Anda di halaman 1dari 1

“Gereja Era Modren”

Gereja dan keluarga telah hidup diera modren. Penemuan-penemuan yang semakin
memudahkan manusia untuk berinteraksi dengan sesama, menjadi salah satu contoh era
modren. Sehingga berdampak pada pola-pola pelayan gereja yang bisa menjawab
pergumulan di mana gereja berada. Tidak banyak dari gereja yang mulai kehilangan tugas
dan panggilannya, tapi tidak sedikit juga gereja yang mencoba untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan dan tidak menghilangkan jiwa dari gereja tersebut. Ini semua medan-medan
yang harus dilalui gereja dan keluarga lalui dan gumuli. Kitab Mazmur rupanya merupakan
bagian dari koleksi yang lebih besar, yakni Mazmur 42-83, di mana Allah disebut dengan
nama `Èlõhîm, bukan Yahweh. Elohim digunakan sebanyak 164 kali, sedang Yahweh hanya
30 kali. Mazmur 46 dengan penekanan pada keyakinan kepada Allah, di sini diakhiri dengan
nada yakin yang serupa. Konsep tentang Allah sebagai Tempat Perlindungan (Benteng)
dalam Mazmur 46 dan sebagai Raja dalam Mazmur 46 dan 47 disatukan dalam mazmur ini.
Ciri-ciri eskatologis dilanjutkan di sini, tetapi dengan intensitas lebih kecil. Mazmur ini pasti
digunakan dalam kaitannya dengan perayaan penting, ketika kepada para peziarah yang baru
pertama kali berkunjung diperlihatkan kota Allah. Di tengah tantangan-tantangan era modren,
tentu ada peluang yang dibuka oleh perkembangan teknologi. Untuk itu gereja tidak boleh
menutup diri, tetapi tidak juga dengan serta-merta menerima semuanya. Dalam hal ini
dibutuhkan hikmat. Dengan teknologi, gereja menjadi lebih mudah menyebarkan pesan
Firman Tuhan, menyajikan konten-konten yang meneguhkan jemaat, melakukan penginjilan,
memberikan informasi kepada khalayak ramai, menanggapi pertanyaan dan permintaan
konseling dari jemaat. Teknologi juga dapat menjadi pendukung acara ibadah. Kini sudah
tersedia berbagai sistem presentasi multimedia untuk gereja yang dapat digunakan dalam
ibadah. Perekaman video hingga live streaming ibadah pun tidak lagi merupakan hal yang
terlalu sulit atau mahal. Namun perlu diingat, dengan banyaknya persaingan dari konten-
konten yang dipertanyakan, maka gereja perlu mengemas dan menyajikan konten-kontennya
dengan baik, agar menarik, berkualitas unggul, dan tampak layak dipercaya. Di samping itu
gereja perlu tetap memelihara keterlibatan jemaat dalam pertemuan jemaat secara fisik.
Pertemuan maya tidak dapat menyaingi keunggulan hubungan antar manusia secara tatap
muka. Ketulusan dalam kasih, perhatian, keramahtamahan dan pelayanan di dunia nyata
harus dipelihara agar komunitas fisik tetap terjaga dan tidak tergantikan oleh komunitas
maya. Gereja perlu memerangi kesepian, ketidakpedulian, keegoisan yang ada dalam diri
anggota jemaat dan membangkitkan gairah mereka untuk bertemu dengan sesama saudara
seiman di dunia nyata. Dengan begitu Gereja menjadi kawan kerja Allah diera modren.
Amin.

Anda mungkin juga menyukai