Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mengoptimalkan laba perusahaan karena
akan berdampak pada kelangsungan usaha. Salah satu unsur yang paling penting dalam
pencapaian laba perusahaan adalah persediaan. Apa yang dimaksud dengan persediaan dan apa
saja yang termasuk persediaan? Persediaan merupakan aset perusahaan yang dapat berupa
persediaan bahan baku, persediaan barang-barang dalam proses produksi, dan barang jadi yang
siap dijual.
Penjualan akan menurun apabila barang/persediaan yang dibutuhkan tidak sesuai dengan
spesifikasi, mutu, dan jumlah yang diminta oleh pelanggan. Begitu pula dengan pembelian, jika
pembelian tidak dilakukan dengan baik akan mengakibatkan meningkatnya biaya-biaya. Karena
pembelian erat kaitannya dengan persediaan. Contohnya seperti biaya pembelian, sewa gudang,
biaya administrasi pergudangan, gaji petugas gudang, biaya pemeliharaan persediaan, dan biaya
kerusakan/kehilangan.
Demikian pula dengan produksi harus melakukan pengendalian persediaan dengan cara
merencanakan jumlah barang yang akan diproduksi sesuai dengan forecast penjualan. Jika
jumlah barang yang diproduksi terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah permintaan
konsumen, maka perusahaan akan kehilangan peluang dalam memenuhi omzet. Namun
sebaliknya, jika jumlah permintaan dari konsumen jauh lebih kecil dari jumlah barang yang
diproduksi, maka perusahaan juga mengalami kerugian karena adanya biaya tambahan dalam
penyimpanan barang.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Manajemen Keuangan dan Manajemen Persediaan serta
hubungan keduanya
2. Mengetahui Fungsi Manajemen Persediaan
3. Mengetahui Jenis – Jenis Persediaan
4. Mengetahui Tujuan Pengelolaan Persediaan
5. Mengetahui Fungsi – Fungsi Persediaan.
6. Mengetahui Permasalahan dalam Menetapkan Persediaan
7. Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan
8. Mengetahui Biaya – Biaya Persediaan
9. Mengetahui Economic Order Quantity ( EOQ )
10. Mengetahui Lead Time dan Manfaat mengurangi Lead Time
11. Mengetahui Persediaan pengamanan (safety stock) dan faktor penentu Safety Stock
Pengertian Manajemen Keuangan dan Manajemen
Persediaan serta hubungan keduanya
Manajemen keuangan merupakan segala kegiatan ataupun aktivitas pada perusahaan
yang berhubungan dengan bagaimanakah caranya agar bisa mendapatkan pendanaan modal
kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut serta mengelola asset yang telah dimiliki
perusahaan guna mencapai tujuan utama pada suatu perusahaan.
Manajemen persediaan adalah bagian dari perusahaan yang berfungsi untuk mengatur persediaan
barang yang dimiliki. Mulai dari cara memperoleh persediaan, penyimpanannya, sampai persediaan
tersebut dimanfaatkan atau dikeluarkan.
Apabila persediaan yang tersedia jumlahnya berlebihan, maka persediaan akan menimbulkan
pengeluaran yang tinggi. Setiap barang yang disimpan pasti memerlukan biaya. Namun apabila
persediaan yang tersedia kurang, maka akan menghambat kegiatan produksi, risikonya bisa kehilangan
penjualan dan konsumen. Terlebih lagi dengan adanya ketidakpastian mengenai waktu pemesanan,
pasokan dari supplier dan ketidakpastian permintaan. Dan bahkan barang seperti barang pecah belah dan
barang yang cepat rusak/busuk memerlukan perlakuan khusus. Untuk itulah diperlukan manajemen
persediaan agar perusahaan bisa menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan mengeluarkan biaya
yang sangat rendah namun masih bisa memenuhi kebutuhan.
Sebagai contoh, perusahaan menentukan bahwa persediaan barang jadi sebesar setengah
bulan penjualan. Dengan demikian bila penjualan dalam satu tahun sebesar Rp 48 M, maka
persediaan akan sebesar:
= Rp 48 M : 24 = Rp 2 M
Bila penjualan meningkat menjadi Rp 60 M (25%), maka persediaan akan naik menjadi:
= Rp 60 M : 24 = Rp 2,5 M (25%)
Dalam keadaan seperti ini, masuk akal jika manajemen keuangan perusahaan menggunakan
metode sales percentage untuk merencanakan keuangan.
FUNGSI MANAJEMEN PERSEDIAAN
Tujuan lain diterapkannya manajemen persediaan adalah sebagai berikut:
yaitu; persediaan barang – barang berwujud seperti baja, kayu dan komponen – komponen
yaitu; persediaan barang – barang yang terdiri perusahaan lain, dimana secara langsung dapat
yaitu; persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan
yaitu; persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses
produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut
1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan
konsumen).
2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan
persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan :
a. Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga sulit untuk
diperoleh.
b. Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.
3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan biaya
menjadi besar.
5. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran, karena mengakibatkan
biaya menjadi besar.
suplier.
(potongan pembelian, biaya pengankutan per unit lebih murah dan sebagainya). Karena
perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-
biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan
sebagainya.
3. Fungsi antisipasi
diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman.
Menetapkan Persediaan
Pesanan tidak dapat dipenuhi menghilangkan kesempatan untuk menjual (mendapat profit)
c. Resiko rusak
d. Kualitas menurun
Adanya biaya yang besar dan memperbesar resiko kerugian yang berakibat memperkecil laba.
Teridiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
1. Biaya fasilitas – fasilitas penyimpanan (termasuk, penerangan, pemanas atau pendingin).
2. Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang di
Biaya penyimpanan persediaan bersifat variabel terhadap jumlah inventori yang dibeli
Total biaya penyimpanan :
Persediaan rata-rata
A =Q/2
=(S/N)/2
KET :
Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
N = Frekuensi pemesanan
C = Biaya penyimpanan
1. Sewa gudang
4. Pajak
5. Asuransi
Setiap kali suatu bahan di pesan perusahaan menanggung biaya pemesanan (Order costs
komponen tertentu.
Biaya penyiapan
TOC = F. ( S / Q )
Keterangan :
Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
F = Biaya tetap
Dari semua biaya – biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya
EOQ berhubungan dengan 2 faktor yang mempengaruhi, biaya penyimpanan dan biaya
pemesanan
1. Biaya pemesanan
Biaya pemesanan merupakan dana yang digunakan untuk memesan sejumlah barang
untuk bahan baku, produk setengah jadi maupun produk yang jadi. Biaya pemesanan bisa
berubah-ubah dan tidak tergantung pada jumlah barang yang dipesan. Dalam biaya
a. Biaya persiapan
b. Biaya pengiriman atau uang jalan untuk staf yang bertugas dalam melakukan
pemesanan
2. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang digunakan untuk hal-hal yang berhubungan
dana untuk keperluan investasi barang. Faktor-faktor yang termasuk kedalam bagian ini
adalah
a. Asuransi
b. Pajak
c. Bunga
e. biaya listrik
f. biaya kerusakan
Rumus EOQ :
2xRxS
EOQ =
√ PxI
Keterangan
R = jumlah barang yang dibutuhkan. Jumlah barang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan untuk
setiap bulannya.
P = Harga beli per unit. Yang harus kamu ketahui adalah, P merupakan harga dari setiap unit bukan harga
total dari pembelian barang yang ada.
I = Biaya penyimpanan dari setiap unit dan biasanya ditulis dalam bentuk persentase.
Isi yang dari foto letak sini yeeeeeeeeeee gak bisa dicopy
soalnya
Persediaan pengamanan (safety stock).
Persediaan pengaman atau sering pula disebut safety stock adalah persediaan yang dilakukan
untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan
pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, maka akan terjadi kekurangan
persediaan (stockout). Faktor-faktor yang menentukan besarnya safety stock adalah :
a. Penggunaan bahan baku rata-rata.
Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode tertentu,
khusunya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan baku pada masa
sebelumnya.
b. Faktor waktu.
Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan- bahan sampai
dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan.
c. Persediaan antisipasi.
Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan persediaan yang dilakukan
untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.
d. Persediaan dalam pengiriman (transit stock).
Persediaan dalam pengiriman disebut work-in process stock adalah persediaan yang masih
dalam pengiriman, yaitu :
External transit stock adalah persediaan yang masih berada dalam transportasi.
Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu untuk diproses atau menunggu
sebelum dipindahkan.