Anda di halaman 1dari 7

CATATAN

1. Penyimpangan Seksual
a. Pedofilia
Pedofilia adalah jenis perilaku penyimpangan seksual yang dilakukan terhadap anak di
bawah umur.
b. Fethisisme
Sesorang dengan perilaku seksual menyimpang ini mendapatkan kepuasan secara seksual
dengan menggunakan barang atau objek bukan manusia.
c. Exhibisionisme
Exhhibisionisme adalah seseorang dengan perilaku penyimpangan seksual yang kerap
memperlihatkan organ intimnya kepada orang lain
d. Frotteurisme
Seseorang dengan perilaku seksual menyimpang ini seringkali menggosok atau
menempelkan organ intimnya ke korban di luar keinginannya
e. Veyeurisme
Veyeurisme adalah jenis penyimpangan seksual di mana pelaku merasa hasrat seks-nya
terpenuhi ketika ia melihat atau mengintip korban yang sedang telanjang, melepas baju,
atau sedang berhubungan intim.
f. Sadomasokisme
Sadomasokisme adalah tindakan memberi atau menerima kenikamatan yang umumnya
bersifat seksual dengan cara menyebabkan atau menderita rasa sakit atau rasa malu.
g. Transvestic Fethisisme
Jenis penyimpangan seksual ini identik dengan laki-laki heteroseksual yang sering
memakai pakaian perempuan untuk mendapatkan respon seksualnya.
h. Sadisme
Kepuasan seksual yang diperoleh dengan menyakiti orang lain (yang disayangi) secara
jasmani atau rohani.
i. Masokisme
kelainan seks yang menyebabkan penderitanya memperoleh kenikmatan seksual dengan
menerima rasa sakit, atau pelecehan seksual.

2. Gangguan pada Haid


a. Dysmenorrhea
Dysmenorrhea merupakan kelainan menstruasi yang ditandai dengan gejala rasa sakit yang
luar biasa ketika menstruasi, termasuk diantaranya rasa sakit pada area punggung bagian
bawah, tulang panggul hingga kram perut.
b. Menorrhagia
Kondisi menorrhagia ditandai dengan volume darah menstruasi yang sangat banyak, dan
umumnya terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon atau kelainan pada rahim.
c. Metroragia
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
Metroragia diluar kehamilan.
d. Oligomenorrhea (siklus diatas 35 hari)
Periode menstruasi yang tidak dapat diprediksi mungkin masih dianggap normal jika
dialami ketika masa awal tahun pertama mengalami menstruasi dan pada saat akan
mengalami menopause.
Mentruasi yang tidak teratur bisa disebabkan oleh beberapa fakktor, antara lain karena
ketidakseimbangan hormon, kelainan organ reproduksi, stress yang tinggi, berat badan
yang turun drastis, obesitas dan kista.
e. Amenorrhea
Seorang wanita yang tidak mengalami menstruasi hingga 3 bulan maka kemungkinan besar
sedang hamil. Namun jika bukan kehamilan yang menjadi penyebabnya, maka bisa
merupakan gejala perimenopause atau akan memasuki masa menopause.
Kondisi wanita yang tidak menstruasi juga bisa disebabkan oleh adanya tingkat stress yang
tinggi, penurunan berat badan yang ekstrim atau karena menjalani latihan yang sangat
berat.
1) Amenore Primer, jika seorang wanita tidak pernah sekalipun Menstruasi / Haid dalam
hidupnya.
2) Amenore Sekunder, jika seorang wanita pernah mengalami menstruasi / Haid, kemudian
berhenti selama 3 siklus, atau selama 6 bulan
f. Polimenorhea
Siklus kurang dari 20 hari
g. Hipermenorhea
Darah banyak keluar saat menstruasi
h. Hipomenorhea
Darah kurang dengan siklus normal
i. Kryptomenorhea
Cryptomenorrhea merupakan keadaan di mana menstruasi terjadi tetapi darah menstruasi
tersebut tidak mengalir keluar. Salah satu penyebabnya adalah selaput dara yang tidak
berlubang sehingga darah menstruasi menumpuk.

3. Macam-macam kesetaraan gender


a. Stereotype
Pelabelan atau penandaan yang seringkali bersifat negatif secara umum dan melahirkan
ketidakadilan. Sebagai contoh, perempuan sering digambarkan emosional, lemah, cengeng,
tidak rasional, dan sebagainya. Stereotype tersebut yang kemudian menjadikan perempuan
selama ini ditempatkan pada posisi domestik, kerapkali perempuan di identikan dengan
urusan masak, mencuci, dan seks (dapur, sumur, dan kasur).
b. Kekerasan (violence)
Kekerasan berbasis gender, kekerasan tersebut terjadi akibat dari ketidak seimbangan
posisi tawar (bargaining position) atau kekuasaan antara perempuan dan laki-laki.
Kekerasan terjadi akibat konstruksi peran yang telah mendarah daging pada budaya
patriarkal yang menempatkan perempuan pada posisi lebih rendah. Cakupan kekerasan ini
cukup luas, diantaranya eksploitasi seksual, pengabaian hak-hak reproduksi, trafficking,
perkosaan, pornografi, dan sebagainya.
c. Marginalisasi
Peminggiran terhadap kaum perempuan terjadi secara multidimensional yang disebabkan
oleh banyak hal bisa berupa kebijakan pemerintah, tafsiran agama, keyakinan, tradisi dan
kebiasaan, atau pengetahuan (Mansour Faqih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial.
Salah satu bentuk paling nyata dari marginalisasi ini adalah lemahnya peluang perempuan
terhadap sumber-sumber ekonomi. Proses tersebut mengakibatkan perempuan menjadi
kelompok miskin karena peminggiran terjadi secara sistematis dalam masyarakat.
d. Subordinasi
Penomorduaan (subordinasi) ini pada dasarnya merupakan keyakinan bahwa jenis kelamin
tertentu dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin lainnya. Hal ini
berakibat pada kurang diakuinya potensi perempuan sehingga sulit mengakses posisi-posisi
strategis dalam komunitasnya terutama terkait dengan pengambilan kebijakan.
e. Beban kerja lebih panjang dan lebih banyak (double burden)
Adanya anggapan bahwa perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin serta tidak cocok
untuk menjadi kepala keluarga berakibat bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga
menjadi tanggung jawab perempuan. Untuk keluarga miskin perempuan selain
bertanggung jawab terhadap pekerjaan domestik, mereka juga mencari nafkah sebagai
sumber mata pencarian tambahan keluarga, ini menjadikan perempuan harus bekerja ekstra
untuk mengerjakan kedua bebannya.

4. Kelainan pada Payudara


a. Fibroadenoma Mamma (FAM)
Tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada usia 20-40 tahun. Ciri khas FAM
adalah padat kenyal, mudah digerakkan, berbatas tegas, bulat/lonjong, tidak nyeri, tidak
ada perubahan pada kulit payudara, serta tumbuh sangat lambat.
Namun demikian FAM merupakan faktor resiko tinggi kanker payudara. Pengobatan FAM
hanya bisa dengan operasi pengambilan benjolan tumor.
b. Fibrokistik Payudara
Sering ditemukan pada usia antara 20-30 tahun. Secara pemeriksaan fisk sulit dibedakan
dengan FAM atau kista payudara. Gejalanya sering disertai rasa nyeri. Pada perabaan
dijumpai benjolan padat kenyal, berbatas tidak tegas, dapat berupa kantong, baik soliter
maupun multiple. Bila dijumpai keluhan seperti di atas harus segera ditindaklanjuti dan
segera berkonsultasi ke dokter ahlinya.
c. Kista Payudara
Sering ditemukan pada usia 40 tahun sampai peri-menopause. Besarnya berubah sesuai
siklus haid. Bila membesar dengan cepat, umumnya disertai nyeri. Seringkali diduga ganas
apabila cairan di dalamnya sangat banyak sehingga tekanan tinggi dan teraba keras.
d. Mastitis
Kelainan ini terjadi akibat infeksi pada kelenjar payudara wanita yang sedang menyusui.
Umumnya bersifat akut. Sering disertai nyeri, terkadang badan terasa meriang. Pada bagian
yang meradang akan tampak benjolan merah, nyeri, keras, agak hangat, mengkilat. Bila
berlanjut, akan terjadi abses (radang bisul ). Pengobatannya bila ringan cukup dengan
antibiotik yang sesuai untuk ibu menyusui.
e. Abses Payudara
Abses payudara adalah benjolan yang terbentuk di payudara karena berkumpulnya nanah
dan terasa nyeri. Kebanyakan abses muncul persis di bawah lapisan kulit. Jika ingin
menyususi dikeluarkan nanahnya terlebih dahulu.
f. Bengkak pada payudara
Merah, bengkak, nyeri biasa

5. Tanda-tanda kehamilan
a. Tanda tidak pasti hamil
1) Amenorea
Berhentinya siklus menstruasi.
2) Mual (Morning sickness)
Pemicunya adalah peningkatan hormon secara tiba-tiba dalam aliran darah. Hormon
tersebut adalah HCG (Human chorionic Gonadotrophin).
3) Mengidam
4) Pingsan
5) Anoreksia (Mual)
6) Fatigue (kelelahan)
7) Pusing dan sakit kepala (Headaches)
b. Tanda Kemungkinan Hamil
1) Tanda Hegar
Pada korpus uteri yang seakan terpisah dengan bagian serviks.
2) Tanda Piskacek
Adanya pembesaran pda bagian uterus. Dimana pembesaran ini umumnya tidak merata
hingga dapat terlihat menonjol pada kejurusan uterus yang semakin membesar.
3) Tanda Chadwick
Pada bagian selaput lendir vulba dan bagian organ kewanitaan perempuan yang
umumnya berubah menjadi kebiruan.
4) Tanda Braxton Hicks
His palsu
5) Tanda Goodells
Tanda ini akan dapat dirasakan dengan melakukan pemeriksaan dimana pada tanda ini
serviks akan teraba lunak.
6) PP test positif
7) Teraba ballotement
c. Tanda Pasti Hamil
1) DJJ
2) Gerakan Janin
3) Kantong kehamilan (USG)

6. Denominator Presentasi Janin


a. Presentasi Puncak Kepala : UUB
b. Presentasi Belakang Kepala : UUK
c. Denominator pada presentasi sungsang : sacrum
d. Denominator pada presentasi muka : dagu ( mentum )
e. Presentasi Dahi
Presentasi dahi ialah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksimaksimal
dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian terendah.

7. Persalinan
a. Turtle sign : persalinan maju mundur
b. Distensi abdomen
Kejadian yang terjadi ketika ada zat (gas atau cairan) menumpuk di dalam perut yang
menyebapkan perut atau pinggang mengembung melebihi ukuran normal. Kejadian ini
biasanya merupakan gejala dari suatu penyakit atau adanya pengurangan fungsi anggota
tubuh.

8. Pelepasan Plasenta
a. Mekanisme Schultz
Pelepasan plasenta yang dimulai dari sentral / bagian tengah sehingga terjadi bekuan
retroplasenta. Tanda pelepasan dari tengah ini mengakibatkan perdaran tidak terjadi
sebelum plasenta lahir. Perdaran terjadi setelah placenta lahir.
b. Mekanisme Duncan
Terjadi pelepasan placenta dari pinggir atau bersamaan dari pinggir dan tengah
mengakibatkan semburan darah sebelum plasenta lahir.

9. Prasat Pengeluaran Plasenta


a. Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada atas simfisis, tali pusat di tegangkan
maka bila tali pusat masuk (belum lepas), jika diam atau maju ( sudah lepas).
b. Klein
Saat ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat kembali ( belum lepas), diam atau
turun ( sudah lepas).
c. Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok fundus bila tali pusat bergetar (belum lepas), tidak bergetar
(sudah lepas), rahim menonjol di atas simfisis, tali pusat bertambah panjang, rahim bundar
dank eras, keluar darah secara tiba – tiba.

10. Perasat Persalinan


a. Mc. Robert : Distosia bahu
b. Muller, klasik, lovset, bracht : presbo
c. Muller
Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ;
disusul melahirkan lengan belakang di belakang ( depan sacrum )
Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul.
d. Klasik
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah
belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan kemudian
melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis.
Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah
simfisis.
Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.
e. Lovset
Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah jarum jam
sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan
lahir didepan (dibawah simfsis).
Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)
Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding
lengkungan dinding sacrum disebelah belakang
Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada posisi lebih rendah dibandingkan
posisi bahu anterior.
f. Mouriceau (Pesalinan Kepala)
Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka janin, jari tengah
dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa
canina.
1) Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
2) Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain.
3) Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk
mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
4) Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
g. Prague Terbalik
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin menghadap
simfisis.
Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak diletakkan diatas
telapak tangan tersebut.
Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas
sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati
perut ibu.
Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.
11. Metode Persalinan Distosia Bahu
a. Manuver Mc. Roberts :
 Posisi Walcher
Hiperfleksi kaki kearah perut sehingga terjadi pelebaran jalan lahir dan mengubah
sudut inklinasi dari 25 derajat menjadi 10 derajat.
 Kepala janin tarik curam kebawak sehingga memudahkan persalinan bahu depan
b. Manuver Hibbard dan Resnick
 Lakukan episiotomi luas untuk melebarkan jalan lahir
 Kepala ditarik curam kebawah, sehingga bahu depan lebih mudah masuk PAP
 Tekan bahu depan diatas simfisis, sehingga dapat masuk PAP
c. Manuver Woods Cork Screw
 Fundus uteri didorong kebawah sehingga lebih menekan bagian terendah janin, untuk
masuk PAP
 Bahu belakang diputar menjadi bahu depan sehingga secara spontan lahir
d. Manuver Schwartz Dixon
 Dilakukan persalinan tangan belakang sehingga volume bahu mengecil
 Selanjutnya persalina bahu dapat dilakukan
e. Manuver Zevanelli
 Kepala janin sudah berada diluar, dimasukkan kembali kedalam vagina
 Diikuti dengan persalinan seksio sesarea
 Bahaya besar karena akan terjadi ekstensi luka operasi di SBR dan menimbulkan
trauma jalan lahir lebih besar.
f. Teknik Kleidotomi
 Dilakukan pemotongan tulang klavikula bawah sehingga volume bahu mengecil dan
selanjutnya persalinan dapat berlangsung
 Bila diperlukan dapat dilakukan pemotongan tulang klavikula depan
g. Simfisiotomi
Untuk melebarkan jalan lahir sehingga bahu dapat lahir.
Komplikasi simfiotomi :
 Ketidaknyamanan yang berkepanjangan dan nyeri
 Ruptura vesika urinaria

Anda mungkin juga menyukai