Anda di halaman 1dari 5

Pencegahan Aborsi dan Resiko Bahaya Kesehatan

di Kalangan Remaja

Nama : Indriana Alfiyah M


IIK STRADA Kediri
Indrianaalfiyah@gmail.com

Abstrak

Aborsi sesuatu yang dianggap sebagai sebuah tindakan kriminal dimana terjadinya pembunuhan,
tetapi walaupun demikian pada perkembangannya dari waktu ke waktu aktifitas aborsi semakin
mengalami peningkatan yang sangat   tinggi khususnya dikalangan para remaja.  Bagi para
remaja yang terdapat di kota-kota besar, aborsi merupakan sesuatu hal yang dianggap biasa
karena hampir setiap harinya berita tentang aborsi muncul di media elektronik maupun di media
cetak. Sedangkan para remaja yang berada di desa atau yang tinggal di desa maupun juga di
kota-kota kecil belum tentu tidak melakukan aborsi walaupun persentasenya sedikit. saat ini
aborsi tidak aman (unsafe abortion) akibat kehamilan yang tidak diinginkan masih merupakan salah
satu penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). aborsi hanya dapat dilakukan dalam
kondisi tertentu, yaitu berdasarkan indikasi kedaruratan medis atau kehamilan akibat pemerkosaan.
Mengingat tindakan aborsi di Indonesia dilarang, kecuali dalam kondisi tertentu, maka upaya yang
dapat dilakukan adalah yang bersifat preventif.

yang kuat, misalnya saja ada indikasi


1. Latar Belakang kematian ibu atau anak, atau adanya
penyakit yang bisa mengancam nyawa
Masa remaja seorang individu sering pasien, sehingga dilakukanlah proses aborsi
mencoba berbagai perilaku yang mereka untuk menyelamatkan sang ibu, namun
anggap modern. Perilaku tersebut tidak sayangnya hal tersebut malah dimanfaatkan
hanya selalu mengarah pada kebaikan, oleh pihak atau oknum yang tidak
banyak diantarannya yang membawa resiko bertanggung jawab, Orang yang sudah
bagi kesehatan. Seperti perilaku remaja yang terlanjur hamil biasanya akan merasa malu
ikut pergaulan bebas, menjurus ke seks dengan keluarga dan tetangga di sekitarnya
bebas. Berita di media social yang karena mereka menganggap hal tersebut
mengatakan indikasi gejala kehamilan sudah adalah sebuah aib yang sulit dihilangkan,di
tidak bisa dipungkiri lagi, banyak terjadi kalangan remaja.Banyak perempuan
pengguguran janin atau aborsi walaupun mengambil langkah pengguguran kandungan
tindakan tersebut illegal dan tidak secara diam-diam tanpa memperhatikan
dibenarkan dalam ajaran agama. Perilaku resikonya, karena takut dicemooh oleh
seks bebas dikalangan remaja ini memang keluarga dan masyarakat,
sangat meprihatinkan, sehingga terjadinya Tindakan Aborsi dapat dikatakan sebagai
hamil di luar nikah menjadi sebuah keadaan suatu tindakan yang kriminal karena
yang sulit untuk dilepaskan dari peilaku didalamnya terjadi pembunuhan, saat ini
tersebut, aborsi tidak aman (unsafe abortion) akibat
Aborsi sendiri biasanya di dalam kehamilan yang tidak diinginkan masih
dunia medis dilakukan karena suatu alasan merupakan salah satu penyebab tingginya
Angka Kematian Ibu (AKI). aborsi hanya 2012, AKI Indonesia masih sebesar
dapat dilakukan dalam kondisi tertentu, yaitu 390/100.000 kelahiran, dan angka ini
berdasarkan indikasi kedaruratan medis atau masih tergolong tinggi dibandingkan
kehamilan akibat pemerkosaan. Mengingat negara-negara ASEAN lainnya
tindakan aborsi di Indonesia dilarang, kecuali
dalam kondisi tertentu, maka upaya yang 3. Tinjauan Pustaka
dapat dilakukan adalah yang bersifat preventif. Menurut WHO, yang disebut remaja
adalah mereka yang berada pada tahap
2. Kasus/ Masalah transisi antara masa kanak-kanak dan
Pemerintah memang tak bisa lepas dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO
tangan membiarkan praktik aborsi illegal adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Menteri
yang berlangsung setiap tahunnya, Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja
Bayangkan, dalam catatan Kalyanamitra adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
sepanjang 2008 tak kurang dari 2,5 juta kawin. Dalam konteks kesehatan remaja,
orang melakukan aborsi di Indonesia. kaum remaja kini menghadapi sejumlah
Kematian kaum wanita akibat praktik aborsi masalah, yaitu usia pubertas yang lebih dini,
diyakini terus meningkat. Maklum, 20-60 kecenderungan penundaan nikah, periode
persen dari jumlah tadi termasuk aborsi yang sexually active, kurang memadainya
disengaja. Penelitian di 10 kota besar dan 6 pengetahuan tentang proses dan kesehatan
kabupaten menemukan fakta bahwa dari remaja, kurangnya pelayanan dan bimbingan
sekitar 2 juta kasus aborsi, separuh tentang kesehatan serta penyebaran PMS
diantaranya terjadi di perkotaan. Dari satu dan HIV/AIDS. Sedangkan kesehatan
juta aborsi di perkotaan, sebanyak 70 % remaja amat di pengaruhi oleh aspek-aspek
dilakukan secara diam-diam oleh tenaga social budaya dimana mereka berada.
kesehatan, selebihnya dilakukan dukun. Perilaku seksual remaja tentulah dipengaruhi
Dampak dari bahaya aborsi ilegal bagi oleh lingkungan pergaulan, mulai dari
kesehatan kandungan bagi si wanita bisa keluarga, kelompok sebaya (peer group)
menyebabkan kerusakan rahim dan sampai dengan media remaja.
pendarahan hebat bahkan bisa berujung Keguguran kandungan atau yang lebih
kematian.Perbuatan aborsi di kalangan dikenal dengan  nama aborsi (bahasa latin:
remaja bermula dari prilaku seks bebas dan abortus) adalah penghentian atau
mereka cenderung mengabaikan bahayanya berhentinya suatu kehamilan sebelum
bagi kesehatan para remaja. Prilaku ini bisa kehamilan atau janin di dalam perut seorang
menyebabkan penularan berbagai penyakit wanita yang kelak menjadi bakal bayi
berbahaya tersebut dapat mampu hidup di luar
Berdasarkan hasil penelitian kandungan dikarenakan suatu factor tertentu.
perkumpulan keluarga Berencana Indonesia Aborsi sesuatu yang dianggap sebagai
Daerah Istimewa Yogyakarta (PKBI DIY) sebuah tindakan kriminal dimana terjadinya
pada tahun 2015, sebanyak 53-55 orang pembunuhan, tetapi walaupun demikian
perempuan Indonesia meninggal, karena pada perkembangannya dari waktu ke waktu
unsafe abortion yang menyumbang 11-14% aktifitas aborsi semakin mengalami
AKI di Indonesia. AKI merupakan indikator peningkatan yang sangat   tinggi khususnya
kualitas kesehatan ibu di suatu Negara dikalangan para remaja.  Bagi para remaja
Indonesia gagal mencapai target MDGs yang terdapat di kota-kota besar, aborsi
sebesar 102/100.000 kelahiran. Berdasarkan merupakan sesuatu hal yang dianggap biasa
Survei Demografi Kesehatan(SDKI) tahun karena hampir setiap harinya berita tentang
aborsi muncul di media elektronik maupun sudut “kenikmatan” nya saja tanpa
di media cetak. memandang efek-efek negatif di
Dari zaman ke zaman tingkat aborsi kemudian hari. Maka harapannya dengan
semakin tinggi dikalangan remaja. Banyak pemahaman yang tepat dan lengkap,
hal yang dapat menyebabkan terjadinya maka remaja akan dapat membuat
aborsi dikalangan remaja dewasa ini, keputusan yang tepat untuk menjaga
beberapa penyebab itu sebagai berikut: kesucian dirinya masing-masing.
1) Perkembangan fisik dan kejiwaan Para 2) Menanamkan kembali nilai-nilai moral
remaja dalam mencari jati diri memiliki sosial dan juga keagamaan akan penting
keingintahuan yang tinggi, sehingga dan mulianya untuk menjaga
memungkinkan mereka (para remaja) kehormatan diri. Kebanyakan, para
mencoba untuk melakukan segala remaja ini karena memang semenjak
sesuatu termasuk seks bebas. kecil sudah dijauhkan oleh norma-norma
2) Kemajuan teknologi Teknologi yang yang mengatur hubungan antar laki-laki
semakin canggih, memungkinkan para dan perempuan sedangkan media gencar
remaja untuk mengkases segala seuatu mempromosikan tayangan-tayangan
yang mereka ingin ketahui, termasuk yang berbau seksualitas dengan
dalam hal seks, sehingga mereka (para mengedepankan nafsu semata. Ditambah
remaja) membuka situs-situs yang lagi akses pornografi yang dapat dengan
berbau pornografi. mudah didapatkan melalui internet via
3) Factor keluarga komputer maupun handphone.
Keadaan keluarga yang berantakan 3) Menguatkan kembali kontrol sosial di
(broken home), kurangnya kasih sayang masyarakat. Tidak dipungkiri yang
dalam keluarga, perekonomian keluarga menjadikan remaja bebas melakukan apa
yang tidak menunjang kehidupan. saja adalah karena semakin melemahnya
4) Kurangnya pendidikan seks dalam kontrol sosial dari lingkungan keluarga
keluarga maupun masyarakat. Misalkan saja ada
5) Berada dilingkungan yang memiliki sepasang pelaku “pacaran” yang
pergaulan bebas tanpa pengawasan diperbolehkan orang tuanya berdua-
orang tua. duaan di dalam kamar. Meskipun tidak
6) Pornografi. terjadi perzinahan di sana, namun itu
Menonton film yang memiliki unsur dapat memicu untuk melakukan
seksual. tindakan-tindakan yang “lebih” untuk
7) Mendapatkan kekerasan secara seksual dilakukan pada lain kesempatan dan lain
atau menjadi korban perkosaan tempat. Begitu juga kontrol dari
masyarakat itu penting ketika melihat
UPAYA UNTUK MENCEGAH ABORSI ada pasangan muda-mudi yang
DIKALANGAN REMAJA menginap di kamar kostan dan bahkan
Upaya-upaya dan pelayanan tersebut terjadi berhari-hari. Hal ini sudah barang
dapat kita rangkum dalam penjelasan berikut tentu dapat semakin mendorong
ini: terjadinya penyimpangan perilaku dalam
artian melakukan tindakan-tindakan
1) Memberikan edukasi seks di kalangan yang seharusnya baru boleh dilakukan
remaja. Hal ini dikarenakan masih oleh pasangan suami isteri yang resmi.
banyaknya para remaja kita yang 4) Para pelaku yang telah melakukan aborsi
mempelajari fungsi reproduksi para juga tak dapat dipandang sebelah mata.
Mereka mempunyai hak untuk dapat kita reproduksi merupakan masalah yang bersifat
tolong karena bisa saja hal telah mereka lintas sektor dan tidak dapat ditangani oleh
lakukan tersebut adalah suatu kekhilafan kementerian dan dinas yang menangani bidang
yang tak ingin diulanginya lagi. Maka, kesehatan saja. Sebagai contoh, untuk
bagi para penyandang PAS, dapat kita pendidikan kesehatan reproduksi remaja, dapat
tolong dengan memberikan pelayanan melibatkan pihak sekolah. Kementerian
konseling serta dukungan sosial untuk Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian
dapat bangkit kembali menjalani Kesehatan selama ini telah bekerja sama untuk
kehidupan secara normal dengan diiringi melaksanakan program kesehatan reproduksi
taubat yang sebenar-benarnya (taubat dengan menerbitkan Buku Kesehatanku untuk
nasukha). siswa SMP dan SMA. Program ini dapat
mengenalkan siswa kepada hak kesehatan
4. Pembahasan reproduksi. Upaya lain yang dapat dilakukan
Aborsi dapat dikatakan sebagai adalah memasukkan materi mengenai
pengguguran kandungan yang di sengaja dan kesehatan reproduksi yang terintegrasi ke
saat ini menjadi masalah yang hangat dalam beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu
diperdebatkan, perilaku aborsi tidaklah Pengetahuan Alam serta Pendidikan Jasmani
semudah membalikkan kedua telapak dan Kesehatan, sesuai dengan usia siswa.
tangan. Hal ini diperlukan kerjasama lintas Seluruh pemangku kepentingan terkait
sektoral secara komprehensif dan juga perlu terus melakukan sosialisasi dan
berkelanjutan. Tentu saja dimulai dari hal meningkatkan sosialisasi kesehatan reproduksi
terkecil yang bersifat pencegahan hingga sedini mungkin, yaitu sejak remaja. Sosialisasi
pertolongan pasca aborsi. mengenai kesehatan reproduksi harus
Menggugurkan anak hasil perkosaan ditekankan pada layanan kesehatan reproduksi,
tidak memberikan solusi tepat karena dalam melalui layanan kesehatan reproduksi remaja,
hal ini janin yang dikandung mempunyai kesehatan masa pra-kehamilan, selama
hak untuk hidup karena secara kedaruratan kehamilan, persalinan, pasca-melahirkan,
medis memang tidak membahayakan nyawa
sang ibu dan anak memang dapat dilahirkan. 6. Daftar Pustaka
Jalan keluar yang tepat adalah dengan
memberikan konseling secara khusus baik Sodik, M. A. (2014). Sikap Pencegahan
dari konselor ataupun pemuka agama, dan Aborsi Ditinjau Dari Pengetahuan Tentang
melakukan terapi khusus kepada korban. Bahaya Dan Resiko Kesehatan. Strada
Janin yang dikandung sebaiknya tetap Jurnal Kesehatan http://publikasi.
dilahirkan, jika si ibu tidak menginginkan stikesstrada. ac.
anaknya tersebut dapat dijauhkan dari sang id/wpcontent/uploads/2015/02/9-SIKAP-
ibu jika janin dilahirkan. Setelah paska SIKAPPENCEGAHAN-ABORSI. pdf.
melahirkan si korban juga harus tetap
diberikan terapi dan konseling khusus kalau Attoriq, S., & Sodik, M. A. (2018).
memang mengalami trauma secara psikis Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
sampai dia sembuh dan dapat menerima Terkait Pelayanan Kesehatan Di Lahan
kembali anak tersebut. Praktik.

5. Kesimpulan Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017).


Tingginya kasus unsafe abortion The Role Of Health Promotion And Family
mengindikasikan bahwa masalah kesehatan Support With Attitude Of Couples
Childbearing Age In Following Family
Planning Program In Health. Journal of
Global Research in Public Health, 2(2), 82-
89.

Sodik, M. A. (2018, September). Analysis of


Improved Attitude of Youth in HIV/AIDS
Prevention through the Provision of Health
Education with Peer Education. In The 2nd
Joint International Conferences (Vol. 2, No.
2, pp. 495-502).

Attoriq, S., & Sodik, M. A. (2018).


Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
Terkait Pelayanan Kesehatan Di Lahan
Praktik.

Anda mungkin juga menyukai