Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang
dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat melaksanakan tugas membuat makalah ini walaupun
sangat sederhana.
Tujuan membuat makalah ini guna melengkapi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan. Disamping itu juga menambah pengetahuan tentang manajemen
keperawatan.
Kami percaya bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Maka
dari itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca semua.
Penyusun
BAB I
LATAR BELAKANG
A. PENDAHULUAN
Manajer adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain. Seorang
manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya menggunakan bantuan orang lain
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, ia perlu memimpin pegawai,
karyawan, pekerja, atau apapun sebutannya. Tidak setiap orang yang ditunjuk sebagai pemimpin
bisa menjalankan pekerjaan dengan baik. Selain itu, tidak setiap pemimpin dapat menjadi pemimpin
yang baik.
Kepemimpinan pada dasarnya bersifat subjektif, dalam arti sempit “tidak dapat diukur secara
objektif”, dan dalam arti yang sangat luas “ tidak didapat dari atau diajarkan disekolah”.
Kepemimpinan adalah kemauan memberi inspirasi kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai
suatu kelompok agar dapat mencapai tujuan umum. Kemampuan memimpin diperoleh dari
pengalaman hidup sehari – hari. Pengertian lain tentang kepemimpinan ialah segala hal yang
bersangkutan dengan pemimpin dalam menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan orang lain
agar melaksanakan tugas dan mewujudkan sasaran yang ditetapkan.(LAN RI, 1996)
Banyak pendapat yang berbeda – beda, tentang apa yang dimaksud dengan pemimpin yang baik.
Demikian juga tentang apa yang menjadi kewajiban setiap pemimpin. Namun demikian, dapat
diambil arti persamaannya, yaitu bahwa setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk mencapai
tujuan organisasi atau institusi dan memberi perhatian terhadap kebutuhan para karyawan
bawahannya.
(S.suarli)
A. TUJUAN PENULISAN
3.Mahasiswa mampu menganalisa gaya kepemimpinan yang biak dalam proses manajemen
keperawatan.
4..Mahasiswa mampu mengaplikasikan atau menerapkan gaya kepemimpinan yang baik dalam
proses manajemen keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN)
A. DEFINISI
Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai
suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan umum. (LAN RI, 1996)
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan ketika satu pihak memiliki kemampuan lebih besar untuk
menunjukan dan memepengaruhi orang lain. (Gillies, 1994)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas – aktifitas suatu
kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal). (Hemhill & Coons, 1957)
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta
diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
(Tannenbaum, Weschler &Massarik,1961)
B. TEORI KEPEMIMPINAN
Analisis imliah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri.
Teori sifat berkembang pertama di Yunani kuno dan di Romawi yang bernggapan bahwa pemimpin
itu dilahirkan bukannya diciptakan.
Dalam perkembangan, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir piskologi yang
berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya tidak dilahirkan, akan tetapi juga
dapat di capai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian.
2. teori kepemimpinan perilaku dan situasi
Berdasarkan penelitian perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memilki
kecenderungan kea rah 2 hal :
§ Struktur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada
bawahan. Contoh bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan dan hasil apa yang akan dicapai.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang
memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga. Kemudian juga
timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang
pendiagnosa yang baik dan harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik fan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
3. Teori kontingensi
Teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu system manajemen yang optimum, system tergantung
pada tempat perubahan lingkungannya. System ini disebut system organic (sebagai lawan system
mekanistik), pada system ini mempunyai beberapa cirri :
Behaviorisme merupakan salah aliran psikoloki ynag memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmania dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain behaviorisme tidak
mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasan individu dalam suatu belajar. Pendekatan
ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada pemahaman tentang pekerja lebih
berorientasi pad manusia sebagai pelaku.
5. Teori humanistic
Teori ini menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teor humanistic biasanya dicirikan dengan adanya
Susana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori ini secara umum berpendapat, secara
alamiah manusia merupakan “motivated organism”. Orgnaisasi memiliki stuktur dan system control
tertentu. Fungsi kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk
merealisaskan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama
sejalan dengan arah tujuan kelompok.
1. PERAN
Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup banyak hal. Kegiatan tersebut mencakup
cara mengarahkan, menunjukkan jalan, menyupervisi, mengawasi tindakan anak buah,
mengoordinasikan kegiatan yang sedang atau akan dilakukan, dan mempersatukan usaha dan
berbagai individu yang memiliki karakteristik yang berbeda (Gillies,1994). (Dengan demikian,
kegiatan kepemimpinan selalu bersinggungan dengan kegiatan dalam manajemen.
Brosten, Hayman dan Naylor (1979) menyebutkan bahwa kegiatan kepemimpinan paling sedikit
mencakup 4 hal yang terkait dengan kegiatan manajerial, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
motivasi, dan pengendalian.
2. FUNGSI
§ Fungsi instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikastor yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara
menjalankan perintah), bila mana (waktu memulai, melaksanakan, dan melaporkan hasilnya), dan
dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga
fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
§ Fungsi konsultasi
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebgai komunikasi dua arah. Hal tersebut
digunakan manakala pemimpin dalam usahan menetapkan keputusan yang memerlukan bahan
pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang – orang yang dipimpinnya
§ Fungsi partisipatif
§ Fungsi delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi pemimpin memberikan pelimpahan wewenag membuat atau
menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada
orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara
bertanggung jawab.
§ Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas
anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya
tujuan bersama secara maksimal.dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat
mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
C. WEWENANG KEPEMIMPINAN
Agar seorang pemimpin bisa mencapai tujuan secara efektif, ia harus mempunyai wewenang untuk
memimpin para staf dalam usaha mencapai tujuan tersebut. Wewenang ini disebut wewenang
kepemimpinan, yaitu, hak untuk bertindak atau mempengaruhi tibgkah laku orang yang
dipimpinnya. Wewenang kepemimpinan didapat dari luar diri pemimpin itu.
Secara umum, ada dua konsep pemberian konsep kepemimpinan dilihat dari arahnya, yaitu dari atas
dan dari bawah. Wewenang dari atas umumnya berasal dari atasan, misalnya seorang direktur
rumah sakit menunjuk seorang perawat yang dinali mampu untuk menjadi kepala bagian perawatan
dan kemudian diberi wewenang untuk memerintah. Cara demikian ini disebut“top-down
authority” , atau kewenangan dari atas ke bawah.
Konsep yang kedua adalah “bottom-up authority”, atau kewenangan dari bawah ke atas, yang
berdasarkan teori penerimaan (receptance theory). Pada konsep ini, pemimpin dipilih oleh mereka
yang akan menjadi bawannya. Apabila seseorang diterima sebagai pemimpin dan diberi wewenang
untuk memimpin, maka para bawahan akan menghargai wewenang tersebut. Pemimpin tersebut
bisa juga merupakan seorang wakil yang mewakili nilai – nilai yang mereka anggap penting.
(S.Suarli)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepemimpinan merupakan suatu seni dan proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain
supaya mereka memiliki motivasi untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dalam situasi
tertentu. Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup cara mengarahkan, menunjukkan
jalan, menyupervisi, mengawasi tindakan anak buah, mengoordinasikan kegiatan yang sedang atau
akan dilakukan, dan mempersatukan usaha dan berbagai individu yang memiliki karakteristik yang
berbeda.
(Gillies, 1994)
Seorang pemimpin yang efektif tidak akan menggunakan kelebihannya untuk menaklukkan orang
lain, namun justru digunakan untuk mendorong bawahannya dalam mencapai tujuan sesuai dengan
kemampuan yang ada.
B. SARAN
2. Dalam proses manajemn keperwatan seharusnya melibatkan seluruh personil bukan hanya
berpusat pada pemimpin atau manajer.
3. Segala keputusan yang dibuat harus dimusyawarahkan dan harus dapat diterima oleh semua
pihak dalam manajemen keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA