Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME KULIAH UMUM

Disusun sebagai Tugas Semester 1 dalam Mata Kuliah Ilmu Pendidikan


Dosen Pengampu : Firmansyah M.Pd.

Disusun Oleh :

Labibah Salwa Kaltsum (20108244013)

Kelas 1C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Pembicara 1 : Dr. Suryanti, M.Pd

Tema A : Inovasi Pembelajaran untuk Jenjang Sekolah Dasar di Era New Normal

Pembicara 2 : Woro Sri Hastuti, M.Pd

Tema B : Kreativitas Guru di Era Pembelajaran New Normal

A. Inovasi Pembelajaran untuk Jenjang Sekolah Dasar di Era New Normal


Ditengah Pandemi Covid-19 dunia Pendidikan seakan terhenti. Penyelenggara
pendidikan mulai tingkat Paud sampai dengan Perguruan Tinggi menghentikan aktivitas
mereka untuk menghindari penularan Covid-19, karena aktivitas peserta didik di sekolah
cenderung berkerumun tidak memperhatikan phisycal distancing. Kegiatan proses
pembelajaran dilakukan melalui daring atau online, dengan maksud supaya peserta didik
menerima materi dari guru.
Kebijakan Pembelajaran di Zona Pandemi Covid-19 di zona merah dan oranye,
peserta didik melakukan pembelajaran dari rumah secara penuh (BDR/PJJ). Sedangkan di
zona kuning dan hijau pembelajaran tatap muka di sekolah diperbolehkan namun tidak
diwajibkan. Peserta didik memulai pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan secara
bertahap.
Untuk meringankan pembelajaran di masa COVID-19, dapat menggunakan
kurikulum darurat dan modul pembelajaran.

1. Kurikulum darurat

Kurikulum darurat diharapkan dapat mengurangi beban guru dalam melaksanakan


kurikulum nasional dan siswa dalam keterkaitannya dengan penentuan kenaikan kelas,
kelulusan, dan kurikulum darurat ini dapat disiapkan untuk jenjang dasar. Adapun
ketentuan kurikulum darurat sebagai berikut :

1. Kurikulum hanya dilakukan pada masa darurat


2. Penyusunan kurikulum darurat dapat dilakukan dengan modifikasi dan inovasi KTSP,
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
3. Modifikasi dan inovasi dalam bentuk struktur kurikulum, strategi pembelajaran,
beban belajar, dan lain lain
2. Modul pembelajaran

Modul pembelajaran di mana pembelajaran jarak jauh dominan daring dinilai sangat
sulit dilakukan, modul pembelajaran ini berisi panduan untuk guru, pendamping (orang
tua/wali), dan siswa.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ), yaitu proses pembelajaran yang siswanya terpisah dari
guru, menggunakan berbagai sumber belajar, memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi atau media lain. Pembelajaran jarak jauh diatur dalam Surat Edaran (SE)
Mendikbud No. 4 tahun 2020 disebut dengan Belajar dari Rumah yang disingkat BDR.
PJJ dapat dilakukan dengan:

1. Dalam Jaringan (daring)


a. Tatap muka virtual
b. Kelas maya / Learning Management System (LMS)
Daring dapat berlangsung secara:
a. Sinkronus (pembelajaran daring dalam waktu serentak), misal dengan zoom,
googlemeet, dll. Kekurangan: mahal, tidak efektif, dan melelahkan
b. Asinkronus (pembelajaran daring dalam waktu yang tidak serentak), misal
melalui youtube, google classroom, dll.
c. Gabungan, menggunakan flip learning/classroom
Pembelajaran Flip Learning:
Siswa mempelajari materi diluar sekolah / di rumah, melakukan diskusi saat
bertatap muka dengan guru, berlatih lebih lanjut sesuai hasil diskusi
2. Luar Jaringan (luring)
c. Bisa diAkses menggunakan televisi dan radio
d. Buku, lembar kerja, dan media cetak lainnya.
Platform yang dipakai guru dalam pembelajaran
a. Google Classroom
b. Zoom Meeting
c. WhatsApp Group
d. Youtube
e. Radio/TV
B. Kreativitas Guru di Era Pembelajaran New Normal
Perubahan kurikulum didasarkan pada apa yang dibutuhkan oleh peserta didik,
bagaimana cara mendapatkan ilmu. Tantangannya adalah melek teknologi, kreatif dan
menyenangkan, inovatif, pembelajarannya harus hots. Pembelajaran dalam era revolusi
industri 4.0 begitu mudahnya sumber belajar yang bisa diakses dengan mudah dan cepat,
jadi guru harus menjadi fasilitator. Guru yang kreatif akan cepat berinovasi dalam
pembelajaran.

Pada pendidikan di era 4.0 ini, keterampilan hidup sangat dibutuhkan yaitu:

1. Complex problem solving (kemampuan untuk memecahkan masalah).

2. Social skill (kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi, mentoring,


kepekaan dalam memberikan bantuan hingga emotional intelligence).
3. Process skill (kemampuan yang terdiri dari active listening, logical thinking, dan
monitoring self and the others).
4. System skill (kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan dengan
pertimbangan cost-benefit serta kemampuan untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem
dibuat dan dijalankan).
5. Cognitive abilities (kemampuan yang terdiri dari cognitive flexibility, creativity,
logical reasoning, problem sensitivity, mathematical reasoning, dan visualization).

Ada beberapa tantangan dan dampak pembelajaran era revolusi industri 4.0.
1. Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0 di kelas (SD)
a. Melek teknologi
b. Inovatif
c. Kreatif
d. Soal HOTS
2. Dampak Positif
a. Kemudahan dalam mengakses informasi yang terus berkembang tanpa batsan
ruang dan waktu
b. Kemudahan untuk berinovasi dan mengembangkan keterampilan dalam
pendidikan
c. Belajar menjadi lebih menyenangkan dengan banyak referensi dan inovasi
d. Belajar tidak harus bertemu di ruang kelas dengan pengembangan E-learning
3. Dampak Negatif
a. Tergantikannya fungsi guru sebagai sumber ilmu dan memungkinkan peserta
didik akan lebih suka diajar hanya menggunakan video tutorial tanpa
fasilitator/guru
b. Masalah keamanan data yang belum masih menjadi penghalang perkembangan
informasi
c. Berkurangnya sikap sosial antar peserta didik
d. Informasi yang tidak terkontrol dan bermunculan pengetahuan yang hoax
4. Solusi Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0
a. Mempersiapkan lulusan PGSD yang melek teknologi serta professional
dibidangnya
b. Merancang dan mengembangkan kurikulum yangs esuai era 4.0
c. Mengembangkan bakat anak dengan kemampuan menguasai digital
d. Memberi ruang untuk mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan mengasah
kemampuan peserta didik dalam mengembangkan ketrampilan hidup
5. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pemberian Rangsangan
b. Identifikasi Masalah
c. Pengumpulan Data
d. Pengolahan Data
e. Pembuktian
f. Menarik Kesimpulan

Pada abad 21 ini, terdapat beberapa trend pembelajaran pada jenjang SD yaitu,
pembelajaran yang menyenangkan, pembelajaran melibatkan fenomena yang terjadi
di sekitar peserta didik, serta aktivitas yang membuat peserta didik
ketagihan/kecanduan belajar.

Peningkatan program STEM dapat menciptakan individu yang mampu


memberikan solusi baru dan keputusan yang lebih baik. Pengalaman yang berpusat
pada desain, inovasi, teknik, dan teknologi meningkatkan kreativitas, daya cipta,
kecerdikan, dan kemampuan imajinasi.
STEM merupakan singkatan dari :

1. Science ( discover and describe) : pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu
(hidup).
2. Technology (invent and innovate) : peningkatan kesejahteraan hidup.
3. Engineering (control, modify, or design materials, processes, and system) : rekayasa
4. Mathematics (symbolic language for representing reality) : menyatakan segala
sesuatu yang ada di dunia menggunakan lambang bilangan.

STEM Skills

a. Analytical Skills (Meneliti topik, mengembangkan proyek dan garis waktu, serta
menarik kesimpulan)
b. Science Skills (Memecahkan sistem ilmiah yang kompleks menjadi bagian-bagian
lebih kecil, mengenali hubunga sebab dan akibat, dan membela pendapat
menggunakan fakta)
c. Mathemtic Skills (Perhitungan dan pengukuran)
d. Attention to detail (Mengikuti arahan teknis, mencatat data secara akurat, formatif,
dan sumatif)

Metode Simulasi membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang abstrak.


Selain dalam bentuk simulasi digital, proses belajar-mengajar juga dapat menggunakan
suatu paket perangkat / kit yang menggunakan peralatan yang sebenarnya, seperti : Kit
Elektronika, Kit Sensor, Kit Robot, dan sebagainya. Sehingga siswa dapat memperoleh
sebuah bentuk yang komprehensif bagaimana menerapkan apa yang dipelajari dalam
kehidupan yang sebenarnya.
Pendidikan berbasis STEM dapat membangun generasi yang mampu menghadapi
abad 21 yang penuh tantangan.

Anda mungkin juga menyukai