Anda di halaman 1dari 8

Judul : Analisis Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Metode Variable

Costing
Peneliti : Christy Oentoe
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi
Manado
Publikasi : Jurnal EMBA
Juni 2013
Volume 1, nomor 3, hal. 599-605
Tanggal Review : 6 September 2019

PENDAHULUAN
Persaingan yang terjadi dalam bidang ekonomi semakin terasa seiring dengan
perkembangan dunia bisnis. Setiap perusahaan berusaha sebaik mungkin agar mampu
bertahan di tengah persaingan dengan para kompetitornya. Perusahaan manufaktur di era
modern seperti saat ini dituntut untuk memperhatikan seluruh aktivitas keuangannya,
termasuk perhitungan terkait biaya produksi. Biaya produksi adalah salah satu bagian dari
langkah-langkah internal yang dilakukan perusahaan dengan tujuan meningkatkan efisiensi.
Perusahaan harus melakukan pengendalian biaya dalam menjalankan kegiatan operasinya
dengan maksud tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama dari setiap
perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Salah satu jalan yang dapat ditempuh oleh perusahaan agar memperoleh keuntungan yang
maksimal adalah dengan mengendalikan biaya produksi.
Biaya produksi secara umum diartikan sebagai sejumlah pengorbanan ekonomis yang
harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan biaya
yang digunakan dalam mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Tiga unsur dalam biaya
produksi diantaranya adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik. Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dan
produk jadi dan dimasukkan secara ekspilit dalam perhitungan biaya produk. Tenaga kerja
langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk
jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu, sedangkan overhead pabrik
merupakan semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu.
Biaya produksi adalah komponen penting dalam menghitung harga pokok produksi. Harga
pokok produksi digunakan untuk menetapkan besarnya laba yang ingin dicapai oleh
perusahaan atas penjualan barang dan jasa yang dihasilkan.
1
Bagi perusahaan manufaktur, biaya produksi adalah faktor penting yang
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan apabila ditinjau dari sisi finansialnya. Pada
perusahaan Roti Jordan Tomohon biaya produksinyadihitung secara terperinci. Penelitian ini
menganalisis biaya produksi perusahaan dengan pendekatan variable costing. Pengertian dari
variable costing adalah suatu metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan
komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Variable
costing dipilih karena perhitungannya dianggap lebih praktis. Berdasarkan latar belakang
masalah, maka judul penelitian ini adalah analisis perhitungan biaya produksi menggunakan
pendekatan variable costing pada perusahaan roti jordan. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis perhitungan biaya produksi dengan menggunakan pendekatan
variable costing pada Perusahaan Roti Jordan.

LANDASAN TEORI
Homgren et al (2006:4) menjelaskan bahwa pengertian akuntansi adalah suatu sistem
yang mengukur aktivitas bisnis, memproses informasi menjadi laporan keuangan, dan
mengkomunikasikan hasilnya dengan para pengguna laporan keuangan tersebut kepada
berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal. Pihak internal adalah manajemen
sebagai pembuat keputusan, sedangkan pihak eksternal adalah pemegang saham, kreditur,
dan pemerintah. Selain itu, pengertian akuntansi juga dinyatakan oleh Santoso (2007:1) yaitu
akuntansi merupakan suatu sistem yang mengukur akuntansi-akuntansi bisnis, yang
selanjutnya memproses informasi tersebut dalam bentuk laporan-laporan dan
mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan. Weygandt et al (2009:4)
menyebutkan bahwa akuntansi yang baik adalah sesuatu yang penting di dunia bisnis karena
dapat digunakan untuk mengambil keputusan investasi, sedangkan akuntansi yang buruk
adalah suatu hal yang tidak dapat ditoleransi karena menyediakan informasi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan penggunanya.
Krismiaji dan Aryani (2011:1) mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu
cabang ilmu akuntansi yang menghasilkan informasi untuk manajemen atau pihak internal
perusahaan. Pengguna utama dari informasi akuntansi manajemen adalah manajer perusahaan
yang bertugas untuk merencanakan kegiatan, menerapkan rencana, dan mengarahkan serta
mengendalikan kegiatan organisasi agar dapat berjalan sesuai rencana. Informasi yang
dihasilkan oleh akuntansi manajemen akan membantu manajer dalam membuat keputusan
terkait perencanaan keuangan dalam perusahaan.
2
Mulyadi (2010:7) menyatakan bahwa akuntansi biaya adalah suatu proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya buatan dan penjual produk atau jasa, dengan
cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.
Pengertian biaya menurut Supriyono (2011:16) adalah harga perolehan yang
dikorbankan atau digunakan dengan tujuan memperoleh penghasilan (revenues) dan
digunakan sebagai pengulang penghasilan. Biaya diklasifikasikan ke dalam harga pokok
penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga, dan pajak perseroan.
Menurut Garrison et al (2008:69) biaya diartikan sebagai beban yang sangat penting dalam
mengambil suatu keputusan di masa mendatang. Pada saat keputusan dibuat, sangat penting
untuk memiliki pemahaman yang kuat mengenai konsep biaya diferensial, biaya kesempatan,
dan biaya tertanam.
Pengertian biaya produksi menurut Mulyadi (2010:16) adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya produksi
membentuk kos produksi, yang digunakan untuk menghitung kos produk jadi dan kos produk
yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Pengumpulan kos produksi sangat
ditentukan oleh cara produksi. Secara umum, cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi
dua macam yaitu produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. Perusahaan yang
berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengelolahan produknya atas dasar pesanan
yang diterima dari pihak luar. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan
menggunakan metode kos pesanan (job order cost method). Metode ini dilakukan dengan
mengumpulkan biaya-biaya produksi untuk pesanan tertentu dan kos produksi per satuan
produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan membagi total
biaya produksi untuk pesanan dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
besangkutan. Metode penentuan kos produksi adalah memperhitungkan elemen-elemen biaya
ke dalam kos produksi. Terdapat dua pendekatan untuk memperhitungkan elemen-elemen
biaya dalam kos produksi, yaitu full costing dan variable costing.
Metode full costing adalah suatu metode di mana biaya produksi yang diperhitungkan
dalam penentuan kos produksi adalah biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variabel. Pengertian dari metode variable costing
adalah suatu metode di mana biaya produksi yang diperhitungkan dalam penentuan kos
produksi hanya terdiri atas biaya produksi yang sifatnya variabel.
Variable costing menurut Mulyadi (2010:18) didefinisikan sebagai metode penentuan
kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable
kedalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
3
biaya overhead pabrik variabel. Variable costing hanya membebankan biaya-biaya produksi
yang sifatnya variabel ke dalam harga pokok produk. Metode variabel costing ini dikenal
dengan istilah direct costing. Metode variable costing menyatakan bahwa biaya overhead
pabrik tetap diperlakukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik
tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.. Biaya overhead pabrik tetap
didalam metode variable costing dan tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku
dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya. Metode variable
costing ini banyak diterapkan bagi keperluan pelaporan internal, karena metode ini dianggap
konsisten dengan asumsi perilaku biaya yang kerap digunakan dalam pengambilan keputusan
manajemen.

METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa daftar
biaya variabel dan biaya tetap perusahaan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dokumentasi dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu metode deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode pembahasan permasalahan yang
sifatnya menguraikan, menggambarkan, membandingkan suatu data atau keadaan, serta
menuliskan dan menerangkan suatu keadaan sedemikian rupa sehingga bisa menarik
kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan diantaranya: (1) melakukan observasi ke
perusahaan untuk mencari tahu metode perhitungan apa yang digunakan perusahaan dalam
menentukan biaya produksi; (2) mengambil data biaya-biaya dari perusahaan; dan (3) perhitungan
biaya-biaya berdasarkan metode yang ada dalam bab dua.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karena adanya pesanan khusus yang diterima perusahaan ini, maka penggolongan
biaya atas dasar perilaku-perilaku biaya yang ada didalam perusahaan selayaknya harus
digunakan. Biaya-biaya yang ada didalam perusahaan roti jordan terbagi atas tiga golongan
besar, yaitu biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Biaya bahan langsung yang digunakan untuk memproduksi roti tidak terlalu banyak.
Biaya bahan langsungnya terdiri atas tepung, gula, coklat, telur, mentega, dan ragi. Semua
harga satuan produk serta total pengeluaran perbulannya diperoleh dari data perusahaan
melalui teknik observasi dan wawancara. Total keseluruhan bahan baku apabila dijumlah
adalah sebesar Rp 711.972.000 per bulannya.

4
Biaya tenaga kerja langsung yang dibayarkan oleh perusahaan ini adalah jumlah
keseluruhan upah yang dibayarkan kepada karyawan yang bekerja di bagian produksi mulai
dari pengolahan bahan baku sampai menjadi barang jadi. Tarif upah yang diberikan sesuai
dengan kebijakan perusahaan. Perusahaan mengambil kebijakan untuk memberikan upah
sebesar Rp 50.000 per harinya. Total keseluruhan karyawan berjumlah 60 orang. Karyawan
yang bestatus karyawan tetap adalah sebanyak 8 orang, sedangkan sisanya sebanyak 52 orang
masih berstatus sebagai karyawan kontrak. Perusahaan ini mengklasifikasikan tenaga
kerjanya ke dalam dua bagian, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga kerja langsung berjumlah 45 orang dengan gaji sebesar 50 ribu perharinya, sehingga
total pengeluaran untuk upah tenaga kerja langsung selama satu bulan (26 hari) adalah Rp
58.500.000. Tenaga kerja tidak langsung dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu manajer, kepala
bagian, dan karyawan. Manajer berjumlah satu orang dengan gaji Rp 3.500.000 perbulannya.
Kabag terbagi menjadi 5 divisi dengan gaji masing-masing selama sebulan adalah sebesar Rp
2.500.000, sehingga apabila di total maka menjadi Rp 12.500.000. Karyawan tetap sebanyak
8 orang diberikan upah yang sama dengan karyawan kontrak yaitu Rp 50.000 per harinya,
sehingga upah untuk karyawan tetap selama satu bulan (26 hari) adalah sebesar Rp
1.300.000. Jadi total untuk pengeluaran upah tenaga kerja tidak langsung adalah sebesar Rp
26.400.000 per bulannya.
Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan ini adalah biaya-biaya
bahan pembantu seperti kantong pembungkus roti (paper pack), plastik pembungkus, biaya
listrik, telepon, bahan bakar, air, perlengkapan pabrik, serta pemeliharaan pabrik atau biaya
maintenance. Data mengenaik biaya overhead pabrik diperoleh dari data internal perusahaan
melalui observasi dan wawancara. Total keseluruhan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan
oleh perusahaan ini setiap bulannya adalah sebesar Rp 65.545.116.
Pada perusahaan roti jordan, perusahaan menggunakan perhitungan biaya produksi
yang terperinci. Dalam hal ini perusahaan membebankan semua unsur biaya produksi dengan
berdasarkan biaya yang terjadi sesungguhnya. Penentuan harga biaya produksi berdasarkan
perhitungan riil adalan dengan menjumlahkan keseluruhan biaya bahan langsung, tenaga
kerja langsung, overhead pabrik variabel, dan overhead pabrik tetap. Total keseluruhan
biaya-biaya tersebut merupakan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan roti jordan,
dengan jumlah sebesar Rp 836.017.116.
Perhitungan biaya produksi juga dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
variable costing. Dalam menentukan biaya produksi yang ada dalam perusahaan roti jordan
hanya membebankan unsur-unsur biaya produksi yang bersifat variabel saja. Adapun unsur-
5
unsur biaya variabel itu adalah biaya bahan langsung, biaya upah langsung, dan biaya
overhead variabel. Pemebebanan biaya produksi tersebut dilakukan berdasarkan biaya
historis atau biaya yang sesungguhnya terjadi. Berdasarkan teori yang ada, biaya variabel
pabrik sebaiknya dibebankan berdasarkan tarif biaya overhead yang telah ada, karena tidak
mungkin mengukur biaya overhead variabel dengan tepat yang harus dibebankan terhadap
suatu produk. Selain itu, dengan menggunakan tarif biaya overhead yang telah ada, maka
dapat disusun standar dan anggaran biaya untuk keperluan pengawasan dan efisiensi kerja.
Pengalokasian biaya overhead menurut teori yang ada. Dari hasil analisa yang telah
dilakukan oleh peneliti maka diperoleh jumlah total harga pokok produksi dengan
menggunakan variable costing yakni sebesar Rp 786.265.200 dengan menjumlahkan
komponen biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, maka dapat
di tarik simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan metode variable costing yang telah dibuat oleh penulis,
didapatkan hasil yang berbeda dengan perhitungan yang dibuat oleh perusahaan.
Menggunakan perhitungan dengan pendekatan variable costing diperoleh total biaya
produksi yang lebih rendah dibandingkan perhitungan yang dilakukan oleh
perusahaan, yaitu Rp 836.017.116 dengan menggunakan perhitungan variable costing
dan Rp 786.265.200 dengan menggunaka perhitungan riil yang dibuat oleh
perusahaan.
2. Terdapat perbedaan utama antara perhitungan riil perusahaan dengan perhitungan
variable costing yaitu terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik. Perhitungan riil
perusahaan menggunakan perhitungan biaya overhead pabrik tetap dan variabel,
sedangkan metode variable costing hanya menghitung biaya overhead variabel saja.

Berdasarkan hasil simpulan peneliti memberikan saran bagi perusahaan roti jordan
sebaiknya menggunakan perhitungan dengan metode variable costing, karena dalam metode
variable costing ini yang dihitung hanya semua biaya yang berkaitan dalam proses produksi,
sedangkan dalam perhitungan riil perusahaan dihitung juga biaya.

6
PENDAPAT ATAS PENELITIAN
1) Kelebihan
Beberapa kelebihan dari penelitian dan artikel ilmiah tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pada bagian abstrak, peneliti telah memaparkan mengenai topik yang dibahas dalam
artikel ilmiah. Peneliti sudah menjelaskan mengenai latar belakang artikel ini yaitu
persaingan yang semakin ketat di perusahaan produksi khususnya yang bergerak di
bidang kuliner. Selanjutnya, pada bagian abstrak peneliti juga sudah mencantumkan
tujuan penelitian ini dibuat yaitu untuk menganalisis metode apa yang digunakan oleh
perusahaan dalam menghitung biaya produksi dan untuk membandingkan pendekatan
yang digunakan oleh perusahaan dengan pendekatan variable costing. Peneliti juga
menjelaskan metode apa yang digunakan, serta hasil akhir yang diperoleh dari
penelitian ini.
b. Peneliti telah memaparkan dengan jelas teori yang digunakan, baik teori dasar
maupun teori pendukung yaitu akuntansi, akuntansi manajemen, akuntansi biaya,
biaya, biaya produksi, dan variable costing.
c. Dalam mendefinisikan teori-teori yang digunakan, peneliti telah mengacu pada
literatur yang baik yaitu buku, bukan artikel ilmiah.
d. Kutipan-kutipan yang digunakan telah sesuai dengan aturan yang berlaku.
e. Peneliti telah memaparkan hasil perhitungan yang baik pada hasil penelitiannya,
sehingga memudahkan pembaca untuk memahami perolehan angka-angka tersebut.
f. Hasil penelitian telah dijelaskan secara ringkas pada kesimpulan sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami keseluruhan isi dari artikel ilmiah tersebut.
g. Peneliti telah memberikan saran yang dapat dilakukan oleh perusahaan roti jordan
kedepannya, untuk membantu kelancaran usaha kulinernya dalam meningkatkan
perolehan keuntungan.
h. Penulisan sitasi atau daftar rujukan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2) Kekurangan
Adapun kekurangan dari artikel ilmiah tersebut adalah sebagai berikut.
a. Peneliti belum menjelaskan fenomena yang terjadi secara luas, walaupun pada bagian
abstrak telah dijelaskan secara singkat, namun penjelasan yang lebih detail diperlukan
agar pembaca lebih paham mengenai latar belakang penelitian ini.
b. Peneliti tidak menjelaskan alasan mengapa memilih perusahaan roti jordan sebagai
objek dalam penelitiannya.
7
c. Peneliti dapat menambahkan literatur-literatur terdahulu seperti jurnal, untuk
menambah referensi terkait penelitiannya. Jurnal-jurnal yang digunakan dapat
berkaitan dengan teori-teori yang digunakan, khususnya mengenai biaya produksi dan
variable costing.
d. Peneliti belum menjelaskan hasil akhir penelitiannya dengan disertai dengan beberapa
jurnal terdahulu untuk memperkuat hasil yang diperoleh.
e. Masih terdapat kesalahan dalam penulisan rupiah pada penelitian ini. Penulisan
rupiah seharusnya tidak diikutsertakan dengan tanda baca titik, namun peneliti masih
menggunakan tanda baca titik setelah kata rupiah (Rp).
f. Terdapat beberapa kesalahan dalam redaksional, baik itu dalam penulisan kata depan
dan kata sambung pada awal kalimat, serta kesalahan penggunaan tanda baca.

Anda mungkin juga menyukai