Anda di halaman 1dari 4

REMAJA

1. Fase remaja awal dalam rentang usia 12–15 tahun,  


2. Fase remaja madya dalam rentang usia 15–18 tahun, 
3. Fase remaja akhir dalam rentang usia 18–21 tahun. 

Masa remaja awal (10-12 tahun)

1. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya


2. Tampak dan merasa ingin bebas
3. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan
mulai berpikir dan khayal (abstrak)

2)Masa remaja tengah (13-15 tahun)

1. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri


2. Adanya keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis
3. Timbul perasaan cinta yang mendalam
4. Mampu berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang Berkhayal mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan seksual

3)Masa remaja akhir (16-19 tahun)

1. Manampakkan pengungkapan kebebasan diri


2. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
4. Dapat mewujudkan persaan cinta
5. Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak

INFERTILE

1. Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu
tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat
kontrasepsi dalam bentuk apapun.
2.  Infertile sekunder
Berrti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini
belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3
kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
1. Pre-eklampsi Ringan
Ciri-cirinya:
1) Tekanan darah; idem.
2) Tanda lain; protein uri (+1).
2. PEB (Pre-Eklampsi Berat)
Cirri-cirinya:
1) Tekanan darah; tekanan diastolik >110 mmHg.
2) Tanda lain; protein uri (+2), oligouri, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium.
3. Eklampsia
Cirri-cirinya:
1) Tekanan darah; hipertensi.
2) Tanda lain; kejang.
4. Hipertensi Kronik (bukan karena kehamilan)
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1) Tekanan darah; hipertensi.
2) Tanda lain; kehamilan <20>
5. Superimposed Pre-eklampsia
Superimposed preeklampsia adalah gejala dan tanda-tanda hipertensi dan proteinuria yang
muncul setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya menderita hipertensi kronis
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1) Tekanan darah; hipertensi kronik.
2) Tanda lain; protein uri (+), tanda lain dari pre-eklampsia.
6. PEB dengan impending eclampsia dengan gejala-gejala impending di antaranya nyeri kepala,
mata kabur, mual dan muntah, nyeri epigastrium, dan nyeri abdomen kuadran kanan atas
ANTIHIPERTENSI

Hipertensi yang berasosiasi dengan eklampsia dapat dikontrol dengan adekuat dengan
menghentikan kejang. Antihipertensi digunakan bila tekanan diastolik >110 mmHg. untuk
mempertahankan tekanan diastolik pada kisaran 90-100 mmHg. Antihipertensi mempunyai 2
tujuan utama: (1) menurunkan angka kematian maternal dan kematian yang berhubungan dengan
kejang, stroke dan emboli paru dan (2) menurunkan angka kematian fetus dan kematian yang
disebabkan oleh IUGR, placental abruption dan infark

Antikonvulsan adalah obat yang digunakan untuk mengembalikan kestabilan


rangsangan sel saraf sehingga dapat mencegah atau mengatasi kejang.
Selain mengatasi kejang, antikonvulsan juga digunakan untuk meredakan
nyeri akibat gangguan saraf (neuropati) atau mengobati gangguan bipolar.

1. Hb 11 gr% : Tidak anemia


2. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4. Hb < 7 gr% : Anemia berat

Klasifikasi Derajat Anemia Menurut WHO yang dikutip dalam buku Handayani W, dan
Haribowo A S, (2008) :
1. Ringan sekali Hb 10,00 gr% -13,00 gr%
2. Ringan Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
3. Sedang Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
4. Berat Hb < 6,00 gr%

Gerakan bayi dalam kandungan yang kurang aktif atau tidak seperti biasanya

 Partial, di mana plasenta hanya menutupi sebagian bukaan serviks. Dalam


kondisi ini, ibu hamil masih dimungkinkan untuk melahirkan secara
normal.
 Low-lying, di mana plasenta berada pada posisi di tepi serviks. Ibu hamil
masih berpeluang melahirkan secara normal.
 Marginal, di mana plasenta menekan serviks tetapi tidak menutupinya.
Kelahiran normal biasanya masih dianggap aman.
 Major/complete, di mana plasenta menutupi serviks secara keseluruhan.
Operasi caesar biasanya menjadi pilihan terbaik, dan terkadang bayi
mungkin harus dilahirkan secara prematur.

Apabila tidak ditangani dengan cepat, perdarahan ini dapat menyebabkan suatu
komplikasi yang mengancam nyawa, yakni syok hipovolemik. Selain itu,
komplikasi lain yang dapat ditimbulkan akibat plasenta previa antara lain:
 Tromboemboli vena, biasanya disebabkan oleh durasi rawat inap yang
terlalu lama dan efek samping dari penggunaan obat antikoagulan (obat anti
pembekuan darah).

 Kelahiran prematur, biasanya terjadi pada ibu hamil dengan perdarahan


yang tidak kunjung berhenti. Dokter mungkin akan menganjurkan prosedur
caesar meski usia kandungan belum cukup.

 Asfiksia janin dalam kandungan.

 Cedera pada bayi saat lahir.

Perbedaan Plasenta previa dan Solusio plasenta dari Gejala Klinis # Plasenta Previa :
1. Terjadi perdarahan tanpa disertai rasa nyeri
2. Perdarahan dapat terjadi berulang
3. Perdarahan timbulnya perlahan-lahan
4. Darah yang keluar berwarna merah segar
5. Bisa terjadi anemia dan syok hipovolemik sesuai dengan keluarnya jumlah darah yang bisa kita
amati
6. Terjadi pada saat kehamilan
7. Rahim biasanya tidak berkontraksi
8. Rahim teraba biasa (tidak tegang)
9. Denyut jantung janin ada
10. Teraba jaringan plasenta pada pemeriksaan dalam vagina
11. Penurunan kepala masih belum masuk pintu atas panggul
12. Ada pengaruh dari presentasi janin yang mungkin abnormal.

Solusio Plasenta :
1. Terjadi perdarahan dengan disertai rasa nyeri
2. Perdarahan tidak terjadi berulang
3. Perdarahan timbulnya tiba-tiba
4. Darah yang keluar berwarna merah coklat
5. Bisa terjadi anemia dan syok hipovolemik meskipun keluarnya jumlah darah hanya
terlihat sedikit (pendarahan internal yang tak terlihat)
6. Terjadi saat kehamilan hingga menjelang kelahiran bayi
7. Rahim biasanya berkontraksi
8. Rahim teraba tegang
9. Denyut jantung janin biasanya tidak ada
10. Teraba ketuban pada pemeriksaan dalam vagina Penurunan kepala dapat masuk pintu atas
panggul Tidak berhubungan dengan presentasi janin
Sumber: 15 Perbedaan Plasenta Previa dan Solusio Plasenta – Mediskus

Atonia Uteri Pengertian Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana


Myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang
keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali.

inversio Uteri adalah salah satu komplikasi persalinan ketika bagian dari


dinding rahim bagian atas (fundus) terbalik ke arah bawah bahkan terkadang
sampai keluar menonjol sampai mulut rahim (serviks) dan ke dalam vagina.

Anda mungkin juga menyukai