kelemahannya, sering menimbulkan kejengkelan atau rasa berat hati untuk menerima keputusan
oleh mereka yang terlibat.

 Avoiding.

Taktik menghindar (avoiding) cocok digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sepele
atau remeh, atau jika biaya yang harus dikeluarkan untuk konfrontasi jauh lebih besar daripada
keuntungan yang akan diperoleh. Gaya ini tidak cocok untuk menyelesaikan masalah-malasah yang
sulit atau “buruk”. Kekuatan dari strategi penghindaran adalah jika kita menghadapi situasi yang
membingungkan atau mendua (ambiguous situations), sedangkan kelemahannya, penyelesaian
masalah hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan pokok masalah.

 Compromising.

Gaya ini menempatkan seseorang pada posisi moderat, yang secara seimbang memadukan
antara kepentingan sendiri dan kepentingan orang lain. Ini merupakan pendekatan saling memberi
dan menerima (give-and-take approach) dari pihak-pihak yang terlibat. Kompromi cocok digunakan
untuk menangani masalah yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan berbeda tetapi
memiliki kekuatan yang sama. Misalnya, dalam negosiasi kontrak antara buruh dan majikan.
Kekuatan utama dari kompromi adalah pada prosesnya yang demokratis dan tidak ada pihak yang
merasa dikalahkan. Tetapi penyelesaian konflik kadang bersifat sementara dan mencegah
munculnya kreativitas dalam penyelesaian masalah.

Manfaat Dan kerugian Tim

Keuntungan Tim kerja :

Meningkatkan informasi dan pengetahuan : Dengan berkerja secara bersama, maka sumberdaya
masing-masing individu akan tertampung dalam tim ini, sehingga bisa memperkuat tim baik dalam
informasi maupun pengetahuan.

23
Meningkatkan ragam pandangan : Anggota tim dengan latar belakang yang berbeda akan
memberikan pandangan yang beragam terhadap suatu pengambilan keputusan. Hal ini akan
memperkuat legalitas dan kualitas pengambilan keputusan.

Meningkatkan penerimaan atas suatu solusi : Solusi yang diputuskan bersama akan diterima secara
lebih baik dari pada jika diputuskan oleh seorang individu, misalnya direktur utama perusahaan.

Meningkatkan tingkat kinerja : Dengan berbagai ketrampilan anggota tim yang dimilikinya maka
kinerja tim diharapkan bisa lebih baik dari pada kinerja individual

K. Manfaat Dan Kerugian Tim


 Kerugian Tim kerja
 Groupthink
merupakan fenomena untuk mengikuti konsensus darimayoritas anggota tim mengalahkan
pendapat minoritas yang mungkin saja lebih benar. Suara mayoritas dapat mengalahkan
suara minoritas, padahal belum tentu lebih baik. Dalam tim seringkali lebih diperhatikan
suara mayoritas karena dianggap mewakili sebagian besar anggota tim.

 Tim kerja memungkinkan terjadinya free raider


Mereka yang tidak memberikan kontribusi secara nyata, namun karena bergabung dengan
tim maka dia mendapat imbalan atau balas jasa yang sama baiknya.

 Tim kerja memungkinkan pengambilan keputusan berlarut-larut


Hal ini memungkinkan jika tidak dicapai konsensus antara anggota tim.Dengan begitu, tanpa
adanya kerjasama yang baik, tim kerja bisa saja tidak menghasilkan apa-apa dan
memungkinkan terjadinya sinergi yang negatif. Artinya penggabungan beberapa individu ke
dalam satu tim mengakibatkan kinerja yang lebih lemah dibandingkan jika dikerjakan
terpisah secara individual.

 Adanya agenda-agenda tersembunyi


Dalam tim bisa saja ada anggota tim mempunyai tujuan-tujuan kusus yang belum tentu
sejalan dengan tujuan tim secara keseluruhan. Adanya agenda tersembunyi (hidden agenda)
dari anggota tim ini tentu saja akan mengganggu kinerja tim secara keseluruhan.

 Manfaat Tim Kerja


 Meningkatkan informasi dan pengetahuan

23
Dengan bekerja secara bersama, maka sumberdaya masing-masing individu akan
tertampung dalam tim ini, sehinga bias memperkuat tim baik dalam informasi maupun
pengetahuan.

 Meningkatkan ragam pandangan


Anggota tim dengan latar belakang yang berbeda memberikan pandagan yang beragam
terhadap pengambilan keputusan . Hal ini memperkuat legalitas dan kualitas pengambilan
keputusan.

 Menigkatkan penerimaan atas suatu solusi


Solusinyang diputuskan bersama akan diterima secara lebih baik dari pada diputuskan oleh
seorang individu, misalnya direktur utama perusahaan.

 Menigkatkan tingkat kinerja


Dengan berbagai ketrampilan anggota tim yang dimilikinya maka kinerja tim diharapkan
biasa lebih baik dari pada kinarja individual

23
BAB 3
PENUTUP

 KESIMPULAN
komunikasi adalah sarana untuk berhubungan, terlebih dalam sebuah organisasi. Organisasi
mencakupi seluruh kegiatan apa yang telah direncanakan , dan untuk melaksanakan rencana yang
telah disusun diperlukan komunikasi yang baik agar apa yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan
apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam organisasi terdapat bermacam-macam hambatan
untuk menyelesaikan hambata- hambatan tersebut diperlukan umpan balik agar tercipta iklim
komunikasi dua arah.

 SARAN
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat mengerti dan
memahami pentingnya arti komunikasi dalam organisasi, didalam kehidupan berorganisasi atau
dikehidupan sehri-hari yang membutuhkan komunikasi.

Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta berguna bagi pembaca atau
mahasiswa, dalam makalah ini kami mohon maaf jika ada tulisan kami atau bahasa

23
kami kurang berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas tulisan
kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar membuat tulisan jauh lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Komunikasi

https://www.kompasiana.com/rey_bere/54f77495a3331190638b4597/proses-dalam-teori-
komunikasi

https://pakarkomunikasi-com.cdn.ampproject.org/v/s/pakarkomunikasi.com/saluran-komunikasi-
dalam-organisasi/amp?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https%3A
%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fpakarkomunikasi.com%2Fsaluran-komunikasi-dalam-organisasi

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi

https://romeltea.com/pengertian-komunikasi-organisasi/

https://www.slideshare.net/mobile/saintskirt/13-komunikasi

https://www.idntimes.com/life/career/amp/mohammad-yusuf/7-teknik-komunikasi-paling-penting-
di-tempat-kerja-c1c2

https://pakarkomunikasi-com.cdn.ampproject.org/v/s/pakarkomunikasi.com/hambatan-hambatan-
komunikasi/amp?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fpakarkomunikasi.com%2Fhambatan-hambatan-komunikasi

https://nurlailatulrmd-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/nurlailatulrmd.wordpress.com/2013/05/16/hambatan-hambatan-
komunikasi/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fnurlailatulrmd.wordpress.com%2F2013%2F05%2F16%2Fhambatan-hambatan-komunikasi%2F

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tim

23
http://shiftindonesia.com/6-karakteristik-yang-dibutuhkan-untuk-menciptakan-tim-yang-solid/

https://zaldym-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/zaldym.wordpress.com/2009/01/11/mengelola-konflik-dalam-upaya-
membangun-kerja-sama-tim/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE
%3D#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https
%3A%2F%2Fzaldym.wordpress.com%2F2009%2F01%2F11%2Fmengelola-konflik-dalam-upaya-
membangun-kerja-sama-tim%2F

https://oneofmyway-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/oneofmyway.wordpress.com/2013/05/18/keuntungan-dan-kerugian-
bekerja-dalam-tim/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https%3A
%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Foneofmyway.wordpress.com%2F2013%2F05%2F18%2Fkeuntungan-dan-kerugian-bekerja-
dalam-tim%2F

23

Anda mungkin juga menyukai